BANGUNAN GEDUNG
KANTOR (DAK)
/ (REHAB CATCHLAB)
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
BAB. I
SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
2
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
3
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
Besi / Kawat Beton, Paku, Ukuran standar, tidak mengandung karat > 5% sesuai
Bendrat SK. SNI S-051989.
Besi yang digunakan adalah besi mutu U-24, dan
seterusnya sesuai yang ditentukkan, dan harus
ditanyakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
Besi harus bersih dan tidak mengandung
minyak/lemak, asam alkali dan bebas dari cacat
Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan SNI 070663-1995
Bendrat harus berukuran minimal diameter 1 mm
seperti yang disyaratkan dalam NI-2
Besi Baja Struktural Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B: Bahan
Bangunan Dari Besi/Baja : SNI 03-6861.2- 2002
Baja Profil Wf- Beam Proses Canai Panas : SNI-07-
7178-2006
Baja Profil Canal U Proses Canai Panas : SNI-07-0052-
2006
Mutu baja dipakai adalah BJ41(fy=250 MPa).
Batang baja harus tampak rata-bebas dari cacat-cacat
seperti retakretak, cerna-cerna, pengelupasan
permukaan dan cacat cacat lainnya yang merugikan
penggunaan akhir.
Sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak
mengurangi kekuatan dan kemampuan layan
strukturnya.
Mempunyai tegangan leleh yang sesuai dengan yang
disyaratkan, dapat dibuktikan dengan
sertifikat/keterangan distributor, atau dilakukan
pengujian bila diperlukan.
Portland Cement (PC) Menggunakan PC sejenis (NI-8) dan masih dalam
kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam SNI 15-2049-1994
4
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
5
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
6
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
7
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
BAB III
SPESIFIKASI KEGIATAN
LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
A Papan nama Proyek
B Pekerjaan Bongkaran Plafon, Dinding, Lantai & Buangan
C Scafolding
D SMK3
II PEKERJAAN REHAB RUANG LABORATORIUM
A PEKERJAAN PONDASI & BETON
1 Pek.galian tanah
2 Pek.urugan tanah kembali
3 Pek.timbunan pasir bawah pondasi
4 Pek. Pondasi Batu Belah
5 Cor lantai kerja
6 Pek. Pondasi fc'=14,5 Mpa (Kaki Mesin & Meja Pasien)
7 Pek.sloof 15x20 fc'=19,3 Mpa
8 Pek.kolom fc'=14,5 Mpa (15X20)
9 Pek. Kolom Praktis
10 Pek. Ring balok / Balok latei
11 Pemasang Besi IWF 150x75x5x7 untuk gantungan mesin lab
B PEKERJAAN LANTAI
1 Pek.screed lantai
2 Pek. Lantai Vinyl
3 Pas. Granite tile 60x60 (polish)
C PEKERJAAN DINDING
1 Pas. Dinding Bata Merah 1/2 bata
2 Plesteran Dinding Bata
3 Acian Dinding
4 Pas. Dinding keramik tile 20x30 (polish)
8
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 10 Tahun
2021 Tentang Pedoman System Manajemen Keselamatan Konstruksi, maka untuk
penetapan tingkat risiko keselamatan konstruksi pada pekerjaan ini yaitu Pekerjaan
Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi Kecil, sehingga persyaratan
9
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
dikerjakan.
Belum ada persetujuan dalam perhitungan klaim kenaikan harga yang terjadi pada
angsuran tersebut apabila terjadi force majeure.
4. Bahwa pada hakikatnya dalam batas berlakunya kontrak konstruksi pekerjaan yang
dimaksud dalam RKS ini segala kenaikan harga bahan dan upah kerja menjadi tanggung
jawab Kontraktor/Penyedia barang konstruksi , dan segala bentuk klaim tidak
dibenarkan, kecuali dalam keadaan force majeure.
5. Yang dimaksud dengan “ force majeure” adalah suatu kejadian di luar kekuasaan
Kontraktor/Penyedia barang konstruksi, baik langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi jalannya pekerjaan yaitu antara lain : akibat bencana alam (misalnya
banjir, gempa bumi, badai,dll), sabotase, dan kebijaksanaan moneter dari Pemerintah.
6. Apabila terjadi force majeure, Kontraktor dapat mengajukan ganti rugi kepada Kuasa
Pengguna Anggaran setelah mendapat pengakuan dan keterangan secara tertulis dari
pihak yang berwenang dengan ketentuan sebagai berikut :
Kejadian tersebut wajib dilaporkan dalam batas waktu 3 x 24 jam setelah terjadinya
keadaan tersebut
Kemudian dalam waktu 7 x 24 jam sudah harus menyerahkan bukti keterangan dari
pihak yang berwenang.
Lebih dari batas waktu yang ditentukan, maka Kontraktor kehilangan hak untuk
mendapatkan ganti rugi.
DOKUMEN KUALIFIKASI
Dokumen kualifikasi dari perusahaan terdiri dari :
1. Klasifikasi SBU : Bangunan Kesehatan
2. Subklasifikasi :
BG 005 / KBLI 41015 : Konstruksi Gedung Kesehatan.
