Anda di halaman 1dari 32

Helical, Bevel dan Worm Gear

BAB VII
HELICAL, BEVEL DAN WORM GEAR

7.1. Helical Gear


Helical gear atau sering disebut roda gigi miring dipakai dengan tujuan untuk daya
yang lebih besar, putaran tinggi yang lebih tinggi, mengurangi kebisingan, kedudukan
poros tidak hanya parallel tetapi bisa juga bersilangan, yang dimaksud dengan putaran
tinggi bila putarannya mencapai 3600 rpm atau lebih, atau kecepatan pitch linenya
mencapai 5000 ft/menit.
Perlu diingat bahwa secara garis besar ada perbedaan penggunaan antara spur gear
dengan helical gear. Spur gear secara umum dipakai untuk putaran-putaran rendah dan
pada sistem dimana pengontrolan kebisingan tidak menjadi masalah.

Gambar 7.1. Helical Gear

Elemen Mesin II 1
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.2. Helical Gear pada sistem transmisi daya

Gambar 7.3. Helical Gear untuk idler gear

Elemen Mesin II 2
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.4. Double Helical Gear untuk idler gear

Gambar 7.5. Helical Gear pada sebuah clutch

Perbedaan antara spur gear dan helical gear adalah kedudukan gigi terhadap sumbu
rodanya. Pada spur gear gigi-giginya dibuat parallel dengan sumbu roda, sedangkan pada
helical gear gigi-giginya dibuat membentuk sudut secara tetap terhadap sumbu rodanya.
Dengan arah gigi yang membentuk sudut terhadap sumbu rodanya maka dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ada gigi yang mengarah ke atas dan ke bawah, atau disebut right-hand
helical gear dan left-hand helical gear. Untuk membedakan mana helical gear yang right-
hand dan left-hand, sama dengan cara untuk membedakan antara ulir kanan dengan ulir
kiri. Di dalam pemakaiannya sepasang gear (pinion dan gear) pasti yang satu right-hand
dan yang lain left-hand.

Elemen Mesin II 3
Helical, Bevel dan Worm Gear

Kekurangan pada spur gear adalah bahwa pada saat gigi bersentuhan, maka
kontaknya merupakan garis yang disebut garis kontak. Hal ini terjadi seketika, dan akan
menimbulkan shock, dan untuk mengurangi efek shock ini besarnya beban yang
ditrasmisikan harus dikurangi, sekaligus untuk mengurangi kebisingan. Masalah ini akan
berkurang bila memakai roda gigi helical, karena kontak awal akan merupakan titik dan
akan berubah menjadi garis yang bertambah panjang selama terjadi kontak. Kelemahan
yang terjadi pada roda gigi helical adalah dengan adanya sudut helix, akan menimbulkan
beban thrust (aksial terhadap poros. Tiga komponen dari beban normal yang bekerja pada
roda gigi helical dapat dilihat pada Gambar 7.4.

7.1.1. Beban pada Helical Gear


Sepasang roda gigi helical pada poros yang parallel, harus mempunyai sudut helix
yang sama, pitch dan sudut tekan yang sama.

Gambar 7.6. Sudut Helex, pitch dan pitch normal

Elemen Mesin II 4
Helical, Bevel dan Worm Gear

Ft = Fn . cos Øn . cos ψ
Fr = Ft.tan = Fn . sin Øn
F thrust = Ft.tan ψ = Fn.sin ψ. cos Øn
Dimana:
Ft = Gaya tangensial
Fr = Gaya radial
Fn = Gaya normal
F thrust = gaya thrust

Gambar 7.7. Beban pada Helical gear

Elemen Mesin II 5
Helical, Bevel dan Worm Gear

Beban thrust mengharuskan memakai bantalan yang dapat menahan beban thrust,
sebaik menahan beban radial. Pemakaian thrust bearing dapat dihindari apabila memakai
roda gigi jenis herringbone, yaitu roda gigi helical dengan separo permukaan roda berupa
gigi right-hand dan separo left-hand. Dengan demikian beban thrust yang dihasilkan oleh
sepasang gigi ini akan saling meniadakan. Untuk mengetahui kearah mana beban thrust
tersebut, dapat dipakai pedoman hukum tangan kanan dan kiri pada roda penggerak
(driver). Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada gambar di bawah. Arah beban thrust
pada roda gigi yang digerakkan akan berlawanan dengan arah beban thrust roda gigi
penggerak. Misalnya pada hukum tangan kanan, bila jari-jari arahnya searah dengan
putaran roda gigi penggerak, maka ibu jari merupakan arah beban thrust.

Gambar 7.8a Arah beban Thrust pada sepasangan Helical Gear

Gambar 7.8a. Arah beban Thrust pada pasing-masing roda gigi

Elemen Mesin II 6
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.9. Arah beban Thrust dengan menggunakan hokum tangan kanan

7.1.2. Ukuran Geometri pada Helical Gear


Gambar 7.10 di bawah ini menunjukan helical gear dengan beberapa ukuran
geometri yang penting. Sudut Helix ( ψ ) adalah sudut antara garis yang searah gigi
dengan garis sumbu poros dimana roda gigi tersebut berada. Tidak ada standart untuk
sudut helix ini, sebab roda gigi helical tidak dimaksudkan untuk ditukar dengan pasangan
yang lain. Besarnya sudut helix yang biasa dipakai antara 15 o dan 30 o, tapi mungkin saja
dibuat diluar harga-harga tersebut. Namun demikian karena besarnya beban thrust akan
dipengaruhi langsung oleh besarnya sudut helix, maka sebenarnya besarnya beban thrust
ini yang membatasi besarnya sudut helix.

Gambar 7.10 Geometri helical gear

Elemen Mesin II 7
Helical, Bevel dan Worm Gear

Sudut helix yang besar akan mengakibatkan gaya thrust yang besar dan sebaliknya
pada sudut helix yang kecil akan memindahkan beban dengan tenang. Tidak seperti pada
spur gear yang hanya mempunyai diametral dan circular pitch, geometri pada helical gear
ada tambahan pitch.
Normal circular pitch pn adalah jarak antara dua titik pada gigi yang ada pada satu
bidang, yang tegak lurus terhadap sudut helix. Transverse circular pitch p diukur pada
bidang yang tegak lurus sumbu poros. Aksial pitch pa adalah jarak yang diukur dari
bidang sejajar sumbu poros. Hubungan antaran pn, P, pa dapat dilihat pada rumus
dibawah ini:
pn = p cos ψ (7-1)

pa = p cot ψ (7-2)

P = Nt/d (7-3)
Dimana P adalah diametral pitch pada bidang yang tegak lurus sumbu poros, Nt = jumlah
gigi gear, d diameter circle dan Pn = normal diametral pitch

P.p= ; Pn . pn = dan Pn = P/ cos ψ (7-4,5,6)

Dengan maksud untuk mendapatkan pemindahan beban yang tenang, maka lebar
gigi W pada helical gear biasanya dibuat paling tidak 20% lebih besar dari axial pitch Pa.
Tetapi sebenarnya lebar gigi dihitung berdasarkan beban yang bekerja pada gigi. Setelah
ditambah 20% lebar gigi dianggap sebagai lebar minimum. Dalam kenyataannya sering
kali perencana membuat lebar gigi sampai dua kali axial pitch. Dua sudut tekan terdapat
pada helical gear, yang satu diukur dari transverse plane dan yang lain diukur dari bidang
normal. Secara mudah dari segitiga yang ada gambar uraian gaya normal yang lalu dapat
dilihat hubungan antara ketiga sudut yang ada pada helical gear :

tan Øn = tan . cos ψ (7-7)

Øn = sudut tekan normal


Ø = sudut tekan transverse

Besaran geometri lainnya sama seperti spur gear.

Elemen Mesin II 8
Helical, Bevel dan Worm Gear

Nt . p N t . pn
d  (7-8)
  .Cos

c
d1  d 2

p
 N t 1  N t 2   pn  N t 1  N t 2 
2 2 2 .Cos

c
 N t1  N t 2 
(7-9)
2. pn .Cos

7.1.3. Jumlah Gigi Equivalent


Kembali pada gambar yang menunjukan ukuran geometri, bidang normal
terhadap gigi roda gigi akan memotong silinder (roda) berbentuk ellip. Bentuk gigi yang
terbentuk pada bidang ellip ini, dengan radius kelengkungan ellip, akan berbentuk spur
gear yang mempunyai sifat-sifat sama seperti helical gear sebenarnya. Radius ellip
adalah:

d
rc  (7-10)
2.Cos 2 .

