Anda di halaman 1dari 118

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

DOKUMEN
SPESIFIKASI
TEKNIS
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

SPESIFIKASI
TEKNIS
RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN
Spesifikasi Teknis Ringkasan Bahan

RRIINNGGKKAASSAANN SSPPEESSIIFFIIKKAASSII BBAAHHAANN//M


MAATTEERRIIAALL PPEEKKEERRJJAAAANN SSIIPPIILL

1. Semen (Portland Cement) = setara Semen Gersik, Semen Padang, atau Tonasa
2. Batu Bata = Tanah liat, hasil produksi lokal yang dibakar dengan
baik dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran
3. Pasir Pasang = Pasir Sei. Mahakam (Pasaran Lokal).
4. Pasir Beton =
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton
dan adukan harus berbutir keras, bersih dari
kotoran-kotoran dan zat-zat kimia organik dan
anorganik yang dapat merugikan mutu beton
ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi
persyaratan seperti dalam tabel di bawah ini :
Presentase lewat saringan

Ukuran Saringan (mm)


butiran 10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10
b. Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus
dari 0,074 mm dan atau kotoran atau lumpur
tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat
keseluruhan. Kecuali ketentuan di atas, semua
ketentuan agregat halus beton (pasir) pada SKSNI
T-15-1991-03 harus dipenuhi.
5. Koral Beton =
a. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan
ukuran maksimal 2,5 cm, dan mempunyai bidang
pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk
lebih kurang seperti kubus.
b. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras
yang digiling oleh mesin pemecah batu sesuai
dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas
dari kotoran-kotoran yang dapat mengurangi
kekuatan mutu beton maupun baja. Pembagian
butir harus memenuhi ketentuan seperti di
bawah ini.
Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
butiran 30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5
6. Pondasi Batu Gunung = Batu Gunung Lokal, Mutu pasangan 1 pc : 4 ps
7. Pancang Pondasi =
• Pancang ulin 10/10-2m (lokal)
• Pancang ulin 10/10-4m (lokal)

Spesifikasi Teknis - 1 -
Spesifikasi Teknis Ringkasan Bahan

8. Struktur =
• Beton lantai kerja mutu f'c = 7,4 Mpa (K 100), slump
(12 ± 2) cm, w/c = 0,87, SNI 7394:2008
• Beton mutu f'c = 21,7 Mpa (K 250), slump (12 ± 2)
cm, w/c = 0,56, SNI 7394:2008
9. Tulangan = Besi beton U 24 polos ukuran pas sesuai gambar
kerja Kawat beton No. 16 SWG ( 1 mm), tidak
bersepuh.
Besi beton U 40 Ulir ukuran pas sesuai gambar kerja
Kawat beton No. 16 SWG ( 1 mm), tidak bersepuh.
10. Mutu Beton =
Camp 1pcc : 2ps : 3kr
Camp 1Pcc : 3ps : 5Kr
11. Pasangan Bata Trasram = Setinggi 30 cm dari ± 0.00 untuk dinding lantai I Dan
kamar mandi 180 cm dengan campuran 1 pc : 2 ps
12. Pasangan Dinding bata = Campuran 1 pc : 4 ps
13. Lisplank = GRC 300x9mm
14. Plasteran Trasraam = Campuran 1 pc : 2 ps + Acian
15. Plasteran = Campuran 1 pc : 4 ps + Acian
16. Dinding Sekat = Dinding Pas bata
17. Atap =
• Rangka Baja ringan
• Penutup atap Zincalume.
• Penutup atap Spandek
• Dak Beton
18. Plafond =
• Pola : Datar (kecuali adanya persetujuan
perubahan pola)
Rangka Plafond : Baja Ringan/Hollow
• Penutup Plafond : Calsiboard 6 mm, & Gypsum 9
mm, dengan list Gypsum 8 cm.
19. Kusen =
• Kusen Alumunium,.
• Kusen pintu Kayu Bengkirai.
• Kusen pintu Kayu Ulin
20. Daun Pintu =
• Daun Pintu Panel Sampoerna Wood
• Daun Pintu Kubikal
21. Jendela = • Daun Pintu Kaca Tempered

• Daun Jendela Alumunium.


• Daun Jendela Bengkirai
22. Kaca = • Kaca Bening T = 5 mm.

• Buram Ketebalan 5 mm
• Bening Ketebalan 5 mm
• Kaca One Way 8 mm
Spesifikasi Teknis - 2 -
Spesifikasi Teknis Ringkasan Bahan

23. Cat Emulsi (tembok) =


 Cat Tembok Interior :
Cat untuk Interior lebih ditekankan pada cat
decoratif, berbeda dengan cat exterior yang lebih
menekankan ke durability. Jenis Cat yang
digunakan, Setara : Mowilex dulux, jotun, Propan
(Warna ditentukan kemudian), dengan lapis Alkali
1x setiap lapis dihaluskan dan finishing 3x
 Cat Tembok exterior :
Cat exterior harus mempunyai ketahanan terhadap
sinar matahari. biasanya juga lebih flexible supaya
bisa mengikuti muai susut kayu karena
kelembaban. Jenis Cat yang digunakan, Setara
:Mowilex, dulux, jotun, Propan (Warna ditentukan
kemudian), 1 x White prime coat (alkali) dan
finishing 3 x
 Cat Plafond :
Jenis Cat yang digunakan, Setara : Mowilex dulux,
jotun, Paragon, Propan (Warna ditentukan
kemudian), dengan lapis plamir 1x setiap lapis
dihaluskan dan finishing 3 x
24. Cat Kayu = Jenis Cat yang digunakan setara aftelak, dulux,
nippon, Avian, Propan 1 lapis Plamir dan dihaluskan,
1 lapis Cat dasar & ditambah 3 lapis Cat finishing,
(Warna ditentukan kemudian).
25. Keramik =
• Merek Roman / Indo Gress / Ikolo / KIA atau sejenis
:
- Lantai ruangan, teras ukuran disesuaikan
rencana type Granit (Warna dan kekasaran
ditentukan kemudian), dengan seri dan warna
yang sama, sambungan nat warna hitam
• Merek Roman / Indo Gress / Ikolo / KIA atau sejenis
:
- Lantai kamar mandi warna sesuai dengan warna
corak dinding rencana ukuran disesuaikan
rencana, bertekstur/unpolis, sambungan nat
warna sesuai rencana (Warna dan kekasaran
ditentukan kemudian).
- Dinding kamar ukuran sesuia rencana,
sambungan nat warna sesuai rencana, (Warna
dan kekasaran ditentukan kemudian).

26. Engsel = • Kuningan (brass)/Besi, Merek TOP, Flexch, solid,


(sejenis), ring plastik/nylon

Spesifikasi Teknis - 3 -
Spesifikasi Teknis Ringkasan Bahan

- Untuk pintu ukuran 4” sebanyak 4 buah


- Untuk jendela ukuran 3” sebanyak 2 buah
27. Hak Angin = Kuningan (brass)/Besi, cast iron lapis nickel (sejenis),
2 buah setiap jendela.
28. Tarikan (Handle) = Kuningan (brass)/Besi, cast iron lapis nickel (sejenis),
1 buah setiap jendela
29. Grendel = Kuningan (brass)/Besi, cast iron lapis nickel (sejenis),
2 buah setiap jendela
30. Kunci-Kunci =
• Merek SES, KODAI, Union atau Royal, Solid (setara)
- Pintu = 2 slag
- Espanyolet 2 unit
31. Closet Jongkok = Keramik, Merk Toto, Amerika Standart, Krisbow atau
sejenis, warna Menyesuaikan.
32. Fitting, Stop Kontak, Saklar = Berstandar SNI merk Broco, Panasonic, Phillips,
Krisbow (setara)
33. Kabel = Berstandar SNI merk Eterna, Supreme (sejenis), NYM
3x2,5mm2 dengan grounding 1,5mm2.
34. Lampu =
• Berstandar SNI Lampu LED+downlinght, Watt
menyesuiakan rencana dan kebutuhan ruangan,
(Bola Lampu Setara Philips).
• Berstandar SNI Lampu TL LED 2x8Watt + Mirror
Reflektor (Bola Lampu setara Philips) Panel
35. Kran =
• ukuran 1/2”, dari bahan besi tuang lapis nickel
36. Pipa
– Air Bersih = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Dia. 1/2”
jenis AW
– Air Limbah = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Diameter 3”
jenis AW
– Air Limbah = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Diameter 4”
jenis AW
– Listrik = Wavin, Rucika, Invilon, Maspion (sejenis) Diameter
5/8” jenis C

Spesifikasi Teknis - 4 -
Spesifikasi Teknis Ringkasan Bahan

Syarat Standar sambungan Penulangan

Spesifikasi Teknis - 5 -
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
Spesifikasi Teknis Umum

SYARAT-SYARAT UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja,
peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan
PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
1.1. Sesuai dengan gambar kerja, RKS.
1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :
➢ Pekerjaan Pendahuluan
➢ Pekerjan Galian dan Urugan
➢ Pekerjaan Pondasi
➢ Pekerjaan Beton
➢ Pekerjaan Dinding
➢ Pekerjaan Kusen
➢ Pekerjaan Atap
➢ Pekerjaan Plafond
➢ Pekerjaan Lantai
➢ Pekerjaan Instalasi Air
➢ Pekerjaan Instalasi Listik
➢ Pekerjaan Pengecatan
2. PERATURAN & KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN
2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai
dengan peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan
Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya,
seperti
❖ Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
❖ Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013
❖ Peraturan an Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
❖ Peraturan Baja SNI 1729:2015
❖ Peraturan konstruksi kayu Indonesia NI 5 PKKI 1961
❖ Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu SNI 7973 : 2013
❖ Pipa PVC untuk saluran air minum SNI 06-0084-2002
❖ Sistem perpipaan plastik – Pipa polietilena (PE) dan iting untuk sistem
penyediaan air minum SNI 4829.2:2012
❖ Pipa baja saluran air dengan atau tanpa lapisan seng SNI 0039:2013
❖ Pipa baja untuk konstruksi umum SNI 0068:2013 dan lain-lain.
Listrik Arus Kuat (L.A.K) :
❖ tentang Tegangan Standar SNI-04-0227-1994
❖ Persyaratan Umum Instalasi Listrik SNI-04-0255-2000
Spesifikasi Teknis - 1 -
Spesifikasi Teknis Umum

❖ Sistem Proteksi Petir pada Bangunan SNI-03-7015-2004


❖ Konversi Energi Sistem Pencahayaan SNI-03-6197-2000
❖ Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan
❖ Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan SNI-03-
6575-2001
❖ Sistem Pasokan Daya darurat SNI-03-7018-2004
Listrik Arus Lemah (L.A.L)
❖ Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran SNI-03-3985-2000
❖ Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000
❖ UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia
Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah
disahkan oleh Owner (Pengguna Jasa).
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).
4) Surat Keputusan Owner (Pengguna Jasa) tentang penunjukan Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui
Owner (Pengguna Jasa) tentang penunjukan Kontraktor.
3. PENJELASAN GAMBAR & RKS
3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang mengikat
dan berlaku adalah gambar kerja. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
3.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada
Owner (Pengguna Jasa) atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Owner (Pengguna
Jasa) dan mengikuti keputusannya.
4. JADWAL PELAKSANAAN
4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana
Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Owner (Pengguna Jasa), paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.

Spesifikasi Teknis - 2 -
Spesifikasi Teknis Umum

4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Owner (Pengguna Jasa) harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(Presentasi Kerja).
4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.
5. LAPORAN
5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang
akan diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Owner (Pengguna Jasa)
yang memuat hal-hal :
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
g. As Build Drawing
h. Shop Drawing
5.2. Laporan ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan oleh Owner
(Pengguna Jasa).
6. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN
6.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut
Manager Teknis, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari
Kontraktor ditujukan kepada Owner (Pengguna Jasa).
6.2. Manager Teknis harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau sederajat.
6.3. Selain Manager Teknis, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis
kepada Owner (Pengguna Jasa), susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama
dan jabatannya masing-masing.
6.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Owner (Pengguna Jasa) atau Pengawas
Lapangan, Manager Teknis kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor
akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Manager Teknis.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk/mengajukan Manager Teknis baru untuk mendapat
persetujuan Owner (Pengguna Jasa).
7. PEMERIKSAAN LAPANGAN
7.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan
mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka
Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada Owner (Pengguna Jasa),
memeriksa bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis - 3 -
Spesifikasi Teknis Umum

7.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak
dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap
bagian pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
kecuali bila secara resmi Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu
pemeriksaan dan Kontraktor menyetujuinya.
7.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan
pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termyn, dilakukan
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
7.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Owner (Pengguna
Jasa).
7.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran
pekerjaan atau borongan.
8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
8.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di
lapangan.
8.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan
serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut kepada Owner (Pengguna Jasa) atau Pengawas
Lapangan.
8.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah
kekuasaannya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
8.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi
semua petugas dan pekerja di lapangan.
8.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja
tidak diperkenankan berada di areal pekerjaan.
8.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di
lapangan, dan milik Owner (Pengguna Jasa) yang ada di lapangan baik terhadap
pencurian maupun pengerusakan.
9.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat pagar
pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang dan dicat.
Spesifikasi Teknis - 4 -
Spesifikasi Teknis Umum

9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.
9.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Maka pertanggungan
ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya
masa pemeliharaan.
9.6. Kecuali atas persetujuan Owner (Pengguna Jasa) atau Pengawas lapangan, maka
tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b. Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.
10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan
fisik bersangkutan dimulai.
11. DIREKSIKEET / BARAK KERJA
11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan untuk
sesuai dengan kebutuhan.
11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.
11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat
makan dan gudang penyimpanan barang-barang.
11.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh
Kontraktor atas persetujuan Owner (Pengguna Jasa).
11.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan
peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap
telah termasuk harga kontrak/borongan.
12. PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL
12.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan
disetujui oleh Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian
rupa sehingga memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap
memenuhi syarat-syarat penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau
menurunnya mutu bahan/material bangunan tersebut.
12.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat
persetujuan Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam
gudang maupun yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan

Spesifikasi Teknis - 5 -
Spesifikasi Teknis Umum

umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan/material


oleh Pengawas Lapangan.
12.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam
areal proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
12.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan
dari areal proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat
penolakan dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Owner (Pengguna Jasa) dapat
memberhentikan seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian
tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
13. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
13.1. Owner (Pengguna Jasa) dengan persetujuan Owner (Pengguna Jasa) dapat
mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah
atau pekerjaan kurang yang layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
13.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah
yang terjadi karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau
kuantitas dari dan terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan,
pembatalan atau penggantian dari macam maupun standar tiap bahan atau
barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah
tertulis dari Owner (Pengguna Jasa).
13.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau
spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan
diatas, Kontraktor harus memberitahukan kepada Owner (Pengguna Jasa)
dengan menerangkan dan memberikan alasan atas perubahan tersebut dan
Owner (Pengguna Jasa) mengeluarkan petunjuk/instruksi mengenai hal ini.
13.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai
dasar dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang
dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan
tidak serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan
dasar harga untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian
Harga Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara
Kontraktor dengan Owner (Pengguna Jasa) dan harus mendapat persetujuan
dari Owner (Pengguna Jasa).
14. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA
14.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembongkaran-
pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara, maka pengamanan
dan biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk menggembalikan

Spesifikasi Teknis - 6 -
Spesifikasi Teknis Umum

dalam keadaan baik, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah
diperhitungkan dalam harga kontrak/borongan.
14.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Pengawas Lapangan dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar
atas pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-kerusakan
pada bangunan.
14.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu
yang telah disetujui Pengawas Lapangan dan disingkirkan secepatnya dari areal
proyek.
15. PEKERJAAN PERSIAPAN
15.1. Pembersihan Lokasi Kerja
Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang
memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau
persetujan dari Pengawas Lapangan.
15.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan sesuai petunjuk
Pemimpin Proyek, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.

Spesifikasi Teknis - 7 -
Spesifikasi Teknis Umum

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PENGANTAR
Spesifikasi teknik ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang
tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini berlaku dalam kaitan,
merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat dalam bagian lain
dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknik ini terdiri dari atas beberapa bagian, semua ketentuan berlaku
saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi berlakunya
ketentuan dari berbagai lainnya.
Dalam hal Spesifikasi Teknik ini bertentangan dengan Gambar Rencana, maka yang berlaku
adalah Gambar Rencana.
 Dimensi
Semua dimensi dalam Gambar Rencana dinyatakan dalam satuan metrik. Tidak ada
tambahan akibat konversi dari satuan lainnya ke sistem metrik. Semua gambar dan
komunikasi harus dinyatakan dalam sistem metrik.
 Defenisi
Pada seluruh dokumen ini dipakai kata - kata:
 Direksi Teknik menerangkan : Pemberi Tugas
 Konsultan menerangkan : Konsultan Pengawas
 Kontraktor menerangkan : Kontraktor yang memenangkan Tender
 Insinyur Pengawas menerangkan : Insinyur yang ditunjuk olek Konsultan
supervisi Sebagai Pengawas di Lapangan.
 Manager Teknis menerangkan : Tenaga Ahli yang kompeten dan
berpengalaman.

Spesifikasi Teknis - 8 -
Spesifikasi Teknis Umum

Spesifikasi Teknis - 9 -
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

SPESIFIKASI
TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS STRUKTUR
Spesifikasi Teknis Sipil

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN BANGUNAN
PEKERJAAN
PEMBERSIHAN, PERSIAPAN DAN PEMBONGKARAN
1. UMUM
1.1. Uraian
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib mempelajari
dengan seksama Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
 Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus menyerahkan as built drawing
kepada Direksi Teknik.
 Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi Teknik setiap ada
perbedaan ukuran diantara gambar-gambar, perbedaan antara Gambar Kerja
dan RKS untuk mendapat keputusan.
 Daerah Kerja akan diserahkan kepada Kontraktor selama masa pelaksanaan
dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
Kontraktor mengetahui benar-benar mengenal: Lokasi Jalan, beserta
bangunan penunjang lainnya. Keadaan kontur tanah
 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaan hingga selesai dan lengkap.
 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-
gambar dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh
Pemilik Proyek / Direksi teknik, dan Konsultan Pengawas.
 Atas perintah Direksi Teknik, Kontraktor dapat diminta membuat gambar
penjelasan dan perincian, semuanya atas beban Kontraktor.
 Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan Direksi Teknik, untuk
mendapatkan pengesahan/ persetujuan tentang setiap pekerjaan yang sedang
dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan.
 Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan harus dilakukan oleh
tenaga –tenaga dari pihak Kontraktor yang berpengalaman dalam bidangnya
dan benar-benar mengerti pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi.
 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
 Cara–cara meletakkan bahan-bahan di lapanganmaupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis, dan dapat dipertanggung jawabkan.
1.2. Survei
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa dan melakukan
survei terhadap batas-batas wilayah pembersihan. Batas yang disepakati harus di
catat dan ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor.

Spesifikasi Teknis - 1 -
Spesifikasi Teknis Sipil

1.3. Peralatan
 Semua peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekejaan, harus
benar – benar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh standar
peraturan yang digunakan dalam RKS.
 Semua peralatan ataupun bahan-bahan yang akan digunakan harus mendapat
pengesahan atau persetujuan dari Konsultan dimulai Pelaksanaan pekerjaan.
2. PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN
a. Pembersihan di luar batas lapangan pekerjaan tidak diberikan pembayaran kepada
Kontraktor, kecuali pekerjaan semacam itu diatas permintaan Direksi Teknik.
b. Pembongkaran Bangunan lama berupa bangunan kayu, pas bata, Pondasi dan lain
sebagainya harus dibogkara, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan tidak
mengganggu. Dan semua hasil bongkaran harus dibuang, Semua pohon-pohon,
batang-batang pohon, akar-akar dan lain sebagainya yang ditebang harus
dibongkar sampai kedalaman 2 m atau 2.5 m atau seperti yang ditunjukkan pada
gambar RKS di bawah permukaan lahan setelah striping, dan bersama-sama sengan
segala bentuknya harus dibuang pada tempat-tempatyang tampak dari tempat
pekerjaan, menurut cara yang praktis yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Seluruh kerusakan yang ditimbulkan oleh Kontraktor pada saat pembersihan
merupakan tanggung jawab kontraktor.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam hasil
pembongkaran bangunan, tumbuh-tumbuhan, pohon –pohon semak-semak,
tanaman lain, sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang mengganggu, termasuk
pencabutan akar-akar, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjan, dan hal-hal lainnya
yang sehubungan dengan persiapan pelaksanaan ekerjaan berikutnya, kecuali bila
Direksi Teknik menentukan lain.
3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
a. Jumlah pekerjaan dihitung dengan membandingkan peta situasi keadan awal
sebelum pekerjaan dimulai dengan keadaan setelah selesai pekerjaan.
b. pengukuran untuk keperluan perhitungan pekerjaan yang berhubungan dengan
pembayaran tahapan termin, dilakukan oleh kontraktor di bawah pengawasan
Konsultan.
c. Pengukuran keadaan awal dan keadaan akhir dilaksanakan berdarkan referensi
yang sama.
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Pengukuran
Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran
dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-
lain peralatan yang diperlukan.

Spesifikasi Teknis - 2 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok


penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan,
dan dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).
 Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas
Lapangan dan tetap merujuk pada pergeseran patok awal.
 Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan
jarak as bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
4.2 Pemasangan Bowplank
 Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan
dengan patok yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu
yang kuat dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
 Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1,00 meter dari as
dinding bangunan menurut gambar kerja.
PEKERJAAN
GALIAN
1. UMUM
 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari
air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan
dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan
biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga
kontrak/borongan.
 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,
kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan
berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan.
Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling
lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas Lapangan
2 PERALATAN
 Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah,
tipe dan kapsitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.
3. DEWATERING
 Kontraktor harus melakukan pekerjaan Dewatering apabila pekerjaan galian
terganggu oleh genangan air selama proses konstruksi kecuali atas izin Konsultan
atau Direksi Teknis.
 Pekerjaan dewatering dilakukan untuk menjamin agar wilayah kerja bebas dari
genangan air yang dapat mengganggu proses konstruksi.

Spesifikasi Teknis - 3 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Kontraktor harus mengusulkan sistem dewatering untuk pelaksanan struktur -


struktur penunjang. Usulan pelaksanaan pekerjaan dewatering harus mendapat
persetujuan dari Insinyur Pengawas.
PEKERJAAN
TIMBUNAN DAN PEMADATAN
1. UMUM
1.1. Uraian
 Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui oleh konstruksi timbunan
atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat dimensi
timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan elevasi
bangunan.
 Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.
 Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian. Bahan-
bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan.
 Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini dibagi menjadi 2 (dua)
macam yaitu timbunan dari bahan pasir dan lempung. Pasir dan lempung yang
digunakan dari bahan pilihan yang harus memenuhi spesifikasi yang
ditentukan oleh Konsultan atau persetujuan Direksi Teknik.
1.2 Peralatan
 Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian,
jumlah, tipe dan kapsitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
 Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan
lingkungan.
2. PEKERJAAN TIMBUNAN.
2.1. Lingkup
 Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan
atau pengurugan kembali pada lokasi jalan. Galian dan urugan atau timbunan,
pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari
penampang melintang yang telah disetujui.
 Timbunan / urugan kering (di atas elevasi air) memakai material lempung
sesuai gambar rencana dan harus memenuhi kepadatan yang diisyartkan pada
spesifikasi ini, sesuai gambar rencana.

Spesifikasi Teknis - 4 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2.2. Toleransi Dimensi


 Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 10 mm atau 20 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
 Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm
2.3. Kondisi Tempat Kerja
 Kontraktor harus menjamin lahan pekerjaan selalu kering sebelum dan selama
pekerjaan pemadatan.
 Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang
cukup untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemadatan
2.4. Pembetulan Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Syarat
 Timbunan akhir yang tidak sesuai yang ditentukan atau disetujui atau dengan
toleransi permukaan yang ditentukan, harus diperbaiki dengan menggaruk
permukaan tersebut dan membuang atau menambah bahan-bahan
sebagaimana diperlukan, disusul dengan pembentukan pemadatan kembali.
 Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh konsultan, harus dikoreksi
dengan menggaruk bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah
air secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin
perata atau peralatan lain yang disetujui.
 Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan dalam batas kadar air yang
ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh Konsultan, harus dikoreksi
dengan menggaruk bahan-bahan disusul dengan pengerjaan dengan mesin
perata berulang –ulang atau peralatan lainnya yang, dengan selang istirahat
antara pekerjaan, dibawah kondisi cuaca kering. Kalau tidak atau bila
pengeringan yang cukup tak dapat dicapai dengan pengerjaan dan
membiarkan bahan terlepas, maka Konsultan dapat memerintahkan agar
bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-
bahan kering memadai.
 Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada
umunya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-bahan
dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari spesifikasi.
 Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari spesifikasi ini harus sebagaimana diarahkan oleh Konsultan
dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggarukan kemudian disusulkan
denngan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahanbahan.

Spesifikasi Teknis - 5 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2.5. Pemulihan Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan
atau lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan
dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan dari
spesifikasi.
2.6. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau sebaliknya
bila kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan.
2.7. Royalti Bahan- Bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan
royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
2.8. Bahan – Bahan
1. Sumber bahan – bahan
Bahan – bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui oleh
Konsultan atau Direksi Teknis.
2. Timbunan Lempung
 Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan lempung terdiri dari
timbunan tanah lempung yang digali dan disetujui oleh Konsultan sebagai
bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan
permanen.
3. Urugan
 Urugan pasir akan digunakan sampai elevasi tertentu yang ditentukan
sesuai gambar rencana.
 Semua timbunan yang digunakan harus dipandang juga sebagai timbunan
untuk drainase porous jika ditentukan atau disetujui atau urugan kembali
pada struktur.
2.9 Penempatan dan Pemadatan Timbunan
1. Persiapan Tempat Kerja
 Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon harus telah diselesaikan
dan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan
sebagaimana telah diperintahkan oleh Konsultan. Seluruh areal harus
diratakan secukupnya sebelum penimbunan dimulai.
 Dimana ukuran tinggi timbunan adalah satu meter atau kurang, maka
daerah pondasi timbunan tersebut harus dipadatkan secara penuh
(termasuk penggarukan dan pengerinngan atau pembasahan bila

Spesifikasi Teknis - 6 -
Spesifikasi Teknis Sipil

diperlukan) sampai lapisan atas 150 mm dari tanah memenuhi persyaratan


kepadatan yang ditentukan untuk tumbuhan yang akan ditempatkan di
atasnya.
 Bila timbunan tersebut akan dibangun di atas tepi bukit ditempatkan pada
timbunan yang ada, maka lereng – lereng yang ada harus dipotong untuk
membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadatan sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horizontal.
2. Penempatan Timbunan
 Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan
disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
ketebalan lapisan yang diberikan. Bilamana lebih dari satu lapiasan yang
akan ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama
tebalnya.
 Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Konsultan.
 Sebelum suatu timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan
harus dibuang dari permukaan atas dimana timbunan tersebut
ditempatkan dan permukaan yang sudah dibesihkan dihancurkan dengan
pembajakan atau pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh lapis demi lapis setebal 20 cm
dengan alat pemadat yang cocok dan layak serta disetujui oleh Konsultan
sampai suatu kepadatan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
 Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah
tengah dengan suatu cara yang sedemikian sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama.
 Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai / dimasuki oleh alat
pemadat biasa harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-
bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis (mechanical tamper)
yang disetujui. Perhatian khusus harus diberikan, guna menjamin
pemadatan yang memuaskan di bawah dan tepi pipa untuk menghindari
ronga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa ditunjang sepenuhnya.
4. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan
 Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah
dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak mutu timbunan.

Spesifikasi Teknis - 7 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Apabila Direksi Teknik memandang perlu, maka Direksi Teknik berhak


memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan
timbunan yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan
tersebut mengalami penurunan mutusehingga tidak memenuhi Spesifikasi
Teknik ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki
timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknik ini dan
menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Direksi Teknik.
2.10. Jaminan Kualitas
1. Pengawasan Kualitas Bahan.
 Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber bahan-
bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili serangkaian kualitas
bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber tersebut.
 Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi
lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai perubahan
yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbuna Tanah Lempung (Compacted Clay)
 Pemadatan setiap lapis yang telah ditentukan harus mencapai kepadatan
minimal 95 % Modified Proctor maxsimum density.
 Pengujian kepadatan harus dibuat pada setiap lapisan timbunan yang
dipadatkan dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan bahwa kapadatan
kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka Kontraktor harus
membetulkan pekerjaan tersebut. Pengujian harus dibuat sampai
kedalaman lapisan sepenuhnya pada lokasi yang diarahkan oleh Konsultan,
tetapi satu dengan yang lainnya tidak terpisah lebih dari 50 m. Pada
timbunan, sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada
setiap 150 meter kubik timbunan yang ditempatkan.
3. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah Pasir.
Timbunan pasir yang berada dibawah muka air, Kontraktor sedapat
mungkin harus dapat memadatkannya hingga mencapai Dr 60 % dengan alat
dan metode yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan.
4. Percobaan Pemadatan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metode untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan.Dalam hal
bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
diisyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan,
kecuali dengan izin Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis - 8 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2.13. Pengukuran
 Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang di ukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil
tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkanserta pada
garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang
ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan harus
merupakan metode luas bidang ujung rat-rata.
 Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari Konstruksi timbunan
atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak
terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan. Bila bahan-
bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini akan
dibayar sebagai timbunan.
PEKERJAAN
TIANG PANCANG
1. UMUM
 Pekerjaan tiang pancang berfungsi untuk menyalurkan beban dari upper struktur ke
lapisan tanah dasar, yang terdiri dari :
- Pancang Ulin 10/10 – 200 cm + Sunduk dan kalang ulin
- Pancang Ulin 10/10 – 400 cm
- Pancang Minipile Segiempat 20.20
 Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, dan prosedur pemancangan
yang disetujui oleh Direksi Teknis yang sesuai dengan persyaratan teknis pekerjaan
pancang.
 Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib mengajukan request sheet terlebih
dahulu kepada Direksi Teknis.
 Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Direksi Teknis dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis
untuk memulai pekerjaan.
2. MATERIAL
2.1. Tiang Pancang Kayu
 Bahan tiang pancang kayu adalah Kayu Ulin
 Kelas Kuat Kayu I
 Bentuk lurus, tidak pecah, berpenampang segiempat dan ukurannya harus
sesuai dengan gambar kerja.
2.2. Tiang Pancang Beton
 Bahan tiang pancang adalah beton bertulang
 Berpenampang Segiempat 20.20, dengan spesifikasi sbb :

Spesifikasi Teknis - 9 -
Spesifikasi Teknis Sipil

3. ALAT PANCANG
3.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
Alat pancang yang digunakan adalah alat pancang manual menggunakan
kepala babi.
3.2. Tiang Pancang Minipile Segiempat 20.20
Alat pancang yang digunakan adalah alat pancang mekanis menggunakan
Droop Hammer, Atau Jeck In.

4. PELAKSANAAN PEMANCANGAN
4.1. Tiang Pancang Kayu Ulin
a. Memancang pada tempat dan kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar detail.

Spesifikasi Teknis - 10 -
Spesifikasi Teknis Sipil

b. Pemancangan tegak lurus kebawah, ditumbuk dengan beban secukupnya


sehingga mencapai kedalaman yang ditentukan.
4.2. Tiang Pancang Minipile Segiempat 20.20
a. Pemancangan dilakukan hingga end bearing, dan atau Friction dan mencapai
daya dukung yang direncanakan
b. Selama pemancangan wajib dilkukan kalendering untuk mengetahui
kedalaman end bearing, dan atau daya dukung yang direncanakan
c. Dalam pelaksanaan harus memperhatikan jarak minimum dari struktur
existing
5. JARAK PEMANCANGAN ANTAR TIANG PANCANG
Jarak pemancangan antar tiang pancang adalah 1.5 – 3.5 D atau sesuai dengan
gambar kerja.

PEKERJAAN
PONDASI
1. PENJELASAN UMUM
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam
gambar diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk
Direksi / Pengawas
2. LINGKUP
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baik yang
tidak mengandung lumpur.
Ketentuan-ketentuan Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung
yang bermutu baik yang mengandung lumpur.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
 Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar
rencana.

Spesifikasi Teknis - 11 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan
permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga
diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk
pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang. Ukuran
kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
 Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta
terikat baik satu sama lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan
pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang
menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi
pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana. Tidak diperkenankan
melakukan pelubangan pada sloof dan pondasi.
PEKERJAAN
BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk lingkup pekerjaan beton:
 Semua pekerjaan beton tidak bertulang, seperti pengisi lubang, lantai kerja, dan
lain-lain
 Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya merupakan
struktur utama, seperti pondasi pile cap beton, pelat beton, balok, kolom dan
konstruksi beton lainnya.
 Semua pekerjaan yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pengecoran
termasuk pembuatan cetakan penulangan, pembuatan dan pemasangan spacer,
pengecoran, pembongkaran cetakan, pembuatan benda uji serta pengetesan
mutu beton, persiapan dan pemasangan penulangan stek -stek.
 Semua pekerjaan koordinasi dengan pekerjaan dari Kontraktor lain, misalnya
pembuatan lubang pipa, pemasangan angkur dan lain-lain.
2. PERSYARATAN UMUM
1. Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Beton Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan
- persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan
sebagai berikut:
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2
 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Gedung (SNI Beton 2003)
 Persyaratan beton structural untuk bangunan gedung (SNI-2013)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) – NI-3
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SI 0052-80)
 Standar Struktur Bangunan Indonesia -1.4.53.1989-UDC : 693.5
2. Peraturan-peraturan dari luar negeri seperti ACI code, JIS, BS dsb dapat digunakan
sepanjang hal-hal yang diatur tidak terdapat dalam Peraturan Indonesia.

Spesifikasi Teknis - 12 -
Spesifikasi Teknis Sipil

3. Kualitas campuran beton struktur minimal harus mempunyai mutu K-250.


Campuran beton struktur diisyaratkan menggunakan ready mixed.
3. MATERIAL
3.1. Portland Cement
 Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang menggunakan
standard semen Indonesia SNI 15-2049-2004.
 Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban
dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen
harus mengikuti ketentuan-ketentuan material saat ini dalam PBI 1971.
 Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya
dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya
sehingga tidak ada semen yang terlalu lama penyimpanannya.
 Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 3 bulan.
 Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
 Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghidarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman.
 Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang
pengangkutan.
 Kadar alkali maksimum 0,40%.
3.2. Agregat
1. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus
memenuhi test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang
memenuhi persyaratan ASTM C-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasan dan padat (tidak porous).
2. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 (NI-2),
SII-0052-80, dan ASTM C-33 seperti:
Agregat halus harus memenuh persyaratan:
 Modulus kehalusan = 2,3 – 3,1
 Kotoran organic ≤ no. 3
 Kadar Lumpur < 5 %
 Kekerasan < 2,2
 Kekekalan (Na2SO4) < 12 %
 Peresapan (Absorps) < 5 %
 Tidak bersifat reaktif terhadap Alkali.
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan:
 Kadar Lumpur < 1 %
 Kandungan butiran pipih < 20%
Spesifikasi Teknis - 13 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Abrasi Los Angeles < 40 %


 Kekekalan (Na2SO4) < 12 %
 Peresapan (Absorpsi) < 5 %
 Tidak bersifat reaktif terhadap Alkali.
3. Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapa
persetujuan Direksi teknik. Kontraktor harus menyediakan sample agregat
seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan
digunakan untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka
pemeriksaan tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.
4. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak lebih
dari seperempat dimensi struktur beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, tanah lempung dan sebagainya.
3.3. Air
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak
asam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai pasal 3.6 PBI 1971 dan pasal 9 PUBI –
1982.
 Apabila dipandang perlu, Direksi teknik dapat meminta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3.4. Baja Tulangan
 Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli gemuk dan kotoran-kotoran lain
yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus memenuhi
persyaratan dalam PBI 1971. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar rencana,
digunakan besi ulir dari mutu u40 dan polos u24. 2. Baja tulangan harus
memenuhi tanda standars SNI dengan ukuran sesuai dengan dokumen lelang.
 Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai kekuatan
dan ukuran baja tulangan.
 Untuk mendapat jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada / dimintakan sertifikat dari
laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodic minimum
masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk
setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium –laboratorium
yang disetujui oleh Direksi Teknik.

Spesifikasi Teknis - 14 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Toleransi besi
Diameter ,ukuran, isi (jarak Variasi dalam berat Toleransi
antara dua permukaan yg yang diperbolehkan diameter
berlawanan)

10 mm ≤ diameter ¸16 mm ± 5% ±0,4 mm


Diameter ≥ 16 mm ± 4% ±0,5 mm

3.5. Admixture
 Admixture yang dimaksud di sini adalah suatu bahan tambahan yang berupa
zat cair, bubuk, atau padat yang membuat bahan utama dapat berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan.
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture.
 Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik mengenai hal tersebut.
Dan Kontraktor akan bertanggung jawab selama proses pencampurannya.
 Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,
nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, caracara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
3.6. Pengirman dan Penyimpanan Material
 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah / utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan
dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen harus dalam
keadaaan baik (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlahnya tidak boleh dari 10 % berat. Jika ada bagian yang
tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak melebihi
dari 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen
pengganti yang baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan
bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
 Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghidari tercampurnya dengan tanah.

Spesifikasi Teknis - 15 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan


kepada Direksi Teknik “ Certificate Test ” dari bahan-bahan besi dan Portland
Cement dari produsen/ pabrik.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk
membuat mix design dari sebagian jumlah bahan untuk beton yang sudah
memenuhi persyaratan dengan pelaksanaannya mengikuti Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5
 Semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk (f'c = 7,4 Mpa (K 100), slump (3-6) cm)
dengan ketebalan minimum 5 (lima) cm. Lantai kerja ini harus kering dan
bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
 Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi,
tetapi agregat halus hendaknya dalam jumlah sesedikit mungkin yang apabila
dikombinasikan dengan semen akan menghasilkan adukan yang dapat mengisi
rongga-rongga antara agregat-agregat yang berbutir kasar tersebut dan cukup
tersisa untuk membentuk permukaan / finishing yang halus.
 Untuk mencapai kekuatan beton yang optimum dan awet, maka jumlah air
yang dipakai hendaknya sesedikit mungkin tetapi masih cukup mudah
dikerjakan dan mempunyai konsistensi yang cukup sesuai dengan
keperluannya.
4.2. Pemasangan Baja Tulangan pada Beton
 Sebelum baja tulangan dipasang, Kontraktor harus menunjukkan hasilhasil
pengujian yang memperlihatkan mutu baja tulangan tersebut sesuai dengan
gambar rencana kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu.
 Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar rencana.
 Semua baja tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan tidak
termasuk pada gambar rencana, tetapi diperlukan / dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan ini, harus diadakan pelaksanaannya.
 Pemasangan dan pengikatan dari baja yang tertanam dalam beton dilakukan
pada keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran berlangsung.
Baja tulangan harus ditempatkan pada posisi seakurat mungkin sesuai dengan
gambar rencana dan diikat kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.
 Kontraktor harus membuat detail shop drawing dengan skala, untuk disetujui
Direksi Teknik dalam pelaksanaannya.
 Semua baja pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari larutan-
larutan, bahan-bahan atau material yang dapat member akibat pengurangan
lekatan antara beton dan baja.
Spesifikasi Teknis - 16 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Apabila baja tulangan harus dibengkokkan sesuai gambar rencana, maka


pembengkokkan dlakukan pada saat dingin, dengan alat Bantu pin
berdiameter tertentu seperti yang tertera pada table berikut:
Diameter Nominal Baja Tulangan (d) Diameter Pin
10 mm sampai 20 mm 6d
25 mm sampai 28 mm 8d
32 mm atau lebih besar 10d
 Semua baja tulangan harus dipasang sesuai dengan panjang maksimumnya.
Tidak diperbolehkan adanya sambungan splice pada baja tulangan, kecuali
tertera pada gambar rencana atau disetujui oleh Direksi Teknik.
 Jarak antar dua buah sambungan splice harus dibuat sejauh mungkin, dengan
jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja tulangan yang disambungkan.
 Panjang penyaluran baja tulangan pada sambungan splice, kecuali tertera
pada gambar rencana.
 Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruhan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini
diberitahukan kepada perencana konstruksi untuk sekedar informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan diminta oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan Direksi dan Perencana kostruksi.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Perencana konstruksi.
 Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Kontraktor.
 Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan:
 Harus ada persetujuan dari Direksi
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas)
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di
tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penggunaan penggetar
4.3. Benda Uji
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 50m3
beton dengan minimum 2 benda uji dan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.

Spesifikasi Teknis - 17 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Sampel benda uji diambil dengan cetakan silinder dan dirawat sesuai dengan SNI
03-4010-1998 dan diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990, silinder harus
berukuran 100mm kali 200mm atau 150mm kali 300mm dan diberi tanggal dan
nomor urut yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan
Direksi Teknik.
4.4. Persiapan Pengecoran
 Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan dan perancah
kepada Direksi Teknik untuk memperoleh persetujuannya. Pelaksanaan
pembuatan bangunan acuan dan perancah tidak diperkenankan sebelum
gambar rencana bangunan pembentuk disetujui Direksi Teknik.
 Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi Tegofilm dan hanya boleh
digunakan 2 kali yang digunakan untuk menbentuk beton muda yaitu sebelum
beton mencapai kekuatan yang diisyaratkan dan sebelum mendapat
bentuknya yang permanen, agar apabila telah mengeras struktur beton
mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang tercantum pada gambar
perencanaan. Sedangakan Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan
dan beton muda yang digunakan sampai beton mencapai kekuatan yang
diisyaratkan. Segala biaya yang diperlukan sehubungan perencanaan
bangunan acuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban
hidup yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah dan getaran-getaran,
tanpa mengalami distorsi. Perancah harus direncanakan dan dibuat dari
material pada seperti kayu terentang, baja atau beton cetak yang bermutu
baik dan tidak mudah lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatan
secukupnya agar posisi dan bentuknya tidak mengalami perubahan baik
sebelum ataupun setelah pengecoran. Spesifkasi kayu acuan harus sesuai
dengan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) 1.4.53.1989-UDC: 693-
5. Pemakaianbahan bamboo tidak diperbolehkan. Perancah harus dibuat di
atas pondasi yang kuat dan kokoh sehingga terhindar dari bahaya penggerusan
dan penurunan.
 Cetakan dari plywood 9 mm harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak
bergetar, bocor, harus kokoh, sehingga dan bentuknya tetap, tidak bergetar
maupun bergeser pada waktu betob dicor dan setelah selesai pengecoran
tetap mudah dibongkar. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua cetakan
beton harus bersih dari segala material yang bisa mengurangi mutu dan
kekuatan beton.Cetakan yang sudah perbah dipakai harus dicuci dan
dikeringkan terlebih dahulu . Sebelum dicor harus dilapisi dengan “Form Oil”.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan setiap kali sebelum pengecoran dilakukan
 Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran
adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarangsarang agregat pada
permukaan beton.
 Pekerjaan pengecoran tidak boleh dimulai sebelum rencana tahaptahap, cara-
cara dan persiapan pengecoran mendapat persetujuan Direksi Teknik.

Spesifikasi Teknis - 18 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4.5. Pelaksanaan Pengecoran


 Perbandingan adukan harus sesuai hasil percobaan dan persyaratan yang
diminta dan angka perbandingan adukan tersebut harus menyatakan takaran
dalam satuan isi yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan.
Alat penakar harus dibuat dengan baik, kuat dan harus mendapat persetujuan
Direksi Teknik terlebih dahulu.
 Pengadukan bahan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk sekurang-
kurangnya 1,5 menit setelah semua bahan beton sesuai persyaratan mulai
diaduk.
 Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secaramekanik,
jangka waktu tersebut bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut
harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai mencapai
syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Direksi Teknik.
 Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/ udara masuk selama
pengecoran harus digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus
ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari 30 detik setiap penanaman untuk
tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh kena langsung baik pada baja tulangan
maupun cetakan.
 Harus dihindari terjadinya pemisahan material (segregation) pada saat
pengecoran dan perubahan letak tulangan.
 Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton
tidak boleh jatuh secara bebas dari ketinggian lebih dari 1 meter.
 Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga
bisa menghasilkan bentuk permukaan, ketinggian yang dibutuhkan sesuai
dengan Gambar Rencana kerja.
 Pengecoran yang terhenti. Apabila pengecoran terhenti pada daerah yang
tidak direncanakan sebagai pemberhentian pengecoran, misalkan terjadi
kerusakan pada peralatan pengecoran, maka pengecoran selanjutnya hanya
dapat dilakukan dengan memperhatikan persyarata sebagai berikut:
Pengecoran selanjutnya dapat dilakukan jika tidak melebihi 2 jam dari saat
pemberhentian pengecoran.
 Apabila pengecoran selanjutnya ternyata dilaksanakan pada waktu melebihi 2
jam dari saat penghentian pengecoran, maka daerah pengecoran yang
terhenti tersebut harus diberlakukan sebagi siar dilatasi. Permukaan beton
pada daerah pengecoran yang terhenti harus dibobok minimal 5 cm sehingga
membentuk bidang yang kasar. Permukaan beton tersebut kemudian diberi
bahan bondingagent seperti EMAGG atau yang setara dan yang dapat
menjamin kontinuitas beton lama dengan beton baru.

Spesifikasi Teknis - 19 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4.6. Pemadatan Beton


 Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan peralatan
(vibrator) mekanik. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup
untuk mengangkut dan menuangkan beton dengan konsistensi yang cukup
sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa perlu menggetarkan /
memadatkan secara berlebihan. Ketelitian dalam proses pemadatan harus
benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi rongga-rongga dan pengatongan
udara pada beton yang sedang dipadatkan dan jangan sampai terjadi
perubahan posisi tulangan baja selama pemadatan. Pemadatan / penggetaran
dilakukan dalam waktu tidak terlalu lama sehingga tidak terjadi pemisahan
bahan (segregation) beton. Pelaksanaan pemadatan / pengetaran ini harus
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja yang telah berpengalaman dan
dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Direksi Teknik.
 Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan
6000 getaran/ menit bila dimasukkan kedalam adukan beton dengan slump 6
cm dan akan memberikan daerah yang kelihatan bergetar dalam radius tidak
kurang dari 46 cm. Alat penggetar harus dimasukkan searah dengan as
memanjangnya. Tidak diperkenankan untuk menggetarkan beton yang telah
mengalami “Initisial Set” dan jangan sampai alat penggetar menumpu pada
tulangan baja. Tidak diperkenankan pula melakukan penggetaran untuk
maksud mengalirkan adukan beton.
4.7. Penyelesaian Permukaan Beton
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak
bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas pada
permukaannya. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbetuk penuh dan tajam.
5. KUALITAS BETON
 Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, kualitas beton adalah K-250 (yaitu
tegangan tekan hancur karakteristik untuk pengujian benda uji selinder ukuran
Ø100mm tinggi 200mm atau Ø150nn tinggi 300mm pada usia 28 hari)
 Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat lain atau
dengan mengadakan trial mixes d laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi Teknik.
 Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut etentuan - ketentuan
yang disebut dalam sub bab 4.4.3 mengenai Pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor
harus mebuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Direksi Teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan evaluasi
nilai kuat tekan beton yang diperoleh.
 Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifkat dari laboratorium. Penunjukkan
laboratorium harus dengan persetujuan Direksi teknik.
 Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh Direksi Teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
nilai karakteristik

Spesifikasi Teknis - 20 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.


 Nilai slump yang diizinkan berdasarkan jenis konstruksi yang akan ilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Jenis Konstruksi Nila Slump
Min Max
Pier beton & pile cap 5 10
Pelat lantai 5 12
Persiapan dan cara-cara pelaksanaan pemeriksaan slump harus sesuai dengan pasal 4.4.1 PBI 1971

 Untuk mutu beton K-250 jumlah semen minimum 384 kg/m3 beton
 Untuk mutu beton K-250, nilai factor air semen maksmum adalah sebesar 0,56
 Perawatan selinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah atau ditutupi
karung-karung basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya
dalam udara terbuka.
 Untuk pengendalian mutu beton, maka digunakan juga pembuatan silinder
percobaan untuk umur 3, 7, 14 atau 21 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak
boleh kurang dari nilai yang tercantum pada table di bawah ini. Jika hasil kuat tekan
benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta maka harus
dilakukan pengujian beton setempat dengan caracara seperti yang ditetapkan
dalam pasal 4.7.4 SKBI-1.4.53-1989-UDC :693.5 mengenai penyelidikan hasil uji
dengan kekuatan rendah.
Perbandingan Kekuatan Tekan Beton pada Berbagai Umur
Terhadap Kekuatan Tekan Beton Umur 28 Har
Umur Beton (hari)
3 7 14 21
Rasio kuat tekan terhadap kuat tekan umur 28 hari 0,45 0,65 0,88 0,95

 Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan


dengan cara yang tidak megakibatkan terjadinya pemisahankomponen-komponen
beton.
 Harus digunakan vibrator untuk pemadatan.
 Pemeriksaan mutu beton:
Persiapan, cara-cara pembuatan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu hasil
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan pada bab 4 PBI
1971.
 Penerimaan hasil pekerjaan beton:
Pekerjaan beton dapat diterima setelah syarat-syarat dan
ketentuanketentuan dalam spesifikasi teknik dan gambar perencanaan telah
dipenuhi seluruhnya dan umur beton telah mencapai 28 hari, Kriteria penerimaan
hasil pekerjaan beton ditentukan berdasarkan SNI BETON 2003 Penyimpangan hasil
pelaksanaan terhadap spesifikasi teknis, gambar perencanaan atau petunjuk
Direksi Teknik dapat menyebabkan hasil pekerjaan tersebut dibongkar

Spesifikasi Teknis - 21 -
Spesifikasi Teknis Sipil

daperbaharui kembali sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan dalam


persyaratan dokumen kontrak.
6. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar rencana, harus mengikuti ketentuan pasal 5.8 dan 6.5
dari SKBI 1.4.53.1989-UDC : 693.5. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan
air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siarsiar tersebut harus
disetujui oleh Direksi Teknik.
Cetakan (acuan) beton dapat dibongkar jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut :
 Pelat lantai : 12 hari
 Pier, pedestal, pile cap : 12 hari
Dengan persetujuan Direksi Teknik, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal
dengan syarat benda uji yeng kondisi perawatannya sama dengan sebenarnya telah
mencapai kekuatan 80% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Khusus untuk pengecoran dinding penahan tanah, siar-siar vertical yang ada harus
diberi water stop SUPERCAST SW10.
7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON
 Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan yang
terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang berangin
kencang, harus dibuat pelindung angin sesuai dengan arahan Direksi Teknik dan
harus dilindungi sehingga kehilangan kadar air dalam beton selama masa
perawatan seminimal mungkin.
 Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas matahari
serta kerusakan-kerusakan lain yang disebkan gaya-gaya sentuhan sampai beton
mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana diisyaratkan.
 Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran, dengan cara
menutupnya dengan karung-karung basah, pasir basah atau digenangi air selama
kurang lebih 7 hari setelah pengecoran.
 Cara lain untuk melindungi dan merawat beton harus mendapat persetujuan
Direksi Teknik.
8. PENGENDALIAN MUTU
8.1. Penolakan Hasl Pekerjaan Beton
 Direksi Tenik berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran hasil
pekerjaan beton jika pekerjaan beton tersebut menunjukkan hasil-hasil sebagai
berikut:
 Porous, segregasi, atau berlubang-lubang.
 Constructon Joint dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang tidak sesuai
dengan rencana.

Spesifikasi Teknis - 22 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Letak / posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan rencana) selama dan
seletah pengecoran.
 Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah diluar batas toleransi
yang dapat diberikan sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
 Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan
 Hasil pemeriksaan mutu beton maupun tindakan penanggulangannya tidak
dapat memenuhi persyaratan pada SNI Beton 2003
 Hasil pekerjaan tidak memenuhi persyaratan dalam spesfkasi teknis ini
8.2. Tanggung Jawab Kontraktor
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas sesuai dengan gambar rencana yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Direksi Teknik selaku Pemberi Tugas atau Perencana
yang sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasihat
tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
 Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum
berlaku. Apabila Direksi Teknk memandang perlu, Kontraktor dapat meminta
nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi Teknik atas beban
Kontraktor.
8.3. Perbaikan Permukaan Beton
 Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuaan dan sepengetahuan Direksi Teknik.
 Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki atau menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Teknik, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor.
 Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah /
retak, ada gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan yang lain yang tidak
sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.
8.4. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan
harus dilakukan secara baik dan teratur.
8.5. Contoh Material yang harus Disediakan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material: koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Teknik.

Spesifikasi Teknis - 23 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Teknik akan dipakai sebagai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
 Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contohcontoh
yang telah disetujui di bangsal Direksi Teknik.
PEKERJAAN
BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kosntruksi baja seperti tercantum pada
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. STANDAR / RUJUKAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- Peraturan Perencanaan Bengunan Baja Indonesia PPBBI 1984
- American Institute of Steel Construction Spesification 1980
- American Welding Society – Structual Welding Code
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI – 1982)
3. MATERIAL PROFIL BAJA, BAUT DAN ANGKUR
 Semua profil dan pelat untuk kontruksi baja harus menggunakan baja yang baru
dan merupakan jenis profil baja gilas (rolled) dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI
– 84) atau ASTM A.36. Sebelum digunakan, material konstruksi baja harus diuji
karakteristik mekaniknya laboratorium terlebih dahulu.
 Kecuali ditentukan lain dalam gambar, mutu baut dan mur yang digunakan
merupakan baut mutu tinggi yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dengan
fymin = 560 Mpa dan mempunyai bentuk hexagonal. Diameter baut dan panjang
ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
 Mutu baut angkur adalah BJTD-40 4.
 Semua material baja harus berkualitas baik dan baru, bebas/ bersih dari karat,
lubang-lubang dan kerusakan lainnya. Semua material baja tersebut harus lurus,
tidak terpuntir, tidak ada tekukan-tekukan, tdak cacat geometri serta memenuhi
syarat tolerans.
 Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok kayu
untuk menghidari kontak langsung dengan permukaan tanah, agar tidak rusak.
Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak dan bengkok.
4. PENGGANTIAN PROFIL/ PENAMPANG
 Pada prinsipnya pada tahap desain, profil-profil / penampang yang digunakan
adalah profil-profil / penampang yang tersedia dipasaran.
 Apabla ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar dala gambar
struktur tidak ada dipasaran, maka pemborong dapat menggantikan profil tersebut
Spesifikasi Teknis - 24 -
Spesifikasi Teknis Sipil

dengan profil lain dengan mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Perencana
lengkap dengan perhitungan yang menunjukkan bahwa profil tersebut sama atau
lebih kuat dari profil yang direncanakan semula.
 Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhitungkan juga masalahmasalah
apakah profil pengganti tersebut “mengganggu” desain secara keseluruhan
sehubungan dengan tinggi / lebar profil pengganti. Perubahan profil tidak boleh
menyebabkan perubahan biaya maupun times schedule.
5. PERUBAHAN SISTEM SAMBUNGAN
 Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkan pelaksanaan atau
erection atau alasan lain, maka pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
system sambungan lain yang tidak sama dengan gambar rencana.
 Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar dan
perhitungan system sambungan pengganti untuk diperiksa dan disetujui Direksi
Teknik.
 Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan system sambungan yang
diusulkan pemborong dan pemborong tetap mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule semula.
6. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Fabrikasi
 Fabrikasi elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh
tukangtukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor yang
ahli konstruksi baja.
 Semua elemen konstruksi harus dipabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan
bentuk yang diinginkan, tidak menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-
kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk handling
sambungan-sambungan di lapangan, las-las di lapangan dan sebagainya.
 Pemotongan elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan harus dilakukan
dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin
las sama sekali tidak diperbolehkan.
2. Baut Pengikat dan angkur
 Baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring, masing-masing satu buah pada
kedua sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut.
 Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan
diameternya. Pemborong tidak boleh megubah atau membuat lubang baru di
lapangan tanpa seijin Direksi Teknik.
 Pembuatan lubang-lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi tipis,
maksimum 10 mm boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan.
 Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut.

Spesifikasi Teknis - 25 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pengencangan baut dan mur harus dilakukan dengan kunci momen sampai
tercapai kondisi kencang tangan (snug-tight)
 Panjang baut harus sesedikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol di permukaan, tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
 Untuk menghidari adanya baut yang belum dikencangkan maka bautbaut yang
sudah dikencangkan diberi tanda dengan cat.
3. Pengelasan
 Prosedur pengelasan untuk las di workshop dan di lapangan harus diajukan
secara tertulis untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.
 Penyimpangan dari prosedur yang telah diajukan tidak dapat dilakukan tanpa
persetujuan dari Direksi Teknik.
 Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari kerak. Semua percikan las
harus dihilangkan dan permukaan yang terkena harus dibalut dan dibersihkan
4. Galvanisasi
 Sebagai proteksi terhadap korosi jangka panjang untuk komponen struktur
baja maka semua permukaan komponen baja yang terbuka harus diberi lapisan
hot di galvanisasi, termasuk baut, ring dan mur.
 Proses galvanisasi dilaksanakan berdasarkan AASTHO bagian M 111, untuk
baut dan sejenisnya, dan berdasarkan AASHTO bagian M 232, dan juga harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Perencanaan dan pemilihan jenis baja yang tepat dan sesuai agar
galvanisasi dapat dilakukan secara normal tanpa menimbulkan terjadinya
retak atau getas.
 Permukaan yang telah digalvanisasi, lapisan zincnya tidak boleh
mengalami kerusakan, dan harus dicapai ketebalan lapisan yang merata.
Rata-rata berat lapisan galvanisasi tersebut tidak boleh kurang dari 705
g/m2, atau dengan ketebalan rata-rata 100 micron.
 Zinc yang digunakan untuk lapisan galvanisasi harus mengandung 98% zinc
murni.
 Semua system peralatan dan penyimpanan haruslah sedemikian rupa
sehingga kerusakan lapisan galvanisasi dapat dihindari.
 Apabila terjadi kerusakan lapisan galvanisasi pada waktu pabrikasi, maka
permukaan yang terbuka harus dicat kembali secepatnya dengan cara-
cara berikut:
- Bersihkan permukaan hingga didapat permukaan bright steel.
- Gosok bagian sis dari lapisan galvanisasi di sekitarnya.
- Bersihkan permukaan tersebut.

Spesifikasi Teknis - 26 -
Spesifikasi Teknis Sipil

- Lapisi dengan 2 (dua) lapisan zinc rich primer sehingga tercapai tebal
total 75 micron.
7. PEMASANGAN DI LAPANGAN / EREKSI
 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstuksi yang tidak dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Direksi Teknik disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik sebelum dimulai
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan Direksi Teknik. Biaya
tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan Kontraktor.
 Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air
pada konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus harus diisi dengan bahan
“Waterproof” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa “Platform” atau “Jaringan (net)”.
 Setiap komponen diberi kode / marking dengan gambar pemasangan. Komponen
harus diberi tanda sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
 Bagian profl baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
 Sambungan-sambungan sementara dari las maupun baut harus diberikan kepada
bagian kostruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangantegangan selama
pembangunan.
 Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
detail.
 Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
 Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah
bagian pendukung ditempatkan secara bak dan tegak. Daerah dibawah pelat harus
diberi adukan lembab / kering yang tidak susut dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
 Toleransi
Penyimpangan kolom dari sumbu vertical tdak boleh lebih dari 1/500 dari tinggi
vertikal kolom.

Spesifikasi Teknis - 27 -
Spesifikasi Teknis Sipil

8. CONTOH BAHAN
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contohcontoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar / akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
 Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknik akan dipakai sebagai standar /
pedoman untuk pemeriksaan / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke
site.
 Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material
yang telah disetujui di Bangsal Direksi Teknik.
9. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat.
 Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak / kemasan aslinya yang masih
bersegel dan berlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering tidak lembab
dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.
10. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
 Sebelum dilaksanakan pabrikasi / pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberkan
pada Direksi Teknik “Certificate Test” bahan baja profil, pelat, baut-baut, kawat las,
cat dari produsen / pabrik.
 Selain itu Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja profil, baut, kawat las di
laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknik.
 Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor adalah minimal 2
pengujian untuk setiap jenis baja profil, baut dan kawat las yang digunakan.
 Hasil pengujian dari laboratorium / lapangan diserahkan pada Direksi teknik
secepatnya.
 Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan / las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
SPESIFIKASI .09
PEKERJAAN LAS
1. UMUM
 Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung listrik dan harus
memenuhi persyaratan AWS D1.1-90. Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan

Spesifikasi Teknis - 28 -
Spesifikasi Teknis Sipil

oleh tukang-tukang las yang berpengalaman dan bersetifikat yang sedikitnya


mempunyai pengalaman enam bulan pada pekerjaan yang dimaksud.
 Kontraktor harus memberikan daftar kepada Direksi Teknik mengenai
tukangtukang las yang dipekerjakan, nama-nama mereka, pengalaman kerja, dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Daftar ini harus mendapat
persetujuan Direksi Teknik.
 Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan antara lain
cara pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang / operator las / tack welder,
inspection / testing, toleransi, perbaikan las dan lain-lain, harus memenuhi AWS
D1.1-90 serta ketentuan-ketentuan dibawah ini.
 AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop pemborong maupun di
lapangan.
2. MATERIAL KAWAT LAS
 Kawat las atau elektode yang digunakan adalah Kobe Steel RB 26 atauE60XX Low
Hidrogen Elektrode dengan minimum Yield Strength 4200 kg/cm2.
 Sebelum pemesanan kawat las, pemborong diharuskan memberikan contoh kawat
berikut brosur teknisnya untuk disetujui secara tertulis oleh Direksi Lapangan.
Kawat las harus dikirim ke workshop dalam bungkusan yang tertutup / segel
dengan baik.
 Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi dan disimpan
sedemikian sehingga karakteristik atau sifatnya tidak berubah.
 Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan diudara terbuka
melebihi max 4 (empat) jam. Kawat las yang dibiarkan di udara terbuka melebihi 4
(empat) jam tidak boleh digunakan untuk pengelasan.
 Kawat las yang berada diudara terbuka yang belum melampaui 4 (empat) jam
tersebut dapat dipanaskan kembali di dalam “Holding Oven” pada temperatur 120
0C selama min 4 (empat) jam sebelum dapat digunakan kembali. Pemanasan
kembali tersebut hanya boleh dilakukan satu kali saja.
 Kawat las yang basah / terkena air sama sekali tidak boleh digunakan walaupun
lewat pemanasan oven ulang.
 Ukuran maksimum diameter kawat las adalah sebagai berikut:
 1.8 mm untuk semua pegelasan dilakukan pada posisi horizontal kecuali untuk
“root passed (pengelasan pada root)”.
 2.6 mm untuk pengelasan las sudut horizontal.
 3.6 mm untuk root passed las sudut yang dilakukan pada posisi horizontal dengan
backing plate dengan root opening 6 mm atau lebih.
 4.4 mm untuk pengelasan vertical atau overhead.

Spesifikasi Teknis - 29 -
Spesifikasi Teknis Sipil

3. MESIN LAS
 Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik antara lain dapat
menghaslkan arus yang continue dan stabil.
 Tenaga listrik mesin harus berasal dari genset yang dilengkapi dengan
panelpembagi dan travo las sehingga besarnya arus / ampere dapat dikontrol /
diatur sesuai kebutuhan. Besarnya KVA Genset disesuaikan dengan jumlah unit
travo las yang hendak digunakan.
4. PEKERJAAN PENGELASAN
 Prosedur pengelasan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum pekerjaan
dimulai.
 Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana permukaan / bagian yang
hendak dilas basah atau terekspos terhadap hujan atau angin kencang atau
keadaan dimana tukang-tukang las / welder bekerja pada kondisi buruk.
 Pekerjaan las dalam keadaan cuaca buruk dapat dilakukan dengan persetujuan
Direksi Teknik, jika telah diambil langkah-langkah pengamanan terhadap pengaruh
cuaca buruk.
 Ukuran kawat las, panjang lengkung, voltage dan ampere mesin las harus
disesuaikan dengan tipe groove, posisi pengelasan dan keadaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaaan pengelasan. Besar arus sesuai dengan range yang
diperbolehkan oleh pembuat electrode / kawat las yang bersangkutan.
 Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus bebas atau dibersihkan dari mill
scale yang lepas, slag, cat, karat, kelembaban, lemak dan material lainnya yang
akan mengganggu proses pengelasan dan atau menghasilkan asap pengelasan yang
mengganggu kesehatan.
 Dalam melakukan Thermal Cutting, peralatan harus diatur sedemikian sehingga
dapat dihindarkan pemotongan yang melewati / melampaui garis pemotongan
yang seharusnya.
 Bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakkan sedekat mungkin,
sedangkan untuk bagian-bagian yang akan dilas tumpul / butt joints harus diatur
sesuai dengan ketentuan “Root Opening” yang diisyaratkan dalam AWS D1.1-90.
 Tack Weld / las titk harus dilakukan sedemikian sehingga mempunyai kualitas yang
sama dengan las akhir yang sebenarnya.
 Dalam asembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas maka harus
dilakukan prosedur dan urutan sedemikian sehingga dapat dihindarkan semaksimal
mungkin terjadinya distorsi dan penyusutan / shrinkage dari bagian-bagian yang
akan dilas.
 Toleransi dimensi dari bagian yang sudah dilas harus memenuhi AWS D1.1-90.
Profil penampang las / weld profile dapat sedikit cekung / cembung asalkan
memenuhi AWS D1.1-90.

Spesifikasi Teknis - 30 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi syarat toleransi yang disebutkan


dalam AWS D1.1-90 harus diperbaiki dengan cara matching, grinding, chipping atau
gauging seperti diatur dalam AWS D1.1-90
 Bagian-bagian yang mengalami distorsi harus diluruskan dengan cara mekanis atau
cara pemanasan lokal. Temperatur pemanasan lokal tersebut tidak boleh melebihi
6000C.
 Pendempulan / chaulking terhadap pengelasan sama sekali tidak diperbolehkan.
 Percikan-percikan las yang merusak permukaan pelat atau bagian-bagian lainnya
harus dicegah. Cacat atau noda akibat percikan las harus digerinda / dihaluskan
kembali.
 Pada pengelasan yang terdiri dari beberapa layer, sebelum melakukan pengelasan
layer berikutnya, kerak (slag) harus dibersihkan / dilepas dari lapisan tersebut serta
bagian pelat disekitarnya harus disikat sampai bersih. Kerak juga harus dibersihkan
dari semua permukaan las yang sudah selesai. Las dan bagian sekitarnya harus
dibersihkan dengan cara disikat atau cara lain yang disetujui Direksi Teknik.
Permukaan las yang sudah dibersihkan tidak boleh dicat sebelum mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Teknik.
 Untuk pengelasan yang menggunakan “Backing Plate” maka backing plate tersebut
harus dibuat sepanjang las. Ketebalan backing plate mengikuti AWS D1.1-90
 Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik,
maka pada dasarnya semua pekerjaan las harus dilakukan di workshop. Pada
keadaan khusus, pengelasan di lapangan hanya diperbolehkan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
 Tipe, tebal, panjang dan lokasi pengelasan harus mengikuti gambar rencana.
Ketebalan maksimum dari setiap layer root passed dari groove dan las sudut adalah
sebagai berikut:
o 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada posisi datar.
o 5 mm untuk setiap layer yang dlakukan dalam posisi vertical, overhead, atau
horizontal.
 Ukuran maksimum dari single pass las sudut dan root passed dari multiple pass las
sudut adalah sebagai berikut:
o 10 mm untuk pengelasan posisi datar
o 8 mm untuk posisi overhead atau horizontal
o 3 mm untuk posisi vertikal
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las yang tidak memenuhi
syarat seperti keropos, tumpang tindih, miring, kelebihan atau kurang tebalnya
“throat” atau ukuran.
5. PENYELESAIAN PERMUKAAN
 Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan-goresan, lekukanlekukan,
sisa-sisa bahan las dan cacat lain yang ada selama pelaksanaan Setiap pekerjaan
Spesifikasi Teknis - 31 -
Spesifikasi Teknis Sipil

perbaikan harus dilakukan pada tanah yang rata, bersih dan baik. Pekerjaan
perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk random arcstrikes.
 Semua pengelasan harus mencapai sudut-sudut dari bagian-bagian yang dilas.
 Jika menurut pandangan Direksi Teknik bagian-bagian yang dilas mempunyai
kesalahan-kesalahan geometrik yang akan menimbulkan penumpukan tegangan
atau “Notch effect” karena tidak tepat letak las, Kontraktor harus memperbaikinya
dengan mengikir.
 Perbaikan dengan cara mengulang las diatasnya tidak diijinkan, jika untuk
memperbaiki kasalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Direksi Teknik.
6. PEMERIKSAAN PEKERJAAN LAS
 Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh engineer atau wakil yang
ditunjuk sesuai dengan persyaratan dalam AWS D1.1-90 dan harus mencakup
pemeriksaan visual, test ultrasonic dan tes radiografik. Pengawasan visual harus
tetap dilakukan meskipun pemeriksaan-pemeriksaan lain dijalankan juga.
 Semua pengelasan tanpa kecuali harus mengalami “visual inspection” yang
dilakukan oleh welding-welding inspection dari Direksi Lapangan. Visual inspection
tersebut harus dapat dilakukan pada seluruh proses pengelasan, tidak hanya pada
tahap akhir pengelasan saja. Visual inspection minimum harus berupa antara lain:
o Persiapan permukaan yang akan dilas (kebersihan, root face, root opening,
groove angle, groove radius dan lain-lain)
o Asembling bagian-bagian yang akan dilas
o Pemeriksaan weld profile atau penampang las termasuk pemeriksaan apakah
terjadi porosity, undercut, kelengkungan / kecembungan yang berlebihan,
overlap, crack, slag inclution dan lain-lain
 Terhadap pengelasan yang diragukan kualitasnya, maka Direksi Lapangan akan
meminta Kontraktor untuk melakukan radiografik tes (x-ray test) atau ultrasonic
test. Dalam hal ini Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatu agar tes bias
dilaksanakan dengan bak.

Spesifikasi Teknis - 32 -
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

SPESIFIKASI
TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR
Spesifikasi Teknis Sipil

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN BANGUNAN

PEKERJAAN
WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyedian dan pemasangan material
waterproofing pada bagian struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah
dan yang terekspos lingkungan luar, seperti pada dak atap beton.
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahanbahan,
paralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dan memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Sistem waterproofing yang digunakan terdiri dari:
1. Waterproofing Coating yang akan dilaksanakan pada:
 Seluruh pelat lantai/ dinding toilet
 Daerah-daerah yang lembab
 Dinding penahan tanah
2. Membrane Waterproofing yang akan dilaksanakan pada:
 Pelat atap beton
 Sambungan pelat beton dengan pipa talang
 Seluruh pelat atap yang berhubungan langsung dengan cuaca luar
2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengadaan dan
pemasangan yang benar dari sistem Waterproofing dari merk yang ditentukan
atau yang ekuivalen untuk membuat struktur beton yang dimaksud benar-
benar kedap air. Semua material untuk system waterproofing harus baru dan
memenuhi persyaratan material yang ditentukan. Kontraktor harus
memberikan sertifikat tes atau melakukan tes untuk menjamin material untuk
waterproofing sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan untuk proyek ini.
Kontraktor harus menunjuk waterproofing specialist yang berkualitas
sebagaii sub-kontraktor untuk mengadakan, memasang dan melindungi system
waterproofing, sesuai dengan rekomendasi pabrik. Penunjukkan spesialis
waterproofing harus mendapat persetujuan Direksi Teknik dan harus dipilih
berdasarkan catatan prestasi, keandalan teknis, kemampuan dan kesiapan
untuk memberikan bantuan teknis.

Spesifikasi Teknis - 1 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara


system drainase sementara untuk menjaga agar lokasi proyek tetap kering demi
menjamin pemasangan system waterproofing yang benar.
2.2. Garansi Pekerjaan
Kontraktor harus memberikan garansi selama masa pemeliharaan
bangunan untuk kondisi kedap air struktur beton yang diberi waterproofing
terhitung mulai tanggal diselesaikannya seluruh pekerjaan.
Apabila terjadi kebocoran, garis-garis lembab, tetesan air atau
tandatanda lain yang menunjukkan tidak terpenuhinya kondisi kedap air
selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus segera melaksanakan usaha
perbaikan untuk mengembalikan kondisi kedap air tanpa membebani Pemberi
Tugas.
Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan terhadap finishing
(seperti plaster, cat, panel, tegel dsb), instalasi listrik dan instalasi lainnya, atau
barangbarang lain, yang disebabkan oleh kebocoran air atau kelembaban yang
diakibatkan oleh tidak berfungsinya system waterproofing yang digunakan
selama masa pemeliharaan bangunan, Kontraktor diminta membayar semua
perbaikan yang disebut diatas.
3. MATERIAL
1. Waterproofing Coating
Material ini terdiri dari 2 komponen polimer disuplai dalam kemasan siap
campur. Komponen A berbentuk powder (serbuk) dan komponen B berbentuk
liquid. Bahan tersebut diaplikasikan pada permukaan beton dan setelah mongering
akan membentuk lapisan membrane kedap air yang fleksibel.
Data teknis yang disarankan untuk bahan ini:
- Bahan material, Komponen A : Powder
Komponen B : Liquid
- Tensile strength : 5.0 N/m2
- Flexural strength : 11.0 N/m2
- Bond strength : 3.5 N/m2
- Ketebalan setelah mongering : Min 1.2 mm untuk toilet
Min 1.8 mm untuk dinding penahan
tanah
- Ketahanan terhadap tekanan air : Tekanan air setinggi min 7 m
Contoh material yang memenuhi spesifikasi di atas adalah Brushbond atau
yang setara. Bilamana material Brushbond yang digunakan maka proporsi campuran
liquid : powder yang disarankan adalah 1 : min 3.5 (dalam berat)
2. Waterproofng Membrane
Data teknis yang disarankan untuk bahan ini:
- Ketebalan min : 3 mm
- Titik luluh : 1500 C
Spesifikasi Teknis - 2 -
Spesifikasi Teknis Sipil

- Tensile strength
a. Longitudinal : ≥ 820 N/5 cm
b. Transversal : ≥ 600 N/5 cm
- Elongation
a. Longitudinal : ≥ 50%
b. Transversal : ≥ 60%
Contoh material yang memenuhi spesifikasi diatas adalah Proofrx Torchseal
3P atau yang setara.
Apabila sertifkat tes untuk material-material tersebut diatas tidak tersedia,
Kontraktor harus melakukan tes untuk memeriksa kualitas material waterproofing
yang digunakan. Tes harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur ASTM yang sesuai
atau metode yang disetujui oleh Direksi Teknik.
4. METODE KONSTRUKSI
a. Sebelum pekerjaan dimulai semua bagian yang akan diberi lapisan waterproofing
ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi teknik.
b. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan
ditunjuk oleh pemegang produk yang bersangkutan.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontrkator terlebih dahulu harus mengajukan metode
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknik.
d. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja atau dokumen kontrak.
e. Pekerjaan finishing pada lapisan permukaan yang sudah di waterproofing dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
f. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengetesan hasil pekerjaan dengan cara
mengaliri permukaan yang sudah diberi lapisan waterproofing dengan air.
PEKERJAAN
ADUKAN SEMEN / SPESI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan bangunan,mesin
pengaduk, dan semua pekerjaan yang termasuk pengerjaan adukan semen. Pekerjaan
ini termasuk acian dinding, nat dinding batu, sambungan dan lapisan kedap air
(waterproofing) dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan dalam adukan. Pekerjaan harus
disesuaikan dengan garis, posisi, penempatan dan susunan yang benar sesuai gambar
atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2. STANDAR / RUJUKAN
 American Society for Testing and Meterials (ASTM).
 Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI.15-2049-1994 – Semen Portland.
 Spesifikasi Struktur Beton Cor di tempat.

