Anda di halaman 1dari 39

TAHAPAN & STRATEGI

PERUNDINGAN PKB
DALAM HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Disampaikan pada acara :
BIMTEK PEMBUATAN PKB
DASAR HUKUM

3
PENGERTIAN PKB

Perjanjian yang merupakan hasil perundingan


antara Serikat Pekerja atau beberapa Serikat
Pekerja yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan,
dengan pengusaha atau beberapa pengusaha
atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua
belah pihak.
*UU No.13/2003 pasal 1 No.21

4
YANG PERLU DIATUR DALAM PKB

HAL-HAL YANG BELUM DIATUR


SECARA JELAS DALAM PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

 Hak dan Kewajiban pihak


Pengusaha dan SP/SB

 Syarat-syarat dan
Perlindungan/Kondisi Kerja

4
FUNGSI PKB

Sebagai alat Memberi


kontrol dan petunjuk
alat ukur terhadap
terhadap mekanisme
pelaksanaan Mengantisipas penyelesaian
hubungan i perselisihan
industrial permasalahan hubungan
di kemudian industrial
Mengatur Memberikan
hubungan kerja, hari kepastian
hak dan hukum dalam
kewajiban kedua sebuah bentuk
belah pihak hubungan
secara tegas dan kerja
jelas
6
TUJUAN

Mempertegas dan memperjelas hak-hak dan


kewajiban Pekerja dan Pengusaha

Memperteguh dan menciptakan hubungan


industrial yang harmonis dalam perusahaan

Menetapkan secara bersama syarat-syarat


kerja, keadaan industrial yang harmonis dan
atau hubungan ketenagakerjaan yang belum
diatur dalam peraturan perundangan

7
 Baik pekerja maupun pengusaha lebih
memahami tentang hak dan kewajiban
masing-masing.
 Mengurangi timbulnya perselisihan
hubungan industrial atau hubungan
ketenagakerjaan sehingga dapat menjamin
kelancaran proses produksi dan peningkatan
usaha.
 Menciptakan ketenangan kerja dan
mendorong semangat kegiatan bekerja yang
lebih tekun dan rajin.
 Pengusaha dapat menganggarkan biaya
tenaga kerja (labour cost) yang perlu MANFAAT
dicadangkan atau disesuaikan dengan masa
berlakunya PKB
ALUR PERUNDINGAN BERSAMA

Mengumpulkan data masalah kita


PERSIAPAN Menetapkan Tata Tertib Perundingan PKB
Menentukan tim negosiasi

Mempersiapkan menyajikan skenario alternatif solusi


TAHAPAN terhadap masalah kita dalam setiap pertemuan
perundingan PKB

KESIMPULAN Penandatangan final perjanjian dengan pengusaha

9
SYARAT MEMBUAT
PKB
1. Dibuat dan diajukan oleh salah satu atau masing
masing pihak.
2. Perusahaan harus berbadan hukum.
3. SP/SB yg berhak membuat PKB, adalah SP/SB
yang sudah tercatat pada Instansi yang
bertanggung jawab dibidang Ketenagakerjaan
dan mempunyai anggota 50% lebih, atau
mendapat dukungan dari 50% lebih dari seluruh
pekerja (apabila hanya terdapat 1 (satu) SP/SB
di perusahaan tsb).

9
Lanjutan

4. Apabila di perusahaan terdapat lebih dari 1


(satu) SP/SB, perundingan PKB dilakukan oleh
gabungan maksimal 3 (tiga) SP/SB yang ada di
perusahaan tsb yang mempunyai anggota
sekurang-kurangnya 10% dan jumlah anggota
teamnya dibentuk secara proporsinal.
5. Dimusyawarahkan dan dimufakati oleh para
pihak.
6. PKB harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bisa diterjemahkan oleh penterjemah yg sudah
disumpah.

10
TAHAPAN PEMBUATAN
PKB
OLEH SP/SB
1. Pengurus SP/SB mengumpulkan usulan dan
masukan dari anggota untuk dijadikan Bahan
Perundingan.
2. Pengurus SP/SB membentuk Team Perunding.
3. Team Perunding mengolah dan merumuskan
masukan dari anggota.
4. Team Perunding membuat/menyusun draf PKB.

11
Lanjutan

5. Pengurus SP/SB mengajukan surat kepada


pimpinan perusahaan untuk mengadakan
perundingan PKB.
6. Team perunding membahas dan membuat tata
tertib perundingan dengan pihak team perunding
perusahaan.
7. Team perunding melakukan perundingan PKB.

12
MASA BERLAKUNYA PKB
1. Berlaku hanya 2 (dua) tahun
2. Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
atas Kesepakatan tertulis dari para pihak
3. Perundingan pembaharuan dimulai 3 (tiga) bulan
sebelum berakhir
4. Apabila dalam perundingan pembaharuan PKB
tidak tecapai kesepakatan, PKB tetap berlaku
paling lama 1 (satu) tahun
5. Dalam hal pembaharuan PKB, maka masa
berlaku PKB berlaku sejak PKB lama berakhir
6. Dalam hal terjadi perubahan/penambahan isi
PKB, maka isi PKB tersebut berlaku sesuai masa
berlakunya PKB.
7. Isi PKB dapat dalakukan perubahan atas
kesepakatan para pihak 13
PENDAFTARAN PKB

1. PKB yang sudah ditandatangani wajib didaftarkan oleh


pengusaha pada instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota (apabila
perusahaan hanya dalam 1(satu) wilayah tsb)
2. Didaftarkan pada Instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan di Provinsi (apabila
perusahaan terdapat pada lebih dari satu
Kabupaten/kota dalam 1 (satu) Provinsi)
3. Didaftarkan di Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jamsos (apabila perusahaan terdapat pada lebih
dari 1 (satu) Provinsi)
14
Lanjutan

4. PKB yang sudah didaftarkan diteliti oleh pejabat


seperti tersebut di atas dalam waktu paling
lama 4 (empat) hari sejak diterima.
5. PKB yang sudah diteliti harus diberikan surat
keputusan Pendaftaran, dan apabila ada isi
PKB yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan harus membuat catatan
dalam surat keputusan tersebut.

15
PROSES PEMBUATAN PKB OLEH
SP/SB
PERSIAPAN
1.Pengurus SP/SP membentuk Tim (Panitia)
perumus
2.Tim perumus mengumpulkan bahan/materi yang
akan dirundingkan dari lapangan/anggota
3.Masukan dari anggota dibahas oleh tim bersama
pengurus dalam rapat untuk ditetapkan dan disusun
menjadi kosep/bahan materi perundingan

16
Lanjutan

4. Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan


masukan (aspirasi) dari anggota, untuk dijadikan skala
prioritas dalam perundingan
5. Hasil rumusan team dibahas kembali dalam rapat team
dan pengurus SP untuk ditetapkan menjadi materi
perundingan
6. Bentuk team perunding dan tetapkan melalui rapat
pengurus dan perwakilan
5. Team perunding yang sudah disetujui dalam rapat tsb
diberikan Surat Kuasa Penuh oleh pengurus SP/SB

17
TUJUAN RAPAT TIM PERUNDING

1. Menentukan pembagian tugas antara lain siapa yang


menjadi ketua team, sekretaris dan anggota
2. Mempelajari kembali konsep materi yang akan
dirundingan serta menentukan strategi dalam
perundingan
3. Membuat/menyusun tata tertib perundingan
4. Membuat dan mengajukan surat ke pimpinan
perusahaan untuk permohonan/pemberitahuan
perundingan PKB (Surat diajukan melalui pengurus
SP/SB dan dalam surat tersebut dicantumkan nama dan
susunan team perunding

18
PRA PERUNDINGAN
Setelah Mendapat Jawaban dari Pimpinan Perusahaan,
Team Perunding mengadakan pertemuan dengan Team
Perunding Perusahaan untuk membicarakan :
1. Konsep /materi yang akan dibahas dalam
perundingan baik dari SP/SB maupun dari
management
2. Dispensasi dan fasilitas untuk team perunding .
3. Menetapkan waktu dan tempat perundingan
4. Menyusun tata tertib perundingan
5. Hal-hal lain yang berkaitan dengan perundinga n

19
TATA TERTIB
PERUNDINGAN

Untuk kelancaran perundingan, perlu dibuat tata tertib


perundingan memuat antara lain:
1. Waktu dan tempat perundingan
2. Dispensasi dan fasilitas untuk team perunding
3. Pihak pihak yang berunding (nama-nama dan
susunan team perunding)
4. Jadwal perundingan (berapa kali dalam seminggu
dan berapa jam dalam setiap perundingan)

20
Lanjutan

5. Sistim perundingan (apakah melaui juru bicara dan


siapa yang menjadi notulen)
6. Sistim pembahasan materi (untuk kelancaran
perundingan dapat didahulukan dibahas materi yang
lebih mudah).
7. Konsep siapa yang dibahas dalam perundingan
(apakah konsep dari SP atau kedua-duanya)
8. Penundaan sidang/skors (berapa lama sidang
ditunda / diskors)

21
Lanjutan

9. Apabila perundingan mengalami jalan buntu/macet,


kepada siapa/instansi mana meminta bantuan
penyelesaian
10. Apabila perlu dilakukan konsulatasi, bagaimana cara
penyampaian hasil/jalannya perundingan
11. Mulai berlakunya materi yang telah disepakati, apakah
meteri yang telah disepakati tersebut berlaku sejak PKB
ditanda tangani atau sejak berakhinya PKB yang lama
(apabila pembaharuan)
12. Pemeriksaan draf hasil perundingan sebelum penanda
tanganan PKB dan pencetakan (perlu diperiksa dan
diparaf dan dimiliki setiap draf yang sudah disepakati
oleh masing masing pihak)
22
PROSES PERUNDINGAN
1. Materi yang dibahas dalam perundingan, terbatas
pada konsep yang sudah disepakati dalam tata tertib
2. Masing masing team perunding supaya berpedoman
atas tata tertib yang sudah disepakati
3. Perundingan dilakukan dengan rasa kekeluargaan,
jangan menyerang/mendiskritkan pribadi
4. Masing masing team perunding dapat bergantian siapa
yang membuka perundingan
5. Setiap materi yang sudah disepakati perlu diparaf dan
dicantumkan tanggal persetujuannya.
6. Setiap akhir perundingan supaya saling mencocokan
notulen perundingan.
23
LAPORAN HASIL PERUNDINGAN

1. Setelah selesai dilakukan perundingan, team perunding


melaporkan hasilnya kepada pengurus SP
2. Pengurus SP mengadakan rapat pengurus dan
perwakilan untuk melaporkan hasil perundingan
3. Apabila ada kekurangan dan kegagalan team perunding
(tidak dapat memperjuangkan seluruh aspirasi), apabila
masih memungkinkan untuk dirundingkan kembali
dengan pihak management, maka perlu diupayakan oleh
pengurus SP agar management bersedia membahas
kembali, namun apabila tidak memungkinkan maka hal
tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk perundingan
PKB berikutnya
4. Hasil rapat tersebut menjadi keputusan organisasi yang
harus diterima oleh seluruh anggota

24
PENANDATANGANAN PKB &
SOSIALISASI

• Sebelum ditanda tangani, masing - masing pihak


supaya membaca kembali hasil perundingan
dan saling mencocokan
• PKB yang sudah ditandatangani, dicetak oleh
pengusaha untuk dibagikan kepada seluruh
pekerja
• Pengusaha dan pengurus SP/SB, bersama-
sama untuk mensosialisasikan PKB tersebut
kepada pekerja/buruh.

