Anda di halaman 1dari 15

BAB III

IMPLEMENTASI

Reward System dan Pengembangannya : Kompensasi dan Remunerasi

Di RSIA Fauziah

Pola hubungan antara Pengusaha dengan Tenaga Kerja sebagai suatu kesatuan, perlu diwujudkan
dan ditegaskan dalam peraturan-peraturan. Peraturan-Peraturan tersebut tentunya harus sesuai
dengan pola hubungan industrial yang berlaku dan diakui oleh Pemerintah. Untuk mewujudkan
hal tersebut dan sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka disusunlah Peraturan Perusahaan ini. Dimana Peraturan Perusahaan ini
diperuntukan untuk PT Nur Fauziah Risqi yang Dengan alamat jalan dr. Sutomo no 47
Tulungagung

Peraturan Perusahaan ini diharapkan dapat menjadi petunjuk operasional, baik bagi pihak
perusahaan maupun pihak karyawan dalam menjalankan fungsinya masing-masing dengan
memperhatikan segala hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. Peraturan Perusahaan ini juga
dimaksudkan untuk menjadi pegangan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang sekiranya
timbul dalam proses hubungan kerja di antara ke dua belah pihak dan diharapkan dapat menjadi
sarana untuk memajukan perusahaan dan kesejahteraan karyawannya.

Berikut Kutipan dari PP (peraturan perusahaan) yang menyangkut reward system dan
pengembangannya : kompensasi dan remunerasi di RSIA Fauziah berdasarkan peraruran
pemerintah

BAB I

UMUM

PASAL 1

ISTILAH – ISTILAH

1. Perusahaan : Ialah PT. Nur Fauziah Rizqi.


2. Direksi : Ialah Direksi PT. Nur Fauziah Rizqi atau orang yang
ditunjuk mewakilinya.
3. Karyawan Baru : Ialah karyawan yang masa kerjanya belum melewati masa
percobaan Paling lama 3 (tiga) bulan, dengan
pemberitahuan secara tertulis.
4. Karyawan Tetap : Ialah orang yang diterima berkerja untuk jangka waktu
tidak tertentu, telah menandatangani perjanjian kerja dan
telah melewati masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan
serta menerima upah bulanan.
5. Keluarga Karyawan : Ialah seorang Istri / Suami dan Anak-anak dari karyawan
berdasarkan hukum yang berlaku menjadi tanggungan
karyawan tersebut serta terdaftar dalam administrasi
perusahaan.
6. Istri / Suami : Ialah seorang Istri / Suami yang sah dari karyawan yang
terdaftar dalam administrasi perusahaan.
7. Anak Karyawan : Ialah semua anak karyawan (maksimal 3 orang) menjadi
tanggungannya dari seorang istri yang sah sebagaimana
terdaftar dalam administrasi perusahaan, dengan ketentuan
belum menikah, dibawah usia 21 tahun atau masih sekolah
dan tidak berpenghasilan berusia maximal 23 tahun.
8. Ahli Waris : Ialah keluarga atau orang lain yang ditunjuk oleh karyawan
untuk menerima pembayaran dalam hal kematian, bila tidak
ada ahli warisnya maka pembayaran dilaksanakan menurut
hukum yang berlaku
9. Hari Libur : Ialah hari dimana kegiatan dan pekerjaan tidak dilakukan
sesuai dengan ketetapan pengusaha dengan sepengetahuan
karyawan kecuali bagi karyawan tertentu yang ditunjuk.
10. Hari Libur Resmi : Ialah hari libur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan
Pengusaha akan meliburkan karyawan dengan upah penuh.
11. Hari Libur dengan Izin : Ialah hari libur yang diberikan oleh Pengusaha kepada
Khusus karyawan sehubungan dengan karyawan tersebut mendapat
panggilan dari instansi Pemerintah dan penilaian absensi
libur semacam ini diperlakukan sebagai hadir.
12. Hari Kerja : Ialah hari yang memuat jam kerja ditentukan oleh
pengusaha.
13. Waktu Kerja Lembur : Adalah Waktu Kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari
dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam
sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja
pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi
yang ditetapkan Pemerintah.

14. Kerja Shift : Adalah Waktu Kerja yang diatur oleh Perusahaan secara
bergantian sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dilakukan
oleh karyawan.
15. Karyawan Shift : Adalah Karyawan yang melakukan pekerjaannya sesuai
dengan waktu yang ditentukan oleh Perusahaan
berdasarkan tempat dan kondisi pekerjaan
16. Promosi : Ialah kenaikan pangkat / jabatan yang lebih tinggi
berdasarkan restrukturisasi perusahaan diikuti dengan
penyesuaian tunjangan dan fasilitas sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
17. Demosi : Ialah penurunan pangkat / jabatan yang lebih rendah
berdasarkan restrukturisasi perusahaan diikuti dengan
penyesuaian tunjangan dan fasilitas sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
18. Mutasi : Adalah perpindahan karyawan dari jabatan sebelumnya ke
jabatan lainnya yang setingkat berdasarkan restrukturisasi
perusahaan diikuti dengan penyesuaian tunjangan dan
fasilitas sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

BAB IV
HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR

PASAL 6

HARI KERJA

1. Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku hari kerja biasa di
perusahaan adalah hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
2. Jam kerja di perusahaan adalah 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, dengan ketentuan
bahwa apabila perusahaan memerlukan lembur, pekerja bersedia untuk melaksanakan
waktu kerja tersebut dengan seijin Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Tulungagung.
3. Waktu kerja di perusahaan dibagi 3 shif untuk perawat dan bidan diatur sebagai berikut :
 Shif pagi : 07.00 – 14.00
 Shif siang : 14.00 – 21.00
 Shif malam : 21.00 – 07.00

PASAL 7
JAM KERJA

1. Jam kerja yang berlaku diperusahaan ditetapkan berdasarkan urgensi / kepentingan dari tiap
departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Setiap karyawan yang ditentukan untuk bekerja pada dinas shift, wajib mentaati dengan penuh
tanggung jawab dan pelaksanaannya dengan mengindahkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.

PASAL 12

ABSEN DENGAN UPAH PENUH

Seorang karyawan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaannya dengan mendapat upah penuh,
asalkan karyawan tersebut dapat menunjukan surat keterangan yang syah, dalam hal yang disebut
dibawah ini :

1. Pernikahan Karyawan sendiri : 5 hari kerja


2. Istri Karyawan melahirkan/ keguguran : 3 hari kerja
3. Ayah/ Ibu / Istri / Suami / Anak Meninggal : 5 hari kerja
4. Pernikahan / Khitanan Anak Karyawan : 2 hari kerja
5. Menjaga Istri / Suami / Anak yang sakit Keras : 2 hari kerja

Dirumah sakit atas anjuran dokter


6. Mertua Karyawan meninggal : 2 hari kerja
7. Mendapat panggilan dari instansi pemerintah Sesuai dengan jumlah panggilan
8. Dan hal lain sesuai Undang – Undang JO PP no 36 th 2021

Sebelum meninggalkan pekerjaan, karyawan harus terlebih dahulu mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Atasannya & Manager HRD dan melaporkannya kembali apabila sudah selesai, kecuali
dalam keadaan yang sangat mendesak.

Izin – izin tersebut dalam ayat 1 diatas harus diurus sebelumnya ( Kecuali yang bersifat mendadak ) , dan
tidak diperkenankannya untuk mengambil pada hari sesudah kejadian.

PASAL 13

ABSEN TANPA MENDAPAT UPAH

1. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa izin dari perusahaan, dianggap mangkir dan tidak mendapat
upah.

2. Karyawan yang sakit harus mengajukan bukti surat keterangan Dokter Umum atau Dokter Rumah
Sakit bila surat keterangan sakit tidak sah maka dianggap mangkir.

3. Bila Karyawan tidak masuk kerja tanpa izin selama 5 ( lima ) Hari kerja berturut – turut tanpa
keterangan tertulis dan dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil pihak perusahaan sebanyak
2 kali secara patut, maka karyawan tersebut dapat diproses Pemutusan Hubungan kerjanya sesuai
peraturan perusahaan yang berlaku.

BAB VI
PENGUPAHAN
PASAL 14
UPAH
1. Yang dimaksud dengan upah adalah setiap pembayaran dalam bentuk uang atau barang yang dinilai
dengan uang kepada karyawan atas pekerjaannya.
2. Penetapan Upah pada dasarnya ditetapkan menurut :

 Jabatan yang di pegang


 Jenis dan sifat pekerjaan
 Keahlian / Kecakapan, prestasi dan konduite
 Pengalaman kerja, masa kerja

3. Pembayaran upah dilakukan satu kali dalam satu bulan selambat – lambatnya pada akhir bulan untuk
karyawan bulanan, yang hari dan tanggalnya akan diatur tersendiri oleh pengusaha (Akhir bulan
pembayaran ).

4. Upah terendah tidak kurang dari upah minimum yang ditetapkan pemeritah.

5. Pajak Penghasilan atas upah besarnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah, menjadi tanggungan
karyawan ( Penerima Upah )

6. Upah lembur diperhitungkan sesuai dengan ketentuan Peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 15

PENYESUAIAN UPAH

1. Penyesuaian upah berkala

 Penyesuaian upah berkala diberikan kepada karyawan tetap yang telah memiliki masa
kerja satu tahun atau lebih, dimana penyesuaian berkala ini dilakukan setiap tahun pada
triwulan pertama dan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari.
 Penyelenggaraan penyesuaian upah berkala ditetapkan oleh pengusaha dan akan
disesuaikan dengan keadaan keuangan Perusahaan.
 Penyelenggaraan upah berkala disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dengan
berpedoman pada indeks harga konsumen (IHK) yang dikeluarkan oleh Biro Pusat
Statistik (BPS).

2 . Penyesuaian Upah Khusus,

Penyesuaian upah khusus diadakan oleh pengusaha dalam Hal–Hal sebagai berikut :

 Kenaikan Jabatan / Pangkat


 Jika terdapat kekeliruan tentang penetapan upah terhadap karyawan tertentu.
 Perubahan gaji pertama yang diberikan kepada karyawan baru setelah masa percobaan
kecuali ada perjanjian khusus.

PASAL 16

UPAH SELAMA SAKIT

1. Karyawan yang tidak masuk karena sakit dengan keterangan resmi dari dokter tetap mendapat upah.

2. Karyawan yang menderita sakit pada waktu jam – jam kerja di hari kerja terpaksa pulang /
meninggalkan pekerjaan atas izin resmi dari kepala bagiannya, akan menerima upah penuh untuk hari itu
tanpa memerlukan surat keterangan dokter.

3. Sesuai dengan Undang – Undang No. 13 tahun 2003, karyawan yang dinyatakan oleh dokter
perusahaan menjalani sakit panjang selama 12 (dua belas) bulan berturut – turut akan menerima upah
terhitung mulai saat karyawan yang tersebut dinyatakan sakit panjang sebagai berikut :

 4 ( Empat ) bulan pertama upah dibayarkan 100% dari upah sebulan.


 4 ( Empat ) bulan Kedua upah dibayarkan 75% dari upah sebulan.
 4 ( Empat ) bulan ketiga upah dibayarkan 50%dari upah sebulan
 Bulan selanjutnya 25%dari upah sebulan
1. Selewatnya 12 ( dua belas ) bulan berturut – turut seperti pada ayat 3 Pengusaha dapat
mengambil kebijaksanaan untuk mengadakan Pemutusan Hubungan Kerja dengan
memberikan hak – haknya yang besarnya sesuai dengan Pasal 41 PP no 36 th 2021.

PASAL 17

UPAH SELAMA SKORSING

1. Karyawan yang dikenakan skorsing karena ia ditahan sementara oleh instansi pemerintah atas tuduhan
pengusaha, upahnya akan dibayarkan 100 %.
2. Karyawan yang ditahan oleh instansi pemerintah bukan atas tuduhan pengusaha, maka pengusaha tidak
wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi
tanggungannya sesuai pasal 53 PP No 35 th 2021.

3. Bilamana oleh pengadilan dinyatakan karyawan tidak bersalah, perusahaan tidak diwajibkan membayar
kekurangan upah.

4. Apabila pengadilan menjatuhkan hukuman kurungan, perusahaan akan memutuskan hubungan kerja
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Sistem Remunerasi

Untuk penerapannya di RSIA Fauziah Tulungagung berupa tunjangan yang di berikan tetap atas dasar
gaji.