Dimana = radius kelengkungan ellip dan d = diameter pitch circle.

Jumlah gigi equivalent atau formative adalah jumlah gigi yang equivalent dengan
spur gear pada bidang normal. Jumlah gigi equivalent dapat dihitung dengan rumus:

Nte = Pn . 2 . rc (7-11)

Dimana : Pn = normal diametral pitch, dengan demikian :

d
N te  Pn .2.
2.Cos 2

Dengan mengganti Pn = P/Cos ψ dan P = Nt/d , maka akan diperoleh :


P d Nt
N te  
cos cos  cos 3 
2

Nt
N te  (7-12)
cos3 

Elemen Mesin II 9
Helical, Bevel dan Worm Gear

Nte ini akan dipakai sebagai dasay untuk menentukan faktor Lewis (Y atau y)

7.1.4. Beban Dinamis pada Helical Gear


Beban dinamis atau beban yang bekerja ketika roda gigi bekerja, mempunyai
hubungan dangan Ft dan vp sebagai berikut :

78  v p
Fd  Ft (7-13)
78
Dimana :
Fd = Beban dinamis, lbf
Vp = pitch line velocity, ft/min

7.1.5. Tegangan Bending pada Helical Gear


Tegangan bending pada helical gear dapat dicari memakai modifikasi bentuk
rumus Lewis atau dengan formula AGMA
Persamaan Lewis (setelah dimodifikasi)

Fb = (7-14)

Rumus ini dipakai untuk mencari kekuatan bending dari gigi helical, asal factor
bentuk Y diambil dari table, dengan menggunakan jumlah gigi equivalent. Normal
diametral pitch Pn dipakai sebab pada gigi yang menyebabkan tegangan bending adalah
normal terhadap permukaan gigi pada bidang normal. Fb harus sama atau lebih besar dari
beban dinamis Fd yang dihitung dengan rumus diatas. Persamaan-persamaan AGMA
pada spur gear yang dapat diterapkan pada helical gear adalah: (Deutschman, 1995)

t = (7-15)

Dimana:

Elemen Mesin II 10
Helical, Bevel dan Worm Gear

t = Tegangan yang terjadi pada kaki gigi

K0 = Faktor koreksi beban lebih


KS = Faktor koreksi ukuran
Km = Koreksi distribusi beban
KV = Faktor dinamis
J = Faktor geometri

Dan persamaan tegangan maksimum yang diijinkan untuk perencanaan adalah:

Sad = (7-16)

Dimana:

Sad = tegangan ijin maksimum perncanaan


Sat = Tegangan ijin material
Kl = Faktor umur
Kr = Faktor keamanan
Kt = Faktor temperature

7.1.6. Kekuatan Permukaan Gigi pada Helical Gear

Persamaan Buckingham untuk beban aus yang diperbolehkan adalah dengan


modifikasi sedikit rumus Fw yaitu :

d p .b.Q.K
Fw  (7-18)
cos 2 

Dimana :

Fw = Beban aus
dp = diameter pinion
K = Faktor beban aus lihat Tabel 6-10

Elemen Mesin II 11
Helical, Bevel dan Worm Gear

2.N tg
Q
N tp  N tg

Simbul-simbul pada rumus ini mempunyai arti yang sama seperti pada spur gear,

kecuali harga K dicari dengan memakai sudut tekan normal .

Jalan lain untuk persamaan beban keausan pada helical gear dengan memakai
metode AGMA.Dasar persamaan keausan adalah:

σC = Cp. (7-19)

Dimana:
σC =Tegangan tekan yang terjadi
Cp = Kooefesien yang tergantung dari sifat elasi
tisitas bahan
Ft = Gaya tangensial yang ditransmisikan, dalam lb.
Co = Faktor beban lebih
Cv = Faktor dinamis
d = Diameter pinion dalam inchi
b = Lebar gigi yang paling kecil dalam inchi
Cs = Faktor ukuran
Cm = Faktor distribusi beban
I = Faktor geometri
Cf = Faktor kondisi permukaan

