A. URAIAN UMUM
1. Latar Belakang
Avour Keden adalah salah satu sungai Kewenangan Kabupaten Grobogan yang tertuang
dalam Keputusan Bupati Grobogan Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Bupati
Grobogan Nomor 610/338/2015 Tentang Penetapan Status Daerah Irigasi Dan Sungai Yang
Pengelolaannya Menjadi Wewenang Dan Tanggung jawab Pemerintah Kabupaten.
Saat ini kondisi Avour Keden lerengnya longsor dan sedimentasi sehingga dibutuhkan
normalisasi Agar tebing Sungai tersebut bisa stabil dan lancar.
Sedangkan tujuan dari pada kegiatan normalisasi avour keden kec. Tawangharjo agar
melindungi areal sawah dan pemukiman dari limpasan air sungai.
4. Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab. Grobogan
Tahun Anggaran 2023.
5. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan berada di Kec. Tawangharjo
8. Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan kegiatan ini melalui Penyedia Barang / Jasa yang mempunyai SBU dan IUJK
bidang usaha bangunan sipil dengan sub bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam,dan Prasarana Sumber Daya AirLainnya (SI001) atau Bidang usaha
Konstruksi Bangunan Prasana Sumber Daya Air (BS010).
9. Personel Manajerial
Untuk melaksanakan kegiatan ini penyedia harus mempunyai tenaga minimal sebagai
berikut:
Pengalaman
Jumlah
Jabatan Sertifikat Kompetensi Kerja Minimal
(Org)
(Tahun)
SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jaringan
Irigasi /
Pelaksana Lapangan 1 2
SKT Pelaksana Saluran Irigasi /
SKT Pelaksana Bangunan Irigasi.
Surat keterangan mengikuti
-
Petugas K3 Konstruksi 1 pelatihan/bimbingan teknis SMK3
Konstruksi Bidang PU
Surat dukungan pabrik diperlukan untuk paket pekerjaan dengan item pekerjaan bronjong,
beton pra cetak dan pintu air.
11. Keluaran
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah terlaksananya kegiatan normalisasi avour
keden kec. Tawangharjo adalah 1,680.00 m
12. Laporan
Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa antara lain Laporan Kegiatan beserta
kelengkapannya sebanyak 3 rangkap.
B. URAIAN TEKNIS
14. ACUAN ( BEKISTING ) : 14.1. Acuan harus dibuat dari kayu atau bahan bermutu
baik yang lain cukup untuk keperluan yang diuraikan
dalam dokumen kontrak. Kayu harus memenuhi
peraturan konstruksi kayu Indonesia dan disetujui
oleh direksi.
14.2. Acuan untuk permukaan beton tanpa dirawat halus
harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
a.Kayu bermutu baik, siap sesuai dengan keadaan
untuk pelaksanaan penyimpanan seperti yang
disebutkan dalam PKKI, sambungan dilaksanakan
dengan tidak dilubang dan diselesaikan halus pada
permukaan dalam.
b. Polywood dengan ukuran yang
sesuai dengan jarak ikatan pembuatan sesuai
dengan instruksi direksi teknik.
c.Kayu kasar dapat digunakan pada permukaan yang
tidak diexpose pada konstruksi yang selesai.
14.3. Acuan harus direncanakan untuk menjamin bahwa
pembongkaran acuan beton tidak akan merusak
beton atau perancah.
14.4. Acuan beton harus cukup kuat untuk menahan
getaran yang disebabkan oleh alat getar. Permukaan
antara dua perletakan tidak melebihi 1/300 bentang
atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh
lebih dari 3 mm.
14.5. Permukaan bagian dalam acuan harus diberi lapis
minyak atau bahan lain yang disetujui direksi tehnik,
sehingga permukaan acuan dapat lepas dengan
mudah apa bila beton telah mengeras.
14.6. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, acuan harus
dibersihkan dari semua kotoran, serbuk gergaji, debu
dll.
14.7. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi
dll harus diperbaiki segera. apabila selama pekerjaan
pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
acuan, beton pada tempat yang bersangkutan harus
dibuang dulu dan diperkuat sesuai petunjuk direksi.
14.8. Perancah dan acuan tidak boleh dibongkar kecuali
sesudah mendapat persetujuan direksi.
14.9. Dalam hal-hal selain dari hal tersebut diatas,
ketetapan dalam PBI 1971 harus diikuti dengan
petunjuk direksi teknis.
17. PEKERJAAN PONDASI / : 17.1. Jenis pondasi bangunan yang digunakan adalah :
STRAUSS / TIANG Pondasi batu belah, pondasi beton bertulang, pondasi
PANCANG tiang pancang dan atau jenis pondasi lain menurut
gambar rencana / bestek.
17.2. Pekerjaan ini terdiri dari pemancangan tiang, yang
diselesaikan dan dipancang sesuai dengan
spesifikasi-spesifikasi ini dan sesuai dengan gambar-
gambar pada peil atau kedalaman yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pengujian tiang
pancang diperlukan untuk menentukan banyak tiang
dan panjang tiang yang harus dibuat.
