Memutuskan
Kedua : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Serikat Pekerja
Kahutindo adalah sebagaimana dalam lampiran yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila didalamnya
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Y o g y a k a r t a
Pada Tanggal : 3 Agustus 2009
R. CHANDRAYANA F. SUKARJO
Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota
BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Jangka Waktu
Organisasi ini bernama Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disebut organisasi), adalah merupakan kelanjutan
dari Serikat Buruh Perkayuan (SBP) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1973, pada
Musyawarah Nasional tahun 1985 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan
Perhutanan (SPPP), pada Musyawarah Nasional I tahun 1995 ditetapkan menjadi Serikat
Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP KAHUT INDONESIA) dan pada
Musyawarah Nasional II (dipercepat) pada tanggal 7 - 8 Oktober 1998 ditetapkan menjadi
SP KAHUTINDO, selanjutnya pada Musyawarah Nasional ke III pada tanggal 17-18 Juni
2004 ditetapkan menjadi Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum
Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO), untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 2
Bentuk dan Kedudukan
1. Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua sektor baik
formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja
KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang berkedudukan di satu perusahaan, diluar
perusahaan atau di kawasan industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh
anggota dan ditetapkan dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke
Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO.
2. Gabungan dari organisasi ini berbentuk Federasi dan disebut Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO yang struktur perangkatnya terdiri dari;
a. Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPP FSP
KAHUTINDO) adalah gabungan dari Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat
Pekerja KAHUTINDO atau Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO dan
merupakan perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik
Indonesia, dipimpin oleh Presiden yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS).
b. Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPD FSP
KAHUTINDO), adalah gabungan dari Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat
Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO serta
merupakan perangkat organisasi yang berkedudukan di ibukota propinsi atau
wilayah yang dipersamakan dengan itu, yang susunan kepengurusannya dipilih dan
ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (MUSDA).
c. Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat DPC FSP
KAHUTINDO), adalah gabungan dari Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja
KAHUTINDO dan merupakan perangkat organisasi yang berkedudukan di ibukota
kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan dengan itu, atau di daerah
kawasan industri yang dipersamakan dengan wilayah kabupaten/kota, yang susunan
kepengurusannya dipilih dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB).
Pasal 3
Asas
Pasal 4
Sifat
Organisasi ini bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab, serta
tidak menjadi bagian dari organisasi sosial politik tertentu.
Pasal 5
Kedaulatan
BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Fungsi
Pasal 7
Tujuan
Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha antara lain:
1. Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun informal dengan
ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di antara sesama kaum pekerja.
2. Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam pembangunan nasional
untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
3. Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan ketenagakerjaan
serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin terlindunginya hak dan kepentingan
pekerja.
4. Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan syarat-syarat
kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun tanggung jawab sosial.
5. Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan,
untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja organisasi.
6. Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi lain di
dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang tidak bertentangan
dengan asas dan tujuan organisasi.
7. Mengadakan usaha-usaha koperasi sesama anggota untuk melayani kebutuhan sendiri,
serta usaha-usaha lain yang sah dan bermanfaat yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB IV
PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN
Pasal 9
Panji
Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini memiliki Panji
dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi ditengahnya.
Pasal 10
Lambang / Simbol
Pasal 11
Lagu dan Semboyan
Untuk memperkuat rasa solidaritas dan mempertinggi semangat juang pekerja, organisasi
ini memiliki lagu dan semboyan yang ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan organisasi.
BAB V
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN
Pasal 12
Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain
Untuk mendukung keberadaan dan perjuangan serikat pekerja khususnya Federasi Serikat
Pekerja KAHUTINDO, organisasi ini dapat menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai
organisasi profesi/fungsional maupun organisasi kemasyarakatan yang mempunyai program
dan kepedulian terhadap perbaikan hubungan industrial dan masalah ketenagakerjaan.
Pasal 13
Hubungan dengan Organisasi Pekerja lain
1. Pada tingkat pusat, organisasi ini dapat membentuk dan atau menghimpun diri ke dalam
konfederasi nasional maupun federasi atau konfederasi internasional, dengan tetap
berpedoman pada independensi organisasi dan politik bebas dan aktif negara Indonesia.
2. Keputusan mengenai pembentukan atau penggabungan ke dalam atau dengan
organisasi lain baik nasional maupun internasional, maupun pemisahan atau
pembubarannya ditetapkan dalam Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Keanggotaan
1. Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di semua
sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia, meliputi;
Pasal 15
Hak-hak Anggota
Pasal 16
Kewajiban Anggota
BAB VII
STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 17
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO
(PUK SP KAHUTINDO)
Pasal 18
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPP FSP KAHUTINDO)
1. DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP KAHUTINDO, DPC dan
DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan perangkat pusat organisasi yang
berkedudukan di ibukota Republik Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang
dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ;
a. Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
b. Anggota Pleno DPP terdiri dari para Ketua DPD (Ex-Officio).
c. Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional, Ketua DPP Bidang Hubungan
Industrial, Ketua DPP Bidang Advokasi dan Ketua Komite Perempuan yang dipilih
oleh Presiden terpilih bersama dengan formatur dan ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS).
3. Anggota Pleno DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan
organisasi di tingkat pusat.
4. Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat dilengkapi dengan
beberapa orang direktur atau staf yang membidangi tugas khusus, antara lain:
a. Departemen organisasi dan keanggotaan
b. Departemen hukum dan pembelaan
Pasal 19
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPD FSP KAHUTINDO)
1. DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO yang
merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau PUK SP KAHUTINDO yang
berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan itu.
2. DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang dipersamakan
dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP KAHUTINDO atau 5000 (lima
ribu) anggota.
3. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:
a. Ketua DPD, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Daerah (MUSDA).
b. Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan ex-officio
Ketua DPC FSP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua Komite
Perempuan DPD (ex-officio).
b. Sekretaris DPD yang dipilih oleh Ketua DPD terpilih bersama dengan formatur dalam
Musyawarah Daerah (MUSDA).
4. Anggota Pleno DPD adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan
organisasi di tingkat daerah, serta dapat melaksanakan tugas Ketua DPD apabila Ketua
DPD berhalangan atas penunjukan Ketua DPD atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja
Daerah (RAKERDA).
5. Berdasarkan kebutuhan organisasi, Pengurus Harian DPD dapat dilengkapi dengan
beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus, antara lain:
a. Bidang organisasi dan keanggotaan
b. Bidang hukum dan pembelaan
c. Bidang pendidikan dan pelatihan
d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan
e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup
f. Bidang perempuan
g. Bidang olah raga dan kesenian
h. Bidang keagamaan
i. Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
j. Bidang lainnya yang dianggap perlu
6. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan surat
keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.
BAB VIII
TUGAS DAN KEWENANGAN
Pasal 22
Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO
1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja organisasi melalui Musyawarah Unit Kerja
(MUSNIK) atau Rapat Kerja Unit (RAKERNIT).
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui Rapat Kerja Unit (RAKERNIT).
3. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
organisasi.
4. Melaksanakan kegiatan berdasarkan program kerja atau keputusan organisasi.
5. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan Perjanjian
Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
6. Memiliki kewenangan untuk mewakili anggota dalam menyelesaikan perselisihan
industrial.
7. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan anggota.
8. Dapat mewakili organisasinya untuk menjadi Anggota Pleno DPC dan atau mengisi
keterwakilan pada lembaga ketenagakerjaan di tingkat Kabupaten/Kota atau Propinsi.
Pasal 23
Tugas dan Kewenangan
Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP
1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum organisasi melalui
rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
Pasal 24
Tugas dan Kewenangan
Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD,
Presiden, Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional dan Ketua Bidang DPP
1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan
organisasi.
2. Menyusun dan mempersiapkan program kerja dan program umum organisasi untuk
disahkan melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
3. Menyusun dan mempersiapkan konsep rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran
organisasi setiap tahun untuk disahkan melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
4. Memberikan masukan terhadap setiap keputusan atau kebijakan yang akan diambil oleh
Anggota Pleno sesuai dengan tingkatannya.
5. Melaksanakan setiap keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Anggota Pleno sesuai
dengan tingkatannya.
6. Memajukan dan meningkatkan jumlah anggota dan keuangan organisasi.
7. Memenangkan kasus-kasus perselisihan dan issue ketenagakerjaan bagi organisasi.
8. Mendatangkan keuntungan finansial melalui pelayanan anggota maupun penjualan
produk organisasi.
9. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus dan anggota organisasi.
10. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk memajukan organisasi.
11. Mengesahkan struktur kepengurusan dibawahnya dengan Surat Keputusan berdasarkan
hasil musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
12. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan Perjanjian
Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di dalam maupun di luar
perusahaan atas permintaan PUK SP KAHUTINDO.
13. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam menyelesaikan perselisihan
industrial.
14. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga ketenagakerjaan, dan
lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar organisasi, serta dapat mewakili organisasi
untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi baik di dalam maupun luar negeri.
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
Pasal 25
Musyawarah
Musyawarah organisasi terdiri dari:
a. Musyawarah Unit Kerja disingkat MUSNIK.
b. Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB.
c. Musyawarah Daerah disingkat MUSDA.
d. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS.
Pasal 26
Rapat Kerja
Rapat-rapat organisasi terdiri dari :
a. Rapat Kerja Unit disingkat RAKERNIT.
b. Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB.
c. Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA.
d. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS.
Pasal 27
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
1. MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat unit kerja, dan
berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti PUK SP
KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO)
tingkat unit kerja.
d. Memilih dan menetapkan PUK SP KAHUTINDO untuk masa bhakti 3 (tiga) tahun
berikutnya.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
f. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2. MUSNIK dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO setiap 3 (tiga) tahun sekali dan
dihadiri oleh:
a. Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO.
b. Anggota atau utusan anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
d. Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO.
3. MUSNIK dapat dipercepat atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan
luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah atau utusan anggota atau atas permintaan tertulis
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
Pasal 29
Musyawarah Daerah (MUSDA)
1. MUSDA adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat daerah, dan
berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti DPD FSP
KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat daerah.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi (RAPPO)
tingkat daerah.
d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti
5 (lima) tahun berikutnya.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
f. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2. MUSDA dilaksanakan oleh DPD FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun sekali dan
dihadiri oleh:
a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO.
e. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO.
Pasal 30
Musyawarah Nasional (MUNAS)
Pasal 31
Rapat Kerja Unit (RAKERNIT)
1. Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) adalah merupakan forum konsultasi, koordinasi dan
evaluasi tingkat Unit Kerja dalam rangka menetapkan berbagai keputusan dan
kebijaksanaan yang memerlukan dukungan anggota secara luas, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan PUK SP KAHUTINDO.
b. Menetapkan rencana kegiatan PUK SP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun.
1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) adalah merupakan forum konsultasi, koordinasi dan
evaluasi tingkat cabang dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan
pengembangan organisasi di tingkat cabang, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPC FSP KAHUTINDO.
b. Menetapkan rencana kegiatan DPC FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun.
c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Organisasi (RAPPO) tahunan.
d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
2. RAKERCAB dipimpin oleh DPC FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
a. Pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
b. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
c. Utusan DPD FSP KAHUTINDO
d. Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO.
3. RAKERCAB diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 33
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) merupakan forum konsultasi, koordinasi dan evaluasi
tingkat daerah dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan
organisasi di tingkat propinsi, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPD FSP KAHUTINDO.
b. Menetapkan rencana kegiatan DPD FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun.
c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Organisasi (RAPPO) tahunan.
d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap perlu.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
2. RAKERDA dipimpin oleh DPD FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c. Utusan DPP FSP KAHUTINDO.
d. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO.
Pasal 34
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
BAB X
PENGGABUNGAN WILAYAH
Pasal 35
Penggabungan Wilayah
BAB XI
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Pasal 36
Tata Administrasi dan Surat Menyurat
1. Setiap surat dan administrasi lainnya dilakukan kodefikasi dan penomoran secara
seragam.
2. Tata administrasi sekretariat dibuat dengan format administrasi secara seragam.
3. Penyeragaman kodefikasi, tata penomoran surat dan administrasi lainnya serta format
administrasi sekretariat diatur lebih lanjut dengan peraturan organisasi.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 38
Sumber Dana dan Distribusi Keuangan
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 40
Aturan Peralihan
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus merupakan penjabaran dari
Anggaran Dasar sebagai berikut;
Pasal 1
Pendaftaran Anggota
1. Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO mengajukan
permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota SP
KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat organisasi.
2. Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4 dan dilampiri
pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 4 (empat) lembar, disampaikan kepada PUK
SP KAHUTINDO di tempat bekerja yang bersangkutan.
3. Apabila di tempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO,
formulir permohonan menjadi anggota disampaikan ke DPC FSP KAHUTINDO atau
DPD FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO, atau
ke DPP FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum terbentuk DPC dan DPD FSP
KAHUTINDO.
4. Bagi pekerja yang pernah menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh selain SP
KAHUTINDO jika bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO harus melampirkan foto
copy permohonan pengunduran diri dari keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh
sebelumnya, terkecuali apabila serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan bubar
atau dibubarkan berdasarkan undang-undang.
5. Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak permohonan diterima,
perangkat organisasi yang bersangkutan harus sudah memberikan jawaban apakah
permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima atau ditolak.
6. Jika permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima, paling lambat
dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima, perangkat organisasi
yang bersangkutan harus sudah menyampaikan laporan tertulis disertai dengan formulir
permohonan menjadi anggota serta biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) ke
DPP FSP KAHUTINDO untuk dibuatkan Kartu Tanda Anggota (KTA).
7. Kartu Tanda Anggota (KTA) dan persyaratan lainnya serta biaya pembuatannya untuk
setiap anggota diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
Pasal 2
Pendaftaran Ulang Keanggotaan
1. Anggota SP KAHUTINDO harus melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun
sekali sesuai dengan tanggal yang tertera dalam Kartu Tanda Anggota (KTA) dengan
mengisi formulir pendaftaran ulang keanggotaan.
2. Pendaftaran ulang keanggotaan dikoordinir oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di perusahaan yang bersangkutan belum
terbentuk PUK SP KAHUTINDO.
Pasal 3
Berakhirnya keanggotaan
Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan:
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.
3. Menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang lainnya.
4. Diberhentikan oleh organisasi.
Pasal 5
Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO
BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO
Pasal 6
Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO
Pasal 7
Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO
1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat laporan tertulis ke
DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi dengan:
a. Berita Acara/notulen rapat
b. Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO
c. Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP
KAHUTINDO
2. Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD
FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP KAHUTINDO sebagaimana ayat (1).
3. DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan
DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya mengajukan pencatatan di kantor Dinas
Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/PUK SP KAHUTINDO
pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan
Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau nomor
pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi perusahaan terkait di
daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO.
BAB IV
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO
Pasal 8
Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO
1. Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis atas permintaan
tertulis dari DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO berdasarkan keputusan
rapat antar DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayah
tersebut.
2. Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPP FSP KAHUTINDO
jika tidak ada permintaan DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO, DPP FSP
KAHUTINDO dapat memproses pembentukan DPD FSP KAHUTINDO.
Pasal 9
Pengesahan dan Pencatatan DPD FSP KAHUTINDO
BAB V
PENGESAHAN DAN PENCATATAN DPP FSP KAHUTINDO
Pasal 10
Pengesahan dan Pencatatan DPP FSP KAHUTINDO
1. Surat Keputusan Pembentukan Pengurus Pleno dan Harian DPP FSP KAHUTINDO
ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
2. DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
BAB VI
PERSYARATAN CALON PENGURUS
Pasal 11
Syarat Calon Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO
Pasal 12
Syarat Calon Pengurus DPC, DPD dan DPP
BAB VII
PERANGKAPAN JABATAN DAN PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
1. Seorang Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO tidak boleh merangkap jabatan pada
kepengurusan DPC, DPD dan DPP, kecuali Ketua PUK SP KAHUTINDO (Ex-Officio)
merangkap anggota Pleno DPC FSP KAHUTINDO
2. Seorang Pengurus DPC tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan PUK, DPD
dan DPP, kecuali Ketua DPC FSP KAHUTINDO (Ex-Officio) merangkap anggota Pleno
DPD FSP KAHUTINDO
3. Seorang Pengurus DPD tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan PUK, DPC
dan DPP, kecuali Ketua DPD FSP KAHUTINDO (Ex-Officio) merangkap anggota Pleno
DPP FSP KAHUTINDO
4. Seorang Pengurus DPP tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan PUK, DPC,
dan DPD FSP KAHUTINDO.
Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu
1. Penggantian pengurus antar waktu adalah penggantian salah seorang atau beberapa
orang pengurus atau perubahan susunan pengurus yang disebabkan karena:
a. Pengurus meninggal dunia.
b. Pengurus mengundurkan diri.
c. Pengurus telah dikenakan tindakan disiplin atau sanksi organisasi.
d. Pengurus diberhentikan oleh organisasi.
2. Penggantian pengurus antar waktu dilaksanakan melalui rapat pengurus sesuai dengan
tingkatannya dan penetapannya dilakukan melalui:
a. RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO
b. RAKERDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO
c. RAKERCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO
d. RAKERNIT untuk PUK SP KAHUTINDO
3. Pengesahan susunan pengurus pengganti antar waktu dilakukan dengan Surat
Keputusan perangkat setingkat di atasnya untuk masa bhakti sesuai dengan sisa
periode kepengurusan.
BAB VIII
PENGATURAN HAK SUARA
Pasal 15
Hak Suara dalam Musyawarah-musyawarah
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSNIK diatur sebagai berikut;
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti MUSNIK dan memiliki 1 (satu)
suara.
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota menggunakan
haknya secara langsung, maka rapat pengurus dapat menetapkan sistem utusan
atau perwakilan anggota dengan ketentuan;
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili 1
(satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
BAB IX
LAPORAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 17
Pendataan dan Pelaporan
BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 18
Sanksi Organisasi
1. Pelanggaran terhadap ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan organisasi dikenakan sanksi organisasi
berupa:
Pasal 19
Tindakan Disiplin
1. Disamping sanksi organisasi, tindakan disiplin diberikan kepada anggota atau pengurus
karena terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan telah
melakukan tindakan yang merugikan kepentingan organisasi, seperti:
a. Melalaikan tugas-tugas organisasi.
b. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
c. Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi.
d. Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
e. Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan
organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Anggaran rumah tangga ini
setelah diberikan sanksi organisasi.
2. Tindakan disiplin dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi berupa:
a. Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan.
b. Pemberhentian sementara.
c. Pemecatan.
Pasal 20
Pemberhentian Sementara
Pasal 21
Pemecatan
Pasal 22
Pembelaan Diri
Pasal 23
Aturan Tambahan
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada saat ditetapkan,
dan apabila di dalamnya terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
2. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga ini jika diperlukan akan diatur kemudian melalui keputusan
DPP FSP KAHUTINDO dalam bentuk Peraturan Organisasi.
3. Segala keputusan dan peraturan organisasi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Y o g y a k a r t a
Pada Tanggal : 3 Agustus 2009
R. CHANDRAYANA F. SUKARJO
Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota