Anda di halaman 1dari 16

(LITIGASI)

Erdin Tahir, SH. MH.

Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang


Kompetensi Pengadilan Hubungan Industrial

Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan


(memutuskan sesuatu) : Kekuasaan Mengadili
Kekuasaan mengadili yang disebut yuridiksi (jurisdiction) atau
kompetensi maupun kewenangan mengadili, yaitu pengadilan yang
berwenang mengadili sengketa tertentu sesuai dengan ketentuan yang
digariskan peraturan perundang-undangan.
Kompetensi Pengadilan Hubungan Industrial terbagi atas:
1. Kompetensi Absolut
2. Kompetensi Relatif
Kompetensi Absolut PHI
 Kompetensi Absolut adalah menyangkut kewenangan badan peradilan apa untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara.
 Ps. 24 ayat (2) UUD 1945, Ps. 18 UU 48/2009
 Kekuasaan kehakiman (Judicial Power) yang berada di bawah MA, dilakukan dan
dilaksanakan oleh beberapa lingkungan peradilan, yang terdiri dari:
a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama Kekuasaan Negara
dibidang Yudikatif
c. Peradilan Militer; dan
d. Peradilan Tata Usaha Negara
 Keempat lingkungan peradilan yang berada dibawah MA secara konstitusional bertindak
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (to enforce the truth
and justice), dalam kedudukannya sebagai pengadilan negara (state court system) di
Indonesia.
Kompetensi Absolut PHI

 Pasal 55 UU PPHI
Pengadilan Hubungan Industrial merupakan pengadilan khusus yang berada pada
lingkungan peradilan umum
 Pasal 56
Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus :
a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;
d. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan
Kompetensi Absolut PHI

• Tingkat Pertama PHI Kasasi


Perselisihan Hak Tersedia Upaya Hukum

• Tingkat Pertama Final dan Mengikat


Perselisihan PHI Tidak ada Upaya
Kepentingan dan Terakhir Hukum

• Tingkat Pertama Tersedia Upaya Hukum


PHK PHI Kasasi

Perselisihan • Tingkat Pertama Final dan Mengikat


Serikat PHI Tidak ada Upaya
Pekerja/Buruh dan Terakhir Hukum
Kompetensi Relatif PHI

 Kompetensi Relatif adalah kewenanangan dari pengadilan sejenis


yang mana yang berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara yang bersangkutan.
 Pasal 81 UU PPHI
Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang
daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja.
Ketentuan Hukum Acara PHI
 Pasal 57 UU PPHI
Hukum acara yang berlaku pada Pengadilan Hubungan Industrial
adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang diatur secara khusus
dalam undang-undang ini.
 Pasal 58 UU PPHI
Dalam proses beracara di Pengadilan Hubungan Industrial, pihak-
pihak yang berperkara tidak dikenakan biaya termasuk biaya
eksekusi yang nilai gugatannya di bawah Rp 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah)
Syarat Gugatan
 Pasal 83 UU PPHI
Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui
mediasi atau konsiliasi, maka hakim Pengadilan Hubungan Industrial
wajib mengembalikan gugatan kepada pengugat.
Hakim berkewajiban memeriksa isi gugatan dan bila terdapat
kekurangan, hakim meminta penggugat untuk menyempurnakan
gugatannya.
Gugatan yang melibatkan lebih dari satu penggugat dapat diajukan
secara kolektif dengan memberikan kuasa khusus.
Serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha dapat
bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di Pengadilan
Hubungan Industrial untuk mewakili anggotanya. (Pasal 87)
Pengajuan Gugatan

 Penggugat = Pekerja/Buruh/Serikat Pekerja


 Tergugat = Pengusaha/Perusahaan/Pemberi Kerja
Syarat Pembuatan Gugatan
1. Identitas Para Pihak
2. Alasan Mengajukan Gugatan/Posita/Fundamentum
Petendi
3. Tuntutan/Hal-hal yang diminta (dikabulkan)/Petitum
Tenggang Waktu Pemeriksaan Perkara di PHI

 Pasal 103 UU PPHI


Majelis Hakim wajib memberikan putusan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial
dalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh)
hari kerja terhitung sejak sidang pertama.
Tata Cara Pemeriksaan Gugatan PHI

Secara garis besar dibagi kedalam 8 Tahapan Persidangan:


1. Pembacaan gugatan oleh Penggugat
2. Penyampaian Jawaban dan Eksepsi oleh Tergugat
3. Penyampaian Replik oleh Penggugat
4. Penyampaian Duplik Oleh Tergugat
5. Pembuktian oleh Penggugat
6. Pembuktian oleh Tergugat
7. Penyampaian Kesimpulan oleh Para Pihak
8. Pembcaan Putusan Hakim
Persidangan Pertama

 Pemanggilan Para Pihak untuk dating di Persidangan


 Para Pihak Harus hadir/Diwakilkan oleh kuasanya
 Pembacaan Surat Gugatan
 Para Pihak Hadir maka hakim memerintahkan untuk diadakan
mediasi/perdamaian (selama 30 hari)
 Jika pihak tergugat tidak hadir, maka sidang ditunda, dan Tergugat dipanggil
Kembali (batas penundaan 2/3 kali)
Akibat hukum jika Tergugat tidak hadir maka sidang dilanjutkan dengan
pemeriksaan perkara, serta diputuskan secara verstek (tanpa kehadiran Tergugat)
 Jika Pihak Penggugat tidak hadir, maka sidang ditunda dan Penggugat dipanggil
Kembali (batas penundaan 2/3 kali)
Akibat hukum Penggugat tidak hadir maka gugatan dinyatakan GUGUR.
Pembuktian

 Jenis Alat Bukti


Pasal 1866 KUHPerdata, dan Pasal 164 HIR, terdiri dari:
1. Bukti Tulisan
2. Bukti dengan Saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Sumpah
Putusan Hakim
 Pasal 100 UU PPHI
Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum, perjanjian
yang ada, kebiasaan, dan keadilan.
 Pasal 101 UU PPHI
(1) Putusan Mejelis Hakim dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum.
(2) Dalam hal salah satu pihak tidak hadir dalam sidang sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Ketua Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera
Pengganti untuk menyampaikan pemberitahuan putusan kepada pihak yang
tidak hadir tersebut.
(3) Putusan Majelis Hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai putusan
Pengadilan Hubungan Industrial.
(4) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakibat
putusan Pengadilan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Jenis Putusan Hakim
N0 Jenis Putusan Keterangan
1 Gugatan Tidak dapat • Ada kesalahan formil dalam surat gugatan penggugat
diterima • Dasar hukum gugatan tidak sesuai dengan petitum
• Sumbjek hukum gugatan tidak lengkap, objek perkara tidak jelas, dll.
2 Gugatan dikabulkan • Dalil atau posita gugatan mempunyai dasar hukum dan dasar fakta yang jelas dan terang,
seluruhnya gugatan tidak mengandung cacat formil dalam segal bentuk
• Seluruh dalil gugatan berhail dibuktikan oleh Penggugat dengan alat bukti minimal yang
cukup
• Apa yang dituntut oleh Penggugat sejalan/sinkron dengan dalil gugatan.
3 Gugatan dikabulkan • Dalil gugatan yang terbukti hanya Sebagian saja
sebagian • Sedang yang Sebagian lagi tidak terbukti
4 Gugatan ditolak • Penggugat tidak mampu membuktikan dalil gugatan, disebabkan alat bukti yang diajukan
tidak memenuhi batas minimal pembuktian;
• Atau alat bukti yang diajukan penggugat, dilumpuhkan dengan bukti lawan yang diajukan
tergugat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai