Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Elastisitas permintaan & penawaran gas elpiji 3kg terhadap bright gas 3kg

Matakuliah : Business Plan

Dosen : Pak Sentot

Nama : Antonius Raymond

1. Teori Permintaan dan Penawaran


Pasar dalam teori ekonomi adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga
tercipta jumlah barang pada tingkat harga tertentu.
a. Permintaan
Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang rela dibeli oleh
konsumen pada tingkat harga tertentu (Pyndick& Rubinfeld 2008).Semakin tinggi harga
maka semakin rendah jumlah barang yang diminta konsumen sehingga hubungan harga
dengan jumlah permintaan adalah negatif.
𝑄𝐷 = 𝑄𝐷 (𝑃)

Selain harga barang itu sendiri, faktor yang mempengaruhi permintaan adalah(Rahardja
& Manurung 2006):pendapatan, harga barang yang terkait (substitusi dan
komplementer), tingkat pendapatan per kapita, jumlah penduduk, selera konsumen,
perkiraan harga di masa mendatang, dan distribusi pendapatan.
Di dalam tulisan ini, teori permintaan yang akan dibahas adalah bagaimana harga barang
lain berpengaruh terhadap permintaan barang tersebut. Dalam hal ini adalah pengaruh
harga Bright gas 3kg terhadap permintaan Elpiji 3Kg. Harga barang lain dapat
berpengaruh terhadap permintaan suatu barang apabila keduanya memiliki keterkaitan
(Rahardja dan Manurung, 2006). Keterkaitan kedua barang tersebut dapat bersifat
substitusi (pengganti) atau komplementer (pelengkap). Jika kedua barang tersebut
bersifat komplementer, maka hubungan harga barang Y terhadap permintaan barang X
adalah negatif. Jika kedua barang tersebut bersifat substitusi, maka hubungan harga
barang Y terhadap permintaan barang X adalah positif.
Dalam kaitannya dengan kasus dalam tulisan ini, gas Elpiji 3Kg (subsidi) adalah substitusi
dari Bright gas 3kg (non-subsidi). Ketika terjadi kenaikan harga pada Bright gas 3kg , akan
meningkatkan permintaan terhadap gas Elpiji 3Kg.

b. Penawaran
Kurva penawaran menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang rela
ditawarkan produsen pada tingkat harga tertentu, semakin tinggi harga maka semakin
banyak jumlah barang yang rela ditawarkan sehingga hubungan antara harga dengan
jumlah penawaran adalah positif.
𝑄𝑆 = 𝑄𝑆 (𝑃)

Jumlah penawaran tidak hanya ditentukan oleh tingkat harga, tapi juga ditentukan oleh
biaya produksi meliputi upah, tingkat bunga, dan biaya bahan baku (Pyndick & Rubinfeld
2008)

2. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah persentase perubahan pada kuantitas permintaan akibat
kenaikan satu persen dari harga(Pyndick & Rubinfeld 2008, p.33). Terdapat beberapa
elastisitas permintaan: elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
(Rahardja dan Manurung 2006). Teori elastisitas yang akan dibahas pada tulisan ini adalah
elastisitas silang. Elastisitas silang mengukur persentase perubahan permintaan suatu
barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen (Pyndick &
Rubinfeld 2008). Dalam kasus ini, elastisitas silang adalah antara harga Bright gas 3kg dengan
permintaan Elpiji 3Kg. Apabila di masukkan ke dalam rumus elastisitas silang sebagai berikut:

Δ𝑄𝑒𝑙𝑝𝑖𝑗𝑖 3𝐾𝑔 /𝑄𝑒𝑙𝑝𝑖𝑗𝑖 3𝐾𝑔 𝑃𝐵𝑟𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑔𝑎𝑠 3𝐾𝑔∗ ∆𝑄𝑒𝑙𝑝𝑖𝑗𝑖 3𝐾𝑔


𝐸𝑒𝑙𝑝𝑖𝑗𝑖 3𝑘𝑔 = =
Δ𝑃𝐵𝑟𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑔𝑎𝑠 3𝐾𝑔 /𝑃𝐵𝑟𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑔𝑎𝑠 3𝐾𝑔 𝑄𝑒𝑙𝑝𝑖𝑗𝑖 3𝐾𝑔∗ ∆𝑃𝐵𝑟𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑔𝑎𝑠 3𝐾𝑔

Jika kedua barang memiliki sifat substitusi (pengganti), maka elastisitasnya akan positif
.Sebaliknya, apabila kedua barang memiliki sifat komplementer (pelengkap), maka
elastisitasnya akan negatif.