11
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
BAB IV
SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan merupakan salah satu syarat mutlak dalam pelelangan pekerjaan maka
oleh karena itu kami membuat metode pelaksanaan sebagai kerangka acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan, baik dan buruknya suatu manajemen pelaksanaan pekerjaan
tergantung metode kerja yang akan diterapkan oleh penanggungjawab lapangan untuk
menghasilkan output yang baik
Pekerjaan Stuktur, meliputi : Pek. Pondasi fc'=14,5 Mpa (Kaki Mesin & Meja
Pasien), Pek.sloof 15x20 fc'=19,3 Mpa, Pek.kolom fc'=14,5 Mpa (15X20), Pek.
Kolom Praktis & Pek. Ring balok / Balok latei
a) Bekisting :
Bekisting harus dibuat dari kayu kelas II tebal 3 cm dengan permukaan
yang rata dan diketam halus, sehingga diperoleh permukaan beton
yang baik.
Agar bekisting kuat, tidak bergoyang dan tidak melendut, harus
dipasang penopang dari kayu ukuran 5 x 7 cm.
Bekisting harus bebas dari kotoran-kotoran, potongan-potongan serta
15
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
b) Cor Beton :
Campuran beton yang disyaratkan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr
Menyiapkan Papan Bekisting
Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran
dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lapas. Permukaan bekisting dengan bahan-
bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang
baru dicor tidak akan diserap.
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah
16
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
penuh.
Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia jasa wajib menyerahkan
prosedur kerja cara - cara pengelasan yang akan dikerjakan
dilapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui Pengawas
sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las
harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan
dilas.
Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga - tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia jasa wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing - masing tukang lasnya
sesuai dengan peraturan.
Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat - tempat yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja & Syarat - syarat
ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran - ukuran
efektif.
Setelah pengelasan selesai, maka sisa - sisa kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
2. Pekerjaan Lantai
Pek.screed lantai
Sebelum pemasangan keramik, dasar lantai yang sudah dicor harus
dipastikan rata dan tidak ada kerusakan. Oleh sebab itu maka lantai harus di
screed dengan baik.
Pek. Lantai Vinyl
a) Sebelum pemasangan lantai Vinyl, pastikan terlebih dahulu bahwa
permukaan dari lantai dalam kondisi yang baik
b) Pastikan juga bahwa garis-garis lubang antar keramik juga ditutup dengan
semen agar rata.
c) Selanjutnya pastikan bahwa lantai yang akan dipasang vinyl tidak dalam
keadaan panas karena sinar matahari atau dingin karena lembab. Kondisi
lantai yang demikian akan membuat lem sulit merekat dan lantai vinyl
tidak terpasang dengan kuat. Jadi pastikan agar lantai dalam keadaan
19
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
3. Pekerjaan Dinding
Pas. Dinding Bata Merah 1/2 bata
a) Pembuatan adukan :
Adukan semen dan pasir harus dibuat didalam beton molen yang
memenuhi syarat dan dilaksanakan dengan baik.
Semen dan pasir harus dicampur di dalam keadaan kering, yang
kemudian di beri air sesuai persyaratan sampai di dapat campuran
yang plastis.
Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan
adukan yang baru.
Untuk pasangan yang dikategorikan bukan kedap air, menggunakan
adukan 1 PC : 5 Psr.
b) Pemasangan :
Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau
drum hingga jenuh.
Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta
letak-letak dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan
sesuai dengan gambar.
Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
21
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
Bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 13 x 13 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 12 mm, beugel diameter 8–20 cm, jarak antara kolom
maksimal 4 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam
pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua
melebihi dari dua tidak boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ (setengah) batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
Pada bagian/daerah yang membutuhkan penempatan barang-barang
yang digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagian-
bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi beton
secara vertikal dan horizontal, yang dihubungkan/disambung dengan
las. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas mengenai tempat dan
ukurannya.
Lubang untuk alat listrik dan pipa-pipa yang ditanam dalam dinding,
harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan bata sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat , harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
Acian Dinding
a) Sebelum pekerjaan acian dimulai, bidang yang akan diaci harus bersih
dari kotoran dan lemak / minyak, dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi kemampuan lekatnya, serta dibasahi dengan air terlebih
dahulu hingga jenuh.
b) Campuran tidak boleh terlalu cair atau terlalu kental, dan dicampur
dengan menggunakan air tawar yang bersih.
c) Bidang hasil plesteran harus rapi, rata, dan tidak bergelombang.
d) Hasil acian sudut dalam maupun sudut luar harus rapi, lurus dan siku
keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan apabila ada bagian-
bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
Pasang Kembali Kusen & Daun Pintu Kaca Alumunium + Kusen Kaca Timbal
a) Untuk pekerjaan pasang Kembali kusen dan Daun Pintu Kaca Alumunium,
26
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
tanpa merubah dimensi dan model kusen dan daun pintu kaca alumunium
(ex bongkaran, oleh sebab itu saat pekerjaan bongkaran harus dilakukan
dengan teliti agar kerapihan kusen dan daun pintu serta kondisi kaca tetap
terjaga.
