Anda di halaman 1dari 6

Perundingan PKB

Proses Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) merupakan salah satu sarana yang strategis
dalam pelaksanaan hubungan industrial di perusahaan. Apabila dilihat dari cara
pembuatannya, berbeda dengan Peraturan Perusahaan, perundingan PKB
dilakukan secara musyawarah antara Serikat Pekerja/Buruh dengan Pengusaha.
Oleh karena itu, kedua belah pihak akan mengetahui secara jelas hak dan
kewajiban masing-masing dengan cara menumbuh kembangkan rasa saling
pengertian, saling menghargai dan saling mempercayai. Ketahui lebih lanjut
mengenai bagaimana proses perundingan PKB!

 Bagaimana bila dalam 1 (satu) perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu)


serikat pekerja/serikat buruh? Serikat pekerja/serikat buruh mana yang
dapat berunding dengan perusahaan?
 Apakah dapat dilakukan pengecekan untuk menentukan SP/SB yang
dapat berunding?
 Bagaimana tahap-tahap perundingan PKB?
 Apa saja yang harus dilampirkan ketika ingin mendaftarkan PKB ke Dinas
Tenaga Kerja?
 Apa tujuan dari pendaftaran PKB tersebut?

BAGAIMANA BILA DALAM 1 (SATU) PERUSAHAAN TERDAPAT LEBIH DARI


1 (SATU) SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH? SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH MANA YANG DAPAT BERUNDING PKB DENGAN
PERUSAHAAN?

Serikat pekerja/serikat buruh yang dapat berunding dengan perusahaan adalah:

1. SP/SB yang memiliki anggota lebih dari 50% dari jumlah seluruh buruh
yang ada di perusahaan.
2. Apabila tidak memiliki jumlah anggota lebih dari 50% maka SP/SB tersebut
dapat mewakili pekerja/buruh dalam perundingan PKB setelah mendapat
dukungan dari pekerja/buruh lain di luar anggota SB hingga memenuhi
syarat lebih dari 50%, melalui sebuah pemungutan suara (pasal 18
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2014 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan
Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama
(Permenaker 28/2014).
3. Bila dalam perusahaan memiliki lebih dari 1 SP/SB, maka yang dapat
berunding, adalah maksimal 3 (tiga) SP/SB atau gabungan SP/SB yang
jumlah anggotanya minimal 10% dari seluruh buruh yang ada di
perusahaan. 3 SP/SB yang dimaksud ditentukan sesuai peringkat
berdasarkan jumlah anggota yang terbanyak (Permenaker 28/2014).
Adapun aturan ini sebagaimana kita ketahui merupakan aturan yang
menyelaraskan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 115/PUU-VII/2009 tanggal
10 November 2009. Dimana kala itu Serikat Pekerja (SP) BCA Bersatu
mengajukan permohonan peninjauan pasal 120 UU 13/2003 kepada Mahkamah
Konstitusi karena dinilai melanggar hak buruh untuk berunding. Pasal a quo yang
telah dicabut menyebutkan dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1
(satu) SP/SB maka yang berhak berunding adalah SP/SB yang jumlah
anggotanya lebih dari 50% dari seluruh jumlah pekerja/buruh di perusahaan
tersebut.

APAKAH DAPAT DILAKUKAN PENGECEKAN UNTUK MENENTUKAN


SP/SB YANG DAPAT BERUNDING?

Ya. Pengecekan yang dimaksud dapat dilakukan atas permintaan


pengusaha, dengan mem-verifikasi keanggotaan SP/SB. Verifikasi dilakukan oleh
panitia yang terdiri dari: wakil pengurus SP/SB yang ada di perusahaan dengan
disaksikan oleh wakil instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan dan pengusaha. Pengusaha maupun SP/SB dilarang
melakukan tindakan yang mempengaruhi pelaksanaan verifikasi (pasal 20
Permenaker 28/2014).

BAGAIMANA TAHAP-TAHAP PERUNDINGAN PKB?

Terdapat berbagai tahap-tahap perundingan PKB yang disusun oleh


berbagai pihak, biasanya disusun berdasarkan pengalaman tim perunding ketika
melakukan perundingan. Berikut tahapan yang coba kami susun berdasarkan
berbagai pengalaman tersebut serta ketentuan dalam Undang-undang No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Permenaker 28/2014:

1. Tahap persiapan

Yang perlu diperhatikan dalam tahap persiapan adalah:

1. Kesiapan fisik dan mental


2. Mempersiapkan data dan informasi, seperti:
a. Hasil konsultasi dengan perangkat organisasi SP/SB dan pihak lain
yang relevan
b. Menggali aspirasi anggota dengan cara wawancara atau angket
c. Mencari dan mempelajari PKB dari perusahaan lain yang sejenis
d. Mencari dan mempelajari data produksi, data investasi, data
penjualan, dsb.
3. Membuat draft PKB versi SP/SB dan siap dipertukarkan dengan versi
pengusaha
4. SP/SB mengajukan permintaan berunding dengan pengusaha.
5. Pengusaha dapat meminta verifikasi keanggotaan SP/SB
6. Mempersiapkan tim perunding. Pihak pengusaha dan pihak SP/SB
menunjuk tim perunding dengan ketentuan masing-masing paling banyak 9
(sembilan) orang dengan kuasa penuh.
7. Menyepakati tata tertib/aturan perundingan yang sekurang-kurangnya
memuat:
a. Tujuan pembuatan tata tertib
b. Susunan tim perunding
c. Lamanya masa perundingan
d. Materi perundingan
e. Tempat perundingan
f. Tata cara perundingan
g. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan
h. Sahnya perundingan, dan
i. Biaya perundingan.