Spesifikasi Teknis - 3 -
Spesifikasi Teknis Sipil

3. PROSEDUR UMUM
 Contoh
Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
bahan untuk adukan semen kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
 Pengiriman dan Penyimpanan
 Semua semen dalam bungkusnya harus dikirimkan dan disimpan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Struktur Beton Cor di tempat
 Agregat harus disimpan diatas permukaan yang bersih, bebas dari genangan air,
memiliki sistem drainase yang mencukupi. Dan bebas dari bahan-bahan asing.
Ketinggian tumpukan tidak boleh lebih dari 120 cm guna mencegah
segregasi/pemisahan.
4. MATERIAL
 Semen
Semen sebaiknya semen Portland (PC) tipe I yang memenuhi standar SNI.15-
2049-1994 atau ASTM C150-89, seperti Tonasa, Cibinong, Tiga Roda, Gresik, Semen
Padang, semen Andalas atau setara Semen Portland yang digunakan harus dari satu
nama/ merk yang sama.
 Agregat
Agregat harus bersih, keras, padat, memiliki ujung kasar dan tidak
mengandung bahan perusak seperti lumpur, tanah liat atau bahan organic lain
Agregat harus memenuhi syarat dan dites sesuai dengan ASTM C 33.
 Campuran
Campuran untuk meningkatkan kekedapan air dan untuk sambungan harus
berasal dari produk yang telah teruji, seperti Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulson
57 atau setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Komposisi
 Perbandingan 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan di tempat basah /
lembab pada 150 mm dibawah permukaan tanah sampai dengan 200 mm
diatas finishing lantai (seperti yang ditunjukkan / tidak ditunjukkan dalam
gambar), acian untuk permukaan beton ekspos, dan tempat-tempat lain yang
ditunjukkan dalam gambar.
 Perbandingan 1 semen dan 4 pasir digunakan untuk semua pekerjaan acian
pada daerah kering, selain pengecualian yang ditunjuk dalam gambar.
 Campuran kedap air harus diaplikasikan pada adukan semen sesuai dengan
rekomendasi produsen, agar menghasilkan lapisan kedap air (waterproofing)
dan sambungan yang efektif.

Spesifikasi Teknis - 4 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pengadukan
Semua bahan kecuali air harus diaduk dengan benar dalam wadah atau dalam
alat pengaduk semen yang disetujui, sampai adukan menghasilkan warna yang
sama. Setelah itu ditambahkan air dengan jumlah yang tepat, dan pengadukan
dilanjutkan. Adukan harus dicampur dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
digunakan. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2 menit untuk aplikasi.
Adukan semen yang tidak digunakan dalam waktu lebih dari 45 menit setelah
pengadukan tidak boleh digunakan lagi.
 Persiapan dan Pembersihan Permukaan
 Semua permukaan yang akan diberi adukan semen harus bebas dari karbonat
dan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
 Aplikasi adukan semen dapat digunakan setelah semua pekerjaan pemasangan
selesai. Semua bagian yang akan diberi adukan semen adalah yang telah
terlindungi di bawah atap. Permukaan yang akan diaci tidak boleh berumur
lebih dari 2 (dua) minggu, kemudian permukaan harus dibasahi terlebih dahulu
dengan air sampai terlapisi air dan sambungannya mencapai kedalaman 10
mm.
 Acian untuk Permukaan Beton
 Permukaan beton yang akan diaci harus dikasarkan, bebas dari bahanbahan
yang tidak diinginkan dan dibasahi dulu dengan air, baru kemudiandi aci.
 Permukaan beton yang akan diaci harus bebas dari cat, minyak, lemak dan
sebagainya Permukaan beton harus dibersihkan dengan sikat kawat. Setelah
pekerjaan acian selesai dan mengeras, permukaan harus dipelihara dengan
siraman air berkala. Acian yang tidak sempurna seperti permukaan yang tidak
rata, retak dansebagainya harus diganti dan diperbaiki.
 Ketebalan Acian
Ketebalan adukan semen dan / atau acian harus minimum 10 mm, kecuali
bila ditetapkan lain dalam gambar atau sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.
 Penghalusan
Penghalusan permukaan harus dilakukan setelah acian terlapisi siraman air
sehingga acian menjadi halus tanpa retak dan acian berumur 8 hari atau telah
benar-benar kering. Selama 7 hari setelah penghalusan permukaan, Kontraktor
harus selalu membasahi permukaan tersebut sampai terlapisi air, minimal 2 kali
sehari.
 Pemeriksaan dan Pengetesan
Semua pekerjaan harus dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor harus
memberikan bantuan kepada Konsultan Pengawasan setiap kali dibutuhkan, untuk
mendapat contoh dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Segala macam hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan tata cara yang sama
seperti sebelumnya tanpa ada biaya tambahan kepada pemilik (Owner).
Spesifikasi Teknis - 5 -
Spesifikasi Teknis Sipil

PEKERJAAN
DINDING BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pasangan bata yang ditempatkan dan disusun menggunakan
adukan semen, termasuk segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan bata seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dan / atau seperti yang disebutkan disini
2. STANDAR/ RUJUKAN
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI – 1982)
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
 Standar Industri Indonesia (SII) dan/ atau Standar Nasional Indonesia (SNI)
 American Society for Testing and Materials (ASTM)
 Spesifikasi:
- Struktur – Besi tulangan
- Struktur – Besi Cor di tempat
- Pekerjaan dinding - Spesifikasi Adukan Semen
- Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh
Sebelum pengiriman, contoh unit dinding bata harus diserahkan dan disetujui
terlebih dahulu. Semua pengiriman selanjutnya secara umum harus mengukuti
standar dari contoh yang telah disetujui. Contoh-contoh yang representative dapat
dipesan secara perodik oleh Konsultan Pengawas.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
 Pengawasan harus dilakukan pada pengiriman, penerimaan, penumpukan,
pemakaian bahan dan segala kerusakan yang dapat mempengaruhi pekerjaan bata.
Untuk itu segala macam kerusakan harus diganti oleh Kontraktor tanpa biaya
tambahan apapun.
 Bata harus ditumpuk di bawah penutup dan tidak langsung menyentuh tanah.
Bahan-bahan harus disimpan dalam ruangan tahan cuaca, berventilasi, diatas
tempat yang dinaikkan dari permukaan tanah dan secara efektif terlindungi dari
cuaca dan kelembaban. Secara logistic barang yang paling dulu masuk adalah
barang yang dulu keluar (digunakan).
 Semua bata harus dibawa ke lapangan dan disimpan. Penyimpanan harus disusun
sesuai tata cara untuk menjaga bata tetap kering, bak itu dengan terpal ataupun
atap atau kombinasi keduanya.
 Semua bata harus disimpan di tempat yang aman tanpa mengganggu alur kerja.
Bata yang disimpan langsung menyentuh tanah tidak boleh digunakan. Gudang
penyimpanan harus bebas dari air (tempat harus kering).

Spesifikasi Teknis - 6 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4. MATERIAL
4.1. Bata
 Bata harus terbuat dari bahan yang baik dan harus memenuhi PUBI – 1982 dan/
atau SII – 0021/ SNI.15 – 2094 – 1991
 Kekuatan minimum adalah 25 kg/ cm
4.2. Adukan Semen
Adukan semen harus memenuhi spesifikasi adukan semen. Adukan semen
untuk pasangan bata, kecuali ditentukan lain, harus terdiri dari perbandingan 4
pasr dengan 1 PC (Portland Cement). Adukan kedap air harus dibuat dengan
menambahkan komponen / zat aditif kedap air ke dalam adukan, seperti yang
disebutkan dalan spesifikasi Adukan Semen.
4.3. Pekerjaan Perapatan
Plastik, kompon tidak berwarna seperti Dow Corning 790 atau setara
dengan yang disebutkan dalam spesifikasi sambungan zat kedap (sealant),
digunakan untuk sambungan-sambungan yang diekspos pada bagian luar kusen
pintu dan jendela., bukaan jendela serta kelengkapannya dan sebagainya. Contoh
bahan harus diserahkan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.4. Angkur
Angkur sebaiknya terbuat dari baja lunak dengan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
4.5. Tulangan
Komponen pengaku dan kolom harus terbuat dari tulangan besi diameter
8 mm. Tulangan besi harus sesuai dengan PBI (NI-2. 1971) dan/ atau Spesifkasi
Besi Tulangan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
Dinding harus diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 130 mm,
disusun dengan adukan semen dan disatukan seperti yang disebutkan disini.
Semua unit harus disusun dengan adukan semen, dan semua sambungan harus
diisi dengan spesi/ aduk.
5.2. Susunan Bata
 Semua bata harus tetap basah selama proses konstruksi dan harus disusun agar
membentuk pola yang dapat tersambung oleh adukan semen. Dalam satu hari,
ketinggaan unit pasangan bata tidak boleh lebih dari 100 cm. Akhir dari
pekerjaan bata harus disisakan untuk tempat memanjat tukang dan tidak boleh
diblok / diisi, untuk mencegah retak dikemudian hari. Susunan bata harus
mengikuti peraturan yang benar yaitu, antara lapisan satu dengan lapisan
lainnya harus memiliki jarak setengah dari panjang bata. Semua sambungan
bata harus diisi dengan adukan semen dan sambungan harus rata dan sama
ketebalannya. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan toleransi 2.5 mm.
Spesifikasi Teknis - 7 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Bata harus direndam sebelum disusun, dan sebelum terkena adukan semen.
Bata kerawang (Vent block) tidak perlu direndam sebelum disusun, tetapi
permukaannya perlu dibasahi sebelum diberi adukan semen. Bata yang rusak
tidak boleh digunakan.
 Pekerjaan bata harus dibangun dengan tata cara yang sama dalam pengukuran
dan garis ketinggian yang tepat. Sudut-sudut dan pekerjaan lain yang sulit harus
disusun dengan penopang dan tidak dinaikkan melebihi 100cm. Toleransi
vertikal maksimum per 400 cm adalah 10 cm.
 Tiang, segala sesuatu yang permanen dan / atau railing dan segala sesuatu yang
dibenamkan untuk pekerjaan lain yang termasuk dalam kemajuan kerja di
lapangan, harus dibangun seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Bata harus
dapat dibongkar, dikurangi/ ditambah ketinggiannya jika diperlukan, untuk
mencapai ketinggian yang diisyaratkan.
 Tulangan harus digunakan sekurang-kurangnya setiap 400 cm panjang dinding
dan pada semua kolom, sudut, pelat, balok dan sebagainya.
 Pada tempat-tempat atau bukaan yang akan dipasang kusen kayu atau logam,
pasangan dinding bata harus disisakan / dilubangi sampai cukup kuat untuk
dipasangi angkur, paku, pasak dan prosedur yang diperlukan untuk kusen, dan
kemudian harus dilapisi dengan beton.
 Semua unit pasangan bata yang bertemu baja atau balok beton harus diberi nat
beton untuk membentuk alur, dan juga harus diberi tulangan diameter 8 mm.
Semua hal yang diperlukan sehubungan dengan struktur utama atau
pendukung, harus diberi nat pada waktu penuangan campuran material.
5.3. Pembersihan dan Penyambungan
Permukaan bagian dalam dari semua bata harus dibersihkan. Sudut
pertemuan antara dinding bata harus tegak lurus dan membentuk sku, yang
ditegaskan dengan alat-alat yang sesuai. Sambungan bata dibagian dalam, di
ducting / saluran diatas langit-langit, dibelakang lemari dan sebagainya, harus
dibuat halus dan diberi lapisan kedap air dan dibagian bawahnya, sesuai dengan
yang disetujui oleh Konsulatan Pengawas.
5.4. Dinding Interior dan Partisi
Sambungan antara dinding bata dan dinding partisi harus dibuat dengan
teliti, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau diusulkan dan disetujui dalam
gambar detail pelaksanaan.
5.5. Pengukuran Pintu dan Jendela
 Baja modifkasi yang disediakan untuk kusen logam jendela dan pintu harus
diangkur ke tempat yang tepat di dinding. Bukaan dinding harus diukur dengan
tepat dan semua lubang/ jarak antara kusen pintu / jendela dengan dinding
bata harus diisi dengan adukan. Agar lebih praktis, hal ini dipasang ketika proses
konstruksi dinding berlangsung.

Spesifikasi Teknis - 8 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Angkur atau segala jenis pengait lainnya boleh ditanam / disembunyikan atau
diberi adukan pada bukaan baru.
 Bila diperlukan gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yang diajukan harus
diperiksa dan setujui oleh Konsultan Pengawas.
5.6. Pekerjaan Tambahan
 Perapatan
Sambungan yang diekspos pada bagian luar kusen pintu dan jendela
harus diisi akrilik berbahan dasar sealant plastic / sealant plastik elastis, bahan
kompon tidak berwarna, seperti yang ditetapkan dalam spesifikasi. Bahan ini
harus dipasang di tempat dengan menggunakan tekanan tembak (Pressure
gun) secara efesien sesuai dengan tata cara pekerja. Semua sambungan dan
jarak yang dirapatkan harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipasang
kompon.
 Angkur
Angkur harus diikat ke baja structural atau ditanam dalam beton,
maksimum 450 mm dari as.
 Tulangan
 Komponen pengkaku harus ditempatkan di tiap 12 m2 luasan dinding dan
sudut.
 Kolom pengaku harus terdiri dari 4 batang tulangan berdiameter 10 mm
 Dinding yang lebih tinggi dari 300 cm harus diberi balok pengaku yang terdiri
dari 4 batang tulangan berdiameter 10 mm.
 Kotak / Wadah
Wadah untuk saluran pipa dan sebagainya harus dipotong secara akurat
sebagaimana yang dibutuhkan, dengan posisi dan dimensi sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan ditunjukkan oleh konsultan Pengawas.
 Kolom Beton Bertulang
Kolom beton bertulang yang termasuk dalam pekerjaan dinding dan
balok beton tulangan harus disesuaikan dengan spesifikasi Struktur – Beton Cor
di tempat. Pangaku harus ditempatkan di tiap 12 m2 luasan dinding atau dalam
kasus ini harus ada satu pengkaku antara kolom-kolom (struktural).
5.7. Perlindungan dan Pembersihan
 Komponen arsitektural dan permukaan-permukaan yang telah difinishing harus
dilindungi dari kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan. Ambang bawah, sisi
kusen pintu dan bagian atas harus dilindungi dengan pembungkus secepatnya
setelah selesai dibangun.
 Pekerjaan balok yang baru dipasang harus dilindungi dari kerusakan akibat
terlalu cepat kering, permukaan air dan benturan yang merusak.Pekerjaan
balok yang baru dipasang harus disiram secara terus-menerus sekurang-
kurangnya 7 hari setelah didirikan.
Spesifikasi Teknis - 9 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.8. Acian
Semua pekerjaan acian harus disesuakan denga persyaratan dalam spesfikasi
adukan semen.
PEKERJAAN
KUSEN PINTU KAYU DAN JENDELA ALUMINIUM
1. DESKRIPSI KERJA
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kusen pintu dan jendela aluminium seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang disebutkan disini, termasuk supervise
tenaga kerja, material, peralatan dan persyaratan tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
2. REFERENSI STANDAR
Standar Industri Indonesia (SII) dan / atau Standar Nasional Indonesia (SNI):
2.1. SII.0695-82/SNI.07-0603-1989- Produk Aluminium Ekstruksi untuk Arsitektur.
2.2. American society for Testing and Materials (ASTM):
2.2. ASTM B221M-91 – Spesifikasi untuk Paduan Aluminium – Batang Penghubung,
Batang, Kawat, Bentuk dan Tabung
Spesifikasi:
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesfikasi Finishing Perangkat Keras
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesfikasi Kaca dan Pemasangan Kaca.
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
3.1.1. Contoh-contoh dari unit profil kusen dan kaca harus diberikan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, mengacu pada pabrikasi
unit Penerimaan contoh hanya meliputi profil, lapisan logam/
anodize, warna, finishing, tampilan dan detail pemasangan kaca.
Persetujuan dengan persyaratan lain adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3.1.2. Pemberian contoh untuk finishing khusus yang dimaksud adalah
berupa lembaran atau pelat berukuran panjang 300 mm atau 300
mm2 yang menunjukkan variasi maksimum dalam tekstur, lapisan
kilap, warna dan bayangan. Pemberian dan penerimaan contoh harus
meliputi warna, tekstur dan lapisan kilap.
3.1.3. Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.2.1. Contoh-contoh produk aluminium harus diuji dalam laboratorium yanG
irancang oleh Konsultan Pengawas, meliputi pengujian untuk:

Spesifikasi Teknis - 10 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Ketebalan pelapis
 Pewarnaan
 Berat
 Korosi / Ketahanan karat
3.3. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
3.3.1. Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang meliputi semua pekerjaan detail, kusen, sistem pengangkuran, harus
disediakan oleh Kontraktor dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
3.3.2. Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan
dalam Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).
3.3.3. Kntraktor harus bertanggung jawab terhadap segala perbedaan
dimensindan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain,
dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan
yangterrmasuk didalamnya, guna mewujudkan tujuan desain.

3.4. Penanganan dan Penyimpanan


3.4.1. Pekerjaan aluminium dan perlengkapan harus disediakan
terkoordinasidengan gambar, bebas dari penyimpangan dan kerusakan.
3.4.2. Segera setelah diterima, pekerjaan aluminium dan kelengkapannya harus
ditempatkan secara benar di tempat bersih dan kering, terlindung
darikerusakan atau abrasi, sebelum dan sesudah pemasangan.
3.4.3. Semua barang harus tetap bersih dan bebas dari tumpahan adukan, acian,
cat dan sebagainya.
3.5. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada pemilik (Owner) garansi tertulis
yang meliputi jaminan kepuasan pemasangan, pengoperasian danpengkondisian
semua pekerjaan aluminium seperti yang dispesifkasikan disini untuk periode 1
(satu) tahun setelah tanggal penerimaan terakhir.Selama periode ini Kontraktor
harus memperbaiki atau mengganti dan menanggung semua kerusakan.
4. MATERIAL
4.1. Aluminium
4.1.1. Selain yang disebutkan, semua pekerjaan profil aluminium
prepabrikasi yang akan digunakan untuk pintu, jendela dan kusen
harus berupa aluminium bersih yang telah dianodize minimum 10
micron dengan pelapis warna yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam bagan warna yang akan dikeluarkan kemudian, dan harus sesuai
dengan SII- 0695-1982 /SNI.07-0603-1989 dan / atau ASTM B 221 M,
seperti YKK atau setara.

Spesifikasi Teknis - 11 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4.1.2. Ketebalan semua profil pre-pabrikasi harus minimum 1.3 mm


denganbentuk dan ukuran sesuai dengan gambar. Dimensi profil dapat
berubah,tergantung pada tipe profil yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4.1.3. Semua pintu dan jendela aluminium harus dikirimkan berupa produk
jadi yang diproduksi oleh produsen profil aluminium, seperti YKK atau
setara.
4.2. Kaca dan Cara Pemasangan
Selain yang telah disebutkan, kaca dan cara pemasangannya harus sesuai
dengan Spesifikasi Kaca dan Cara Pemasangannya.
4.3. Pengikat dan Perlengkapannya
Pengikat harus stainless steel, AISI tipe 300 series, dpilih untuk mncegah
proses karat dengan komponen-komponen lainnya. Bila ada finishing permukaan
yang diekspos, gunakan kepala skrup oval yang terbenam dengan diameter
batang satu kurang lebih kecil dari ukuran lubang bahan pengikat dan warna yang
sesuai permukaan
 Angkur harus AISI tipe 300 series stainless steel.
 Lubang udara dibuat dari vinyl dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan
profil aluminium yang akan digunakan dan pengait/ perlengkapan lainyang
diperlukan untuk membuat pemasangan yang sempurna.
4.4. Perapatan dan Pemberian Sealant
Perapatan dan bahan sealant untuk melapisi dan mengisi lubang harus
disesuaikan dengan persyaratan dalam Spesifikasi Finishing.
4.5. Peralatan Finishing
Semua kunci dan perlengkapan harus seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan disesuaikan dengan Spesifkasi Perangkat Keras Finishing.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Semua profil aluminium yang akan digunakan harus dipilih secara teliti,
memiliki keseragaman warna, dimensi dan susunan, bebas dari segala
macam kerusakan. Semua profil harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas
5.1.2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa gambar dan
kondisi lapangan dan menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan
(ShopDrawing) yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di
lapangan. Tidakada pekerjaan pabrikasi atau pemasangan yang dimulai
sebelumGambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan
olehKontraktor disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.1.3. Kontraktor harus membuat mock-up masing-masing sambungan
aluminiumuntuk sistem konstruksi dan bahan lainnya.
Spesifikasi Teknis - 12 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.1.4. Perakitan, penempatan dan penyambungan profil aluminium harus sesuai


petunjuk produsen, sesuai gambar dan Gambar Detail Pelaksanaan
(ShopDrawing) yang telah disetujui.
5.1.5. Pastikan angkur dan pemasangannya yang dikerjakan oleh pihak lain
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Jika dperlukan,
sebelumpemasangan dibuat dulu adaptasi yang dapat ditoleransi.
5.2. Pabrikasi
5.2.1. Semua komponen harus dibuat dan dirakit dengan bentuk yang benar dan
ukuran yang ditetapkan dalam gambar, sesuai Gambar Detail Pelaksanaan
(Shop Drawing) yang telah disetujui, dan ditempatkan dilokasi yang benar.
5.2.2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kesesuaian konstruksi
komponen. Bila sambungan tidak dibuat gambar detailnya, maka
sambungan harus diposisikan dan dibuat agar dapat menyalurkan beban
dan menahan tekanan. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang
ditetapkan.
5.2.3. Semua proses pemotongan dan pelubangan harus dilakukan sebelum
proses anodisasi.Bila diperlukan dan selain yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas,pemotongan profil aluminium di lapangan harus
disesuaikan sesuai tatacara agar tidak merusak bagian permukaannya.
5.2.4. Bagian akhir profil harus dihubungkan dengan kuat dan akurat
menggunakan pengait anti karat yang dibuat oleh produsen profil
aluminium.Sambungan harus dikerjakan secara teliti agar
mendapatkan.bentuk yang bagus dan kualitas pemasangan terbaik.
5.2.5. Semua sambungan harus disembunyikan / dilapisi, kecuali ada
persyaratan lain. Semua sambungan harus berupa sambungan berwarna
untuk menghasilkan sambungan yang rapi dan kedap air.
5.2.6. Pastikan potongan kaca disediakan kedalaman dan lebar yang dapat
mengakomodasi persyaratan kaca yang direkomendasikan oleh produsen
pembuat. Pasang gasket pengait pemasangan kaca yang diangkur ke
sambungan aluminium.
5.2.7. Kusen beserta kelengkapannya harus sbb:
 Secara umum dibuat sesuai dengan dimensi dan profil yang
ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Memperhatikan garis batas yang ditunjukkan dan sesuai
dengan komponen kostruksi lainnya.
 Menyediakan penyusun,penunjang dan pemberhentian kaca untuk
meminimalkan kemungkinan kaca retak yang disebabkan oleh
ketidaktepatan struktur kusen dan sesuai dengan rekomendasi
produsen pembuat kaca.
5.2.8. Perakitan unit harus sebagai berikut:
 Sambungan dengan pengelasan
Spesifikasi Teknis - 13 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Jika diperlukan, lapisi hasil las agar tidak menimbulkan efek


menggelembung pada finishing permukaan.
 Pemeriksaan las agar sesuai dengan persyaratan AWS untuk pekerjaan
aluminium.
 Las dengan elektroda dan dengan metode yang direkomendasikan oleh
produsen pembuat logam, sesuai dengan persyaratan yang diperlukan,
dan untuk menghindari distorsi atau kesalahan warna pada permukaan
yang diekspos, untuk menyesuaikan dengan logam di sekitarnya.
 Dipabrikasi secara akurat dan cocok untuk semua komponen yang
dijual di toko, bila memungkinkan.
 Sambungan dan kelengkapannya harus disesuaikan dengan akurat
menggunakan pengikat anti karat dan dilapisi dengan sambungan licin,
dan harus dipabrikasi oleh produsen profil aluminium.
5.3. Pemasangan
5.3.1. Umum
 Pekerjaan aluminium harus dipasang di lokasi sesuai dengan gambar.
 Pemasangan unit pemipaan, dan level harus disesuaikan dengan
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang disetujui oleh ahli
pengalaman yang berkualitas sesuai petunjuk produsen.
 Jangan memaksakan penempatan unit,atau melebihi peruntukan
bebannya.
 Sediakan pergerakan udara / panas sesuai dengan range temperature
yang ditentukan antara perakitan yang dipabrikasi di bengkel dengan
perakitan pada saat konstruksi.
 Amankan unit dengan menggunakan bahan angkur anti karat.
Penggunaan kayu dan serat tidak dapat dibenarkan
 Lapisi / sembunyikan angkur, penjepit, dan semua perlengkapan lain.
5.3.2. Perapatan
 Buat sambungan rapat diantara pertemuan kusen dengan konstruksi
didekatnya.
 Perapatan yang ditampilkan sehubungan dengan pekerjaan pada
bagian ini harus memenuhi rekomendasi produsen dan persyaratan
yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sambungan Zat Kedap (Sealant).
5.3.3. Perangkat keras
Jenis perangkat keras yang akan dipasang, seperti unit
pengunci,pegangan pintu, tuas penutup pintu dan lain sebagainya, harus
seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan akan dipasang sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Fnishing Perangkat Keras.

Spesifikasi Teknis - 14 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.3.4. Pemasangan Kaca


Selain yang telah ditetapkan, semua pemasangan kaca pada pintu harus
disesuaikan dengan standar produsen perangkat keras dan harus
disesuaikan dengan persyaratan Spesifikasi Kaca dan Pemasangannya.
5.4. Perbaikan dan Pembersihan
5.4.1. Segala sesuatu yang rusak, patah, atau tidak difinishing sempurna
harusdiganti dengan yang baru
5.4.2. Memberikan lapisan finishing atas lapisan finishing dari bengkel
dilapangan harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
5.4.3. Pembersihan dan penyelesaiaan pemasangan harus sebagai berikut:
 Membuang semua tumpukan yang mempengaruhui penampilan unit.
 Melepaskan bahan-bahan pelindung
 Membersihkan permukaan interior dan eksterior logam dan kaca
setelah
 pemasangan dengan mencucinya menggunakan air bersih dan sabun
atau deterjen, kemudian dibilas.
 Membersihkan permukaan luar / eksterior kaca sekali tiap 3 (tiga)
bulan selama proses konstruksi.
 Membersihkan dan mengembalikan warna permukaan logam sesuai
 dengan rekomendasi produsen. Jika tidak dapat dibersihkan, maka
unitharus diganti.
5.5. Perlindungan
5.5.1. Lindungi permukaan logam sebelum difinishing dengan lapisan pelindung
atau pembungkus sampai proses konstruksi selesai. Gunakanbahan yang
direkomendasikan oleh produsen logam untuk memastikan metode
tersebut cukup dapat melindungi, mudah dilepas dan aman untuk
difinishing.
5.5.2. Melepaskan perlindungan dari permukaan logam pemegang kaca
sebelum memulai pemasangan kaca.
5.5.3. Menjaga lapisan pelindung dari pemasangan sampai dengan pembersihan
selesai.
PEKERJAAN
PINTU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengkondisian dan pemasangan pintu kayu dankusen,
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan disini, termasukpengaturan
tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan persyaratan tambahan yangdibutuhkan
untuk menyelesaikan proses kerja.

Spesifikasi Teknis - 15 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesi (SII) / Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI – 5, 1961)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Kaca dan Pemasangan Kaca
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan Duco
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Sebelum proses pengiriman, contoh dan finishing terdiri dari tipe kayu yang
diusulkan, pintu, kusen, harus diberikan pada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Biaya contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dibutuhkan untuk menunjukkan
detail pembuatan, kaca bukaan, catatan bahan dan finishing.
3.3. Penanganan dan Penyimpanan
3.3.1. Pekerjaan kayu dan perlengkapannya harus diberikan dalam
pembungkus asli yang masih tersegel dari produsen, dapat dikenali
dengan jelas, dan harus disimpan di daerah yang perbebdaan
temperatur kelembabannya tidak terlalu tinggi.
3.3.2. Segera setelah pengiriman, pekerjaan kayu dan perlengkapannya harus
ditumpuk dengan benar di tempat yang kering yang perbedaan
temperatur dan kelembabannya tidak terlalu tinggi, dan harus ditangan
secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada permukaan dan
ujungnya.
4. MATERIAL
4.1. Umum
Sebelumnya semua daun pintu dan pekerjaan kayu lainnya harus
disesuaikan kembali, dibuat dan finishing serta dilengkapi dengan
perlengkapanlainnya di produsen pembuatnya.
4.2. Kusen Pintu
Kusen pintu terbuat dari kayu bengkirai atau ulin dengan ukuran dan bentuk
seperti ditunjukkan dalam gambar dan jumlahnya sesuai persyaratan dalam
spesifkasi kusen pintu dan jendela kayu.
4.3. Konstruksi Kayu
4.3.1. Rangka Pintu
 Rangka dalam pintu dalam, pintu luar, dan pintu daerah basah harus
berasal dari core padat dari kayu bengkirai atau ulin, dengan
ketahanan dan kekuatan kelas II sesuai PKKI (NI – 5, 1961)

Spesifikasi Teknis - 16 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Rangka tersebut harus memiliki ukuran 100 mm x 30 m sehingga


ketebalan akhir panel daun pintu adalah setebal 42 mm. Pembuatan
Panel Pintu
 Panel pintu dalam terdiri dari rangka yang berasal dari kayu
bengkirai atau ulin.
 Panel pintu luar terbuat dari panel solid dari kayu bengkirai atau ulin
Panel Pintu Kaca Sebagian
4.3.2. Panel dapat berupa rangka atau panel solid dengan rangka khusus untu
disekelling daerah kaca. Dengan mempertimbangkan tata cara
pemasangan kaca.
4.3.3. Pintu Ganda Tersedia cara pertemuan dengan bahan lain atau alternatif
lain yang disetujui.
4.4. Permukaan
Permukaan akhir untuk setiap pintu panel plywood harus berupa
plywood tebal 3 mm terbuat dari Teakwood atau kayu sungkai. Kecuali
ditentukan lain,plywood tersebut harus sesuai dengan SII 0404-80 / SNI.01-
2704.1992.
4.5. Kaca dan Pemasangan Kaca
Kaca dan pemasangan kaca, jika diperlukan harus disesuaikan dengan
Spesifkasi aca dan Pemasangan Kaca.
4.6. Finishing Perangkat Keras
Semua kunci dan perlengkapan harus sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai dengan Spesifikasi Finishing Perangkat Keras.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.3. Umum
5.3.1. Didasarkan pada gambar untuk lokasi pintu kayu.
5.3.2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa gambar dan
kondisi lapangan dan meyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang dibuat berdasarkan dimensi dan kondisi di lapangan.
Tidak ada pekerjaan pabrikasi atau pemasangan yang dimulai sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diberikan oleh
Kontraktor disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.3.3. Semua kayu yang akan digunakan harus dipili secara teliti, memiliki
keseragaman warna, dimensi dan susunan, bebas dari segala macam
kerusakan. Semua profil harus disetujui oleh Konsultan Pengawasan.
5.3.4. Semua pekerjaan kayu harus dimensi atau diberi wood filler sebelum
keluar dari pabrik.

Spesifikasi Teknis - 17 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.3.5. Semua pintu kayu harus dikirim ke lapangan lengkap dengan engsel,
perangkat keras, kusen dan sebagainya. Semua engsel dan perangkat
keras harus didasarkan pada Spesifikasi Fnishing Perangkat Keras.
5.3.6. Semua pintu kayu harus dibuat secara akurat dan dirakit dengan
bentuk dan ukuran yang benar sesuai gambar dan sesuai Gambar
Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang telah disetujui, dan dipasang
di loaksi yang ditunjukkan. Kusen pintu harus dipotong tumpul. Jangan
memotong miring kusen.
5.4. Pengujian
5.4.1. Pengujian kusen pintu sebelum memasang pintu Pastkan kusen
memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk jenis, ukuran, lokasi dan
karakteristik bukaan dan telah dipasang dengan unting-unting/ telinga
pengait kusen dan kepalaan (plumb jambs and level heads). Tolak pintu
yang rusak.
5.4.2. Jangan melanjutkan pemasangan sampai kondisi yang tidak
memuaskan telah selesai diperbaiki.
5.5. Pemasangan
5.5.1. Semua pintu harus dipasang sesuai dengan petunjuk produsen dan
didasarkan pada standar kualitas yang ditunjukkan dalam gambar.
5.5.2. Posisi dan bentuk pintu dalam kusen sesuai dengan Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing). Jangan memotong melebihi batas yang
ditentukan oleh produsen. Setelah penggergajian / pemotongan, tutup
permukaan yang dipotong.
5.5.3. Jenis perangkat keras dan pemasangan harus seperti yang
disebutkandalam Spesifikasi Perangkat Keras
5.5.4. Setelah pemasangan, permukaan pintu harus diluruskan, diratakan dan
dilapis dengan warna yang sama dan tidak ada pengelupasan dan
lendut di bagian manapun.
5.5.5. Semua pemasangan kaca pada pintu harus sesuai standar perangkat
keras produsen.
5.6. Finishing
Kecuali ditentukan lain, semua pintu kayu harus difinishing dengan
melamic yang sesuai dengan Spesifikasi Pengecatan Melamic. Warna sesuai
dengan bagan warna.
PEKERJAAN
FINISHING PERANGKAT KERAS UNTUK PINTU DAN JENDELA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup peralatan dan pemasangan semua perangkat keras untuk
pintu dan jendela seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan / atau yang disebutkan
disini.

Spesifikasi Teknis - 18 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1 Standar Prosedur
2.2 Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Aluminium
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifkasi Pintu Kayu
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan Data Teknis
3.1.1 Sebelum dikirim, contoh dan data teknis bahan dan komponen yang
diusulkan disini harus diberikan pada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
3.1.2 Berikan 3 (tiga) rangkap skedul lengkap jumlah perangkat keras semua
pintu/jendela untuk masing-masing set perangkat keras.
3.1.3 Biaya penyediaan contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2 Penanganan dan Penyimpanan
Perangkat keras harus dikirim ke lokasi proyek dalam bungkus asli bersegel.
Masing-masing artikel perangkat keras harus d pak tersendiri dalam kardus atau
wadah lainnya, dapat didentifikasikan secara benar dengan skedul perangkat keras
permanent, dan harus disimpan di bawah penutup di tempat bersih yang kering,
bebas dari segala sesuatu yang dapat merusak.
4. MATERIAL
4.1 Umum
 Semua bahan yang disebutkan disini harus baru dan kualitas pertama, bebas
dari penyimpangan, dan produsen memiliki kualitas yang telah terbukti
kebenarannya.
 Semua peralatan harus anti karat pada semua lokasi yang diekspos pada
kelembaban relatif lebih dari 70%.
 Kunci pintu, kunci lemari, kunci panel utilitas, kunci panel saklar memiliki
system kunci yang dapat disesuaikan dengan kunci master.
 Kecuali yang telah dispesfkasikan disini, semua penyedian perangkat keras
harus disesuaikan dengan tipe yang disebutkan dibawah.
4.2 Perangkat Keras
 Set Pengunci
Semua set pengunci untuk pintu di bagian luar / dalam harus sama atau
setara dengan produk Goal dengan system kunci master. Semua set pengunci
harus terdiri dari:
 Pengunci dari tipe selinder terbuat dari kuningan (dilengkapi dengan 3
kunci)

Spesifikasi Teknis - 19 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Turn piece WC cylinder untuk pintu WC / toilet.


 Pegangan dengan plat atau handle on rose dengan pelindung untuk pintu
aluminium, terbuat dari aluminium dengan finishing lapisan stainless steel,
atau finishing lain yang ditetapkan oleh Konasultan Pengawas.
 Pengunci, terbuat dari baja dicat hitam
 Faceplate, dead-bolt, latch-bolt, dan striking plate terbuat dari kuningan.
 Pengait
Semua jendela harus dilengkapi dengan kunci berpegas seperti Whitmatic
atau setara.
 Engsel
Kecuali ditentukan lain, engsel untuk semua pintu harus terbuat dari baja
dengan finishing lapis kuningan, berukuran 9 mm x 79 mm, seperti SES atau
Setara Engsel untuk semua jendela harus SES atau setara, dengan ukuran
yangsesuai dengan ukuran dan ketinggian jendela. 3.4.4 Selot Tanam Semua
pintu ganda harus harus dilengkapi dengan selot tanam terbuat dari paduan
seng dengan finishing nikel, seperti KEND 305 atau setara.
 Tuas Penutup Pintu
Semua pintu luar dan semua pintu menuju ruang berAC harus dilengkapi
dengan tuas penutup pintu tipe “Hold Open Arm” seperti Geze TS 1000, Cisa
60511 atau setara, dengan ukuran sesuai lebar dan tinggi pintu.
 Penahan Pintu
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan engsel tanam tipe “hold open
arm” seperti Cisa 60220, Dorma atau setara, dengan ukuran sesuai lebar dan
tinggi.
4.3 Finishing
Finishing semua perangkat keras yang diekspos harus stainless steel, kecuali
bila ditentukan lain.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Umum
 Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) untuk mendapat persetujuan sebelum pengiriman dan
konstruksi.
 Semua peralatan harus dipasang sesuai dengan petunjuk tertulis dari
produsen dan dilindungi dari kerusakan dan ditinggalkan dalam kondisi
bersih setiap waktu
 Selain yang telah ditunjukkan dalam gambar, semua jendela harus
digantung ke kusen dengan 2 (dua) engsel dan masing-masng jendela
harus dilengkapi dengan pegangan.
 Tiap pintu harus dipasang ke kusen dengan 4 (empat) engsel dan harus
dilengkapi dengan pegangan, penutup pintu, kecuali bila ditentukan lain.
Spesifikasi Teknis - 20 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4.2. Pemasangan
 Pengunci harus dipasang pada ketinggian 100 cm diatas finishing lantai.
 Pegangan atas untuk pintu harus dipasang pada garis tengahnya tidak
lebih dari 280 mm dibawah bagian paling atas pintu. Pegangan bawah
pintu harus dipasang pada garis tengah pengunci tidak lebih dari 330 mm
diatas finishing lantai. Pegangan tengah pintu harus dipasang dengan
jarak yang sama antara pegangan atas dan bawah.
 Penutup pintu harus dipasang berdasarkan petunjuk pemasangan
produsen dan tiap daun pintu harus memiliki satu penutup pintu, kecuali
ditetapkan lain.
 Pintu ganda harus dilengkapi dengan baut pengunci. Baut pengunci harus
dipasang diatas daun pintu yang tidak aktif dan pemasangan harus
berdasarkan petunjuk pemasangan dari produsen.
4.3. Sistem Penguncian Umum
 4.3.1. Umum
 Sistem penguncian umum mencakup persyaratan semua set kunci
yang diperlukan untuk seluruh proyek. Sistem penguncian harus
sesuai dengan sistem permanen. Perlu disediakan tidak kurang dari 12
kunci konstruksi dan 3 kunci master konstruksi (CMK) system untuk
tiap kunci.
 Sistem penguncian umum harus ditunjukkan untuk kebutuhan
sekarang dan yang akan datang, untuk kebutuhan dalam dan luar
lapangan, dan untuk pekerjaan dalam kontrak init au diluar kontrak.
 Kontraktor harus menyediakan system control kunci, termasuk label,
tanda, indeks, kartu, penanda permanent dan standar lemari logam
sesuai yang rekomendasikan oleh produsen
 Kelompok Kunci Master
Sistem Kunci Master harus seperti yang dibutuhkan agar memenuhi
persyaratan yang akan ditetapkan kemudian.
 Kunci Cadangan
Sediakan 3 kunci untuk tiap set kunci. Tiap set kunci harus diberi
tanda menggunakan penanda yang disetujui, dan tiap penanda harus
sesuai dengan kuncinya.
 Jumlah Kunci
Jumlah kunci harus sebagai berikut:
 Kunci Grand Master(GMK) : 3 kunci
 Kunci Master (KM) ; 3 kunci untuk tiap kelompok MK
 Kunci Cadangan (CK); 3 kunci untuk tiap lockset.
Tiap kunci harus ditandai permanent: JANGAN DI DUPLIKAT
 Persyaratan Tambahan
Spesifikasi Teknis - 21 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Tanggung jawab disini termasuk pengadaan semua sistem


penguncian, dan melengkapi gembok dan kunci yang termasuk bagian ini.
4.4. Perlindungan dan Pembersihan
 Lindungi pintu, jendela dan kusen dari kerusakan. Sebelum selesai,
kembalikan pintu-pintu, jendela dan kusen yang rusak ke kondisi
awalnya,atau ganti dengan yang baru.
 Selama proses penyelesaian pemasangan, bersihkan permukaan pintu,
jendela dan kusen sesuai prosedur yang direkomendasikan produsen.
Jangan menggunakan agen pembersih yang abrasive, tajam, dapat
menggores atau mengandung asam.

PEKERJAAN
PEMASANGAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, serta pemasangan semua kaca, cermin dan pemasangan kaca sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar dan yang disebutkan disini.
1. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2.2. Standar Industri Indonesia (SII)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Aluminium.
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu.
 Pekerjaan Khusus – Spesifikasi Sanitair.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan Data Teknis
Sebelum proses pengiriman, contoh dalam ukuran yang memadai dan data
teknis dari bahan yang diusulkan disini harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas, untuk mendapat persetujuan.
3.2. Penanganan dan Penyimpanan
Kaca dan cermin harus disimpan ditempat yang kering, bersih dan
terlindung dari kerusakan. Lembaran kaca dipisahkan oleh bahan yang disetujui
guna meminimalkan tekanan pada kaca selama penyimpanan. Lembaran yang
telah dikirim dalam kondisi basah / lembab harus dipisahkan dan dikeringkan
sebelum disimpan. Kaca dan cermin tidak boleh disimpan pada posisi
horizontalataupun ditumpuk.

Spesifikasi Teknis - 22 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4. MATERIAL
4.1. Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang bening dan rata,
serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari
kualitas terbaik sesuai SI0189-83 / SNI.15-0047-1987 dan SII-0868-83 / SNI.15-
0130-1987. Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
4.2. Kaca Es
Kaca Es harus kaca rata, serta memilik ketebalan yang sama, bebas dari
segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaik.
4.3. Cermin
Cermin harus lembaran cermin terpilih, serta memiliki ketebalan
yangsama, bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas terbaik. Nominal
ketebalan dan ukuran harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4.4. Neoprene / Gasket
Neoprene / Gasket atau bahan sintetik lain yang setara harus
digunakan,kecuali bila ditetapkan lain, untuk semua pemasangan kaca pada kusen
logam/ aluminium. Jenis dan dimensi neoprene / gasket harus dibuat sesuai untuk
tiap kusen logam / aluminium.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Umum
 Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca. Ukuran sebenarnya
dan ketepatan ujungnya harus ditetapkan oleh ukuran sebenarnya yang
didapat dari hasil pengukuran di lapangan dan dengan mengikuti dimensi
pemasangan kaca serta petunjuk pemasangan.
 Tiap lembar kaca dan / atau cermin harus secara jelas diberi label dan
penanda jenis, ketebalannya dan data lain yang diperlukan. Semua label
harus dilepas setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua kaca, cermin dan pemasangan kaca harus dipasang sesuai
petunjuk pemasangan dari produsen.
5.2 Pemasangan
 Toleransi jarak dan pemotongan
Toleransi jarak dan pemotongan harus sebagai berikut:
 Nominal jarak / sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm
 Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm keliling.
 Minimum kedalam sponeng ketaman harus 16 mm.
 Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus + 3 mm atau
1.5 mm

Spesifikasi Teknis - 23 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket adalah tambahan jarak yang


harus diatur.
 Persiapan permukaan untuk pemasangan kaca.
Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas dan tepat pada
kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-benda yang dapat bergerak /
bergeser harus diamankan, dibuat fix, atau pada posisi terkunci sampai
pemasangan kompon kaca selesai. Semua permukaan ketaman harus
bersih dan kering, harus diberi lapisan primer seperti yang ditetapkan oleh
produsen neoprene/ gasket. Sebelum pemasangan, permukaan kaca yang
akan diberi neoprene/ gasket harus bebas dari debu, basah atau aplikasi
pembungkus dari produsen

5.3 Penggantian dan Pembersihan


 Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah pemasangan kaca dengan
pemutihan dan sebagainya untuk memberi tanda selesai.
 Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa biaya tambahan
pada owner. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua permukaan kaca
harus dibersihkan, dari semua label, noda cat dan sebagainya.
 Perhatian dan peringatan harus diberikan agar tidak menggores
permukaan kaca. Pencucian harus dengan sabun dan detergen netral dan
air. Parafin, terpentin, minyak atau cairan sejenisnya dapat digunakan
untuk menghilangkan noda yang sulir dibersihkan
PEKERJAAN
PANEL GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup perlengkapan dan pemasangan semua panel gypsum
dan rangka untuk pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan / atau yang
disebutkan disini, pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada hal sebagai berikut:
 Panel langit-langit
 Dinding partisi
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Australian Standard (AS)
2.2. American Standard for Testing and Materials (ASTM)
2.3. Standar Nasional Indonesia ( SNI 03-6384-2000 )
Spesifikasi:
 Struktur – Pemasangan Berbagai Macam Logam
 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan

Spesifikasi Teknis - 24 -
Spesifikasi Teknis Sipil

3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan Data Teknis
Sebelum pengiriman ke lokasi contoh dan data teknis bahan yang
digunakan harus diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (GDP)
Sebelum pemasangan Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) harus terdiri dari jenis
bahan, dimensi, ukuran, dan jumlah bahan, detail sambungan, detail
pemasangan dan detail-detail lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pemasangan.
3.3. Penanganan dan Penyimpanan
 Panel gypsum harus segera dikirim ke lapangan sebelum pemasangan
untuk mengurangi resiko kerusakan.
 Panel gypsum harus ditumpuk dengan benar dan ditopang dengan rangka
pada jarak tengah 450 mm, dengan akhiran penyangga tidak melebihi
150mm dari ujung tumpukan
 Panel gypsum harus disimpan di bawah penutup, tidak berhubungan
langsung dengan permukaan tanah dan cukup terlindung dari cuaca.
4. MATERIAL
4.1. Panel Gypsum
 Panel gypsum harus berasal dari produk yang memiliki teknologi
pengontrol ketebalan dan memiliki ketebalan dan ukuran mnimum
seperti yang ditunjukkan dalam gambar, seperti Jaya Board atau setara.
 Panel gypsum harus terdiri dari:
 Tipe standar untuk ruangan dengan perawatan biasa, sesuai dengan AS
2588-1983.
 Tipe tanah air (Water Resistant) untuk daerah basah sesuai dengan AS
3740 – 1989 dan ASTM C 630.
4.2. Sambungan Semen
Sambungan semen untuk panel harus sesuai dengan petunjuk produsen.
4.3. Pengikat
Pengikat seperti baut harus dari tipe yang sesuai dengan tipe direkomendasikan
oleh produsen panel gypsum dan sesuai AS 2589 – 1983.
4.4. Berbagai Macam Aksesoris
Aksesoris lainnya untuk pemasangan panel gypsum, seperti yang disebutkan
berikut ini, harus seperti yang direkomendasikan oleh produsen panel gypsum:

Spesifikasi Teknis - 25 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Perekat
 Pita perekat berpori
 Lapisan primer khusus untuk permukaan panel gypsum
 Dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menyelesakan
pemasangan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
 Sebelum pemasangan, kontraktor harus memeriksa ketinggian,
penyusunan permukaan, daerah yang terpotong, ukuran dan jenis
konstruksi dan / atau pemasangan, sebanding dengan gambar.
 5.1.2. Pemasangan panel gypsum dan aksesorisnya harus berdasarkan
petunjuk pelaksanaan dari produsen.
 5.1.3. Tipe ujung panel gypsum, apakah berbentuk kotak atau tidak, harus
diseleksi berdasarkan jenis pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
5.2. Pemasangan
 Rangka panel gypsum yang akan dipasang untuk langit-langit, partisi atau
di tempat lain seperti yang ditunjukkan, dapat dari kayu ataupun dari baja
digalvanize harus sesuai dengan standar dari produsen panel gypsum dan
disesuaikan dengan keterangan dalam gambar.
 Panel gypsum harus dipasang ke rangka menggunakan pengait, skrup
using nail, screw atau pengkat dengan diameter dan panjang yang
memadai. Pemasangan panel gypsum untuk partisi harus sesuai
persyaratan Spesifikasi Partisi.
 Sambungan antara panel-panel gypsum harus difinishing dengan pelapis
sambungan dan perekat, serta harus sesuai dengan petunjuk dari
produsen.
5.3. Pengecatan
 Permukaan panel gypsum harus kering, bebas dari debu, minyak, lemak
atau bahan asing lainnya. Semua permukaan yang tidak sempurna harus
diperbaiki sebelum pekerjaan pengecatan. Lapisi permukaan gypsum
dengan pelapis primer yang dibuat khusus untuk panel gypsum guna
menutupi permukaan yang berpori. Keringkan semua pelapis primer
kemudian dilapisi cat finishing yang telah disetujui seperti yang
disebutkan dalam spesifikasi pengecatan. Warna cat finishing harus
seperti yang ditetapkan dalam bagan warna yang akan dikeluarkan
kemudian.

Spesifikasi Teknis - 26 -
Spesifikasi Teknis Sipil

PEKERJAAN
KERAMIK / TILE
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus mencakup pengadaan perlengkapan dan pemasangan semua
finishing keramik seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan / atau yang telah
ditetapkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982)
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S – 04 – 1989 –F)
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.4. Pekerjaan Dinding – Spesifikasi Aduk Semen/ Spesi
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Contoh dan data Teknis
Sebelum proses pengiriman, contoh dalam ukuran yang memadai dan data
teknis dari bahan yang diusulkan disini harus diberikan oleh Konsultan Pengawas,
untuk mendapat persetujuan. Sediakan range warna dan tekstur secara lengkap
untuk keramikyang tersedia untuk dipilih dan contoh dari yang dipilih. Biaya
contoh adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.2. Penanganan dan Penyimpanan
 Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli
bersegel dan harus disimpan di bawah penutup di tempat bersih yang kering,
bebas dari hujan dan segala sesuatu yang dapat merusak.
 Bahan tambahan harus terdiri tidak kurang dari dua pak standar untuk tap
warna, jenis dan ukuran untuk keramikyang digunakan dalam pekerjaan ini, dan
satu pak standar untuk tap warna dan jenis keramikdasar.
4. MATERIAL
4.1. Umum
Semua Keramik harus baru, kualitas pertama, dibuat oleh produsen dengan
kualitas yang telah terbukti di bidang ini, dan bebas dari segala macam kerusakan.
Keramik harus merupakan jenis yang telah ditetapkan disini dan warnanya sesuai
dengan bagan warna yang akan dikeluarkan kemudian.
4.2. Keramik
 Semua keramik harus dalam ukuran dan jenis seperti yang ditetapkan
dibawah ini harus berasal dari produsen dengan kualitas yang telah
terbukti seperti Roman atau setara.
 Keramik harus terdiri dar jenis sebagai berikut:
 Keramik kasat / semi glazed dari tipe anti-slip untuk semua keramik
daerah basah dengan ukuran sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis - 27 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Keramik kilap / glazed untuk keramik daerah lantai lainnya dengan


ukuran seperti yang ditentukan.
 Keramik kilap untuk plin dengan ukuran seperti yang ditentukan.
 Keramik kilap untuk dinding kamar mandi dengan ukuran sesuai
dengan yang ditentukan.
4.3. Keramik Mozaik
 Semua keramik Mozaik harus dalam ukuran dan jenis yang ditetapkan di
bawah ini harus berasal dari produsen dengan kualitas yang telah
terbukti.
 Keramik Mozaik terdiri dari:
 Keramik kasat untuk mozaik yang dipasang pada lantai dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
 Keramik kilap untuk mozaik dinding dengan ukuran sesuai dengan
gambar.
4.4. Adukan semen
 Adukan semen harus terdiri dari semen dan campuran pasir dengan
tambahan beberapa bahan dengan jumlah sesuai dengan
direkomendasikan oleh produsen. Bahan adukan semendan
campurannya harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi Adukan Semen
/ Spesi.
 Perekat khusus untuk memperbaiki ubin, bila ditunjukkan dalam gambar
atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, harus sesuai dengan
persyaratan As 2358, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti AM 30
Mortarflex atau setara.
4.5. Adukan Semen Basah / Nat
Nat harus berupa bubuk Portland campuran nat yangdisediakan pabrik, dan
berwarna sesuai dengan warna yang dpilih, seperti pewarna Nat keramik AM 50
atau setara, dan AM 55 Epoxy Grout atau setara, khusus untuk keramik yang
tahan zat kimia / asam.
4.6. Anti Air (Waterproofing)
Anti air untuk mencegah jamur pada permukaan keramik tanpa pengaruh
pada pertukaran udara keramik dan untuk mengeringkan kelembaban dari
permukaan, harus berasal dari produk yang telah terbukti kualitasnya seperti
permukaan Barra SII N, Silicosol, Febsilicon atau satara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Persiapan
5.1.1. Pemasangan keramik harus menunggu sampai pekerjaan penggantung,
elektrikal, mekanikal, dan pekerjaan lainnya yang diletakkan dibawah
atau di belakang keramik telah selesai dipasang dan telah tersedia
perlindungan pada sambungan pekerjaan ME.

Spesifikasi Teknis - 28 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.1.2. Pemberhentian, belokan, kepala, bagian terpotong dan bentuk-bentuk


khusus harus disediakan seperti yang dibutuhkan untuk ambang pintu, sisi
pintu, nosing tangga dan kondisi lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan
pemasangan.
5.2. Penyusunan Keramik
5.2.1. Permukaan yang akan dipasangi keramik harus kering, bersih dan bebas dari
kotoran, debu, minyak, lemak dan segala hal yang dapat merusak.
5.2.2. Adukan semen untuk keramik lantai, dinding eksterior / luar dan bagian
tahan air lainnya harus terdiri dari campuran 1 semen : 3 pasir dan beberapa
campuran bahan yang direkomendasikan, selain yang telah ditunjukkan
dalam gambar. Adukan semen untuk keramikdi tempattempat lain harus
terdiri dari 1 semen dan 4 pasir. Ketebalan adukan harus minimum 25 mm,
kecuali bila ditetapkan lain dalam gambar.
5.2.3. Sebelum pemasangan, semua keramik harus dibersihkan dari debu dan
kotoran.
5.2.4. Adukan untuk keramik pada dinding harus diaplikasikan pada dindng dan
bagian belakang keramik, kemudian pasang keramik pada tempatnya sesuai
yang direncanakan dan ditunjukkan dalam gambar.
5.2.5. Adukan untuk keramik lantai harus ditempat diatas pasir urug dengan
ketebalan seperti yang ditunjukkan dalam gambar, kecuali bila ditetapkan
lain. Keramik untuk lantai harus toilet harus dipasang dengan kemiringan
menuju lubang buangan air (drain).
5.2.6. Dasar keramik harus dipadatkan dengan spesi / aduk seperti yang
diisyaratkan dan disebutkan disini. Tiap lantai harus dipasang pada bidang
ketinggian yang benar menggunakan batang penyearah / beating blok.
Pengujian distorsi bidang harus dibuat dengan tanda ketinggian yang
disetujui. Tekanan positif tiap lantai diperlukan untuk membuat ikatan
tembok yang benar. Keramik yang tidak terletak pada bidang yang benar
atau salah penempatannya harus dipindahkan dan disusun ulang.
5.2.7. Keramik harus disusun dari garis batas tengah (as ruangan), jika ada, guna
membentuk pola simetris dengan tidak ada potongan yang kurang dari
setengan (1/2) lebar ubin.
5.2.8. Keramik untuk Mozaik harus disusun terlebih dahulu sesuai dengan pola
warna yang akan dikeluarkan kemudian sebelum dipasang pada tempat
yang ditentukan.
5.2.9. Sambungan harus lurus, tegak lurus, rata dan dengan lebar tidak lebih dari
1.6 mm. Dinding harus dibuat dengan ukuran penuh yang mungkin dapat
bertambah ketinggiannya tetapi tidak kurang dari ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar. Sambungan vertikal harus diukur dengan unting-
unting / plumb untuk seluruh ketinggian pekerjaan keramik.

Spesifikasi Teknis - 29 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.2.10. Keramik yang harus dipotong dengan alat pemotong dengan merk yang
telah disetujui dan tepi yang kasar harus dihaluskan, keramikyang rusak,
cacat atau tidak dipotong dengan benar, harus diganti oleh Kontraktor
dengan biaya sendiri.
5.3. Pemberian Nat
Keramik harus dibasahi dan tepi harus diisi penuh dengan campuran plastic nat
yang warnanya sesuai dengan nat semen, segera setelah keramikselesai dipasang.
Sambungan harus dibuat agak cekung, dan sisa adukan semen harus dibuang dan
dibersihkan dari permukaan lantai.
Tekanan pada sambungan aduk setelah pemberian nat telah dibersihkan dari
permukaan, harus dikasarkan dan disisikan ke garis tepi sebelum aduk / spesi
mengeras.
5.4. Pembersihan dan Perlindungan
5.4.1. Selama proses penyelesaian, permukaan lantai dan dinding dan lantai harus
dibersihkan. Jangan menggunakan asam untuk membersihkan keramik
kilap (glazed tiles).
5.4.2. Lindungi konstruksi yang diekspos, membrane dan finishing jika
dibutuhkan.
5.4.3. Lindungi pekerjaan lantai yang sedang dikerjakan, sediakan penutup,
penahan dan sebagainya jika dibutuhkan.
PEKERJAAN
PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari bagian dan aplikasi semua pekerjaan pengecatan
dibengkel dan di lapangan, unutk semua komponen struktural dan non-struktural
bangunan, termasuk semua permukaan yang didesain untuk dicat seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau bagan warna dan dalam spesifikasi yang berhubungan,
kecuali bila ditetapkan lain. Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada
penyediaan tenaga kerja, bahan, perancah dan alat-alat yang akan digunakan untuk
persiapan permukaan, aplikasi cat, perbaikan segala penyimpangan dan pembersihan
segala macam semprotan untuk pekerjaan lain. Semua pelapis harus seperti yang
diisyaratkan dalam Spesifikasi atau yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
pelaksanaan.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982)
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.3. Steel Structure Panting Council (SSPC)
2.4. Swedish Standart Insttution (SIS)
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Brosur Detail dan Warna

Spesifikasi Teknis - 30 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Brosur detail dan warna bahan yang diusulkan dan produsennya harus
diberikan sebelum konstruksi. Kegagalan yang dilakukan dapat menyebabkan
penolakan bahan di lapangan dan kegagalan memenuhi persyaratan program.
Semua bahan harus berkualitas kelas pertama dan memiliki finishing berdaya
tahan dan setidaknya setara persyaratan standar yang berhubungan.
3.2. Contoh Panel dan Area Uji
3.2.1. Sebelum mengecat dengan sistem sebagian yang dimaksud,
Kontraktor harus mengecat area uji coba atau panel-panel contoh
untuk mendemostrasikan bahwa ketebalan yang ditentukan dan
finishing cat telah memenuhi semua yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3.2.2. Cat, perlengkapan dan metode aplikasi yang digunakan untuk area uji
coba atau panel contoh harus mewakili apa yang akan digunakan
untuk pekerjaan. Area uji coba atau panel contoh harus dijaga dan
harus seperti standar untuk semua pekerjaan berikutnya.
3.2.3. Kontraktor harus bertanggung jawab dalam pengadaan contoh dan
panel contoh.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan


Semua pelapis harus persedian / stok baru dan kualitas pertama, dikirim ke
lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli bersegel dan harus disimpan di bawah
penutup di tempat bersih yang kering, bebas dari hujan dan segala sesuatu yang
dapat merusak. Semua bahan pelapis harus diberi label yang menunjukkan nama
desain, formula atau nomor spesifikasi, warna, tanggal pembuatan dan petunjuk
dar produsen.
3.4. Pemeriksaan dan Pengetesan
3.4.1. Perancah yang digunakan untuk pengecatan harus dijaga pada posisinya
selama pekerjaan dilaksanakan dan untuk periode tiga hari setelah
penyelesaian, atau sebagai alternatif, peralatan lain harus dilengkapi
akses bagi Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan yang telah
dipersiapkan dalam film cat.
3.4.2. Konsultan Pengawas harus memiliki akses bebas ke semua lokasi
pekerjaan, dan fasilitas perlengkapan rumah tangga dan hak untuk
memeriksa persiapan semua permukaan dan aplikasi semua pekerjaan
pengecatan.
3.5. Ketimpangan
3.5.1. Sebelum terjadi penyimpangan dari spesifikasi ini, Konsultan
harusmemeriksa dan mendiskusikan kegagalan untuk melaksanakannya
tidakakan membantu Kontraktor melaksanakan tanggung jawabnya

Spesifikasi Teknis - 31 -
Spesifikasi Teknis Sipil

untukmemberikan kepuasan sesuai standard dan prosedur yang diatur


dalamspesifikasi.
3.5.2. Konsultan Pengawas harus memiliki hak untuk menolak pekerjaan apapun
yang tidak sesuai dengan aturan atau aplikasi spesifkasi lainnya. Semua
biaya yang disebabkan oleh koreksi dari pekerjaan yang ditolak harus
ditanggung oleh kontraktor. Penyebab penolakan pekerjaan atau partisi
harus termasuk tapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
 Persiapan permukaan ditetapkan tidak memuaskan oleh Konsultan
Pengawas dengan berbagai alasan.
 Kegagalan Kontraktor untuk mengaplikasikan jumlah minimum
ketebalan pelapis yang sesuai.
 Kegagalan Kontraktor untuk menetapkan aturan waktu
pengeringan minimum atar lapisan-lapisan.
4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1. Semua bahan pelapis harus didasarkan pada spesifikasi yang ditunjukkan
dalam jadwal pengecatan disini dan persyaratan yang telah ditetapkan
disini.
4.1.2. Semua lapisan utama dan finishing yang akan digunakan dalam pekerjaan
harus bersal dari produsen yang sama, dan tidak boleh dicampur dengan
cat dari sumber lain harus atau dari kompisisi yang tidak sama.
4.2. Meni
Meni yang akan digunakan harus sebagai berikut atau setara:
 Meni tahan alkali / Sealant tahan alkali untuk dinding interior dan eksterior,
acian atau permukaan beton.
 Meni kayu aluminium sealer untuk permukaan kayu
 Meni logam kromat cepat kering/ seng kromat untuk baja dan berbagai
macam permukaan logam.
 Meni Epoxy dua pak untuk permukaan beton.
4.3. Cat Finishing
Cat finishing yang akan digunakan harus sebagai berikut atau setara:
 Emulsi akrilik Vinyl / Emulsi Akrilik untuk pekerjaan pasangan batu interior,
acian atau permukaan beton atau permukaan kayu.
 Emulsi Akrilik eksterior untuk pekerjaan batu eksterior, acian atau
permukaan beton.
 Super Gloss Sintetik/ Enamel Sintetik untuk baja, berbagai macam logam
dan permukaan kayu.
 Epoxy Non – Slip Deck untuk permukaan beton.

Spesifikasi Teknis - 32 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4.4. Warna dan Tekstur


Area yang didesain adalah subjek pemilihan warna yang tertera dalam
BaganWarna atau seperti yang disetujui Konsultan Pengawas setelah contoh
alternatife warna dan tekstur yang direkomendasikan telah dilengkapi seperti
pada point 3.2 diatas. Hal yang sama harus dilakukan pada warna, dan tekstur
permukaan pra-finishing.
Warna dan tekstur harus sesuai dengan contoh warna relevan yang telah
dipilih oleh Konsultan Pengawas dan harus sesuai dengan standar warna
produsen.
Bagan Warna akan dikeluarkan kemudian dan pemilihan harus dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Awal, Persiapan dan Perawatan
5.1.1. Umum
 Semua cat harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan
dariprodusen dan harus sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam
standar SSPC atau setara.
 Perangkat keras, aksesoris perangkat keras, permukaan yang diproses
dengan mesin, plat, lampu penerangan, dan sebagainya yang
berhubungan dengan permukaan yang akan dicat harus
dipindahkan,dilapisi atau jika perlu dilindungi sebelum persiapan
permukaan dan pekerjaan pengecatan.
 Pelindung harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang terlibat. Pengait
yangdiekspos dan logam lainnya diatas permukaan yang akan dicat
dengan cat berbahan dasar air harus diberi dasar seng kromat sesuai
dengan kondisi, kemudian harus diaplikasikan lapisan pelindung
Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan sebelum penggunaan
cat atau perawatan permukaan. Pemukaan dicat yang sudah ada dan
tidak direncanakan untuk dicat ulang harus dibersihkan berdasarkan
cara yang dapat mebuat permukaan begitu terawatt, sebisa mungkin
kembali ke kondisi seperti baru, atau bila tidak dicat, perlu disikat
dengan sikat kawat atau buffer dengan alat ringan bertekstur dan
diberi tindakan untuk menghilangkan semua karat atau pengelupasan.
 Minyak dan lemak harus dibersihkan dengan kain lap bersih dan cairan
pembersih yang memiliki kandungan toxid rendah dan bertanda 38 EC.
 Pembersihan pekerjaan pengecatan harus dijadwal dengan
memastikan bahwa debu dan kotoran lainnya yang berasal dari proses
pembersihan tidak terjatuh kepermukaan yang masih basah atau baru
saja dicat.

Spesifikasi Teknis - 33 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.1.2. Pekerjaan Dindng, Acian, dan Permukaan Beton.


 Pekerjaan dinding, acian dan permukaan beton yang akan dicat harus
dipersiapkan dengan menghilangkan kapur, debu, kotoran, minyak,
lemak, aspal, sisa aduk semen, atau tumpahan aduk dengan
mengampelas permukaan.
 Permukaan yang tertumpuk permukaan besi harus dibersihkan
sebelum pengecatan. Segera sebelum pelapisan, permukaan yang akan
dicat harus seragam dan dibasahi, dengan menggunakan alat
penyemprot. Harus disediakan waktu yang cukup untuk jarak antara
waktu penyemprotan agar air dapat diserap.
5.1.3. Permukaan kayu
 Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan untuk
menghilangkan kotoran, minyak dan subtansi asing lainnya,
menggunakan spiritus, alat pengikis dan/ atau kerta amplas.
 Permukaan kayu harus diberi meni dan lapisan finishing seperti
yangditetapkan dalam Bagan Warna
 Permukaan mata kayu yang kecil, atau mengering harus dikikis dan
dibersihkan terlebih dahulu sebelum penggunaan lapisan dasar. Jarak
pada buku / mata kayu yang besar, terbuka, belum dikeringkan dan
semua cerukan atau aliran air harus dikikis habis, atau bila tetap
lunak,harus dibersihkan dengan cairan spirtus atau terpentin dan area
seperti dammar dilapisi tipis-tpis dengan pelapis mata kayu.
Permukaan harus diperiksa untuk memastikan bahwa finishing paku/
pasak telah selesai diisi. Kemudian semua lubang dan permukaan yang
tidak sempurna harus harus diberi lapisan dasar / didempul.
 Setelah pemberian lapisan dasar, semua lubang dan finishing
permukaan yang tidak sempurna harus diisi dengan dempul atau
bahan plastic pengisi kayu, dan harus diwarnai sesuai dengan lapisan
finishing
5.1.4. Permukaan baja dan Logam
 Semua permukaan baja dan logam harus dibersihkan dari segala debu
dan serbuk yang ditimbulkan dari penyikatan menggunkan sikat kawat
atau harus di amplas kering dengan Sa 2 / SP 6.
 Penyikatan menggunakan kawat baja dengan tenaga, mesin
perputaran, yang dapat menimbulkan efek seperti terbakar pada
permukaan baja, harus dicegah.
 Semua permukaan baja dan logam yang telah tercemar oleh minyak
atau lemak harus dicuci dengan spirtus putih yang masih bersih.
Minyak dan lemak pada permukaan pada lokasi yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas, dapat dihilangkan dari permukaan dengan

Spesifikasi Teknis - 34 -
Spesifikasi Teknis Sipil

mencucinya menggunakan larutan campuran air dan detergen yang


sesuai, dilanjutkan dengan pembilasan dengan air bersih.
 Pencucian permukaan baja / logam, bila dperlukan untuk
membersihkan tumpukan garam harus menggunakan air bersih dan
bila kondisi menungkinkan, selang dan sikat penggosok dapat
digunakan.
 Permukaan harus diberi dasar dengan meni secepatnya setelah
penyelesaian proses persiapan. Kemajuan pekerjaan persiapan
permukaan harus dikontrol untuk memastikan bahwa persiapan dan
pemberian meni dikerjakan pada hari yang sama.
 Persiapan permukaan selanjutnya harus dilaksanakan bila timbul
pengaratan atau kerusakan akibat pemanasan yang terlalu lama
sebelum pemberian cat dasar.
 Setelah permukaan dipersiapkan dengan tata cara yang dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas, satu lapis meni seng kromat harus
diaplikasikan pada pekerjaan baja di bengkel pabrikasi. Meni harus
diaplikasikan dengan menggunkan kuas untuk memastkan
kesinambungan warna. Meni harus diaplikasikan segera setelah
persiapan permukaan tanpa interval waktu.
 Baja / logam yang dipabrikasi dengan lapisan dasar dari bengkel
produsen setelah pemasangannya di lapangan harus benar-benar diuji
dan harus diberi perawatan dengan diberi lapisan dasar seng kromat,
bila lapisan asalnya (dari bengkel produksi) terkelupas, hilang atau
mengalami kerusakan selama proses transit/ pemasangan, saat
pengelasan, pembautan, pemberian mur-baut untuk struktur. Setelah
diberi lapisan, lapisan meni seng kromat kedua harus daplikasikan pada
pekerjaan baja yang telah dipasang.
5.2. Aplikasi Cat
5.2.1. Umum
 Semua permukaan yang telah difinishing harus bebas dari noda
tumpahan, tidak rata, tanda bekas kuas dan variasi warna, tekstur
maupun finishing. Pelapisan tiap pelapis harus benar-benar selesai dan
tiap pelapis harus diaplikasikan rata untuk menyeragamkan ketebalan
lapisan.
 Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa semua
permukaan termasuk tepi, sudut, celah, bagian yang dilas dan paku
keling menerima ketebalan lapisan yang setara dengan permukaan
yang telah dicat disekitarnya.
 Area sekitar dan pekerjaan pemasangan harus dilindungi
menggunakan pelindung atau sebagai yang telah disetujui. Bahan
permukaan lainnya yang berdekatan dengan permukaan yang

Spesifikasi Teknis - 35 -
Spesifikasi Teknis Sipil

menerima cat berbahan dasar air harus diberi lapisan dasar dan atau
dilapisi sebelum aplikasi cat berbahan dasar air.
 Lapisan cat pertama pada permukaan beton harus termasuk
pengulangan pelapisan titik, penghisap atau keseluruhan aplikasi
sealer utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan warna dan kilatan
yang sama dan seragam.
5.2.2. Prosedur Pelapisan
 Interval waktu yang cukup harus diberikan antara aplikasi pelapis
berturut-turut agar mengering. Periode ini harus dimodifikasi agar
sesuai dengan kondisi cuaca yang bervariasi.
 Bila lapisan yang telah diaplikasikan ditinggalkan dalam periode yang
lama, maka hal tersebut dapat menimbulkan lapisan seng berwarna
keputihan. Lapisan garam ini harus dicuci dengan air bersih dan cukup
dikeringkan untuk mengamankan lapisan antar ikatan.
 Tinner tidak boleh ditambahkan pada segala macam bahan pelapis,
kecuali bila disetujui oleh produsen seperti yang dibutuhkan untuk
menghasilkan aplikasi yang benar.
 Minyak dasar atau tipe cat yang mengandung resin harus dikeringkan
untuk pelapisan ulang bila cat terasa mengeras, tidak dapat berubah
bentuk atau terasa lengket, dan aplikasi lapisan cat lainnya tidak
menyebabkan pengurangan daya rekat pada lapisan dasar.
 Pelapisan harus sbb:
 Pekerjaan dinding interior, acian dan permukaan beton.
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis anti alkali
Pelapis dasar / sealant tahan alkali
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis akrilik vinyl
Emulsi / Emulsi akrilik.
 Pekerjaan dinding eksterior, acian dan permukaan beton
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis anti alkali
Pelapis dasar / sealant tahan alkali
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis akrilik Emulsi untuk eksterior
Permukaan kayu
Pelapis dasar: 2 (dua) lapis kayu aluminium sealer dasar
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis Synthetic Super
Gloss / Synthetic Enamel.
 Permukaan baja dan berbagai macam logam
Pelapis dasar: 2 (dua) Lapis Quick Drying Logam

Spesifikasi Teknis - 36 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Pelapis dasar : Kromat / seng kromat


Finish coat: 2 (dua) lapis synthetic super
Gloss / Synthetic Enamel.
 Permukaan Beton
Pelapis dasar : 2 (dua) lapis dasar Epoxy dua pak
Pelapis finishing: 2 (dua) lapis cat Epoxy Non- Slip Deck
Semua ketebalan cat yang disebutkan disini adalah pada kondisi
kering dan tiap ketebalan harus sesuai dengan standar
produsen.
5.2.3. Penyimpanan, Pencampuran, dan Pengenceran
 Pada saat aplikasi, cat harus tidak menunjukkan tanda-tanda mengeras
atau kerusakan lainnya.
 Cat harus dicampur menggunakan pengaduk dan perwarna sesuai
prosedur yang direkomendasikan produsen dan dijaga tetap seragam,
rata selama aplikasi.
 Bila dibutuhkan untuk menyesuaikan kondisi permukaan, temperatur,
cuacu dan metode aplikasi, cat dapat diencerkan segera sebelum
aplikasi sesuai dengan petunjuk dari produsen, tetapi tidak lebih 0.5
liter tinner per 4 liter cat.
 Penggunaan tinner dengan segala alasan tidak membebaskan
kontraktor dari pengadaan permukaan yang telah selesai dilapisi.
 Tidak ada penggantian atau pencampuran bahan yang dapat diizinkan,
kecuali yang telah ditetapkan sebagai lapisan dasar, pelapis bawah dan
dimana perwarna diperlukan untuk menghasilkan warna yang benar.
5.2.4. Kondisi Atmosferik
Cat selain pelapis berbahan dasar ar harus diaplikasikan hanya pada
permukaan yang benar-benar bebas dari keadaan basah yang ditandai
dengan penanda. Cat harus diaplikasikan di lingkungan yang kondusif /
mendukung untuk mengontrol proses pengeringan.
5.2.5. Waktu Antara Persiapan dan Pengecatan
Permukaan yang telah dibersihkan, dirawat ulang dan / atau disiapkan
untuk pengecat harus diberikan pelapis yang sesuai dengan bahan pelapis
pertama secepatnya setelah pekerjaan persiapan telah selesai, sebelum
terjadi kerusakan pada permukaan yang telah disiapkan.
5.2.6. Metode Aplikasi
 Pelapis dasar untuk pekerjaan dinding, acian dan permukaan beton
dan pelapis finishing dapat diaplikasikan dengan menggunakan kuas
atau roller untuk kuas pelapisan detail.

Spesifikasi Teknis - 37 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pelapis dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas


dan pelapis finishing dapat menggunakan kuas ataupun roller.
 Pelapis dasar untuk baja dan berbagai macam permukaan logam dan
 pelapis finishing dapat diaplikasikan dengan penyemprotan / spray.
5.3. Persyaratan Khusus
5.3.1. Roller untuk mengaplikasikan enamel harus memiliki bagian horizontal
yang pendek.
5.3.2. Kuas yang digunakan untuk cat emulsi harus direndam dalam air selama
2 (dua) jam sebelum digunakan.
5.3.3. Saat pekerjaan selesai, tangga, perancah dan kemasan harus dipindahkan
dari lapangan atau mengikuti tata cara yang telah disetujui. Noda cat,
minyak, atau kotoran diatas permukaan harus dibersihkan dan seluruh
pekerjaan ditinggalkan dalam keadaan bersih dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas pada pemeriksaan akhir. Kerusakan pada
permukaan lantai atau diding yang disebabkan oleh perancah adalah
tanggung jawab Kontraktor.
5.3.4. Semua lapisan pelindung yang diaplikasikan pada permukaan atau hal
yang sebelumnya telah direncanakan unyuk dicat harus dibersihkan
setelah pelapis akhir, sehingga area kotor tersebut dapat terangkat.
5.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang telah Dilepas
Setelah penyelesaian pengecatan tiap ruang, barang-barang yang dilepas
atau dilapisi seperti yang tertera pada bagian 5.1. Spesifikasi ini harus dipasang
kembali tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini.
5.5. Perlindungan dan Pembersihan
Kotoran kain dan katun yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran harus
ditempatkan dekat kemasan logam atau dihancurkan setiap hari di akhir
pekerjaan.
PEKERJAAN
PENGECATAN DUCO
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari pengkondisian dan aplikasi pengecatan Duco, khususnya
untuk kusen kayu, seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau Bagan Warna.
Pekerjaan harus termasuk tetapi tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan untuk persiapan permukaan,aplikasi cat, perbaikan
berbagai penyimpangan dan pembersihan segala macam percikan yang terkena pada
pekerjaan lain.
2. STANDAR / RUJUKAN
2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982)
2.2. Spesifkasi :
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
Spesifikasi Teknis - 38 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Pengecatan


3. PROSEDUR UMUM
Berdasarkan Spesifikasi Pengecatan
4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1. Semua bahan pelapis harus sesuai dengan Spesifikasi yang ditunjukkan
dalam skedul pengecatan dan persyaratan yang telah ditetapkan disini.
4.1.2. Kecuali bila ditetapkan lain, cat yang disebutkan disisni didasarkan pada
cat yang diproduksi oleh Propan Raya atau Danapaint, tetapi bukan
berarti harus bermerk sama.
4.2. Plastik Pelindung
Plastik pelindung dua komponen harus digunakan untuk lapisan pertama.
Plastik pelindung harus berasal dari produsen yang telah terbukti kualitasnya
seperti yang direkomendasikan oleh aplikator.
4.3. Pengisi
Pengisi satu komponen, seperti Isamu atau setara, harus digunakan
untukpelapis kedua.
4.4. Cat Dasar
Meni Data Paints atau setara harus digunakan untuk pelapis ketiga.

4.5. Lapisan Atas.


Lapisan atas Duco colour dengan warna yang akan ditetapkan kemudian
dalam bagan warna harus oleh Impra atau setara.
4.6. Kertas Amplas
Jenis kertas amplas harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal 5.2.2
spesifikasi ini dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Pengecatan Duco harus diaplikasikan pada semua permukaan kayu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas kecuali ditentukan lain dalam gambar.
5.1.2. Pengecatan Duco harus diaplikasikan setelah semua pekerjaan kayu /
timber telah selesai dipasang sesuai dengan gambar dan Spesifikasi
Finishing Pekerjaan Kayu dan Pintu Kayu.
5.1.3. Pengecatan Duco harus dilaksanakan oleh tenaga pemasangan yang
telah disetujui dan telah berpengalaman dalam pekerjaan yang sama.
5.1.4. Aplikasi pelapisan duco harus sesuai dengan petunjuk produsen.
Spesifikasi Teknis - 39 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.2. Aplikasi
5.2.1. Pelapis pertama
Satu lapis dari dua komponen plastic pengisi harus diaplikasikan
pada permukaan kayu menggunakan kertas ampelas no.300. hal ini
harus dilakukan setelah plastic pengisi kayu kering (sekitar 30 menit).
5.2.2. Pelapis kedua.
Satu lapis dar dua komponen pengisi harus diaplikasikan pada
pelapis pertama, dan setelah lapisan tersebut kering, gosoklah dengan
kertas ampelas lembut dan dilanjutkan dengan pembersihan semua
kotoran.
5.2.3. Pelapis ketiga
2 – 3 kali pelapisan meni harus diaplikasikan pada pelapis kedua.
Sebelum aplikasi pelapis selanjutnya, pelapis pembentuk (yang harus
dikerngkan minimal 3 jam) harus digosok menggunakn kertas ampelas
lembut dan dibersihkan dari semua kotoran.
5.2.4. Pelapis keempat.
Pelapis keempat dari pelapis diatas harus diaplikaskan dua kali.

PEKERJAAN
PELAPIS TRANSPARAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyedian dan aplikasi semua pekerjaan pelapisan kayu
dan bahan kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau bagan warna
berhubungan dengan spesifikasi, selain yang telah ditetapkan. Pekerjaan harus
mencakup tetapi tidak dibatasi pada penyedian tenaga kerja, material, perlengkapan
dan peralatan yang akan digunakan untuk persiapan permukaan, aplikasi cat dan
perbaikan segala macam penyimpangan serta pembersihan segala percikan / noda
yang terkena pada pekerjaan lainnya. Semua pelapis harus seperti yang diisyaratkan
dalam spesifikasi ini atau yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for testing and Material (ASTM)
2.2. British Standard (BS)
2.3. Spesifikasi:
 Pekerjaan pintu dan jendela – Spesifikasi pintu kayu
 Pekerjaan finishing – Spesifikasi pengecatan
3. PROSEDUR UMUM
Berdasarkan Spesifikasi Pengecatan.

Spesifikasi Teknis - 40 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4. MATERIAL
4.1. Umum
4.1.1. Semua material pelapis harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan
dalam jadwal pengecatan disini dan persyaratan yang disebutkan disini.
4.1.2. Semua bahan pengecatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus disedakan oleh produsen yang sama, dan tdak boleh dicampur
dengan cat dari sumber lain atau komposisi yang tidak sama. Untuk
tujuan pembuatan standar kualitas, cat yang disebutkan disini
didasarkan pada cat-cat yang diproduksi Impra atau setara, tetapi tidak
berarti merknya harus sama.
4.2. Melamic
4.2.1. Pengisi kayu (Wood filler)
Pengisi kayu untuk menutup dan mengisi pori kayu harus setara atau
samadengan pengisi kayu SH-113,untuk digunakan sebagai lapisan
pertama.
4.2.2. Pewarna kayu
Pewarna kayu unutk mewarnai kayu harus setara atau sama dengan
pewarna kayu WS-162B, dalam warna yang ditetapkan dalam Bagan
Warna yang akan dikeuarkan nanti. Pewarna kayu ini digunakan sebagai
lapisan kedua
4.2.3. Sealer
Sealer untuk pori kayu harus sama dengan atau setara dengan Melamic
Sanding Sealer (MSS-123) oleh Impra, digunakan sebagai sealer ketiga.
4.2.4. Vernis Berwarna
Vernis berwarna harus sama atau setara dengan ML-131 Clear Dof oleh
Impra, digunakan sebaga lapisan keempat.
4.3. Kertas Amplas
Jenis kertas amplas harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal 5.2.2 spesifikasi
ini dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Pelapis transparan harus diaplikasikan pada semua permukaan kayu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas.
5.1.2. Pelapis transparan harus diaplikasikan setelah semua pekerjaan kayu /
timber selesai dipasang sesuai gambar dan Spesifikasi Finishing
Pekerjaan Kayu dan / atau Pintu Kayu.
5.1.3. Pelaksanaan pelapisan transparan harus sesuai dengan petunjuk dari
produsen.
Spesifikasi Teknis - 41 -
Spesifikasi Teknis Sipil

5.2. Aplikasi
5.2.1. Lapisan pertama
Satu lapis pengisi kayu dengan jumlah sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh produsen, harus diaplikasikan merata pada
semua permukaan kayu untuk mengisi melapis dan mengisi lubang dan
pori kayu/holes dengan menggunakan pisau dempul, dan dilanjutkan
dengan penghalusan permukaan menggunakan kertas ampelas no. 360
up to 400 setelah pengisi kayu mongering (sekitar 30 menit).
5.2.2. Lapisan kedua
Pewarna kayu harus diaplikasikan dengan brush dalam jumlah yang
direkomendasikan oleh produsen.Setelah pewarna kayu mengering,
semua permukaan kayu harus dibersihkan menggunakan lap kering
untuk membersihkan pewarna kayu yang berlebih.
5.2.3. Lapisan ketiga
Sealer / penyegel harus digunakan untuk melapisi semua pori kayu
untuk membentuk dasar yang padat, keras dan halus, agar cat pada
bagian atas lapisan ini dapat tahan lama. Biarkan sealer mongering kira-
kira satu jam dan permukaan kayu telah siap untuk dihaluskan dengan
kertas ampelas no. 500 atau 600
5.2.4. Lapisan keempat
2 – 3 lapis vernis berwarna yang direkomendasikan oleh produsen harus
diaplikasi lapisan akhir.Setelah kali pelapis selanjutnya akan
diaplikasikan, lapisan pembentuk yang harus dikeringkan minimum
sekitar 3 jam, harus dihaluskan terlebih dahulu dengan kertas ampelas.
Dan setelah permukaan bersih dari debu dan kotoran, lapisan
selanjutnya dapat diaplikasikan.
5.3. Metode Aplikasi
Pelapis transparan harus digunakan dengan memakai kuas atau semprotan
seperti yang direkomendasikan oleh produsen.
PEKERJAAN
PENUTUP ATAP METAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan terdiri dari penyediaan dan aplikasi semua pekerjaan pemasangan
penutup atap metal termasuk kelengkapan yang diperlukan untuk pemasangan
tersebut sesuai dengan gambar rencana.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2. Australian Standard (AS)
2.3. Spesifikasi:

Spesifikasi Teknis - 42 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Baja Struktural
3. PROSEDUR UMUM
3.1. Data Teknis
Data teknis sesuai dengan penutup atap yang dan bahan pelengkap lainnya
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan,sebelum
pemesanan dan pabrikasi.
Data teknis harus memperlihatkan tipe, ukuran, sertifikat pabrik, petunjuk
pemasangan dari produsen dan semua informasi yang dibutuhkan untuk
pabrikasi, detail dan pemasangan.
3.2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Sebelum pabrikasi dan pemasangan, Kontraktor harus memberikan
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada Konsultan Pengawas dibahas
dan mendapat persetujuan. Gambar tersebut harus menunjukkan detail dari
metode pengencangan, pemasangan, dimensi dan dan detail penting lainnya
yang diperlukan.
Namun menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk menjamin keakuratan
dan kelengkapan pemasangan setiap material yang dikerjakan.
3.3. Penanganan dan Penyimpanan
Penyimpanan dan penggunaan penutup atap metal harus sesuai dengan
petunjuk dari produsen.
4. MATERIAL
4.1. Atap Metal
4.1.1. Atap metal harus terbuat dari Zinc / Aluminium Ally Coated Metal dengan
kekuatan minimal 5500 kg/ cm dan berat minmal 150 gr/m. Dicat oleh
pabrik dengan sistem oven baked silicon polyester finish (colorbond)
sesuai dengan AS 2728, dalam profil corrugated seperti D 750, G 680 dari
Fumira Product Indonesia atau setara dengan warna ditentukan
kemudian.
4.1.2. Lembar penutup atap metal corrugated harus mempunyai ketebalan
lapisan minimum 0.35 mm
4.2. Bubungan
Bubungan harus sesuai dengan penutup atap dari produsen yang sama
dengan warna ditentukan kemudian.
4.3. Pengencangan
Pengencangan harus sesuai dengan standar pabrik yang membuat atap metal
tersebut.
5. METODE APLIKASI
Metode aplikasi penutup atap metal ini harus sesuai dengan petunjuk dari
produsen penutup atap metal tersebut.
Spesifikasi Teknis - 43 -
Spesifikasi Teknis Sipil

PEKERJAAN
SEALANT SAMBUNGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan harus terdiri dari perapatan, peruncingan dan penyegelan
sambungan, bukaan / celah retak akibat kering matahari dan ambang
eksterior,ambang pintu dan kondisi-kondisi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
dan /atau seperti yang disebutkan disini.
2. STANDAR/ RUJUKAN
2.1 American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.2 Spesifikasi:
 Pekerjaan Dinding – Spesifikasi Dinding Bata
 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Aluminium.
3. PROSEDUR UMUM
3.1 Contoh dan data Teknis
Sebelum proses pengiriman, contoh dan data teknis semua kompon perapatan
dan penyegelan yang akan digunakan pada bangunan harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
3.2 Penyimpanan
Semua bahan harus dikirim ke lokasi proyek dalam wadah / bungkus asli
bersegel dan harus disimpan ditempat bersih yang kering, dapat dikunci dan harus
dilindungi dari hujan, kondisi atmosferik dan segala sesuatu yang mendapat
merusak sesuai dengan rekomendasi produsen.
4. MATERIAL
4.1. Selain yang telah disebutkan, semua kompon perapatan harus berupa formula
sealant silikon seperti Dow Corning 795 Sealant Silikon Bangunan atau setara yang
sesuai dengan kelembaban atmosferik untuk menghasilkan karet silicon koefisien
rendah dan berdaya tahan dan fleksibel pada sambungan gedung.
4.2. Perapatan konpon harus didesain cukup tahan cuaca untuk menghadapi kondisi
lokal yang memungkinkan property asli tetap terjaga setelah periode yang
lama.Penambahan panjang, perengangan, kekuatan tarik, kekuatan dan daya rekat
tidak boleh berubah signifikan dengan pertambahan usia atau kontak dengan cuaca
luar.
4.3. Bahan yang dipilih harus memiliki kemampuan yang terbukti untuk menahan
kondisi yang ada di lapangan dan dokumen garansi tertulis harus disediakan oleh
produsen kepada Konsultan Pengawas sebelum proses pemilihan bahan.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
Semua area yang akan dirapatkan harus dibersihkan dari semua kotoran.
Substansi berpori harus dibersihkan bila perlu dengan pengasah,
Spesifikasi Teknis - 44 -
Spesifikasi Teknis Sipil

grinding,pembersih, mesin penggosok atau kombinasi dari metode-metode


tersebut seperti yang diisyaratkan untuk menyediakan permukaan bersih dan
kering untuk aplikasi sealant.
Debu, serbuk dan sebagainya harus dihilangkan dari sambungan dengan
tekanan udara bebas minyak atau vacuum cleaner.
Permukaan kaca atau logam disekitar pekerjaan tembok sebaiknya
dibersihkan menggunakan lap dengan lap bebas minyak dijenuhkan dengan
larutan seperti toluol, atau methyl ethyl ketone.
5.2. Desain Sambungan
Sealant tidak boleh lebih tebal 12.7 mm dan tidak lebih tipis dari 3.2 mm.
5.3. Pelapisan
Area yang berdekatan dengan sambungan harus dilapisi untuk memberikan
garis nat sealant. Jangan biarkan perekat pelapis menyentuh permukaan yang
bersih dimana sealant silicon akan diberikan.
Pemahatan harus dilakukan pada sebagian besar langkah kerja yang dapat
dikerjakan pada sambungan-sambungan termaksud disini, segera setelah aplikasi
sealant dan sebelum berbentuk kulit. Pelapisan harus segera dipindahkan setelah
pemahatan
5.4. Metode Aplikasi
Sealant silicon harus diaplikasikan secara berurutan pada
sambungansambungan yang ada pada bangunan. Tekana positif yang cukup untuk
benarbenar mengisi dan menempelkan sambungan harus dilakukan. Alat atau
olesan sealant dengan tekana ringan untuk menyebarkan bahan berlawanan
dengan bahan pendukung dan permukaan sambungan.
Sambungan yang disegel tidak boleh diganggu paling tidak selam 48 jam.
Kelebihan sealant diatas permukaan yang berpori dapat dihilangkan dengan alat
penggosok ataupun mesin lainnya.

Spesifikasi Teknis - 45 -
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN : PERENCANAAN KANTOR KALTIM BOGA UTAMA
PEMILIK : PT. KALTIM BOGA UTAMA
LOKASI : JL. BRIGDJEN KATAMSO, KOTA BONTANG
KONSULTAN : CV. KALTIM CITRA LESTARI
SPEKTEK : SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

SPESIFIKASI
TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS MEKANKAL
ELEKTRIKAKL
Spesifikasi Teknis Sipil

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN BANGUNAN
PEKERJAAN
SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Sistem Distribusi Listrik terdiri dari pengadaan dan
pemasangan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi
listrik seperti dipersyaratkan dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan
dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini
yang tidak mungkin disebut secara terinci dalam buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini akan tetapi dianggap perlu untukl keselamatan
dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini
ataupun yang tertera dalam gambar Pelaksanaan, dimana bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan pada buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipasang dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Panel-panel daya tegangan rendah, pekerjaan ini meliputi Sub Distribution
Panel (SDP), Panel-panel daya dan panel-panel penerangan termasuk seluruh
peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system instalasi listrik.
Kabel-kabel daya tegangan rendah, pekerjaan ini meliputi kabel utama dari
Low Voltage Main Distribution Panel Eksistingdi gardu-gardu trafo ke Sub Distribution
Panel (SDP) tiap-tiap lantai gedung, kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk
menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi
listrik.
Instalasi Daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan
untuk menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti exhaust fan, AC, motor-motor listrik pada peralatan Sistem
Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.

Spesifikasi Teknis - 1 -
Spesifikasi Teknis Sipil

Instalasi Penerangan, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang


menghubungkan panel-panel penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun
di luar bangunan, sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan Buku Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan.
Fixture lampu, yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah armature lampu,
fitting, ballast, stater, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan
dengan item pekerjaan sesuai dengan standar pabrik yang dipilih.
Sistem pentanahan pengaman, yang termasuk di dalam pekerjaan system
pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau
kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pertanahan termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan system ini.
Peralatan penunjang instalasi, pekerjaan ini meliputi junction box, conduit,
sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos penyambungan, doos percabangan, elbow,
metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik meskipun peralatan ini tidak disebutkan dan
digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Pelaksanaan.
Instalasi penangkar petir, pekerjaan ini meliputi penangkal petir (splitzen)
dari jenis electrostatic, hantaran menurun, elektroda pentanahan bak control dan
peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Instalasi
Penangkal Petir meskipun peralatan-peralatan tersebut tidak disebutkan secara terinci
dalam Gambar Pelaksanaan.
Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas dan terperinci
di dalam Gambar Pelaksanaan dan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan testing dan commissioning seluruh Sistem Distribusi Listrik,
Sistem Penerangan, dan Sistem Penangkal Petir secara lengkap.
Melatih tenaga operator dan maintenance dari Pemilik bangunan serta
menyerahkan brosur Maintenance dan Operation Manuals. Melaksanakan Supervise
Pengoperasian Sistem dan Pemeliharaan.
2. KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
* Sistem Distribusi Listrik.
a. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik
utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 KV, 3 phasa,50
Hertz) pada gardu yang selanjutnya didistribusikan ke LVMDP setiap Gardu
trafo dan masuk ke setiap gedung.
b. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh dimatikan
oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran
(FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus peralatan Bantu
evakuasi.beban

Spesifikasi Teknis - 2 -
Spesifikasi Teknis Sipil

c. Pelepasan beban secara otomatis dilakukan oleh signal FACP dengan


menggerakkan shunt trip (tegangan kerja 12 V DC) pada outgoing circuit
breaker LVMDP.
* Sistem Penerangan
a. Klasifikasi lampu penerangan, lampu-lampu penerangan di dalam gedung
dikategorikan sebagai berikut:
 Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan
buatan dengan intensitas penerangan yang sesuai persyaratan
untukmenjamin kelancaran kegiatan dalam gedung. Lampu ini akan
menyala pada kondisi normal, sedangkan pada kondisi darurat akan mati.
 Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu penerangan
buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan normal terganggu (mati).
Lampu ini hanya dipasang di tangga dan akan menyala oleh baterai apabila
PLN mati.
b. Pada setiap ruangan corridor dan tangga, disediakan saklar-saklar setempat
untuk menyalakan atau mematikan lampu.
c. Apabila dalam gambar pelaksanaan tergambarlampu 2xTL atau lebih maka
jumlah komponen harus sesuai dengan jumlah TL-nya.
* Sistem Instalasi Daya
Sistem instalasi daya dalam gedung ini terdiri dari:
a. Daya Outlet
Daya outlet dipergunakan sebagai sumber catu daya dengan beban-beban kecil
(general), tata letak dan rating outlet seperti terlihat dalam gambar
pelaksanaan.
b. Daya Peralatan
Adalah daya yang digunakan untuk beban peralatan-peralatan pada system
makanikal dimana kebutuhan daya ini diambil langsung dari panel.
3. PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH
* Konstruksi Box Panel
a. Panel harus terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan
ukuran minimal 50x40x25 mm (free standing) atau plat besi yang berbentuk
(wall mounted), serta diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinishing
dengan cat bakar warna abu-abu.
b. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan ketebalan sebagai
berikut:
Panel Dinding Pintu
Panel Dinding Pintu
1 SDP 1,2mm 1,2mm
2 LP,PP 1,2mm 2,0mm

Spesifikasi Teknis - 3 -
Spesifikasi Teknis Sipil

c. Plat penutup harus dkerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat penutup ini
harus benar-benar 90o.
d. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi plastik
sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat
dilepas-lepas.
e. Panel harus dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-
lepas dan harus disiapkan lubang serta COMPRESSION CABLE GLAD untuk
setiap incoming dan outgoing feeder.
f. Pada dinding belakang dan / atau samping diperlukan membuat lubanglubang
ventilasi yang cukup.
g. Lubang ventilasi in harus dibuat dengan cara punch dan rapi.
h. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di punch harus
dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga
masuknya benda-benda atau tusukan pada bagian-bagian yang bertegangan
dari peralatan panel.
i. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol serta harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari tipe Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel.
j. Rangka, penutup, cover plate dan pintu, seluruhnya harus diberi cat dasar dan
dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
k. Ukuran panel diusahakan standard dan disediakan ruang yang cukup apabila
terdapat penambahan peralatan.
l. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan
(grounding) dan bus-bar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel pertanahan.
m. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming ban outgoing serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi plates mengenai nama beban atau
kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini harus terbuat dari plat
aluminium atau sesuai standar DIN 4070.
n. Pada bagian alas panel (dari ambang alas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang alas panel aiso disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator fuse ban alat-alat ukur.Bagian
tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed).
o. Pada pintu panel bagian dalam harus digambarkan diagram sistem instalasi
panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
p. Index Protection Panel: 31
* Bus – bar dan Terminal Penyambungan
a. Panel harus sesuai untuk system 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 bus-bar
dimana bus-bar pertanahan terpisah.

Spesifikasi Teknis - 4 -
Spesifikasi Teknis Sipil

b. Bus-bar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak Galvanisasi
ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada bus-bar, seperti sepatu
kabel dan lain-lain.
c. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran loss penampang kabel) pada busbar
dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
d. Bus-bar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus
hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
* Circuit Breaker
a. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB dan MCCb yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release
yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable)
b. Outgoing circuit breaker dari panel khusus motor-motor tiga phasa harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
c. Circuit breaker untuk proteksi motor-motor listrik menggunkan circuit breaker
yang direncanakan khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe H atau
tipe lain yang sesuai dengan merek yang dipilih).
d. Breaking Capasity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum
dalam Gambar Pelaksanaan.
e. Semua Circuit Breaker harus diidentifikasi dengan jelas yang meliputi Breaking
Capasity, Rating Ampere serta Ampere Trip dari Circuit Breaker tersebut.
f. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail, sedangkan pemasangan
MCCB dan komponen-komponen lain seperti magnetic contactor, time switch
dan lain-lain harus menggunakan dudukan.
g. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapid an kokoh sehingga
tidak akan lepas oleh gangguan mekanis.
h. Jika dalam Gambar Pelaksanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut
harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan pada Gambar.
i. Semua circuit beraker harus diberikan label / sign plate yang terbuat dari
Aluminium mengenai nama beban atau kelompok beban yang di catu daya
listriknya. Label itu harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standar DIN –
4070.
* Alat Ukur/ Indikator/ Electrical Auxilliaries
a. Panel-panel dilengkapi dengan alat-alat ukur, seperti:
 Volt meter & Selector Switch
 Ampere meter
 Trafo arus
 Indicator lamp & mini fuse
Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan seperti diatas melainkanharus
disesuaikan dengan Gambar Pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis - 5 -
Spesifikasi Teknis Sipil

b. Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh)
posisi:
3 kali phasa terhadap netral
3 kali phasa terhadap phasa posisi off
c. Ampere meter yang digunakan mempunyai range pengukuran sesuai dengan
rating incoming circuit breaker, seperti pada label berikut:
NO RAITING INCOMING RANGES OF CB PANEL
AMPEREMETER
1 80-100A 0-100/200A
2 50-63A 0-60/120A
3 <40A 0-40/80A
d. Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo arus yang dirancang
khusus untuk pengukuran. Rating trafo arus harus sesuai dengan rating
amperemeter yang digunakan dan tahan menerima impact short circuit
terbesar yang mungkin terjadi.
e. Rating trafo arus yang digunakan harus sesuai dengan label berikut
NO
RANGES OF AMPEREMETER RAFING TRAFO ARUS
1 0-100/200 A 100/S
f. Amperemeter yang dipasang pada panel utama selain mempunyai pointer
(jarum penunjuk) untuk menunjukkan besarnya arus listrik yang ada dilengkapi
juga dengan pointer lain yang berfungsi sebagai “Maximum Demand Indikator”
g. Lampu indicator yang digunakan adalah:
 Warna merah untuk phasa R
 Warna kuning untuk phasa S
 Warna hijau untuk phasa T
h. Lampu indikator harus diperiksa dengan menggunakan mini fuse.
i. Amperemeter dan Voltmeter harus menggunakan tipe Moving Iron Rectangular
dengan kelas alat 2 dan mempunyai dimensi sebagai berikut
NO
NAMA PANEL TIPE PANEL
1 SDP WALL MAUNTING
2 PP,LP WALL MAUNTING
* Tipe Panel
a. Berdasarkan cara pemasangannya panel-panel tegangan rendah diklasifikasikan
sebagai berikut:
NO NAMA PANEL TIPE PANEL
1 SDP WALL MAUNTING
2 PP,LP WALL MAUNTING

Spesifikasi Teknis - 6 -
Spesifikasi Teknis Sipil

b. Panel jenis Wall Mounting dipasang flus mounting pada dinding tembok dengan
lokasi sesuai Gambar Pelaksanaan.
c. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan baut tanam (anchor
bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
d. Box panel dan semua material yang bersifat kondutif yang berada disekitar panel
listrik harus dihubungkan ke Sistem Pertanahan Pengaman.
* Gambar Skema Rangkaian Listrik
a. Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan
keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut
b. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastic dtempelkan
pada pintu luar panel bagian dalam.
4. PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH
Ketentuan Umum
a. Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan ini berlaku untuk:
 Kabel daya
 Instalasi daya
 Instalasi penerangan
b. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan.
c. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan panel-
panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata Udara dan
Pengawasan (AC, split, exhaust fan), pompa air bersih dan lain-lain sesuai
Gambar Pelaksanaan.
d. Di dalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit
sparing,doos untuk outlet daya / penyambung / pencabangan, flexible conduit
dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaansistem instalasi daya.
e. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang
menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture-fixture lampu
penerangan buatan.
f. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis / tipe saklar,
conduit, sparing, doos untuk saklar / penyambungan / pencabangan,metal
flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.
Jenis kabel.
a. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standar SII dan PLN atau
standar-standar lain yang diakui di Negara Republik Indonesia serta mendapat
rekomendasi dari LMK.

Spesifikasi Teknis - 7 -
Spesifikasi Teknis Sipil

b. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik tegangan rendah
yang digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
c. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 volt /
1000 volt.
d. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
e. Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti fire
pump, dan lain-lain seperti ditunjukkan di dalam gambar Pelaksanaan) kabel-
kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan
fungsi dan lokasi pemasangannya seperti label di bawah ini :
NO PEMEKAKIAN JENIS KABEL
1 Instalasi penerapan di dalam bangunan NYM
2 Instalasi daya didalam bangunan NYY/NYM
3 Kabel daya di luar NYFGbY
f. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standar yang digunakan.
g. Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label / sign plate yang terbuat
dari aluminium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama
sumber yang mencatu daya kabel / beban tersebut.
Persyaratan Pemasangan
a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN
dan PUIL atau peraturan lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
b. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan
lepas atau rusak akibat gangguan-gangguan mekanis.
c. Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari pembelokan
tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kaber tersebut atau harus sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel.
d. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape
dan difinish dengan bahan isolasi tahan panas yang sesuai.
e. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi
penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan.
f. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dlakukan di dalam junction box
atau metal door serta dilengkapi dengan spring connector 3M sesuai dengan
persyaratan.
g. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan
tidak boleh melebihi strength dan stress maksimum yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat kabel.

Spesifikasi Teknis - 8 -
Spesifikasi Teknis Sipil

h. Sebelum dilakukan pemasangan / penyambungan, bagian ujung awal dan ujung


kahir dari kabel daya harus dilindungi dengan “Sealing end Cable” , sehingga
bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
i. Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
 Ditanam langsung dalam tanah,
 Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
 Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai
kedalaman minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara
penanaman kabel sebagai berikut:
 Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar
galian sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
 Diberi alas pasir setebal 10 cm.
 Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
 Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan dialas pasir tersebut
diberi bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
 Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan
tanah galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak
isolasi kabel.
 Kabel listrik yang ditanam dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP
sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai
Gambar Pelaksanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah-daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
 Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk
sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
 Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1.5 kali total diameter luar
kabel yang dilindunginya.
 Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu
buah, maka kabel-kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu
sama lain minimal sebesar 7 cm.
 Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan
tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
 Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan
sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel.
 Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan
bahan karet atau bahan-bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak
mudah rusak.
j. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sebagai berikut:
 Pada rak kabel
 Di dalam dinding
k. Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Kabel harus diatur rapi

Spesifikasi Teknis - 9 -
Spesifikasi Teknis Sipil

 Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan


perkuatan mur baut pada kedudukan/ struktur rak.
 Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit
(di dalam High Impact Conduit).
 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di
dalam kotak sambungan atau kotak cabang.
l. Pemasangan kabel pada dinding harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Kabel harus dilindungi sparing.
 Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit)
sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak
60cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi serta klem dan
kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
 Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi
dengan “metal flexible conduit” serta pertemuan antara conduit / sparing
dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
 Untuk instalasi kabel expose harus di dalam Rigid Conduit.
5. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PERALATAN INSTALASI
* Outlet Daya
a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standar SII dan SPLN atau
standar-standar yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
 Rating tegangan : 500 volt
 Rating arus : 10A, 16A, atau lebih seperti pada Gambar
Pelaksanaan
 Tipe pemasangan : Recessed
c. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat standar produk, standar produk, tipe dan rating arus serta
tegangannya.
d. Outlet daya untuk peralatan AC split, koridor, panel room harus dilengkapi
dengan lampu indicator, saklar dan label.
e. Outlet daya yang digunakan jenis putar dan tusuk kontak yang dilengkapi dengan
protector.
f. Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran outlet daya
dengan Pihak Perencana Arsitektur / Interior.
g. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan doss dengan
ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh
Perencana Interior.
h. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan harus
dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.

Spesifikasi Teknis - 10 -
Spesifikasi Teknis Sipil

* Saklar Lampu Penerangan


a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standar PLN, SII dan VDE/ DIN atau
standar-standar lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
 Rating tegangan : 500 volt
 Rating arus : minimal 10A.
 Tipe pemasangan : Recessed
c. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat
standar produk, standar produk, tipe dan rating arus serta tegangannya
d. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi pada ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior. Pemasangan saklar
harus menggunakan boos.
e. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan harus
dikoordinasikan dengan Perencana Interior.
6. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PENUNJANG INSTALASI
* Rigid Conduit
a. Rigid conduit yang dipasang secara exposed menggunakan Rigid Steel Conduit
(RSC) type thickwall dengan ketebalam minimum 2 mm dan conduitconduit yang
ditanam di dalam tembok atau beton menggunakan High\Impact Conduit.
b. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1.5 kali
dan total diameter diluar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar
¾”. Oleh karena itu, Kontraktor sebelum memasang conduit harus rekonfirmasi
dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c. Ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tines agar tidak merusak isolasi
kabel.
d. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalsi lainnya harus dibedakan
dengan cara di cat finish dengan warna yang berbeda sebagai berikut:
 Instalasi listrik : warna hitam
 Instalasi fire alarm : warna merah
 Instalasi tata suara : warna putih
 Instalasi telepon : warna kuning
e. Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk instalasi daya, instalasi
penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus
dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan finishing
Arsitektur.
f. Pemasangan pipa conduit diatas plafond harus dikoordinasikan dengan
penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm,
sound sistem, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak
saling mempengaruhui.

Spesifikasi Teknis - 11 -
Spesifikasi Teknis Sipil

g. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau menggangu
instalasi utilitas lainnya.
h. Dalam hal jalur pipa conduit pada Gambar Pelaksanaan diperkirakan tidak
mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain
sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap
harus sesuai dengan persyaratan.
i. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa
conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut
dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan
dengan cara klem.
j. Setiap sparing maupun conduit maksimum hanya dapat diisi dengan 1 kabel
berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik
untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
k. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air panas.
l. Zumlah sparing (conduit yang ditanam didalam tanah) harus disediakan minimum
sebanyak 120% dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum
mempunyai satu bush sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan
melewatinya.
* Metal Flexible Conduit
a. Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel:
 Yang keluar dari conduit dan masuk ke dalam sparing
 Yang keluar dari conduit ke titik-titik lampu
 Yang keluar dari conduit ke mesin-mesin atau beban-beban yang lainnya.
 Pembelokan instalasi
 Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan.
b. Penyambungan flexible conduit dengn conduit lain harus dilakukan didalam
doos penyambungan.
c. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1.5 kali total
diameter luar kabel yang dilindunginya.
d. Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk
menahan gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
e. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
* Rak Kabel (Cable Tray)
a. Rak kabel digunakan untuk menyangga Kabel daya, kabel instalasi daya
penerangan serta kabel instalasi arus lemah.
b. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot Dipped
Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 cm dan disesuaikan dengan
standar BS 729 (dalam shaft).
c. Rak kabel harus dilengkapi tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antara
ruang penyangga kabel maksimum 50 cm.
Spesifikasi Teknis - 12 -
Spesifikasi Teknis Sipil

d. Rak kabel yang terpasang di daerah basement harus dicat dengan powder coating
dan difinish dengan warna disesuaikan / dikoordinasikan dengan Perencana
Arsitektur / Interior.
e. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus
kuat untuk menyangga rak kabel beserta isinya serta harus tahan pula menahan
gangguan-gangguan mekanis.
f. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari bahan besi.
7. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN FIXTURE PENERANGAN
* Armature Lampu
a. Armature-armature lampu harus memenuhi Persyaratan Taknis Pelaksanaan
Pekerjaan, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
b. Armature-armature lampu menggunakan produk lokal dengan standar kualitas
yang baik.
c. Armature-armature lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0.7 mm, dicat dasar dengan meni tahan karat dan dicat
finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior. Pengecatan ini
menggunakan cat baker.
d. Armature lampu untuk lampu TL, Pl, SL harus dilengkapi dengan
komponenkomponen lampu berupa ballast, stater dan kapasitor dengan
kualitas terbaik.
e. Pemasangan armature harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak
mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis.
* Lampu Penerangan Buatan
a. Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan
b. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik.
c. Lampu LED type TL, PL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu yang
mempunyai efesiensi tinggi.
8. SISTEM PENTANAHAN UNTUK PENGAMAN
* Ketentuan Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem pentanahan untuk pengaman adalah
pentanahan dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda disekitar
instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal
bendabenda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan
seperti hubung singkat phasa ke badan perlatan kemungkinan benda-benda
tersebut menjadi bertegangan.
b. Sistem pentanahan ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan manusia
dan bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.

Spesifikasi Teknis - 13 -
Spesifikasi Teknis Sipil

c. Semua badan peralatan dan benda-benda disekitar peralatan yang bersifat


kondutif harus dihubungkan dengan system pentanahan ini.
d. Ketentuan-ketentuan lain harus sesuia dengan PUIL, SPLN dan standar-
standarlain yang diakui di Negara Republik Indonesia
* Konstruksi
a. Sistem pertanahan terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantun lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
b. Grounding rod dari sistem pentanahan terbuat dari GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Pelaksanaan.
c. Tahanan sistem pentanahan sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh
yang terjadi harus lebih kecil dari 50 volt.
* Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam dalam tanah minimum sepanjang 6 m dan
masing-masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari
1Ohm.
b. Grounding rod harus ditempatkan didalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
c. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan
dan tempat pengukuran tahanan pentanahan grounding rod.
d. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
e. Hantaran pentanahan harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
f. Panyambungan bagian-bagian hantaran pentanahan yang tertanam di
dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan
penyambungan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur –
baut atau sesuai dengna Gambar Pelaksanaan.
g. Penyambungan hantaran pentanahan dengan grounding rod harus
menggunakan mur – baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
h. Ukuran hantaran pentanahan harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan.
i. Sistem pentanahan instalasi listrk harus terpisah dari system pentanahan :
 Pentanahan istalasi system penangkal petir.
 Pentanahan system telepon.
j. Tata letak sistem pentanahan harus sesuai Gambar Pelaksanaan

Spesifikasi Teknis - 14 -
Spesifikasi Teknis Sipil

PEKERJAAN
SISTEM PENANGKAL PETIR
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja,
dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan ini dan
seperti ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
1.2. Pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebut secara terinci
dalam buku Persyaratan Teknis ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.3. Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir (air
termination), dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.
b. Hantaran turun
Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung dan klem untuk dudukan
dan pemasangan hantaran turun.
c. Elektroda pentanahan.
Item ini meliputi batang pentanahan, terminal penyambung, bak kontrol
dan material-material bantu lainnya.
1.4 Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir atau peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. ELEKTRODA PENANGKAL PETIR
Elektroda Penangkal Petir terdiri dari:
2.1. Konduktor-konduktor mendatar yang terbuat dari Bare Copper Conductor
dengan ukuran penampang sesuai gambar pelaksanaan yang dipasang diatas
atap dengan dudukan / penyangga yang baik dengan jarak antara dudukan /
penyangga 30 cm.
2.2. Kepala penangkal petir (finial) terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran
diameter 25.4 mm, dipasang diatas splitzen yang terbuat dari pipa GIP diameter
3/4”. Kepala penangkal petir in harus tersambung secara elektris dengan
konduktor-konduktor mendatar.
2.3. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai Gambar Pelaksanaan.
2.4. Kepala Penangkal petir harus digalvanisasi dengan bahan perak.
2.5. Seluruh bagian dari elektroda penangkal petir harus di interlink sehingga
membentuk satu kesatuan dan harus dihubungkan dengan hantaran turun.

Spesifikasi Teknis - 15 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2.6. Semua bagian atau benda yang berada diatap sampai dengan lantai dasar harus
terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
3. HANTARAN TURUN
3.1 Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima
/ ditangkap oleh elektroda penangkal petir ke konduktor pentanahan. Oleh
karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan
elektroda penangkal petir maupun elektroda pentanahan.
3.2 Hantaran turun harus terbuat dari Nare Copper Conductor dengan ukuran luas
penampang sesuai gambar pelaksanaan dan dipasang pada dinding dengan
menggunakan dudukan / penyangga yang mempunyai jarak antara sebesar 25
cm dan spacing antara hantaran turun dengan Binding bangunan sebesar 10
cm.
3.3 Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan
yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis
3.4 Bagian-bagian konduktor yang berada di daerah jangkauan manusia harus
dilindungi dengan pipa GIP diameter 1”
4. ELEKTRODA PENTANAHAN
4.1 Elektroda pentanahan terbuat dari pipa GIP diameter 1 ¼ “ dan plat tembaga
serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum dalam Gambar
Pelaksanaan
4.2 Elektroda pentanahan harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang
bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 m, telah mencapai lapisan air dan
mempunyai tahan pentanahan sebesar 1 Ohm.
4.3 Terminal penyambung untuk menghubungkan elektroda pentanahan dengan
hantaran turun harus dilakukan di test box. Penyambungan tersebut harus
menggunakan mur baut M 10 sebanyak 3 titik.
4.4 Sistem pentanahan untuk petir ini harus terpisah dari sistem pentanahan untuk
sistem elektrikal lainnya.
5. BAK KONTROL / TERMINAL PENYAMBUNG
5.1. Bak kontrol ini berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran
penyambung petir dengan elektroda pentahanan (terminal pentanahan) dan
tempat pengukuran tahanan pentanahan.
5.2 Dimensi konstruksi bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan.
5.3 Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
5.4 Bak control mempunyai tutup yang dilengkapi handle. Tutup bak control ini
harus dapat dibuka dengan mudah.
6. PENYANGGA DAN KLEM
6.1 Penyangga digunakan untuk besi memegang hantaran penyalur petir.

Spesifikasi Teknis - 16 -
Spesifikasi Teknis Sipil

6.2. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat.
Dimensi dan kostruksi penyangga sesuai dengan Gambar Pelaksana.
PEKERJAAN
SISTEM PEMIPAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Sistem penyedian air dari sumur dalam berikut water meternya sampai ke bak
penampungan air / reservoir bawah tanah lengkap dengan peralatan pengontrol
seperti katup-katup dan floating valve.
Sistem pemipaan air bersih dari reservoir bawah sampai ke pompa dan elevated
water tank dan distribusinya dalam bangunan, lengkap dengan sambungan-
sambungan, belokan-belokan, tikungan, fitting-fitting, dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
Semua peralatan sanitair yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-
kran, lengkap dengan sambungan- sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan
dalam persyaratan.
Sistem perpipaan pembuangan air kotor dan perpipaan vent dari peralatan
sanitair dalam bangunan sampai ke bak-bak penampungan, saluran air hujan lengkap
dengan sambungan - sambungan, tikungan - tikungan, bak kontrol, dan perlengkapan
lain yang diperlukan.
Pompa dan pressure tank, lengkap dengan peralatan control seperti water level
control panel pompa dan peralatan standar lainnya.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan pedoman
Plambing Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuanketentuan
Keselamatan Kerja.
Kontraktor Plambing harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan
untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini, atas tanggungannya
sendiri. Kontraktor Plambing harus memintakan izin-izin / keterangan tertulis tersebut
diatas kepada Pemilik / Penanggung Jawab Proyek.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan dan peralatan, cara-cara
pemasangan, kualitas pengerjaan, harus sesuai dengan standar yang wajar berlaku dan
disesuaikan dengan SNI 03-6481-2000, Pedoman Plambing Indonesia dan Departemen
Pekerjaan Umum (Cipta Karya).
3. MATERIAL
3.1. Umum
Semua bahan pipa dan peralatan-peralatan diperlukan harus memenuhi
standar-standar di bawah ini:
a. ASTM – A- 120 – 57 untuk pipa-pipa dan fitting dari “Galvanized Iron”
skedul 40
b. ASTM - 3 338 – 51 untuk “Malleable Iron Fttings”
Spesifikasi Teknis - 17 -
Spesifikasi Teknis Sipil

c. SII 1246-85 & SII 1448-85 untuk pipa dan fitting PVC.
Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, peralatan sanitair dan
peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tandatanda
merk yang jelas dari pabrik pembuatannya.
Fitting-fitting dan peralatan sanitair yang tidak memiliki tanda-tanda
tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan tambahan yang
disediakan harus baru dan dapat diterima.
Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk didistribusikan
air sampai ke peralatan sanitair, baik yang ditanam dalam tanah, maupun yang
ditempatkan diatas langit-langit dibuat galvanized steel pipe class medium
dengan standar BS -1387.
Pipa-pipa sanitair dan peralatan sanitair sampai ke bak kontrol, dibuat dari
PVC standar SII 1246-85 tipe B dan SII 1448-85 (6 kg/cm2).
Semua pipa sanitair diluar bangunan dibuat dari PVC standar SII 1246-85
tipe A dan SII 1448-85 (6 kg/cm2).
Fitting-fitting dan pipa PVC harus dicetak satu pabrik dengan bahan
penyambungan solvent cement.
Kran-kran air yang dipergunakan harus dari bahan kuningan dengan
lapisan krom, dilengkapi dengan “Water Trap” seperti buatan SAN – EI atau
merk lain yang setara dan disetujui oleh Pemberi Tugas melalui Supervisor dan
Perancang.
Semua “Clean Out”(CO) terbuat dari plat yang dilapisi krom, dilengkapi
dengan “Slot” dan setaraf dengan kualitas merk SAN-EI.
3.2. Toilet Fixtures
a. WC duduk harus dari jenis terpasang di lantai (Floor Mounted) keramik,
berwarna ex. American Standard atau setara lengkap dengan tangki air,
fitting-fitting dan perlengkapan tambahan lainnya, WC duduk lengkap
dengan kran jet washer, warna ditentukan kemudian.
b. WC jongkok harus jenis terpasang lantai (Floor Mounted) keramik, berwarna
ex. American Standard atau setara, warna ditentukan
c. Wastafel harus dari jenis terpasang pada dinding dari keramik, wastafel
harus dari jenis terpasang pada dinding dar keramik, berwarna ex. Amercan
Standard atau setara lengkap dengan kran (dilapisi krom) fitting-fitting dan
peralatan tambahan lainnya, warna ditentukan kemudian.
d. Kitchen Sink terbuat dari stainlees steel, ukuran sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis - 18 -
Spesifikasi Teknis Sipil

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Perencanaan
Sebelum memulai pekerjaannya Kontraktor memeriksa dan memahami
pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-phak lain yang ikut menyelesaikan
proyek ini, apakah pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak lain tersebut dapat
mempengaruhui kualitas pekerjaan kontraktor ini sendiri. Apabila terjadi suatu
keadaan dimana kontraktor ini tidak mungkin menghasilkan kualitas
pengerjaan yang terbaik. Kontraktor ini wajib memberitahukan secara tertulis
kepada supervisor dan mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan.
Lokasi yang tepat dari peralatan sanitair, floor drain, pipa-pipa utama dan
pipa cabang harus diperiksa dalam gambar-gambar perencanaan mekanikal
dan arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh
pabrik pembuat alat-lata tersebut.
Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lannya hanya boleh dilakukan setelah
ada izin tertulis dari Pemilik / Penanggung jawab proyek.
Gambar-gambar pelaksanaan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh
kontraktor, sementara pembangunan struktur dilaksanakan. Hal ini agar dapat
diketahui dengan tepat letak / ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai
yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa. Kontraktor bertanggung jawab atas
ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila kontraktor
harus melakukan pembobokan / penambalan tanpa tambahan biaya
.Semua peralatan sanitair harus dipasang dengan baik dan didalamnya
bebas dari kotoran yang akan menggangu aliran atau kebersihanair, dan harus
terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatkan dengan tumpuan yang sesuai
(bracket / plate anchor).
Kontraktor bertanggung jawab atas penyedian dan lokasi pemasangan yang
tepatnya dengan baik dan kuat.
“Insert” (tempat penyekrupkan) harus tertanam dengan baik dalam dinding
atau lantai tersebut dan setelah alat-alat tersebut terpasang insert harus tidak
kelihatan.
Semua baut, mur, sekrup yang kelihatan (ekspos) harus dibuat dengan
dilapisi chromium atau nikel, demikian pula cincin (washer) untuk
pemasangannya.
Setelah semua peralatan dan peralatan sanitair terpasang, Kontraktor wajib
menjaga agar semua peralatan sanitair tersebut tidak dipergunakan, bersih dan
berfungsi dengan baik, sampai diserahkan kepada pemilik / penanggung jawab
proyek.
4.2 . Pembersihan
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian banguan atau finishing
architectural atau timbulnya kerusakan lainnya, yang semuanya atas kelalaian

Spesifikasi Teknis - 19 -
Spesifikasi Teknis Sipil

kontraktor karena tidak membersihkan sistem perpipaan dengan bak, maka


semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3. Pengujian
4.3.1. Pengujian sistem pembangunan
a. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-
lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut
dapat diisi dengan air sampai lubang “vent” tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang disikan seperti
tersebut diatas minimum selama 120 menit dan penurunan air
selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
c. Apabila dan pada waktu pemilik / penanggung jawab proyek
menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas,
kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
4.3.2. Pengujian Sistem Distribusi Air dan Pemadam Kebakaran.
a. Setelah “roughing-in” selesai dipasang dan sebelum memasang
“fixture” seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan
hidrostatik minimum 7.5 atm 1½ kali tekanan kerja, dalam jangka
waktu 4 jam tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh
tembok atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari
instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas
sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut.
4.3.3. Kerusakan atau Kegagalan Uji
a. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau
sesuatu bahan yang rusak / gagal tersebut dan pemeriksaan /
pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan pemilik /
penanggung jawab proyek.
b. Penggantian bagian atas pipa atau bahan yang gagal / rusak
tersebut harus dengan pipa atau bahan-yang baru. Penambalan
(caulking) dengan bahan apapun tidak dperkenankan.
PEKERJAAN
SEPTIC TANK (BIO TANK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Septic tank (BIO TANK) merupakan septitank produksi pabrikasi yang memiliki
berbagai macam bentik sesuai merk dan type penggunaan serta lokasi, dilengkapi
dengan sistem perpipaan, dan bahan pengurai yang tidak merusak lingkungan.

Spesifikasi Teknis - 20 -
Spesifikasi Teknis Sipil

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Pipa PVC
Pipa PVC yang digunakan harus memenuhi standar SII.1246-85 & 1448- 85.
Sambungan dengan sistem “Bell & Spigot”, yang diperkuat dengan perekat. Kelas
pipa adalah kelas D. Pipa GSP yang digunakan untuk pipa bent harus memenuhi
standar BS-1387 / 1997, kelas medium sambungan dengan “Tread & Screw”.
2.2. Aksesoris
Aksesoris yang digunakan harus sesuai dengan kelas dan jenis pipa yang
digunakan. Pabrik pembuat fitting harus sama dengan pabrik pembuat pipa. Bila
harus ada penyimpangan dari spesifkasi teknik ini, maka harus ada persetujuan
secara tertullis dari Konsultan Pengawas.
2.3. Batu bata dan Pondasi
Batu bata dan pondasi yang dipakai sesuai dengan ketentuan Persyaratan
Teknis, badan yang akan dipasang dibasahi, bentuk jadi bidang luar harus sesuai
dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli atau Konsultan Pengawas.
3. PERENCANAAN
a. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum pekerjaan lainnya
dilaksanakan. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian dan penimbunan kembali.
Galian hendaknya dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, serta lokasi yang
telah ditetapkan.
b. Pekerjaan pemasangan hendaknya sesuai dengan ketentuan, dan pekerjaan
beton hendaknya mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI ’71).
c. Pipa aliran masuk dipasang langsung pada dinding bak. Pipa yang dipergunakan
adalah pipa PVC. Ukuran, perletakan dan ketinggian pipa aliran masuk hendaknya
dibuat sesuai dengan gambar perencanaan,dengan kemiringan 2%.
d. Pipa aliran keluar dipasang langsung pada bak aliran keluar. Pipa yang
dipergunakan adalah pipa PVC. Ukuran, perletakan dan ketinggian pipa aliran
masuk hendaknya dibuat sesuai dengan gambar perencanaan.
e. Pipa vent dipasang langsung pada atap septic tank. Pipa dan penyambung adalah
pipa GIP. Ukuran, perletakan dan ketinggian pipa vent, hendaknya dibuat sesuai
dengan gambar perencanaan.
f. Manhole, yang dimaksud adalah lubang segi empat yang terdapat pada septic
tank. Tutup Manhole terbuat dari beton bertulang. Manhole disini berfungsi
sebagai tempat penghisap Lumpur yang terdapat dalam septic tank, maupun
pemeriksaan septic tank bagian dalam.

Spesifikasi Teknis - 21 -

Anda mungkin juga menyukai