b) Kusen kaca Timbal (Ex kusen alumunium), Bagian kusen disambung
dengan kuat dan teliti dengan skrup, rivet dan angkur harus cocok. Bahan
angkur-angkur rangka / kusen aluminium dibuat dari Galvanised Steel
Plate : tebal minimal 2 mm dan ditempatkan dengan jarak interval 60 mm.
c) Penyekrupan dipasang tidak terlihat dari luar, dengan sekrup steenless
steel
d) Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap
angin
e) Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapi, halus dan rata bersih dari
goresan atau cacat.
f) Pada setiap pertemuan aluminium dengan beton, dinding dan sebagainya
harus diberi lapisan kedap air yang memakai seal elastis ex thiokol.
g) Sekeliling tepi kusen yang terlihat dan berbatasan dengan dinding, diberi
Sealant agar terpenuhi persyaratan kedap udara dan suara.
5. Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plafond, meliputi : Pek.plafon gypsum, Pek.rangka plafon hollow
zincalum, Pek.list plafon gypsum & Pek.cat Plafond.
Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).
Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari
yang diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.
Untuk sistem aplikasi dan jarak rangka sesuai dengan gambar atau
persyaratan dari produsen dan disetujui oleh Perencana dan Pengawas.
Sebelum plafond dapat dipasang, pelaksana harus memeriksa rangka langit-
langit, untuk memastikan bahwa rangka tersebut telah benar-benar rata, sifat
datar dan pada ketinggian yang sesuai dengan yang tertera di dalam gambar.
Level / peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan
27
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
diampelas.
Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat
cat).
Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan
plafond minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.
7. Pekerjaan Sanitary
Pekerjaan Sanitary meliputi : Pipa Buangan Air Kotor (PVC. 1/5") AW & Pipa
Buangan Air Kotor (PVC. 2.5") AW.
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok/lantai,
kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat
bekas-bekas dari bobokan.
Untuk pipa mendatar, yang berada di atas atap atau di bawah lantai, pipa
harus dipasang penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak
antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda, tiap
29
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk
sepenuhnya pada fitting yang dilakukan dengan alat press khusus.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan rongga di luar pipa maupun isolasi.
digunakan di indonesia.
B. Standart Teknis
1. SNI 03-0106-1987 Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji;
2. SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding;
3. SNI 03-1734-1989 Beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk rumah
dan gedung, Petunjuk perencanaan;
4. SNI 03-0691-1996 Bata beton (paving block);
5. SNI 15-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding;
6. SNI 03-2410-2002 Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi;
7. SNI 2407:2008 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung;
8. SNI 2835:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
9. SNI 2836:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
10. SNI 2837:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
11. SNI 2839:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Langit-langit
untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
12. SNI 6897:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
13. SNI 7393:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium
untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan;
14. SNI 7395:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan
dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
15. SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
- Amendemen 5 (IEC 60364-5-56:2009, MOD);
16. SNI 1726:2012 SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung;
17. SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain;
18. SNI 2847:2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung;
19. SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu;
32
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
33
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
BAB V
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
Pengalaman
No Posisi Sertifikat Ket Jumlah
min.
2. Petugas K3
Sertifikat K3 Konstruksi 1 org 0
Konstruksi
1. Pelaksana Teknik
34
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
2. Petugas K3
35
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
BAB VI
RENCANA KESELAMATAN KERJA
36
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
3. Prinsip K3
Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi.
Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
ketentuan K3 di lingkungan proyek.
a. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan
administrasi K3, yang bisa dilihat di pedoman peraturan K3.
Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena
itu Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
b. Penyusunan Safety Plan Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek
yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan
dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.
c. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan
safety plan, melalui kerja sama dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi
dan rumah sakit. Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
Safety patrol
Safety supervisor (pengawasan)
Safety meeting (rapat pembahasan)
d. Perlengkapan dan Peralatan K3
Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya :
Pelindung kepala atau helm (Safety Helmet) yang melindungi kepala karena
37
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
memiliki hal berikut : lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan.
Pelindung kaki (Safety Shoes) berupa sepatu dan sepatu boot.
Pelindung tangan (Safety Gloves)
Rompi Keselamatan (Safety Vest)
Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
Pelindung Mata (Goggles Spectacles)
Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harnes)
pengamanan seperti ini di syaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga
harus menurut atau memenuhi ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu
itu. Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup
untuk pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan hendaknya
ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-
soal mengenai pertolongan pertama.
39
SPESIFIKASI TEKNIS
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR (DAK)
6. Acuan SMKK
a. Peraturan yang digunakan dalam hal pelaksanaan SMKK adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2021
tentang pedoman sistem manajemen keselamatan konstruksi
b. Pelaksana diwajibkan melaksanakan SMKK pada saat penawaran Pekerjaan.
40