2. Tahap perundingan

Yang perlu diperhatikan dalam tahap perundingan sebagai berikut:

1. Mempertukarkan draft PKB masing-masing pihak.


2. Menginventarisasi hal-hal yang sudah mempunyai titik temu dan hal-hal
yang belum disepakati yang harus dirundingkan.
3. Dimulai dari topik yang sederhana hingga yang sulit disepakati. Pada topik
yang sulit, coba lewatkan terlebih dahulu dan kembali lagi ke topik tersebut
setelah topik lainnya sudah disepakati.
4. Menjaga suasana keterbukaan dan kekeluargaan, bila suasana memanas
perundingan dapat diistirahatkan, setelah dingin perundingan dapat
dilanjutkan.

3. Tahap penyusunan

Yang perlu diperhatikan dalam tahap penyusunan sebagai berikut:

1. Item-item yang disepakati disusun menjadi konsep Perjanjian Kerja


Bersama
2. Membentuk tim kecil yang yang anggotanya terdiri dari wakil kedua belah
pihak untuk menyusun redaksional
3. Perlu diperhatikan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Hindari
kalimat yang memiliki banyak makna dan tidak dapat diimplementasikan.
4. Jika diperlukan dapat dibuat penjelasan pasal-pasal.
5. Hasil tim kecil dibahas dalam rapat pleno tim perundingan.
6. PKB yang telah disepakati ditandatangani oleh direksi atau pimpinan
perusahaan, ketua dan sekretaris SP/SB yang terlibat dalam perundingan.
Dalam hal PKB ditandatangani oleh wakil direksi atau wakil pimpinan
perusahaan, harus melampirkan surat kuasa khusus dari direksi atau
pimpinan perusahaan.

4. Tahap pendaftaran

1. Pengusaha wajib mendaftarkan PKB kepada instansi yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan,
dengan ketentuan:
a. Untuk perusahaan yang terdapat hanya dalam 1 (satu) wilayah
kabupaten/kota kepada dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota
b. Untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu)
kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi kepada dinas
ketenagakerjaan provinsi, dan
c. Untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) provinsi
kepada Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI
2. Pengajuan pendaftaran PKB harus melampirkan naskah PKB yang telah
ditandatangani diatas materai cukup.
3. Pengajuan pendaftaran PKB dibuat dengan menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permenaker 28/2014
4. Dinas/Kementerian Ketenagakerjaan harus meneliti kelengkapan
persyaratan formal dan wajib menerbitkan surat keputusan pendaftaran
PKB dalam waktu paling lama 4 (empat) hari kerja sejak diterimanya
permohonan pendaftaran.
5. Bila persyaratan tidak terpenuhi dan/atau terdapat materi PKB yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Dinas/Kementerian
mengembalikan pendaftaran kepada para pihak agar dipenuhi/diperbaiki.
Dalam hal kedua belah pihak tetap bersepakat/tidak mengganti PKB
tersebut maka Dinas/Kementerian harus memberi catatan mengenai pasal-
pasal yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan (pasal 31 ayat (5), (6), dan (7) Permenaker 28/2014).

Ketentuan yang demikian tentu membingungkan oleh karena aturan


ketenagakerjaan khususnya pasal 124 ayat (2) dan (3) UU 13/2003 mewajibkan
PKB tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan PKB yang demikian batal demi hukum dan yang berlaku adalah
ketentuan dalam peraturan perundang- undangan. Dapat kami jelaskan, dalam
hal ini yang berlaku adalah Undang-undang mengingat Peraturan Menteri Tenaga
Kerja adalah peraturan yang berada di bawah Undang-undang, menurut
hierarki/tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
5. Tahap sosialisasi

Pada tahap ini sebagaimana diatur dalam pasal 126 Undang-undang No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebagai berikut:

1. Pengusaha dan SP/SB wajib wajib melaksanakan ketentuan yang ada


dalam PKB.
2. Pengusaha dan SP/SB wajib wajib memberitahukan isi PKB atau
perubahannya kepada seluruh pekerja/buruh.
3. Pengusaha harus mencetak dan membagikan naskah PKB kepada setiap
pekerja/buruh atas biaya perusahaan.

APA SAJA YANG HARUS DILAMPIRKAN KETIKA INGIN


MENDAFTARKAN PKB KE DINAS TENAGA KERJA?

Pengajuan pendaftaran PKB harus melampirkan:

1. Surat permohonan pendaftaran yang ditujukan kepada Dinas/Kementerian


Ketenagakerjaan
2. Naskah PKB yang dibuat rangkap 3 (tiga) bermeterai cukup yang telah
ditandatangani oleh pengusaha dan SP/SB
3. Foto Copy nomor pencatatan SP/SB sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2000
4. Surat pernyataan bahwa SP/SB yang bersepakat adalah SP/SB sesuai
dengan yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.

APA TUJUAN DARI PENDAFTARAN PKB TERSEBUT?

Pendaftaran PKB kepada instansi yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang ketenagakerjaan, dimaksudkan sebagai alat monitoring
dan evaluasi pengaturan syarat-syarat kerja yang dilaksanakan di perusahaan,
dan sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan pelaksanaan PKB
(pasal 30 ayat (2) Permenaker 28/2014).

Anda mungkin juga menyukai