σC Sac ( ). (7-20)

Dimana :

Sac = Tegangan kontak yang diijinkan bahan


CL = Faktor umur

Elemen Mesin II 12
Helical, Bevel dan Worm Gear

CH = Faktor perbandingan internasional


CT = Faktor temperature
CR = Faktor keamanan

Semua tabel dan grafik seperti pada spur gear untuk mencari besaran-besaran pada rumus
ini dapat dipakai, kecuali beberapa hal seperti di bawah ini. :

1. Grafik untuk mencari Cm pada spur gear diganti dengan grafik Cm untuk helical
gear.

2. Faktor geometri I, tidak disajikan dalam bentuk grafik, tetapi dicari dengan
rumus :
Cc
I (7-21)
MN

Dimana : Cc = factor kelengkungan pada pitch line


MN = perbandingan pembagian beban

cos  . sin   M g 
Cc  (7-22)
2  M 1
 g 

Dimana ϕ = sudut tekan terhadap bidang melintang / transverse, sedangkan Mg =


gear ratio = 1/rv

pnb
MN  (7-23)
0,95Z

Dimana : pnb = normal base pitch ( pnb = pn.cos ϕn).


Z = panjang (garis) kontak pada bidang melintang/transverse yang
dapat dicari dengan rumus

Z  r2  a2  2  r2 2 cos2   r2 sin    r1  a1  2  r12 cos2   r1 sin 


Dimana a = tinggi addendum ( a = 1/Pn )

Catatan : Faktor-faktor yang tidak tercantum dalam Helical gear, dapat diambil dari spur

Elemen Mesin II 13
Helical, Bevel dan Worm Gear

gear, karena faktor-faktor pada spur gear berlaku juga untuk helical gear.

Contoh Soal :

1. Rencanakan sistem transmisi dengan Helical gear halus ( 20 < P > 128) yang
mampu untuk mentransmisikan daya 1 HP dari putaran n1 = 200 rpm menjadi n2 =
1000 rpm. Direncanakan sudut tekan, ϕ =20o dan sudut helix, Ψ = 25o. Hitung /
rencanakan :
a. Torsi T1 dan T2).
b. Rencanakan jumlah gigi, dan diameter pitch-nya
c. Gaya-gaya pada roda gigi (Ft, Fr dan Fthrust)
d. Lebar gigi (b). Asumsi yang diambil : Faktor konsentrasi tegangan, Kf = 1,2.
Nilai Fb = Fd. Material yang dipakai mempunyai tegangan ijin Sat = 20.ksi.
e. Cek dengan persamaan Lewis, apakah perencanaan tersebut aman terhadap
kekuatan dan keausan.

2. Jelaskan secara singkat


a. Kelebihan atau keuntungan helical gear dibandingkan dengan spur gear
b. Gambarkan/tunjukkan : sudut helix, pitch dan normal pitch
c. Gambarkan gaya-gaya pada helical gear : Ft, Fr, Fn dan Fthrust

7.2. Bevel Gear


Tipe roda gigi untuk memindahkan daya dengan kedudukan poros yang tidak
paralel dan saling berpotongan adalah tipe bevel gear. Dapat dikatakan bahwa bevel gear
adalah yang paling baik untuk jenis roda gigi konis. Hal ini disebabkan karena bagian
yang memuat gigi (rim) memang sudah berbentuk konis, tidak berbentuk silinder seperti
pada roda gigi lainnya.

Elemen Mesin II 14
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.11 Macam-macam bevel gear

Elemen Mesin II 15
Helical, Bevel dan Worm Gear

7.2.1. Roda Gigi Kerucut dengan Gigi Lurus ( Straight Bevel Gear)
Straight Bevel Gear adalah jenis bevel gear yang paling sederhana, bentuk alur
giginya lurus dan mengecil ke dalam (taper), dan bila diteruskan gigi-gigi ini akan saling
berpotongan pada sumbu poros. Bevel gear ini dapat dipakai dengan baik sampai
kecepatan 15.000 ft/menit. Nama-nama bagiannya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Gambar 7.12 Nama-nama bagian bevel gear

Sudut pitch (pitch angle) untuk sepasang beve gear kebanyakan dibuat 90o,seperti
pada Gambar 7.12, meskipun ada yang dibuat dengan sudut lain. Apabila kedua poros
membentuk sudut 90o, dan kedua diameter gigi sama ukurannya (velocity ratio = 1) ,
maka pasangan ini masing-masing mempunyai sudut 45o.

