BAGIAN
1
RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL BANGUNAN
Saringan (mm)
Ukuran
butiran
10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15
Saringan (mm)
Ukuran
butiran
30 25 20 15 10 5 2,5
26. Engsel =
Kuningan (brass), Merek TOP, Flexch
(sejenis), ring plastik/nylon
- Untuk pintu ukuran 4” sebanyak 4
buah
- Untuk jendela ukuran 3” sebanyak 2
buah
27. Hak Angin = cast iron lapis nickel, 2 buah setiap jendela.
28. Tarikan (Handle) = cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela
29. Grendel = cast iron lapis brass, 2 buah setiap jendela
30. Kunci-Kunci =
Merek SES, KODAI, Union atau Royal
(setara)
- 1 Pasang Pegangan Pintu/Handle
Door Stainless Steel & Patch Fitt ing
+ Floor Hinge 2@ Set
- Kunci Silinder / handle putar (Pintu
WC)
- Pintu kamar / Dalam = 2 slag
31. Wastafel = Merk Toto atau sejenis, warna sesuai lantai.
32. Closet Duduk = Keramik, Merk Toto atau sejenis, warna
sesuai lantai.
33. Exhaust fan =
34. Panel BOX uk 60x4020 =
35. Fitting, Stop Kontak, Saklar = -
stopkontak
-Stop kontak AC
-Saklar tunggal dan ganda
BAGIA
N
SYARAT-SYARAT UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja,
peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja
dan tenaga listrik untuk menyelesaikan Kegiatan : Pembangunan gedung
PMI, sesuai dengan gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja
(Borongan).
1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :`
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Tanah & Pondasi
c. Pekerjaan Beton
d. Pekerjaan Dinding
e. Pekerjaan Atap
f. Pekerjaan Plafond
g.Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela & Sunscren hollow
h.Pekerjaan Penutup lantai
i. Pekerjaan Sanitasi
j. Pekerjaan Elektrikal
k.Pekerjaan Cat – Catan
l. Pekerjaan Lain - lain
4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib
membuat Rencana Pelaksanaan secara terperinci berupa
Barchart dan S-Curve.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Owner
(Pengguna Jasa), paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah
SPMK diterima Kontraktor.
4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Owner (Pengguna Jasa)
harus ditempel di bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu
diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (Presentasi Kerja).
4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan grafik Rencana Kerja tersebut.
5. LAPORAN
5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan sebagai resume dari laporan harian dan
mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Owner (Pengguna Jasa)
yang memuat hal-hal :
9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang
miliknya yang berada di lapangan, dan milik Owner (Pengguna
Jasa) yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengerusakan.
9.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor
dapat membuat pagar pengaman dari tiang kayu meranti/seng
gelombang dan dicat.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau
pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak
dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap pakai.
9.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan
pihak-pihak yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan
Umum Asuransi. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal
diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa
pemeliharaan.
9.6. Kecuali atas persetujuan Owner (Pengguna Jasa) atau
Pengawas lapangan, maka tidak diperkenankan :
a.Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b.Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat
bekerja.
d.Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan
dalam areal proyek.
10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat
kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam
keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan
dimulai.
11. DIREKSIKEET / BARAK KERJA
11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di
lapangan untuk sesuai dengan kebutuhan.
11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-
peralatan kantor.
11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat
pekerja, tempat makan dan gudang penyimpanan barang-
barang.
BAGIA
N
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
SPESIFIKASI .01
PENGANTAR
Spesifikasi teknik ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) yang tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik ini berlaku dalam kaitan, merujuk pada, menjelaskan,
serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat dalam bagian lain dari
RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknik ini terdiri dari atas beberapa bagian,
semua ketentuan berlaku saling melengkapi satu sama lain. Pembagian
SPESIFIKASI .03
PEKERJAAN GALIAN
1. UMUM
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
yang berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab, pengeringan diusahakan dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk harga kontrak/borongan.
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,
kedalaman, kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh
ditempatkan berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak
diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian
SPESIFIKASI .04
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN
1. UMUM
1.1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir
yang disetujui oleh konstruksi timbunan atau untuk timbunan
umum yang diperlukan untuk membuat dimensi timbunan
badan jalan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan
persyaratan atau penampang melintang jalan.
Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan
secara tertulis kepada Konsultan dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan untuk memulai
pekerjaan.
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan
terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang
akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu
oleh Pengawas Lapangan.
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini dibagi
menjadi 2 (dua) macam yaitu timbunan dari bahan pasir dan
lempung. Pasir dan lempung yang digunakan dari bahan
pilihan yang harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh
Konsultan atau persetujuan Direksi Teknik.
1.2 Peralatan
Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output
kerja harian, jumlah, tipe dan kapsitas peralatan yang akan
dioperasikan kepada Konsultan.
Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi
lapangan dan lingkungan.
2. PEKERJAAN TIMBUNAN.
2.1. Lingkup
4. Percobaan Pemadatan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan
peralatan dan metode untuk mencapai tingkat pemadatan
yang ditentukan.Dalam hal bahwa Kontraktor tidak mampu
untuk mencapai kepadatan yang diisyaratkan, maka
pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan, kecuali
dengan izin Konsultan Pengawas.
Sebelum pekerjaan pemadatan dilaksanakan suatu
percobaan lapangan harus dilaksanakandengan jumlah
SPESIFIKASI .05
PEKERJAAN TIANG PANCANG
1. UMUM
Pekerjaan tiang pancang berfungsi untuk menyalurkan beban dari
upper struktur ke lapisan tanah dasar, yang terdiri dari :- Pancang
Ulin 10/10 – 200 cm + Sunduk dan kalang ulin- Pancang Minipile
Segiempat 20.20
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, dan prosedur
pemancangan yang disetujui oleh Direksi Teknis yang sesuai
dengan persyaratan teknis pekerjaan pancang.
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib mengajukan request
sheet terlebih dahulu kepada Direksi Teknis.
Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara
tertulis kepada Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Teknis untuk memulai pekerjaan.
2. MATERIAL
2.1. Tiang Pancang Kayu
Bahan tiang pancang kayu adalah Kayu Ulin
Kelas Kuat Kayu I
Bentuk lurus, tidak pecah, berpenampang segiempat dan
ukurannya harus sesuai dengan gambar kerja.
2.2. Tiang Pancang Beton
:
3. ALAT PANCANG
3.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
Alat pancang yang digunakan adalah alat pancang manual
menggunakan kepala babi.
3.2. Tiang Pancang Minipile Segiempat 25.25
4. PELAKSANAAN PEMANCANGAN
4.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
a.Memancang pada tempat dan kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar detail.
1.5-2D
2-3.5D
1.5-2D
SPESIFIKASI .06
PEKERJAAN BETON
1.5-2D 2-3.5D 1.5-2D
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk lingkup pekerjaan beton:
Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang,
lantai kerja, dan lain-lain
Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat
konstruksinya merupakan struktur utama, seperti pondasi pile
cap beton, pelat beton, balok, kolom dan konstruksi beton
lainnya seperti dinding penahan tanah.
Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan
sesudah pengecoran termasuk pembuatan cetakan penulangan,
pembuatan dan pemasangan spacer, pengecoran,
pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan
mutu beton, persiapan dan pemasangan penulangan stek -stek.
Toleransi besi
3.5. Admixture
Admixture yang dimaksud di sini adalah suatu bahan
tambahan yang berupa zat cair, bubuk, atau padat yang
10 mm sampai 20 mm 6d
25 mm sampai 28 mm 8d
32 mm atau lebih besar 10d
Rasio kuat
tekan terhadap 0,4 0,6 0,8 0,9
kuat tekan 5 5 8 5
umur 28 hari
SPESIFIKASI .07
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyedian dan pemasangan
material waterproofing pada bagian struktur beton yang
berhubungan langsung dengan tanah dan yang terekspos lingkungan
luar, seperti pada dak atap beton.
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah penyedian tenaga
kerja, bahanbahan, paralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan
memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
Sistem waterproofing yang digunakan terdiri dari:
1. Waterproofing Coating yang akan dilaksanakan pada:
Seluruh pelat lantai/ dinding toilet
Daerah-daerah yang lembab
Dinding penahan tanah
2. Membrane Waterproofing yang akan dilaksanakan pada:
Pelat atap beton
Sambungan pelat beton dengan pipa talang
Seluruh pelat atap yang berhubungan langsung dengan
cuaca luar
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Tanggung Jawab Kontraktor
SPESIFIKASI .08
PEKERJAAN BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kosntruksi baja seperti
tercantum pada gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. STANDAR / RUJUKAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- Peraturan Perencanaan Bengunan Baja Indonesia PPBBI 1984
- American Institute of Steel Construction Spesification 1980
- American Welding Society – Structual Welding Code
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI – 1982)
3. MATERIAL PROFIL BAJA, BAUT DAN ANGKUR
Semua profil dan pelat untuk kontruksi baja harus menggunakan
baja yang baru dan merupakan jenis profil baja gilas (rolled) dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI – 84) atau ASTM A.36.
Sebelum digunakan, material konstruksi baja harus diuji
karakteristik mekaniknya laboratorium terlebih dahulu.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, mutu baut dan mur yang
digunakan merupakan baut mutu tinggi yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dengan fymin = 560 Mpa dan
mempunyai bentuk hexagonal. Diameter baut dan panjang ulir
harus sesuai dengan yang diperlukan.
Mutu baut angkur adalah BJTD-40 4.
Semua material baja harus berkualitas baik dan baru, bebas/ bersih
dari karat, lubang-lubang dan kerusakan lainnya. Semua material
SPESIFIKASI .09
PEKERJAAN LAS
1. UMUM
Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik
dan harus memenuhi persyaratan AWS D1.1-90. Semua pekerjaan
las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang
berpengalaman dan bersetifikat yang sedikitnya mempunyai
pengalaman enam bulan pada pekerjaan yang dimaksud.
Kontraktor harus memberikan daftar kepada Direksi Teknik
mengenai tukangtukang las yang dipekerjakan, nama-nama
mereka, pengalaman kerja, dan keterangan-keterangan lain yang
diperlukan. Daftar ini harus mendapat persetujuan Direksi Teknik.
Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan
pengelasan antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan,
kualifikasi tukang / operator las / tack welder, inspection / testing,
toleransi, perbaikan las dan lain-lain, harus memenuhi AWS D1.1-
90 serta ketentuan-ketentuan dibawah ini.
AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop
pemborong maupun di lapangan.
SPESIFIKASI .10
ADUKAN SEMEN / SPESI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan
bangunan,mesin pengaduk, dan semua pekerjaan yang termasuk
pengerjaan adukan semen. Pekerjaan ini termasuk acian dinding, nat
dinding batu, sambungan dan lapisan kedap air (waterproofing)
dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan dalam adukan. Pekerjaan
harus disesuaikan dengan garis, posisi, penempatan dan susunan
yang benar sesuai gambar atau seperti yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
2. STANDAR / RUJUKAN
American Society for Testing and Meterials (ASTM).
Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI.15-2049-1994 – Semen
Portland.
Spesifikasi Struktur Beton Cor di tempat.
3. PROSEDUR UMUM
Contoh
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh bahan untuk adukan semen kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengiriman dan Penyimpanan
Semua semen dalam bungkusnya harus dikirimkan dan
disimpan sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi
Struktur Beton Cor di tempat
Agregat harus disimpan diatas permukaan yang bersih, bebas
dari genangan air, memiliki sistem drainase yang mencukupi.
Dan bebas dari bahan-bahan asing. Ketinggian tumpukan tidak
boleh lebih dari 120 cm guna mencegah segregasi/pemisahan.
4. MATERIAL
Semen
Semen sebaiknya semen Portland (PC) tipe I yang memenuhi
standar SNI.15-2049-1994 atau ASTM C150-89, seperti Tonasa,
Cibinong, Tiga Roda, Gresik, Semen Padang, semen Andalas atau
setara Semen Portland yang digunakan harus dari satu nama/
merk yang sama.
Agregat
Agregat harus bersih, keras, padat, memiliki ujung kasar dan
tidak mengandung bahan perusak seperti lumpur, tanah liat atau
SPESIFIKASI .11
DINDING BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pasangan bata yang ditempatkan dan
disusun menggunakan adukan semen, termasuk segala hal yang
berhubungan dengan pekerjaan bata seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan / atau seperti yang disebutkan disini
2. STANDAR/ RUJUKAN
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI – 1982)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
Standar Industri Indonesia (SII) dan/ atau Standar Nasional
Indonesia (SNI)
American Society for Testing and Materials (ASTM)
Spesifikasi:
- Struktur – Besi tulangan
- Struktur – Besi Cor di tempat
- Pekerjaan dinding - Spesifikasi Adukan Semen
- Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh
Sebelum pengiriman, contoh unit dinding bata harus
diserahkan dan disetujui terlebih dahulu.
Semua pengiriman selanjutnya secara umum harus
mengukuti standar dari contoh yang telah disetujui.
Contoh-contoh yang representative dapat dipesan secara
perodik oleh Konsultan Pengawas.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
Pengawasan harus dilakukan pada pengiriman, penerimaan,
penumpukan, pemakaian bahan dan segala kerusakan yang
dapat mempengaruhi pekerjaan bata. Untuk itu segala macam
kerusakan harus diganti oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan
apapun.
Bata harus ditumpuk di bawah penutup dan tidak langsung
menyentuh tanah. Bahan-bahan harus disimpan dalam ruangan
SPESIFIKASI .12
KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
1. DESKRIPSI KERJA
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kusen pintu dan jendela
aluminium seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
disebutkan disini, termasuk supervise tenaga kerja, material,
peralatan dan persyaratan tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
2. REFERENSI STANDAR
Standar Industri Indonesia (SII) dan / atau Standar Nasional Indonesia
(SNI):
2.1. SII.0695-82/SNI.07-0603-1989- Produk Aluminium Ekstruksi untuk
Arsitektur.
2.2. American society for Testing and Materials (ASTM):
2.2.ASTM B221M-91 – Spesifikasi untuk Paduan Aluminium – Batang
Penghubung, Batang, Kawat, Bentuk dan Tabung
Spesifikasi:
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Semua profil aluminium yang akan digunakan harus
dipilih secara teliti, memiliki keseragaman warna, dimensi
dan susunan, bebas dari segala macam kerusakan.
Semua profil harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
5.1.2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
memeriksa gambar dan kondisi lapangan dan
menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan (ShopDrawing)
yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di
lapangan. Tidakada pekerjaan pabrikasi atau
pemasangan yang dimulai sebelumGambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan
olehKontraktor disetujui oleh Konsultan Pengawas.
SPESIFIKASI 13
PINTU KAYU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengkondisian dan pemasangan pintu kayu
dankusen, seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan
disini, termasukpengaturan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan
persyaratan tambahan yangdibutuhkan untuk menyelesaikan proses
kerja.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesi (SII) / Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI – 5, 1961)
2.3. Spesifikasi:
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Kaca dan
Pemasangan Kaca
Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan Duco
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Sebelum proses pengiriman, contoh dan finishing terdiri dari
tipe kayu yang diusulkan, pintu, kusen, harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Biaya
contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
5.4. Pengujian
5.4.1. Pengujian kusen pintu sebelum memasang pintu
Pastkan kusen memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk jenis, ukuran, lokasi dan karakteristik
bukaan dan telah dipasang dengan unting-unting/
telinga pengait kusen dan kepalaan (plumb jambs and
level heads). Tolak pintu yang rusak.
5.4.2.Jangan melanjutkan pemasangan sampai kondisi yang
tidak memuaskan telah selesai diperbaiki.
5.5. Pemasangan
5.5.1. Semua pintu harus dipasang sesuai dengan petunjuk
produsen dan didasarkan pada standar kualitas yang
ditunjukkan dalam gambar.
5.5.2. Posisi dan bentuk pintu dalam kusen sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing). Jangan
memotong melebihi batas yang ditentukan oleh
produsen. Setelah penggergajian / pemotongan, tutup
permukaan yang dipotong.
5.5.3. Jenis perangkat keras dan pemasangan harus seperti
yang disebutkandalam Spesifikasi Perangkat Keras
5.5.4. Setelah pemasangan, permukaan pintu harus
diluruskan, diratakan dan dilapis dengan warna yang
sama dan tidak ada pengelupasan dan lendut di bagian
manapun.
5.5.5. Semua pemasangan kaca pada pintu harus sesuai
standar perangkat keras produsen.
5.6. Finishing
Kecuali ditentukan lain, semua pintu kayu harus difinishing
dengan melamic yang sesuai dengan Spesifikasi Pengecatan
Melamic. Warna sesuai dengan bagan warna.
SPESIFIKASI 14
FINISHING PERANGKAT KERAS UNTUK PINTU DAN JENDELA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup peralatan dan pemasangan semua
perangkat keras untuk pintu dan jendela seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1 Standar Prosedur
2.2 Spesifikasi:
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Aluminium
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Kayu
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan Data Teknis
3.1.1 Sebelum dikirim, contoh dan data teknis bahan dan
komponen yang diusulkan disini harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
3.1.2 Berikan 3 (tiga) rangkap skedul lengkap jumlah perangkat
keras semua pintu/jendela untuk masing-masing set
perangkat keras.
3.1.3 Biaya penyediaan contoh adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
Perangkat keras harus dikirim ke lokasi proyek dalam
bungkus asli bersegel. Masing-masing artikel perangkat keras
harus d pak tersendiri dalam kardus atau wadah lainnya, dapat
didentifikasikan secara benar dengan skedul perangkat keras
permanent, dan harus disimpan di bawah penutup di tempat
bersih yang kering, bebas dari segala sesuatu yang dapat
merusak.
4. MATERIAL
4.1 Umum
4.3.1. Umum
Sistem penguncian umum mencakup persyaratan semua
set kunci yang diperlukan untuk seluruh proyek. Sistem
penguncian harus sesuai dengan sistem permanen. Perlu
disediakan tidak kurang dari 12 kunci konstruksi dan 3
kunci master konstruksi (CMK) system untuk tiap kunci.
Sistem penguncian umum harus ditunjukkan untuk
kebutuhan sekarang dan yang akan datang, untuk
kebutuhan dalam dan luar lapangan, dan untuk pekerjaan
dalam kontrak init au diluar kontrak.
Kontraktor harus menyediakan system control kunci,
termasuk label, tanda, indeks, kartu, penanda permanent
dan standar lemari logam sesuai yang rekomendasikan
oleh produsen
Kelompok Kunci Master
Sistem Kunci Master harus seperti yang dibutuhkan
agar memenuhi persyaratan yang akan ditetapkan
kemudian.
Kunci Cadangan
Sediakan 3 kunci untuk tiap set kunci. Tiap set kunci
harus diberi tanda menggunakan penanda yang disetujui,
dan tiap penanda harus sesuai dengan kuncinya.
Jumlah Kunci
Jumlah kunci harus sebagai berikut:
Kunci Grand Master(GMK) : 3 kunci
Kunci Master (KM) ; 3 kunci untuk tiap kelompok MK
Kunci Cadangan (CK); 3 kunci untuk tiap lockset.
Tiap kunci harus ditandai permanent: JANGAN DI
DUPLIKAT
Persyaratan Tambahan
Tanggung jawab disini termasuk pengadaan semua
sistem penguncian, dan melengkapi gembok dan kunci
yang termasuk bagian ini.
4.4. Perlindungan dan Pembersihan
Lindungi pintu, jendela dan kusen dari kerusakan.
Sebelum selesai, kembalikan pintu-pintu, jendela dan
kusen yang rusak ke kondisi awalnya,atau ganti dengan
yang baru.
Selama proses penyelesaian pemasangan, bersihkan
permukaan pintu, jendela dan kusen sesuai prosedur yang
SPESIFIKASI 15
PEMASANGAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan
perlengkapan, serta pemasangan semua kaca, cermin dan pemasangan
kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan yang disebutkan disini.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)
2.3. Spesifikasi:
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Aluminium.
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu.
4. MATERIAL
4.1. Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang
bening dan rata, serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari
segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaik sesuai SI0189-
83 / SNI.15-0047-1987 dan SII-0868-83 / SNI.15- 0130-1987.
Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
4.2. Kaca Es
Kaca Es harus kaca rata, serta memilik ketebalan yang
sama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas
terbaik.
4.3. Cermin
Cermin harus lembaran cermin terpilih, serta memiliki
ketebalan yangsama, bebas dari segala macam kerusakan dan
dari kualitas terbaik. Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
4.4. Neoprene / Gasket
Neoprene / Gasket atau bahan sintetik lain yang setara
harus digunakan,kecuali bila ditetapkan lain, untuk semua
pemasangan kaca pada kusen logam/ aluminium. Jenis dan
dimensi neoprene / gasket harus dibuat sesuai untuk tiap kusen
logam / aluminium.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Umum
Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca.
Ukuran sebenarnya dan ketepatan ujungnya harus
ditetapkan oleh ukuran sebenarnya yang didapat dari hasil
pengukuran di lapangan dan dengan mengikuti dimensi
pemasangan kaca serta petunjuk pemasangan.
Tiap lembar kaca dan / atau cermin harus secara jelas
diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan data lain
yang diperlukan. Semua label harus dilepas setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua kaca, cermin dan pemasangan kaca harus
dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari produsen.
5.2 Pemasangan
Toleransi jarak dan pemotongan
Toleransi jarak dan pemotongan harus sebagai berikut:
Nominal jarak / sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm
Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm
keliling.
Minimum kedalam sponeng ketaman harus 16 mm.
Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus
+ 3 mm atau 1.5 mm
Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket adalah
tambahan jarak yang harus diatur.
Persiapan permukaan untuk pemasangan kaca.
Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas
dan tepat pada kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-
benda yang dapat bergerak / bergeser harus diamankan,
dibuat fix, atau pada posisi terkunci sampai pemasangan
kompon kaca selesai. Semua permukaan ketaman harus
bersih dan kering, harus diberi lapisan primer seperti yang
ditetapkan oleh produsen neoprene/ gasket. Sebelum
pemasangan, permukaan kaca yang akan diberi neoprene/
gasket harus bebas dari debu, basah atau aplikasi
pembungkus dari produsen
5.3 Penggantian dan Pembersihan
Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah
pemasangan kaca dengan pemutihan dan sebagainya
untuk memberi tanda selesai.
Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa
biaya tambahan pada owner. Setelah penyelesaian
SPESIFIKASI 16
PANEL GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup perlengkapan dan pemasangan
semua panel gypsum dan rangka untuk pekerjaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan / atau yang disebutkan disini,
pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada hal sebagai berikut:
Panel langit-langit
Dinding partisi
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Australian Standard (AS)
SPESIFIKASI 17
KERAMIK / TILE
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup pengadaan perlengkapan dan
pemasangan semua finishing keramik seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang telah ditetapkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982)
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S – 04 – 1989 –F)
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.4. Pekerjaan Dinding – Spesifikasi Aduk Semen/ Spesi
3. PROSEDUR UMUM
SPESIFIKASI 18
PANEL AKUSTIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan meliputi pengadaan peralatan dan pemasangan semua
panel akustik dan rangka langit-langit seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan / atau yang telah disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. National Fire Protection Association (NFPA)
2.3. Spesifkasi:
Struktur – Pemasangan berbagai macam logam
Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan.
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
Sebelum pengiriman bahan, Kontraktor harus memberikan
contoh dan data teknis pada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Sebelum pabrikasi dan pemasangan, Kontraktor harus
memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan Pengawas dibahas dan mendapatkan persetujuan.
3.3. Penanganan dan penyimpanan
Semua bahan harus dikrim ke lokasi proyek dalam wadah /
bungkus asli bersegel dan harus disimpan di bawah penutup di
tempat bersih yang kering, bebas dari hujan dan segala
sesuatu yang dapat merusak.
4. MATERIAL
4.1. Panel Akustik
Panel akustik di semua ruangan harus terbuat dari bahan low-
sag mineral fiber sesuai dengan ASTM E 1264 Class A (untuk
karakteristik permukaan yang terbakar) seperti tipe RH- 99
dari USG, Amstrong atau setara. Tipe pola dan pemasangan
harus sebagai berikut:
Pola Waffle untuk tipe pemasangan lay in.
SPESIFIKASI 19
PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Awal, Persiapan dan Perawatan
5.1.1. Umum
Semua cat harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan dariprodusen dan harus sesuai dengan
syarat yang ditetapkan dalam standar SSPC atau setara.
Perangkat keras, aksesoris perangkat keras, permukaan
yang diproses dengan mesin, plat, lampu penerangan,
dan sebagainya yang berhubungan dengan permukaan
yang akan dicat harus dipindahkan,dilapisi atau jika
perlu dilindungi sebelum persiapan permukaan dan
pekerjaan pengecatan.
Pelindung harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
terlibat. Pengait yangdiekspos dan logam lainnya diatas
permukaan yang akan dicat dengan cat berbahan dasar
air harus diberi dasar seng kromat sesuai dengan
kondisi, kemudian harus diaplikasikan lapisan pelindung
Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan sebelum
penggunaan cat atau perawatan permukaan. Pemukaan
dicat yang sudah ada dan tidak direncanakan untuk
dicat ulang harus dibersihkan berdasarkan cara yang
dapat mebuat permukaan begitu terawatt, sebisa
mungkin kembali ke kondisi seperti baru, atau bila tidak
dicat, perlu disikat dengan sikat kawat atau buffer
dengan alat ringan bertekstur dan diberi tindakan untuk
menghilangkan semua karat atau pengelupasan.
Minyak dan lemak harus dibersihkan dengan kain lap
bersih dan cairan pembersih yang memiliki kandungan
toxid rendah dan bertanda 38 EC.
Pembersihan pekerjaan pengecatan harus dijadwal
dengan memastikan bahwa debu dan kotoran lainnya
yang berasal dari proses pembersihan tidak terjatuh
kepermukaan yang masih basah atau baru saja dicat.
5.1.2. Pekerjaan Dindng, Acian, dan Permukaan Beton.
Pekerjaan dinding, acian dan permukaan beton yang
akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
kapur, debu, kotoran, minyak, lemak, aspal, sisa aduk
semen, atau tumpahan aduk dengan mengampelas
permukaan.
Permukaan yang tertumpuk permukaan besi harus
dibersihkan sebelum pengecatan. Segera sebelum
pelapisan, permukaan yang akan dicat harus seragam
SPESIFIKASI 20
PENGECATAN DUCO
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pengkondisian dan aplikasi pengecatan
Duco, khususnya untuk kusen kayu, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau Bagan Warna. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak
terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
akan digunakan untuk persiapan permukaan,aplikasi cat, perbaikan
berbagai penyimpangan dan pembersihan segala macam percikan
yang terkena pada pekerjaan lain.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982)
2.2. Spesifkasi :
Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan
3. PROSEDUR UMUM
Berdasarkan Spesifikasi Pengecatan
4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1. Semua bahan pelapis harus sesuai dengan Spesifikasi
yang ditunjukkan dalam skedul pengecatan dan
persyaratan yang telah ditetapkan disini.
4.1.2. Kecuali bila ditetapkan lain, cat yang disebutkan disisni
didasarkan pada cat yang diproduksi oleh Propan Raya
atau Danapaint, tetapi bukan berarti harus bermerk
sama.
4.2. Plastik Pelindung
Plastik pelindung dua komponen harus digunakan untuk
lapisan pertama. Plastik pelindung harus berasal dari produsen
yang telah terbukti kualitasnya seperti yang direkomendasikan
oleh aplikator.
4.3. Pengisi
5.2. Aplikasi
5.2.1. Pelapis pertama
Satu lapis dari dua komponen plastic pengisi harus
diaplikasikan pada permukaan kayu menggunakan kertas
ampelas no.300. hal ini harus dilakukan setelah plastic
pengisi kayu kering (sekitar 30 menit).
5.2.2. Pelapis kedua.
Satu lapis dar dua komponen pengisi harus
diaplikasikan pada pelapis pertama, dan setelah lapisan
SPESIFIKASI 21
PELAPIS TRANSPARAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyedian dan aplikasi semua
pekerjaan pelapisan kayu dan bahan kayu seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau bagan warna berhubungan dengan spesifikasi,
selain yang telah ditetapkan. Pekerjaan harus mencakup tetapi tidak
dibatasi pada penyedian tenaga kerja, material, perlengkapan dan
peralatan yang akan digunakan untuk persiapan permukaan, aplikasi
cat dan perbaikan segala macam penyimpangan serta pembersihan
segala percikan / noda yang terkena pada pekerjaan lainnya. Semua
pelapis harus seperti yang diisyaratkan dalam spesifikasi ini atau
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for testing and Material (ASTM)
2.2. British Standard (BS)
2.3. Spesifikasi:
Pekerjaan pintu dan jendela – Spesifikasi pintu kayu
Pekerjaan finishing – Spesifikasi pengecatan
3. PROSEDUR UMUM
4.2. Melamic
4.2.1. Pengisi kayu (Wood filler)
Pengisi kayu untuk menutup dan mengisi pori kayu harus
setara atau samadengan pengisi kayu SH-113,untuk
digunakan sebagai lapisan pertama.
4.2.2. Pewarna kayu
Pewarna kayu unutk mewarnai kayu harus setara atau
sama dengan pewarna kayu WS-162B, dalam warna yang
ditetapkan dalam Bagan Warna yang akan dikeuarkan
nanti. Pewarna kayu ini digunakan sebagai lapisan kedua
4.2.3. Sealer
Sealer untuk pori kayu harus sama dengan atau setara
dengan Melamic Sanding Sealer (MSS-123) oleh Impra,
digunakan sebagai sealer ketiga.
4.2.4. Vernis Berwarna
Vernis berwarna harus sama atau setara dengan ML-131
Clear Dof oleh Impra, digunakan sebaga lapisan keempat.
4.3. Kertas Amplas
Jenis kertas amplas harus sesuai dengan persyaratan dalam
pasal 5.2.2 spesifikasi ini dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
SPESIFIKASI 22
PENUTUP ATAP METAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyediaan dan aplikasi semua
pekerjaan pemasangan penutup atap metal termasuk kelengkapan
yang diperlukan untuk pemasangan tersebut sesuai dengan gambar
rencana.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. Australian Standard (AS)
2.3. Spesifikasi:
Baja Struktural
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis
Data teknis sesuai dengan penutup atap yang dan bahan
pelengkap lainnya harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuan,sebelum pemesanan dan pabrikasi.
Data teknis harus memperlihatkan tipe, ukuran, sertifikat
pabrik, petunjuk pemasangan dari produsen dan semua
informasi yang dibutuhkan untuk pabrikasi, detail dan
pemasangan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
SPESIFIKASI 23
SEALANT SAMBUNGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
SPESIFIKASI 24
SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Listrik terdiri dari
pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning
dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik
seperti dipersyaratkan dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari
peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebut
secara terinci dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untukl
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi
listrik.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan
yang dijelaskan baik dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini ataupun yang tertera dalam
gambar Pelaksanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan pada buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan atau peralatan yang dipasang dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada
pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Panel-panel daya tegangan rendah, pekerjaan ini meliputi
Sub Distribution Panel (SDP), Panel-panel daya dan panel-panel
penerangan termasuk seluruh peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan system instalasi listrik.
* Sistem Penerangan
a. Klasifikasi lampu penerangan, lampu-lampu penerangan di
dalam gedung dikategorikan sebagai berikut:
Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu
penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang
sesuai persyaratan untukmenjamin kelancaran kegiatan
dalam gedung. Lampu ini akan menyala pada kondisi
normal, sedangkan pada kondisi darurat akan mati.
Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu
lampu penerangan buatan sebagai pengganti bila lampu
penerangan normal terganggu (mati). Lampu ini hanya
dipasang di tangga dan akan menyala oleh baterai apabila
PLN mati.
b. Pada setiap ruangan corridor dan tangga, disediakan saklar-
saklar setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.
c. Lampu TL, PL, SL, PAR,HPLN harus dipilih dari jenis lampu
yangmempunyai efesiensi tinggi.
8. SISTEM PENTANAHAN UNTUK PENGAMAN
* Ketentuan Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem pentanahan untuk pengaman
adalah pentanahan dari badan-badan peralatan listrik atau
benda-benda disekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif
dimana pada keadaan normal bendabenda tersebut tidak
bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung
singkat phasa ke badan perlatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
b. Sistem pentanahan ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan
manusia dan bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya
gangguan.
c. Semua badan peralatan dan benda-benda disekitar peralatan
yang bersifat kondutif harus dihubungkan dengan system
pentanahan ini.
d. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuia dengan PUIL, SPLN dan
standar-standarlain yang diakui di Negara Republik Indonesia
* Konstruksi
a. Sistem pertanahan terdiri dari grounding rod, kabel penghubung
antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantun
lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pentanahan terbuat dari GIP dan
tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
c. Tahanan sistem pentanahan sedemikian rupa sehingga tahanan
sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 volt.
* Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan
bagian grounding rod yang tertanam dalam tanah minimum
sepanjang 6 m dan masing-masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1Ohm.
b. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang
tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi
dengan handle.
c. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal
penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pentanahan
grounding rod.
d. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
e. Hantaran pentanahan harus dipasang sempurna dan cukup
kuat menahan gangguan mekanis.
SPESIFIKASI 25
SISTEM PENANGKAL PETIR
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
1.2. Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak
mungkin disebut secara terinci dalam buku Persyaratan Teknis
ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.3. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap
petir (air termination), dudukan air termination dan
peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.
b. Hantaran turun
Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem
untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
c. Elektroda pentanahan.
SPESIFIKASI 26
SISTEM KOMUNIKASI TELEPON
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh system komunikasi telepon seperti ditunjukkan
dalam buku Persyaratan Teknis ini dan seperti ditunjukkan
dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan
ini yang tidak mungkin disebut secara terinci dalam buku
Persyaratan Teknis ini, tetapi dianggap perlu untuk
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon.
1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifkasi teknis ini ataupun yang
tertera dalam gambar Pelaksanaan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
pada buku Spesifkasi Teknis ini.
1.3. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan / atau peralatan yang dipasang dengan Spesifikasi Teknis
yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Instalasi telepon
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah terminal-
terminal box, kabel instalasi yang menghubungkan antara
terminal box satu dengan terminal box yang lainnya, kabel
instalasi yang menghubungkan terminal box dengan outlet-
outlet telepon termasuk outlet-outlet telepon, metal doos
serta conduit/ sparing pelindung kabel instalasi.
c. Pesawat telepon, dipilih pesawat telepon push button dialer
dan facsimile.
d. Penyambungan saluran telepon Telkom, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk nomor saluran baru.
e. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang
dipergunakan untuk kesempurnaan sistem, meskipun
peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci
di dalam Gambar Pelaksanaan dan Persyaratan Teknis
Pekerjaan.
f. Sistem pentahanan pengaman.
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian
meliputi batang elektroda pentanahan dan bare copper
conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang
harus dikebumikan dengan elektroda pentanahan termasuk
seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
2. KEMAMPUAN OPERASI
2.1 Sistem komunikasi ini harus dapat berfungsi sebagai:
Sarana hubungan komunikasi telepon
Sarana hubungan komunikasi intercom
Sarana hubungan komunikasi data.
2.2 Komunikasi antar extension (pesawat cabang)
Sistem harus dapat difungsikan untuk komunikasi antar
extension.
SPES IFIKASI 27
SISTEM PEMIPAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Sistem penyedian air dari sumur dalam berikut water
meternya sampai ke bak penampungan air / reservoir bawah tanah
lengkap dengan peralatan pengontrol seperti katup-katup dan
floating valve.
Sistem pemipaan air bersih dari reservoir bawah sampai ke
pompa dan elevated water tank dan distribusinya dalam bangunan,
lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tikungan,
fitting-fitting, dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Semua peralatan sanitair yang direncanakan untuk dipasang
termasuk kran-kran, lengkap dengan sambungan- sambungan dan
perlengkapan lain yang diperlukan dalam persyaratan.
Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent
dari peralatan sanitair dalam bangunan sampai ke bak-bak
penampungan, saluran air hujan lengkap dengan sambungan -
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan dan peralatan,
cara-cara pemasangan, kualitas pengerjaan, harus sesuai dengan
standar yang wajar berlaku dan disesuaikan dengan SNI 03-6481-
2000, Pedoman Plambing Indonesia dan Departemen Pekerjaan
Umum (Cipta Karya).
3. MATERIAL
3.1. Umum
Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan diperlukan
harus memenuhi standar-standar di bawah ini:
a. ASTM – A- 120 – 57 untuk pipa-pipa dan fitting dari
“Galvanized Iron” skedul 40
b. ASTM - 3 338 – 51 untuk “Malleable Iron Fttings”
c. SII 1246-85 & SII 1448-85 untuk pipa dan fitting PVC.
Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, peralatan
sanitair dan peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini
harus mempunyai tandatanda merk yang jelas dari pabrik
pembuatannya.
Fitting-fitting dan peralatan sanitair yang tidak memiliki
tanda-tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab
Kontraktor.
Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan tambahan
yang disediakan harus baru dan dapat diterima.
Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk
didistribusikan air sampai ke peralatan sanitair, baik yang
ditanam dalam tanah, maupun yang ditempatkan diatas langit-
SPESIFIKASI 28
SEPTIC TANK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Septic tank merupakan bak berbentuk segi empat. Dinding
terbuat dari pasangan beton + batu bata, dasar dan pondasi terbuat
dari pasangan beton + batu kali, tutup dari plat beton, dilengkapi
dengan sistem perpipaan, lubang periksa dan lubang hawa (vent),
bak control/ bak pembagi.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan harus memenuhi standar
SII.1246-85 & 1448- 85. Sambungan dengan sistem “Bell &
Spigot”, yang diperkuat dengan perekat. Kelas pipa adalah kelas
D. Pipa GSP yang digunakan untuk pipa bent harus memenuhi
standar BS-1387 / 1997, kelas medium sambungan dengan
“Tread & Screw”.
2.2. Aksesoris
Aksesoris yang digunakan harus sesuai dengan kelas dan
jenis pipa yang digunakan. Pabrik pembuat fitting harus sama
dengan pabrik pembuat pipa. Bila harus ada penyimpangan dari
spesifkasi teknik ini, maka harus ada persetujuan secara tertullis
dari Konsultan Pengawas.
2.3. Batu bata dan Pondasi
Batu bata dan pondasi yang dipakai sesuai dengan
ketentuan Persyaratan Teknis, badan yang akan dipasang
dibasahi, bentuk jadi bidang luar harus sesuai dengan gambar
rencana atau petunjuk Ahli atau Konsultan Pengawas.
3. PERENCANAAN
a. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum
pekerjaan lainnya dilaksanakan. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan
galian dan penimbunan kembali. Galian hendaknya
SPESIFIKASI 29
PERESAPAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bidang peresapan adalah sebuah unit pelengkap pada septic
tank yang dilengkapi dengan satu unit bak pembagi, sistem
perpipaan, media penyaring / penahan serta tanah urugan. Bentuk
bidang resapan, ketinggian perletakan dan perlengkapan lain
hendaknya dibuat sesuai dengan gambar rencana.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pipa
Pipa yang dipergunakan adalah pipa PVC, hendaknya pipa
dipilih dari kualitas terbaik. Sambungan dengan sistem “Bell &
Spigot” yang diperkuat dengan perekat semen aduk kertas
aspal.
2.1. Media Penyaring.
Media penyaring dan media penahan adalah pasir, kerikil dan
ijuk :
a. Pasir hendaknya dipilih dari kualitas yang baik, dengan
diameter antara 0.3 – 0.5 mm. Pasir harus keras dan
bersih.
b. Kerikil harus mempunyai bentuk yang baik (mendekati
bulat) dengan permukaan yang rata dan halus. Kerikil
hendaknya dipilih yang keras dan tidak poros, serta
mempunyai ukuran dan kualitas merata. Diameter kerkil
antara 1 – 2 cm.
c. Ijuk hendaknya dibersihkan dulu.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian merupakan pekerjaan pendahuluan. Galian
yang berbentuk saluran memanjang harus dibuat sesuai dengan
gambar rencana, serta pada lokasi yang tetap.
3.2. Bak Pembagi
Bak pembagi terbuat dari pasangan batu bata, diplester,
pondasi plat beton diperkuat dengan pondasi cerucuk serta
tertutup dari plat beton. Bentuk ukuran serta perletakan
hendaknya disesuaikan dengan gambar rencana. Elevasi
pemasangan pipa harus diperlihatkan betul-betul, pekerjaan
pasangan hendaknya sesuai dengan ketentuan dan pekerjaan
beton hendaknya mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI ’71).
3.3. Pipa
Perpipaan yang datang dari septic tank terbuat dari PVC,
masuk ke bidang peresapan terlebih dahulu melalui bak
pembagi. Pipa dari bak pembagi menuju saluran-saluran
peresapan terdiri dari pipa PVC. Pipa di dalam saluran peresapan
terdiri dari pipa PVC. Ukuran, jarak, perletakan serta kemiringan
hendaknya sesuai dengan gambar rencana.
3.4. Media Penyaring
Pemasangan media penyaring hendaknya mengikuti
gambar rencana. Ketebalan lapisan pasir, kerikil, dan ijuk serta