25
KERANGKA ISI PKB

A. MUKADIMAH

B. KETENTUAN UMUM
1. Istilah - Istilah
2. Pihak-Pihak yang membuat Perjajian
3. Tujuan Perjanjian Kerja Bersama
4. Luasnya /Ruang lingkup PKB
5. Kewajiban pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian

C. PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS BAGI SP/SB


1. Pengakuan hak-hak Pengsaha dan SP/SB
2. Jaminan bagi SP/SB
3. Fasilitas bagi SP/SB
4. Fungsi, dan keanggotaan LKS Bipartit

26
Lanjutan
D. HUBUNGAN KERJA
1.Penerimaan pekerja baru
2. Masa percobaan
3. Surat Keputusan Pengangkatan
4. Golongan dan Jabatan pekerja
5. Kesempatan berkarir
6. Pendidikan dan latihan kerja.
7. Mutasi ,alasan , tujuan dan prosedurnya
8. Penilaian Prestasi Kerja
9. Promosi

E. WAKTU KERJA, ISTRAHAT KERJA DAN LEMBUR


1. Hari Kerja
2. Jam Kerja, Istirahat, dan Kerja Shif
3. Lembur
4. Perhitungan upah lembur

27
Lanjutan

F. PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN BEKERJA

1. Istirahat Mingguan
2. Hari Libur resmi
3. Cuti Tahunan
4. Cuti Besar
5. Istirahat Haid/Cuti Hamil/Melahirkan
6. Cuti Pernikahan
7. Cuti Sakit
8. Cuti Khitanan/Baptis anak
9. Cuti Menikahkan anak
10. Cuti Melaksanakan Ibadah Agama
11. Cuti Selama menjalankan Tugas Negara
12. Ijin Meninggalkan Pekerjaan

28
Lanjutan

G. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KEJA (K 3)


1. Komitmen Pengusaha Terhadap Pelaksanaan K3
2. Prinsip-Prinsip K3
3. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
4. Pakaian Kerja, sepatu kerja dan peralatan kerja
5. Alat Pelindung Diri
6. Panitia dan Pembina K3
7. Audit K3

29
Lanjutan

H. PENGUPAHAN
1. Pengertian Upah
2. Komponen Upah
3. Pembayaran Upah
4. Pemotongan Upah
5. Sistem Kenaikan upah dan Penyesuaian Upah
6. Upah minimun di perusahaan
7. Tunjangan Jabatan
8. Tunjangan Transport
9. Tunjangan Perumahan
10. Tunjangan untuk tempat kerja tertentu
11. Tunjangan Hari Raya agama
12. Premi Hadir
13. Premi Shif
14. Premi Produksi
15. Premi Perjalanan dinas luar perusahaan

30
Lanjutan

H. PENGOBATAN DAN PERAWATAN


1. Poliklinik Perusahaan
2. Pengobatan di luar Poliklinik
3. Perawatan dan Biaya Perawatan di Rumah Sakit
4. Biaya Bersalin (melahirkan)
5. Biaya Pengantian Gigi
6. Biaya Penggantian Pembelian Kaca mata
7. Tata cara dan prosedur untuk mendapatkannya

J. JAMINAN SOSIAL
1. Jaminan Kecelaan Kerja
2. Jaminan Hari Tua
3. Jaminan Kematian
4. Jaminan Pensiun
5. Jaminan Kesehatan

31
Lanjutan
K. KESEJAHTRAAN
1. Fasilitas Makan/Kantin
2. Extra Fooding
3. Sumbangan Pernikahan
4. Sumbangan Kematian
5. Sumbangan/Bantuan Bencana alam
6. Tempat Ibadah
7. Koperasi
8. Rekreasi, olah raga dan kesenian
9. Penghargaan masa kerja
10. Pemilihan Pekerja teladan dan penghargaan.