BAB VII

TUNJANGAN – TUNJANGAN

PASAL 18

TUNJANGAN MAKAN

1. Perusahaan memberikan tunjangan makan bagi karyawan yang masuk kerja, sesuai dengan tingkat
jabatannya.

2. Besarnya uang makan ditentukan sesuai keputusan perusahaan.

3. Pajak penghasilan /PPh. 21 atas tunjangan uang makan menjadi tanggungan karyawan.

PASAL 19

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN

1. Perusahaan akan memberikan tunjangan Hari Raya kepada karyawan selambat – lambatnya 2 ( dua )
minggu sebelum hari raya ( Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan maupun bukan Islam ). Jumlah
tunjangan Hari Raya Keagamaan yang diberikan kepada setiap karyawan adalah ketentuan sebagai
berikut :

a. Karyawan yang berdinas 3 ( tiga ) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 ( dua belas ) bulan,
proporsional dengan masa kerjanya, dengan perhitungan :

b. Jumlah kerja ( bulan )


----------------------------- X 1 (satu) bulan gaji/ upah
12
c. Karyawan yang sudah berdinas 1 ( satu ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 2 (dua ) tahun mendapat 1
( satu ) bulan gaji/ upah.
d. Karyawan yang sudah berdinas 2 ( dua ) tahun atau lebih mendapat 2 ( dua ) bulan gaji/ upah, yaitu
Jumlah maksimal.

e. Tunjangan Hari Raya tidak diberikan kepada karyawan yang berhenti bekerja lebih dari 1 bulan
sebelum Hari Raya Keagamaan.

f. Tunjangan Hari Raya diberikan hanya 1 (satu ) kali dalam 1 tahun.

g. Pajak Penghasilan / PPH 21 atas THR menjadi tanggung jawab karyawan.

2. Untuk menghitung masa kerja dalam hal pemberian tunjangan hari raya adalah sebagai berikut :

Sejak tanggal mulai bekerja sampai dengan hari raya Idul Fitri, bagi yang beragama Islam

PASAL 20

TUNJANGAN PERNIKAHAN

1. Perusahaan memberikan tunjangan pernikahan kepada karyawan sendiri yang telah berdinas lebih dari
1 (satu) tahun, apabila karyawan yang akan melangsungkan pernikahan yang pertama dapat menunjukan
Surat keterangan yang sah ( Buku Nikah ) dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Karyawan yang berdinas 1 ( satu ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua ) tahun
mendapat Rp. 400.000,-
b) Karyawan yang berdinas 2 ( dua ) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 ( tiga ) tahun
mendapat Rp. 500.000,-
c) Karyawan yang berdinas 3 ( tiga ) tahun atau lebih mendapat Rp. 600.000,- yaitu jumlah
maksimal.

2.Pajak Penghasilan atas tunjangan pernikahan menjadi tanggungan karyawan.

PASAL 21

TUNJANGAN KEMATIAN

1. Apabila anggota keluarga ( Istri / Suami / ayah / ibu / anak yang sah ) meninggal dunia , pengusaha
akan memberikan tunjangan kematian sebagai sumbangan dukacita sebesar Rp. 600.000,- ( Enam ratus
ribu rupiah )

2. Tunjangan kematian tersebut diatas diberikan bagi karyawan yang telah melewati masa percobaan dan
dapat memperlihatkan akte kematian yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.
3. Pajak penghasilan atas tunjangan kematian menjadi tanggungan karyawan.

PASAL 22

TUNJANGAN KESEHATAN

Bagiseluruh karyawan dan karyawan yang telah menjalani masa percobaan dengan baik ( selepas 3 bulan
pertama ) perusahaan akan meyertakan dalam dana kesehatan yang diselenggarakan oleh perusahaan yaitu
diikutsertakan dalam BPJS Kesehatan.

PASAL 23

PERAWATAN / PENGOBATAN YANG TIDAK DITANGGUNG PERUSAHAAN

1. Mengejar kesenangan pribadi diluar hari / jam kerja melakukan olah raga yang bersifat kasar dan
berbahaya, penyakit akibat perbuatan asusila seperti penyakit kelamin, akibat menggunakan narkotika
atau minuman keras

2. Usaha / percobaan bunuh diri atau melakukan tindakan melawan hukum.

3. Pengguguran kandungan ( Abortus ) bukan atas nasehat dokter perusahaan.

4. Pelanggaran atas peraturan kesehatan dan keselamatan kerja

5. Menolak atau tidak mentaati petunjuk dokter perusahaan dan ketentuan – ketentuan lain yang diatur
diluar ayat ini.

6. Biaya pembuatan gigi palsu, alat pembantu dan sebagainya yang bukan dikarenakan kecelakaan kerja.

7. Hal – hal yang diatur dalam petunjuk penggantian biaya pengobatan karyawan.

PASAL 24

TUNJANGAN PERJALANAN DINAS

1. Bagi karyawan yang dinas keluar kota atas perintah pengusaha, maka diberikan tunjangan dinas sesuai
dengan keputusan Perusahaan.

2. Perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan dalam rangka tugas.

3. Karyawan yang hendak mengajukan perjalanan dinas harus mengajukan proposal pengajuan perjalanan
dinas beserta anggarannya yang telah disetujui oleh pihak direksi, kecuali telah diberikan izin khusus dari
pihak direksi.

4. Kecuali Direksi, seluruh karyawan harus menyertakan laporan hasil perjalanan.


5. Setelah perjalanan dinas dilakukan, karyawan wajib membuat laporan perjalanan dinas yang disertai
nota pembayaran dari semua pengeluaran.

6. Segala bentuk pengeluaran harus disertai nota pembayaran yang berlaku, kecuali untuk beberapa item
pengeluaran yang bisa tidak menggunakan nota pembayaran tersebut.

7. Segala bentuk pembelanjaan yang berhubungan dengan biaya entertain selama perjalanan dinas
dilakukan dan diatur secara terpisah.

8. Jika dipandang tidak relevan, perusahaan tidak akan mengganti item pembelanjaan yang dimaksud
dalam perjalanan tersebut diatas.

PASAL 25

KETENTUAN PENGAMBILAN TUNJANGAN.

Semua tunjangan tersebut diatas akan ditransfer bersamaan dengan gaji bulanan.

PASAL 26

PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP TUNJANGAN DAN FASILITAS

Apabila di kemudian hari terdapat beberapa keadaan yang sudah tidak sesuai lagi, maka pemberian
tunjangan dan fasilitas akan ditinjau kembali oleh pengusaha untuk disesuaikan dengan kenyataan yang
ada.

PASAL 28

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan mendesak yang dilaksanakan
sesuai peraturan yang berlaku bagi karyawan yang melakukan perbuatan – perbuatan dibawah ini sbb :

a) Penipuan ,Pencurian dan Pengelapan barang / uang milik pengusaha atau milik teman
sekerja atau milik tuan teman pengusaha.
b) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan atau
kepentingan Negara.
c) Meminum minuman keras yang memabokan, madat, memakai obat bius atau menyalah
gunakan obat-obat terlarang, atau obat-obatan perangsang lainnya di tempat kerja yang
dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
d) Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja.
e) Melakukan tindak kejahatan misalnya menyerang mengintimidasi atau menipu pengusaha
atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan
f) Menganiaya mengancam secara phisik atau mental, menghina secara kasar pengusaha
atau keluarga pengusaha atau teman sekerja. Membujuk pengusaha atau teman sekerja
untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum serta peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan ceroboh atau sengaja merugikan atau membiarkan
diri teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
g) Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik
pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan Negara.
h) Menyalah gunakan wewenang yang diberikan perusahaan yang mengakibatkan kerugian
bagi Perusahaan.
i) Melakukan tindakan lain dalam lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5 tahun
atau lebih.