17.3. Tiang Kayu yang digunakan harus sesuai dengan
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) 1961
dan harus disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk
tiang-tiang yang terbentang diatas muka air yang
paling rendah, kelas kayu harus kelas I ( kelas
awet ) dan kelas II.
17.4. Pondasi Tiang Strauss Beton yang digunakan harus
sesuai dengan desain atau rencana-rencana yang
ditunjukkan pada gambar-gambar dengan besi mutu
baja U24 fy = 240 Mpa dan kekuatan beton
minimum harus Kelas K225.
17.5. Pondasi Tiang Pancang (Minipile/Pile) beton
prategang pracetak dengan mutu beton minimal fc’ =
40 Mpa (setara dengan K. 500) dan kawat baja
prategang dengan mutu kawat baja fy = 1600 Mpa
dan spiral dengan mutu baja U 24 fy = 240 Mpa dan
harus mengikuti syarat-syarat yang tertera dalam
pasal-pasal peraturan Standar Beton 1991.
17.6. Tiang Baja yang digunakan harus berupa profil baja
giling dan jenis yang dapat dilas. Bentuknya harus
sesuai dengan gambar-gambar yang telah ditentukan.
Tiang-tiang itu harus berupa baja konstruksi yang
memenuhi persyaratan AASHTO M 183 ( ASTM A
36 ). Tiang-tiang baja harus dicat atau dilindungi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana dan
sesuai dengan instruksi.
18. PEKERJAAN : 18.1. Batu bronjong harus berbentuk kubus, dibuat dengan
BRONJONG ukuran khusus serta sesuai dengan gambar. Bronjong
harus digunakan untuk mendukung tanah, penahan,
perlindungan talud pada ujung jembatan dan untuk
keperluan perlindungan lain.
18.2. Kawat bronjong menggunakan bahan pabrikan
dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi ½ meter dan
panjang 2 meter / sesuai petunjuk direksi.
18.3. Kawat bronjong harus digalvanis sesuai dengan
AASHTO M279 kelas 1 dan AASHTO A239
Galvanisir harus memberikan pelapisan minimum
0,20 kg/cm2 dengan karakteristik kawat sebagai
berikut :
a.Kawat pinggir diameter 4 mm 6 swg
b. Kawat anyaman diameter 3 mm 8 swg
c.Kawat ikat diameter 2,1 mm 14 swg
d. Kekuatan tarik 5.000 kg/cm2
e.Perpanjangan 10 % ( minimum )
18.4. Batu untuk mengisi bronjong harus terdiri dari batu
belah awet dan keras dengan sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Nilai pengujiankeausan Los Angeles < 35 %
b. BJ > 2,3
c. Peresapan air tidaklebihbesar 45%
d. Ukuran minimum 25 cm
e. Direksi teknik dapat memerintahkan ukuran batu
yang lebih besar, jika kecepatan aliran tinggi.
18.5. Pembuatan kawat anyaman harus seragam dianyam
segi enam dalam bentuk 3 lilitan dengan ukuran
lubang 80 mm x 100 mm.
18.6. Keranjang harus pelaksanaan unit tunggal yang
disediakan untuk ukuran yang ditetapkan pada
gambar dan harus diangkut ke lapangan sebelum
diisi dengan batu belah.
18.7. Pondasi bronjong harus dipersiapkan rata dengan
ketinggian yang sama. Bronjong dibentuk dengan
diikat sepanjang semua tepi / pinggir.
18.8. Sebelum diisi dedngan batu, kawat anyaman
bronjong harus direntang dan diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bentuk yang sesuai dalam
mengikuti alinyemen dan kemudian diisi dengan
batu sampai penuh / padat.
21. PEKERJAAN GEBALAN : 21.1. Gebalan rumput ditempel pada bidang lereng dan
RUMPUT datar ditetapkan oleh Direksi.
21.2. Alas untuk menempelkan gebalan rumput
dibersihkan, diratakan dan sekedar digemburkan,
agar kedudukan gebalan rumput lebih sempurna.
21.3. Gebalan rumput tebalnya harus memenuhi syarat,
dan seluruh akar-akarnya masih utuh.
21.4. Ukuran gebalan rumput pada bidang lereng / miring
harus diperkuat dengan semat dari bambu yang
panjangnya + 30 cm dan cukup kuat.
21.5. Gebalan rumput harus lumuran dan keadaan masih
subur, melekat dengan akarnya pada tanah dan bebas
dari jenis rumput liar.
21.6. Agar gebalan rumput yang telah terpasang dapat
tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan
penyiraman secara teratur. Bagi gebalan rumput
yang mati harus diganti dengan yang baru dan masih
menjadi beban penyedia jasa.
21.7. Pekerjaan gebalan rumput dilakukan pada seluruh
sisi luar tanggul, sisi dalam sampai muka air rencana
dan sisi atas sampai 0,50 m dari sisi-sisinya.
24. PASANGAN BATU : 24.1. Bahan Batu muka dari batukali hitam atau batu
MUKA SEGI ENAM hitam gunung yang padat dan keras.
BERATURAN 24.2. Diameter batu muka 11-15 cm berbentuk segi enam
beraturan
24.3. Ketebalan batu muka minimal 8 cm.
26. PEKERJAAN BESI DAN : 26.1. Pintu air dibuat dengan ukuran yang telah ditentukan
PINTU AIR menurut gambar rencana.
26.2. Pekerjaan pintu harus dibuat menurut ketentuan
yang ada, memenuhi syarat teknis, baik dan kokoh.
26.3. Pintu air harus dipasang rapat air selama ditutup dan
mudah dioperasikan.
26.4. Peil schaal, Liter schaal dibuat dari plat baja, huruf
maupun garis pembaginya dibuat timbul dan dicat
email.
26.5. Semua pekerjaan pintu air harus dimeni sebelum
dicat dan dilengkapi kunci.
26.6. Pekerjaan besi-besi lainnya harus sesuai deengan
gambar rencana serta memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis.
26.7. Pabrik / Bengkel yang ditunjuk oleh penyedia jasa
harus spesialisasi yang mampu melaksanakan
pekerjaan pintu air.
26.8. Pada pekerjaan pintu fisik 50% diadakan
pemeriksaan oleh Tim Pelaksana Kegiatan.
27. PEKERJAAN : 27.1. Batu bata yang digunakan harus memenuhi mutu
PASANGAN BATU yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau
BATA menurut persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
27.2. Pasangan batu bata digunakan untuk pekerjaan
dinding, rolaag, dan pekerjaan lain sesuai yang
tercantum dalam bestek termasuk dalam spesifikasi
ini.
27.3. Pemasangan bata dilakukan satu persatu sehingga
didapat celah yang cukup untuk spesi, sar diatas
dengan dibawahnya tidak boleh segaris
vertikal,dan tinggi pasangan dalam sehari tidak
boleh lebih dari 1 m serta diikuti kolom praktis.
27.4. Dalam pelaksanaan pekerjaan bata harus dibantu
dengan profil dan benang setiap baris perbarisnya.
27.5. Spesi yang terpasang harus padat ( dijojoh ) agar
tidak ada rongga antar natnya.
28. PEKERJAAN PAVING : 28.1. Paving blok menggunakan mutu beton K 225 atau
BLOK dengan mutu lain menurut yang dipersyaratkan
dalam Bestek.
28.2. Bentuk, ukuran warna serta ketebalan ditentukan
menurut Bestek atau atas persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen.
28.3. Sebelum pemasangan paving dilakukan, permukaan
dasar dibuat rata dan dipadatkan kemudian diurug
pasir pasang tebal 5-7 cm atau menurut yang
ditentukan bestek.
28.4. Pada bagian tepi apabila tidak ditentukan lain harus
dipasang beton list ( cansteen ) ukuran lebar atas 10
cm, bawah 15 cm, tinggi 20 cm dan atau menurut
yang ditentukan dalam bestek.
28.5. Sebelum paving blok dipasang harus diambil sample
dan dilakukan uji laboratorium, apabila memenuhi
syarat maka atas seijin direksi boleh dipasang akan
tetapi bila sebaliknya maka dalam waktu 1 x 24 jam
paving harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan untuk
diganti sesuai persyaratan yang ditentukan.
29. PEKERJAAN KAP : 29.1. Jenis kayu ukuran, dan bentuk penampang rangka
atap, gording, nok serta kuda-kuda mengikuti
gambar bestek / rencana.
29.2. Konstruksi kuda-kuda dilengkapi dengan begel, plat
dan mur baut pada letak yang sesuai dengan gambar
bestek.
29.3. Penutup atap yang digunakan genteng press lokal
atau jatiwangi menurut yang ditentukan dalam
gambar bestek.
29.4. Untuk kerpus genteng spesi yang digunakan
campuran 1 Pc : 3 Pasir diberi campuran pengikat
batu / pecahan genteng.
29.5. Talang atap menggunakan seng galvanis BJLS 30
dengan lebar menurut bestek, bagian bawah diberi
landasan papan tebal 2 cm.
29.6. Kemiringan atap dan tulang dibuat sedemikian
sehingga sesuai bestek agar aliran air hujan lancar.
29.7. Plafon menggunakan kayu menurut ketentuan dalam
bestek.
29.8. Eternit menggunakan asbes plat dengan ukuran ( 100
x 100 ) cm menurut bestek dan permukaan cat dicat
halus warna putih.
30. PEKERJAAN LAIN- : 30.1. Syarat-syarat untuk pekerjaan lain-lain yang belum
LAIN tercantum didalam uraian diatas akan diatur dan
ditentukan lebih lanjut sesuai dengan persyaratan
teknis yang berlaku.
30.2. Syarat-syarat ini berlaku untuk pekerjaan yang
tercantum didalam uraian pekerjaan yang ada.
30.3. Meskipun sudah ada pengawas dan unsur-unsur
lainnya semua penyimpangan bestek dan gambar
menjadi tanggung jawab penyedia jasa, untuk itu
penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
bestek.
30.4. Selama masa pemeliharaan penyedia jasa wajib
merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
kerusakan yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah
benar-benar sempurna.