L. TATA TERTIB KERJA


1. Aturan Kerja dan Kewajiban setiap pekerja
2. Larangan-larangan
3. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib/aturan kerja

32
Lanjutan

M. PENYELESAIAN KELUH KESAH


1. Prinsip-prinsip
2. Tata cara penyelesaian keluh kesah

N. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)


1. PHK dalam masa percobaan
2. PHK atas permintaan sendiri/mengundurkan diri
3. PHK karena Kecelakaan Kerja
4. PHK karena usia lanjut/Pensiun
5. PHK karena meninggal dunia
6. PHK karena sakit berkepanjangan
7. PHK karena Rasionalisasi, marger dan relokasi perusahaan
8. PHK karena Pensiun dipercepat
9. PHK karena ditahan oleh pihak yang berwajib
O. PELAKSANAAN DAN PENUTUP
P. TANDA TANGAN PARA PIHAK

33
YANG PERLU DIKETAHUI
DALAM MEBUAT PKB

A. SYAHNYA SUATU PERJANJIAN ( Psl 1320 KUH Perdata )


1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Cakap untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal

Syarat 1 dan 2 disebut syarat subjektif


Syarat 3 dan 4 disebut syarat objektif
Catatan:
Apabila syarat 1&2 tidak terpenuhi, perjanjian dapat
dibatalkan
Apabila syarat 3&4 tidak terpenuhi, perjanjian tersebut
batal demi hukum

34
Lanjutan

B. SYARAT UNTUK MEBUAT SUATU PERJANJIAN


1. Pihak-pihak yang membuat perjanjian harus dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani
2. TIDAK BOLEH DI BAWAH UMUR ( harus sudah dewasa)
3. Tidak dalam tekanan salah satu pihak
4. Dalam membuat perjanjian tersebut tidak boleh ada
tipu daya dari salah satu pihak
(maksud tertentu untuk merugikan salah satu pihak )

35
KETENTUAN/ATURAN LAIN YANG
MEMPERKUAT
KEDUDUKAN HUKUM PKB

1. Dalam hal terjadi pembubaran SP/SB atau pengalihan


kepemilikan Perusahaan, maka PKB tetap berlaku sampai
berakhirnya jangka waktu PKB (Psl 131 UUK 13/2003)
2. Dalam hal terjadi marger (penggabungan perusahaan)
dan masing – masing perusahaan mempunyai PKB, maka
PKB yang berlaku adalah PKB yang menguntunkan
pekerja/buruh
3. Dalam hal terjadi marger antara Perusahaan yang
mempunyai PKB dengan Perusahaan yang tidak
mempunyai PKB, maka PKB tersebut berlaku bagi
Perusahaan yang bergabung sampai dengan berakhirnya
jangka waktu PKB

36
RUANG LINGKUP PKB
(Permenaker No. 28 Thn. 2014)

1. Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1


(satu) PKB yang berlaku untuk seluruh
pekerja/buruh
2. PKB induk berlaku untuk semua cabang
perusahaan dan dapat dibuat PKB turunan yang
berlaku masing-masing cabang Perusahaan (pasal
13 ayat 2)
3. PKB induk yang berlaku diseluruh cabang
Perusahaan dan PKB turunan, memuat
pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan dengan
kondisi cabang Perusahaan masing-masing

37
Lanjutan

4. Dalam hal PKB induk telah berlaku di Perusahaan,


namun dikehendaki adanya PKB turunan di cabang
Perusahaan, maka selama PKB turunan belum
disepakati, tetap berlaku PKB induk
5. Dalam hal beberapa Perusahaan tergabung dalam
satu Group dan masing-masing Perusahaan
merupakan Badan Hukum sendiri-sendiri, maka PKB
dibuat dan dirundingkan oleh masing-masing
Pengusaha dan SP/SB masing-masig perusahaan

38
terimakas
ih

Anda mungkin juga menyukai