3. Intervensi Pemerintah dalam Pasar


Di dalam perekonomian, pemerintah dapat mengintervensi keseimbangan harga yang
tercipta di pasar secara langsung maupun tidak langsung. Instrumen yang secara langsung
dapat mengintervensi harga adalah dengan menetapkan ceiling atau floor price, sedangkan
instrument kebijakan yang secara tidak langsung adalah pemberian subsidi.
Dalam kasus Elpiji, pemerintah mengeluarkan produk ber-subsidi, yaitu gas Elpiji 3Kg.
Dengan adanya gas Elpiji 3Kg yang di subsidi, maka terjadi perbedaan harga yang cukup
signifikan dengan produk yang tidak disubsidi, yaitu Bright gas 3kg.

Tabel 1
Harga Eceran Gas Elpiji 3Kg

Harga Gas LPG


Tahun Bulan Brightgas
3Kg 12Kg 3kg
2010 Januari 5,850.0
2011 Januari 4,250.0 5,850.0
2012 Januari 4,250.0 5,850.0
2013 Januari 4,250.0 5,850.0
2014 Januari 4,250.0 7,541.7
2015 Januari 5,333.3 9,325.0
2016 Januari 5,666.7 9,325.0
2017 November 6,000.0 9,325.0 13,000.0
Sumber: Data CEIC

Meskipun seharusnya pemerintah tidak ikut dalam penentuan harga gas Elpiji Non-
Subsidi, namun karena Elpiji memiliki peran yang sangat penting dan menguasai hajat
hidup orang banyak, penentuan harga Elpiji non-subsidi masih di bawah harga
keekonomiannya dan pemerintah turut mempertimbangkan mengenai perubahan harga
yang terjadi.
Konsumsi gas Indonesia Desember 2010 -Desember 2016

(Sumber : https://www.ceicdata.com/id/indicator/indonesia/natural-gas-consumption)

Secara hukum, berdasarkan UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, Pertamina adalah BUMN
yang tidak boleh mengalami kerugian yang disengaja, karena menyebabkan kerugian adalah bentuk
tindak pidana. Laporan BPK No.29/S/IX-XX.1/02/2013 tanggal 5 Februari 2013 juga
merekomendasikan untuk menyesuaikan harga jual LPG 12Kg. Penyesuaian harga menurut UU
Permen ESDM No.26 Tahun 2009 mengatakan bahwa pemberian harga produk non-subsidi adalah
hak BUMN.
Dari sudut pandang bisnis korporasi, menaikan harga LPG 12Kg diperlukan karena Pertamina
terus menerus mengalami kerugian sejak 2008 diperkirakan sebesar Rp 22 trilium, dimana setiap
tahunnya mengalami tren meningkat.

Kemudian karena kedua latar belakang tersebut, Pertamina dengan disetujui oleh
pemerintah menyusun roadmap kenaikan harga Elpiji non-subsidi menuju harga keekonomian pada
tahun 2016. Kenaikan harga Elpiji sudah disadari oleh banyak pihak akan menimbulkan
permasalahan akibat disparitas harga dengan gas Elpiji subsidi 3Kg.

4. Kesimpulan
Subsidi merupakan salah satu usaha pemerintah untuk memberikan kesejahteraan yang
merata bagi masyarakatnya. Termasuk subsidi Elpiji, selain dimaksudkan untuk mengurangi
konsumsi atas BBM,juga bertujuan untuk memperkenalkan masyarakat pada bahan bakar yang
hemat energi dan rendah polusi. Namun pada prakteknya, seperti di dalam teori, bahwa intervensi
pemerintah (dalam hal ini subsidi epiji) selalu menganggu keseimbangan pasar yang sesungguhnya.
Sehingga di lain pihak, memberikan dampak negatif.
Setelah disusun roadmap kenaikan harga Elpiji non-subsidi menuju harga keekonomiannya
pada tahun 2016, maka dapat diprediksi semakin besar perbedaan harga terhadap dua barang yang
memiliki fungsi sama. Pada kondisi ini, sifat substitusi barang menyebabkan tingginya permintaan
atas gas Elpiji3Kg ketika muncul nya barang subtitusi (Bright gas 3kg non-subsidi) yang harga nya
lebih mahal, apalagi jika pemerintah tidak merencanakan sistem monitoring yang memadai atas
konsumsi Elpiji subsidi. Dengan begitu, ada potensi miss-targeting subsidi Elpiji.. Selama gas Elpiji
masih dijual pada pasar yang sama dan tidak ada sistem yang baik untuk pengawasan penggunaan
bagi konsumen yang tepat, maka tidak diragukan lagi bahwa konsumen Elpiji yang seharusnya
mengkonsumsi Elpiji non subsidi, akan berpindah ke Elpiji subsidi.
Selain adanya kekhawatiran akan rendahnya permintaan Bright gas 3kg terhadap Elpiji 3Kg
yang artinya subsidi tidak sesuai target, perbedaan harga antara Elpiji subsidi dan non-subsidi juga
memicu tindakan ilegal pengoplosan Elpiji subsidi yang dijual dengan harga non-subsidi. Kedua hal
ini akan memberikan dampak negatif bagi pengeluaran pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai