Anda di halaman 1dari 147

1

BAGIAN
1
RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL BANGUNAN

1. Semen (Portland Cement) = setara Semen Gersik, Semen


Padang, atau Tonasa
2. Batu Bata = Tanah liat, hasil produksi lokal yang dibakar
dengan baik dan bersudut tajam serta
rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran
3. Pasir Pasang = Pasir Sei. Mahakam (Pasaran Lokal).
4. Pasir Beton =
5. a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan
harus berbutir keras, bersih dari
kotoran-kotoran dan zat-zat kimia
organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja
tulangan, dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus
memenuhi persyaratan seperti dalam
tabel di bawah ini :

Presentase lewat saringan

Saringan (mm)
Ukuran
butiran
10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15

% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10

b. Persentase berat fraksi butiran yang


lebih halus dari 0,074 mm dan
atau kotoran atau lumpur tidak
boleh lebih dari 5 % terhadap berat
keseluruhan. Kecuali ketentuan di
atas, semua ketentuan agregat halus
beton (pasir) pada SKSNI T-15-1991-
03 harus dipenuhi.
6. Koral Beton =
a. Agregat kasar adalah batu pecah
(split) dengan ukuran maksimal 2,5
cm, dan mempunyai bidang pecah
minimum 4 buah, dan mempunyai
bentuk lebih kurang seperti kubus.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
2

b. Batu pecah harus diperoleh dari


batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan
persyaratan PBI, bersih, serta
bebas dari kotoran-kotoran yang
dapat mengurangi kekuatan mutu
beton maupun baja. Pembagian
butir harus memenuhi ketentuan
seperti di bawah ini.
Presentase lewat saringan

Saringan (mm)
Ukuran
butiran
30 25 20 15 10 5 2,5

% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5

7. Pondasi Batu Gunung = Batu Gunung Lokal, Mutu pasangan 1


pc : 4 ps
8. Struktur=
 Beton lantai kerja mutu f'c = 7,4 Mpa
(K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c =
0,87, SNI 7394:2008
 Beton mutu f'c = 21,7 Mpa (K 250),
slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56, SNI
7394:2008
9. Tulangan = Besi beton U 24 polos ukuran pas sesuai gambar
kerja Kawat beton No. 16 SWG ( 1
mm), tidak bersepuh.
10. Pasangan Bata Trasram = Setinggi 30 cm dari ± 0.00 untuk
dinding lantai I Dan kamar mandi 180
cm dengan campuran 1 pc : 2 ps
11. Pasangan Dinding bata = Campuran 1 pc : 4 ps
12. Dinding & Lisplank = Alcopan
13. Plasteran Trasraam = Campuran 1 pc : 2 ps + Acian
14. Plasteran = Campuran 1 pc : 4 ps + Acian
15. Dinding Sekat = Dinding Pas bata
16. Dindin partisi wc= cubical 2 pintu
17. Atap =
 Listplank calsiboard
 Bubungan atap bitumen
 Penutup atap bitumen
 Rangka atap Baja WF
 Gording baja profil C 125.50.20
 Penutup atap Zincalume.
18. Plafond =

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
3

 Pola : Datar (kecuali adanya


persetujuan perubahan pola)
Rangka Plafond : Baja
Ringan/Hollow/metal furring
 Penutup Plafond : Calsiboard 4 mm, &
Gypsum 9 mm, dengan list Gypsum 5
x 5 cm.
19. Kusen =
 Kusen Alumunium,.
 Kusen Kayu Bengkirai.

20. Daun Pintu =


 Daun Pintu Kayu Ulin Untuk Km/wc
 Daun Pintu Kayu Bengkirai.
21. Jendela =
 Daun Jendela Alumunium.
 Kaca Bening T = 5 mm.
22. Kaca =
 Bening, ketebalan 5 mm (Jendela &
BV)
 Bening Ketebalan 8 mm (Jendela)
 Tempered 12mm 2.1x0.8 m + Acc
(pintu)
23. Cat Emulsi (tembok) =
 Cat Tembok Interior :
Cat untuk Interior lebih ditekankan
pada cat decoratif, berbeda dengan
cat exterior yang lebih menekankan
ke durability. Jenis Cat yang
digunakan, Setara : Mowilex (Warna
ditentukan kemudian), dengan lapis
plamir 1x setiap lapis dihaluskan dan
finishing 3x
 Cat Tembok exterior :
Cat exterior harus mempunyai
ketahanan terhadap sinar matahari.
biasanya juga lebih flexible supaya
bisa mengikuti muai susut kayu

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
4

karena kelembaban. Jenis Cat yang


digunakan, Setara :Mowilex (Warna
ditentukan kemudian), 1 x White
prime coat dan finishing 3 x
 Waterproofing
 Cat Plafond :
Jenis Cat yang digunakan, Setara :
Mowilex (Warna ditentukan
kemudian), dengan lapis plamir 1x
setiap lapis dihaluskan dan finishing 3
x
24. Cat Kayu = Jenis Cat yang digunakan setara aftelak, 1 lapis
Plamir dan dihaluskan, 1 lapis Cat
dasar & ditambah 3 lapis Cat finishing,
(Warna ditentukan kemudian).
25. lantai =
vnyl anti bacteria
homogeneus 60x60cm type
 Merek Roman / Indo Gress / Ikolo / KIA
atau sejenis :
- Lantai ruangan, teras ukuran 40x40
cm type Grante Tile (Warna
ditentukan kemudian), dengan seri
dan warna yang sama, sambungan
nat warna hitam
 Merek Roman / Indo Gress / Ikolo / KIA
atau sejenis :
- Lantai kamar mandi warna sesuai
dengan warna corak dinding ukuran
20 x 20 cm bertekstur dengan seri
dan warna yang sama, sambungan
nat warna sesuai corak keramik
(Warna ditentukan kemudian).
- List dinding keramik wc ukuran 6 x
20
- Step nosing lantai tangga
- Dinding kamar mandi ukuran 20 x
40 cm berpola dengan seri Kw I dan
warna yang sama, sambungan nat
warna putih, setinggi 200 cm
keramik (Warna ditentukan
kemudian).

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
5

26. Engsel =
 Kuningan (brass), Merek TOP, Flexch
(sejenis), ring plastik/nylon
- Untuk pintu ukuran 4” sebanyak 4
buah
- Untuk jendela ukuran 3” sebanyak 2
buah
27. Hak Angin = cast iron lapis nickel, 2 buah setiap jendela.
28. Tarikan (Handle) = cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela
29. Grendel = cast iron lapis brass, 2 buah setiap jendela
30. Kunci-Kunci =
 Merek SES, KODAI, Union atau Royal
(setara)
- 1 Pasang Pegangan Pintu/Handle
Door Stainless Steel & Patch Fitt ing
+ Floor Hinge 2@ Set
- Kunci Silinder / handle putar (Pintu
WC)
- Pintu kamar / Dalam = 2 slag
31. Wastafel = Merk Toto atau sejenis, warna sesuai lantai.
32. Closet Duduk = Keramik, Merk Toto atau sejenis, warna
sesuai lantai.
33. Exhaust fan =
34. Panel BOX uk 60x4020 =
35. Fitting, Stop Kontak, Saklar = -
stopkontak
-Stop kontak AC
-Saklar tunggal dan ganda

36. Kabel = - Kabel NYFGbY 4x16 mm2


- Kabel Tray 30cm
37. Lampu =
 Lampu Downlingh Inbow 6 dan
12watt
 Lampu Gantung Variasi
 Lampu Gantung Hias
38. Kran =

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
6

 Kran ukuran 1/2”, dari bahan besi


tuang lapis nickel
 shower
 Roof drain
 Floor drain
 Jet washer .
39. Pipa
 Air Bersih = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Dia.
1/2” jenis AW
 Pipa air hujan = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Dia. 2”
jenis AW
 Air Kotor/Limbah padat = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis)
Diameter 4” jenis D
 Air Kotor/Limbah cair = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis)
Diameter 2” jenis D
 Air Kotor/Limbah cair = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis)
Diameter 3” jenis D
 Listrik = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Diameter
5/8” jenis C
40. Bak Sumpit 1,5x1,3x2,3
=
41. Pompa submersible head ≥ 10m; 150 l/m; + ACC =
42. Kitchen zink =
43. Grill parit
=
44. Incenerator kapasitas 15kg/jam
=
45. Instalasi pengolahan air limbah
=
46. Handrail tangga/Pagar
= Stenlis Ø 3".

BAGIA
N
SYARAT-SYARAT UMUM

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
7

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja,
peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja
dan tenaga listrik untuk menyelesaikan Kegiatan : Pembangunan gedung
PMI, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja
(Borongan).
1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :`
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Tanah & Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Dinding
e. Pekerjaan Atap
f. Pekerjaan Plafond
g.Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela & Sunscren hollow
h.Pekerjaan Penutup lantai
i. Pekerjaan Sanitasi
j. Pekerjaan Elektrikal
k.Pekerjaan Cat – Catan
l. Pekerjaan Lain - lain

2. PERATURAN & KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN


2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain
dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan peraturan
konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang
ditentukan Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala
perubahan dan tambahannya, seperti PBI 1971, PPBBI 1984 dan
SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.
Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-
perubahannya yang telah disahkan oleh Owner (Pengguna
Jasa).
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
8

3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan


(aanwijzing).
4) Surat Keputusan Owner (Pengguna Jasa) tentang penunjukan
Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning
yang telah disetujui Owner (Pengguna Jasa) tentang
penunjukan Kontraktor.
3. PENJELASAN GAMBAR & RKS
3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail
Perencanaan) dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan
RKS, maka yang mengikat dan berlaku adalah gambar kerja.
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,
maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan
sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan,
Kontraktor wajib menanyakan kepada Owner (Pengguna Jasa)
atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Owner (Pengguna Jasa)
dan mengikuti keputusannya.

4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib
membuat Rencana Pelaksanaan secara terperinci berupa
Barchart dan S-Curve.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Owner
(Pengguna Jasa), paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah
SPMK diterima Kontraktor.
4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Owner (Pengguna Jasa)
harus ditempel di bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu
diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (Presentasi Kerja).
4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan grafik Rencana Kerja tersebut.
5. LAPORAN
5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan sebagai resume dari laporan harian dan
mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Owner (Pengguna Jasa)
yang memuat hal-hal :

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
9

a.Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan


b.Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d.Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e.Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
g. As Build Drawing
h. Shop Drawing
5.2. Laporan ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah
ditetapkan oleh Owner (Pengguna Jasa).

6. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN


6.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan
atau biasa disebut Site Manager, yang cakap untuk memimpin,
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan
memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat
Pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Owner
(Pengguna Jasa).
6.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik
Sipil atau sederajat.
6.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi
tahu secara tertulis kepada Owner (Pengguna Jasa), susunan
Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
6.4.Bila kemudian hari menurut pendapat Owner (Pengguna Jasa)
atau Pengawas Lapangan, Site Manager kurang mampu
melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat
Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk/mengajukan
Site Manager baru untuk mendapat persetujuan Owner
(Pengguna Jasa).
7. PEMERIKSAAN LAPANGAN
7.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan
tersebut dilakukan mengakibatkan tidak dapat diperiksanya
pekerjaan yang telah dikerjakan, maka Kontraktor diwajibkan
secara tertulis meminta kepada Owner (Pengguna Jasa),
memeriksa bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
10

7.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24


jam dihitung dari jam diterimanya permohonan (tidak terhitung
hari libur atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi, maka
Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap
bagian pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan, kecuali bila secara resmi Pengawas
Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
7.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas
Lapangan berhak menyuruh membongkar pekerjaan tersebut
sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan. Biaya-
biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai
termyn, dilakukan Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname)
dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan bersama Kontraktor dan
Pengawas Lapangan.
7.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kontraktor,
Pengawas Lapangan dan Owner (Pengguna Jasa).
7.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk
permohonan pembayaran pekerjaan atau borongan.
8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
8.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut
syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam
keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
8.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada
memerlukan perawatan serius, Kontraktor harus segera
membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan
kejadian tersebut kepada Owner (Pengguna Jasa) atau Pengawas
Lapangan.
8.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan
cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua
petugas/pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya
maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan
WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
8.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat
penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di
areal pekerjaan.
8.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan
para pekerja, wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
11

9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang
miliknya yang berada di lapangan, dan milik Owner (Pengguna
Jasa) yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengerusakan.
9.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor
dapat membuat pagar pengaman dari tiang kayu meranti/seng
gelombang dan dicat.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau
pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak
dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap pakai.
9.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan
pihak-pihak yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan
Umum Asuransi. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal
diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa
pemeliharaan.
9.6. Kecuali atas persetujuan Owner (Pengguna Jasa) atau
Pengawas lapangan, maka tidak diperkenankan :
a.Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b.Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat
bekerja.
d.Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan
dalam areal proyek.
10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat
kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam
keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan
dimulai.
11. DIREKSIKEET / BARAK KERJA
11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di
lapangan untuk sesuai dengan kebutuhan.
11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-
peralatan kantor.
11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat
pekerja, tempat makan dan gudang penyimpanan barang-
barang.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
12

11.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan


kemudian oleh Kontraktor atas persetujuan Owner (Pengguna
Jasa).
11.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan
tersebut di atas dan peralatan yang dibutuhkan menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah termasuk harga
kontrak/borongan.
12. PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL
12.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah
diperiksa dan disetujui oleh Pengawasa Lapangan, harus diatur
penempatannya sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-
syarat penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau
menurunnya mutu bahan/material bangunan tersebut.
12.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut
harus mendapat persetujuan Pengawasa Lapangan,
penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun
yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan
dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.
12.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik,
kebersihan areal kerja, direksikeet, gudang, bangsal/los kerja
dan bangunan lainnya yang ada dalam areal proyek harus tetap
terjaga, tertib dan rapi.
12.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa
Lapangan harus dikelurkan dari areal proyek secepatnya
selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan
dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Owner (Pengguna Jasa) dapat
memberhentikan seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari
pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
13. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN
KURANG
13.1. Owner (Pengguna Jasa) dengan persetujuan Owner
(Pengguna Jasa) dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang
menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan
kurang yang layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
13.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau
pekerjaan kurang adalah yang terjadi karena ada perubahan
atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan
terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan,
pembatalan atau penggantian dari macam maupun standar
tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
13

dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Owner


(Pengguna Jasa).
13.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar
kontrak atau spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk
penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor harus
memberitahukan kepada Owner (Pengguna Jasa) dengan
menerangkan dan memberikan alasan atas perubahan tersebut
dan Owner (Pengguna Jasa) mengeluarkan petunjuk/instruksi
mengenai hal ini.
13.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan
lain harus diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus
dipakai sebagai dasar dalam menentukan penilaian dari
pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran
dimana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan dengan
syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga untuk
pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam
Daftar Perincian Harga Penawaran, maka Harga Satuan dapat
ditentukan bersama antara Kontraktor dengan Owner
(Pengguna Jasa) dan harus mendapat persetujuan dari Owner
(Pengguna Jasa).
14. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA
14.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan
diperlukan pembongkaran-pembongkaran yang bersifat
permanen maupun sementara, maka pengamanan dan biaya-
biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk
menggembalikan dalam keadaan baik, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan dalam harga
kontrak/borongan.
14.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk
Pengawas Lapangan dan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar atas
pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-
kerusakan pada bangunan.
14.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk
pada tempat tertentu yang telah disetujui Pengawas Lapangan
dan disingkirkan secepatnya dari areal proyek.

15. PEKERJAAN PERSIAPAN

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
14

15.1. Pembersihan Lokasi Kerja


Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu
yang memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujan dari Pengawas
Lapangan.
15.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan
sesuai petunjuk Pemimpin Proyek, dengan ketentuan yang
sesuai dengan gambar.

BAGIA
N
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
SPESIFIKASI .01
PENGANTAR
Spesifikasi teknik ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik ini berlaku dalam kaitan, merujuk pada, menjelaskan,
serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat dalam bagian lain dari
RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknik ini terdiri dari atas beberapa bagian,
semua ketentuan berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
15

atas bagian tidak membatasi berlakunya ketentuan dari berbagai


lainnya.
Dalam hal Spesifikasi Teknik ini bertentangan dengan Gambar
Rencana, maka yang berlaku adalah Gambar Rencana.
 Dimensi
Semua dimensi dalam Gambar Rencana dinyatakan dalam satuan
metrik. Tidak ada tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke
sistem metrik. Semua gambar dan komunikasi harus dinyatakan
dalam sistem metrik.
 Defenisi
Pada seluruh dokumen ini dipakai kata - kata:
 Direksi Teknik menerangkan : Pemberi Tugas
 Konsultan menerangkan : Konsultan Pengawas
 Kontraktor menerangkan : Kontraktor yang memenangkan
Tender
 Insinyur Pengawas menerangkan : Insinyur yang ditunjuk olek
Konsultan supervisi Sebagai
Pengawas di Lapangan.
 Ahli Geoteknik/ Struktur menerangkan : Ahli Geoteknik / Struktur
yang kompeten dan
berpengalaman.
SPESIFIKASI .02
PEMBERSIHAN, PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN
1. UMUM
1.1. Uraian
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis.
 Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus menyerahkan as
built drawing kepada Direksi Teknik.
 Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi Teknik
setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar,
perbedaan antara Gambar Kerja dan RKS untuk mendapat
keputusan.
 Daerah Kerja akan diserahkan kepada Kontraktor selama masa
pelaksanaan dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja
dan dianggap bahwa Kontraktor mengetahui benar-benar
mengenal: Lokasi Jalan, beserta bangunan penunjang lainnya.
Keadaan kontur tanah

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
16

 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaan hingga selesai


dan lengkap.
 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
salinan gambar-gambar dan RKS di tempat pekerjaan untuk
dapat digunakan setiap saat oleh Pemilik Proyek / Direksi
teknik, dan Konsultan Pengawas.
 Atas perintah Direksi Teknik, Kontraktor dapat diminta
membuat gambar penjelasan dan perincian, semuanya atas
beban Kontraktor.
 Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan Direksi Teknik,
untuk mendapatkan pengesahan/ persetujuan tentang setiap
pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan.
 Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan harus
dilakukan oleh tenaga –tenaga dari pihak Kontraktor yang
berpengalaman dalam bidangnya dan benar-benar mengerti
pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi.
 Semua barang-barang yang tidak berguna selama
pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan.
 Cara–cara meletakkan bahan-bahan di lapanganmaupun di
gudang harus memenuhi syarat tekni, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
1.2. Survei
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa dan
melakukan survei terhadap batas-batas wilayah pembersihan.
Batas yang disepakati harus di cacat dan ditandatangani oleh
Konsultan dan Kontraktor.
1.3. Peralatan
 Semua peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
pekejaan, harus benar – benar memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh standar peraturan yang digunakan
dalam RKS.
 Semua peralatan ataupun bahan-bahan yang akan digunakan
harus mendapat pengesahan atau persetujuan dari Konsultan
dimulai Pelaksanaan pekerjaan.
2. PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN
a. Pembersihan di luar batas lapangan pekerjaan tidak diberikan
pembayaran kepada Kontraktor, kecuali pekerjaan semacam itu
diatas permintaan Direksi Teknik.
b. Pembongkaran Bangunan lama berupa bangunan kayu, pas
bata, Pondasi dan lain sebagainya harus dibogkara, sehingga

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
17

dalam pelaksanaan pembangunan ti tidak menggangu. Dan


semua hasil bongkaran harus dibuang, Semua pohon-pohon,
batang-batang pohon, akar-akar dan lain sebagainya yang
ditebang harus dibongkar sampai kedalaman 2 m atau 2.5 m atau
seperti yang ditunjukkan pada gambar RKS di bawah permukaan
lahan setelah striping, dan bersama-sama sengan segala
bentuknya harus dibuang pada tempat-tempatyang tampak dari
tempat pekerjaan, menurut cara yang praktis yang telah disetujui
oleh Direksi Teknik.
c. Seluruh kerusakan yang ditimbulkan oleh Kontraktor pada saat
pembersihan merupakan tanggung jawab kontraktor.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam
hasil embongkaran bangunan, tumbuhtumbuhan, pohon –pohon
semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan bahan-bahan
lain yang mengganggu, termasuk pencabutan akar-akar, sisasisa
material dari sisa-sisa pekerjan, dan hal-hal lainnya yang
sehubungan dengan persiapan pelaksanaan ekerjaan berikutnya,
kecuali bila Direksi Teknik menentukan lain.
3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
a. Jumlah pekerjaan dihitung dengan membandingkan peta situasi
keadan awal sebelum pekerjaan dimulai dengan keadaan setelah
selesai pekerjaan.
b. pengukuran untuk keperluan perhitungan pekerjaan yang
berhubungan dengan pembayaran tahapan termin, dilakukan oleh
kontraktor di bawah pengawasan Konsultan.
c. Pengukuran keadaan awal dan keadaan akhir dilaksanakan
berdarkan referensi yang sama.
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Pengukuran
Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-
cara pengukuran dengan alat-alat penyipat datar (theodolith,
waterpass dan sebagainya) dan lain-lain peralatan yang
diperlukan.
 Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan
tempat/posisi patok penandaan permanen (bench mark)
sebagai referensi pengukuran bangunan, dan dituangkan
dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).
 Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan
Pengawas Lapangan dan tetap merujuk pada pergeseran
patok awal.
 Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level
bangunan dan jarak as bangunan pada setiap pekerjaan
sesuai dengan gambar kerja.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
18

4.2 Pemasangan Bowplank


 Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas
Pengawas Lapangan dengan patok yang dipancang kuat-kuat
dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan
ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
 Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1,00
meter dari as dinding bangunan menurut gambar kerja.

SPESIFIKASI .03
PEKERJAAN GALIAN
1. UMUM
 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
yang berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab, pengeringan diusahakan dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk harga kontrak/borongan.
 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,
kedalaman, kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh
ditempatkan berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak
diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
19

tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling lambat 2


x 24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas
Lapangan
2 PERALATAN
 Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output
kerja harian, jumlah, tipe dan kapsitas peralatan yang akan
dioperasikan kepada Konsultan.
 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan
dan lingkungan.
3. DEWATERING
 Kontraktor harus melakukan pekerjaan Dewatering apabila
pekerjaan galian terganggu oleh genangan air selama proses
konstruksi kecuali atas izin Konsultan atau Direksi Teknis.
 Pekerjaan dewatering dilakukan untuk menjamin agar wilayah
kerja bebas dari genangan air yang dapat mengganggu proses
konstruksi.
 Kontraktor harus mengusulkan sistem dewatering untuk
pelaksanan struktur - struktur penunjang. Usulan pelaksanaan
pekerjaan dewatering harus mendapat persetujuan dari Insinyur
Pengawas.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
20

SPESIFIKASI .04
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN
1. UMUM
1.1. Uraian
 Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir
yang disetujui oleh konstruksi timbunan atau untuk timbunan
umum yang diperlukan untuk membuat dimensi timbunan
badan jalan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan
persyaratan atau penampang melintang jalan.
 Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan
secara tertulis kepada Konsultan dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulai
pekerjaan.
 Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan
terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang
akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu
oleh Pengawas Lapangan.
 Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini dibagi
menjadi 2 (dua) macam yaitu timbunan dari bahan pasir dan
lempung. Pasir dan lempung yang digunakan dari bahan
pilihan yang harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh
Konsultan atau persetujuan Direksi Teknik.
1.2 Peralatan
 Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output
kerja harian, jumlah, tipe dan kapsitas peralatan yang akan
dioperasikan kepada Konsultan.
 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi
lapangan dan lingkungan.

2. PEKERJAAN TIMBUNAN.
2.1. Lingkup

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
21

 Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan,


penempatan dan pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran
yang disetujui untuk timbunan atau pengurugan kembali pada
lokasi jalan. Galian dan urugan atau timbunan, pada
umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian
dari penampang melintang yang telah disetujui.
 Timbunan / urugan kering (di atas elevasi air) memakai
material lempung sesuai gambar rencana dan harus
memenuhi kepadatan yang diisyartkan pada spesifikasi ini,
sesuai gambar rencana.
2.2. Toleransi Dimensi
 Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah
pemadatan tidak akan melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm
lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
 Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus
cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang
cukup untuk menjamin pengaliran bebas dari air permukaan.
 Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda
dari garis profil yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari
ketebalan yang dipadatkan.
 Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan
yang dipadatkan melebihi 300 mm
2.3. Kondisi Tempat Kerja
 Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering
sebelum dan selama pekerjaan pemadatan.
 Timbunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk
menunjang sistem drainase dari aliran air hujan dan pekerjaan
yang diselesaikan mempunyai drainase yang baik. Air dari
tempat kerja harus dikeluarkan ke dalam sistem drainase
permanen. Penjebak lumpur harus disediakan pada sistem
drainase sementara yang mengalirkan ke dalam system
drainase permanen.
 Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu
persediaan air yang cukup untuk pengendalian kelembaban
timbunan selama operasi pemadatan
2.4. Pembetulan Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Syarat
 Timbunan akhir yang tidak sesuai dengan penampang
melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan
toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki
dengan menggaruk permukaan tersebut dan membuang atau
menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul
dengan pembentukan pemadatan kembali.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
22

 Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas


kadar air yang ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh
konsultan, harus dikoreksi dengan menggaruk bahan-bahan
disusul dengan penyiraman dengan jumlah air secukupnya
dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin
perata atau peralatan lain yang disetujui.
 Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas
kadar air yang ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, harus dikoreksi dengan menggaruk bahan-bahan
disusul dengan pengerjaan dengan mesin perata berulang –
ulang atau peralatan lainnya yang, dengan selang istirahat
antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak
atau bila pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan
pengerjaan dan membiarkan bahan terlepas, maka Konsultan
dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering
memadai.
 Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau
sebaliknya setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai
dengan spesifikasi ini, pada umunya tak akan memerlukan
pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi.
 Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat
atau kepadatan bahan-bahan dari spesifikasi ini harus
sebagaimana diarahkan oleh Konsultan dan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusulkan
denngan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau
pembuangan dan penggantian bahanbahan.
2.5. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh
pengujian kepadatan atau lainnya harus ditimbun kembali oleh
Kontraktor tanpapenundaan dan dipadatkan sampai persyaratan
toleransi permukaan dan kepadatan dari spesifikasi.
2.6. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan
sewaktu hujan turun, dan tak ada pemadatan yang boleh
dilakukan setelah hujan atau sebaliknya bila kadar air bahan-
bahan berada di luar batas yang ditentukan.
2.7. Royalti Bahan- Bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik,
Kontraktor harus membuat semua pengaturan yang diperlukan
dan membayar semua biaya dan royalti kepada pemilik tanah
dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
2.8. Bahan – Bahan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
23

1. Sumber bahan – bahan


Bahan – bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang
disetujui oleh Konsultan atau Direksi Teknis.
2. Timbunan Lempung
 Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan lempung
terdiri dari timbunan tanah lempung yang digali dan
disetujui oleh Konsultan sebagai bahan-bahan yang
memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan
permanen. Material yang digunakan adalah material silty
clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL,
ML, atau SM.
 Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage)
sangat tinggi yang mempunyai suatu nilai aktivitas lebih
besar dari pada 1,0 atau suatu derajat pengembangan
yang digolongkan oleh AASTHO T 258 sebagai sangat
tinggi atau ekstra tinggi, tidak bolehdigunakan sebagai
bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai
Indeks Plastisitas, IP ( AASTHO T 88)
 Indeks Plasitisitas , IP (AASHTO T 90) dari material
timbunan harus lebih kecil dari 25 %
 Material timbunan lempung harus memiliki Gs > 2, 6
 Material yang telah dipadatkan menurut Modified Protor,
haruS memiliki:
 Berat jenis kering maksimim ( ( Ydry max) lebih besar dari
1,50 ton/m3
 Undrained Shear Strenght ( CU ) lebih besar dari 70 kPa
3. Urugan
o Urugan pasir akan digunakan sampai elevasi tertentu pada
section yang ditentukan sesuai gambar rencana.
o Semua timbunan yang digunakan harus dipandang juga
sebagai timbunan untuk drainase porous jika ditentukan
atau disetujui atau urugan kembali pada struktur.
o Material
 Diameter 50 % material, D50 lebih besar dari 0,25 mm
 Perbadingan diameter 60 % dengan diameter 10 %, D60
/ D10 lebih besar 2,5
 Jumlah butiran yang lolos saringan # 200, antara 5 -15
%
 Spesific Gravity, Gs lebih besar dari 2,6
2.9 Penempatan dan Pemadatan Timbunan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
24

