Anda di halaman 1dari 134

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI

KARTANEGARA
DINAS KESEHATAN
TENGGARONG
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
PROGRAM :
PEMBANGUNAN PUSKESMAS
PEKERJAAN :
REHAB PUSKESMAS PEMBANTU TANI BAKTI
KEC. LOA JANAN
LOKASI :
REHAB PUSKESMAS PEMBANTU TANI BAKTI
KEC. LOA JANAN
TAHUN ANGGARAN :
2019

KONSULTAN PERENCANA
DAFTAR ISI
SYARAT - SYARAT TEKNIS

BAB I SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS


Halaman

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pasal 1 : LINGKUP PEKERJAAN .................................................................. .
Bab I- 1
Pasal 2 : MEMULAI KERJA ........................................................................... .
Bab I- 1
Pasal 3 :
MOBILISASI ................................................................................... .
Bab I- 2
Pasal 4 : PAPAN NAMA PROYEK ............................................................... .
Bab I- 2
Pasal 5 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN ..................................... .
Bab I- 2
Pasal 6 : RENCANA KERJA ......................................................................... .
Bab I- 3
Pasal 7 : DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR
PROYEK .................... . Bab I- 3
Pasal 8 : KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA ............................ .
Bab I- 4
Pasal 9 : TENAGA DAN SARANA KERJA ................................................. .
Bab I- 5
Pasal 10 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN.
Bab I- 6
Pasal 11 : LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN ................ .
Bab I- 7
Pasal 12 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ............................................ .
Bab I- 8
Pasal 13 : TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG ............ .
Bab I-11
Pasal 14 : KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN-BAHAN ......................... .
Bab I-12
Pasal 15 : PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN ............................................... .
Bab I-14
Pasal 16 : SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR .............................................. .
Bab I-14
Pasal 17 : PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ................................................. .
Bab I-15
Pasal 18 : DRAINASE / SALURAN ................................................................ .
Bab I-15
Pasal 19 : PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL +
0.0……………….. . Bab I-16
Pasal 20 : PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN
( BOUWPLANK .......... . Bab I-18
Pasal 21 : PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ......................................... .
Bab I-19

BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN


PEKERJAAN TANAH

Pasal 1 : U M U
M .......................................................................................... .
Bab II- 1
Pasal 2 : PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN ................................... .
Bab II- 1
Pasal 3 : PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING ...................................... .
Bab II- 2

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pasal 4 : PEKERJAAN TANAH .................................................................... .
Bab II- 2
Pasal 5 : GALIAN STRUKTUR ...................................................................... .
Bab II- 4
Pasal 6 : URUGAN DAN PEMADATAN ....................................................... .
Bab II- 9

BAB III SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 : PEKERJAAN STRUKTUR BETON ............................................ .


Bab III- 1
Pasal 2 : PENYEKAT-PENYEKAT AIR .................................................... .
Bab III-13
Pasal 3 : PEKERJAAN SPARING ............................................................... .
Bab III-14
Pasal 4 : PEKERJAAN WATERPROOFING .............................................. .
Bab III-14
Pasal 5 : PEKERJAAN STRUKTUR BAJA ................................................ .
Bab III-18

BAB IV SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1 : PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN ............................. .


Bab IV- 1
Pasal 2 : PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI ..................................... .
Bab IV- 2
Pasal 3 : PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA & BATAKO PRESS ………………..
. Bab IV- 3
Pasal 4 : PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL ............................ .
Bab IV- 5
Pasal 5 : PEKERJAAN PLESTERAN ......................................................... .
Bab IV- 9
Pasal 6 : PEKERJAAN KAYU .................................................................... .
Bab IV-12
Pasal 7 : PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI .................................. .
Bab IV-15
Pasal 8 : PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT PENGGANTUNG
& PENGUNCI ) .............................. .
Bab IV-15
Pasal 9 : PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR ....................................... .
Bab IV-20
Pasal 10 : PEKERJAAN PERLINDUNGAN ..................................................
Bab IV-25
Pasal 11 : PEKERJAAN PENGECATAN ..................................................... .
Bab IV-29
Pasal 12 : PEKERJAAN DINDING PARTISI ................................................ .
Bab IV-34
Pasal 13 : PEKERJAAN ATAP METAL ....................................................... .
Bab IV-35
Pasal 14 : PEKERJAAN TALANG VERTIKAL .......................................... .
Bab IV-37
Pasal 15 : PEKERJAAN DINDING GRC ....................................................... .
Bab IV-39

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pasal 16 : PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN
SETELAH PEMBANGUNAN ........................ .
Bab IV-40

BAB V SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMATANGAN TAPAK


DAN SARANA LUAR

Pasal 1 : PEKERJAAN PERKERASAN JALAN DAN PARKIR ................ .


Bab V- 1
Pasal 2 : PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN ………… .
Bab V- 2
Pasal 3 : PEKERJAAN SALURAN DRAINASE ........................................ .
Bab V- 3

BAB VI SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL /


ELEKTRIKAL

Pasal 1 : U M U
M ........................................................................................ .
Bab VI- 1
Pasal 2 : PERSYARATAN PELAKSANAAN ............................................ .
Bab VI- 1
Pasal 3 : LINGKUP PEKERJAAN .............................................................. .
Bab VI-10

BAB VII SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 1 : U M U M ....................................................................................... .
Bab VII- 1
Pasal 2 : PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK ...................................... .
Bab VII- 1
Pasal 3 : LINGKUP PEKERJAAN ............................................................... .
Bab VII- 1
Pasal 4 : GAMBAR-GAMBAR .................................................................... .
Bab VII- 2
Pasal 5 : KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI ................................. .
Bab VII- 3
Pasal 6 : PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTIM …. .
Bab VII-20

BAB VIII SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

Pasal 1 : U M U M ...................................................................................... .
Bab VIII- 1
Pasal 2 : LINGKUP PEKERJAAN ............................................................. .
Bab VIII- 1
Pasal 3 : TEKNIS UMUM PELAKSANAAN ............................................ .
Bab VIII- 2
Pasal 4 : INSTALASI AIR BERSIH ........................................................... .
Bab VIII- 3
Pasal 5 : INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN ............................ .
Bab VIII- 6
Pasal 6 : PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR POMPA … .
Bab VIII- 8

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-


bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana
Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.

1.1. PEKERJAAN DED (DESIGN ENGERERING EVELOPMEN)


Meliputi :
• Perencanaan pembangunan Site Office.
• Perhitungan dan analisa struktrur bangunan Site Office.

1.2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.


Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan
pekerjaan site development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.


Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan
air dan listrik untuk bekerja dan pembongkaran bangunan existing.

1.4. PEKERJAAN SIPIL ARSITEKTUR, MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING /


SANITASI.
Sesuai dalam Gambar Kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 14 (empat belas) hari Kontraktor / Pemborong yang
ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di
lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pemberi
Kerja / Owner.

Pasal 3 :
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat


konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke
lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi


proyek untuk keperluan pekerjaan ini.

3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong


dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan
terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.

3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan


ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang


Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil /
Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong
lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin


/ Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk
mendapat persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,


Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru
atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor /


Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian
pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor /
Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan
oleh
Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.

6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2


(dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana.
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal
Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan /
prestasi kerja.

6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan


pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor /


Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).


Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi
permanen seluas 24 m2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ),
lantai diplester,
dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta
alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak
dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.


Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor
Pemborong di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang
dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya /
lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan


kebersihan los
Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.

7.4. Pagar Pengaman Proyek.


Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari
sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong .
Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu
Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan
peraturan Pemerintah Daerah setempat.

7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang
dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh
Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor /
Pemborong.

7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang
dibuat oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh
Proyek, namun apabila dianggap perlu
Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera
membongkarnyadan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada Proyek.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa


memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah
pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah
ditentukan.

8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,


sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang
terlibat dalam proyek.

8.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat


pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan
Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin


memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib


menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan
siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-
masing tabung berkapasitas 12 kg.

8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977
bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum,
Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan /
pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-


bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis
dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. PERALATAN BEKERJA


Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong


dengan membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari
luar.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja
yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan


diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara
PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

10.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan
struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan
ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan


mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus


menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama


pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.

2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan


proyek.

3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.

4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail


dari pekerjaan.

5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :


• 1 (satu) kamera.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• 1 (satu) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi
Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :

- PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.


- NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
- NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
- PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
- PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
- PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
- SII : Standar Industri Indonesia.
- SKSNIT-15-1991-03(PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :

• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.

• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga


Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang


penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas,


maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari
negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar


Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).

• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui /
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.

11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong


harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan
sebenarnya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari Konsultan Pengawas.

11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus


diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan
Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi
(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-
sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan


penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya.Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus
sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar,
kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.

12.4. UKURAN.

12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.

12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan


dalam Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran
Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.

12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada


dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong


wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan

12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung,
maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.Setiap deviasi dari gambar karena kondisi

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan
disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang
terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya
maupun waktu.

12.5. PERBEDAAN GAMBAR.

12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat (berlaku).

12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil /
Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan
Konsultan Perencana.

12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam


pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan
lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran,
perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan
diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan
pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor /
Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu
pelaksanaan.

12.6. ISTILAH.

Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah


sebagai berikut :

SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan,
penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-lainnya.

SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan


konstruksi, bahan konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning
kolom, balok dan tebal lantai.

AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan


perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja
yang ada baik teknis maupun estetika.

M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotor-


drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set
dan sistim pengkondisian udara (AC).

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik
dan penerangan.

12.7. SHOP DRAWING.

12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan


yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen
Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail


khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak
maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.

12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.

12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada


Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas / Direksi.

12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong


dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus
sesuain dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas
kalkir yang dapat direproduksi.

12.8. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“.

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan


dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh
perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh
Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing ).

Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi


tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas


pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk
melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut di atas.

13.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan


yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan


pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal
ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala
kerusakan yang timbul.

13.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga


kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

13.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus


menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan
Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.Bila terjadi kehilangan bahan-bahan
bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya Pekerjaan Tambah.

13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung


jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan
jiwa.

13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera


mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang
akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syaratbahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.Seluruh barang material yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.

14.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua
merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak
diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai
peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan
atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan
tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor
/ Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,
barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar
spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan
yang berlaku.

14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk


tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.Dalam hal ini, Kontraktor /
Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.

14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.

14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik
kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila
diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai
biaya pekerjaan tambah.

14.3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh


semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan /
dipakai.Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah
dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of
appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih,
akan di- informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. PENYIMPANAN MATERIAL

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang


bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan
yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi /
akses pekerja.Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara
FIFO (first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu
lama dalam gudang / stock material.

14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang
bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan
sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik
pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya.

14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan


diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan


miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase /
pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan.Material harus disusun
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation),
agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur
kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter.
Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal
14 di atas.

15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo
3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan


Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong,
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya.
Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda
sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga borongan.

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan


kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus
menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan
pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala
biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di
atas.

15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus


memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor


bawahan (Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya,
maka Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

16.2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan


dengan Sub
Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di


lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan
tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan


lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang
telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan


menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus
tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis
benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian,
segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian
sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan
material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering
maksimum
AASHTO T 99.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di
tapak, Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi
tetap kering. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang
ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran
tambahan.

18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.


Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi
atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh
Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju
hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan
daerah milik jalan (right of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa
ada pembayaran tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.

18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus


melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan
terkena pengaruh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format
rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok
permukaan /surface pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi
seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-
patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak

18.3.2. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara


atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor / Pemborong harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan
perlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas
itu; tanpa ada pembayaran tembahan.

Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor /


Pemborong baik langsung maupun tidak langsung, dianggap sebagai
tanggung jawab dari Kontraktor / Pemborong.

Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.

19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana
bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-


alat waterpass & theodolit.

19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh
Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan tenaga survey,
dan lain- lain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa
pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain
yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya
terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
• 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild NAK levels
• 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 1 steel measuring rod (4 m)
• 5 target poles dengan tripod
• Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan


lain-lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan
survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan
pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

19.1.6. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan /


copy penampang melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas
yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian
mengembalikannya kepada Kontraktor / Pemborong. Bila Konsultan Pengawas
perlu mengadakan perubahan / revisi, Kontraktor / Pemborong harus mengajukan
lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas. Cross section dari
Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas kertas kalkir agar
memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui, maka
Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga)
lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section
harus memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
19.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00

Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan


lantai finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu
sama dengan elevasi Lantai Dasar bangunan Kios 10 x 20 yang sudah dibangun.

Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di
lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

20.1. PATOK UKUR.

20.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk


membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap
perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-patok itu. Kontraktor /
Pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan
tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok
itu dapat diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas
pekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.

20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm.


tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul
diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar
Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian diatas peil + 0,00.

20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada


patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.

20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2
(dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.

20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai
dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

20.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).

20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran
tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama
lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan
atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.

20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu
dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.

20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor /


Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan


ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.

21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /


Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus
segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong
dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor /
Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli
dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan
ditutup dan tidak terlihat.

21.2.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan


Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap
diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan,
kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.

21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24


jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak
terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Direksi.

21.2.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas /


Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.

21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali


menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai
biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
21.3. KEMAJUAN PEKERJAAN

21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh Konsultan Pengawas.

21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.

21.4. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat


kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan
oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor /
Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

21.5. TOLERANSI.

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan


dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini,
yaitu dan tidak terbatas pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum
pelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan / urugan kembali

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus


mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus
sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak
terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir.

Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket


pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen /
instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.

Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi


khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /
pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap
semua hal yang dinyatakan

oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi,
maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi.

2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.

2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak
/ site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan
oleh Konsultan Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut
tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh
Konsultan Pengawas.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana
/ Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.Untuk instalasi
existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan / cacat.

3.2. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis
beton ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban,
maka pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar
terbuat dari pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm.
sepanjang pembebanan tersebut.

3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing
yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong
harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan


termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :

• Pondasi Bored Pile, Poer dan Sloof

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• Perataan (cut / fill )
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan
Pengawas.

4.1. MACAM GALIAN.

Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :

4.1.1. Galian tanah biasa.


Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.

4.1.2. Galian batu.


Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada
daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran.

4.1.3. Galian konstruksi / obstacle.


Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /
halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta
konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini.

Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang
lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.

4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.

4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari
tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.

4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti


petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya
genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak
padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya,
kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan
disirami air setiap ketebalan
5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian
yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong
dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor /


Pemborong harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
4.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi
lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya
pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan
Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.

4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi
atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian
kiri dan kanan dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta
bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan
Pengawas.

4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi.Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.

4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor /


runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor /
Pemborong harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan
seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm.
diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga
konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.

4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama
lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya
untuk pekerjaan :
• Pengurugan dan pemada• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
tan.

4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas
ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 5
GALIAN STRUKTUR

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.

5.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur,


sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau
sebagaimana tampak pada gambar. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan
pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian
struktur.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
5.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran
struktur pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.

5.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan
semua bahan serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari
genangan air tanah dan air permukaan.

5.1.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan


kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

5.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.

5.2.1. Tata letak.


Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor / Pemborong
harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Bench mark yang bersifat tetap maupun sementara harus
dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.

5.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus diwakili
oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang
pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.

5.2.3. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau
dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda
yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di bawah dasar
poer.

b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya


sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.

c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas


pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan- bahan
yang baik dan dipadatkan.

d. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang sendiri


tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

e. Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-benda yang


ditentukan tetap berada pada tempatnya.

f. Galian konstruksi / obstacle.


Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali,
pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas konstruksi
bangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya memerlukan

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula
( misalnya pemecah beton / concrete breaker, compressor, mesin potong )
dibandingkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah. Semua
brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing harus
segera dikeluarkan dari site dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai. Batasan
pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
• Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar / digali sesuai dengan kondisi
dan sifat tanah pada daerah tersebut.

• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaan tanah
existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi
beton poer dan sloof.

g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekas-
bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus
yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah
ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

5.3. PENGGALIAN.

5.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus :


• Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian
tergenang air.

• Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah


dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.

• Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian


apapun, agar elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat
diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang
berdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Pengawas.

5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur,
harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan
atau alas pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi
parit harus selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada
gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk
menjamin pondasi yang kokoh.

5.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk


tempat- tempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-
benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang
telah rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan
menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
5.3.4. Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap
sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian
supaya tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan. Turap sementara
tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada didekat lereng
galian tetap stabil.

5.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan


oleh pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab
terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya /
memperbaikinya atas biaya Kontraktor / Pemborong.

5.3.6. Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan


yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah
tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

5.3.7. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1


(satu) horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.

5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak
berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.

5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong harus


memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan
Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakukan
sebelum Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah
dasar pondasi.

5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi
syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor / Pemborong harus menggantinya dengan material berbutir atau
kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini. Material penggganti tersebut
harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15
cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan kewajibannya, maka
Kontraktor / Pemborong harus membuang dan mengganti tanah dasar
pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu
sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.

5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus


dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata
berlebihan maka harus dibuang.

5.4. AIR TANAH.

5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur,
maka Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air
ini tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor /
Pemborong untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan
ada tambahan pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah adalah
mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian
dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air
tanah.

5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus
digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor / Pemborong harus
menunjukkan gambar mengenai metoda pembuatan cofferdam yang
dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuat di
bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air. Umumnya
dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan
cukup kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan
pemeriksaannya serta memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan untuk
mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran
tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada
gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus
dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk
menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan
pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk
mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus
dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi beton
dari kerusakan karena naiknya muka air dan erosi. Di dalam cofferdam tidak
boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi,
maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atau
selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan
pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum
lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala
kelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong segera
setelah selesai pekerjaan sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian
rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah diselesaikan.

5.4.4. Pemeliharaan saluran.


Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,
cofferdam atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi
tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson,
palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai
pembuatan dasar pondasi, Kontraktor / Pemborong harus mengurug kembali
galian-galian itu sesuai dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan
pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala
macam halangan.

Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN

6.1. PEKERJAAN URUGAN.

Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :


• Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2%
atau sesuai Gambar Kerja.

• Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan


dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.

• Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti


tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.

6.2. BAHAN URUGAN.

Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan
dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum
dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui
atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal + 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor / Pemborong
atas biaya sendiri.

6.3. PENGURUGAN.

6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus


sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa
bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.

6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk,
sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari
luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau
telah disetujui Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan
langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan.
Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam Berita
Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.

a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan


dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.

b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang


bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.

c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor /
Pemborong harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan
kembali.

d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasisesuai


yang tercantum dalam Gambar Kerja.

6.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan,
tidak perlu dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan.

6.4. PEMADATAN.

6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus


dikeringkan terlebih dahulu.

6.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan


penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki
kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.

6.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat
yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat
pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit
90% (modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang
ditentukan dalam AASHTO T 99.

6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila


hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus
dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

6.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah


apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
6.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.

Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah


yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1. PERSYARATAN MUTU.

1.1.1. Mutu Beton.

Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik atau syarat-syarat


pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan
struktur beton harus sesuai dengan standard yang berlaku yaitu : a. Tata Cara
Perhitungan Kekuatan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-
1991-03). b. Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI, 1982). c. Standard Industri
Indonesia (SII). d. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983. e.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk Gedung (PPTGUG, 1983). f.
American Society Of Testing Matrial (ASTM). 1.2.
Beton yang dipergunakan untuk struktur bangunan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal, sebagai berikut :

a. -. Pondasi Pelat Beton setempat : K-225


-. Sloof Beton : K-225
-. Kolom dan Balok Baja WF : K-225
-. Pelat Lantai &Atap Dak : K-225
-. Sloof ,Kolom & Ring Balok Praktis : K-175

b. Adukan Beton.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian- bagian
tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.

b. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian- bagian
tertentu dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas

c. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc :
3ps : 5kr.

1.1.2. Mutu Baja Tulangan.

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan kekuatan
tarik 2080 Kg/Cm2.
b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320 (U-32 / besi
ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2.

c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka


digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.

1.2.1. Semen.

a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan


dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau
standar Inggris BS 12.

b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA
RODA HOLCIM, dan MERAH PUTIH serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan
salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.

c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat
diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan
tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus
menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara.
Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.

• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak


minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen
dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam
pekerjaan dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup
untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah- pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak
dan memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2
meter.

• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah


penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan
kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus
disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

• Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh


Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta
harus dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan penyelidikan.

• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-


gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan


Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari
itu ditiap bagian pekerjaan.

1.2.2. Pasir dan kerikil

a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun


semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk
pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat


persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membersihkan bahkan
memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan dan harus
mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa
sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil
akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur
tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan. Kontraktor
diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan
kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan
lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah
dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.

c. Pasir

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai


persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan
persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan
untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.

• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan


dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir
dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur
dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.

• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya
tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan
No. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan
4
8
16
30
50
100
PAN 0 - 15
6 - 15
10 - 25
10 - 30
15 - 35
12 - 20
3 - 7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah


15% atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam
saringan no. 8 dapat naik sampai 20%.

d. Agregat Kasar ( Kerikil )


• Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa
kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

• Kebersihan dan mutu

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan
organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh
mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik,
keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%,
maka agregat kasar harus dicuci.

• Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.


- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta harus
menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2
PBI-1971.

Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka
Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas
bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan
Pengawas.

1.2.2. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus
diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.

1.2.4. Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation A-15, dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta
kepada Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua
baja tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti
tercantum di dalam gambar rencana.

b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,


karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh,


maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL
atau BRC LYSAGHT.

1.2.5. Cetakan ( bekisting )


a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan
tebal minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
rangka kayu Borneo Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk
mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.

b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar


pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.

1.2.6. Water stop


Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-
bagian yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan
tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja.
Water stop yang digunakan adalah NODROP dan AQUAPROOF, tipe disesuaikan
dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.

1.2.7. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
design dan perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah Produk dari LEMKRA berupa material
liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acrylic digunakan pada
sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah kering. Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

1.2.8. Admixture

a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk


mempercepat pengerasan beton Produk dari LEMKRA

b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set),


dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai
dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam.
Bahan retarder yang dipergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan
takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di Batching
Plant.

c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan


mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength). Bahan
plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per
100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton dituang
ke dalam cetakan.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah
selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375
m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan beton

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam table, 4.2.1. PBI-
1971.

c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14, atau
28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan Pengawas yang tertuang
dalam risalah rapat.

1.3.2. Komposisi campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir,


kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik / tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan


dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan
(design mix)“. Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-
percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan
dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi pemerintah atau Badan yang
sudah terbukti akreditasinya.

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga
tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi


beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang


direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
• Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnnya, maksimum 0,55.

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya


Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan
penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet
atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton

a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk
mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari
8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih
tinggi atau alasan penghematan.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas


melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan diuji sesuai
dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas
sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan

a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai


dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh Konsultan
Pengawas atau Perencana.

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-
blok beton cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.

c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton

Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding


atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai
jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan
gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton
untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :

a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.

1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

1.3.7. Pekerjaan Mengaduk


a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin


pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan Pengawas berwenang
untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan


(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diperbaiki dan atau diganti.
Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat
mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
1.3.9. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari
4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton
harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada
suhu dibawah 32o C.

1.3.10. Pekerjaan Rencana Cetakan

Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan
dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung
jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

1.3.11. Pekerjaan Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama
dan sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh.


Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi
/ diminyaki dengan minyak bekisting yang biasa diperdagangkan untuk
maksud itu yang dapat mencegah secara efektif melekatnya beton pada
cetakan, dan akan memudahkan melepas bekisting / cetakan beton. Minyak
bekisting tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan
besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka


cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus
tersedia.

d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.

1.3.12. Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
1.3.13. Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan
sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain- lainnya telah selesai
dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat


pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak akan diserap.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan


dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor dengan beton
baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan
beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian


pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan
yang ada.

e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi
pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.

f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu
besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor
harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol
jatuhnya beton.

g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,


semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50
cm. tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau


turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi / mortar terpisah dari
agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan
pada construction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar
harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat- syarat
campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter.
Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas.j. Setiap
lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan ke
dalam beton.

1.3.14. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda /
lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas

b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh


dibuka, yaitu minimum
3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.

1.3.15. Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P yang berupa
bahan cair / liquid material dimana setelah mengering berbentuk membrane
clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound) untuk menahan /
mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2.
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari


yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan
deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan


dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis
atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan ( curing
) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

1.3.16. Pekerjaan Perlindungan (Protection).


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

1.3.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak


sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang cacat/rusak,
semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan
harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali
bila Konsultan Pengawas memberikan ijinnya untuk
memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan
harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-
lubang karena keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya
harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam
dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat ( terkunci ) di
tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna


pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya,
Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi
plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm,
demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai
dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi
kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi
dari L / 1000 untuk semua komponen.

Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada


sambungan- sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk
lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.

2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),


penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh
Konsultan Perencana.2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis
dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan
sambungan yang kuat dan kedap air.
Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan
dengan posisi joint dengan lebar minimum 20 cm.

Pasal 3
PEKERJAAN SPARING

3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus


sesuai dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam


gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja


tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan
tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran


dan harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

Pasal 4
PEKERJAAN WATERPROOFING

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian-bagian yang harus
di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian plat atap dan daerah-daerah
basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat lantai.

4.2. PERSYARATAN BAHAN.

4.2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan.


Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor
tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas.

4.2.2. Bahan.

a. Untuk Kamar Mandi / WC

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Menggunakan Aquaproof atau Nodrop, merupakan bahan pelapis kedap air
pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya
dengan cara pelaburan ( coating ). Takarannya adalah
2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm.

b. Untuk waterproofing atap Dak.


Menggunakan Aquaproof atau Nodrop, merupakan bahan pelapis kedap air
pada beton dengan bahan dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya
dengan cara pelaburan ( coating ). Takarannya adalah
2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm.

4.3. PENGUJIAN.

4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium
yang independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjuk syarat
rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.

4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas produk


yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya
selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari
pihak pemasang (applicator) untuk kualitas pemasangan.

4.3.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara


memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air, pelaksanaan
pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

4.4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN.

4.4.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan
berlabel pabriknya.

4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak


lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

4.4.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya.

4.4.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan
yang bukan karena tindakan Pemilik.

4.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

4.5.1. Persyaratan umum.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-


bahan pengganti harus yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.

c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Konsultan Pengawas dengan cara-cara yang telah disetujui Konsultan
Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.

d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai
pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu,
sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.

4.5.2. Cara pelaksanaan.

a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman


(ahli dari pihak pemberi jaminan pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

b. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada tempat-tempat


yang terkena langsung oleh sinar matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi Arsitektur, maka di bagian atas dari lembaran
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai dengan gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed ataupun material finishing.

c. Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer, screed


lapisan pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam dan pengaturan
kemiringan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

4.5.3. Gambar detail pelaksanaan.

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.

b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang


belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.

c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan.

4.4. TANGGUNG JAWAB

4.4.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya


sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi.

4.4.2. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum dalam
gambar- gambar atau peraturan-peraturan yang berlaku.

4.4.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap


saat diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
di lapangan, baik teknis mapun administratif.

4.7. CONTOH.

4.7.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh proyek.

4.7.2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan


Pengawas minimal sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk
pembuatan, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah
penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
4.8 PENGUJIAN MUTU.

4.8.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan


terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

4.8.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan


dari
Konsultan Pengawas.

4.8.3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan


atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan.

Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti


dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

4.9. PENGAMANAN PEKERJAAN.

4.9.1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang


telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
4.9.2. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik
atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja
sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak
terbatas pada :

5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta


bahan- bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut
kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis
pelaksanaan.

5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok ,atap


baja, dan gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun
las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja
dan persyaratan teknis pelaksanaan.

5.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti


pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku,
gording, trekstang, penutup atap baja finish galvalume / warna tebal 0,50
mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan
teknis pelaksanaan.

5.2. PERSYARATAN UMUM.

Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-


persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :

5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB


(1970)
dan lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.

5.2.2. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.

5.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat
dari
AISC “Specification for Structural Joints Bolts”.

5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for
Arc
Welding in Builiding Construction Section”.

5.3. PERSYARATAN BAHAN.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-
37 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.
Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.

5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan
pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari
bahan elektroda tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar
selalu dalam keadaan baik dan kering.

5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi


persyaratan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus
memenuhi standar ASTM A-36.

5.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier
/ Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana / Konsultan
Pengawas.

5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya.
Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

5.4. PERSYARATAN TEKNIS.

5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap


semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar


detail / sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak / belum
tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.

5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus


diajukan dan diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk
mendapat persetujuan.

5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan


tanpa ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.

5.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-


kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua
bagian- bagian dari konstruksi baja.

5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali


untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di
workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di
lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk
tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.

5.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu


pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian
Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

5.4.9. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus


dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini
harus ditanggung oleh Kontraktor.

5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan


tentang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang
digunakan.

5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut


harus diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
terhadap bahan tersebut.

5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-


keterangan yang tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga,
alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan
penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.

5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus


diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti
untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.

5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang


diperlukan demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan /
disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.

5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan


pengecatan, harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan
dan lain- lain dengan cara yang memenuhi syarat.

5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua


bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat,
maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.

5.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

5.5.1. Pengelasan.

a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.


Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing tukang
lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-
bagian sekunder konstruksi.
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk posisi pengelasan plat
horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan
plat, dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan baik dan kering.
Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau :
• Tebal las minimum : 3,5 mm.
• Panjang las minimum : 13 x tebal las.
• Panjang las maksimum : 43 x tebal las.

c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.

d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.

e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan


dibersihkan dengan baik.

f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa


menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.

g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda


tersebut.

h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan


kualitas dari las yang dikerjakan.

i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan
yang akan di-las juga harus bersih dari aspal.

j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang


sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat
memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24 – 40 Volt dan 200
– 400 Ampere.

k. Perbaikan las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya perbaikan las ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.5.2. Sambungan dengan baud.

a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang


bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan
lenturan batang.

b. Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jika baud
dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat
pengerat. Semua pelubangan / pengeboran untuk baud harus dapat dikerjakan
sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan baud
itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan
gaya tersebut.

d. Pengujian pekerjaan sambungan baud dan las.


Untuk sambungan baud dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test,
sebanyak 2 (dua) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan random
testing.
Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi
kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung oleh
Kontraktor.

5.5.3. Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.


a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh
lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-batang di
bidang plat badannya.

b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam


keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi
merah tua.
Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil
bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.

5.6. PEMASANGAN.

5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm.
dari Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus
dengan bidang permukaan lantai.

5.6.2. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi


yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada
saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.

5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,


agar jangan rusak karena perubahan cuaca.

5.6.4. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-


lain. a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus
dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar rencana.

b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih,


sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.

c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas


irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal
2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang
bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.

5.6.5. Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.


a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.

b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut dengan
tepat dan sebuah baud hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing
sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter batang baud-baud.

c. Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yang


harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus
sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka
perubahan - perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan
penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.

d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan


permintaan gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan
bagian-bagian konstruksi yang akan disambung.

e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu.


Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi /
sikat kawat atau besi-besi penggaruk.

5.7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.

5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat)
dan kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat
baja atau sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metalic yang
merata.

5.7.2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di


workshop, seluruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red
oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata
untuk seluruh permukaan profil.

5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali,
disikat kawat, digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang
telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan
dipakai produksi DANAPAINT.

5.7.4. Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, produk DANAPAINT.

5.7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan


oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan bata ringan (hebel)
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN.

1.2.1. Semen.Mortal
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.

1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.

1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahan
organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.

1.3.2. Jenis adukan.


a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian
150 cm. dari permukaan lantai.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Kerja.

1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan.

1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara


waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan kedap air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.

2.2.1. Batu kali.


Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.

2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.

2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk


pondasi dari bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas, kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm.
disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang
sesuai dengan Gambar Kerja.

2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan


campuran
1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.

2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga


tidak ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada
bagian tengah.

2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti yang tercantum
dalam Gambar Kerja.

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA RINGAN (HABEL)

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

a. Pembuatan dinding.
b. Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

3.2. PERSYARATAN BAHAN.

3.2.1. Bata Ringan (Habel).

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Batu bata ringan yang digunakan bata celkone ex. lokal dengan kualitas terbaik
yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama
ukurannya 10x20x40.Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh, disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Konsultan, Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan


detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3.3.2. Pasangan bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk MU-
300,PM-100 Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.

3.3.3. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air

3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat /


spesi harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus
terisi dengan baik dan penuh.

3.3.5. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,PM-200


harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan

3.3.6. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung


diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air
keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian
dengan MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.
.

3.3.7. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri


maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis Pekerjaan
pemasangan harus benar-benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm.
vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar /
memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
3.3.8. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12
cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20
cm.
.

3.3.9. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali


tidak diperkenankan. Kecuali Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan
yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain

3.3.10. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua)


melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan

3.3.11. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

3.3.12. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.

4.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

• Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.

• Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 13 x 13 cm.dan


13 x 20 cm.

• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

4.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.

4.2. PERSYARATAN BAHAN.

4.2.1. Besi Beton.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil
dari ∅ 16 mm.

b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih.

c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.

d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.

e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan
Pengawas.

f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /
dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)

4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.

4.2.4. Koral beton / Spleet.


a. Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus dipisahkan satu
sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang disyaratkan.

4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

4.2.6. Acuan / bekisting dan perancah.


a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

4.3.1. Beton Bertulang.

a. Campuran dan mutu beton


• Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
• Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.

b. Pembesian.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya harus
sesuai NI-2 (PBI-1971).
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.

• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan
bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.

• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,


sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengecoran berlangsung.

• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.

d. Cara pengadukan.
• Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.

• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.

• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.

• Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus


diperhatikan.

e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan me- laksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.

• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan


Konsultan Pengawas.

• Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton


untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / spleet yang dapat
memperlemah konstruksi.

• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.

• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai Bonding


Agent NITOBOND PVA merk FOSROC.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus
dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yang pelaksanaannya
sesuai persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan
pengecoran beton baru.

f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.

Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin


tertulis dari Konsultan Pengawas.

Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada


permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.

g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.

Pemasangan kolom praktis untuk :

• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.

• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunan setiap
seluas 9 m2.

• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi luar
bangunan setiap seluas 9 m2.

• Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.

• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.

Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :

• Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ring
balok setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.

• Ukuran balok pratis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai


Gambar Kerja.

• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.

j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantum


dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja
harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang terlebih

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok
praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30
cm. kecuali ditentukan lain.

4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1 lapis
– 2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecuali pada daerah
basah (KM / WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.

Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


• Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata rinagan dan permukaan
beton.
• Plesteran kedap air.
• Plesteran biasa.
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

5.2. PERSYARATAN BAHAN.

5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

5.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan
bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.

5.3.2. Jenis plesteran.


a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan.
Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu Dipakai untuk :

• Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga


ke permukaan tanah dan atau lantai.

• Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
b. Plesteran biasa adalah campuran .
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Plesteran kedap air adalah campuran .


Aduk plesteran ini untuk :

• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.

• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang


disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.

• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai


20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran Semen Mortar dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau
sudah kering benar.

5.3.3. Pelaksanaan.

a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian


rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan.

b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu


pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.

c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk


pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.

d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus


diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus
rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.

e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi


terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”). Semua
lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plesteran.

d. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper
dipakai plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir
lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan
digunakan tersebut.

e. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5
mm.

f. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.

g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /


kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal
plesteran adalah maksimal 1 cm.
Jika ketebalan melebihi 1 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

h. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai


pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh
bangunan.

5.3.4. Pemeliharaan.

a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan
tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.

b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,


Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan
dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di


atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut di atas.

d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh


Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 6
PEKERJAAN KAYU

6.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
6.1.1. Pekerjaan kayu kasar.
Pekerjaan kayu kasar lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

6.1.2. Pekerjaan kayu halus.


• Rangka Multi 9 mm lapis plat untuk penutup atas GRC ditunjukkan pada
Gambar Kerja.
6.2. PERSYARATAN BAHAN.

6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti
diuraikan pada butir berikut ini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

6.2.2. Pekerjaan kayu kasar.


Kayu Borneo Super atau sekualitas.
Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas
keawetan II dan kekuatan II.

6.2.3. Pekerjaan kayu halus.

a. Balok untuk kusen, kayu Kamper Samarinda. Referensi bahan sesuai


dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.

b. Papan untuk plint kayu Kamper Banjar. Referensi bahan sesuai dengan SII No.
0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.

c. Multiplex:
Panel : Plywood, Megateak.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja). Produk : Ex lokal
mutu terbaik.

6.2.4. kelembaban.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 3 cm. disyaratkan kelembaban kayu tidak
lebih dari 14 % terpasang.

• Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm. diijinkan kelembaban kayu 25 %


maksimum.

• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembaban kayu
18% maksimum.

Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas
diperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.

6.2.5. Pengawetan kayu.


Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah
melalui proses pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi bahan anti
rayap sebelum pelaksanaan finishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum
pada pekerjaan perlindungan.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
harus diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari
kerusakan. Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung
terhampar di lantai.

6.2.6. Bahan dan alat bantu.


• Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
• Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang
setaraf.
• Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain
harus digalvanisasi.

6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor diwajibkan untuk :

• Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai


Gambar Kerja.
• Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di
lapangan.
• Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat shop
drawing untuk detail pemasangan dan sistim perkuatan.

Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan


pekerjaan kayu sehingga tidak terjadi pembongkaran.

Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,


angker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi sempurna serta
tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.

Khusus untuk bahan sambungan / pengikat dari baja seperti angker,


sengkang, plat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan
anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal Pengecatan di Buku ini.

Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed, tidak diperkenankan


pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

Bilamana pada sistim perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang
kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus.


Setelah dempul kering kemudian digosok dengan ampelas halus.

Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua
logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat
seperti yang disyaratkan.

6.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Kasar.


Semua konstruksi yang tidak ditampakkan (“unexposed”) harus dilapis
dengan menie kayu. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan dan
sebelum dipasang.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.
Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan (exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis / ditempel
dengan bahan / material finishing harus diserut halus dan rata.

Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus


menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di
tempat pemasangan, persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.

Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutan


tangan.

Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat dan


rapi terutama untuk bagian yang diperlihatkan (exposed). Sambungan Plint
kayu pada sudut harus berupa sambungan adu manis dan siku. Sambungan
antara papan ke arah memanjang harus berupa sambungan ekor burung.

6.3.4. Perlindungan terhadap pekerjaan kayu yang telah selesai.


Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik
berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebut di
atas ditemui, maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpa
mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab
Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

6.3.5. Pekerjaan penyelesaian (“finishing”) kayu.


Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pekerjaan Pengecatan dalam Buku ini.

Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI

9.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu besi dan Rolling Door
pada
Gerbang seperti tercantum pada Gambar Kerja.

9.2. PERSYARATAN BAHAN.


ƒ Pintu Besi

Bahan : Daun pintu memakai Hollow square tube.


Rangka daun pintu memakai hollow scuare tube. Kusen memakai besi kanal.

Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
ƒ Engsel : Sistim kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat dikunci.

ƒ Kunci : Sistem selot dengan gembok.

9.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.

Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop,
tiba di lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.

Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat
pelaksanaan pekerjaan dinding termaksud.

Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.

Pasal 8
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA ( ALAT
PENGGANTUNG & PENGUNCI )

10.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan ini meliputi :

• Pekerjaan perlengkapan pintu Besi dan Rolling Door seperti tercantum


dalam
Gambar Kerja.

10.2. PERSYARATAN BAHAN.

Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus


sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.

Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan


terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.

Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan


dari
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.

Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.


Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

10.2.1. Perlengkapan Pintu Ayun. a. Engsel.


1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standar SII-
0407-80
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda, rangka aluminium. Ukuran
: 4 x 3 inchi, tebal 3,2 mm. (standar produk). Jumlah : 3 (tiga) set per
daun pintu.

2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”).

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”) dipasang
pada sisi bawah / tertanam di lantai dan sisi atas daun pintu, sekaligus
berfungsi sebagai door closer dengan pengaturan kecepatan menutup dari
115o ke 12o dan 12o ke 0o.
Dilengkapi engsel penjepit bagian bawah (bottom pivot patch) dan atas (top
pivot patch).
Pemakaian : Pintu masuk utama lantai dasar.
Jumlah : 2 (dua) set lengkap per daun pintu.

b. Kotak Kunci (“Lockcase”).


1. Mekanisme : 2 kali kunci (“double lock”).

Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka


aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang (latch bolt)
dan lidah malam (rolling dead bolt).

2. Mekanisme : 1 kali kunci (“single lock”)


Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless door glass)
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu
frameless.

c. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya
(Double Cylinder).

2. Pemakaian : Pintu tunggal khusus ruang panel dan utilitas.


Spesifikasi : Pada sisi luar mempunyai lubang kunci dan tombol pada sisi dalam
(Knob Cylinder).

3. Pemakaian : Khusus Kios


Spesifikasi : Pada sisi luar dapat dibuka dengan menggunakan koin dan
tombol pada sisi dalam Produk :
SES, CISA atau setara. Warna : Ditentukan kemudian.

d. Pegangan (“Handle”).
1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci. Dilengkapi dengan
penutup lubang kunci.
Produk : SES, CISA atau setara. Warna : Ditentukan kemudian
2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintu masuk
utama lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanpa rangka
(frameless).
Warna : Ditentukan kemudian.

e. Penahan Pintu (“Door Stopper”).


Pemakaian : Seluruh pintu. Spesifikasi : Bahan karet.

10.2.2. Perlengkapan Pintu Besi.


Engsel dan kunci dipasang dan dibuat sekaligus dengan kusen dan daun
pintu di Bangunan Kios.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe ball bearing dengan batang poros dapat dikunci, dengan
kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud ( @ 200 kg ).
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.

b. Kunci.
Mekanisme : Sistim selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi pegangan yang dapat
dipasang kunci gembok.
Pada kusen dipasang ring untuk tempat mengunci pegangan batang selot
dan kunci gembok.
Pemakaian : Bangunan Kios.
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.

10.2.3. Kehandalan kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.

10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

10.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.

Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak
sesuai dengan standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe
pintu dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas sebelum dilaksanakan.

10.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan


bovenlicht khususnya lockcase, handle dan backplate harus rapi dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau
petunjuk Konsultan Pengawas.

Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki


tanpa tambahan biaya.

10.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.

Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) dari


permukaan bawah pintu.

Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
10.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding
dengan minimum ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk
pintu lain, dipasang pada lantai.

Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat
pintu terbuka.

Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.

Pasal 9
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

13.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


• Pekerjaan dinding partisi GRC 6 mm.
• Pekerjaan penggantung rangka langit-langit angkur, klem dan semua
bentuk pengikat / pengaku hubungan konstruksi yang terbuat dari logam.
• Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

13.2. PERSYARATAN BAHAN.

13.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini
harus dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat
akibat benturan ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya
yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan / appearance, serta
keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas.
Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang berlaku.

13.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum
dalam
Gambar Kerja.
Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm. Plat
stainless steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm. Plat
baja polos, bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.

13.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung


/ pengaku seperti angker, klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan
sebagainya.
Semua bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt adalah produk HILTI. Bahan-
bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan
logam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
besi yang digalvanisasi.

Khusus untuk bahan / material stainless steel, semua baut atau sekrup yang
dipakai dan kepalanya keluar dari permukaan bahan / material tersebut harus
ditutup dengan penutup yang di-verchroom.

13.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi


Indonesia, dan sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Bahan disimpan di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat
karakteristik lainnya dari elektroda las tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.

13.3. PERSYARATAN TEKNIS.

13.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas


semua ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish. Harus
diperhatikan pula sambungan / hubungan dengan material lain harus sesuai
dengan Gambar Kerja.

13.3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan


pengukuran yang cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yang
tepat.

13.3.3. Bahan / material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda
agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.

13.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam


yang diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi dan halus.

13.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik


(Mechanical
Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja. Pemotongan
dengan pembakaran memakai mesin pembakar standar.

13.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat
sebelum pemasangan.

13.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.

13.3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan
batu bata dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam
gambar, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

13.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Semua pekerjaan baut / bolt harus memenuhi syarat AISC Specification


for
Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding
in

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Building Construction Section.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang


sampai ke tempat tujuan. Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah
tanggung jawab Kontraktor.

13.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.


Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus terletak tepat pada
jarak masing-masing baut.
Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari asnya. Angker,
stek ataupun elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam.

Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit (assembling)


sebelum pemasangan.

Kontraktor harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasang


kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.

Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi


maupun ketidak-tepatan penyetelan / pemasangan.
Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki dan atau diganti dengan yang baru, dan semua ini atas biaya
Kontraktor serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Semua permukaan logam, terutama yang melekat dengan bahan / material lain
sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung atau cat dasar.

Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau seperti
ditunjukkan Konsultan Pengawas.

13.4.2. Pengelasan.

Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat.


Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan, dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.

Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau dalam


ruangan yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.

13.4.3. Las Perapat / Pengendap.

Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,
harus dilaksanakan las perapat / pengendap guna mencegah masuknya
lengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja,
apakah benda / bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak, dan Kontraktor
tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.

13.4.4. Macam dan Ukuran Las.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).

Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk
konstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.

Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm. Panjang las
maksimum : 40 kali tebal bahan.

Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.

13.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakan (exposed).


Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan
bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat.
Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan
yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.
Setelah pengelasan, sisa-sisa / kerak las harus dibersihkan dengan baik.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam
Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.

13.4.6. Perbaikan Las.


Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas.
Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung
oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai sertifikat) dan
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar
Kerja.

13.4.7. Mur dan Baut.


Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.

13.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan.


Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali tidak
diperkenankan ada bekas jalur dan lain sebagainya.
Bila bekas pemotongan / pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
selebar 2,5 mm. Kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm
sudah tidak tampak lagi jalur-jalur tersebut di atas.

13.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.


Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak
boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-
batang di bidang plat badannya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam
keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi
merah tua.
Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bilamana
bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.

13.4.10. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang.


Semua lubang harus dibor.
Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut yang
tepat boleh berbeda masing-masing 1 mm. dari diameter batang baut
tersebut.
Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus
dijadikan satu dengan alat / komponen penyambung, harus dibor sekaligus
sampai diameter sepenuhnya.
Apabila ternyata tidak sesuai, maka lubang tersebut harus diubah dengan dibor
atau diluaskan, dan penyimpangannya tidak melebihi 0,5 mm.
Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan bagian
konstruksi yang akan disambung.
Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan
tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.
Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua
celah yang terjadi antara lubang dan bagian logam yang tertanam di
dalamnya harus diisi dengan adukan isi kering (grouting) hingga padat
tanpa ada rongga dan rata permukaan.
Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
Ketidak-cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor lalai,
tidak teliti dalam Gambar Pelengkap dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan
Pengawas.
Perbaikan, perubahan dan penggantian harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaurhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.
Semua pekerjaan yang telah dikerjakan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

Pasal 10
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

15.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


• Pekerjaan sealant.
• Pekerjaan grouting.
• Pekerjaan floor hardener.
• Pekerjaan waterproofing.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
15.1.1. Pekerjaan Sealant.
Semua celah pada sambungan unit saniter dan “accessories”nya terhadap
dinding, lantai maupun antara pipa.
Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding. Semua celah pada kusen
aluminium.

15.1.2. Pekerjaan grouting.


Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan / material metal yang
tertanam dalam beton maupun pasangan bata.

15.1.3. Pekerjaan Floor Hardener.


Pelapisan dengan bahan / material floor hardener untuk permukaan lantai
beton pada : R. Pompa, R. Gardu, R. ME, dan atau sesuai Gambar Kerja.

15.1.4. Pekerjaan Waterproofing.


Pelapisan dengan bahan / material waterproofing untuk :
• Bahan / material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap
beton.

15.2. PERSYARATAN BAHAN.

15.2.1. Pekerjaan Sealant.


Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan / material,
tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis
untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat
tinggi dan bahann dasar dari Poly Urethan.

15.2.2. Pekerjaan grouting.


Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan pemakaian
dicampur semen.
Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan beton dari jenis epoxy
dengan pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus
dilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.

15.2.3. Pekerjaan Floor Hardener.


Bahan floor hardener dari jenis non-metallic siap pakai, tahan gesek, tahan aus,
tahan benturan, tahan minyak dan oli, anti slip dan memiliki ketahanan terhadap
beban 5 – 10 kg/m2.
Dosis : 5 kg/m2
Warna : Ditentukan kemudian.

15.2.4. Pekerjaan Waterproofing.

Untuk Waterproofing Atap.


Menggunakan PROOFEX TORHCHEAL 3P merk FOSROC, merupakan
waterproofing berbentuk lembaran (membran) dengan bahan dasar bitumen dan
polyester.
Pemasangan dengan teknik pemanasan (torching) dan ketebalan 3 mm.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
15.2.5. Penyerahan bahan / material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan
masih utuh, tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel
seperti waktu diterima dari Distributor / Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.

15.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

15.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan / material


yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air
dan
noda maupun kotoran lainnya. Peil atau elevasi permukaan tersebut sudah
disetujui Konsultan Pengawas.
Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan manusia, maka
Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung
tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

15.3.2. Pekerjaan Sealant.


Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering,
bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan,
partikel bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Permukaan material harus sudah di-finish.

Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup


karena sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara


pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis
material yaitu :
• Material keramik / kaca./almunium
• Material metal.
• Material kayu.
• Material beton.
• Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.

15.3.3. Pekerjaan Grouting.


a. Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali untuk
baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih dan
bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel
bahan / material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan
terlebih dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas
permukaan tersebut pada waktu pelaksanaan grouting.

b. Pelaksanaan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga
udara.

Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat


mempergunakan corong atau alat lain.

c. Perawatan (curing) dan perbaikan.


Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan
yang terlalu cepat yaitu dengan ditutup oleh kain basah.

15.3.4. Pekerjaan Floor Hardener. a. Persiapan Permukaan.


Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air
(trasraam) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.

c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan dari
terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor
hardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanya biaya
tambahan.

15.3.5. Pekerjaan Waterproofing. a. Persiapan Permukaan.


Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
Pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang,
serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol
tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan
aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan permukaannya.

b. Pekerjaan Waterproofing cair.


Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis yang
ditentukan oleh pabrik.

Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,


disemprot atau trowel.

c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan pemadat
(densifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil tes
laboratorium.
Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan dalam
Gambar Kerja).
Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Ujung
pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet / dinding dibuat groove + 2
cm.
Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta semua
dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.

d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)
kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal
3 cm. dan maksimal 8 cm.

e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan dibiarkan selama
3 x 24 jam.

f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.


Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi kebocoran),
maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga
sempurna dan disetujui Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk


/ saran dari pakarnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

g. Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa
pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan
ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik
pembuat.
Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5
tahun setelah masa pemeliharaan.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN

16.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


• Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton ,
• Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
• Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

16.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan


Beton

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

16.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar
Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat
finish.

b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat


hanya sampai dengan cat dasar.

16.2. PERSYARATAN BAHAN.

16.2.1. Cat Tembok Exterior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam.
Tipe exterior matt emulsion.
Produk SUNLEX, ICI atau setara.

16.2.2. Cat Tembok Interior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion.
Produk SUNLEX, ICI atau setara.

16.2.3. Cat Logam & Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior
& exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.

16.2.4. Lapisan Primer.


Bahan dari kualitas utama, produk SUNLEX, ICI Atau setara.

16.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di


atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.

Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.


Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
dan diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan
pelaksanaan.

16.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.

Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,


formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir).

16.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada


Konsultan Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
tertulis oleh Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.

16.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,


untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna
dan jenis cat yang dipakai.

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan


jelas identitas cat yang ada di dalamnya.

Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

16.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

16.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.

Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.

16.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

16.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan


cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.

Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor


harus memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran
udara.

16.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara
tekan (vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

16.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.

16.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan


dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

16.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk


komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

16.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

16.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

16.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan
pekerjaan dari pabrik.

16.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton a.


Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran atau
noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat
dan dalam kondisi kering.

b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan
roller.

c. Permukaan Interior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

f Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Interior Setara Dulux.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

f Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Exterior .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

16.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan. a. Persiapan Sebelum


Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak, lemak
dan kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan
yang dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap.

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical Wire


Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat
yang bersih.

Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus


mendapat “solvent treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.

b. Pelaksanaan pengecatan.

f Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan
/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir (“finish”) , SEIV.


Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan
kemudian.

16.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat
dasar SEIV 1 (satu) lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 12
PEKERJAAN DINDING PARTISI

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
17.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

17.2. PERSYARATAN BAHAN.

17.2.1. Rangka Partisi.

Besi hollow lengkap wall track, stud.

Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

17.2.2. Dinding Panel Partisi GRC.

a. Partisi dalam : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produk ex


lokal mutu terbaik.
Pemakaian : Untuk dinding bagian dalam (penyekat ruangan kios).

b. Partisi luar : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produk ex


lokal mutu terbaik, ditengahnya dilapisi lembaran aluminium.
Pemakaian : Untuk dinding bagian luar.

Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi pabrik.

17.2.3. Asesori.
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel plate, tebal 2 mm.

17.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

17.3.1. Pada dasarnya, pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan


dalam
Pasal Pekerjaan Pintu dan Jendela dan spesifikasi pabrik.

17.3.2. Standar Pekerjaan.


Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (“mock-up”)
1 (satu) unit dinding partisi lengkap dengan pintu, dan terpasang di
tempatnya.
Jika contoh jadi ini disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
contoh jadi ini menjadi acuan standar pelaksanaan pekerjaan dinding partisi
keseluruhan.

17.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai
peil dalam Gambar Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringan
yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).

17.3.4. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan
langit- langit.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
17.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam
hal tipe dan “lay-out”.

17.3.6. Setelah pemasangan, Kontraktor memberikan perlindungan terhadap


benturan-benturan dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.

Semua cacat, kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor


sampai pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga memenuhi standar
yang ditentukan tanpa biaya tambah.

Pasal 13
PEKERJAAN ATAP METAL

18.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;

Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan


asesori penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan
atau sesuai Gambar Kerja.

18.2. PERSYARATAN BAHAN.

18.2.1. Bahan utama : Zincalume / aluzinc.

Ketebalan : 0,45 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m2 ) dan


0,55 mm. untuk flashing / capping ( 2,53 kg/m2 ). Ukuran : Lebar
efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar Kerja.
Produk : UNION DECK / LION DECK. Warna : Ditentukan
kemudian.

18.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap
air), lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant
dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan
atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.

18.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan


disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran
serta petunjuk cara pemasangan.

18.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka


Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik
pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.

18.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila
akan dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangan dimulai.

18.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan


memastikan bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian
ini terhadap rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan
dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.

18.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila


dipergunakan plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait
terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.

18.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait


untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran
dapat disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah
lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.
Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat
positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.

18.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut
harus ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air
kedalam bangunan.
Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran
dipasang.

18.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut
harus ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah
lembaran kedalam bangunan.
Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut.

18.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan


pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan
seterusnya.
Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih
dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir harus memenuhi
persyaratan pabrik.

18.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudah


menyediakan lubang pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuk tiang
penangkal petir, lengkap dengan karet.
Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang penangkal petir.

18.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus
ditakik sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup
bubungan terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh
pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping) ditekuk
ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut
hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran.
Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
18.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus
dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat
walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar
Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari kemungkinan
kebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan
tambah.

18.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang
rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke
arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.

18.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada
rusuk tepat di atas gording.

Pasal 14
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL

19.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

19.2. PERSYARATAN BAHAN.

19.2.1. Talang Vertikal.


Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC tipe AW
untuk bagian yang ditampakkan dan bagian yang ditanamkan ke kolom.
Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty
(AW-1), produk RUCIKA.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

19.2. 2. Pipa “Sparing”.


Pipa sparing dibuat dari pipa GIP.
Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja.

19.2. 3. Saringan Talang.


Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan mutu
terbaik.

19.2. 4. Lem PVC.


Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan pabrik
pembuat pipa PVC yang dipakai.

19.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

19.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan


mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.

19.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang


disyaratkan pabrik khususnya pada sambungan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
19.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang
memakai sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai
dengan ulir pada bagian / sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan
waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga
berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing,
radius piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.

19.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap


permukaan plat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus
sesuai dengan Gambar Kerja.

19.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak,
pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di- klaim
sebagai pekerjaan tambah.

19.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak
ada celah. Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan
dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang terpasang.

Pasal 15
PEKERJAAN DINDING GRC

20.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pemasangan dinding bagian


luar sesuai dengan Gambar Kerja.

20.2. PERSYARATAN BAHAN.

20.2.1. Bahan Utama : GRC.


Ketebalan : 6 mm.
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja. Warna : Ditentukan
kemudian.

20.2.2. Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet),
sealant dan lain-lain harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.

20.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan


disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran
serta petunjuk cara pemasangan.

20.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu,


maka Pemberi Tugas berhak meminta kepada Kontraktor agar dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari
pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.

20.2.5. Lembaran aluminium diangkut ke atas rangka baja menara hanya


apabila akan dipasang.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
20.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta
memastikan bahwa permukaan atas semua bagian sudah satu bidang.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan
dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.

20.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila


dipergunakan plat kait, jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait
terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.

20.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait


untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat
distel
2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada
saat mengikatkan plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser
ke bawah, harus dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat
kait tersebut.

20.2.9. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan


pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan
seterusnya.

20.2.10. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang
rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke
arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.

Pasal 16
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN
SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk


dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam
Buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan selesai.

Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan


dari tapak konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan


bahan / material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
Serah Terima Kedua.
BAB V
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN TAPAKDAN SARANA LUAR

Pasal 1
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN DAN PARKIR

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
1.1.1. Pengupasan pelapisan perkerasan permukaan tapak.
Pengupasan pelapisan perkerasan “existing” dan atau sesuai dengan rencana
dalam gambar kerja.
Pekerjaan pengupasan pelapisan perkerasan harus sampai permukaan sub
base-nya terlihat. Apabila pada daerah “existing” maka pengupasan harus
dilakukan sampai permukaan sub grade.

1.2. PERSYARATAN BAHAN.

1.2.1. Sub-base.
Sistem sub base dibuat menggunakan sistim Telford, yaitu terdiri dari batu belah
yang disusun secara kuat / stabil.
Batu belah dari jenis batu kali atau batu gunung yang mempunyai kekerasan
cukup kuat dan bukan dari jenis batu muda atau cadas. Batu harus berbentuk
runcing / kasar yang terbentuk karena batu dibelah. Batu bulat yang
mempunyai permukaan halus (sejenis batu kali / boulder) tidak boleh dipakai.
Ukuran batu diameter 15 cm.
Dibawah batu belah harus diberi alas pasir urug dengan ketebalan seperti
tercantum dalam gambar kerja dan dipadatkan.
Ketebalan batu belah seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Bahan yang
dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

1.3.1. Sub-grade.

Yang dimaksud dengan Sub-Grade adalah permukaan tanah asli dimana


perkerasan jalan dibuat. Sub-grade harus dipadatkan sampai 90% dari
maksimum kepadatan (kering) yang didapat dari percobaan AASTHO T99
sampai kedalaman 30 cm. di bawah permukaan tanah asli
Harus digunakan alat pemadat yang sesuai dengan jenis tanah dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, kemudian permukaan Sub-Grade diratakan
dengan Tandem Roller. Setelah permukaan Sub-Grade diratakan dan
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, pasir urug di atasnya baru
boleh dilaksanakan dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan kering 95%.

1.3.2. Sub-Base dan Base.

Batu belah harus disusun sedemikian rupa hingga satu sama lain saling
mengikat / mengunci hingga dicapai kestabilan yang cukup kuat. Rongga-
rongga bagian bawah batu belah harus terisi oleh pasir urug di bawahnya.
Permukaan batu belah harus terlihat rata kemudian dipadatkan dengan
Tandem Roller minimum 8 ton.Jumlah lewatan gilasan ditentukan hingga batu
belah tidak bergoyang lagi pada saat digilas.
Rongga bagian atas harus diisi dengan batu belah ukuran 2 atau 3 cm. sampai
5 atau 7 cm. sebagai bahan pengunci dan dipadatkan hinggga stabil dan
permukaan rata.
Setelah tahapan ini disetujui Konsultan Pengawas, tahapan konstruksi di atas
baru boleh dilaksanakan.

Pasal 2
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

ƒ Pembuatan Pasangan Batu Kali / Batu Belah di atas hamparan pasir dan
pasangan batu kosong.
ƒ Dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.

2.2.1. Semen Portland.


Semen untuk pekerjaan ini sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
Struktur Beton pada Bab III didalam Buku ini.

2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organis.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI-1970 atau NI-3.

2.2.3. A i r.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

2.2.4. Batu Gunung / Batu Kali.

Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous, harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBBI-1970 atau NI-3.

2.2.5. Batu bata.


Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu terbaik, setaraf bata
F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.

2.2.6 Keramik Tile.


Jenis : Sintetis Corak / tekstur : Serat Kadar warna : Muda
Warna : Ditentukan kemudian, atau sesuai dengan gambar kerja.
Produk : Roman, Asia Tile atau yang setaraf.

Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan
maupun pengadaan material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum
Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis
ini.

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Adalah pengertian bekerjanya sistim saluran drainase (pembuangan air) di
Gedung Pasar Citeureup Cimahi secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang /
material, penyediaan tenaga kerja, pembuatan saluran drainase dan
pengujiannya.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun
gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainase
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :


f Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill
baja sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
f Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran,
plat beton penutup gorong-gorong, bak kontrol atau konstruksi lainnya
sesuai dengan gambar rencana.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.2. PERSYARATAN BAHAN.

Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor


didasarkan atas
Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum Bahan-Bahan
(PUBB).
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang
akan digunakan untuk pembuatan saluran drainase kepada Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam
lingkup pekerjaan ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain
yang akan digunakan.
Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima /
digunakan, maka Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dalam
waktu tidak lebih dari 1 (satu) hari.

3.2.1. Peraturan-Peraturan / Persyaratan.


Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia selama
pelaksanaan pekerjaan ini harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan
oleh uraian dan syarat-syarat ini.

Peraturan-peraturan yang termaksud antara lain :


ƒ Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan (PUBBI)
tahun 1982.
ƒ Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI2 / 1971 ).
ƒ Peraturan Perburuhan Indonesia.

3.2.2. Semen Portland.


Sesuai dengan Bab III.

3.2.3. Pasir / Agregat.


Sesuai dengan Bab III.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
3.2.4. A i r.
Sesuai dengan Bab III.

3.2.5. Baja Tulangan.


Sesuai dengan Bab III.

3.2.6. Batu Bata.


Sesuai dengan Bab III.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja, baik ukuran maupun
konstruksinya.

Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut


kelancaran mengalirnya buangan air hujan harus benar-benar diperhatikan, baik
menyangkut pengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran,
kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokan saluran dan
penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam
gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.

3.3.1. Ukuran.

Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainase merupakan


ukuran jadi / penyelesaian / finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-
ketentuan lain, maka ukuran pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.

3.3.2. Ukuran-Ukuran Pokok.

Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah


ditunjukkan didalam gambar perencanaan.
Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank
ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan Konsultan
Pengawas.

3.3.3. Pembersihan Tempat Pekerjaan.

Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat


pekerjaan dari segala macam benda dan rintangan yang ada sehingga siap
untuk melakukan penggalian.

3.3.4. Pekerjaan Tanah.

a. Pekerjaan Galian Tanah.

Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam


bagian-bagian dari konstruksi saluran drainase yang berada di bawah
permukaan.
Semua galian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai panjang,
dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar rencana.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
b. Pekerjaan Urugan.

Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan


selesai terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang
didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali
sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna merah
/ coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih.
Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan
bahan-bahan organis lainnya.

3.3.5. Genangan Air.

Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbul
akibat hujan dan lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba,
menyalurkan ke parit-parit atau lainnya dengan biaya yang dianggap sudah
termasuk di dalam kontrak.

3.3.6. Perataan Akhir.

Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs diratakan
kembali sehingga sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengan
gambar rencana.

3.3.7. Plat Beton Penutup.

Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkir dan
jalan masuk, dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arah berjarak
15 cm, diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah
15 cm, dan pada daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan
konstruksi seperti pada gambar kerja.

3.3.8. Variasi Kedalaman Badan Saluran.

Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima,


atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu
lokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula. Perubahan
kedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas.

3.3.9. Pasangan Bata Untuk Bak Kontrol.

Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu,


konstruksi seperti pada gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.
Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah aliran air buangan,
penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus menjamin
kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air.
Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaan
saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran tertutup.

3.3.10. Pekerjaan Grill Baja.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana, dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhi
ASTMA-36.
Untuk Grill pada saluran setengah terbuka memakai besi Kanal C dengan
ukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada
gambar kerja.

Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran harus dicat dasar
satu lapis dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat besi produk SEIV
(warna ditentukan kemudian).

3.3.11. Pengujian.

Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.


Pengujian dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutama
pada daerah saluran tertutup di bawah parkir dan jalan masuk, sampai dapat
dipastikan / dijamin tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan.

Apabila terjadi penyumbatan, Kontraktor harus secepatnya mengadakan


perbaikan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
BAB VI
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN
MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang


memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat
Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling
melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal.

Pasal 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan


sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan
Kerja.

2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang


tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini
oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan
Pengawas.

2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli


dalam instalasi
Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.

2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah


persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.

2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut di atas.

2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah


tanggung jawab
Kontraktor.

2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,


kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini
harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
2.8.3. Peraturan-Peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung.
2.8.4. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 Tahun 1975.
2.8.6. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja
& Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.7. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
2.8.8. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air
Buangan
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung.
2.8.10. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI).
2.8.11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.
173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan
Air untuk Berbagai kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.8.12. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan
peraturan dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS,
NEC, IEC dan lain-lain.
2.8.13. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.14. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun
yang terdapat dalam gambar-gambar.
2.8.15. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen
Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI).
2.8.16. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen
PU).
2.8.17. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada
Bangunan
Gedung Tahun 1985 (Departemen PU.
2.8.18. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal
ini selain dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.

2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :

2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari


Konsultan
Pengawas.

2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,


sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.

2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan


Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik,
sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.10. Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.

2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah


Badan Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini
sampai selesai.

2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN
kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk pekerjaan
plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di
bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal /
Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.

2.10.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan


yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

2.10.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-


undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementer-nya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta
segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas


atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-
hal yang kurang jelas pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau
lainnya.

2.10.7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan


pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini
apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala
kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain.

2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /


penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan
lainnya atas petunjuk ahli, sebelum memulai mengerjakan pada waktu
pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi


kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor
Sipil maupun Arsitektur.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar
sejauh / sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan
merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya.

2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini.

2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan


petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-
kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi,
pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal
agar sistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas
peralatan-peralatan tersebut.

2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Mekanikal / Elektrikal.


Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal
atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata
Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang
cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang berwenang, maka
keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana kenyataannya, dapat
ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor.

2.12. Pengawasan Instalasi.

2.12.1. Shop drawing.


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja
/ shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang
telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan
disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan


digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan,


skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang
terinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau
pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
Skedul dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas)hari
kalender sesudah menerima SPK.

2.12.4. Kontraktor harus mengadakan :

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang
telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis
dari pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan
bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.

Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada


jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan


sistim Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji
dan dari Kontraktor yang bersangkutan.
Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli


yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan
yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh
Kontraktor.

2.13. Pembersihan Lapangan.

2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan


lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan tersebut.

2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua


sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama
masa pemeliharaan.

2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung /


bangunan dengan Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain
untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor.

2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.

2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus


menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar
cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1
(satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini, juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum
diprestasikan 100%.

2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek


mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah
penyerahan pertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk


operasi dan perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang
ditunjuk Konsultan Pengawas.

2.15. Service dan Garansi.

Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1


(satu)
tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara
baik (setelah masa pemeliharaan).

2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang


rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-


barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu
180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan
untuk pertama kalinya.

2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta
mendatangkan seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.

2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim


Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun
kalender setelah serah terima kedua.

2.16. Izin.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.

2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah
dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat


yang di- paten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini.

Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut di atas.

2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau
pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila
akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja lembur).

2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan


pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan.

Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin
tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak
gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.

2.17. Korelasi Pekerjaan.

2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi


Mekanikal
/ Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali


pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel,
dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari


peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuai
dengan gambar dokumen tender.

Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,


apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala
akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan


oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.

2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air,
listrik, saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih
dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain,
harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk
memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan
tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.)


harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehingga
tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus


menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan
yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

2.18. Sub Kontraktor.

2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-


tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan,
penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan
sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam


Pasal 2 butir 2.10.3. pada Bab ini.

2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala


lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap
pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).

2.19. Site Manager.

2.19.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi
oleh seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penanda-
tangan kontrak, untuk mengambil keputusan di lapangan.

Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada


proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila ia akan
meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang
untuk mewakilinya.

2.19.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan


oleh

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.

2.19.3. Bilamana menurut pendapat pihak Konsultan Pengawas,


Konsultan Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk
kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan
orang lain.

2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang


harus bertindak sebagai Site Manager.
2.20. Bahan.

2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis


asli peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai
evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap
harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan


gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki
dan dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah
disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor
harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang
digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

2.20.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas


dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan
bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan
gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.

2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke


site sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua
bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan /
peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan


bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan
untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk
pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih
lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :

3.1. Sistim Mekanikal.


3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta
pemompaannya.
3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning )

3.2. Sistim Elektrikal.


3.2.1. Instalasi Sistim Distribusi Listrik berikut panel-panel daya.
3.2.2. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
3.2.3. Instalasi Penangkal Petir.
3.2.4. Instalasi Telepon.

3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.

3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal


sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus


bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi


Mekanikal / Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknis serta addendum lainnya.

3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang


ditulis atau disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan,
akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
BAB VI
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan


yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di
dalam maupun di luar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum
Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus
Teknis ini.

Pasal 2
PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 197 kVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan
ke trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi
daya bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter).
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya /
penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase
– empat kawat 220 / 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik
sebagai suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh
badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak
tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi
perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk
menunjang bekerjanya sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.

3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /


penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.

3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung


antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin
AC, pompa-pompa dan lain-lain).

3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop


kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan


material bantu yang dibutuhkan.

3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

3.2. Pekerjaan di luar Gedung.

3.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.

3.2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk


lampu sorot bangunan.

Pasal 4
GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik


yang di- dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk
untuk itu.

Pasal 5

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.

Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak),


saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu
dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian
yang memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan
penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak (doos) outlet.


a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat
persegi atau segi delapan.
Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan baik dan benar.

b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang
diberi gasket tahan cuaca :
 Tempat-tempat yang kena matahari.
 Tempat-tempat yang kena hujan.
 Tempat-tempat yang kena minyak.
 Tempat-tempat yang kena udara lembab.
 Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, dinding bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan
11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk
lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum
10A / 250V.
Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
140 cm. di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian
110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan
pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
Saklar dan stop kontak ex MK.

c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

5.1.3. Kabel-Kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:


kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2,
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang
panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi
di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam


bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%. Kabel merk
SUPREME / KABELINDO atau setara.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial)
harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa
air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV. Apabila
diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold
pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-
benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran
pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi
yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di
dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. kecuali
tercatat lain.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih
dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai
luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang
atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus


dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga
semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan
dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm.
Untuk panjang lebih dari 30 m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan
dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan- pertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition
dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel.
g.1. Pemasangan di Permukaan.
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy
gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti
karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan
kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-
syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).
Konduit ex CLIPSAL / EGA.

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel.


Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray
dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan cable tray
harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klem ke
plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri
peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan
peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya


pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.


Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit
metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas
plat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
faktor pengisian 40%.
Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke
terminal motor dengan memakai flexible metal conduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambungkan dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar
kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box
terminal motor. Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan
contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran
minimum ¾”.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah
pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding.


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan
ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL
2000, yaitu :

h.1. Sistim Tegangan 220 V, 1 Fas : Hitam : Fasa


Biru : Netral
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).

h.2. Sistim Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa : Merah : Fasa R


Kuning : Fasa S
Hitam : Fasa T
Biru : Netral (N)
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).

i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung
lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-
langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya.


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm
untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. untuk
jenis floor standing, kecuali yang sering terkena basah / hujan, harus dibuat
dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan
benar.

a. Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus
dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat
akhir (finishing paint). Penentuan warna cat sebelumnya harus dimintakan
persetujuan ke Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium
platting atau dengan zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistim oven.

b. Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci untuk setiap
kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya
adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel.


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau.
Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi /
penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.

d. Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group,
pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai
dengan fungsinya untuk mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat
tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistim “Race Way”.

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-
lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimum 40 %.

b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high
impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal
untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy gauge
galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568: part I & II
class 4.

c. Pemasangan.

c.1. Race Way yang ditanam di dinding.


Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus
ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
c.2. Race Way yang dipasang di permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus dipasang sejajar
atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-bidang
vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit- langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan
kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup atau dilengkapi dengan plat
kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting- fitting, klem
dan lain-lain harus digalvanisir atau dicat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu
jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang dengan warna yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus


dicat dengan warna sebagai berikut :
ƒ Pipa penerangan dan daya : Orange
ƒ Pipa telepon : Hijau

c.3. Race Way yang dipasang di dalam tanah.


Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan di atas Race Way tersebut diberi patok petunjuk.
Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi
standar SII.

c.4. Race Way melintas / menembus dinding.


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-
lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat
dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di bawah tanah
minimal 80 cm. dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain,
misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus ditanam setelah
pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah
pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari
110 cm. atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.

c.6. Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.


Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi dimana ada
kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang
korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian
pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil chlorida
(PVC) harus menonjol pada inti baja yang fleksibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan
(earth continuity) harus pula dimiliki oleh Race Way / konduit ini.

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-
lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari
thermoplastic atau “fire minded” yang dimatikan untuk mencegah rusaknya
kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistim grounding dari
Race Way.
Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan
hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistim penguncian interlock
compressed.

c.8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif. Bahan-bahan logam /
metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung
kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor
pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat dari tembaga
dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm. dan
dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus
menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
ƒ Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.
ƒ Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray.

a. Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak
kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.
Cable tray ex TRI ABADI atau setara.

b. Penggantung / Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable tray
harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum
6 mm. ujung penggantung di-ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling
cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar
menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.

5.1.7. Underfloor Cable Duct.

a. Bahan.
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel
terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm. (total lebar 190 mm.) dan tinggi
28 mm. Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus
digalvanisir.
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5 mm2
(kanal selebar 120 mm.) dan kanal lainnya (kanal selebar 70 mm.) akan
digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat6E (Gigabit Ethernet)

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
bersama dengan kabel telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs). Pemasangan
duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang diperlukan,
antara lain U-bracket, duct connector dan end cover serta pentanahan.
Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized steel.
Cable duct ex THREE STAR atau setara.

b. Intersection Box.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pre- galvanized
steel dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai dengan pemasangan
underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x 70 mm. dan tinggi
28 mm.).
Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170 mm. Frame
dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium dengan ukuran 200
mm. x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk
pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-45 untuk
saluran data komputer dan 2(dua) buah female socket RJ-11 untuk saluran
telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yang dilengkapi
dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup menahan beban pada saat ditutup.
Intersection box ex THREE STAR atau setara.

5.1.8. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.

a. Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang lain
yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap
sistim dan peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman
yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut telah
beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 (tiga) tahun. Penawaran harus
meliputi reference list sebagai suatu bukti.

b. Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba, dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan seperti
disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead front, terbuat dari plat
baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja
yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal
akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).

Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-
sisinya dengan plat-plat penutup yang bisa dilepas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur dan atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain- lain harus
dipasang pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus
pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan
yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
sekrup (screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.

b.2. Pull Box.


Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan,
harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis
konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas dari switch
board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas.
Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbeston atau bahan tahan api
yang sempurna.
Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang
yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas
dengan mudah agar supaya memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk
konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga
terhindar dari kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi
dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan
bilamana perlu.

b.3 Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana, untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat, untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan
ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi
tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontak yang baik.

b.4. Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine, untuk
menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (di-
punch).

b.5. Papan Nama.


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat
dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian
dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan dikemudian hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan- ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang
dikemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapatberupa peralatan
baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan lain- lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya.


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di
dalam PUIL 2000.
Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis “hard drawn high conductivity” yang
memenuhi standar BS 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara
menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 150% dari arus beban
terpasang.
Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000.
Semua bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya
porselain atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.
Bus-bar dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70oC.
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full
netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang
telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini konfigurasi
bus-bar adalah 3 fasa –
4 kawat – 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan
arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang- batang tembaga dari
jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasi
PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan
ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan
cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu terminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2
(dua) buah sepatu kabel (cable shoes) pada satu terminal atau bus-bar. Bila
terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel (cable shoes) tersebut pada
terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur.


Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk Ampere meter harus dalam
keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang
secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5
dengan penunjukkan melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara
flush dalam kotak tahan getaran, dengan
ukuran 96 mm. x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter harus ditandai
dengan jelas.

b.8.1. Ampere meter (A-m).


ƒ Semua Ampere meter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar
120% dari batas atas penunjukannya selama
2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah
(index pointer) untuk menandai besarnya arus beban penuh.

ƒ Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW


atau lebih pada salah satu fasenya.
ƒ Ampere meter harus mampu menahan pergerakan yang timbul akibat
arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed)
untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.
ƒ Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero
adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

b.8.2. Volt meter (V-m).


ƒ Volt meter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.
ƒ Volt meter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC
dengan arus nominal 3 A.
ƒ Pada volt meter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero
adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

b.9. Trafo Arus.


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan
standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran. Pemasangan harus
dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang
timbul pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan bersamaan dengan kWh
meter. Trafo arus harus terpisah dengan trafo kWh meter.

b.10. Kabel-Kabel kontrol.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik
/ bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan
nominal 600 Volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan
sepatu kabel sesuai dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat
penekan (press tang / kraft tang) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar (lost contact). Setiap pemasangan ujung kawat
kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.

b.11. Merk Pabrik.


Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan
tempatnya pada rangka panel.

b.12. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.

b.12.1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB).


ƒ Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari
800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker – MCCB)
yang memenuhi standar BS 4752 Part 1
1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi
40o C ( fully tropicalized ) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.
ƒ MCCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed” baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
ƒ Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk
menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu (wiping
action).
ƒ Mekanisme operasi harus dari jenis “quick make” dan “quick break” secara
simultan pada ke-tiga / ke-empat kutubnya sewaktu opening, closing maupun
trip.
ƒ Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama menutup
kembali tanpa sengaja.
ƒ Handle toggle MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama)
secara bersamaan (simultan). Bila suatu arus kesalahan mengalir pada salah
satukutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
ƒ MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing- masing kutubnya
yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih ( overload – inverse
time ) secara mekanis dengan bimetal, dan arus hubung – singkat
( overcurrent – instaneous ) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
ƒ Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent protection.
ƒ Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu : ON, OFF dan TRIP.
ƒ Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak
kurang dari 50 kA.

b.12.2. Miniatur Circuit Breaker (MCB).


ƒ MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752
/ Part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk
tegangan sampai 660 VAC dengan rating
1.000 VAC.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
ƒ MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed”, baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

ƒ Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver /
tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu
(wiping action).
ƒ Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
ƒ Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).
ƒ Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.
ƒ MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload inverse
time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat (overcurrent
instaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
ƒ Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harus sesuai dengan
gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan
dengan letak pemutus daya tersebut.
ƒ Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung singkat
3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik - titik beban dan
menganjurkan jenis ACB, MCCB serta MCB yang sesuai.
ƒ Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk digunakan
harus disertakan pada saat penawaran pekerjaan.

b.13. Terminal Pembantu.


Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa
kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus juga
menyediakan terminal pembantu yang diperlukan. Terminal pembantu tersebut
harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama dengan
kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai dengan ukuran sepatu
kabel yang digunakan.
Setiap mur baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar
terhindar dari kemungkinan hubungan longgar (lost contact).

5.1.9. Peralatan Penerangan.

a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul,
atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses.
Armatur ex ASAHI.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
c. Jenis Armature.
c.1. Lampu-Lampu Fluorescent (TL).
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SII / LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang tertentu
menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana.

c.3. Lampu Baret.


Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari kaca
susu dengan lampu pijar ( incandescent ) atau lampu TL circle
32 W sesuai dengan kebutuhan.

c.4. Lampu Taman dan Lampu PJU.


Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencana lengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi fuse 2 A
dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5 mm2
dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu untuk
pentanahan.

d. Pemasangan.
 Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
orang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
 Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan
yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
 Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga
betul-betul lurus.
 Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)
tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan
permukaan-permukaan di sebelahnya.
 Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).

 Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatan


tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
 Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.

Pasal 6
PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTIM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
(testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang
dipasang.

6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan


kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistim listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten
dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commissioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan
Konsultan Pengawas, antara lain :
ƒ Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
( section )
maupun keseluruhan ( overall ).
ƒ Pengujian pentanahan panel.
ƒ Pengujian kontinuitas konduktor.
ƒ Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
ƒ Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out).
ƒ Load testing.
ƒ Penyetelan semua peralatan pengaman ( overcurrent dan overload ) dan
mencatat data setelan yang dilakukan.
ƒ Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan
berita acara pengujiannya.

BAB VIII
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan


disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam
hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi


plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi
dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama
12 (dua belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan
/ standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum
pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :

2.1. Instalasi Air Bersih


Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di
luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan

2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir,
wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.

2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.

2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.

2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan


hidrolis.

2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja


yang diperlukan.

Pasal 3
TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
3.1. Pengecatan.

3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,


rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating).
Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang
sesuai dengan bahan masing-masing.

3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah dicat


di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan
aluminium.

3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan / bahan-


bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merk ICI, sebagai berikut :
Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 ) Pipa drain / waste
: Hitam ( ICI R 404-40009 ) Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-
40009 ) Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 ) Panah
pengarah : Putih ( ICI R 404-101 )

3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi


bagi peralatannya dengan cat.
Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada
Konsultan Pengawas.

3.2. Peralatan.

3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran


pada tempat-tempat rendah tertutup.

3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk


penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang
penting.

3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi serta simetris.

3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada


pipa di tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.

3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release


valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.

3.3. Ukuran ( Dimensi )

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar


harus dita’ati oleh Kontraktor.

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila


terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan
dengan Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

Pasal 4
INSTALASI AIR BERSIH

4.1. P i p a
Pipa dengan diameter 1” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW.
Pipa ex WAVIN.

4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed)
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran
harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).

4.4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve.

Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang
dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

4.5. Pemasangan Pipa.

4.5.1. Pipa Tegak


Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai pada kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

4.5.2. Pipa Mendatar.


Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.

4.5.3. Penyambung Pipa.


a. Sambungan Ulir.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan
diameter sampai 40 mm ( 1½” ).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua
sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan
alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan las
ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang
sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens /
waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal
atau caulk.

4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. b. Diberi pasir urug
padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya
50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.

d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.

e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal
15 cm. dihitung dari atas pipa.

f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar
fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan
semula.

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan /
penurunan tekanan.

b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.

c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang


dikuasakan untuk itu.

d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki


bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai
berhasil dengan baik.

e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.

4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).


Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan
ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap
sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh
Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja
dengan baik.

4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain.


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil
galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti
semula.

Pasal 5
INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material

5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.


Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa cabang
menggunakan PVC kelas AW.
Pipa PVC ex WAVIN.

5.1.2. Pipa di Luar Bangunan.


Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan
pipa PVC kelas AW.
Pipa PVC ex WAVIN.

5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara
injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang
mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa


5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ). a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok
maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan
sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa Di Dalam Tanah.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal
/ tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan
tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di
sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.

c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik
mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.

5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan
kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
Ntuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman
kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton
bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

5.2.3. Penyambungan Pipa.


a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai
dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam
dari pipa yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang
akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat
mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan
membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya.

5.4. Pengujian.

5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8
kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2.

5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke


peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum
pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan
dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak
terjadi pengurangan volume air.

5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.

5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-


kekurangannya.

5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal


ini dianggap perlu.

5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah
termasuk tenggung jawab Kontraktor.

5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
oleh
Konsultan Pengawas.

Pasal 6
PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR - POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.

6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum


70%
pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

6.1.3. Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.

6.1.4. Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang
khusus untuk air minum.

6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau


sejenisnya yang khusus untuk air minum.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………
6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces
terbuat dari tungsteen carbide.

6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain


air.

6.1.8. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

6.1.9. Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan


baja tunggal (base plate).

6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran


air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).

6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal (50 dB A).

6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)


dengan kopling fleksibel.

6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.

6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang
mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground
reservoir.

6.2. Motor Untuk Pompa Air Bersih.

6.2.1. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50
Hz.

6.2.3. Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis,


sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter
direct- on-line (DOL).
Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan di
pemipaan header.

6.2.4. Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.

6.2.5. Motor setidaknya dilindungi dengan :

 Automatic short circuit / over curren protector


 Automatic thermal protection relay
 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.

Rencana Kerja dan Syarat – Syarat PT. Arista Gemilang Konsulindo


Pembangunan …………………………

Anda mungkin juga menyukai