Anda di halaman 1dari 6

BAB I

BEBAN DAN TEGANGAN

1.1 PENDAHULUAN
Elemen mesin (onderdil) dibagi menjadi 3 :
1. Komponen
2. Unit
3. Rakitan

KOMPONEN :Bagian terkecil dari suatu komponen mesin yang


merupakan satu kesatuan.
Contoh : Torak, blok silinder, katup, pasak, poros, dsb.

UNIT : Kumpulan dari beberapa komponen mesin yang tersusun


sehingga menjadi suatu bagian mesin.
Contoh : Kopling, presneling, rem, dsb.

RAKITAN (Assembling) : Kumpulan dari beberapa komponen dan


unit mesin sehingga terbentuk suatu alat pakai/mesin.
Contoh : Mesin mobil, sepeda motor, mesin perkakas

Elemen mesin menurut fungsinya :


1. GENERAL PURPOSE : Penggunaan secara umum
Seperti : Pegas, mur-baut, pasak, poros, dsb.
2. SPECIAL PURPOSE : Penggunaan secara khusus
Seperti : Sayap pesawat terbang, baling2 kapal, dsb.

Contoh fungsi elemen mesin :


1.FUNGSI MENYAMBUNG : Mengantarkan dan meneruskan gaya
yang tidak disertai gerakan.
Contoh : Samb. Keling, samb. Las, dsb.

2. FUNGSI MERANGKAI : Mengantarkan atau memindahkan gaya


disertai gerakan.
Contoh : Kopling-poros, roda gigi, sabuk, rantai, dsb.

1
3. FUNGSI MENDUKUNG : Meneruskan gaya tanpa disertai
gerakan. Contoh : Kerangka, pondasi, dsb.
4. FUNGSI MENUNTUN : Meneruskan gaya disertai gerakan .
Contoh : Bantalan luncur/gelinding, dsb.

5. FUNGSI MELUMAS : Bahan pelumas padat, cair dan gas.


6. FUNGSI MELINDUNGI : Lapisan cat, lapisan tahan aus .

Fungsi elemen hampir selalu bersifat mekanik, sering ditambah


sifat termal, kimia, elektrik, dsb.

1.2 BEBAN NOMINAL DAN BEBAN KERJA


BEBAN NOMINAL : Yaitu gaya atau kopel yang diperoleh lewat
kalkulasi dari data rencana yang diberikan. Selanjutnya beban
nominal dikali faktor tambahan berdasar pengalaman untuk
menentukan BEBAN KERJA .

Faktor tambahan tersebut :


1. KETIDAK TELITIAN BEBAN
Yaitu jika tidak ada pola beban & perubahan periodik (selama
periode kerja) a1 = 1,2 – 1,4

2. BEKERJANYA MESIN
Tergantung pada jenis serta cara kerja mesin . (a2), ada dalam
tabel berikut :

Tabel 1 : Faktor Kerja


Jenis Mesin Efek Faktor
Tumbuk Kerja (a2)
Mesin putar (turbin, kompresor sentrifugal, motor Ringan 1,0 – 1,1
listrik, mesin gerinda)

Mesin torak (uap, motor bakar, pompa, kompresor) Sedang 1,2 – 1,5
msn.ketam, instalasi keran pelabuhan, msn.celah

Mesin pres (tempa, tempa cetak, ulir skrup) Berat 1,6 – 2,0
msn.pres eksentris, msn.bengkok, gunting profil,
msn.pons, keran tangkap, dsb.

Mesin gilas, pemecah batu dan pemecah bijih Sangat 2-3

2
tambang berat

3. RESIKO PATAH
Faktor keandalan mesin A3 = 1,2 – 1,5

Ketiga faktor tsb. FAKTOR TAMBAHAN KERJA (a) = a1.a2.a3

Untuk menentukan elemen mesin, maka digunakan hubungan


dari ilmu keelastikan, sbb :

• U/ TARIKAN ATAU TEKANAN :


Tegangan normal nominal F= Gaya geser (kg)
F
σ = A= Luas penampang (mm2)
A

• U/ LENTURAN :
Tegangan lentur nominal Mb= Momen lentur (kg.mm)
Mb
σb = Wb= Tahanan lentur (mm3)
Wb

Harga tahanan lentur :


1. Penampang siku2 Dimana : Tinggi (h)
1 2
Wb = b.h Lebar (b)
6
π
2. Lingkaran Wb = D 3 ≈ 0,1.D 3 Dimana :D= garis tengah
32

π D4 − d 4 D4 − d 4
3. Cincin Wb = ≈ 0,1. … D= diameter luar
32 D D
d= diameter dalam

• U/ PUNTIRAN :
Tegangan puntiran normal
Mw
σw= Mw= Momen puntir (kg.mm)
Ww
3
Ww= Tahanan puntir (mm3)

Harga tahanan puntir :


π
1. Lingkaran Wb = D 3 ≈ 0,2.D 3
16

π D4 − d 4 D4 − d 4
2. Cincin Wb = ≈ 0,2.
16 D D

GARIS LENGKUNG DAN GAYA TARIK


Jika sebuah specimen baja dibebani gaya tarik, maka terjadilah
perpanjangan dan hasilnya dapat dilihat dalam diagram
tegangan-regangan, sbb :

Keterangan :
O-A= Batas proporsional
σL= Tegangan luluh/lumer
σE= Tegangan elastis
σP= Tegangan proporsional
C= Yield point
σu= Tegangan ultimate (maks)
OB’= Regangan elastis (0,2 %)

Dari daerah (O-A) regangan sebanding dengan tegangan, disebut


daerah proporsional dan berlaku HUKUM HOOKE :

σ
1. ε =
∆L
Dimana: ε = Perpanjangan spesifik ……. ε =
E Lo
= Regangan
P
σ= Tegangan ……. σ =
F

4
P Lo
2. ∆l = Dimana: ∆L =Pertambahan panjang (cm)
F E
P = Beban (kg)
F = Luas penampang bahan (cm2)
Lo= Panjang batang mula2 (cm)

CATATAN :
• Untuk bahan pada umumnya diberi batas regangan (Re)
yang tetap sebesar 0,2%.
• Untuk pemilihan bahan dengan tujuan tertentu, maka harus
tahu nilai batas regang, kekuatan tarik & regangan
(keuletan bahan).

1.4 PERUBAHAN TEGANGAN


Ketika membebani elemen mesin, tegangan bahan
mempunyai nilai yang berubah2 secara konstan atau periodik,
yang dapat dibedakan menjadi 4 keadaan tegangan tipikal :

1. TEGANGAN KONSTAN
KEADAAN TEGANGAN I : Tegangan setelah diadakan beban
bertambah besar dari 0 - σMaks, setelah itu konstan.

2. TEGANGAN LOMPAT
KEADAAN TEGANGAN II: Tegangan setelah diadakan beban
berosilasi antara 0 - σMaks . σRata2 = 1/2 σMaks = σa

3. TEGANGAN TUKAR MURNI


KEADAAN TEGANGAN III : Tegangan setelah diadakan beban
berosilasi sekeliling nilai nol antara σMaks dan σMin .
σRata2 = 0 . σa = Maks = σMin

4. TEGANGAN OSILASI
KEADAAN TEGANGAN IV : Tegangan setelah diadakan beban
berosilasi antara nilai σMaks dan σMin.
σMaks + σMin
σRata 2 =
2
CATATAN :
5
Pada elemen mesin yang dibebani secara periodik, dapat terjadi
patah (pada tegangan yang jauh lebih rendah dari batas
regangan), yang diiringi oleh pembentukan retak gejala ini
disebut KELELAHAN.

Anda mungkin juga menyukai