1. Persiapan Tempat Kerja


 Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka
semua operasi pembersihan dan pembongkaran, termasuk
penimbunan lubang yang tertinggal pada waktu
pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan dan
bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah
dikeluarkan sebagaimana telah diperintahkan oleh
Konsultan. Seluruh areal harus diratakan secukupnya
sebelum penimbunan dimulai.
 Dimana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau
kurang, maka daerah pondasi timbunan tersebut harus
dipadatkan secara penuh (termasuk penggarukan dan
pengerinngan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan
kepadatan yang ditentukan untuk tumbuhan yang akan
ditempatkan di atasnya.
 Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit
ditempatkan pada timbunan yang ada, maka lereng –
lereng yang ada harus dipotong untuk membentuk
terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan
ditempatkan dalam lapisan horizontal.
2. Penempatan Timbunan
 Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang
dipersiapkan dan disebarkan merata serta bila dipadatkan
akan memenuhi toleransi ketebalan lapisan yang diberikan.
Bilamana lebih dari satu lapiasan yang akan ditempatkan,
maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama
tebalnya.
 Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah
galian tambahan ke permukaan yang dipersiapkan dalam
keadaan cuaca kering. Penumpukan tanah timbunan tidak
akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.
 Dalam penempatan timbunan di atas atau pada selimut
pasir atau bahan-bahan drainase porous lainnya, maka
harus diperhatikan untuk menghindari percampuran
adukan dari kedua bahan-bahan tersebut. Dalam hal
pembentukan drainase vertikal, maka suatu pemisah yang
luas antara kedua bahan-bahan tersebut harus dikamin
dengan menggunakan acuan sementara dari lembaranbaja
tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu
penempatan timbunan dan bahan drainase porous
dilaksanakan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
25

 Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan


yang ada harus dipersiapkan dengan mengeluarkan semua
tumbuhan permukaan dan harus dibuat serasering
sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru
terikat pada timbunan yang ada hingga memuaskan
Konsultan. Timbunan yang diperlebar kemudian harus
dibangun dalam lapisan horisontal samai pada ketinggian
tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis
dan secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai
ketinggian permukaan jalan yang ada untuk mencegah
pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
 Sebelum suatu timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan
tumbuhan harus dibuang dari permukaan atas dimana
timbunan tersebut ditempatkan dan permukaan yang
sudah dibesihkan dihancurkan dengan pembajakan atau
pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan
maka setiap lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh
lapis demi lapis setebal 30 cm dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan sampai
suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
 Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila
kadar air bahan-bahan berada dalam batas antara 3%
kurang daripada kadar air optimum. Kadar air optimum
tersebut harus ditentukan sebagai kadar air dimana
kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut
dipadatkan sesuai dengan AASTHO T 99.
 Semua timbunan batuan harus ditutup dengan sebuah
lapisan atau lapisan dengan tebal 200 mm dari bahan-
bahan yang bergradasibaik yang berisi batu-batu atas
timbunan batuan. Lapisan penutup ini harus dibangun
sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
 Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus
dipadatkan sebagaimana ditentukan, diuji untuk kepadatan
dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan berikutnya
ditempatkan.
 Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan
dilanjutkan ke arah sumbu jalan dengan suatu cara yang
sedemikian sehingga setiap bagian menerima jumlah
pemadatan yang sama.
 Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai / dimasuki
oleh alat pemadat biasa harus ditempatkan dalam lapisan
horisontal dari bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
26

tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan


alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang
disetujui. Perhatian khusus harus diberikan, guna
menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan tepi
pipa untuk menghindari ronga-rongga dan guna menjamin
bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
 Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang
sudah dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak
mutu timbunan.
 Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap
terjadinya longsoran lokal pada talud. Apabila terjadi
kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor harus
memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada intruksi
dari Direksi Teknik / Konsultan. Semua biaya perbaikan
talud yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
 Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi
Teknik berhak memerintahkan pengujian tambahan pada
sebagian atau keseluruhan timbunan yang sudah diuji dan
diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut
mengalami penurunan mutusehingga tidak memenuhi
Spesifikasi Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya
sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi
Spesifikasi Teknik ini dan menanggung biaya pengujian
yang diperintahkan Direksi Teknik.
2.10. Jaminan Kualitas
1. Pengawasan Kualitas Bahan.
 Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang
diperlukan untuk persetujuan awal kualitas bahan-bahan
harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, tetapi harus
termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili
sumber bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk
mewakili serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan
diperoleh dari sumber tersebut.
 Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan
timbunan yang diajukan, maka pengujian kualitas bahan-
bahan tersebut harus diulangi lagi atas kebijaksanaan
tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan yang
diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
 Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-
bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
keanekaragaman bahan yang dibawa ke tempat proyek.
Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
27

diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter


kubik timbunan yang diperoleh dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbuna Tanah Lempung
( Compacted Clay )
 Pemadatan setiap lapis yang telah ditentukan harus
mencapai kepadatan minimal 95 % Modified Proctor
maxsimum density.
 Jika ada pemadatan timbunan tanah lempung di bawah
elevasi muka air rata-rata maka lapisan yang lebih dari 300
mm di bawahketinggian elevasi muka air rata-rata harus
dipadatkan sampai 95 % dari sandar maksimum kepadatan
kering yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T 99. Untuk
tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan
yang tertahan pada ayakan 3/4 inch, kepadatan kering
maksimum yang dipadatkan harus sesuai untuk bahan-
bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan
oleh tenaga ahli / Insinyur.
 Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan
timbunan yang dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 191
dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa
kapadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka
Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut.
Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan
sepenuhnya pada lokasi yang diarahkan oleh Konsultan,
tetapi satu dengan yang lainnya tidak terpisah lebih dari
50 m. Pada timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian
harus dilaksanakan pada setiap 150 meter kubik timbunan
yang ditempatkan.
3. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah Pasir.
Timbunan pasir yang berada dibawah muka air,
Kontraktor sedapat mungkin harus dapat memadatkannya
hingga mencapai Dr 60 % dengan alat dan metode yang
harus mendapat persetujuan dari Konsultan.

4. Percobaan Pemadatan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan
peralatan dan metode untuk mencapai tingkat pemadatan
yang ditentukan.Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu
untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka
pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali
dengan izin Konsultan Pengawas.
 Sebelum pekerjaan pemadatan dilaksanakan suatu
percobaan lapangan harus dilaksanakandengan jumlah

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
28

lintasan alat pemadatdan kadar air yang diubah – ubah


sampai kepadatan yangditentukan tercapai sehingga
memuaskan Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah
lintasan yang disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air
untuk semua pemadatan selanjutnya.
2.13. Pengukuran
 Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-
bahan yang dipadatkan yang diterima lengkap di tempat.
Volume yang di ukur harus didasarkan pada gambar
penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau
profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkanserta
pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan
timbunan ahir yang ditentukan dan disetujui. Metode
perhitungan volume bahanbahan harus merupakan metode
luas bidang ujung rat-rata, dengan menggunakan
penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak
lebih dari 25 meter.
 Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang
melintang yang disetujui, termasuk setiap tambahan
timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan
terasering atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada
atau sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur
untuk pembayaran, kecuali:
 Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan
yang kurang sesuai atau lunak diganti bahan-bahan
batuan atau keras lainnya.
 Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan
pekerjaan yang kurang memuaskan atau kurang stabil
atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak dianggap
bertanggung jawab.
 Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan
biasa dinyatakan sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah
tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai timbunan di
bawah bab ini.
 Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari
Konstruksi timbunan atau untuk mengubur bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak
akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan. e. Bila
bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka
bahan-bahan ini akan dibayar sebagai timbunan dibawah
bab ini.
 Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan
sebagai drainase porous akan diukur dan tidak akan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
29

dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam bab


ini.
 Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap
meter kubik timbunan.

SPESIFIKASI .05
PEKERJAAN TIANG PANCANG
1. UMUM
 Pekerjaan tiang pancang berfungsi untuk menyalurkan beban dari
upper struktur ke lapisan tanah dasar, yang terdiri dari :- Pancang
Ulin 10/10 – 200 cm + Sunduk dan kalang ulin- Pancang Minipile
Segiempat 20.20
 Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, dan prosedur
pemancangan yang disetujui oleh Direksi Teknis yang sesuai
dengan persyaratan teknis pekerjaan pancang.
 Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib mengajukan request
sheet terlebih dahulu kepada Direksi Teknis.
 Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara
tertulis kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Teknis untuk memulai pekerjaan.
2. MATERIAL
2.1. Tiang Pancang Kayu
 Bahan tiang pancang kayu adalah Kayu Ulin
 Kelas Kuat Kayu I
 Bentuk lurus, tidak pecah, berpenampang segiempat dan
ukurannya harus sesuai dengan gambar kerja.
2.2. Tiang Pancang Beton

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
30

 Bahan tiang pancang adalah beton bertulang


 Berpenampang Segiempat 25.25, dengan spesifikasi sbb :

:

3. ALAT PANCANG
3.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
Alat pancang yang digunakan adalah alat pancang manual
menggunakan kepala babi.
3.2. Tiang Pancang Minipile Segiempat 25.25

4. PELAKSANAAN PEMANCANGAN
4.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
a.Memancang pada tempat dan kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar detail.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
31

b.Pemancangan tegak lurus kebawah, ditumbuk dengan beban


secukupnya sehingga mencapai kedalaman yang ditentukan.
4.2. Tiang Pancang Minipile Segiempat 25.25
a.Pemancangan dilakukan hingga end bearing
b.Selama pemancangan wajib dilkukan kalendering untuk
mengetahui kedalaman end bearing
c. Dalam pelaksanaan harus memperhatikan jarak minimum dari
struktur existing
5. JARAK PEMANCANGAN ANTAR TIANG PANCANG
Jarak pemancangan antar tiang pancang adalah 1.5 – 3.5 D atau
sesuai dengan gambar kerja.

1.5-2D

2-3.5D

1.5-2D
SPESIFIKASI .06
PEKERJAAN BETON
1.5-2D 2-3.5D 1.5-2D
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk lingkup pekerjaan beton:
 Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang,
lantai kerja, dan lain-lain
 Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat
konstruksinya merupakan struktur utama, seperti pondasi pile
cap beton, pelat beton, balok, kolom dan konstruksi beton
lainnya seperti dinding penahan tanah.
 Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan
sesudah pengecoran termasuk pembuatan cetakan penulangan,
pembuatan dan pemasangan spacer, pengecoran,
pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan
mutu beton, persiapan dan pemasangan penulangan stek -stek.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
32

 Semua pekerjaan koordinasi dengan pekerjaan dari Kontraktor


lain, misalnya pembuatan lubang pipa, pemasangan angkur dan
lain-lain.
2. PERSYARATAN UMUM
1. Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Beton Kecuali ditentukan lain
dalam persyaratan - persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2
 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung (SNI
Beton 2003)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
– NI-3
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SI 0052-80)
 Standar Struktur Bangunan Indonesia -1.4.53.1989-UDC :
693.5
2. Peraturan-peraturan dari luar negeri seperti ACI code, JIS, BS dsb
dapat digunakan sepanjang hal-hal yang diatur tidak terdapat
dalam Peraturan Indonesia.
3. Kualitas campuran beton struktur minimal harus mempunyai
mutu K-225. Campuran beton struktur diisyaratkan menggunakan
ready mixed.
3. MATERIAL
3.1. Portland Cement
 Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang
menggunakan standard semen Indonesia (NI-8-1964), PBI
1971 serta pasal 1 bagian A.1 PUBI – 192.
 Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca
luar, kelembaban dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi
kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti
ketentuan-ketentuan material saat ini dalam PBI 1971.
 Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai
dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen
yang terlalu lama penyimpanannya.
 Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 3
bulan.
 Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
 Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar
cukup banyak untuk menghidarkan kemacetan pekerjaan
yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
33

 Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada


semen yang sedang pengangkutan.
 Kadar alkali maksimum 0,40%.
3.2. Agregat
1. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami
atau buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu,
tetapi agregat tersebut harus memenuhi test, standard
laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi
persyaratan ASTM C-33. Agregat kasar harus mempunyai
susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasan dan padat
(tidak porous).
2. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PBI 1971 (NI-2), SII-0052-80, dan ASTM C-33 seperti:
Agregat halus harus memenuh persyaratan:
 Modulus kehalusan = 2,3 – 3,1
 Kotoran organic ≤ no. 3
 Kadar Lumpur < 5 %
 Kekerasan < 2,2
 Kekekalan (Na2SO4) < 12 %
 Peresapan (Absorps) < 5 %
 Tidak bersifat reaktif terhadap Alkali.
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan:
 Kadar Lumpur < 1 %
 Kandungan butiran pipih < 20%
 Abrasi Los Angeles < 40 %
 Kekekalan (Na2SO4) < 12 %
 Peresapan (Absorpsi) < 5 %
 Tidak bersifat reaktif terhadap Alkali.
3. Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus
mendapa persetujuan Direksi teknik. Kontraktor harus
menyediakan sample agregat seberat 25 kg untuk setiap
ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan
digunakan untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium,
maka pemeriksaan tersebut sudah harus diperhitungkan di
dalam penawaran.
4. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm
dan tidak lebih dari seperempat dimensi struktur beton yang
terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
34

5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan


bebas dari bahan-bahan organis, tanah lempung dan
sebagainya.
3.3. Air
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak asam, alkali dan bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan dan sesuai pasal 3.6 PBI 1971 dan pasal 9 PUBI –
1982.
 Apabila dipandang perlu, Direksi teknik dapat meminta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3.4. Baja Tulangan
 Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli gemuk dan
kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi lekatannya pada
beton dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar rencana, digunakan
besi ulir dari mutu BJTD 32 (fy = 320 kg/cm2) dan BJTP 24 (fy
= 240 kg/cm2). 2. Baja tulangan harus memenuhi tanda
standars SII dengan ukuran sesuai dengan dokumen lelang.
 Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik
mengenai kekuatan dan ukuran baja tulangan.
 Untuk mendapat jaminan akan kualitas besi yang diminta,
maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada /
dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat
pemesanan maupun secara periodic minimum masing-masing
2 (dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung
untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium –laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknik.

 Toleransi besi

Diameter ,ukuran, isi Variasi dalam Toleransi


(jarak antara dua berat yang diameter
permukaan yg diperbolehkan
berlawanan)

10 mm ≤ diameter ¸16 ± 5% ±0,4 mm


mm ± 4% ±0,5 mm
Diameter ≥ 16 mm

3.5. Admixture
 Admixture yang dimaksud di sini adalah suatu bahan
tambahan yang berupa zat cair, bubuk, atau padat yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
35

membuat bahan utama dapat berfungsi sesuai dengan yang


diharapkan.
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran
yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
 Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknik mengenai hal tersebut. Dan Kontraktor akan
bertanggung jawab selama proses pencampurannya.
 Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi,
jenis bahan mentah utamanya, caracara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.
3.6. Pengirman dan Penyimpanan Material
 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya
harus sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah / utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum
pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen harus dalam keadaaan baik (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih
harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat)
dan jumlahnya tidak boleh dari 10 % berat. Jika ada bagian
yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka
jumlah tidak melebihi dari 5% berat dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan semen pengganti yang baik dalam
jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas
beton yang diminta harus tetap terjamin.
 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan
menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur
atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain).
 Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang
cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus
beralaskan lantai beton ringan untuk menghidari
tercampurnya dengan tanah.
 Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan
memberikan kepada Direksi Teknik “ Certificate Test ” dari
bahan-bahan besi dan Portland Cement dari produsen/ pabrik.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
36

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor


diwajibkan untuk membuat mix design dari sebagian jumlah
bahan untuk beton yang sudah memenuhi persyaratan
dengan pelaksanaannya mengikuti Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5
 Semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan
tanah harus mempunyai lantai kerja beton tumbuk (f'c = 7,4
Mpa (K 100), slump (3-6) cm) dengan ketebalan minimum 5
(lima) cm. Lantai kerja ini harus kering dan bersih dari segala
kotoran sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
 Perbandngan antara agregat halus dan agregat kasar
tergantung dari gradasi, tetapi agregat halus hendaknya
dalam jumlah sesedikit mungkin yang apabila dikombinasikan
dengan semen akan menghasilkan adukan yang dapat
mengisi rongga-rongga antara agregat-agregat yang berbutir
kasar tersebut dan cukup tersisa untuk membentuk
permukaan / finishing yang halus.
 Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet,
maka jumlah air yang dipakai hendaknya sesedikit mungkin
tetapi masih cukup mudah dikerjakan dan mempunyai
konsistensi yang cukup sesuai dengan keperluannya.
4.2. Pemasangan Baja Tulangan pada Beton
 Sebelum baja tulangan dipasang, Kontraktor harus
menunjukkan hasilhasil pengujian yang memperlihatkan mutu
baja tulangan tersebut sesuai dengan gambar rencana kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu.
 Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar rencana.
 Semua baja tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis
dan tidak termasuk pada gambar rencana, tetapi diperlukan /
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini, harus diadakan
pelaksanaannya.
 Pemasangan dan pengikatan dari baja yang tertanam dalam
beton dilakukan pada keadaan normal, tidak diselesaikan
pada saat pengecoran berlangsung. Baja tulangan harus
ditempatkan pada posisi seakurat mungkin sesuai dengan
gambar rencana dan diikat kuat agar tidak bergeser saat
pengecoran.
 Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala,
untuk disetujui Direksi Teknik dalam pelaksanaannya.
 Semua baja pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih
dari larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat
member akibat pengurangan lekatan antara beton dan baja.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
37

 Apabila baja tulangan harus dibengkokkan sesuai gambar


rencana, maka pembengkokkan dlakukan pada saat dingin,
dengan alat Bantu pin berdiameter tertentu seperti yang
tertera pada table berikut:

Diameter Nominal Baja Tulangan (d) Diameter Pin

10 mm sampai 20 mm 6d
25 mm sampai 28 mm 8d
32 mm atau lebih besar 10d

 Semua baja tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang


maksimumnya. Tidak diperbolehkan adanya sambungan
splice pada baja tulangan, kecuali tertera pada gambar
rencana atau disetujui oleh Direksi Teknik.
 Jarak antar dua buah sambungan splice harus dibuat sejauh
mungkin, dengan jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja
tulangan yang disambungkan.
 Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice,
kecuali tertera pada gambar rencana.
 Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruhan atau kekurangan atau
perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka Kontraktor
dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini
diberitahukan kepada perencana konstruksi untuk sekedar
informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan diminta oleh Kontraktor
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut
hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan Direksi dan
Perencana kostruksi.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka
perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan
persetujuan tertulis dari Perencana konstruksi.
 Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah
merupakan juga keharusan dari Kontraktor.
 Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang
terdekat dengan
catatan:
 Harus ada persetujuan dari Direksi

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
38

 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat


tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam
hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan
keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah
overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penggunaan penggetar
4.3. Benda Uji
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda
uji setiap 5m3 beton dengan minimum 1 benda uji setiap hari
sesuai dengan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
1.4.5.3.1989-UDC : 693.5 dan diberi tanggal dan nomor urut
yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas
persetujuan Direksi Teknik.
4.4. Persiapan Pengecoran
 Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan
perancah kepada Direksi Teknik untuk memperoleh
persetujuannya. Pelaksanaan pembuatan bangunan acuan
dan perancah tidak diperkenankan sebelum gambar rencana
bangunan pembentuk disetujui Direksi Teknik.
 Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi Tegofilm dan
hanya boleh digunakan 2 kali yang digunakan untuk
menbentuk beton muda yaitu sebelum beton mencapai
kekuatan yang diisyaratkan dan sebelum mendapat
bentuknya yang permanen, agar apabila telah mengeras
struktur beton mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang
tercantum pada gambar perencanaan. Sedangakan Perancah
adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda
yang digunakan sampai beton mencapai kekuatan yang
diisyaratkan. Segala biaya yang diperlukan sehubungan
perencanaan bangunan acuan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
 Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban
mati dan beban hidup yang bekerja, tekanan beton dalam
keadaan basah dan getaran-getaran, tanpa mengalami
distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari
material pada seperti kayu terentang, baja atau beton cetak
yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk yang ditopang dan
diberi pengaku dan ikatan secukupnya agar posisi dan
bentuknya tidak mengalami perubahan baik sebelum ataupun
setelah pengecoran. Spesifkasi kayu acuan harus sesuai
dengan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI)
1.4.53.1989-UDC: 693-5. Pemakaianbahan bamboo tidak
diperbolehkan. Perancah harus dibuat di atas pondasi yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
39

kuat dan kokoh sehingga terhindar dari bahaya penggerusan


dan penurunan.
 Cetakan dari plywood 9 mm harus datar dan tegak lurus,
cetakan tidak bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga dan
bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu
betob dicor dan setelah selesai pengecoran tetap mudah
dibongkar. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua cetakan
beton harus bersih dari segala material yang bisa mengurangi
mutu dan kekuatan beton.Cetakan yang sudah perbah dipakai
harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu . Sebelum dicor
harus dilapisi dengan “Form Oil”. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan setiap kali sebelum pengecoran dilakukan
 Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah
kebocoran adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan
sarangsarang agregat pada permukaan beton.
 Pekerjaan pengecoran tidak boleh dimulai sebelum rencana
tahaptahap, cara-cara dan persiapan pengecoran mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
4.5. Pelaksanaan Pengecoran
 Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan
persyaratan yang diminta dan angka perbandingan adukan
tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isi yang
dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat
penakar harus dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapat
persetujuan Direksi Teknik terlebih dahulu.
 Pengadukan bahan beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit setelah semua
bahan beton sesuai persyaratan mulai diaduk.
 Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1
jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan
kontinyu secaramekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dicorkan
sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai mencapai
syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Direksi Teknik.
 Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/ udara masuk
selama pengecoran harus digunakan concrete vibrator.
Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih
dari 30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan
tidak boleh kena langsung baik pada baja tulangan maupun
cetakan.
 Harus dihindari terjadinya pemisahan material (segregation)
pada saat pengecoran dan perubahan letak tulangan.
 Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya
harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
40

mengeras. Adukan beton tidak boleh jatuh secara bebas dari


ketinggian lebih dari 1 meter.
 Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu
diperiksa sehingga bisa menghasilkan bentuk permukaan,
ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan Gambar Rencana
kerja.
 Pengecoran yang terhenti. Apabila pengecoran terhenti pada
daerah yang tidak direncanakan sebagai pemberhentian
pengecoran, misalkan terjadi kerusakan pada peralatan
pengecoran, maka pengecoran selanjutnya hanya dapat
dilakukan dengan memperhatikan persyarata sebagai berikut:
Pengecoran selanjutnya dapat dilakukan jika tidak melebihi 2
jam dari saat pemberhentian pengecoran.
 Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada
waktu melebihi 2 jam dari saat penghentian pengecoran,
maka daerah pengecoran yang terhenti tersebut harus
diberlakukan sebagi siar dilatasi. Permukaan beton pada
daerah pengecoran yang terhenti harus dibobok minimal 5 cm
sehingga membentuk bidang yang kasar. Permukaan beton
tersebut kemudian diberi bahan bondingagent seperti EMAGG
atau yang setara dan yang dapat menjamin kontinuitas beton
lama dengan beton baru.
4.6. Pemadatan Beton
 Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan
dengan peralatan (vibrator) mekanik. Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang cukup untuk mengangkut dan
menuangkan beton dengan konsistensi yang cukup sehingga
dapat diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan /
memadatkan secara berlebihan. Ketelitian dalam proses
pemadatan harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi
rongga-rongga dan pengatongan udara pada beton yang
sedang dipadatkan dan jangan sampai terjadi perubahan
posisi tulangan baja selama pemadatan. Pemadatan /
penggetaran dilakukan dalam waktu tidak terlalu lama
sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation) beton.
Pelaksanaan pemadatan / pengetaran ini harus dilaksanakan
oleh pekerja-pekerja yang telah berpengalaman dan
dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Direksi
Teknik.
 Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus
dapat memberikan 6000 getaran/ menit bila dimasukkan
kedalam adukan beton dengan slump 6 cm dan akan
memberikan daerah yang kelihatan bergetar dalam radius
tidak kurang dari 46 cm. Alat penggetar harus dimasukkan
searah dengan as memanjangnya. Tidak diperkenankan untuk
menggetarkan beton yang telah mengalami “Initisial Set” dan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
41

jangan sampai alat penggetar menumpu pada tulangan baja.


Tidak diperkenankan pula melakukan penggetaran untuk
maksud mengalirkan adukan beton.
4.7. Penyelesaian Permukaan Beton
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak
tampak bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian
yang membekas pada permukaannya. Ujung-ujung atau sudut-sudut
harus berbetuk penuh dan tajam.
5. KUALITAS BETON
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, kualitas beton
adalah K-225 (yaitu tegangan tekan hancur karakteristik untuk
pengujian benda uji selinder atau kubus beton ukuran 15x15x15
cm3 pada usia 28 hari)
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan di tempat lain atau dengan mengadakan trial mixes
d laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi Teknik.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut
etentuanketentuan yang disebut dalam sub bab 4.4.3 mengenai
Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor harus mebuat laporan tertulis
atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh
Direksi Teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
evaluasi nilai kuat tekan beton yang diperoleh.
Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifkat dari laboratorium.
Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan Direksi
teknik.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi Teknik dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
Nilai slump yang diizinkan berdasarkan jenis konstruksi yang akan
ilaksanakan adalah sebagai berikut:
Jenis Konstruksi Nila Slump
Min Max
Pier beton & pile 5 10
cap
Pelat lantai 5 12
Persiapan dan cara-cara pelaksanaan pemeriksaan slump harus sesuai dengan
pasal 4.4.1 PBI 1971
Untuk mutu beton K-225 jumlah semen minimum 375 kg/m3 beton
Untuk mutu beton K-225, nilai factor air semen maksmum adalah
sebesar 0,53

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
42

 Perawatan kubus atau selinder percobaan tersebut adalah dalam


pasir basah atau ditutupi karung-karung basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara
terbuka.
 Untuk pengendalian mutu beton, maka digunakan juga
pembuatan kubus percobaan untuk umur 3, 7, 14 atau 21 hari
dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari nilai
yang tercantum pada table di bawah ini. Jika hasil kuat tekan
benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta
maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan caracara
seperti yang ditetapkan dalam pasal 4.7.4 SKBI-1.4.53-1989-
UDC :693.5 mengenai penyelidikan hasil uji dengan kekuatan
rendah.

Perbandingan Kekuatan Tekan Beton pada Berbagai Umur


Terhadap Kekuatan Tekan Beton Umur 28 Har
Umur Beton (hari)
3 7 14 21

Rasio kuat
tekan terhadap 0,4 0,6 0,8 0,9
kuat tekan 5 5 8 5
umur 28 hari

Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran


harus dilakukan dengan cara yang tidak megakibatkan terjadinya
pemisahankomponen-komponen beton.
Harus digunakan vibrator untuk pemadatan.
Pemeriksaan mutu beton:
Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan
pemeriksaan mutu hasil pelaksanaan pekerjaan beton harus
mengikuti ketentuan-ketentuan pada bab 4 PBI 1971.
Penerimaan hasil pekerjaan beton:
Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan
ketentuanketentuan dalam spesifikasi teknik dan gambar
perencanaan telah dipenuhi seluruhnya dan umur beton telah
mencapai 28 hari, Kriteria penerimaan hasil pekerjaan beton
ditentukan berdasarkan SNI BETON 2003 Penyimpangan hasil
pelaksanaan terhadap spesifikasi teknis, gambar perencanaan
atau petunjuk Direksi Teknik dapat menyebabkan hasil pekerjaan
tersebut dibongkar daperbaharui kembali sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan-ketentuan dalam persyaratan
dokumen kontrak.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
43

6. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN


Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, harus
mengikuti ketentuan pasal 5.8 dan 6.5 dari SKBI 1.4.53.1989-UDC :
693.5. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air
semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siarsiar
tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik.
Cetakan (acuan) beton dapat dibongkar jika umur beton telah
melampaui waktu sebagai berikut :
 Pelat lantai : 12 hari
 Pier, pedestal, pile cap : 12 hari
Dengan persetujuan Direksi Teknik, cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal dengan syarat benda uji yeng kondisi
perawatannya sama dengan sebenarnya telah mencapai kekuatan
80% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Khusus untuk pengecoran dinding penahan tanah, siar-siar
vertical yang ada harus diberi water stop SUPERCAST SW10.
7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON
 Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau
pengeringan yang terlalu dini akibat penguapan air yang
berlebihan. Untuk daerah yang berangin kencang, harus dibuat
pelindung angin sesuai dengan arahan Direksi Teknik dan harus
dilindungi sehingga kehilangan kadar air dalam beton selama
masa perawatan seminimal mungkin.
 Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan,
panas matahari serta kerusakan-kerusakan lain yang disebkan
gaya-gaya sentuhan sampai beton mencapai kekerasan dan
kekuatan sebagaimana diisyaratkan.
Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah
pengecoran, dengan cara menutupnya dengan karung-karung
basah, pasir basah atau digenangi air selama kurang lebih 7 hari
setelah pengecoran.
Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
8. PENGENDALIAN MUTU
8.1. Penolakan Hasl Pekerjaan Beton
 Direksi Tenik berhak menolak dan memerintahkan
pembongkaran hasil pekerjaan beton jika pekerjaan beton
tersebut menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut:
 Porous, segregasi, atau berlubang-lubang.
 Constructon Joint dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang
tidak sesuai dengan rencana.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
44

 Letak / posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan


rencana) selama dan seletah pengecoran.
 Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah diluar
batas toleransi yang dapat diberikan sesuai dengan spesifikasi
teknis ini.
 Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan
 Hasil pemeriksaan mutu beton maupun tindakan
penanggulangannya tidak dapat memenuhi persyaratan pada
SNI Beton 2003
 Hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan dalam spesfkasi
teknis ini
8.2. Tanggung Jawab Kontraktor
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas sesuai dengan
gambar rencana yang diberikan. Adanya atau kehadiran
Direksi Teknik selaku Pemberi Tugas atau Perencana yang
sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau memberi
nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.
 Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau
tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan
pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus
mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum
berlaku. Apabila Direksi Teknk memandang perlu, Kontraktor
dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk
Direksi Teknik atas beban Kontraktor.
8.3. Perbaikan Permukaan Beton
 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos
dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah
pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuaan dan sepengetahuan Direksi Teknik.
 Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki atau
menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh
Direksi Teknik, maka harus dibongkar dan diganti dengan
pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor.
 Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur, pecah / retak, ada gelembung udara, kropos,
berlubang, tonjolan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan / diinginkan.
8.4. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun.
Pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
45

8.5. Contoh Material yang harus Disediakan


 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan contoh material: koral, split, pasir, besi beton, PC
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.
 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Teknik akan
dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa /
menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
 Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan
contohcontoh yang telah disetujui di bangsal Direksi Teknik.

SPESIFIKASI .07
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyedian dan pemasangan
material waterproofing pada bagian struktur beton yang
berhubungan langsung dengan tanah dan yang terekspos lingkungan
luar, seperti pada dak atap beton.
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah penyedian tenaga
kerja, bahanbahan, paralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan
memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
Sistem waterproofing yang digunakan terdiri dari:
1. Waterproofing Coating yang akan dilaksanakan pada:
 Seluruh pelat lantai/ dinding toilet
 Daerah-daerah yang lembab
 Dinding penahan tanah
2. Membrane Waterproofing yang akan dilaksanakan pada:
 Pelat atap beton
 Sambungan pelat beton dengan pipa talang
 Seluruh pelat atap yang berhubungan langsung dengan
cuaca luar
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Tanggung Jawab Kontraktor

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
46

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap


pengadaan dan pemasangan yang benar dari sistem
Waterproofing dari merk yang ditentukan atau yang ekuivalen
untuk membuat struktur beton yang dimaksud benar-benar
kedap air. Semua material untuk system waterproofing harus
baru dan memenuhi persyaratan material yang ditentukan.
Kontraktor harus memberikan sertifikat tes atau melakukan tes
untuk menjamin material untuk waterproofing sesuai dengan
persyaratan dan kebutuhan untuk proyek ini.
Kontraktor harus menunjuk waterproofing specialist yang
berkualitas sebagaii sub-kontraktor untuk mengadakan,
memasang dan melindungi system waterproofing, sesuai
dengan rekomendasi pabrik. Penunjukkan spesialis
waterproofing harus mendapat persetujuan Direksi Teknik dan
harus dipilih berdasarkan catatan prestasi, keandalan teknis,
kemampuan dan kesiapan untuk memberikan bantuan teknis.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membangun
dan memelihara system drainase sementara untuk menjaga
agar lokasi proyek tetap kering demi menjamin pemasangan
system waterproofing yang benar.
2.2. Garansi Pekerjaan
Kontraktor harus memberikan garansi selama masa
pemeliharaan bangunan untuk kondisi kedap air struktur beton
yang diberi waterproofing terhitung mulai tanggal
diselesaikannya seluruh pekerjaan.
Apabila terjadi kebocoran, garis-garis lembab, tetesan air
atau tandatanda lain yang menunjukkan tidak terpenuhinya
kondisi kedap air selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus
segera melaksanakan usaha perbaikan untuk mengembalikan
kondisi kedap air tanpa membebani Pemberi Tugas.
Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan terhadap
finishing (seperti plaster, cat, panel, tegel dsb), instalasi listrik
dan instalasi lainnya, atau barangbarang lain, yang disebabkan
oleh kebocoran air atau kelembaban yang diakibatkan oleh
tidak berfungsinya system waterproofing yang digunakan
selama masa pemeliharaan bangunan, Kontraktor diminta
membayar semua perbaikan yang disebut diatas.
3. MATERIAL
1. Waterproofing Coating
Material ini terdiri dari 2 komponen polimer disuplai dalam
kemasan siap campur. Komponen A berbentuk powder (serbuk)
dan komponen B berbentuk liquid. Bahan tersebut diaplikasikan
pada permukaan beton dan setelah mongering akan membentuk
lapisan membrane kedap air yang fleksibel.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
47

Data teknis yang disarankan untuk bahan ini:


- Bahan material, Komponen A : Powder
Komponen B : Liquid
- Tensile strength: 5.0 N/m2
- Flexural strength : 11.0 N/m2
- Bond strength : 3.5 N/m2
- Ketebalan setelah mongering : Min 1.2 mm untuk toilet
Min 1.8 mm untuk dinding penahan tanah
- Ketahanan terhadap tekanan air : Tekanan air setinggi min
7m
Contoh material yang memenuhi spesifikasi di atas adalah
Brushbond atau yang setara. Bilamana material Brushbond yang
digunakan maka proporsi campuran liquid : powder yang
disarankan adalah 1 : min 3.5 (dalam berat)
2. Waterproofng Membrane
Data teknis yang disarankan untuk bahan ini:
- Ketebalan min : 3 mm
- Titik luluh : 1500 C
- Tensile strength
a. Longitudinal : ≥ 820 N/5 cm
b. Transversal : ≥ 600 N/5 cm
- Elongation
a. Longitudinal : ≥ 50%
b. Transversal : ≥ 60%
Contoh material yang memenuhi spesifikasi diatas adalah
Proofrx Torchseal 3P atau yang setara.
Apabila sertifkat tes untuk material-material tersebut diatas
tidak tersedia, Kontraktor harus melakukan tes untuk memeriksa
kualitas material waterproofing yang digunakan. Tes harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur ASTM yang sesuai atau
metode yang disetujui oleh Direksi Teknik.
4. METODE KONSTRUKSI
a. Sebelum pekerjaan dimulai semua bagian yang akan diberi lapisan
waterproofing ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat
disetujui oleh Direksi teknik.
b. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman dan ditunjuk oleh pemegang produk yang
bersangkutan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
48

c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontrkator terlebih dahulu harus


mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi
pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik.
d. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja atau
dokumen kontrak.
e. Pekerjaan finishing pada lapisan permukaan yang sudah di
waterproofing dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi Teknik.
f. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengetesan hasil pekerjaan
dengan cara mengaliri permukaan yang sudah diberi lapisan
waterproofing dengan air.

SPESIFIKASI .08
PEKERJAAN BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kosntruksi baja seperti
tercantum pada gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. STANDAR / RUJUKAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- Peraturan Perencanaan Bengunan Baja Indonesia PPBBI 1984
- American Institute of Steel Construction Spesification 1980
- American Welding Society – Structual Welding Code
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI – 1982)
3. MATERIAL PROFIL BAJA, BAUT DAN ANGKUR
 Semua profil dan pelat untuk kontruksi baja harus menggunakan
baja yang baru dan merupakan jenis profil baja gilas (rolled) dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI – 84) atau ASTM A.36.
Sebelum digunakan, material konstruksi baja harus diuji
karakteristik mekaniknya laboratorium terlebih dahulu.
 Kecuali ditentukan lain dalam gambar, mutu baut dan mur yang
digunakan merupakan baut mutu tinggi yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dengan fymin = 560 Mpa dan
mempunyai bentuk hexagonal. Diameter baut dan panjang ulir
harus sesuai dengan yang diperlukan.
 Mutu baut angkur adalah BJTD-40 4.
 Semua material baja harus berkualitas baik dan baru, bebas/ bersih
dari karat, lubang-lubang dan kerusakan lainnya. Semua material

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
49

baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir, tidak ada tekukan-


tekukan, tdak cacat geometri serta memenuhi syarat tolerans.
 Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan
atau balok kayu untuk menghidari kontak langsung dengan
permukaan tanah, agar tidak rusak. Dalam penumpukan material
harus dijaga agar tidak rusak dan bengkok.
4. PENGGANTIAN PROFIL/ PENAMPANG
 Pada prinsipnya pada tahap desain, profil-profil / penampang yang
digunakan adalah profil-profil / penampang yang tersedia
dipasaran.
 Apabla ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar
dala gambar struktur tidak ada dipasaran, maka pemborong
dapat menggantikan profil tersebut dengan profil lain dengan
mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Perencana lengkap
dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil tersebut
sama atau lebih kuat dari profil yang direncanakan semula.
 Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhitungkan juga
masalahmasalah apakah profil pengganti tersebut “mengganggu”
desain secara keseluruhan sehubungan dengan tinggi / lebar
profil pengganti. Perubahan profil tidak boleh menyebabkan
perubahan biaya maupun times schedule.
5. PERUBAHAN SISTEM SAMBUNGAN
 Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkan
pelaksanaan atau erection atau alasan lain, maka pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan system sambungan lain yang
tidak sama dengan gambar rencana.
 Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan
gambar dan perhitungan system sambungan pengganti untuk
diperiksa dan disetujui Direksi Teknik.
 Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan system
sambungan yang diusulkan pemborong dan pemborong tetap
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan time schedule semula.
6. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Fabrikasi
 Fabrikasi elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh
tukangtukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-
mandor yang ahli konstruksi baja.
 Semua elemen konstruksi harus dipabrikasi sesuai dengan ukuran-
ukuran dan bentuk yang diinginkan, tidak menimbulkan distorsi-
distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan
memperhatikan persyaratan untuk handling sambungan-
sambungan di lapangan, las-las di lapangan dan sebagainya.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
50

 Pemotongan elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan harus


dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi.
Pemotongan dengan mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.
2. Baut Pengikat dan angkur
 Baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring, masing-masing satu
buah pada kedua sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu
baut.
 Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Pemborong tidak boleh megubah atau
membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin Direksi Teknik.
 Pembuatan lubang-lubang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi tipis, maksimum 10 mm boleh memakai mesin pons.
Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
 Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter
nominal baut.
 Pengencangan baut dan mur harus dilakukan dengan kunci momen
sampai tercapai kondisi kencang tangan (snug-tight)
 Panjang baut harus sesedikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih terdapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang
menonjol di permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir
baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus
diganti dan tidak boleh digunakan.
 Untuk menghidari adanya baut yang belum dikencangkan maka
bautbaut yang sudah dikencangkan diberi tanda dengan cat.
3. Pengelasan
 Prosedur pengelasan untuk las di workshop dan di lapangan harus
diajukan secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Teknik.
 Penyimpangan dari prosedur yang telah diajukan tidak dapat
dilakukan tanpa persetujuan dari Direksi Teknik.
 Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari kerak. Semua
percikan las harus dihilangkan dan permukaan yang terkena
harus dibalut dan dibersihkan
4. Galvanisasi
 Sebagai proteksi terhadap korosi jangka panjang untuk komponen
struktur baja maka semua permukaan komponen baja yang
terbuka harus diberi lapisan hot di galvanisasi, termasuk baut,
ring dan mur.
 Proses galvanisasi dilaksanakan berdasarkan AASTHO bagian M
111, untuk baut dan sejenisnya, dan berdasarkan AASHTO bagian
M 232, dan juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
51

 Perencanaan dan pemilihan jenis baja yang tepat dan sesuai


agar galvanisasi dapat dilakukan secara normal tanpa
menimbulkan terjadinya retak atau getas.
 Permukaan yang telah digalvanisasi, lapisan zincnya tidak
boleh mengalami kerusakan, dan harus dicapai ketebalan
lapisan yang merata. Rata-rata berat lapisan galvanisasi
tersebut tidak boleh kurang dari 705 g/m2, atau dengan
ketebalan rata-rata 100 micron.
 Zinc yang digunakan untuk lapisan galvanisasi harus
mengandung 98% zinc murni.
 Semua system peralatan dan penyimpanan haruslah
sedemikian rupa sehingga kerusakan lapisan galvanisasi dapat
dihindari.
 Apabila terjadi kerusakan lapisan galvanisasi pada waktu
pabrikasi, maka permukaan yang terbuka harus dicat kembali
secepatnya dengan cara-cara berikut:
- Bersihkan permukaan hingga didapat permukaan bright
steel.
- Gosok bagian sis dari lapisan galvanisasi di sekitarnya.
- Bersihkan permukaan tersebut.
- Lapisi dengan 2 (dua) lapisan zinc rich primer sehingga
tercapai tebal total 75 micron.
7. PEMASANGAN DI LAPANGAN / EREKSI
 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstuksi
yang tidak dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk
yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Direksi Teknik disertai usulan cara
perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi Teknik sebelum dimulai pekerjaan
tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Direksi Teknik.
Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
 Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus
dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus
kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus harus diisi dengan bahan
“Waterproof” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang
tinggi, disamping pengaman yang berupa “Platform” atau
“Jaringan (net)”.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
52

 Setiap komponen diberi kode / marking dengan gambar


pemasangan. Komponen harus diberi tanda sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.
 Bagian profl baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan
yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai
konstruksi selesai.
 Sambungan-sambungan sementara dari las maupun baut harus
diberikan kepada bagian kostruksi untuk menahan beban mati,
angin dan tegangantegangan selama pembangunan.
 Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-
lain harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya
sesuai dengan gambar detail.
 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen
(torque wrench).
 Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan
untuk balok, balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang
dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung
ditempatkan secara bak dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lembab / kering yang tidak susut dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Toleransi
Penyimpangan kolom dari sumbu vertical tdak boleh lebih dari
1/500 dari tinggi vertikal kolom.
8. CONTOH BAHAN
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contohcontoh material, baja profil, kawat las, cat dasar / akhir dan
lain-lain untuk mendapat persetujuan Direksi Teknik.
 Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknik akan dipakai
sebagai standar / pedoman untuk pemeriksaan / menerima
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
 Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh material yang telah disetujui di Bangsal Direksi Teknik.
9. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat.
 Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak / kemasan
aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup,
kering tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan
pabrik.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
53

 Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan


dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor
wajib mengganti atas beban Kontraktor.
10. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
 Sebelum dilaksanakan pabrikasi / pemasangan, Kontraktor
diwajibkan memberkan pada Direksi Teknik “Certificate Test”
bahan baja profil, pelat, baut-baut, kawat las, cat dari produsen /
pabrik.
 Selain itu Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja profil,
baut, kawat las di laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknik.
 Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
minimal 2 pengujian untuk setiap jenis baja profil, baut dan kawat
las yang digunakan.
 Hasil pengujian dari laboratorium / lapangan diserahkan pada
Direksi teknik secepatnya.
 Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan / las
dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SPESIFIKASI .09
PEKERJAAN LAS
1. UMUM
 Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik
dan harus memenuhi persyaratan AWS D1.1-90. Semua pekerjaan
las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang
berpengalaman dan bersetifikat yang sedikitnya mempunyai
pengalaman enam bulan pada pekerjaan yang dimaksud.
 Kontraktor harus memberikan daftar kepada Direksi Teknik
mengenai tukangtukang las yang dipekerjakan, nama-nama
mereka, pengalaman kerja, dan keterangan-keterangan lain yang
diperlukan. Daftar ini harus mendapat persetujuan Direksi Teknik.
 Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan
pengelasan antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan,
kualifikasi tukang / operator las / tack welder, inspection / testing,
toleransi, perbaikan las dan lain-lain, harus memenuhi AWS D1.1-
90 serta ketentuan-ketentuan dibawah ini.
 AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop
pemborong maupun di lapangan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
54

2. MATERIAL KAWAT LAS


 Kawat las atau elektode yang digunakan adalah Kobe Steel RB 26
atauE60XX Low Hidrogen Elektrode dengan minimum Yield
Strength 4200 kg/cm2.
 Sebelum pemesanan kawat las, pemborong diharuskan
memberikan contoh kawat berikut brosur teknisnya untuk
disetujui secara tertulis oleh Direksi Lapangan. Kawat las harus
dikirim ke workshop dalam bungkusan yang tertutup / segel
dengan baik.
 Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi dan
disimpan sedemikian sehingga karakteristik atau sifatnya tidak
berubah.
 Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan
diudara terbuka melebihi max 4 (empat) jam. Kawat las yang
dibiarkan di udara terbuka melebihi 4 (empat) jam tidak boleh
digunakan untuk pengelasan.
 Kawat las yang berada diudara terbuka yang belum melampaui 4
(empat) jam tersebut dapat dipanaskan kembali di dalam
“Holding Oven” pada temperatur 120 0C selama min 4 (empat)
jam sebelum dapat digunakan kembali. Pemanasan kembali
tersebut hanya boleh dilakukan satu kali saja.
 Kawat las yang basah / terkena air sama sekali tidak boleh
digunakan walaupun lewat pemanasan oven ulang.
 Ukuran maksimum diameter kawat las adalah sebagai berikut:
 1.8 mm untuk semua pegelasan dilakukan pada posisi
horizontal kecuali untuk “root passed (pengelasan pada root)”.
 2.6 mm untuk pengelasan las sudut horizontal.
 3.6 mm untuk root passed las sudut yang dilakukan pada
posisi horizontal dengan backing plate dengan root opening 6
mm atau lebih.
 4.4 mm untuk pengelasan vertical atau overhead.
3. MESIN LAS
 Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik
antara lain dapat menghaslkan arus yang continue dan stabil.
 Tenaga listrik mesin harus berasal dari genset yang dilengkapi
dengan panelpembagi dan travo las sehingga besarnya arus /
ampere dapat dikontrol / diatur sesuai kebutuhan. Besarnya KVA
Genset disesuaikan dengan jumlah unit travo las yang hendak
digunakan.
4. PEKERJAAN PENGELASAN
 Prosedur pengelasan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
pekerjaan dimulai.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
55

 Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana


permukaan / bagian yang hendak dilas basah atau terekspos
terhadap hujan atau angin kencang atau keadaan dimana tukang-
tukang las / welder bekerja pada kondisi buruk.
 Pekerjaan las dalam keadaan cuaca buruk dapat dilakukan dengan
persetujuan Direksi Teknik, jika telah diambil langkah-langkah
pengamanan terhadap pengaruh cuaca buruk.
 Ukuran kawat las, panjang lengkung, voltage dan ampere mesin las
harus disesuaikan dengan tipe groove, posisi pengelasan dan
keadaan lain yang berhubungan dengan pekerjaaan pengelasan.
Besar arus sesuai dengan range yang diperbolehkan oleh
pembuat electrode / kawat las yang bersangkutan.
 Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus bebas atau
dibersihkan dari mill scale yang lepas, slag, cat, karat,
kelembaban, lemak dan material lainnya yang akan mengganggu
proses pengelasan dan atau menghasilkan asap pengelasan yang
mengganggu kesehatan.
 Dalam melakukan Thermal Cutting, peralatan harus diatur
sedemikian sehingga dapat dihindarkan pemotongan yang
melewati / melampaui garis pemotongan yang seharusnya.
 Bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakkan sedekat
mungkin, sedangkan untuk bagian-bagian yang akan dilas tumpul
/ butt joints harus diatur sesuai dengan ketentuan “Root Opening”
yang diisyaratkan dalam AWS D1.1-90.
 Tack Weld / las titk harus dilakukan sedemikian sehingga
mempunyai kualitas yang sama dengan las akhir yang
sebenarnya.
 Dalam asembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas
maka harus dilakukan prosedur dan urutan sedemikian sehingga
dapat dihindarkan semaksimal mungkin terjadinya distorsi dan
penyusutan / shrinkage dari bagian-bagian yang akan dilas.
 Toleransi dimensi dari bagian yang sudah dilas harus memenuhi
AWS D1.1-90. Profil penampang las / weld profile dapat sedikit
cekung / cembung asalkan memenuhi AWS D1.1-90.
 Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi syarat toleransi
yang disebutkan dalam AWS D1.1-90 harus diperbaiki dengan
cara matching, grinding, chipping atau gauging seperti diatur
dalam AWS D1.1-90
 Bagian-bagian yang mengalami distorsi harus diluruskan dengan
cara mekanis atau cara pemanasan lokal. Temperatur pemanasan
lokal tersebut tidak boleh melebihi 6000C.
 Pendempulan / chaulking terhadap pengelasan sama sekali tidak
diperbolehkan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
56

 Percikan-percikan las yang merusak permukaan pelat atau bagian-


bagian lainnya harus dicegah. Cacat atau noda akibat percikan las
harus digerinda / dihaluskan kembali.
 Pada pengelasan yang terdiri dari beberapa layer, sebelum
melakukan pengelasan layer berikutnya, kerak (slag) harus
dibersihkan / dilepas dari lapisan tersebut serta bagian pelat
disekitarnya harus disikat sampai bersih. Kerak juga harus
dibersihkan dari semua permukaan las yang sudah selesai. Las
dan bagian sekitarnya harus dibersihkan dengan cara disikat atau
cara lain yang disetujui Direksi Teknik. Permukaan las yang sudah
dibersihkan tidak boleh dicat sebelum mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi Teknik.
 Untuk pengelasan yang menggunakan “Backing Plate” maka
backing plate tersebut harus dibuat sepanjang las. Ketebalan
backing plate mengikuti AWS D1.1-90
 Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu
pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan las
harus dilakukan di workshop. Pada keadaan khusus, pengelasan
di lapangan hanya diperbolehkan setelah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
 Tipe, tebal, panjang dan lokasi pengelasan harus mengikuti
gambar rencana. Ketebalan maksimum dari setiap layer root
passed dari groove dan las sudut adalah sebagai berikut:
o 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada posisi datar.
o 5 mm untuk setiap layer yang dlakukan dalam posisi vertical,
overhead, atau horizontal.
 Ukuran maksimum dari single pass las sudut dan root passed dari
multiple pass las sudut adalah sebagai berikut:
o 10 mm untuk pengelasan posisi datar
o 8 mm untuk posisi overhead atau horizontal
o 3 mm untuk posisi vertikal
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las yang
tidak memenuhi syarat seperti keropos, tumpang tindih, miring,
kelebihan atau kurang tebalnya “throat” atau ukuran.
5. PENYELESAIAN PERMUKAAN
 Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan-goresan,
lekukanlekukan, sisa-sisa bahan las dan cacat lain yang ada
selama pelaksanaan Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan
pada tanah yang rata, bersih dan baik. Pekerjaan perbaikan las
tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk random arcstrikes.
 Semua pengelasan harus mencapai sudut-sudut dari bagian-bagian
yang dilas.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
57

 Jika menurut pandangan Direksi Teknik bagian-bagian yang dilas


mempunyai kesalahan-kesalahan geometrik yang akan
menimbulkan penumpukan tegangan atau “Notch effect” karena
tidak tepat letak las, Kontraktor harus memperbaikinya dengan
mengikir.
 Perbaikan dengan cara mengulang las diatasnya tidak diijinkan,
jika untuk memperbaiki kasalahan tersebut diatas dianggap perlu
menambah las, maka pelaksanaannya harus mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
6. PEMERIKSAAN PEKERJAAN LAS
 Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh engineer atau
wakil yang ditunjuk sesuai dengan persyaratan dalam AWS D1.1-
90 dan harus mencakup pemeriksaan visual, test ultrasonic dan
tes radiografik. Pengawasan visual harus tetap dilakukan
meskipun pemeriksaan-pemeriksaan lain dijalankan juga.
 Semua pengelasan tanpa kecuali harus mengalami “visual
inspection” yang dilakukan oleh welding-welding inspection dari
Direksi Lapangan. Visual inspection tersebut harus dapat
dilakukan pada seluruh proses pengelasan, tidak hanya pada
tahap akhir pengelasan saja. Visual inspection minimum harus
berupa antara lain:
o Persiapan permukaan yang akan dilas (kebersihan, root face,
root opening, groove angle, groove radius dan lain-lain)
o Asembling bagian-bagian yang akan dilas
o Pemeriksaan weld profile atau penampang las termasuk
pemeriksaan apakah terjadi porosity, undercut, kelengkungan /
kecembungan yang berlebihan, overlap, crack, slag inclution
dan lain-lain
 Terhadap pengelasan yang diragukan kualitasnya, maka Direksi
Lapangan akan meminta Kontraktor untuk melakukan radiografik
tes (x-ray test) atau ultrasonic test. Dalam hal ini Kontraktor
harus mempersiapkan segala sesuatu agar tes bias dilaksanakan
dengan bak.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
58

SPESIFIKASI .10
ADUKAN SEMEN / SPESI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan
bangunan,mesin pengaduk, dan semua pekerjaan yang termasuk
pengerjaan adukan semen. Pekerjaan ini termasuk acian dinding, nat
dinding batu, sambungan dan lapisan kedap air (waterproofing)
dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan dalam adukan. Pekerjaan
harus disesuaikan dengan garis, posisi, penempatan dan susunan
yang benar sesuai gambar atau seperti yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
2. STANDAR / RUJUKAN
 American Society for Testing and Meterials (ASTM).
 Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI.15-2049-1994 – Semen
Portland.
 Spesifikasi Struktur Beton Cor di tempat.
3. PROSEDUR UMUM
 Contoh
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh bahan untuk adukan semen kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Pengiriman dan Penyimpanan
 Semua semen dalam bungkusnya harus dikirimkan dan
disimpan sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi
Struktur Beton Cor di tempat
 Agregat harus disimpan diatas permukaan yang bersih, bebas
dari genangan air, memiliki sistem drainase yang mencukupi.
Dan bebas dari bahan-bahan asing. Ketinggian tumpukan tidak
boleh lebih dari 120 cm guna mencegah segregasi/pemisahan.
4. MATERIAL
 Semen
Semen sebaiknya semen Portland (PC) tipe I yang memenuhi
standar SNI.15-2049-1994 atau ASTM C150-89, seperti Tonasa,
Cibinong, Tiga Roda, Gresik, Semen Padang, semen Andalas atau
setara Semen Portland yang digunakan harus dari satu nama/
merk yang sama.
 Agregat
Agregat harus bersih, keras, padat, memiliki ujung kasar dan
tidak mengandung bahan perusak seperti lumpur, tanah liat atau

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
59

bahan organic lain Agregat harus memenuhi syarat dan dites


sesuai dengan ASTM C 33.
 Campuran
Campuran untuk meningkatkan kekedapan air dan untuk
sambungan harus berasal dari produk yang telah teruji, seperti
Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulson 57 atau setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Komposisi
 Perbandingan 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan di
tempat basah / lembab pada 150 mm dibawah permukaan
tanah sampai dengan 200 mm diatas finishing lantai (seperti
yang ditunjukkan / tidak ditunjukkan dalam gambar), acian
untuk permukaan beton ekspos, dan tempat-tempat lain yang
ditunjukkan dalam gambar.
 Perbandingan 1 semen dan 4 pasir digunakan untuk semua
pekerjaan acian pada daerah kering, selain pengecualian yang
ditunjuk dalam gambar.
 Campuran kedap air harus diaplikasikan pada adukan semen
sesuai dengan rekomendasi produsen, agar menghasilkan
lapisan kedap air (waterproofing) dan sambungan yang efektif.
 Pengadukan
Semua bahan kecuali air harus diaduk dengan benar dalam
wadah atau dalam alat pengaduk semen yang disetujui, sampai
adukan menghasilkan warna yang sama. Setelah itu ditambahkan
air dengan jumlah yang tepat, dan pengadukan dilanjutkan.
Adukan harus dicampur dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
digunakan. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2 menit
untuk aplikasi. Adukan semen yang tidak digunakan dalam waktu
lebih dari 45 menit setelah pengadukan tidak boleh digunakan
lagi.
 Persiapan dan Pembersihan Permukaan
 Semua permukaan yang akan diberi adukan semen harus
bebas dari karbonat dan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
 Aplikasi adukan semen dapat digunakan setelah semua
pekerjaan pemasangan selesai. Semua bagian yang akan
diberi adukan semen adalah yang telah terlindungi di bawah
atap. Permukaan yang akan diaci tidak boleh berumur lebih
dari 2 (dua) minggu, kemudian permukaan harus dibasahi
terlebih dahulu dengan air sampai terlapisi air dan
sambungannya mencapai kedalaman 10 mm.
 Acian untuk Permukaan Beton

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
60

 Permukaan beton yang akan diaci harus dikasarkan, bebas dari


bahanbahan yang tidak diinginkan dan dibasahi dulu dengan
air, baru kemudiandi aci.
 Permukaan beton yang akan diaci harus bebas dari cat,
minyak, lemak dan sebagainya Permukaan beton harus
dibersihkan dengan sikat kawat. Setelah pekerjaan acian
selesai dan mengeras, permukaan harus dipelihara dengan
siraman air berkala. Acian yang tidak sempurna seperti
permukaan yang tidak rata, retak dansebagainya harus diganti
dan diperbaiki.
 Ketebalan Acian
Ketebalan adukan semen dan / atau acian harus minimum 10
mm, kecuali bila ditetapkan lain dalam gambar atau sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
 Penghalusan
Penghalusan permukaan harus dilakukan setelah acian
terlapisi siraman air sehingga acian menjadi halus tanpa retak
dan acian berumur 8 hari atau telah benar-benar kering. Selama 7
hari setelah penghalusan permukaan, Kontraktor harus selalu
membasahi permukaan tersebut sampai terlapisi air, minimal 2
kali sehari.
 Pemeriksaan dan Pengetesan
Semua pekerjaan harus dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
harus memberikan bantuan kepada Konsultan Pengawasan setiap
kali dibutuhkan, untuk mendapat contoh dari pekerjaan yang
telah diselesaikan. Segala macam hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki dan dikerjakan dengan tata cara yang sama
seperti sebelumnya tanpa ada biaya tambahan kepada pemilik
(Owner).

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
61

SPESIFIKASI .11
DINDING BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pasangan bata yang ditempatkan dan
disusun menggunakan adukan semen, termasuk segala hal yang
berhubungan dengan pekerjaan bata seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan / atau seperti yang disebutkan disini
2. STANDAR/ RUJUKAN
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI – 1982)
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
 Standar Industri Indonesia (SII) dan/ atau Standar Nasional
Indonesia (SNI)
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 Spesifikasi:
- Struktur – Besi tulangan
- Struktur – Besi Cor di tempat
- Pekerjaan dinding - Spesifikasi Adukan Semen
- Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh
Sebelum pengiriman, contoh unit dinding bata harus
diserahkan dan disetujui terlebih dahulu.
Semua pengiriman selanjutnya secara umum harus
mengukuti standar dari contoh yang telah disetujui.
Contoh-contoh yang representative dapat dipesan secara
perodik oleh Konsultan Pengawas.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
 Pengawasan harus dilakukan pada pengiriman, penerimaan,
penumpukan, pemakaian bahan dan segala kerusakan yang
dapat mempengaruhi pekerjaan bata. Untuk itu segala macam
kerusakan harus diganti oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan
apapun.
 Bata harus ditumpuk di bawah penutup dan tidak langsung
menyentuh tanah. Bahan-bahan harus disimpan dalam ruangan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
62

tahan cuaca, berventilasi, diatas tempat yang dinaikkan dari


permukaan tanah dan secara efektif terlindungi dari cuaca dan
kelembaban. Secara logistic barang yang paling dulu masuk
adalah barang yang dulu keluar (digunakan).
 Semua bata harus dibawa ke lapangan dan disimpan.
Penyimpanan harus disusun sesuai tata cara untuk menjaga bata
tetap kering, bak itu dengan terpal ataupun atap atau kombinasi
keduanya.
 Semua bata harus disimpan di tempat yang aman tanpa
mengganggu alur kerja. Bata yang disimpan langsung menyentuh
tanah tidak boleh digunakan. Gudang penyimpanan harus bebas
dari air (tempat harus kering).
4. MATERIAL
4.1. Bata
 Bata harus terbuat dari bahan yang baik dan harus memenuhi
PUBI – 1982 dan/ atau SII – 0021/ SNI.15 – 2094 – 1991
 Kekuatan minimum adalah 25 kg/ cm
4.2. Adukan Semen
Adukan semen harus memenuhi spesifikasi adukan semen.
Adukan semen untuk pasangan bata, kecuali ditentukan lain,
harus terdiri dari perbandingan 4 pasr dengan 1 PC (Portland
Cement). Adukan kedap air harus dibuat dengan menambahkan
komponen / zat aditif kedap air ke dalam adukan, seperti yang
disebutkan dalan spesifikasi Adukan Semen.
4.3. Pekerjaan Perapatan
Plastik, kompon tidak berwarna seperti Dow Corning 790
atau setara dengan yang disebutkan dalam spesifikasi
sambungan zat kedap (sealant), digunakan untuk sambungan-
sambungan yang diekspos pada bagian luar kusen pintu dan
jendela., bukaan jendela serta kelengkapannya dan sebagainya.
Contoh bahan harus diserahkan untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
4.4. Angkur
Angkur sebaiknya terbuat dari baja lunak dengan dimensi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4.5. Tulangan
Komponen pengaku dan kolom harus terbuat dari tulangan
besi diameter 8 mm. Tulangan besi harus sesuai dengan PBI (NI-
2. 1971) dan/ atau Spesifkasi Besi Tulangan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
63

Dinding harus diklasifikasikan sebagai pasangan bata


setebal 130 mm, disusun dengan adukan semen dan disatukan
seperti yang disebutkan disini. Semua unit harus disusun
dengan adukan semen, dan semua sambungan harus diisi
dengan spesi/ aduk.
5.2. Susunan Bata
 Semua bata harus tetap basah selama proses konstruksi dan
harus disusun agar membentuk pola yang dapat tersambung
oleh adukan semen. Dalam satu hari, ketinggaan unit
pasangan bata tidak boleh lebih dari 100 cm. Akhir dari
pekerjaan bata harus disisakan untuk tempat memanjat
tukang dan tidak boleh diblok / diisi, untuk mencegah retak
dikemudian hari. Susunan bata harus mengikuti peraturan
yang benar yaitu, antara lapisan satu dengan lapisan lainnya
harus memiliki jarak setengah dari panjang bata. Semua
sambungan bata harus diisi dengan adukan semen dan
sambungan harus rata dan sama ketebalannya. Jarak rata-rata
adalah 12.5 mm dengan toleransi 2.5 mm.
 Bata harus direndam sebelum disusun, dan sebelum terkena
adukan semen. Bata kerawang (Vent block) tidak perlu
direndam sebelum disusun, tetapi permukaannya perlu
dibasahi sebelum diberi adukan semen. Bata yang rusak tidak
boleh digunakan.
 Pekerjaan bata harus dibangun dengan tata cara yang sama
dalam pengukuran dan garis ketinggian yang tepat. Sudut-
sudut dan pekerjaan lain yang sulit harus disusun dengan
penopang dan tidak dinaikkan melebihi 100cm. Toleransi
vertikal maksimum per 400 cm adalah 10 cm.
 Tiang, segala sesuatu yang permanen dan / atau railing dan
segala sesuatu yang dibenamkan untuk pekerjaan lain yang
termasuk dalam kemajuan kerja di lapangan, harus dibangun
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Bata harus dapat
dibongkar, dikurangi/ ditambah ketinggiannya jika diperlukan,
untuk mencapai ketinggian yang diisyaratkan.
 Tulangan harus digunakan sekurang-kurangnya setiap 400 cm
panjang dinding dan pada semua kolom, sudut, pelat, balok
dan sebagainya.
 Pada tempat-tempat atau bukaan yang akan dipasang kusen
kayu atau logam, pasangan dinding bata harus disisakan /
dilubangi sampai cukup kuat untuk dipasangi angkur, paku,
pasak dan prosedur yang diperlukan untuk kusen, dan
kemudian harus dilapisi dengan beton.
 Semua unit pasangan bata yang bertemu baja atau balok
beton harus diberi nat beton untuk membentuk alur, dan juga
harus diberi tulangan diameter 8 mm. Semua hal yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
64

diperlukan sehubungan dengan struktur utama atau


pendukung, harus diberi nat pada waktu penuangan campuran
material.
5.3. Pembersihan dan Penyambungan
Permukaan bagian dalam dari semua bata harus
dibersihkan. Sudut pertemuan antara dinding bata harus tegak
lurus dan membentuk sku, yang ditegaskan dengan alat-alat
yang sesuai. Sambungan bata dibagian dalam, di ducting /
saluran diatas langit-langit, dibelakang lemari dan sebagainya,
harus dibuat halus dan diberi lapisan kedap air dan dibagian
bawahnya, sesuai dengan yang disetujui oleh Konsulatan
Pengawas.
5.4. Dinding Interior dan Partisi
Sambungan antara dinding bata dan dinding partisi harus
dibuat dengan teliti, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
atau diusulkan dan disetujui dalam gambar detail pelaksanaan.
5.5. Pengukuran Pintu dan Jendela
 Baja modifkasi yang disediakan untuk kusen logam jendela dan
pintu harus diangkur ke tempat yang tepat di dinding. Bukaan
dinding harus diukur dengan tepat dan semua lubang/ jarak
antara kusen pintu / jendela dengan dinding bata harus diisi
dengan adukan. Agar lebih praktis, hal ini dipasang ketika
proses konstruksi dinding berlangsung.
 Angkur atau segala jenis pengait lainnya boleh ditanam /
disembunyikan atau diberi adukan pada bukaan baru.
 Bila diperlukan gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing)
yang diajukan harus diperiksa dan setujui oleh Konsultan
Pengawas.
5.6. Pekerjaan Tambahan
 Perapatan
Sambungan yang diekspos pada bagian luar kusen pintu
dan jendela harus diisi akrilik berbahan dasar sealant plastic /
sealant plastik elastis, bahan kompon tidak berwarna, seperti
yang ditetapkan dalam spesifikasi. Bahan ini harus dipasang di
tempat dengan menggunakan tekanan tembak (Pressure gun)
secara efesien sesuai dengan tata cara pekerja. Semua
sambungan dan jarak yang dirapatkan harus dibersihkan dan
dikeringkan sebelum dipasang kompon.
 Angkur
Angkur harus diikat ke baja structural atau ditanam dalam
beton, maksimum 450 mm dari as.
 Tulangan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
65

 Komponen pengkaku harus ditempatkan di tiap 12 m2


luasan dinding dan sudut.
 Kolom pengaku harus terdiri dari 4 batang tulangan
berdiameter 10 mm
 Dinding yang lebih tinggi dari 300 cm harus diberi balok
pengaku yang terdiri dari 4 batang tulangan berdiameter 10
mm.
 Kotak / Wadah
Wadah untuk saluran pipa dan sebagainya harus dipotong
secara akurat sebagaimana yang dibutuhkan, dengan posisi
dan dimensi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
ditunjukkan oleh konsultan Pengawas.
 Kolom Beton Bertulang
Kolom beton bertulang yang termasuk dalam pekerjaan
dinding dan balok beton tulangan harus disesuaikan dengan
spesifikasi Struktur – Beton Cor di tempat. Pangaku harus
ditempatkan di tiap 12 m2 luasan dinding atau dalam kasus ini
harus ada satu pengkaku antara kolom-kolom (struktural).
5.7. Perlindungan dan Pembersihan
 Komponen arsitektural dan permukaan-permukaan yang telah
difinishing harus dilindungi dari kerusakan selama pelaksanaan
pekerjaan. Ambang bawah, sisi kusen pintu dan bagian atas
harus dilindungi dengan pembungkus secepatnya setelah
selesai dibangun.
 Pekerjaan balok yang baru dipasang harus dilindungi dari
kerusakan akibat terlalu cepat kering, permukaan air dan
benturan yang merusak.Pekerjaan balok yang baru dipasang
harus disiram secara terus-menerus sekurang-kurangnya 7
hari setelah didirikan.
5.8. Acian
Semua pekerjaan acian harus disesuakan denga persyaratan
dalam spesfikasi adukan semen.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
66

SPESIFIKASI .12
KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

1. DESKRIPSI KERJA
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kusen pintu dan jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
disebutkan disini, termasuk supervise tenaga kerja, material,
peralatan dan persyaratan tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
2. REFERENSI STANDAR
Standar Industri Indonesia (SII) dan / atau Standar Nasional Indonesia
(SNI):
2.1. SII.0695-82/SNI.07-0603-1989- Produk Aluminium Ekstruksi untuk
Arsitektur.
2.2. American society for Testing and Materials (ASTM):
2.2.ASTM B221M-91 – Spesifikasi untuk Paduan Aluminium – Batang
Penghubung, Batang, Kawat, Bentuk dan Tabung
Spesifikasi:

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
67

 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan


 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesfikasi Finishing Perangkat
Keras
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesfikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
3.1.1. Contoh-contoh dari unit profil kusen dan kaca harus
diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui,
mengacu pada pabrikasi unit Penerimaan contoh
hanya meliputi profil, lapisan logam/ anodize, warna,
finishing, tampilan dan detail pemasangan kaca.
Persetujuan dengan persyaratan lain adalah tanggung
jawab Kontraktor.
3.1.2. Pemberian contoh untuk finishing khusus yang
dimaksud adalah berupa lembaran atau pelat
berukuran panjang 300 mm atau 300 mm2 yang
menunjukkan variasi maksimum dalam tekstur, lapisan
kilap, warna dan bayangan. Pemberian dan
penerimaan contoh harus meliputi warna, tekstur dan
lapisan kilap.
3.1.3. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3.2. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.2.1. Contoh-contoh produk aluminium harus diuji dalam
laboratorium yanG irancang oleh Konsultan Pengawas,
meliputi pengujian untuk:
 Ketebalan pelapis
 Pewarnaan
 Berat
 Korosi / Ketahanan karat
3.3. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
3.3.1.Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan
(Shop Drawing) yang meliputi semua pekerjaan detail,
kusen, sistem pengangkuran, harus disediakan oleh
Kontraktor dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3.3.2.Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus
ditunjukkan dalam Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing).

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
68

3.3.3. Kntraktor harus bertanggung jawab terhadap segala


perbedaan dimensindan semua bagian pekerjaan,
koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan
yangterrmasuk didalamnya, guna mewujudkan tujuan
desain.

3.4. Penanganan dan Penyimpanan


3.4.1. Pekerjaan aluminium dan perlengkapan harus disediakan
terkoordinasidengan gambar, bebas dari penyimpangan
dan kerusakan.
3.4.2. Segera setelah diterima, pekerjaan aluminium dan
kelengkapannya harus ditempatkan secara benar di
tempat bersih dan kering, terlindung darikerusakan atau
abrasi, sebelum dan sesudah pemasangan.
3.4.3. Semua barang harus tetap bersih dan bebas dari
tumpahan adukan, acian, cat dan sebagainya.
3.5. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada pemilik (Owner) garansi
tertulis yang meliputi jaminan kepuasan pemasangan,
pengoperasian danpengkondisian semua pekerjaan aluminium
seperti yang dispesifkasikan disini untuk periode 1 (satu) tahun
setelah tanggal penerimaan terakhir.Selama periode ini
Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti dan
menanggung semua kerusakan.
4. MATERIAL
4.1. Aluminium
4.1.1. Selain yang disebutkan, semua pekerjaan profil
aluminium prepabrikasi yang akan digunakan untuk
pintu, jendela dan kusen harus berupa aluminium bersih
yang telah dianodize minimum 10 micron dengan
pelapis warna yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam bagan warna yang akan dikeluarkan kemudian,
dan harus sesuai dengan SII- 0695-1982 /SNI.07-0603-
1989 dan / atau ASTM B 221 M, seperti YKK atau setara.
4.1.2. Ketebalan semua profil pre-pabrikasi harus minimum 1.3
mm denganbentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.
Dimensi profil dapat berubah,tergantung pada tipe profil
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.1.3. Semua pintu dan jendela aluminium harus dikirimkan
berupa produk jadi yang diproduksi oleh produsen profil
aluminium, seperti YKK atau setara.
4.2. Kaca dan Cara Pemasangan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
69

Selain yang telah disebutkan, kaca dan cara


pemasangannya harus
sesuai dengan Spesifikasi Kaca dan Cara Pemasangannya.
4.3. Pengikat dan Perlengkapannya
Pengikat harus stainless steel, AISI tipe 300 series, dpilih
untuk mncegah proses karat dengan komponen-komponen
lainnya. Bila ada finishing permukaan yang diekspos, gunakan
kepala skrup oval yang terbenam dengan diameter batang satu
kurang lebih kecil dari ukuran lubang bahan pengikat dan
warna yang sesuai permukaan
 Angkur harus AISI tipe 300 series stainless steel.
 Lubang udara dibuat dari vinyl dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan profil aluminium yang akan digunakan dan
pengait/ perlengkapan lainyang diperlukan untuk membuat
pemasangan yang sempurna.
4.4. Perapatan dan Pemberian Sealant
Perapatan dan bahan sealant untuk melapisi dan mengisi
lubang harus
disesuaikan dengan persyaratan dalam Spesifikasi Finishing.
4.5. Peralatan Finishing
Semua kunci dan perlengkapan harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan disesuaikan dengan Spesifkasi
Perangkat Keras Finishing.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Semua profil aluminium yang akan digunakan harus
dipilih secara teliti, memiliki keseragaman warna, dimensi
dan susunan, bebas dari segala macam kerusakan.
Semua profil harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
5.1.2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
memeriksa gambar dan kondisi lapangan dan
menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan (ShopDrawing)
yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di
lapangan. Tidakada pekerjaan pabrikasi atau
pemasangan yang dimulai sebelumGambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan
olehKontraktor disetujui oleh Konsultan Pengawas.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
70

5.1.3. Kontraktor harus membuat mock-up masing-masing


sambungan aluminiumuntuk sistem konstruksi dan bahan
lainnya.
5.1.4. Perakitan, penempatan dan penyambungan profil
aluminium harus sesuai petunjuk produsen, sesuai
gambar dan Gambar Detail Pelaksanaan (ShopDrawing)
yang telah disetujui.
5.1.5. Pastikan angkur dan pemasangannya yang dikerjakan
oleh pihak lain sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Jika dperlukan, sebelumpemasangan dibuat
dulu adaptasi yang dapat ditoleransi.
5.2. Pabrikasi
5.2.1. Semua komponen harus dibuat dan dirakit dengan bentuk
yang benar dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar,
sesuai Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
telah disetujui, dan ditempatkan dilokasi yang benar.
5.2.2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kesesuaian
konstruksi komponen. Bila sambungan tidak dibuat
gambar detailnya, maka sambungan harus diposisikan dan
dibuat agar dapat menyalurkan beban dan menahan
tekanan. Semua komponen harus sesuai dengan pola
yang ditetapkan.
5.2.3. Semua proses pemotongan dan pelubangan harus
dilakukan sebelum proses anodisasi.Bila diperlukan dan
selain yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas,pemotongan profil aluminium di lapangan harus
disesuaikan sesuai tatacara agar tidak merusak bagian
permukaannya.
5.2.4. Bagian akhir profil harus dihubungkan dengan kuat dan
akurat menggunakan pengait anti karat yang dibuat oleh
produsen profil aluminium.Sambungan harus dikerjakan
secara teliti agar mendapatkan.bentuk yang bagus dan
kualitas pemasangan terbaik.
5.2.5. Semua sambungan harus disembunyikan / dilapisi, kecuali
ada persyaratan lain. Semua sambungan harus berupa
sambungan berwarna untuk menghasilkan sambungan
yang rapi dan kedap air.
5.2.6. Pastikan potongan kaca disediakan kedalaman dan lebar
yang dapat mengakomodasi persyaratan kaca yang
direkomendasikan oleh produsen pembuat. Pasang gasket
pengait pemasangan kaca yang diangkur ke sambungan
aluminium.
5.2.7. Kusen beserta kelengkapannya harus sbb:

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
71

 Secara umum dibuat sesuai dengan dimensi dan profil


yang ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Memperhatikan garis
batas yang ditunjukkan dan sesuai dengan komponen
kostruksi lainnya.
 Menyediakan penyusun,penunjang dan pemberhentian
kaca untuk meminimalkan kemungkinan kaca retak
yang disebabkan oleh ketidaktepatan struktur kusen
dan sesuai dengan rekomendasi produsen pembuat
kaca.

5.2.8. Perakitan unit harus sebagai berikut:


 Sambungan dengan pengelasan
 Jika diperlukan, lapisi hasil las agar tidak menimbulkan
efek menggelembung pada finishing permukaan.
 Pemeriksaan las agar sesuai dengan persyaratan AWS
untuk pekerjaan aluminium.
 Las dengan elektroda dan dengan metode yang
direkomendasikan oleh produsen pembuat logam,
sesuai dengan persyaratan yang diperlukan, dan untuk
menghindari distorsi atau kesalahan warna pada
permukaan yang diekspos, untuk menyesuaikan dengan
logam di sekitarnya.
 Dipabrikasi secara akurat dan cocok untuk semua
komponen yang dijual di toko, bila memungkinkan.
 Sambungan dan kelengkapannya harus disesuaikan
dengan akurat menggunakan pengikat anti karat dan
dilapisi dengan sambungan licin, dan harus dipabrikasi
oleh produsen profil aluminium.
5.3. Pemasangan
5.3.1. Umum
 Pekerjaan aluminium harus dipasang di lokasi sesuai
dengan gambar.
 Pemasangan unit pemipaan, dan level harus disesuaikan
dengan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang disetujui oleh ahli pengalaman yang berkualitas
sesuai petunjuk produsen.
 Jangan memaksakan penempatan unit,atau melebihi
peruntukan bebannya.
 Sediakan pergerakan udara / panas sesuai dengan range
temperature yang ditentukan antara perakitan yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
72

dipabrikasi di bengkel dengan perakitan pada saat


konstruksi.
 Amankan unit dengan menggunakan bahan angkur anti
karat. Penggunaan kayu dan serat tidak dapat
dibenarkan
 Lapisi / sembunyikan angkur, penjepit, dan semua
perlengkapan lain.
5.3.2. Perapatan
 Buat sambungan rapat diantara pertemuan kusen dengan
konstruksi didekatnya.
 Perapatan yang ditampilkan sehubungan dengan
pekerjaan pada bagian ini harus memenuhi
rekomendasi produsen dan persyaratan yang ditetapkan
dalam Spesifikasi Sambungan Zat Kedap (Sealant).
5.3.3. Perangkat keras
Jenis perangkat keras yang akan dipasang, seperti unit
pengunci,pegangan pintu, tuas penutup pintu dan lain
sebagainya, harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar
dan akan dipasang sesuai dengan persyaratan dalam
Spesifikasi Fnishing Perangkat Keras.
5.3.4. Pemasangan Kaca
Selain yang telah ditetapkan, semua pemasangan kaca
pada pintu harus disesuaikan dengan standar produsen
perangkat keras dan harus disesuaikan dengan persyaratan
Spesifikasi Kaca dan Pemasangannya.
5.4. Perbaikan dan Pembersihan
5.4.1. Segala sesuatu yang rusak, patah, atau tidak difinishing
sempurna harusdiganti dengan yang baru
5.4.2. Memberikan lapisan finishing atas lapisan finishing dari
bengkel dilapangan harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
5.4.3. Pembersihan dan penyelesaiaan pemasangan harus
sebagai berikut:
 Membuang semua tumpukan yang mempengaruhui
penampilan unit.
 Melepaskan bahan-bahan pelindung
 Membersihkan permukaan interior dan eksterior logam
dan kaca setelah
 pemasangan dengan mencucinya menggunakan air
bersih dan sabun atau deterjen, kemudian dibilas.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
73

 Membersihkan permukaan luar / eksterior kaca sekali tiap


3 (tiga) bulan selama proses konstruksi.
 Membersihkan dan mengembalikan warna permukaan
logam sesuai
 dengan rekomendasi produsen. Jika tidak dapat
dibersihkan, maka unitharus diganti.
5.5. Perlindungan
5.5.1. Lindungi permukaan logam sebelum difinishing dengan
lapisan pelindung atau pembungkus sampai proses
konstruksi selesai. Gunakanbahan yang direkomendasikan
oleh produsen logam untuk memastikan metode tersebut
cukup dapat melindungi, mudah dilepas dan aman untuk
difinishing.
5.5.2. Melepaskan perlindungan dari permukaan logam
pemegang kaca sebelum memulai pemasangan kaca.
5.5.3. Menjaga lapisan pelindung dari pemasangan sampai
dengan pembersihan selesai.

SPESIFIKASI 13
PINTU KAYU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengkondisian dan pemasangan pintu kayu
dankusen, seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan
disini, termasukpengaturan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan
persyaratan tambahan yangdibutuhkan untuk menyelesaikan proses
kerja.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesi (SII) / Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI – 5, 1961)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Kaca dan
Pemasangan Kaca
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan Duco
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Sebelum proses pengiriman, contoh dan finishing terdiri dari
tipe kayu yang diusulkan, pintu, kusen, harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Biaya
contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
74

Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dibutuhkan untuk


menunjukkan detail pembuatan, kaca bukaan, catatan bahan
dan finishing.
3.3. Penanganan dan Penyimpanan
3.3.1.Pekerjaan kayu dan perlengkapannya harus diberikan
dalam pembungkus asli yang masih tersegel dari
produsen, dapat dikenali dengan jelas, dan harus
disimpan di daerah yang perbebdaan temperatur
kelembabannya tidak terlalu tinggi.
3.3.2. Segera setelah pengiriman, pekerjaan kayu dan
perlengkapannya harus ditumpuk dengan benar di
tempat yang kering yang perbedaan temperatur dan
kelembabannya tidak terlalu tinggi, dan harus ditangan
secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada
permukaan dan ujungnya.
4. MATERIAL
4.1. Umum
Sebelumnya semua daun pintu dan pekerjaan kayu
lainnya harus disesuaikan kembali, dibuat dan finishing serta
dilengkapi dengan perlengkapanlainnya di produsen
pembuatnya.
4.2. Kusen Pintu
Kusen pintu terbuat dari kayu bengkirai atau ulin dengan
ukuran dan bentuk seperti ditunjukkan dalam gambar dan
jumlahnya sesuai persyaratan dalam spesifkasi kusen pintu dan
jendela kayu.
4.3. Konstruksi Kayu
4.3.1. Rangka Pintu
 Rangka dalam pintu dalam, pintu luar, dan pintu
daerah basah harus berasal dari core padat dari kayu
bengkirai atau ulin, dengan ketahanan dan kekuatan
kelas II sesuai PKKI (NI – 5, 1961)
 Rangka tersebut harus memiliki ukuran 100 mm x 30
m sehingga ketebalan akhir panel daun pintu adalah
setebal 42 mm. Pembuatan Panel Pintu
 Panel pintu dalam terdiri dari rangka yang berasal
dari kayu bengkirai atau ulin.
 Panel pintu luar terbuat dari panel solid dari kayu
bengkirai atau ulin Panel Pintu Kaca Sebagian
4.3.2. Panel dapat berupa rangka atau panel solid dengan
rangka khusus untu disekelling daerah kaca. Dengan
mempertimbangkan tata cara pemasangan kaca.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
75

4.3.3. Pintu Ganda Tersedia cara pertemuan dengan bahan


lain atau alternatif lain yang disetujui.
4.4. Permukaan
Permukaan akhir untuk setiap pintu panel plywood harus
berupa plywood tebal 3 mm terbuat dari Teakwood atau kayu
sungkai. Kecuali ditentukan lain,plywood tersebut harus sesuai
dengan SII 0404-80 / SNI.01-2704.1992.
4.5. Kaca dan Pemasangan Kaca
Kaca dan pemasangan kaca, jika diperlukan harus disesuaikan
dengan Spesifkasi aca dan Pemasangan Kaca.

4.6. Finishing Perangkat Keras


Semua kunci dan perlengkapan harus sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai dengan Spesifikasi Finishing
Perangkat Keras.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.3. Umum
5.3.1. Didasarkan pada gambar untuk lokasi pintu kayu.
5.3.2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
memeriksa gambar dan kondisi lapangan dan
meyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di
lapangan. Tidak ada pekerjaan pabrikasi atau
pemasangan yang dimulai sebelum Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan oleh
Kontraktor disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.3.3. Semua kayu yang akan digunakan harus dipili secara
teliti, memiliki keseragaman warna, dimensi dan
susunan, bebas dari segala macam kerusakan. Semua
profil harus disetujui oleh Konsultan Pengawasan.
5.3.4. Semua pekerjaan kayu harus dimensi atau diberi wood
filler sebelum keluar dari pabrik.
5.3.5. Semua pintu kayu harus dikirim ke lapangan lengkap
dengan engsel, perangkat keras, kusen dan sebagainya.
Semua engsel dan perangkat keras harus didasarkan
pada Spesifikasi Fnishing Perangkat Keras.
5.3.6. Semua pintu kayu harus dibuat secara akurat dan
dirakit dengan bentuk dan ukuran yang benar sesuai
gambar dan sesuai Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang telah disetujui, dan dipasang di loaksi
yang ditunjukkan. Kusen pintu harus dipotong tumpul.
Jangan memotong miring kusen.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
76

5.4. Pengujian
5.4.1. Pengujian kusen pintu sebelum memasang pintu
Pastkan kusen memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk jenis, ukuran, lokasi dan karakteristik
bukaan dan telah dipasang dengan unting-unting/
telinga pengait kusen dan kepalaan (plumb jambs and
level heads). Tolak pintu yang rusak.
5.4.2.Jangan melanjutkan pemasangan sampai kondisi yang
tidak memuaskan telah selesai diperbaiki.
5.5. Pemasangan
5.5.1. Semua pintu harus dipasang sesuai dengan petunjuk
produsen dan didasarkan pada standar kualitas yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.5.2. Posisi dan bentuk pintu dalam kusen sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing). Jangan
memotong melebihi batas yang ditentukan oleh
produsen. Setelah penggergajian / pemotongan, tutup
permukaan yang dipotong.
5.5.3. Jenis perangkat keras dan pemasangan harus seperti
yang disebutkandalam Spesifikasi Perangkat Keras
5.5.4. Setelah pemasangan, permukaan pintu harus
diluruskan, diratakan dan dilapis dengan warna yang
sama dan tidak ada pengelupasan dan lendut di bagian
manapun.
5.5.5. Semua pemasangan kaca pada pintu harus sesuai
standar perangkat keras produsen.
5.6. Finishing
Kecuali ditentukan lain, semua pintu kayu harus difinishing
dengan melamic yang sesuai dengan Spesifikasi Pengecatan
Melamic. Warna sesuai dengan bagan warna.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
77

SPESIFIKASI 14
FINISHING PERANGKAT KERAS UNTUK PINTU DAN JENDELA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup peralatan dan pemasangan semua
perangkat keras untuk pintu dan jendela seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1 Standar Prosedur
2.2 Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Aluminium
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Kayu
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan Data Teknis
3.1.1 Sebelum dikirim, contoh dan data teknis bahan dan
komponen yang diusulkan disini harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
3.1.2 Berikan 3 (tiga) rangkap skedul lengkap jumlah perangkat
keras semua pintu/jendela untuk masing-masing set
perangkat keras.
3.1.3 Biaya penyediaan contoh adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
Perangkat keras harus dikirim ke lokasi proyek dalam
bungkus asli bersegel. Masing-masing artikel perangkat keras
harus d pak tersendiri dalam kardus atau wadah lainnya, dapat
didentifikasikan secara benar dengan skedul perangkat keras
permanent, dan harus disimpan di bawah penutup di tempat
bersih yang kering, bebas dari segala sesuatu yang dapat
merusak.

4. MATERIAL
4.1 Umum

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
78

 Semua bahan yang disebutkan disini harus baru dan kualitas


pertama, bebas dari penyimpangan, dan produsen memiliki
kualitas yang telah terbukti kebenarannya.
 Semua peralatan harus anti karat pada semua lokasi yang
diekspos pada kelembaban relatif lebih dari 70%.
 Kunci pintu, kunci lemari, kunci panel utilitas, kunci panel
saklar memiliki system kunci yang dapat disesuaikan dengan
kunci master.
 Kecuali yang telah dispesfkasikan disini, semua penyedian
perangkat keras harus disesuaikan dengan tipe yang
disebutkan dibawah.
4.2 Perangkat Keras
 Set Pengunci
Semua set pengunci untuk pintu di bagian luar / dalam
harus sama atau setara dengan produk Goal dengan system
kunci master. Semua set pengunci harus terdiri dari:
 Pengunci dari tipe selinder terbuat dari kuningan
(dilengkapi dengan 3 kunci)
 Turn piece WC cylinder untuk pintu WC / toilet.
 Pegangan dengan plat atau handle on rose dengan
pelindung untuk pintu aluminium, terbuat dari aluminium
dengan finishing lapisan stainless steel, atau finishing lain
yang ditetapkan oleh Konasultan Pengawas.
 Pengunci, terbuat dari baja dicat hitam
 Faceplate, dead-bolt, latch-bolt, dan striking plate terbuat
dari kuningan.
 Pengait
Semua jendela harus dilengkapi dengan kunci berpegas
seperti Whitmatic atau setara.
 Engsel
Kecuali ditentukan lain, engsel untuk semua pintu harus
terbuat dari baja dengan finishing lapis kuningan, berukuran 9
mm x 79 mm, seperti SES atau Setara Engsel untuk semua
jendela harus SES atau setara, dengan ukuran yangsesuai
dengan ukuran dan ketinggian jendela. 3.4.4 Selot Tanam
Semua pintu ganda harus harus dilengkapi dengan selot tanam
terbuat dari paduan seng dengan finishing nikel, seperti KEND
305 atau setara.
 Tuas Penutup Pintu
Semua pintu luar dan semua pintu menuju ruang berAC
harus dilengkapi dengan tuas penutup pintu tipe “Hold Open

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
79

Arm” seperti Geze TS 1000, Cisa 60511 atau setara, dengan


ukuran sesuai lebar dan tinggi pintu.
 Penahan Pintu
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan engsel tanam
tipe “hold open arm” seperti Cisa 60220, Dorma atau setara,
dengan ukuran sesuai lebar dan tinggi.
4.3 Finishing
Finishing semua perangkat keras yang diekspos harus
stainless steel, kecuali bila ditentukan lain.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum
 Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan
(Shop Drawing) untuk mendapat persetujuan sebelum
pengiriman dan konstruksi.
 Semua peralatan harus dipasang sesuai dengan petunjuk
tertulis dari produsen dan dilindungi dari kerusakan dan
ditinggalkan dalam kondisi bersih setiap waktu
 Selain yang telah ditunjukkan dalam gambar, semua
jendela harus digantung ke kusen dengan 2 (dua) engsel
dan masing-masng jendela harus dilengkapi dengan
pegangan.
 Tiap pintu harus dipasang ke kusen dengan 4 (empat)
engsel dan harus dilengkapi dengan pegangan, penutup
pintu, kecuali bila ditentukan lain.
4.2. Pemasangan
 Pengunci harus dipasang pada ketinggian 100 cm diatas
finishing lantai.
 Pegangan atas untuk pintu harus dipasang pada garis
tengahnya tidak lebih dari 280 mm dibawah bagian paling
atas pintu. Pegangan bawah pintu harus dipasang pada
garis tengah pengunci tidak lebih dari 330 mm diatas
finishing lantai. Pegangan tengah pintu harus dipasang
dengan jarak yang sama antara pegangan atas dan
bawah.
 Penutup pintu harus dipasang berdasarkan petunjuk
pemasangan produsen dan tiap daun pintu harus memiliki
satu penutup pintu, kecuali ditetapkan lain.
 Pintu ganda harus dilengkapi dengan baut pengunci. Baut
pengunci harus dipasang diatas daun pintu yang tidak
aktif dan pemasangan harus berdasarkan petunjuk
pemasangan dari produsen.
4.3. Sistem Penguncian Umum

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
80

 4.3.1. Umum
 Sistem penguncian umum mencakup persyaratan semua
set kunci yang diperlukan untuk seluruh proyek. Sistem
penguncian harus sesuai dengan sistem permanen. Perlu
disediakan tidak kurang dari 12 kunci konstruksi dan 3
kunci master konstruksi (CMK) system untuk tiap kunci.
 Sistem penguncian umum harus ditunjukkan untuk
kebutuhan sekarang dan yang akan datang, untuk
kebutuhan dalam dan luar lapangan, dan untuk pekerjaan
dalam kontrak init au diluar kontrak.
 Kontraktor harus menyediakan system control kunci,
termasuk label, tanda, indeks, kartu, penanda permanent
dan standar lemari logam sesuai yang rekomendasikan
oleh produsen
 Kelompok Kunci Master
Sistem Kunci Master harus seperti yang dibutuhkan
agar memenuhi persyaratan yang akan ditetapkan
kemudian.
 Kunci Cadangan
Sediakan 3 kunci untuk tiap set kunci. Tiap set kunci
harus diberi tanda menggunakan penanda yang disetujui,
dan tiap penanda harus sesuai dengan kuncinya.
 Jumlah Kunci
Jumlah kunci harus sebagai berikut:
 Kunci Grand Master(GMK) : 3 kunci
 Kunci Master (KM) ; 3 kunci untuk tiap kelompok MK
 Kunci Cadangan (CK); 3 kunci untuk tiap lockset.
Tiap kunci harus ditandai permanent: JANGAN DI
DUPLIKAT
 Persyaratan Tambahan
Tanggung jawab disini termasuk pengadaan semua
sistem penguncian, dan melengkapi gembok dan kunci
yang termasuk bagian ini.
4.4. Perlindungan dan Pembersihan
 Lindungi pintu, jendela dan kusen dari kerusakan.
Sebelum selesai, kembalikan pintu-pintu, jendela dan
kusen yang rusak ke kondisi awalnya,atau ganti dengan
yang baru.
 Selama proses penyelesaian pemasangan, bersihkan
permukaan pintu, jendela dan kusen sesuai prosedur yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
81

direkomendasikan produsen. Jangan menggunakan agen


pembersih yang abrasive, tajam, dapat menggores atau
mengandung asam.

SPESIFIKASI 15
PEMASANGAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan
perlengkapan, serta pemasangan semua kaca, cermin dan pemasangan
kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan yang disebutkan disini.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Aluminium.
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
82

 Pekerjaan Khusus – Spesifikasi Sanitair.


3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan Data Teknis
Sebelum proses pengiriman, contoh dalam ukuran yang
memadai dan data teknis dari bahan yang diusulkan disini harus
diberikan kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapat
persetujuan.
3.2. Penanganan dan Penyimpanan
Kaca dan cermin harus disimpan ditempat yang kering,
bersih dan terlindung dari kerusakan. Lembaran kaca dipisahkan
oleh bahan yang disetujui guna meminimalkan tekanan pada kaca
selama penyimpanan. Lembaran yang telah dikirim dalam kondisi
basah / lembab harus dipisahkan dan dikeringkan sebelum
disimpan. Kaca dan cermin tidak boleh disimpan pada posisi
horizontalataupun ditumpuk.

4. MATERIAL
4.1. Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang
bening dan rata, serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari
segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaik sesuai SI0189-
83 / SNI.15-0047-1987 dan SII-0868-83 / SNI.15- 0130-1987.
Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
4.2. Kaca Es
Kaca Es harus kaca rata, serta memilik ketebalan yang
sama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas
terbaik.
4.3. Cermin
Cermin harus lembaran cermin terpilih, serta memiliki
ketebalan yangsama, bebas dari segala macam kerusakan dan
dari kualitas terbaik. Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
4.4. Neoprene / Gasket
Neoprene / Gasket atau bahan sintetik lain yang setara
harus digunakan,kecuali bila ditetapkan lain, untuk semua
pemasangan kaca pada kusen logam/ aluminium. Jenis dan
dimensi neoprene / gasket harus dibuat sesuai untuk tiap kusen
logam / aluminium.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
83

5.1 Umum
 Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca.
Ukuran sebenarnya dan ketepatan ujungnya harus
ditetapkan oleh ukuran sebenarnya yang didapat dari hasil
pengukuran di lapangan dan dengan mengikuti dimensi
pemasangan kaca serta petunjuk pemasangan.
 Tiap lembar kaca dan / atau cermin harus secara jelas
diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan data lain
yang diperlukan. Semua label harus dilepas setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua kaca, cermin dan pemasangan kaca harus
dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari produsen.
5.2 Pemasangan
 Toleransi jarak dan pemotongan
Toleransi jarak dan pemotongan harus sebagai berikut:
 Nominal jarak / sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm
 Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm
keliling.
 Minimum kedalam sponeng ketaman harus 16 mm.
 Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus
+ 3 mm atau 1.5 mm
 Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket adalah
tambahan jarak yang harus diatur.
 Persiapan permukaan untuk pemasangan kaca.
Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas
dan tepat pada kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-
benda yang dapat bergerak / bergeser harus diamankan,
dibuat fix, atau pada posisi terkunci sampai pemasangan
kompon kaca selesai. Semua permukaan ketaman harus
bersih dan kering, harus diberi lapisan primer seperti yang
ditetapkan oleh produsen neoprene/ gasket. Sebelum
pemasangan, permukaan kaca yang akan diberi neoprene/
gasket harus bebas dari debu, basah atau aplikasi
pembungkus dari produsen
5.3 Penggantian dan Pembersihan
 Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah
pemasangan kaca dengan pemutihan dan sebagainya
untuk memberi tanda selesai.
 Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa
biaya tambahan pada owner. Setelah penyelesaian

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
84

pekerjaan, semua permukaan kaca harus dibersihkan, dari


semua label, noda cat dan sebagainya.
 Perhatian dan peringatan harus diberikan agar tidak
menggores permukaan kaca. Pencucian harus dengan
sabun dan detergen netral dan air. Parafin, terpentin,
minyak atau cairan sejenisnya dapat digunakan untuk
menghilangkan noda yang sulir dibersihkan

SPESIFIKASI 16
PANEL GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup perlengkapan dan pemasangan
semua panel gypsum dan rangka untuk pekerjaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan / atau yang disebutkan disini,
pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada hal sebagai berikut:
 Panel langit-langit
 Dinding partisi
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Australian Standard (AS)

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
85

2.2. American Standard for Testing and Materials (ASTM)


Spesifikasi:
 Struktur – Pemasangan Berbagai Macam Logam
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
Sebelum pengiriman ke lokasi contoh dan data teknis
bahan yang digunakan harus diserahkan pada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (GDP)
Sebelum pemasangan Kontraktor harus mempersiapkan
dan memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas. Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) harus terdiri dari jenis bahan,
dimensi, ukuran, dan jumlah bahan, detail sambungan, detail
pemasangan dan detail-detail lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pemasangan.

3.3. Penanganan dan Penyimpanan


 Panel gypsum harus segera dikirim ke lapangan sebelum
pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
 Panel gypsum harus ditumpuk dengan benar dan ditopang
dengan rangka pada jarak tengah 450 mm, dengan
akhiran penyangga tidak melebihi 150mm dari ujung
tumpukan
 Panel gypsum harus disimpan di bawah penutup, tidak
berhubungan langsung dengan permukaan tanah dan
cukup terlindung dari cuaca.
4. MATERIAL
4.1. Panel Gypsum
 Panel gypsum harus berasal dari produk yang memiliki
teknologi pengontrol ketebalan dan memiliki ketebalan
dan ukuran mnimum seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, seperti Jaya Board atau setara.
 Panel gypsum harus terdiri dari:
 Tipe standar untuk ruangan dengan perawatan biasa,
sesuai dengan AS 2588-1983.
 Tipe tanah air (Water Resistant) untuk daerah basah
sesuai dengan AS 3740 – 1989 dan ASTM C 630.
4.2. Sambungan Semen

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
86

Sambungan semen untuk panel harus sesuai dengan petunjuk


produsen.
4.3. Pengikat
Pengikat seperti baut harus dari tipe yang sesuai dengan tipe
direkomendasikan oleh produsen panel gypsum dan sesuai AS
2589 – 1983.
4.4. Berbagai Macam Aksesoris
Aksesoris lainnya untuk pemasangan panel gypsum, seperti
yang disebutkan berikut ini, harus seperti yang
direkomendasikan oleh produsen panel gypsum:
 Perekat
 Pita perekat berpori
 Lapisan primer khusus untuk permukaan panel gypsum
 Dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesakan pemasangan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
 Sebelum pemasangan, kontraktor harus memeriksa
ketinggian, penyusunan permukaan, daerah yang
terpotong, ukuran dan jenis konstruksi dan / atau
pemasangan, sebanding dengan gambar.
 5.1.2. Pemasangan panel gypsum dan aksesorisnya harus
berdasarkan petunjuk pelaksanaan dari produsen.
 5.1.3. Tipe ujung panel gypsum, apakah berbentuk kotak
atau tidak, harus diseleksi berdasarkan jenis pemasangan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5.2. Pemasangan
 Rangka panel gypsum yang akan dipasang untuk langit-
langit, partisi atau di tempat lain seperti yang ditunjukkan,
dapat dari kayu ataupun dari baja digalvanize harus
sesuai dengan standar dari produsen panel gypsum dan
disesuaikan dengan keterangan dalam gambar.
 Panel gypsum harus dipasang ke rangka menggunakan
pengait, skrup using nail, screw atau pengkat dengan
diameter dan panjang yang memadai. Pemasangan panel
gypsum untuk partisi harus sesuai persyaratan Spesifikasi
Partisi.
 Sambungan antara panel-panel gypsum harus difinishing
dengan pelapis sambungan dan perekat, serta harus
sesuai dengan petunjuk dari produsen.
5.3. Pengecatan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
87

 Permukaan panel gypsum harus kering, bebas dari debu,


minyak, lemak atau bahan asing lainnya. Semua
permukaan yang tidak sempurna harus diperbaiki sebelum
pekerjaan pengecatan. Lapisi permukaan gypsum dengan
pelapis primer yang dibuat khusus untuk panel gypsum
guna menutupi permukaan yang berpori. Keringkan semua
pelapis primer kemudian dilapisi cat finishing yang telah
disetujui seperti yang disebutkan dalam spesifikasi
pengecatan. Warna cat finishing harus seperti yang
ditetapkan dalam bagan warna yang akan dikeluarkan
kemudian.

SPESIFIKASI 17
KERAMIK / TILE
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup pengadaan perlengkapan dan
pemasangan semua finishing keramik seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang telah ditetapkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982)
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S – 04 – 1989 –F)
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.4. Pekerjaan Dinding – Spesifikasi Aduk Semen/ Spesi
3. PROSEDUR UMUM

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
88

3.1. Contoh dan data Teknis


Sebelum proses pengiriman, contoh dalam ukuran yang
memadai dan data teknis dari bahan yang diusulkan disini harus
diberikan oleh Konsultan Pengawas, untuk mendapat
persetujuan. Sediakan range warna dan tekstur secara lengkap
untuk keramikyang tersedia untuk dipilih dan contoh dari yang
dipilih. Biaya contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Penanganan dan Penyimpanan
 Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah /
bungkus asli bersegel dan harus disimpan di bawah penutup di
tempat bersih yang kering, bebas dari hujan dan segala
sesuatu yang dapat merusak.
 Bahan tambahan harus terdiri tidak kurang dari dua pak
standar untuk tap warna, jenis dan ukuran untuk keramikyang
digunakan dalam pekerjaan ini, dan satu pak standar untuk tap
warna dan jenis keramikdasar.
4. MATERIAL
4.1. Umum
Semua Keramik harus baru, kualitas pertama, dibuat oleh
produsen dengan kualitas yang telah terbukti di bidang ini, dan
bebas dari segala macam kerusakan. Keramik harus merupakan
jenis yang telah ditetapkan disini dan warnanya sesuai dengan
bagan warna yang akan dikeluarkan kemudian.
4.2. Keramik
 Semua keramik harus dalam ukuran dan jenis seperti yang
ditetapkan dibawah ini harus berasal dari produsen
dengan kualitas yang telah terbukti seperti Roman atau
setara.
 Keramik harus terdiri dar jenis sebagai berikut:
 Keramik kasat / semi glazed dari tipe anti-slip untuk
semua keramik daerah basah dengan ukuran sesuai
gambar.
 Keramik kilap / glazed untuk keramik daerah lantai
lainnya dengan ukuran seperti yang ditentukan.
 Keramik kilap untuk plin dengan ukuran seperti yang
ditentukan.
 Keramik kilap untuk dinding kamar mandi dengan
ukuran sesuai dengan yang ditentukan.
4.3. Keramik Mozaik
 Semua keramik Mozaik harus dalam ukuran dan jenis yang
ditetapkan di bawah ini harus berasal dari produsen
dengan kualitas yang telah terbukti.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
89

 Keramik Mozaik terdiri dari:


 Keramik kasat untuk mozaik yang dipasang pada lantai
dengan ukuran sesuai dengan gambar.
 Keramik kilap untuk mozaik dinding dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
4.4. Adukan semen
 Adukan semen harus terdiri dari semen dan campuran
pasir dengan tambahan beberapa bahan dengan jumlah
sesuai dengan direkomendasikan oleh produsen. Bahan
adukan semendan campurannya harus sesuai dengan
persyaratan spesifikasi Adukan Semen / Spesi.
 Perekat khusus untuk memperbaiki ubin, bila ditunjukkan
dalam gambar atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas,
harus sesuai dengan persyaratan As 2358, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti AM 30 Mortarflex atau setara.
4.5. Adukan Semen Basah / Nat
Nat harus berupa bubuk Portland campuran nat
yangdisediakan pabrik, dan berwarna sesuai dengan warna yang
dpilih, seperti pewarna Nat keramik AM 50 atau setara, dan AM
55 Epoxy Grout atau setara, khusus untuk keramik yang tahan
zat kimia / asam.
4.6. Anti Air (Waterproofing)
Anti air untuk mencegah jamur pada permukaan keramik
tanpa pengaruh pada pertukaran udara keramik dan untuk
mengeringkan kelembaban dari permukaan, harus berasal dari
produk yang telah terbukti kualitasnya seperti permukaan Barra
SII N, Silicosol, Febsilicon atau satara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Persiapan
5.1.1. Pemasangan keramik harus menunggu sampai pekerjaan
penggantung, elektrikal, mekanikal, dan pekerjaan lainnya
yang diletakkan dibawah atau di belakang keramik telah
selesai dipasang dan telah tersedia perlindungan pada
sambungan pekerjaan ME.
5.1.2. Pemberhentian, belokan, kepala, bagian terpotong dan
bentuk-bentuk khusus harus disediakan seperti yang
dibutuhkan untuk ambang pintu, sisi pintu, nosing tangga
dan kondisi lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan
pemasangan.
5.2. Penyusunan Keramik

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
90

5.2.1. Permukaan yang akan dipasangi keramik harus kering,


bersih dan bebas dari kotoran, debu, minyak, lemak dan
segala hal yang dapat merusak.
5.2.2. Adukan semen untuk keramik lantai, dinding eksterior / luar
dan bagian tahan air lainnya harus terdiri dari campuran 1
semen : 3 pasir dan beberapa campuran bahan yang
direkomendasikan, selain yang telah ditunjukkan dalam
gambar. Adukan semen untuk keramikdi tempattempat lain
harus terdiri dari 1 semen dan 4 pasir. Ketebalan adukan
harus minimum 25 mm, kecuali bila ditetapkan lain dalam
gambar.
5.2.3. Sebelum pemasangan, semua keramik harus dibersihkan
dari debu dan kotoran.
5.2.4. Adukan untuk keramik pada dinding harus diaplikasikan
pada dindng dan bagian belakang keramik, kemudian
pasang keramik pada tempatnya sesuai yang direncanakan
dan ditunjukkan dalam gambar.
5.2.5. Adukan untuk keramik lantai harus ditempat diatas pasir
urug dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, kecuali bila ditetapkan lain. Keramik untuk lantai
harus toilet harus dipasang dengan kemiringan menuju
lubang buangan air (drain).
5.2.6. Dasar keramik harus dipadatkan dengan spesi / aduk
seperti yang diisyaratkan dan disebutkan disini. Tiap lantai
harus dipasang pada bidang ketinggian yang benar
menggunakan batang penyearah / beating blok. Pengujian
distorsi bidang harus dibuat dengan tanda ketinggian yang
disetujui. Tekanan positif tiap lantai diperlukan untuk
membuat ikatan tembok yang benar. Keramik yang tidak
terletak pada bidang yang benar atau salah
penempatannya harus dipindahkan dan disusun ulang.
5.2.7. Keramik harus disusun dari garis batas tengah (as
ruangan), jika ada, guna
membentuk pola simetris dengan tidak ada potongan yang
kurang dari setengan (1/2) lebar ubin.
5.2.8. Keramik untuk Mozaik harus disusun terlebih dahulu sesuai
dengan pola warna yang akan dikeluarkan kemudian
sebelum dipasang pada tempat yang ditentukan.
5.2.9. Sambungan harus lurus, tegak lurus, rata dan dengan lebar
tidak lebih dari 1.6 mm. Dinding harus dibuat dengan
ukuran penuh yang mungkin dapat bertambah
ketinggiannya tetapi tidak kurang dari ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar. Sambungan vertikal harus
diukur dengan unting-unting / plumb untuk seluruh
ketinggian pekerjaan keramik.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
91

5.2.10. Keramik yang harus dipotong dengan alat pemotong


dengan merk yang telah disetujui dan tepi yang kasar harus
dihaluskan, keramikyang rusak, cacat atau tidak dipotong
dengan benar, harus diganti oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri.
5.3. Pemberian Nat
Keramik harus dibasahi dan tepi harus diisi penuh dengan
campuran plastic nat yang warnanya sesuai dengan nat semen,
segera setelah keramikselesai dipasang. Sambungan harus dibuat
agak cekung, dan sisa adukan semen harus dibuang dan
dibersihkan dari permukaan lantai.
Tekanan pada sambungan aduk setelah pemberian nat telah
dibersihkan dari permukaan, harus dikasarkan dan disisikan ke
garis tepi sebelum aduk / spesi mengeras.
5.4. Pembersihan dan Perlindungan
5.4.1. Selama proses penyelesaian, permukaan lantai dan dinding
dan lantai harus dibersihkan. Jangan menggunakan asam
untuk membersihkan keramik kilap (glazed tiles).
5.4.2. Lindungi konstruksi yang diekspos, membrane dan finishing
jika dibutuhkan.
5.4.3. Lindungi pekerjaan lantai yang sedang dikerjakan, sediakan
penutup, penahan dan sebagainya jika dibutuhkan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
92

SPESIFIKASI 18
PANEL AKUSTIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan meliputi pengadaan peralatan dan pemasangan semua
panel akustik dan rangka langit-langit seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang telah disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. National Fire Protection Association (NFPA)
2.3. Spesifkasi:
 Struktur – Pemasangan berbagai macam logam
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan.
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
Sebelum pengiriman bahan, Kontraktor harus memberikan
contoh dan data teknis pada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Sebelum pabrikasi dan pemasangan, Kontraktor harus
memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan Pengawas dibahas dan mendapatkan persetujuan.
3.3. Penanganan dan penyimpanan
Semua bahan harus dikrim ke lokasi proyek dalam wadah /
bungkus asli bersegel dan harus disimpan di bawah penutup di
tempat bersih yang kering, bebas dari hujan dan segala
sesuatu yang dapat merusak.

4. MATERIAL
4.1. Panel Akustik
Panel akustik di semua ruangan harus terbuat dari bahan low-
sag mineral fiber sesuai dengan ASTM E 1264 Class A (untuk
karakteristik permukaan yang terbakar) seperti tipe RH- 99
dari USG, Amstrong atau setara. Tipe pola dan pemasangan
harus sebagai berikut:
 Pola Waffle untuk tipe pemasangan lay in.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
93

 Pola Standar seperti Fine Fissured atau tekstur untuk


pemasangan demi pelapisan.
Nominal ketebalannya harus sesuai dengan standar produsen
untuk tipe pemasangan lay in dan semi-concealed.
4.2. Gelang / Runner
Gelang / Runner untuk menahan panel akustik harus
terbuat dari baja galvanis lengkung dengan cat oven-baked
dari produsen dalam warna finishing seperti yang ditunjukkan
oleh bagan warna, seperti produk pekerjaan rangka, CMC atau
setara. Gelang harus terdiri dari sebagai berkut atau produk
sesuai persyaratan disetujui:
 Main tee lebar 24 mm, kedalaman 36 mm dan ketebalan
1.25 mm
 Cross tee lebar 24 mm, kedalaman 32 mm dan ketebalan
1.25 mm
 Sisi samping lebar 24 mm, kedalaman 24 mm dan
ketebalan 1.25 mm.
4.3. Batang Pengukur
Batang pengatur harus berupa baja galvanis 4 mm seperti
direkomendasikan oleh produsen runner atau berupa 1 atau 2
gulung kawat baja dengan dimensi yang ditunjukkan dalam
gambar.
4.4. Jepit Penahan
Jepit penahan harus disediakan untuk menahan tiap-tiap
langit-langit tetap pada tempatnya. Jepit penahan harus
terbuat dari lembar baja dalam ukuran dan bentuk seperti
yang direkomdasikan oleh produsen gelang.
4.5. Komponen Penyangga Struktural
Komponen penyangga struktur untuk menahan batang
pengatur, lampu / alat penerangan, perlengkapan AC dan
sebagainya yang disebutkan, harus terbuat dari profil baja
dengan bentuk dan ukuran seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) perlu
diberikan oleh Kontraktor. Penyangga struktural ini harus
sesuai dengan spesfikasi ST – 007 Berbagai Jenis Logam.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Umum
5.1.1 Sebelum memulai pekerjaan yang dirujuk disini, pekerjaan
langit-langit pada ruangan harus dilakukan setelah
konstruksi pekerjaan jendela, pintu, pemasangan kaca, dan
sistem penyegar udara / AC terselesaikan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
94

5.1.2 Grid panel langit-langit harus dibuat menggunakan garis


as bagian luar panel, untuk membuat pola yng seimbang,
dan untuk memastikan tidak ada potongan-potongan
kurang dari setengah (1/2) lebar panel atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.2 Sistem Penggantung
5.2.1 Semua pasak harus lurus, tegak lurus, dan dalam grid
yang setara. Pasak harus tidak lebih dari 5 mm lebar yang
diekspos. Potongan dan percetakan harus disediakan untuk
langit-langit dan penetrasi dinding.
5.2.2 Batang fleksibel atau kawat penggantung harus vertikal
dan digantung pada penopang struktural atau dari rangka
transisi dan diamankan oleh kawat ganda dan diikat
dengan cara yang aman. Gelang utama dan gelang silang,
siku dan batang fleksibel atau penggangtung harus
dipasang dan disediakan ditempat yang ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang direkomendasikan oleh
produsen.
5.2.3 Bila komponen penyangga struktural diberi jarak denga
persyaratan yang tidak dapat dipenuhi, maka harus
disediakan penyangga tengah / transisi. Sistem
penggantung harus berupa system perletakan regular
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Sistem harus
cukup memenuhi syarat pemuaian termal guna mencegah
tekuk. Sistem penggangtung lain harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.2.4 Sistem harus simetris dengan garis tengah ruang, kecuali
bila ditetapkan lain. Sambungan pada penetrasi langit-
langit dari pekerjaan harus terbuat dari sesuatu yang
praktis. Bagian tepi harus disusun rapat ke dinding seperti
yang ditunjukkan dalam gambar. Sambungan harus rata
dan harus memiliki satu unit dengan sudut pertemuan unit
dinding.
5.2.5 Panel akses harus disediakan pada langit-langit dengan
menyediakan panel yang dapat dipindah dengan ukuran
tidak kurang dari 30 cm x 60 cm dan dari konstruksi yang
sama, tampilan dan finishing seperti panel didekat dan
disekitarnya.
5.2.6 Selain panel akses penyangga harus disediakan pada
bukaan plafond seperti yang diisyaratkan untuk cerukan
tempat lampu, pengkondisian udara dan pekerjaan terali,
jika diperlukan. Penyangga harus memilik ukuran yang
diisyaratkan untuk menyanggabeban penerangan atau
lampu-lampu lainnya, atau kawat instalasi, danunit akustik,

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
95

dan tidak diizinkan meyebabkan penyimpangan pada


langitlangit.
5.2.7 Penggantung yang terbuat dari baja harus dilapisi anti
karat seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi
Pengecatan.

5.3 Pembersihan dan Perlindungan


Bagian yang renggang, kotor atau permukaan plafond yang
tidak berwarna harus dibersihkan sesuai dengan rekomendasi
produsen dan bebas dari penyimpangan / defleksi.
Komponen yang rusak dan tidak sempurna yang telah
dipasang harus dibongkar dan diganti seperti yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan
apapun ke owner.

SPESIFIKASI 19
PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
96

Pekerjaan terdiri dari bagian dan aplikasi semua pekerjaan


pengecatan dibengkel dan di lapangan, unutk semua komponen
struktural dan non-struktural bangunan, termasuk semua permukaan
yang didesain untuk dicat seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau bagan warna dan dalam spesifikasi yang berhubungan, kecuali
bila ditetapkan lain. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas
pada penyediaan tenaga kerja, bahan, perancah dan alat-alat yang
akan digunakan untuk persiapan permukaan, aplikasi cat, perbaikan
segala penyimpangan dan pembersihan segala macam semprotan
untuk pekerjaan lain. Semua pelapis harus seperti yang diisyaratkan
dalam Spesifikasi atau yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
pelaksanaan.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982)
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.3. Steel Structure Panting Council (SSPC)
2.4. Swedish Standart Insttution (SIS)
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Brosur Detail dan Warna
Brosur detail dan warna bahan yang diusulkan dan
produsennya harus diberikan sebelum konstruksi. Kegagalan
yang dilakukan dapat menyebabkan penolakan bahan di
lapangan dan kegagalan memenuhi persyaratan program.
Semua bahan harus berkualitas kelas pertama dan memiliki
finishing berdaya tahan dan setidaknya setara persyaratan
standar yang berhubungan.
3.2. Contoh Panel dan Area Uji
3.2.1. Sebelum mengecat dengan sistem sebagian yang
dimaksud, Kontraktor harus mengecat area uji coba
atau panel-panel contoh untuk mendemostrasikan
bahwa ketebalan yang ditentukan dan finishing cat
telah memenuhi semua yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3.2.2. Cat, perlengkapan dan metode aplikasi yang
digunakan untuk area uji coba atau panel contoh harus
mewakili apa yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Area uji coba atau panel contoh harus dijaga dan harus
seperti standar untuk semua pekerjaan berikutnya.
3.2.3. Kontraktor harus bertanggung jawab dalam
pengadaan contoh dan panel contoh.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
97

Semua pelapis harus persedian / stok baru dan kualitas


pertama, dikirim ke lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli
bersegel dan harus disimpan di bawah penutup di tempat bersih
yang kering, bebas dari hujan dan segala sesuatu yang dapat
merusak. Semua bahan pelapis harus diberi label yang
menunjukkan nama desain, formula atau nomor spesifikasi,
warna, tanggal pembuatan dan petunjuk dar produsen.
3.4. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.4.1.Perancah yang digunakan untuk pengecatan harus dijaga
pada posisinya selama pekerjaan dilaksanakan dan untuk
periode tiga hari setelah penyelesaian, atau sebagai
alternatif, peralatan lain harus dilengkapi akses bagi
Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan yang
telah dipersiapkan dalam film cat.
3.4.2.Konsultan Pengawas harus memiliki akses bebas ke
semua lokasi pekerjaan, dan fasilitas perlengkapan rumah
tangga dan hak untuk memeriksa persiapan semua
permukaan dan aplikasi semua pekerjaan pengecatan.
3.5. Ketimpangan
3.5.1.Sebelum terjadi penyimpangan dari spesifikasi ini,
Konsultan harusmemeriksa dan mendiskusikan kegagalan
untuk melaksanakannya tidakakan membantu Kontraktor
melaksanakan tanggung jawabnya untukmemberikan
kepuasan sesuai standard dan prosedur yang diatur
dalamspesifikasi.
3.5.2. Konsultan Pengawas harus memiliki hak untuk menolak
pekerjaan apapun yang tidak sesuai dengan aturan atau
aplikasi spesifkasi lainnya. Semua biaya yang disebabkan
oleh koreksi dari pekerjaan yang ditolak harus ditanggung
oleh kontraktor. Penyebab penolakan pekerjaan atau
partisi harus termasuk tapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut:
 Persiapan permukaan ditetapkan tidak memuaskan
oleh Konsultan Pengawas dengan berbagai alasan.
 Kegagalan Kontraktor untuk mengaplikasikan jumlah
minimum ketebalan pelapis yang sesuai.
 Kegagalan Kontraktor untuk menetapkan aturan
waktu pengeringan minimum atar lapisan-lapisan.
4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1.Semua bahan pelapis harus didasarkan pada spesifikasi
yang ditunjukkan dalam jadwal pengecatan disini dan
persyaratan yang telah ditetapkan disini.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
98

4.1.2.Semua lapisan utama dan finishing yang akan digunakan


dalam pekerjaan harus bersal dari produsen yang sama,
dan tidak boleh dicampur dengan cat dari sumber lain
harus atau dari kompisisi yang tidak sama.
4.2. Meni
Meni yang akan digunakan harus sebagai berikut atau setara:
 Meni tahan alkali / Sealant tahan alkali untuk dinding
interior dan eksterior, acian atau permukaan beton.
 Meni kayu aluminium sealer untuk permukaan kayu
 Meni logam kromat cepat kering/ seng kromat untuk baja
dan berbagai macam permukaan logam.
 Meni Epoxy dua pak untuk permukaan beton.
4.3. Cat Finishing
Cat finishing yang akan digunakan harus sebagai berikut atau
setara:
 Emulsi akrilik Vinyl / Emulsi Akrilik untuk pekerjaan
pasangan batu interior, acian atau permukaan beton atau
permukaan kayu.
 Emulsi Akrilik eksterior untuk pekerjaan batu eksterior,
acian atau permukaan beton.
 Super Gloss Sintetik/ Enamel Sintetik untuk baja, berbagai
macam logam dan permukaan kayu.
 Epoxy Non – Slip Deck untuk permukaan beton.
4.4. Warna dan Tekstur
Area yang didesain adalah subjek pemilihan warna yang
tertera dalam BaganWarna atau seperti yang disetujui Konsultan
Pengawas setelah contoh alternatife warna dan tekstur yang
direkomendasikan telah dilengkapi seperti pada point 3.2 diatas.
Hal yang sama harus dilakukan pada warna, dan tekstur
permukaan pra-finishing.
Warna dan tekstur harus sesuai dengan contoh warna
relevan yang telah dipilih oleh Konsultan Pengawas dan harus
sesuai dengan standar warna produsen.
Bagan Warna akan dikeluarkan kemudian dan pemilihan
harus dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
99

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Awal, Persiapan dan Perawatan
5.1.1. Umum
 Semua cat harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan dariprodusen dan harus sesuai dengan
syarat yang ditetapkan dalam standar SSPC atau setara.
 Perangkat keras, aksesoris perangkat keras, permukaan
yang diproses dengan mesin, plat, lampu penerangan,
dan sebagainya yang berhubungan dengan permukaan
yang akan dicat harus dipindahkan,dilapisi atau jika
perlu dilindungi sebelum persiapan permukaan dan
pekerjaan pengecatan.
 Pelindung harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
terlibat. Pengait yangdiekspos dan logam lainnya diatas
permukaan yang akan dicat dengan cat berbahan dasar
air harus diberi dasar seng kromat sesuai dengan
kondisi, kemudian harus diaplikasikan lapisan pelindung
Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan sebelum
penggunaan cat atau perawatan permukaan. Pemukaan
dicat yang sudah ada dan tidak direncanakan untuk
dicat ulang harus dibersihkan berdasarkan cara yang
dapat mebuat permukaan begitu terawatt, sebisa
mungkin kembali ke kondisi seperti baru, atau bila tidak
dicat, perlu disikat dengan sikat kawat atau buffer
dengan alat ringan bertekstur dan diberi tindakan untuk
menghilangkan semua karat atau pengelupasan.
 Minyak dan lemak harus dibersihkan dengan kain lap
bersih dan cairan pembersih yang memiliki kandungan
toxid rendah dan bertanda 38 EC.
 Pembersihan pekerjaan pengecatan harus dijadwal
dengan memastikan bahwa debu dan kotoran lainnya
yang berasal dari proses pembersihan tidak terjatuh
kepermukaan yang masih basah atau baru saja dicat.
5.1.2. Pekerjaan Dindng, Acian, dan Permukaan Beton.
 Pekerjaan dinding, acian dan permukaan beton yang
akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
kapur, debu, kotoran, minyak, lemak, aspal, sisa aduk
semen, atau tumpahan aduk dengan mengampelas
permukaan.
 Permukaan yang tertumpuk permukaan besi harus
dibersihkan sebelum pengecatan. Segera sebelum
pelapisan, permukaan yang akan dicat harus seragam

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
100

dan dibasahi, dengan menggunakan alat penyemprot.


Harus disediakan waktu yang cukup untuk jarak antara
waktu penyemprotan agar air dapat diserap.
5.1.3. Permukaan kayu
 Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan
untuk menghilangkan kotoran, minyak dan subtansi
asing lainnya, menggunakan spiritus, alat pengikis dan/
atau kerta amplas.
 Permukaan kayu harus diberi meni dan lapisan finishing
seperti yangditetapkan dalam Bagan Warna
 Permukaan mata kayu yang kecil, atau mengering harus
dikikis dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum
penggunaan lapisan dasar. Jarak pada buku / mata kayu
yang besar, terbuka, belum dikeringkan dan semua
cerukan atau aliran air harus dikikis habis, atau bila
tetap lunak,harus dibersihkan dengan cairan spirtus
atau terpentin dan area seperti dammar dilapisi tipis-
tpis dengan pelapis mata kayu. Permukaan harus
diperiksa untuk memastikan bahwa finishing paku/
pasak telah selesai diisi. Kemudian semua lubang dan
permukaan yang tidak sempurna harus harus diberi
lapisan dasar / didempul.
 Setelah pemberian lapisan dasar, semua lubang dan
finishing permukaan yang tidak sempurna harus diisi
dengan dempul atau bahan plastic pengisi kayu, dan
harus diwarnai sesuai dengan lapisan finishing
5.1.4. Permukaan baja dan Logam
 Semua permukaan baja dan logam harus dibersihkan
dari segala debu dan serbuk yang ditimbulkan dari
penyikatan menggunkan sikat kawat atau harus di
amplas kering dengan Sa 2 / SP 6.
 Penyikatan menggunakan kawat baja dengan tenaga,
mesin perputaran, yang dapat menimbulkan efek
seperti terbakar pada permukaan baja, harus dicegah.
 Semua permukaan baja dan logam yang telah tercemar
oleh minyak atau lemak harus dicuci dengan spirtus
putih yang masih bersih. Minyak dan lemak pada
permukaan pada lokasi yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas, dapat dihilangkan dari permukaan
dengan mencucinya menggunakan larutan campuran
air dan detergen yang sesuai, dilanjutkan dengan
pembilasan dengan air bersih.
 Pencucian permukaan baja / logam, bila dperlukan
untuk membersihkan tumpukan garam harus

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
101

menggunakan air bersih dan bila kondisi menungkinkan,


selang dan sikat penggosok dapat digunakan.
 Permukaan harus diberi dasar dengan meni secepatnya
setelah penyelesaian proses persiapan. Kemajuan
pekerjaan persiapan permukaan harus dikontrol untuk
memastikan bahwa persiapan dan pemberian meni
dikerjakan pada hari yang sama.
 Persiapan permukaan selanjutnya harus dilaksanakan
bila timbul pengaratan atau kerusakan akibat
pemanasan yang terlalu lama sebelum pemberian cat
dasar.
 Setelah permukaan dipersiapkan dengan tata cara yang
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas, satu lapis
meni seng kromat harus diaplikasikan pada pekerjaan
baja di bengkel pabrikasi. Meni harus diaplikasikan
dengan menggunkan kuas untuk memastkan
kesinambungan warna. Meni harus diaplikasikan segera
setelah persiapan permukaan tanpa interval waktu.
 Baja / logam yang dipabrikasi dengan lapisan dasar dari
bengkel produsen setelah pemasangannya di lapangan
harus benar-benar diuji dan harus diberi perawatan
dengan diberi lapisan dasar seng kromat, bila lapisan
asalnya (dari bengkel produksi) terkelupas, hilang atau
mengalami kerusakan selama proses transit/
pemasangan, saat pengelasan, pembautan, pemberian
mur-baut untuk struktur. Setelah diberi lapisan, lapisan
meni seng kromat kedua harus daplikasikan pada
pekerjaan baja yang telah dipasang.
5.2. Aplikasi Cat
5.2.1. Umum
 Semua permukaan yang telah difinishing harus bebas
dari noda tumpahan, tidak rata, tanda bekas kuas dan
variasi warna, tekstur maupun finishing. Pelapisan tiap
pelapis harus benar-benar selesai dan tiap pelapis harus
diaplikasikan rata untuk menyeragamkan ketebalan
lapisan.
 Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan
bahwa semua permukaan termasuk tepi, sudut, celah,
bagian yang dilas dan paku keling menerima ketebalan
lapisan yang setara dengan permukaan yang telah dicat
disekitarnya.
 Area sekitar dan pekerjaan pemasangan harus
dilindungi menggunakan pelindung atau sebagai yang
telah disetujui. Bahan permukaan lainnya yang

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
102

berdekatan dengan permukaan yang menerima cat


berbahan dasar air harus diberi lapisan dasar dan atau
dilapisi sebelum aplikasi cat berbahan dasar air.
 Lapisan cat pertama pada permukaan beton harus
termasuk pengulangan pelapisan titik, penghisap atau
keseluruhan aplikasi sealer utama yang dibutuhkan
untuk menghasilkan warna dan kilatan yang sama dan
seragam.
5.2.2. Prosedur Pelapisan
 Interval waktu yang cukup harus diberikan antara
aplikasi pelapis berturut-turut agar mengering. Periode
ini harus dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi cuaca
yang bervariasi.
 Bila lapisan yang telah diaplikasikan ditinggalkan dalam
periode yang lama, maka hal tersebut dapat
menimbulkan lapisan seng berwarna keputihan. Lapisan
garam ini harus dicuci dengan air bersih dan cukup
dikeringkan untuk mengamankan lapisan antar ikatan.
 Tinner tidak boleh ditambahkan pada segala macam
bahan pelapis, kecuali bila disetujui oleh produsen
seperti yang dibutuhkan untuk menghasilkan aplikasi
yang benar.
 Minyak dasar atau tipe cat yang mengandung resin
harus dikeringkan untuk pelapisan ulang bila cat terasa
mengeras, tidak dapat berubah bentuk atau terasa
lengket, dan aplikasi lapisan cat lainnya tidak
menyebabkan pengurangan daya rekat pada lapisan
dasar.
 Pelapisan harus sbb:
 Pekerjaan dinding interior, acian dan permukaan
beton.
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis anti alkali
Pelapis dasar / sealant tahan alkali
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis akrilik vinyl
Emulsi / Emulsi akrilik.
 Pekerjaan dinding eksterior, acian dan permukaan
beton
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis anti alkali
Pelapis dasar / sealant tahan alkali
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis akrilik Emulsi untuk
eksterior Permukaan kayu

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
103

Pelapis dasar: 2 (dua) lapis kayu aluminium sealer


dasar
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis Synthetic Super
Gloss / Synthetic Enamel.
 Permukaan baja dan berbagai macam logam
Pelapis dasar: 2 (dua) Lapis Quick Drying Logam
Pelapis dasar : Kromat / seng kromat
Finish coat: 2 (dua) lapis synthetic super
Gloss / Synthetic Enamel.
 Permukaan Beton
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis dasar Epoxy dua pak
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis cat Epoxy Non- Slip
Deck
Semua ketebalan cat yang disebutkan disini adalah
pada kondisi kering dan tiap ketebalan harus
sesuai dengan standar produsen.
5.2.3. Penyimpanan, Pencampuran, dan Pengenceran
 Pada saat aplikasi, cat harus tidak menunjukkan tanda-
tanda mengeras atau kerusakan lainnya.
 Cat harus dicampur menggunakan pengaduk dan
perwarna sesuai prosedur yang direkomendasikan
produsen dan dijaga tetap seragam, rata selama
aplikasi.
 Bila dibutuhkan untuk menyesuaikan kondisi
permukaan, temperatur, cuacu dan metode aplikasi, cat
dapat diencerkan segera sebelum aplikasi sesuai
dengan petunjuk dari produsen, tetapi tidak lebih 0.5
liter tinner per 4 liter cat.
 Penggunaan tinner dengan segala alasan tidak
membebaskan kontraktor dari pengadaan permukaan
yang telah selesai dilapisi.
 Tidak ada penggantian atau pencampuran bahan yang
dapat diizinkan, kecuali yang telah ditetapkan sebagai
lapisan dasar, pelapis bawah dan dimana perwarna
diperlukan untuk menghasilkan warna yang benar.
5.2.4. Kondisi Atmosferik
Cat selain pelapis berbahan dasar ar harus diaplikasikan
hanya pada permukaan yang benar-benar bebas dari
keadaan basah yang ditandai dengan penanda. Cat harus

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
104

diaplikasikan di lingkungan yang kondusif / mendukung


untuk mengontrol proses pengeringan.
5.2.5. Waktu Antara Persiapan dan Pengecatan
Permukaan yang telah dibersihkan, dirawat ulang dan /
atau disiapkan untuk pengecat harus diberikan pelapis
yang sesuai dengan bahan pelapis pertama secepatnya
setelah pekerjaan persiapan telah selesai, sebelum terjadi
kerusakan pada permukaan yang telah disiapkan.
5.2.6. Metode Aplikasi
 Pelapis dasar untuk pekerjaan dinding, acian dan
permukaan beton dan pelapis finishing dapat
diaplikasikan dengan menggunakan kuas atau roller
untuk kuas pelapisan detail.
 Pelapis dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan
dengan kuas dan pelapis finishing dapat menggunakan
kuas ataupun roller.
 Pelapis dasar untuk baja dan berbagai macam
permukaan logam dan
 pelapis finishing dapat diaplikasikan dengan
penyemprotan / spray.
5.3. Persyaratan Khusus
5.3.1. Roller untuk mengaplikasikan enamel harus memiliki
bagian horizontal yang pendek.
5.3.2. Kuas yang digunakan untuk cat emulsi harus direndam
dalam air selama 2 (dua) jam sebelum digunakan.
5.3.3. Saat pekerjaan selesai, tangga, perancah dan kemasan
harus dipindahkan dari lapangan atau mengikuti tata cara
yang telah disetujui. Noda cat, minyak, atau kotoran
diatas permukaan harus dibersihkan dan seluruh
pekerjaan ditinggalkan dalam keadaan bersih dan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas pada pemeriksaan
akhir. Kerusakan pada permukaan lantai atau diding yang
disebabkan oleh perancah adalah tanggung jawab
Kontraktor.
5.3.4. Semua lapisan pelindung yang diaplikasikan pada
permukaan atau hal yang sebelumnya telah direncanakan
unyuk dicat harus dibersihkan setelah pelapis akhir,
sehingga area kotor tersebut dapat terangkat.
5.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang telah Dilepas
Setelah penyelesaian pengecatan tiap ruang, barang-
barang yang dilepas atau dilapisi seperti yang tertera pada

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
105

bagian 5.1. Spesifikasi ini harus dipasang kembali tenaga ahli


yang terlibat dalam pekerjaan ini.
5.5. Perlindungan dan Pembersihan
Kotoran kain dan katun yang dapat menyebabkan bahaya
kebakaran harus ditempatkan dekat kemasan logam atau
dihancurkan setiap hari di akhir pekerjaan.

SPESIFIKASI 20
PENGECATAN DUCO
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pengkondisian dan aplikasi pengecatan
Duco, khususnya untuk kusen kayu, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau Bagan Warna. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak
terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
akan digunakan untuk persiapan permukaan,aplikasi cat, perbaikan
berbagai penyimpangan dan pembersihan segala macam percikan
yang terkena pada pekerjaan lain.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982)
2.2. Spesifkasi :
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan
3. PROSEDUR UMUM
Berdasarkan Spesifikasi Pengecatan
4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1. Semua bahan pelapis harus sesuai dengan Spesifikasi
yang ditunjukkan dalam skedul pengecatan dan
persyaratan yang telah ditetapkan disini.
4.1.2. Kecuali bila ditetapkan lain, cat yang disebutkan disisni
didasarkan pada cat yang diproduksi oleh Propan Raya
atau Danapaint, tetapi bukan berarti harus bermerk
sama.
4.2. Plastik Pelindung
Plastik pelindung dua komponen harus digunakan untuk
lapisan pertama. Plastik pelindung harus berasal dari produsen
yang telah terbukti kualitasnya seperti yang direkomendasikan
oleh aplikator.
4.3. Pengisi

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
106

Pengisi satu komponen, seperti Isamu atau setara, harus


digunakan untukpelapis kedua.
4.4. Cat Dasar
Meni Data Paints atau setara harus digunakan untuk pelapis
ketiga.
4.5. Lapisan Atas.
Lapisan atas Duco colour dengan warna yang akan
ditetapkan kemudian dalam bagan warna harus oleh Impra atau
setara.
4.6. Kertas Amplas
Jenis kertas amplas harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal 5.2.2 spesifikasi ini dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Pengecatan Duco harus diaplikasikan pada semua
permukaan kayu seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas
kecuali ditentukan lain dalam gambar.
5.1.2. Pengecatan Duco harus diaplikasikan setelah semua
pekerjaan kayu / timber telah selesai dipasang sesuai
dengan gambar dan Spesifikasi Finishing Pekerjaan Kayu
dan Pintu Kayu.
5.1.3. Pengecatan Duco harus dilaksanakan oleh tenaga
pemasangan yang telah disetujui dan telah
berpengalaman dalam pekerjaan yang sama.
5.1.4. Aplikasi pelapisan duco harus sesuai dengan petunjuk
produsen.

5.2. Aplikasi
5.2.1. Pelapis pertama
Satu lapis dari dua komponen plastic pengisi harus
diaplikasikan pada permukaan kayu menggunakan kertas
ampelas no.300. hal ini harus dilakukan setelah plastic
pengisi kayu kering (sekitar 30 menit).
5.2.2. Pelapis kedua.
Satu lapis dar dua komponen pengisi harus
diaplikasikan pada pelapis pertama, dan setelah lapisan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
107

tersebut kering, gosoklah dengan kertas ampelas lembut


dan dilanjutkan dengan pembersihan semua kotoran.
5.2.3. Pelapis ketiga
2 – 3 kali pelapisan meni harus diaplikasikan pada
pelapis kedua. Sebelum aplikasi pelapis selanjutnya,
pelapis pembentuk (yang harus dikerngkan minimal 3
jam) harus digosok menggunakn kertas ampelas lembut
dan dibersihkan dari semua kotoran.
5.2.4. Pelapis keempat.
Pelapis keempat dari pelapis diatas harus
diaplikaskan dua kali.

SPESIFIKASI 21
PELAPIS TRANSPARAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyedian dan aplikasi semua
pekerjaan pelapisan kayu dan bahan kayu seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau bagan warna berhubungan dengan spesifikasi,
selain yang telah ditetapkan. Pekerjaan harus mencakup tetapi tidak
dibatasi pada penyedian tenaga kerja, material, perlengkapan dan
peralatan yang akan digunakan untuk persiapan permukaan, aplikasi
cat dan perbaikan segala macam penyimpangan serta pembersihan
segala percikan / noda yang terkena pada pekerjaan lainnya. Semua
pelapis harus seperti yang diisyaratkan dalam spesifikasi ini atau
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for testing and Material (ASTM)
2.2. British Standard (BS)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan pintu dan jendela – Spesifikasi pintu kayu
 Pekerjaan finishing – Spesifikasi pengecatan
3. PROSEDUR UMUM

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
108

Berdasarkan Spesifikasi Pengecatan.


4. MATERIAL
4.1. Umum
Spesifikasi Teknis – Kegiatan : Pembangunan SD/SMPN Kota Samarinda,
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Pertemuan 2 Lantai SMPN 10 Sungai Kunjang
4.1.1. Semua material pelapis harus sesuai dengan spesifikasi
yang ditunjukkan dalam jadwal pengecatan disini dan
persyaratan yang disebutkan disini.
4.1.2. Semua bahan pengecatan yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini harus disedakan oleh produsen yang sama,
dan tdak boleh dicampur dengan cat dari sumber lain
atau komposisi yang tidak sama. Untuk tujuan
pembuatan standar kualitas, cat yang disebutkan disini
didasarkan pada cat-cat yang diproduksi Impra atau
setara, tetapi tidak berarti merknya harus sama.

4.2. Melamic
4.2.1. Pengisi kayu (Wood filler)
Pengisi kayu untuk menutup dan mengisi pori kayu harus
setara atau samadengan pengisi kayu SH-113,untuk
digunakan sebagai lapisan pertama.
4.2.2. Pewarna kayu
Pewarna kayu unutk mewarnai kayu harus setara atau
sama dengan pewarna kayu WS-162B, dalam warna yang
ditetapkan dalam Bagan Warna yang akan dikeuarkan
nanti. Pewarna kayu ini digunakan sebagai lapisan kedua
4.2.3. Sealer
Sealer untuk pori kayu harus sama dengan atau setara
dengan Melamic Sanding Sealer (MSS-123) oleh Impra,
digunakan sebagai sealer ketiga.
4.2.4. Vernis Berwarna
Vernis berwarna harus sama atau setara dengan ML-131
Clear Dof oleh Impra, digunakan sebaga lapisan keempat.
4.3. Kertas Amplas
Jenis kertas amplas harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal 5.2.2 spesifikasi ini dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
109

5.1.1. Pelapis transparan harus diaplikasikan pada semua


permukaan kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
5.1.2. Pelapis transparan harus diaplikasikan setelah semua
pekerjaan kayu / timber selesai dipasang sesuai gambar
dan Spesifikasi Finishing Pekerjaan Kayu dan / atau Pintu
Kayu.
5.1.3. Pelaksanaan pelapisan transparan harus sesuai dengan
petunjuk dari produsen.
5.2. Aplikasi
5.2.1. Lapisan pertama
Satu lapis pengisi kayu dengan jumlah sesuai dengan
yang direkomendasikan oleh produsen, harus
diaplikasikan merata pada semua permukaan kayu untuk
mengisi melapis dan mengisi lubang dan pori kayu/holes
dengan menggunakan pisau dempul, dan dilanjutkan
dengan penghalusan permukaan menggunakan kertas
ampelas no. 360 up to 400 setelah pengisi kayu
mongering (sekitar 30 menit).
5.2.2. Lapisan kedua
Pewarna kayu harus diaplikasikan dengan brush dalam
jumlah yang direkomendasikan oleh produsen.Setelah
pewarna kayu mengering, semua permukaan kayu harus
dibersihkan menggunakan lap kering untuk
membersihkan pewarna kayu yang berlebih.
5.2.3. Lapisan ketiga
Sealer / penyegel harus digunakan untuk melapisi semua
pori kayu untuk membentuk dasar yang padat, keras dan
halus, agar cat pada bagian atas lapisan ini dapat tahan
lama. Biarkan sealer mongering kira-kira satu jam dan
permukaan kayu telah siap untuk dihaluskan dengan
kertas ampelas no. 500 atau 600
5.2.4. Lapisan keempat
2 – 3 lapis vernis berwarna yang direkomendasikan oleh
produsen harus diaplikasi lapisan akhir.Setelah kali
pelapis selanjutnya akan diaplikasikan, lapisan
pembentuk yang harus dikeringkan minimum sekitar 3
jam, harus dihaluskan terlebih dahulu dengan kertas
ampelas. Dan setelah permukaan bersih dari debu dan
kotoran, lapisan selanjutnya dapat diaplikasikan.
5.3. Metode Aplikasi
Pelapis transparan harus digunakan dengan memakai kuas atau
semprotan seperti yang direkomendasikan oleh produsen.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
110

SPESIFIKASI 22
PENUTUP ATAP METAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyediaan dan aplikasi semua
pekerjaan pemasangan penutup atap metal termasuk kelengkapan
yang diperlukan untuk pemasangan tersebut sesuai dengan gambar
rencana.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. Australian Standard (AS)
2.3. Spesifikasi:
Baja Struktural
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis
Data teknis sesuai dengan penutup atap yang dan bahan
pelengkap lainnya harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuan,sebelum pemesanan dan pabrikasi.
Data teknis harus memperlihatkan tipe, ukuran, sertifikat
pabrik, petunjuk pemasangan dari produsen dan semua
informasi yang dibutuhkan untuk pabrikasi, detail dan
pemasangan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
111

Sebelum pabrikasi dan pemasangan, Kontraktor harus


memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan Pengawas dibahas dan mendapat persetujuan.
Gambar tersebut harus menunjukkan detail dari metode
pengencangan, pemasangan, dimensi dan dan detail penting
lainnya yang diperlukan.
Namun menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
menjamin keakuratan dan kelengkapan pemasangan setiap
material yang dikerjakan.
3.3. Penanganan dan Penyimpanan
Penyimpanan dan penggunaan penutup atap metal harus
sesuai dengan petunjuk dari produsen.
4. MATERIAL
4.1. Atap Metal
4.1.1. Atap metal harus terbuat dari Zinc / Aluminium Ally
Coated Metal dengan kekuatan minimal 5500 kg/ cm dan
berat minmal 150 gr/m. Dicat oleh pabrik dengan sistem
oven baked silicon polyester finish (colorbond) sesuai
dengan AS 2728, dalam profil corrugated seperti D 750, G
680 dari Fumira Product Indonesia atau setara dengan
warna ditentukan kemudian.
4.1.2.Lembar penutup atap metal corrugated harus mempunyai
ketebalan lapisan minimum 0.35 mm
4.2. Bubungan
Bubungan harus sesuai dengan penutup atap dari produsen
yang sama dengan warna ditentukan kemudian.
4.3. Pengencangan
Pengencangan harus sesuai dengan standar pabrik yang
membuat atap metal tersebut.
5. METODE APLIKASI
Metode aplikasi penutup atap metal ini harus sesuai dengan
petunjuk dari produsen penutup atap metal tersebut.

SPESIFIKASI 23
SEALANT SAMBUNGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
112

Pekerjaan harus terdiri dari perapatan, peruncingan dan


penyegelan sambungan, bukaan / celah retak akibat kering matahari
dan ambang eksterior,ambang pintu dan kondisi-kondisi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan /atau seperti yang disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1 American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2 Spesifikasi:
 Pekerjaan Dinding – Spesifikasi Dinding Bata
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Aluminium.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan data Teknis
Sebelum proses pengiriman, contoh dan data teknis semua
kompon perapatan dan penyegelan yang akan digunakan pada
bangunan harus diberikan pada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
3.2 Penyimpanan
Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah /
bungkus asli bersegel dan harus disimpan ditempat bersih yang
kering, dapat dikunci dan harus dilindungi dari hujan, kondisi
atmosferik dan segala sesuatu yang mendapat merusak sesuai
dengan rekomendasi produsen.
4. MATERIAL
4.1.Selain yang telah disebutkan, semua kompon perapatan harus
berupa formula sealant silikon seperti Dow Corning 795
Sealant Silikon Bangunan atau setara yang sesuai dengan
kelembaban atmosferik untuk menghasilkan karet silicon
koefisien rendah dan berdaya tahan dan fleksibel pada
sambungan gedung.
4.2.Perapatan konpon harus didesain cukup tahan cuaca untuk
menghadapi kondisi lokal yang memungkinkan property asli tetap
terjaga setelah periode yang lama.Penambahan panjang,
perengangan, kekuatan tarik, kekuatan dan daya rekat tidak
boleh berubah signifikan dengan pertambahan usia atau kontak
dengan cuaca luar.
4.3.Bahan yang dipilih harus memiliki kemampuan yang terbukti
untuk menahan kondisi yang ada di lapangan dan dokumen
garansi tertulis harus disediakan oleh produsen kepada Konsultan
Pengawas sebelum proses pemilihan bahan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Persiapan

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
113

Semua area yang akan dirapatkan harus dibersihkan dari


semua kotoran. Substansi berpori harus dibersihkan bila perlu
dengan pengasah, grinding,pembersih, mesin penggosok atau
kombinasi dari metode-metode tersebut seperti yang
diisyaratkan untuk menyediakan permukaan bersih dan kering
untuk aplikasi sealant.
Debu, serbuk dan sebagainya harus dihilangkan dari
sambungan dengan tekanan udara bebas minyak atau vacuum
cleaner.
Permukaan kaca atau logam disekitar pekerjaan tembok
sebaiknya dibersihkan menggunakan lap dengan lap bebas
minyak dijenuhkan dengan larutan seperti toluol, atau methyl
ethyl ketone.
5.2. Desain Sambungan
Sealant tidak boleh lebih tebal 12.7 mm dan tidak lebih tipis
dari 3.2 mm.
5.3. Pelapisan
Area yang berdekatan dengan sambungan harus dilapisi
untuk memberikan garis nat sealant. Jangan biarkan perekat
pelapis menyentuh permukaan yang bersih dimana sealant
silicon akan diberikan.
Pemahatan harus dilakukan pada sebagian besar langkah
kerja yang dapat dikerjakan pada sambungan-sambungan
termaksud disini, segera setelah aplikasi sealant dan sebelum
berbentuk kulit. Pelapisan harus segera dipindahkan setelah
pemahatan
5.4. Metode Aplikasi
Sealant silicon harus diaplikasikan secara berurutan pada
sambungansambungan yang ada pada bangunan. Tekana positif
yang cukup untuk benarbenar mengisi dan menempelkan
sambungan harus dilakukan. Alat atau olesan sealant dengan
tekana ringan untuk menyebarkan bahan berlawanan dengan
bahan pendukung dan permukaan sambungan.
Sambungan yang disegel tidak boleh diganggu paling tidak
selam 48 jam. Kelebihan sealant diatas permukaan yang berpori
dapat dihilangkan dengan alat penggosok ataupun mesin
lainnya.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
114

SPESIFIKASI 24
SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Listrik terdiri dari
pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning
dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik
seperti dipersyaratkan dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari
peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebut
secara terinci dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untukl
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi
listrik.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dijelaskan baik dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini ataupun yang tertera dalam
gambar Pelaksanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan pada buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan atau peralatan yang dipasang dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Panel-panel daya tegangan rendah, pekerjaan ini meliputi
Sub Distribution Panel (SDP), Panel-panel daya dan panel-panel
penerangan termasuk seluruh peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan system instalasi listrik.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
115

Kabel-kabel daya tegangan rendah, pekerjaan ini meliputi


kabel utama dari Low Voltage Main Distribution Panel Eksistingdi
gardu-gardu trafo ke Sub Distribution Panel (SDP) tiap-tiap lantai
gedung, kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk
menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus
termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Instalasi Daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik
yang digunakan untuk menghubungkan panel-panel daya dengan
outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti exhaust
fan, AC, motor-motor listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta
peralatan lain sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.
Instalasi Penerangan, pekerjaan ini meliputi seluruh
instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel penerangan
dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan,
sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.
Fixture lampu, yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah
armature lampu, fitting, ballast, stater, lampu-lampu dan peralatan-
peralatan lain yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai
dengan standar pabrik yang dipilih.
Sistem pentanahan pengaman, yang termasuk di dalam
pekerjaan system pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan
elektroda pertanahan termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system ini.
Peralatan penunjang instalasi, pekerjaan ini meliputi
junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos
penyambungan, doos percabangan, elbow, metal flexible conduit,
klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik meskipun peralatan ini tidak
disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar
Pelaksanaan.
Instalasi penangkar petir, pekerjaan ini meliputi penangkal
petir (splitzen) dari jenis electrostatic, hantaran menurun, elektroda
pentanahan bak control dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Instalasi Penangkal Petir
meskipun peralatan-peralatan tersebut tidak disebutkan secara
terinci dalam Gambar Pelaksanaan.
Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak
disebutkan secara jelas dan terperinci di dalam Gambar Pelaksanaan
dan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
116

Pekerjaan testing dan commissioning seluruh Sistem


Distribusi Listrik, Sistem Penerangan, dan Sistem Penangkal Petir
secara lengkap.
Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemilik
bangunan serta menyerahkan brosur Maintenance dan Operation
Manuals.
Melaksanakan Supervise Pengoperasian Sistem dan
Pemeliharaan.
2. KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
* Sistem Distribusi Listrik.
a. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber
catu daya listrik utama yang berasal dari Jaringan Tegangan
Menengah PLN (20 KV, 3 phasa,50 Hertz) pada gardu yang
selanjutnya didistribusikan ke LVMDP setiap Gardu trafo dan
masuk ke setiap gedung.
b. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis
seluruh dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari
sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP) kecuali daya
listrik untuk mencatu beban-beban khusus peralatan Bantu
evakuasi.beban
c. Pelepasan beban secara otomatis dilakukan oleh signal FACP
dengan menggerakkan shunt trip (tegangan kerja 12 V DC)
pada outgoing circuit breaker LVMDP.

* Sistem Penerangan
a. Klasifikasi lampu penerangan, lampu-lampu penerangan di
dalam gedung dikategorikan sebagai berikut:
 Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu
penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang
sesuai persyaratan untukmenjamin kelancaran kegiatan
dalam gedung. Lampu ini akan menyala pada kondisi
normal, sedangkan pada kondisi darurat akan mati.
 Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu
lampu penerangan buatan sebagai pengganti bila lampu
penerangan normal terganggu (mati). Lampu ini hanya
dipasang di tangga dan akan menyala oleh baterai apabila
PLN mati.
b. Pada setiap ruangan corridor dan tangga, disediakan saklar-
saklar setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
117

c. Apabila dalam gambar pelaksanaan tergambarlampu 2xTL


atau lebih maka jumlah komponen harus sesuai dengan jumlah
TL-nya.
* Sistem Instalasi Daya
Sistem instalasi daya dalam gedung ini terdiri dari:
a. Daya Outlet
Daya outlet dipergunakan sebagai sumber catu daya dengan
beban-beban kecil (general), tata letak dan rating outlet
seperti terlihat dalam gambar pelaksanaan.
b. Daya Peralatan
Adalah daya yang digunakan untuk beban peralatan-peralatan
pada system makanikal dimana kebutuhan daya ini diambil
langsung dari panel.

3. PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH


* Konstruksi Box Panel
a. Panel harus terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari
besi siku dengan ukuran minimal 50x40x25 mm (free standing)
atau plat besi yang berbentuk (wall mounted), serta diberi cat
dasar dengan meni tahan karat serta difinishing dengan cat
bakar warna abu-abu.
b. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan
ketebalan sebagai berikut:
Panel Dinding Pintu
Panel Dinding Pintu
1 SDP 1,2mm 1,2mm
2 LP,PP 1,2mm 2,0mm
c. Plat penutup harus dkerjakan dengan baik dan setiap siku dari
plat penutup ini harus benar-benar 90o.
d. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang
dilengkapi plastik sebelum cincin besi terhadap kerangka
panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
e. Panel harus dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah
yang dapat dilepas-lepas dan harus disiapkan lubang serta
COMPRESSION CABLE GLAD untuk setiap incoming dan
outgoing feeder.
f. Pada dinding belakang dan / atau samping diperlukan
membuat lubanglubang ventilasi yang cukup.
g. Lubang ventilasi in harus dibuat dengan cara punch dan rapi.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
118

h. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di


punch harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang
punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda atau
tusukan pada bagian-bagian yang bertegangan dari peralatan
panel.
i. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol serta
harus diusahakan tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle
pintu harus dari tipe Spagnolet dengan tungkai penguat bawah
dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel.
j. Rangka, penutup, cover plate dan pintu, seluruhnya harus
diberi cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna
abu-abu.
k. Ukuran panel diusahakan standard dan disediakan ruang yang
cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
l. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan bus-bar pentanahan, yang
berfungsi untuk dudukan ujung kabel pertanahan.
m. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming ban
outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi
indikasi plates mengenai nama beban atau kelompok beban
yang dicatu daya listriknya. Label ini harus terbuat dari plat
aluminium atau sesuai standar DIN 4070.
n. Pada bagian alas panel (dari ambang alas sampai dengan 12
cm dibawah ambang alas panel aiso disesuaikan dengan
kebutuhan) harus disediakan tempat untuk pemasangan
lampu indikator fuse ban alat-alat ukur.Bagian tersebut
merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan
kedudukannya menetap (fixed).
o. Pada pintu panel bagian dalam harus digambarkan diagram
sistem instalasi panel tersebut secara lengkap dan baik serta
harus dilaminasi.
p. Index Protection Panel: 31
* Bus – bar dan Terminal Penyambungan
a. Panel harus sesuai untuk system 3 phasa, 4 kawat dan
mempunyai 5 bus-bar dimana bus-bar pertanahan terpisah.
b. Bus-bar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan
perak Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang
menempel pada bus-bar, seperti sepatu kabel dan lain-lain.
c. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran loss penampang
kabel) pada busbar dan terminal penyambungan harus
menggunakan sepatu kabel.
d. Bus-bar dan terminal penyambungan harus disusun dan
dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
119

menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat


terbesar yang mungkin terjadi.
* Circuit Breaker
a. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB dan MCCb yang
dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan
electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-
nya dapat diatur (adjustable)
b. Outgoing circuit breaker dari panel khusus motor-motor tiga
phasa harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu
phasa.
c. Circuit breaker untuk proteksi motor-motor listrik menggunkan
circuit breaker yang direncanakan khusus untuk pengaman
motor (Circuit Breaker tipe H atau tipe lain yang sesuai dengan
merek yang dipilih).
d. Breaking Capasity dan rating CB yang digunakan harus
sebesar yang tercantum dalam Gambar Pelaksanaan.
e. Semua Circuit Breaker harus diidentifikasi dengan jelas yang
meliputi Breaking Capasity, Rating Ampere serta Ampere Trip
dari Circuit Breaker tersebut.
f. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail, sedangkan
pemasangan MCCB dan komponen-komponen lain seperti
magnetic contactor, time switch dan lain-lain harus
menggunakan dudukan.
g. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapid an
kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
h. Jika dalam Gambar Pelaksanaan dinyatakan ada spare, maka
spare tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai
dengan keterangan pada Gambar.
i. Semua circuit beraker harus diberikan label / sign plate yang
terbuat dari Aluminium mengenai nama beban atau kelompok
beban yang di catu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari
plat aluminium atau sesuai standar DIN – 4070.
* \Alat Ukur/ Indikator/ Electrical Auxilliaries
a. Panel-panel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti:
 Volt meter & Selector Switch
 Ampere meter
 Trafo arus
 Indicator lamp & mini fuse
Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan seperti diatas
melainkanharus disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
120

b. Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai


mode 7 (tujuh) posisi:
3 kali phasa terhadap netral
3 kali phasa terhadap phasa posisi off
c. Ampere meter yang digunakan mempunyai range pengukuran
sesuai dengan rating incoming circuit breaker, seperti pada
label berikut:
NO RAITING INCOMING RANGES OF CB
AMPEREMETER PANEL
1 80-100A 0-100/200A
2 50-63A 0-60/120A
3 <40A 0-40/80A
d. Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo arus
yang dirancang khusus untuk pengukuran. Rating trafo arus
harus sesuai dengan rating amperemeter yang digunakan dan
tahan menerima impact short circuit terbesar yang mungkin
terjadi.
e. Rating trafo arus yang digunakan harus sesuai dengan label
berikut

NO RANGES OF AMPEREMETER RAFING TRAFO ARUS


1 0-100/200 A 100/S
f. Amperemeter yang dipasang pada panel utama selain
mempunyai pointer (jarum penunjuk) untuk menunjukkan
besarnya arus listrik yang ada dilengkapi juga dengan pointer
lain yang berfungsi sebagai “Maximum Demand Indikator”
g. Lampu indicator yang digunakan adalah:
 Warna merah untuk phasa R
 Warna kuning untuk phasa S
 Warna hijau untuk phasa T
h. Lampu indikator harus diperiksa dengan menggunakan mini
fuse.
i. Amperemeter dan Voltmeter harus menggunakan tipe Moving
Iron Rectangular dengan kelas alat 2 dan mempunyai dimensi
sebagai berikut
NO NAMA PANEL TIPE PANEL
1 SDP WALL MAUNTING
2 PP,LP WALL MAUNTING
* Tipe Panel

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
121

a. Berdasarkan cara pemasangannya panel-panel tegangan rendah


diklasifikasikan sebagai berikut:
NO NAMA PANEL TIPE PANEL
1 SDP WALL MAUNTING
2 PP,LP WALL MAUNTING
b. Panel jenis Wall Mounting dipasang flus mounting pada dinding
tembok dengan lokasi sesuai Gambar Pelaksanaan.
c. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut
tanam (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan
mekanis.
d. Box panel dan semua material yang bersifat kondutif yang
berada disekitar panel listrik harus dihubungkan ke Sistem
Pertanahan Pengaman.
Gambar Skema Rangkaian Listrik
a. Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik,
lengkap dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang
diatur oleh panel tersebut
b. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi
plastic dtempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.
4. PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH
Ketentuan Umum
a. Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan ini berlaku untuk:
 Kabel daya
 Instalasi daya
 Instalasi penerangan
b. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang
menghubungkan antara panel satu dengan panel lainnya
termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan.
c. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang
menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban stop
kontak, peralatan Sistem Tata Udara dan Pengawasan (AC, split,
exhaust fan), pompa air bersih dan lain-lain sesuai Gambar
Pelaksanaan.
d. Di dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya,
conduit sparing,doos untuk outlet daya / penyambung /
pencabangan, flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaansistem instalasi
daya.
e. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel
yang menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan
fixture-fixture lampu penerangan buatan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
122

f. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua


jenis / tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar /
penyambungan / pencabangan,metal flexible conduit dan
peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.
Jenis kabel.
a. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standar
SII dan PLN atau standar-standar lain yang diakui di Negara
Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
b. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik
tegangan rendah yang digunakan minimal harus sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
c. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage
sebesar 600 volt / 1000 volt.
d. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa
sehingga arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk
setiap 100 m panjang kabel.
e. Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan
darurat (seperti fire pump, dan lain-lain seperti ditunjukkan di
dalam gambar Pelaksanaan) kabel-kabel yang digunakan
adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi
dan lokasi pemasangannya seperti label di bawah ini :
NO PEMEKAKIAN JENIS
KABEL
1 Instalasi penerapan di dalam NYM
bangunan
2 Instalasi daya didalam bangunan NYY/NYM
3 Kabel daya di luar NYFGbY
f. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis,
ukuran luas penampang, rating tegangan kerja dan standar
yang digunakan.
g. Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label / sign
plate yang terbuat dari aluminium mengenai nama beban yang
dicatu daya listriknya atau nama sumber yang mencatu daya
kabel / beban tersebut.
Persyaratan Pemasangan
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi
peraturan PLN dan PUIL atau peraturan lain yang diakui di
Negara Republik Indonesia.
b. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh
sehingga tidak akan lepas atau rusak akibat gangguan-
gangguan mekanis.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
123

c. Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari


pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kaber
tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat kabel.
d. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe
press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel
serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan
isolasi tahan panas yang sesuai.
e. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan
instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk
pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan.
f. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dlakukan di
dalam junction box atau metal door serta dilengkapi dengan
spring connector 3M sesuai dengan persyaratan.
g. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu
yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress
maksimum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
h. Sebelum dilakukan pemasangan / penyambungan, bagian
ujung awal dan ujung kahir dari kabel daya harus dilindungi
dengan “Sealing end Cable” , sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
i. Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
 Ditanam langsung dalam tanah,
 Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
 Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah
harus mempunyai kedalaman minimal 70 cm di bawah
permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai
berikut:
 Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80
cm dan lebar galian sesuai dengan jumlah kabel yang
akan ditanam.
 Diberi alas pasir setebal 10 cm.
 Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi
mungkin.
 Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan dialas pasir
tersebut diberi bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah
per meter.
 Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan
usahakan tanah galian yang digunakan bebas dari kerikil
yang dapat merusak isolasi kabel.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
124

 Kabel listrik yang ditanam dalam tanah dengan menggunakan


pipa GIP sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak
kontrol berukuran sesuai Gambar Pelaksanaan. Bak kontrol
tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan
atau daerah-daerah tertentu lainnya sesuai dengan modul
pipa.
 Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti
banyak untuk sistem 3 phasa atau empat kabel berinti
tunggal untuk sistem 3 phasa.
 Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1.5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
 Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih
dari satu buah, maka kabel-kabel tersebut harus disusun
sejajar dengan jarak satu sama lain minimal sebesar 7 cm.
 Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan
dilengkapi dengan tutup yang memakai handle dan harus
mudah dibuka.
 Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti
corong, dihaluskan sehingga bebas dari hal-hal yang dapat
merusak kabel.
 Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus
disumbat dengan bahan karet atau bahan-bahan lain yang
tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak.
j. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sebagai
berikut:
 Pada rak kabel
 Di dalam dinding
k. Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
 Kabel harus diatur rapi
 Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm
dengan perkuatan mur baut pada kedudukan/ struktur rak.
 Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi
dengan conduit (di dalam High Impact Conduit).
 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam
conduit kecuali di dalam kotak sambungan atau kotak
cabang.
l. Pemasangan kabel pada dinding harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
 Kabel harus dilindungi sparing.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
125

 Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High


Impact Conduit) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi
dan diklem pada setiap jarak 60cm. Jika sparing tersebut
berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan kombinasi serta klem dan
kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
 Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus
dilindungi dengan “metal flexible conduit” serta pertemuan
antara conduit / sparing dengan metal flexible conduit harus
dilakukan dengan cara klem.
 Untuk instalasi kabel expose harus di dalam Rigid Conduit.
5. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PERALATAN
INSTALASI
* Outlet Daya
a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standar
SII dan SPLN atau standar-standar yang berlaku dan diakui di
Indonesia.
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
 Rating tegangan : 500 volt
 Rating arus :10A, 16A, atau lebih seperti pada Gambar
Pelaksanaan
 Tipe pemasangan : Recessed
c. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang
menunjukkan merk pabrik pembuat standar produk, standar
produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d. Outlet daya untuk peralatan AC split, koridor, panel room harus
dilengkapi dengan lampu indicator, saklar dan label.
e. Outlet daya yang digunakan jenis putar dan tusuk kontak yang
dilengkapi dengan protector.
f. Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran
outlet daya dengan Pihak Perencana Arsitektur / Interior.
g. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus
menggunakan doss dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior.
h. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.
* Saklar Lampu Penerangan
a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standar PLN, SII dan
VDE/ DIN atau standar-standar lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
126

b. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:


 Rating tegangan : 500 volt
 Rating arus : minimal 10A.
 Tipe pemasangan : Recessed
c. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk
pabrik pembuat standar produk, standar produk, tipe dan rating
arus serta tegangannya
d. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi pada
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh
Perencana Interior. Pemasangan saklar harus menggunakan
boos.
e. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
harus dikoordinasikan dengan Perencana Interior.
6. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PENUNJANG
INSTALASI
* Rigid Conduit
a. Rigid conduit yang dipasang secara exposed menggunakan
Rigid Steel Conduit (RSC) type thickwall dengan ketebalam
minimum 2 mm dan conduitconduit yang ditanam di dalam
tembok atau beton menggunakan High\Impact Conduit.
b. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam
sebesar 1.5 kali dan total diameter diluar kabel yang
dilindunginya dan ukuran minimum sebesar ¾”. Oleh karena
itu, Kontraktor sebelum memasang conduit harus rekonfirmasi
dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c. Ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tines agar
tidak merusak isolasi kabel.
d. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalsi lainnya
harus dibedakan dengan cara di cat finish dengan warna yang
berbeda sebagai berikut:
 Instalasi listrik : warna hitam
 Instalasi fire alarm : warna merah
 Instalasi tata suara : warna putih
 Instalasi telepon : warna kuning
e. Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk instalasi daya,
instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu
pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan
dikoordinasikan dengan pekerjaan finishing Arsitektur.
f. Pemasangan pipa conduit diatas plafond harus dikoordinasikan
dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
127

komunikasi, fire alarm, sound sistem, ducting AC dan lain-lain


sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhui.
g. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak
atau menggangu instalasi utilitas lainnya.
h. Dalam hal jalur pipa conduit pada Gambar Pelaksanaan
diperkirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka
Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan
mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus
sesuai dengan persyaratan.
i. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding
dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos
dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit.
Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan
cara klem.
j. Setiap sparing maupun conduit maksimum hanya dapat diisi
dengan 1 kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk
phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun
untuk kabel lain.
k. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm
dari pipa air panas.
l. Zumlah sparing (conduit yang ditanam didalam tanah) harus
disediakan minimum sebanyak 120% dari jumlah kabel yang
akan melewatinya atau minimum mempunyai satu bush
sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.
* Metal Flexible Conduit
a. Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel:
 Yang keluar dari conduit dan masuk ke dalam sparing
 Yang keluar dari conduit ke titik-titik lampu
 Yang keluar dari conduit ke mesin-mesin atau beban-beban
yang lainnya.
 Pembelokan instalasi
 Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan.
b. Penyambungan flexible conduit dengn conduit lain harus
dilakukan didalam doos penyambungan.
c. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1.5
kali total diameter luar kabel yang dilindunginya.
d. Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup
kuat untuk menahan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
e. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
128

* Rak Kabel (Cable Tray)


a. Rak kabel digunakan untuk menyangga Kabel daya, kabel
instalasi daya penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
b. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang
dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan
minimum 50 cm dan disesuaikan dengan standar BS 729
(dalam shaft).
c. Rak kabel harus dilengkapi tutup (cover) rakrung penyangga
kabel, jarak antara ruang penyangga kabel maksimum 50 cm.
d. Rak kabel yang terpasang di daerah basement harus dicat
dengan powder coating dan difinish dengan warna
disesuaikan / dikoordinasikan dengan Perencana Arsitektur /
Interior.
e. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor
bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya
serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan mekanis.
f. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur
(adjustable) yang terbuat dari bahan besi.
7. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN FIXTURE
PENERANGAN
* Armature Lampu
a. Armature-armature lampu harus memenuhi Persyaratan Taknis
Pelaksanaan Pekerjaan, bentuk dan penampilan sesuai dengan
Gambar Pelaksanaan.
b. Armature-armature lampu menggunakan produk lokal dengan
standar kualitas yang baik.
c. Armature-armature lampu yang terbuat dari plat baja harus
mempunyai ketebalan plat minimal 0.7 mm, dicat dasar dengan
meni tahan karat dan dicat finish warna putih atau sesuai
petunjuk Perencana Interior. Pengecatan ini menggunakan cat
baker.
d. Armature lampu untuk lampu TL, Pl, SL harus dilengkapi dengan
komponenkomponen lampu berupa ballast, stater dan kapasitor
dengan kualitas terbaik.
e. Pemasangan armature harus dipasang dengan baik dan kokoh
sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan-gangguan
mekanis.
* Lampu Penerangan Buatan
a. Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan
b. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas
terbaik.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
129

c. Lampu TL, PL, SL, PAR,HPLN harus dipilih dari jenis lampu
yangmempunyai efesiensi tinggi.
8. SISTEM PENTANAHAN UNTUK PENGAMAN
* Ketentuan Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem pentanahan untuk pengaman
adalah pentanahan dari badan-badan peralatan listrik atau
benda-benda disekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif
dimana pada keadaan normal bendabenda tersebut tidak
bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung
singkat phasa ke badan perlatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
b. Sistem pentanahan ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan
manusia dan bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya
gangguan.
c. Semua badan peralatan dan benda-benda disekitar peralatan
yang bersifat kondutif harus dihubungkan dengan system
pentanahan ini.
d. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuia dengan PUIL, SPLN dan
standar-standarlain yang diakui di Negara Republik Indonesia
* Konstruksi
a. Sistem pertanahan terdiri dari grounding rod, kabel penghubung
antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantun
lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pentanahan terbuat dari GIP dan
tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
c. Tahanan sistem pentanahan sedemikian rupa sehingga tahanan
sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 volt.
* Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan
bagian grounding rod yang tertanam dalam tanah minimum
sepanjang 6 m dan masing-masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1Ohm.
b. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang
tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi
dengan handle.
c. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal
penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pentanahan
grounding rod.
d. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
e. Hantaran pentanahan harus dipasang sempurna dan cukup
kuat menahan gangguan mekanis.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
130

f. Panyambungan bagian-bagian hantaran pentanahan yang


tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las
sedangkan penyambungan peralatan yang diketanahkan harus
menggunakan mur – baut atau sesuai dengna Gambar
Pelaksanaan.
g. Penyambungan hantaran pentanahan dengan grounding rod
harus menggunakan mur – baut berukuran M-10 sebanyak tiga
titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
h. Ukuran hantaran pentanahan harus sesuai dengan yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan.
i. Sistem pentanahan instalasi listrk harus terpisah dari system
pentanahan :
 Pentanahan istalasi system penangkal petir.
 Pentanahan system telepon.
j. Tata letak sistem pentanahan harus sesuai Gambar
Pelaksanaan

SPESIFIKASI 25
SISTEM PENANGKAL PETIR
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
1.2. Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebut secara terinci dalam buku Persyaratan Teknis
ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.3. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap
petir (air termination), dudukan air termination dan
peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.
b. Hantaran turun
Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem
untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
c. Elektroda pentanahan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
131

Item ini meliputi batang pentanahan, terminal


penyambung, bak kontrol dan material-material bantu
lainnya.
14. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan
Umum Instalasi Penangkal Petir atau peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. ELEKTRODA PENANGKAL PETIR
Elektroda Penangkal Petir terdiri dari:
2.1. Konduktor-konduktor mendatar yang terbuat dari Bare Copper
Conductor dengan ukuran penampang sesuai gambar
pelaksanaan yang dipasang diatas atap dengan dudukan /
penyangga yang baik dengan jarak antara dudukan /
penyangga 30 cm.
2.2. Kepala penangkal petir (finial) terbuat dari bahan tembaga
dengan ukuran diameter 25.4 mm, dipasang diatas splitzen
yang terbuat dari pipa GIP diameter 3/4”. Kepala penangkal
petir in harus tersambung secara elektris dengan konduktor-
konduktor mendatar.
2.3. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai Gambar
Pelaksanaan.
2.4. Kepala Penangkal petir harus digalvanisasi dengan bahan
perak.
2.5. Seluruh bagian dari elektroda penangkal petir harus di interlink
sehingga membentuk satu kesatuan dan harus dihubungkan
dengan hantaran turun.
2.6. Semua bagian atau benda yang berada diatap sampai dengan
lantai dasar harus terlindung oleh sistem instalasi penangkal
petir.
3. HANTARAN TURUN
3.1 Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik
petir yang diterima / ditangkap oleh elektroda penangkal petir
ke konduktor pentanahan. Oleh karena itu, hantaran turun
harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda
penangkal petir maupun elektroda pentanahan.
3.2 Hantaran turun harus terbuat dari Nare Copper Conductor
dengan ukuran luas penampang sesuai gambar pelaksanaan
dan dipasang pada dinding dengan menggunakan dudukan /
penyangga yang mempunyai jarak antara sebesar 25 cm dan
spacing antara hantaran turun dengan Binding bangunan
sebesar 10 cm.
3.3 Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan
mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
132

3.4 Bagian-bagian konduktor yang berada di daerah jangkauan


manusia harus dilindungi dengan pipa GIP diameter 1”
4. ELEKTRODA PENTANAHAN
4.1 Elektroda pentanahan terbuat dari pipa GIP diameter 1 ¼ “ dan
plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi
seperti tercantum dalam Gambar Pelaksanaan
4.2 Elektroda pentanahan harus ditanam langsung di dalam tanah
dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6
m, telah mencapai lapisan air dan mempunyai tahan
pentanahan sebesar 1 Ohm.
4.3 Terminal penyambung untuk menghubungkan elektroda
pentanahan dengan hantaran turun harus dilakukan di test
box. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut M
10 sebanyak 3 titik.
4.4 Sistem pentanahan untuk petir ini harus terpisah dari sistem
pentanahan untuk sistem elektrikal lainnya.
5. BAK KONTROL / TERMINAL PENYAMBUNG
5.1. Bak kontrol ini berfungsi sebagai tempat penyambungan
antara hantaran penyambung petir dengan elektroda
pentahanan (terminal pentanahan) dan tempat pengukuran
tahanan pentanahan.
5.2 Dimensi konstruksi bak kontrol harus sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan.
5.3 Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi
beton.
5.4 Bak control mempunyai tutup yang dilengkapi handle. Tutup
bak control ini harus dapat dibuka dengan mudah.
6. PENYANGGA DAN KLEM
6.1 Penyangga digunakan untuk besi memegang hantaran
penyalur petir.
6.2. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga
tahan terhadap karat. Dimensi dan kostruksi penyangga sesuai
dengan Gambar Pelaksana.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
133

SPESIFIKASI 26
SISTEM KOMUNIKASI TELEPON
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh system komunikasi telepon seperti ditunjukkan
dalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan
dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan
ini yang tidak mungkin disebut secara terinci dalam buku
Persyaratan Teknis ini, tetapi dianggap perlu untuk
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifkasi teknis ini ataupun yang
tertera dalam gambar Pelaksanaan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
pada buku Spesifkasi Teknis ini.
1.3. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan / atau peralatan yang dipasang dengan Spesifikasi Teknis
yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
134

1.4. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai


berikut:
a. Sentral Langganan Telepon Otomatis / STLO yang digunakan
adalah Private Access Branch Exchange (PABX). Yang
dimaksud dalam pekerjaan ini adalah unit PABX, Operator
Console yang dilengkapi dengan Direct Selector Switch
(DSS), printer, Main Distribution Frame (MDF) dan sumber
catu daya listrik cadangan (UPS & Battery Bank).

b. Instalasi telepon
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah terminal-
terminal box, kabel instalasi yang menghubungkan antara
terminal box satu dengan terminal box yang lainnya, kabel
instalasi yang menghubungkan terminal box dengan outlet-
outlet telepon termasuk outlet-outlet telepon, metal doos
serta conduit/ sparing pelindung kabel instalasi.
c. Pesawat telepon, dipilih pesawat telepon push button dialer
dan facsimile.
d. Penyambungan saluran telepon Telkom, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk nomor saluran baru.
e. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang
dipergunakan untuk kesempurnaan sistem, meskipun
peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci
di dalam Gambar Pelaksanaan dan Persyaratan Teknis
Pekerjaan.
f. Sistem pentahanan pengaman.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian
meliputi batang elektroda pentanahan dan bare copper
conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang
harus dikebumikan dengan elektroda pentanahan termasuk
seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
2. KEMAMPUAN OPERASI
2.1 Sistem komunikasi ini harus dapat berfungsi sebagai:
 Sarana hubungan komunikasi telepon
 Sarana hubungan komunikasi intercom
 Sarana hubungan komunikasi data.
2.2 Komunikasi antar extension (pesawat cabang)
 Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi antar
extension.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
135

 Komunikasi antar extension tersebut harus dapat


deprogram untuk bias komunikasi langsung, melalui
operator atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi
(diblok). Hal tersebut disesuaikan dengan
ketentuanketentuan yang berlaku di ruang operator
tersebut.
2.3 Komunikasi dari extention (pesawat cabang) keluar Sistem
harus dapat difungsikan untuk komunikasi extension keluar
sesuai dengan tingkatan / jabatan yaitu:
 Tingkatan 1:
Extension yang diprogram untuk tidak bisa komunikasi
keluar kecuali disambungkan dengan operator.
 Tingkatan 2:
Extention yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar
(tanpa melalui operator) tetapi terbatas untuk dalam kota.
(sambungan lokal)
 Tingkatan 3
Extention yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar
(tanpa melalui operator) tetapi terbatas untuk dalam kota.
(sambungan lokal) dan dalam negeri (sambungan jarak
jauh).
 Tingkatan 4
Extention yang diprogram untuk bisa berkomunikasi keluar
(tanpa melalui operator) dan tidak terbatas artinya dapat
melakukan sambungan lokal, jarak jauh, dan sambungan
International. Pemilihan extention yang masuk tingkatan 1,
2, 3 dan 4 ditentukan kemudian dan disesuaikan dengan
peraturan dan struktur organisasi, harus dapat diprogram
secara bebas.
2.4 Komunikasi dari luar ke dalam
Komunikasi dari luar ke dalam harus dapat diprogram untuk
dapat dihubungi langsung dari luar atau tidak dapat dihubungi
langsung dari luar kecuali melalui operator
2.5 Sistem konferensi
Sistem harus mampu melakukanpembicaraan sistem
konferensi (pembicaraan lebih dari dua orang):
 Extention -extension - extention - ……
 Luar - extension - extention - ……
 Luar - Luar - extension - dll.
2.6 Sistem paging.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
136

Sistem harus mampu berintegrasi dengan sistem tata suara


(public address system, car call clan lan-lain sesuai keinginan
seperti ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan) sehingga
memungkinkan melakukan paging dari pesawat telepon.
2.7 Trafic metering
Sistem harus dilengkapi dengan sarana “Trafic metering unit”
dan “printer” sehingga mampu melakukan pencatatan
mengenai traffic seperti nomor extention yang melakukan
pembicaraan, waktu pembicaraan, jam mulai melakukan
pembicaraan lamanya pembicaraan dan lain-lain sehingga
hasil pencatatan tersebut dapat dilakukan analisa traffic. Hasil
pengukuran tersebut dapat langsung di print out.
2.8 Penomoran pesawat cabang
Penomoran extention harus dapat diprogram secara bebas dan
flexible
2.9 Call hold and music call hold
Setiap pesawat extention harus dapat menunda pembicaraan
dengan pihak luar dan kemudian mengambil atau melanjutkan
kembali pembicaraannya dan pesawatnya atau pesawat lain.
Selam menunggu lawan bicara diberi music yang berasal dari
dalam PABX itu sendiri atau musik yang dari tape (luar) yang
telah deprogram untul “Call hold music”.

2.10 Night service


Diluar jam kerja incoming call dapat dialihkan ke salah satu
pesawat cabang lain yang diplih.
2.11 Salah satu nomor diperuntukkan khusus untuk pimpinan,
sehingga bila pesawat diangkat maka akan langsung
tersambung ke nomor Telkom tersebut.
2.12 Panggilan ke pesawat pimpinan harus dapat diprogram untuk
dijatuhkan ke telepon sekretarisnya.
2.13 Faslitas yang dimiliki antara lain:
a. Sistem feature
Fasilitas sistem features yang dimiliki antara lain:
 Classification of extention
 External equipment on extention position
 Flexible numbering
 Group hunting
 Grouping of trunk lines
 Push button daling

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
137

 Trunk call discrimination


b. Extention related fasilitas
Fasilitas sistem features yang dimiliki antara lain:
 Abbreviated dialing (ext/ Int)
 Booking of outgoing call
 Call diversion
 Call pick up (individual/ group)
 Call waiting indication (ext/ Int)
 Non- dialed connection
 Transfer
c. Operator related facilities
Fasilitas sistem features yang dimiliki antara lain:
 Break – in
 Call splitting
 Lamp on busy
 Choice of individual trunk lines
 Extention supervision
 Holding and retried of held calls
 Lamp and display test
 Operator recall
 Save number redial
 Preparing of system data
 Transfer between operators.
2.14 Kemampuan-kemampuan lain yang harus dimiliki adalah:
a. Automatic callback on busy station
b. Automatic callback on busy trunk
c. Last number dieling
d. Busy overide
e. Speed dialing
f. Fasilitas-fasilitas lain dengan rekomendasi dari produk yang
dipilih.
2.15 Untuk pesawat-pesawat cabang tertentu mempunyai fasilitas
kode normal single digit dialing.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
138

2.16 Sistem telepon harus mampu melakukan pencatatan


pembicaraan secara detail (melalui printer) mengenai :
a. Nomor pesawat cabang yang melakukan pembicaraan luar
b. Nomor pesawat yang dipanggil
c. Jenis hubungan / pembicaraan (lokal, interlokal atau
international)
d. Lama pembicaraan
e. Dan lain-lain yang ditentukan oleh pemilik / pengelola.
3. PERSYARATAN PEMASANGAN
3.1. Terminal Box Telepon
a. Terminal Box telepon terbuat dari plat baja dengan
ketebalan minimum 2 mm. Komunitas las, dicat dengan
meni tahan karat dan di finish dengan warna yang akan
ditentukan kemudian oleh Perencana Interior
b. Kapasitas Terminal Box disesuaikan dengan Gambar
Pelaksanaan.
c. Terminal Box telepon dipasang flush mounting pada dinding
d. Terminal Box telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan
handle.
e. Penyambungan kabel instalasi telepon di dalam terminal box
dilakukan dengan menggunakn terminal penyambung dari
jenis “sambungan jepit”.
3.2. Kabel Instalasi
a. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran
0.6 mm2.
b. Kabel instalasi dipasang di dalam sparing / conduit yang
akan diklem pada rak kabel atau ditanam di dalam dinding.
c. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang
terbuat daribahan tembaga.
d. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan
dari pipapipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi
yang lain dengan cara menandai dengan cat finish
berwarna hijau.
e. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti
conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan
persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya
listrik penerangan.
3.3. Outlet Telepon
Outlet telepon dipasang pada:

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
139

a. Dinding dengan ketinggian 30 cm dari permukaan lantai


b. Floor outlet box
c. Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet
data computer.
d. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan
square metal
e. Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak
mudah lepas oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara
pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari
pabrik yang dipilih.
3.4. Pesawat Telepon
a. Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja
dengan tipe “push button dialer”
b. Persyaratan-persyaratan lain mengenai pesawat telepon,
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik produk yang dipilih.

SPES IFIKASI 27
SISTEM PEMIPAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Sistem penyedian air dari sumur dalam berikut water
meternya sampai ke bak penampungan air / reservoir bawah tanah
lengkap dengan peralatan pengontrol seperti katup-katup dan
floating valve.
Sistem pemipaan air bersih dari reservoir bawah sampai ke
pompa dan elevated water tank dan distribusinya dalam bangunan,
lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tikungan,
fitting-fitting, dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Semua peralatan sanitair yang direncanakan untuk dipasang
termasuk kran-kran, lengkap dengan sambungan- sambungan dan
perlengkapan lain yang diperlukan dalam persyaratan.
Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent
dari peralatan sanitair dalam bangunan sampai ke bak-bak
penampungan, saluran air hujan lengkap dengan sambungan -

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
140

sambungan, tikungan - tikungan, bak kontrol, dan perlengkapan lain


yang diperlukan.
Pompa dan pressure tank, lengkap dengan peralatan control
seperti water level control panel pompa dan peralatan standar
lainnya.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai
dengan pedoman Plambing Indonesia, serta tidak bertentangan
dengan ketentuanketentuan Keselamatan Kerja.
Kontraktor Plambing harus memintakan izin-izin yang mungkin
diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam
spesifikasi ini, atas tanggungannya sendiri. Kontraktor Plambing
harus memintakan izin-izin / keterangan tertulis tersebut diatas
kepada Pemilik / Penanggung Jawab Proyek.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan dan peralatan,
cara-cara pemasangan, kualitas pengerjaan, harus sesuai dengan
standar yang wajar berlaku dan disesuaikan dengan SNI 03-6481-
2000, Pedoman Plambing Indonesia dan Departemen Pekerjaan
Umum (Cipta Karya).
3. MATERIAL
3.1. Umum
Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan diperlukan
harus memenuhi standar-standar di bawah ini:
a. ASTM – A- 120 – 57 untuk pipa-pipa dan fitting dari
“Galvanized Iron” skedul 40
b. ASTM - 3 338 – 51 untuk “Malleable Iron Fttings”
c. SII 1246-85 & SII 1448-85 untuk pipa dan fitting PVC.
Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, peralatan
sanitair dan peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini
harus mempunyai tandatanda merk yang jelas dari pabrik
pembuatannya.
Fitting-fitting dan peralatan sanitair yang tidak memiliki
tanda-tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab
Kontraktor.
Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan tambahan
yang disediakan harus baru dan dapat diterima.
Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk
didistribusikan air sampai ke peralatan sanitair, baik yang
ditanam dalam tanah, maupun yang ditempatkan diatas langit-

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
141

langit dibuat galvanized steel pipe class medium dengan


standar BS -1387.
Pipa-pipa sanitair dan peralatan sanitair sampai ke bak
kontrol, dibuat dari PVC standar SII 1246-85 tipe B dan SII
1448-85 (6 kg/cm2).
Semua pipa sanitair diluar bangunan dibuat dari PVC
standar SII 1246-85 tipe A dan SII 1448-85 (6 kg/cm2).
Fitting-fitting dan pipa PVC harus dicetak satu pabrik
dengan bahan penyambungan solvent cement.
Kran-kran air yang dipergunakan harus dari bahan
kuningan dengan lapisan krom, dilengkapi dengan “Water
Trap” seperti buatan SAN – EI atau merk lain yang setara dan
disetujui oleh Pemberi Tugas melalui Supervisor dan
Perancang.
Semua “Clean Out”(CO) terbuat dari plat yang dilapisi
krom, dilengkapi dengan “Slot” dan setaraf dengan kualitas
merk SAN-EI.
3.2. Toilet Fixtures
a. WC duduk harus dari jenis terpasang di lantai (Floor
Mounted) keramik, berwarna ex. American Standard atau
setara lengkap dengan tangki air, fitting-fitting dan
perlengkapan tambahan lainnya, WC duduk lengkap dengan
kran jet washer, warna ditentukan kemudian.
b. WC jongkok harus jenis terpasang lantai (Floor Mounted)
keramik, berwarna ex. American Standard atau setara,
warna ditentukan
c. Wastafel harus dari jenis terpasang pada dinding dari
keramik, wastafel harus dari jenis terpasang pada dinding
dar keramik, berwarna ex. Amercan Standard atau setara
lengkap dengan kran (dilapisi krom) fitting-fitting dan
peralatan tambahan lainnya, warna ditentukan kemudian.
d. Kitchen Sink terbuat dari stainlees steel, ukuran sesuai
gambar.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Perencanaan
Sebelum memulai pekerjaannya Kontraktor memeriksa dan
memahami pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-phak
lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apakah pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak lain tersebut dapat
mempengaruhui kualitas pekerjaan kontraktor ini sendiri.
Apabila terjadi suatu keadaan dimana kontraktor ini tidak
mungkin menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik.
Kontraktor ini wajib memberitahukan secara tertulis kepada

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
142

supervisor dan mengajukan saran-saran perubahan /


perbaikan.
Lokasi yang tepat dari peralatan sanitair, floor drain, pipa-
pipa utama dan pipa cabang harus diperiksa dalam gambar-
gambar perencanaan mekanikal dan arsitektur dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik
pembuat alat-lata tersebut.
Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik,
dan semua pembongkaran bagian-bagian bangunan lannya
hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Pemilik /
Penanggung jawab proyek.
Gambar-gambar pelaksanaan instalasi secara mendetail
harus dibuat oleh kontraktor, sementara pembangunan
struktur dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui dengan
tepat letak / ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai
yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa. Kontraktor
bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-
lubang tersebut dan apabila kontraktor harus melakukan
pembobokan / penambalan tanpa tambahan biaya
.Semua peralatan sanitair harus dipasang dengan baik dan
didalamnya bebas dari kotoran yang akan menggangu aliran
atau kebersihanair, dan harus terpasang dengan kokoh (rigid)
ditempatkan dengan tumpuan yang sesuai (bracket / plate
anchor).
Kontraktor bertanggung jawab atas penyedian dan lokasi
pemasangan yang tepatnya dengan baik dan kuat.
“Insert” (tempat penyekrupkan) harus tertanam dengan
baik dalam dinding atau lantai tersebut dan setelah alat-alat
tersebut terpasang insert harus tidak kelihatan.
Semua baut, mur, sekrup yang kelihatan (ekspos) harus
dibuat dengan dilapisi chromium atau nikel, demikian pula
cincin (washer) untuk pemasangannya.
Setelah semua peralatan dan peralatan sanitair terpasang,
Kontraktor wajib menjaga agar semua peralatan sanitair
tersebut tidak dipergunakan, bersih dan berfungsi dengan
baik, sampai diserahkan kepada pemilik / penanggung jawab
proyek.
4.2 . Pembersihan
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian
banguan atau finishing architectural atau timbulnya kerusakan
lainnya, yang semuanya atas kelalaian kontraktor karena tidak
membersihkan sistem perpipaan dengan bak, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3. Pengujian

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
143

4.3.1. Pengujian sistem pembangunan


a. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus
mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang “vent” tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang
disikan seperti tersebut diatas minimum selama 120
menit dan penurunan air selama waktu tersebut
tidak lebih dari 10 cm.
c. Apabila dan pada waktu pemilik / penanggung jawab
proyek menginginkan pengujian lain disamping
pengujian diatas, kontraktor harus melakukannya
tanpa tambahan biaya.
4.3.2. Pengujian Sistem Distribusi Air dan Pemadam
Kebakaran.
a. Setelah “roughing-in” selesai dipasang dan sebelum
memasang “fixture” seluruh sistem distribusi air
harus diuji dengan tekanan hidrostatik minimum 7.5
atm 1½ kali tekanan kerja, dalam jangka waktu 4
jam tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan
tertutup oleh tembok atau konstruksi bangunan
lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus
diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum
ditutup dengan tembok atau bagian bangunan
tersebut.
4.3.3. Kerusakan atau Kegagalan Uji
a. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian
ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari sesuatu
bagian dari instalasi atau sesuatu bahan yang
rusak / gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian
dilakukan lagi sampai memuaskan pemilik /
penanggung jawab proyek.
b. Penggantian bagian atas pipa atau bahan yang gagal
/ rusak tersebut harus dengan pipa atau bahan-yang
baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun
tidak dperkenankan.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
144

SPESIFIKASI 28
SEPTIC TANK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Septic tank merupakan bak berbentuk segi empat. Dinding
terbuat dari pasangan beton + batu bata, dasar dan pondasi terbuat
dari pasangan beton + batu kali, tutup dari plat beton, dilengkapi
dengan sistem perpipaan, lubang periksa dan lubang hawa (vent),
bak control/ bak pembagi.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan harus memenuhi standar
SII.1246-85 & 1448- 85. Sambungan dengan sistem “Bell &
Spigot”, yang diperkuat dengan perekat. Kelas pipa adalah kelas
D. Pipa GSP yang digunakan untuk pipa bent harus memenuhi
standar BS-1387 / 1997, kelas medium sambungan dengan
“Tread & Screw”.
2.2. Aksesoris
Aksesoris yang digunakan harus sesuai dengan kelas dan
jenis pipa yang digunakan. Pabrik pembuat fitting harus sama
dengan pabrik pembuat pipa. Bila harus ada penyimpangan dari
spesifkasi teknik ini, maka harus ada persetujuan secara tertullis
dari Konsultan Pengawas.
2.3. Batu bata dan Pondasi
Batu bata dan pondasi yang dipakai sesuai dengan
ketentuan Persyaratan Teknis, badan yang akan dipasang
dibasahi, bentuk jadi bidang luar harus sesuai dengan gambar
rencana atau petunjuk Ahli atau Konsultan Pengawas.
3. PERENCANAAN
a. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum
pekerjaan lainnya dilaksanakan. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan
galian dan penimbunan kembali. Galian hendaknya

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
145

dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, serta lokasi yang


telah ditetapkan.
b. Pekerjaan pemasangan hendaknya sesuai dengan ketentuan,
dan pekerjaan beton hendaknya mengikuti Peraturan Beton
Indonesia (PBI ’71).
c. Pipa aliran masuk dipasang langsung pada dinding bak. Pipa
yang dipergunakan adalah pipa PVC. Ukuran, perletakan dan
ketinggian pipa aliran masuk hendaknya dibuat sesuai dengan
gambar perencanaan,dengan kemiringan 2%.
d. Pipa aliran keluar dipasang langsung pada bak aliran keluar. Pipa
yang dipergunakan adalah pipa PVC. Ukuran, perletakan dan
ketinggian pipa aliran masuk hendaknya dibuat sesuai dengan
gambar perencanaan.
e. Pipa vent dipasang langsung pada atap septic tank. Pipa dan
penyambung adalah pipa GIP. Ukuran, perletakan dan ketinggian
pipa vent, hendaknya dibuat sesuai dengan gambar
perencanaan.
f. Manhole, yang dimaksud adalah lubang segi empat yang
terdapat pada septic tank. Tutup Manhole terbuat dari beton
bertulang. Manhole disini berfungsi sebagai tempat penghisap
Lumpur yang terdapat dalam septic tank, maupun pemeriksaan
septic tank bagian dalam.

SPESIFIKASI 29
PERESAPAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bidang peresapan adalah sebuah unit pelengkap pada septic
tank yang dilengkapi dengan satu unit bak pembagi, sistem
perpipaan, media penyaring / penahan serta tanah urugan. Bentuk
bidang resapan, ketinggian perletakan dan perlengkapan lain
hendaknya dibuat sesuai dengan gambar rencana.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
146

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pipa
Pipa yang dipergunakan adalah pipa PVC, hendaknya pipa
dipilih dari kualitas terbaik. Sambungan dengan sistem “Bell &
Spigot” yang diperkuat dengan perekat semen aduk kertas
aspal.
2.1. Media Penyaring.
Media penyaring dan media penahan adalah pasir, kerikil dan
ijuk :
a. Pasir hendaknya dipilih dari kualitas yang baik, dengan
diameter antara 0.3 – 0.5 mm. Pasir harus keras dan
bersih.
b. Kerikil harus mempunyai bentuk yang baik (mendekati
bulat) dengan permukaan yang rata dan halus. Kerikil
hendaknya dipilih yang keras dan tidak poros, serta
mempunyai ukuran dan kualitas merata. Diameter kerkil
antara 1 – 2 cm.
c. Ijuk hendaknya dibersihkan dulu.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian merupakan pekerjaan pendahuluan. Galian
yang berbentuk saluran memanjang harus dibuat sesuai dengan
gambar rencana, serta pada lokasi yang tetap.
3.2. Bak Pembagi
Bak pembagi terbuat dari pasangan batu bata, diplester,
pondasi plat beton diperkuat dengan pondasi cerucuk serta
tertutup dari plat beton. Bentuk ukuran serta perletakan
hendaknya disesuaikan dengan gambar rencana. Elevasi
pemasangan pipa harus diperlihatkan betul-betul, pekerjaan
pasangan hendaknya sesuai dengan ketentuan dan pekerjaan
beton hendaknya mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI ’71).
3.3. Pipa
Perpipaan yang datang dari septic tank terbuat dari PVC,
masuk ke bidang peresapan terlebih dahulu melalui bak
pembagi. Pipa dari bak pembagi menuju saluran-saluran
peresapan terdiri dari pipa PVC. Pipa di dalam saluran peresapan
terdiri dari pipa PVC. Ukuran, jarak, perletakan serta kemiringan
hendaknya sesuai dengan gambar rencana.
3.4. Media Penyaring
Pemasangan media penyaring hendaknya mengikuti
gambar rencana. Ketebalan lapisan pasir, kerikil, dan ijuk serta

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI
147

perletakan disesuaikan dengan yang telah ditentukan dalam


gambar.
3.5. Pekerjaan Urugan
Pekerjaan urugan dilakukan setelah semua perlengkapan
dalam bidang peresapan selesai dipasang. Urugan hendaknya
dilakukan dengan baik sehingga padat dan tidak mudah longsor.

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS


Pekerjaan : pembangunan gedung PMI

Anda mungkin juga menyukai