Elemen Mesin II 16
Helical, Bevel dan Worm Gear

Bevel gear yang mempunyai sudut pitch lebih keceil dari 90o disebut external
gear, sedang yang mempunyai sudut pitch lebih besar dari 90 o disebut internal gear. Bila
sudut pitch nya 90o disebut Crown gear / gigi mahkota.
Seperti pada spur gear, sudut tekan dapat dibuat : 14,5o ; 20o dan 25o, tetapi basic
standard untuk sudut tekan ini adalah 20o. Tinggi pemakanan gigi = 2p in dan clearance =
0,188/p + 0,002 in, sedngkan addendum gigi pinion diberi lebih tinggi dari pada
addendum gigi gear dan tidak perlu adanya pemotongan puncak gigi. Karakteristik
demikian akan mudah diperbaiki untuk jumlah gigi yang lebih banyak, mengingat jumlah
gigi minimum pada kebanyakan bevel gear adalah 13, dan untuk pasangannya jumlah
gigi minimum 16 buah.
Perbandingan kecepatan untuk bevel gear adalah :
ndriven
rv 
ndriver

Sudut antara kedua poros roda gigi (sudut poros Ʃ) adalah jumlah sudut pitchnya
Ʃ=Γ+γ
Dimana : Γ = sudut pitch gear, dan γ = sudut pitch pinion
Sudut pitch dapat dicari dengan rumus :

sin 
tan   (7-24)
( N tp / N tg )  cos 

sin 
tan   (7-25)
( N tg / N tp )  cos 

Dengan demikian apabila sudut poros = 90o , maka :


N tg N tp
tan   dan tan   (7-26)
N tp N tg

Elemen Mesin II 17
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.13 Pasangan bevel gear dengan sudut poros 90o

Gambar 7.14 Tata nama pasangan bevel gear dengan sudut poros 90 o

Elemen Mesin II 18
Helical, Bevel dan Worm Gear

7.2.2. Jumlah Gigi Eqivalen


Jumlah gigi eqivalen ini diperlukan, supaya bisa memakai table “form factor”
yang dipakai oleh roda gigi lurus. Jumlah gigi eqivalen (N tg’) dapat dicari/dihitung
dengan rumus :
N tg ' N tp
'
N tg  dan N tp  (7-27)
cos  cos 

Dimana Nt’ = jumlah gigi eqivalen dan Nt = jumlah gigi sebenarnya.

7.2.3. Kekuatan Gigi Bevel (berdasarkan persamaan Lewis)


Karena bentuk gigi bevel tidak merata antara bagian depan dengan bagian
belakang, maka agak sulit dipecahkan melalui persamaan seperti batang terjepit,
sebagaimana yang digunakan oleh spur gear. Beban yang diterima pada gigi bervariasi
linier sepanjang gigi, demikian pula ketebalan giginyapun bervariasi linier sepanjang
permukaan gigi. Hal ini mengakibatkan bervariasi linier pula circular-pitch nya dan
diameter pitchnya. Karena adanya beberapa variasi tersebut, maka perlu dipertimbangkan
tiap elemen dx, bila menggunakan persamaan Lewis pada bevel gear, dan variabel ini
dianggap konstan sepanjang gigi.
Pada Gambar 7.16 memperlihatkan elemen dx, dan seperti pada bab yang lalu
untuk mendapatkan persamaan kekuatan. Dalam gambar tersebut L adalah jarak cone, b
= lebar gigi dan r = pitch radius. Persamaan Lewis diterapkan pada elemen dx

Gambar 7.15 Distribusi beban dan panjang cone

Elemen Mesin II 19
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.16 Elemen dx pada gigi bevel gear

S .Y .d x
dFx  (7-28)
Px
Diamana dFx = adalah pertambahan gaya bending yang terjadi yang bekerja pada dx.
Y = faktor bentuk Lewis
Px = diametral pitch gigi yang berjarak x dari titik puasat pitch cone.

Bila kedua persamaan di atas dikalikan dengan dr, dan kemudian diintegralkan maka
didapat :
S .Y .rx d x
 r dF
x x   Px
(7-29)

Dan  r dF sama degan torsi total (T) yang ditransmisikan oleh gigi. Dengan
x x

melihat Gambar 7.16 ada indikasi bahwa berkurangnya circular pitch sebanding dengan
berkurangnya x. Karena diametral pitch bervariasi terbalik dengan circular pitch, maka
berarti bahwa diametral pitch bervariasi terbalik dengan x. Dengan demikian karena
harga terbesar dari circular pitch terjadi pada x = L, maka harga Px terbesar terjadi pada x
= L- b.
Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai
Px L

P x

Elemen Mesin II 20
Helical, Bevel dan Worm Gear

Dimana P = diametral pitch pada x = L.


Dari gambar juga dapat dilihat bahwa persamaan di bawah ini didapat karena dua segitiga
yang sebangun.
rx x

r L

Substitusi persaman ini pada persamaan sebelumnya akan diperoleh :


S .Y .( r / L).x.d x
T  (7-30)
P ( L / x)
Dan dx bervariasi dari x = (L-b) sampai x=L, sehingga didapat :
L
S .Y .r
L
S .Y .r  x3 
T   x dx   
2

P.L2 L b
P.L2  3  L b

S .Y .r  L3  ( L  b) 3 
T    (7-31)
P.L2  3 

S .Y .r  L3  L3  3L2b  3Lb 2  b 3 
T 
P.L2  3 

S .Y .r.b  b b2 
T  1   (7-32)
P  L 3L2 

Lebar gigi bevel gear mempunyai batas tertentu, sebab bila lebar gigi dibuat
terlalu besar, maka defleksi yang terjadi pada konstruksi bevel gear dapat dipastikan
menyebabkan konsentrasi beban yang besar pada ujung yang kecil dari gigi. Karena
bagian inilah yang paling lemah, dimana kerusakan akan lebih sering terjadi dibanding
dengan pada bagian ujung yang besar / ujung lainnya.
Biasanya batas maksimum lebar gigi adalah sepertiga dari jarak cone. Jadi b ≥
L/3. Dengan demikian harga maksimum b2/3L2 = 1/27, bila harga ini dianggap kecil
dibandingkan dengan suku-suku yang lain pada persamaan di atas, maka dapat diabaikan.
Bila persamaan di atas dibagi dengan r, maka akan didapat gaya bending yang bekerja
pada gigi (Fb), yang besarnya dianggap sama dengan gaya tangensial (Ft).
S .Y .b  b
Fb  1  (7-33)
P  L

Elemen Mesin II 21
Helical, Bevel dan Worm Gear

Diamana : Y = faktor bentuk Lewis yang dapat dicari dengan menggunakan jumlah gigi
eqivalen.

7.2.4. Beban Dinamis untuk Bevel Gear

Persamaan beban dinamis pada spur gear, cukup memadai untuk dipakai pada
bevel gear. Kecepatan pitch line vp yang dipakai pada persamaan ini menggunakan
diameter pitch rata-rata.

78  v p
Fd  Ft (7-34)
78

7.2.5. Beban Keausan ijin untuk Bevel Gear

Persaman beban ijin keausan didasarkan pada persamanaan tegangan kontak dari
Hertz dan Buckingham yang dapat diterarapkan pada bevel gear. Estimasi beban keausan
dapat memakai rumus

d p .K .Q '
Fw  (7-35)
cos 

Dimana dp = diameter pitch, diukur dari bagian belaknag gigi

2.N 'tg
Q ''
(7-36)
N tp  N 'tg

N’tp dan N’tg adalah jumlah gigi equivalent pada pinion dan gear. Besaran yang
lain pada persamaan ini sama seperti pada spur gear. Diharapkan besarnya Fw≥ Fd.

Contoh soal.
Rencanakan sistem transmisi dengan Bevel-gaer (halus) yang mampu untuk
mentrasmisikan daya 8 HP dari putaran 1500 rpm menjadi 500 rpm. Sudut poros Ʃ = 90o
dan sudut tekan ϕ = 20o. Hitung / rencanakan
a. Torsi dan Ft
b. Jumlah gigi dan diameternya
c. Sudut pitch gear dan pinion

Elemen Mesin II 22
Helical, Bevel dan Worm Gear

d. Lebar gigi

7.3. Worm Gear

Roda gigi cacing (Worm Gear) terdiri dari : Worm yang berupa ulir cacing dan
Gear yang berupa helical gear. Sudat yang dibentuk antara poros worm dan gear biasanya
90o. Worm biasanya dibuat dari baja paduan yang dikeraskan sedang gear biasanya dibuat
dari broze. Roda gigi ini dapat meneruskan daya dan putaran untuk poros yang bersilang.
Roda gigi cacing mempunyai gigi yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi miring
dan dipasangkan dengan ulir yang dinamakan ulir cacing. Fungsi roda gigi ini adalah
untuk mentransmisikan daya pada poros yang saling tegak lurus , sebagai reduser dengan
perbandingan kecepatan yang besar sampai 150. sehingga dapat menghasilkan putaran
yang rendah namun mendapatkan torsi yang tinggi.
Keuntungan dari worm gear adalah tidak timbulnya pukulan, tidak seperti pada
roda gigi yang lain. Sentuhan yang terjadi antara dua gigi adalah gerak gesekan (sliding),
sehingga operasinya tidak bising, namun dapat menimbulkan panas yang cukup tinggi,
sehingga pemasangannya harus betul-betul baik.

Elemen Mesin II 23
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.17 Contoh penggunaan Worm Gear


Seperti halnya ulir pada baut, worm bisa tunggal atau ganda, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 7.18 Single enveloping Worm Gear

Gambar 7.19 Double enveloping Worm Gear

Ciri-ciri roda gigi cacing adalah:


1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut
yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90.
2. Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.

Elemen Mesin II 24
Helical, Bevel dan Worm Gear

3. Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran


dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4. Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5. Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi
(biasanya 2 sampai 4).
6. Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya
kecil.

Batasan pemakaian roda gigi cacing adalah:


a) Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpm
b) Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/s
c) Torsi rodagigi maksimum 70.000 m.kgf
d) Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf
e) Diameter rodagigi maksimum 2 m
f) Daya maksimum 1.400 Hp

7.3.1. Ukuran dan Penamaan


Worm dan ulir penggerak mempunyai banyak kesamaan. Axial pitch pada worm
adalah jarak antara titik dan gigi sampai pada gigi berikutnya diukur dari pitch diameter,
sedang lead adalah jarak axial-pitch yang terjadi bila ulir berputar satu putaran. Untuk
kedua poros yang mempbentuk 90o maka axial pitch pada worm gear sama dengan
circular pitch pada gear. Pada worm yang mempunyai ulir ganda maka lead sama dengan
perkalian antara jumlah ulir (jumlah gigi) kali axial pitch. Dari gambar 7.18 didapat
persamaan kinematika yang penting pada worm gear yaitu :
l V
tan w   pq (7-37)
 .d w V pw

Dimana :
Vpq = kecepatan pitch line pada gear.
Vpw = kecepatan pitch line pada worm.
λw = sudut lead pada worm.

Elemen Mesin II 25
Helical, Bevel dan Worm Gear

l = lead, l = Ntw × paw = jumlah gigi atau ulir pada worm × axial
pitch pada worm.
dw = pitch diameter worm.

Hubungan antara sudut-sudut pada worm dan gear.


w   w  90 o dan g   g  90 o
dimana : λw =sudut helik pada worm

Untuk poros-poros yang membentuk sudut 90o


w   g

Jarak senter
dw  dg
c
2

Pencegahan besarnya dw menurut AGMA memakai rumus berikut :

c 0,875
dw   3 pg (7-38)
2,2
dimana : pg = circular pitch pada gear dalam satuan inch.

Perbandingan kecepatan :

g N l
rv   tw  (7-39)
 w N tg  .d g

Elemen Mesin II 26
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.20 Diameter pitch Worm dan Gear

Gambar 7.21a Tatanama Worm Gear

Elemen Mesin II 27
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gambar 7.21b Tatanama Worm Gear

Keterangan :
Dc1 = diameter inti cacing ZC = jumlah kisar cacing efektif
Dc2 = diameter jarak bagi cacing PC = jarak kisar cacing
Dc = diameter luar cacing φRC = sudut lengkung roda cacing
DRC2 = diameter jarak bagi roda cacing hk = tinggi kepala cacing
DRC3 = diameter tenggorok roda cacing hr = tinggi kaki cacing
DRC = diameter luar roda cacing γC = sudut kisar cacing

Elemen Mesin II 28
Helical, Bevel dan Worm Gear

DRC1 = diameter lingkaran kaki roda cacing b = lebar roda cacing


a = jarak sumbu roda cacing dan sumbu cacing

Gambar 7.21c Tatanama Worm Gear

Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi
sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil, rangkaian
kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai sistim kemudi
kendaraan.

Bentuk profil dari rodagigi cacing ditunjukkan seperti pada Gambar 7.22

i. N-worm atau A-worm


Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam bagian normal dan
bagian aksial, diproduksi dengan menggunakan mesin bubut dengan pahat
yang berbentuk trapesium, serta tanpa proses penggerindaan.

N-worm E-worm K-worm H-worm


i ii iii iv
Gambar 7.22. Bentuk profil roda gigi cacing

ii. N-worm atau A-worm


Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam bagian normal dan
bagian aksial, diproduksi dengan menggunakan mesin bubut dengan pahat
yang berbentuk trapesium, serta tanpa proses penggerindaan.

iii. E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan  antara
87sampai dengan 45o .

iv. K-worm

Elemen Mesin II 29
Helical, Bevel dan Worm Gear

Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk


trapezoidal, menunjukkan dua kerucut.

v. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.

7.3.1. Kekuatan Worm Gear.


Pada sepasang worm gear, gigi pada worm selalu lebih kuat dari pada gigi pada
gear. Persamaan Lewis yang lalu masih dapat dipakai untuk mencari kekuatan gigi pada
gear yaitu :

S .Y .b
Fb   S .b. y. pn (7-40)
Pn
Simbul-simbul pada rumus di atas seperti yang lalu. Harga faktor benyuk Lewis
( Y, y ) dapat dilihat pada table di bawah ini, dengan catatan harga-harga dalam tabel ini
hanya untuk jumlah gigi worm dan gear lebih dari 40.
Tabel 7-1. Sudut tekan normal

No ϕn Y y

1 14,50 0,314 0,100

2 20 0,393 0,125

3 25 0,470 0,150

4 30 0,550 0,175

7.3.2. Beban Dinamis

Beban dinamis dapat diperkirakan dengan memakai rumusan:

 1200  V pg 
Fd    Ft (7-41)
 1200 

dimana :

Elemen Mesin II 30
Helical, Bevel dan Worm Gear

Vpg = Kecepata pada pitch line dari gear dalam feet permenit
Ft = Besarnya beban yang ditransmisikan, besarnya sesuai
dengan besarnya daya yang diterima oleh gear.

Dapat diakatakan bahwa daya yang bekerja pada gear adalah daya out-put, yang
masih tergantung pada efisiensi pasangan roda gigi tersebut. Dalam hal efisiensi,
biasanya tidak diketahui pada awal perencanaan. Umumnya daya input yang dipakai
sebagai dasar perhitungan, dengan kenyataan bahwa Fd yang didapat selalu lebih besar
dari pada yang seharusnya terjadi.

7.3.3. Beban Keausan


Rumusan pendekatan yang dianjurkan oleh Buckingham yang biasanya diapakai
untuk mencari beban keausan, dapat dipakai disini.

Fw = dg.b.k’ (7-42)
Diamana: dg = diameter pitch dari gear
b = lebar permukaan gigi
k’ = konstanta yang berkaitan dengan material serta ukuran dari roda gigi.

Tabel berikut ini memberikan petunjuk atau contoh untuk mencari nilai K’

Tabel 7-2. Konstanta K’ untuk worm gear dengan θn 20o

No Worm Gear K’

1 Steel, 500 BHN Bronze 80

2 Steel, 250 BHN Bronze 60

3 Steel, 500 BHN Chilled Bronze 115

4 Steel, 500 BHN Cast Iron 50

Elemen Mesin II 31
Helical, Bevel dan Worm Gear

Elemen Mesin II 32

Anda mungkin juga menyukai