2. Berpedoman pada PP No 35 th 2021, terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran


seperti tersebut dibawah ini . Perusahaan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja setelah melalui
penerbitan surat peringatan I, II dan III, tetapi tetap tidak mengindahkan :

a) Menolak perintah yang layak dari atasnya , termasuk hal promosi /mutasi dan sering
absen.
b) Tidak Masuk kerja tanpa alasan yang sah dan tanpa pemberitahuan kepada atasan
ataupun pimpinan perusahaan selama 8 ( delapan ) hari kerja tidak perlu berturut – turut
dalam sebulan, Sebab hal tersebut telah mengganggu dan menghambat kelancaran
jalannya perusahaan.
c) Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan demikian
sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya .
d) Tidak cakap, tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan walaupun sudah
dicoba dibidang tugas yang ada.

3. Dalam hal – hal mengenai pelanggaran Tata tertib diatas, Perusahaan mempunyai hak untuk melakukan
pemberhentian sementara ( schorsing) sebelum dilakukannya pemutusan Hubungan Kerja, selama dalam
schorsing upah dibayar sebesar 100 %.

4. Dalam hal hubungan kerja berakhir karena karyawan meninggal dunia, maka sesuai dengan ketentuan
PP no 35 th 2021 pasal 57, pengusaha wajib memberikan uang pesangon sebesar 2 (dua) kali pasal 40
ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali pasal 40 ayat (3) dan uang penggantian hak
sesuai pasal 40 ayat (4) kepada ahli warisnya.

5. Apabila karyawan telah memasuki usia pensiun normal atau karena pertimbangan/kebijakan
perusahaan yang menetapkan karyawan pensiun dipercepat, maka pengusaha wajib memberikan kepada
karyawan uang pesangon sebesar 1.75 (satu koma tujuh puluh lima) kali pasal 40 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali pasal 40 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai pasal 40
ayat (4).

Pembayaran pajak penghasilan/ PPH 21 sebagai kompensasi PHK ini menjadi tanggungan karyawan.
7. Pemutusan hubungan kerja dengan karyawan dilakukan dengan memperhatikan masa peralihan dan
serta terima jabatan dan melalui prosedur UU. No. 13 tahun 2003 dan atau Keputusan / Peraturan
Perubahannya yang berlaku.

PASAL 29

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ATAS KEHENDAK KARYAWAN SENDIRI

1. Dengan memperhatikan masalah peralihan pekerja dan lain-lain, bagi karyawan yang ingin
mengundurkan diri dari Perusahaan, harus memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis kepada atasan
langsung dengan tembusan kepada Manager HRD, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri.

2. Karyawan yang mengajukan pengunduran diri, diwajibkan melakukan pekerjaan sebagimana biasa
sampai hari terakhir sesuai dengan isi surat pemberitahuannya.

3. Apabila karyawan yang mengundurkan diri telah menempuh prosedur diatas, Pengusaha berkewajiban
memberikan Surat Keterangan Bekerja kepada karyawan yang bersangkutan.

4. Pengusaha tidak berkewajiban memberi uang pesangon bagi karyawan yang mengundurkan diri,
namun perusahaan memberikan uang penggantian hak dan uang pisah, besarnya uang pisah bagi
karyawan yang mempunyai masa kerja 3 ( Tiga ) tahun atau lebih yang besarnya sebagai berikut :

Masa kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun 1,5 bulan upah
Masa kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun 2 bulan upah
Masa kerja 9 tahun atau lebih 2,5 bulan upah

5. Dalam hal karyawan tidak masuk kerja dalam waktu sedikit-dikitnya 5 (lima) hari kerja berturut-turut
tanpa keterangan secara tertulis dengan bukti yang sah dan telah dipanggil 2 kali secara patut dan tertulis,
sehingga di PHK karena dikualifikasikan mengundurkan diri (pasal 51 pp no 35 th 2021 tentang
Ketenagakerjaan), mendapatkan uang penggantian hak dan uang pisah yang besarnya sebagai berikut :

Masa kerja 3 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 tahun 0,5 bulan upah
Masa kerja 6 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 tahun 0,75 bulan upah
Masa kerja 9 tahun atau lebih 1 bulan upah

PASAL 30

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA KONDISI OPERASIONAL PERUSAHAAN


1. Apabila Pemutusan Hubungan Kerja terpaksa dilakukan karena dikuranginya atau diberhentikannya
kegiatan operasional Perusahaan atau berhubungan dengan kondisi Perusahaan tertentu, maka Perusahaan
berwajiban memberi uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak
berpedoman peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu PP no 35 th 2021.

2. Jika pada saat terjadi musibah yang melanda perusahaan seperti kebakaran atau musibah lainnya
macam bencana alam lainnya yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi lagi dalam waktu
selambat-lambatnya 6 bulan, maka perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja kepada
karyawan dengan kompensasi yaitu pesangon sebesar 1 X pasal 40 ayat (2), uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 X pasal 40 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar pasal 40 ayat (4).

3. Pembayaran pajak penghasilan/ PPH 21 sebagai kompensasi PHK ini menjadi tanggungan karyawan.

PASAL 31

UANG PESANGON , UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG

PENGGANTIAN HAK

Ketetapan pemberian uang pesangon dan Uang Penghargaan masa Kerja dan uang penggantian hak
Berpedoman pada ketentuan Pasal 40 PP no 35 th 2021 tentang ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

1. Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :

Masa kerja kurang dari 1 tahun 1 bulan upah

Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang adari 2 tahun 2 bulan upah

Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun 3 bulan upah

Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun 4 bulan upah

Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun 5 bulan upah

Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan upah

Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun 7 bulan upah

Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun 8 bulan upah

Masa kerja 8 tahun atau 9 bulan upah

2. Besarnya uang jasa ditetapkan sebagai berikut :

Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang 6 tahun 2 bulan upah

Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang 9 tahun 3 bulan upah
Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang 12 tahun 4 bulan upah

Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang 15 tahun 5 bulan upah

Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang 18 tahun 6 bulan upah

Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang 21 tahun 7 bulan upah

Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang 24 tahun 8 bulan upah

Masa kerja 24 tahun atau lebih 10 bulan upah

3.Besarnya uang penggantian hak sesuai dengan Pasal 40 PP no 35 th 2021

4. Pajak Penghasilan atas uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan atau kerugian
menjadi tangungan karyawan ( Penerima uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan atau
ganti kerugian ).

Untungan pengembangan dan perubahannya RSIA Fauziah menyesuaikan denga Peraturan perundang
undangan dinas tenaga kerja yang belaku.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari PP (peraturan prusahaan ) di RSIA Fauziah untuk sistem kompensasi :

 Berdasarkan system waktu


yaitu tertuang dalam BAB IV HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR dan terinci pada PASAL
6 mengenai HARI KERJA dan PASAL 7 mengenai JAM KERJA

 Sistim kompensasi
Konpensasi Finansial secara langsung yang di bayarkan setiap bulan oleh
perusahaanTertuang dalam BAB VI P E N G U P A H A N
Terperinci dalam pasal
 PASAL 14 UPAH
 PASAL 15 PENYESUAIAN UPAH
 PASAL 16 UPAH SELAMA SAKIT
 PASAL 17 UPAH SELAMA SKORSING
 PENGHARGAAN
Terhadap Perilaku yang Diinginkan Program kompensasi dapat juga dalam bentuk
penghargaan terhadap pola perilaku yang diperlihatkan oleh karyawan, sesuai
dengan yang diinginkan oleh perusahaan.tertuang dalam pasal PASAL 31UANG
PESANGON , UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG
PENGGANTIAN HAK

 Sistem Remunerasi
Untuk penerapannya di RSIA Fauziah Tulungagung berupa tunjangan yang di berikan
tetap atas dasar gaji BAB VII TUNJANGAN – TUNJANGAN
 PASAL 18 TUNJANGAN MAKAN
 PASAL 19 TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
 PASAL 20 TUNJANGAN PERNIKAHAN
 PASAL 21 TUNJANGAN KEMATIAN
 PASAL 22 TUNJANGAN KESEHATAN
 PASAL 23 PERAWATAN / PENGOBATAN YANG TIDAK
DITANGGUNG PERUSAHAAN
 PASAL 24 TUNJANGAN PERJALANAN DINAS
 PASAL 25 KETENTUAN PENGAMBILAN TUNJANGAN
 PASAL 26 PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP TUNJANGAN DAN
FASILITAS

Anda mungkin juga menyukai