BAB VII
HELICAL, BEVEL DAN WORM GEAR
Elemen Mesin II 1
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 2
Helical, Bevel dan Worm Gear
Perbedaan antara spur gear dan helical gear adalah kedudukan gigi terhadap sumbu
rodanya. Pada spur gear gigi-giginya dibuat parallel dengan sumbu roda, sedangkan pada
helical gear gigi-giginya dibuat membentuk sudut secara tetap terhadap sumbu rodanya.
Dengan arah gigi yang membentuk sudut terhadap sumbu rodanya maka dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu ada gigi yang mengarah ke atas dan ke bawah, atau disebut right-hand
helical gear dan left-hand helical gear. Untuk membedakan mana helical gear yang right-
hand dan left-hand, sama dengan cara untuk membedakan antara ulir kanan dengan ulir
kiri. Di dalam pemakaiannya sepasang gear (pinion dan gear) pasti yang satu right-hand
dan yang lain left-hand.
Elemen Mesin II 3
Helical, Bevel dan Worm Gear
Kekurangan pada spur gear adalah bahwa pada saat gigi bersentuhan, maka
kontaknya merupakan garis yang disebut garis kontak. Hal ini terjadi seketika, dan akan
menimbulkan shock, dan untuk mengurangi efek shock ini besarnya beban yang
ditrasmisikan harus dikurangi, sekaligus untuk mengurangi kebisingan. Masalah ini akan
berkurang bila memakai roda gigi helical, karena kontak awal akan merupakan titik dan
akan berubah menjadi garis yang bertambah panjang selama terjadi kontak. Kelemahan
yang terjadi pada roda gigi helical adalah dengan adanya sudut helix, akan menimbulkan
beban thrust (aksial terhadap poros. Tiga komponen dari beban normal yang bekerja pada
roda gigi helical dapat dilihat pada Gambar 7.4.
Elemen Mesin II 4
Helical, Bevel dan Worm Gear
Ft = Fn . cos Øn . cos ψ
Fr = Ft.tan = Fn . sin Øn
F thrust = Ft.tan ψ = Fn.sin ψ. cos Øn
Dimana:
Ft = Gaya tangensial
Fr = Gaya radial
Fn = Gaya normal
F thrust = gaya thrust
Elemen Mesin II 5
Helical, Bevel dan Worm Gear
Beban thrust mengharuskan memakai bantalan yang dapat menahan beban thrust,
sebaik menahan beban radial. Pemakaian thrust bearing dapat dihindari apabila memakai
roda gigi jenis herringbone, yaitu roda gigi helical dengan separo permukaan roda berupa
gigi right-hand dan separo left-hand. Dengan demikian beban thrust yang dihasilkan oleh
sepasang gigi ini akan saling meniadakan. Untuk mengetahui kearah mana beban thrust
tersebut, dapat dipakai pedoman hukum tangan kanan dan kiri pada roda penggerak
(driver). Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada gambar di bawah. Arah beban thrust
pada roda gigi yang digerakkan akan berlawanan dengan arah beban thrust roda gigi
penggerak. Misalnya pada hukum tangan kanan, bila jari-jari arahnya searah dengan
putaran roda gigi penggerak, maka ibu jari merupakan arah beban thrust.
Elemen Mesin II 6
Helical, Bevel dan Worm Gear
Gambar 7.9. Arah beban Thrust dengan menggunakan hokum tangan kanan
Elemen Mesin II 7
Helical, Bevel dan Worm Gear
Sudut helix yang besar akan mengakibatkan gaya thrust yang besar dan sebaliknya
pada sudut helix yang kecil akan memindahkan beban dengan tenang. Tidak seperti pada
spur gear yang hanya mempunyai diametral dan circular pitch, geometri pada helical gear
ada tambahan pitch.
Normal circular pitch pn adalah jarak antara dua titik pada gigi yang ada pada satu
bidang, yang tegak lurus terhadap sudut helix. Transverse circular pitch p diukur pada
bidang yang tegak lurus sumbu poros. Aksial pitch pa adalah jarak yang diukur dari
bidang sejajar sumbu poros. Hubungan antaran pn, P, pa dapat dilihat pada rumus
dibawah ini:
pn = p cos ψ (7-1)
pa = p cot ψ (7-2)
P = Nt/d (7-3)
Dimana P adalah diametral pitch pada bidang yang tegak lurus sumbu poros, Nt = jumlah
gigi gear, d diameter circle dan Pn = normal diametral pitch
Dengan maksud untuk mendapatkan pemindahan beban yang tenang, maka lebar
gigi W pada helical gear biasanya dibuat paling tidak 20% lebih besar dari axial pitch Pa.
Tetapi sebenarnya lebar gigi dihitung berdasarkan beban yang bekerja pada gigi. Setelah
ditambah 20% lebar gigi dianggap sebagai lebar minimum. Dalam kenyataannya sering
kali perencana membuat lebar gigi sampai dua kali axial pitch. Dua sudut tekan terdapat
pada helical gear, yang satu diukur dari transverse plane dan yang lain diukur dari bidang
normal. Secara mudah dari segitiga yang ada gambar uraian gaya normal yang lalu dapat
dilihat hubungan antara ketiga sudut yang ada pada helical gear :
Elemen Mesin II 8
Helical, Bevel dan Worm Gear
Nt . p N t . pn
d (7-8)
.Cos
c
d1 d 2
p
N t 1 N t 2 pn N t 1 N t 2
2 2 2 .Cos
c
N t1 N t 2
(7-9)
2. pn .Cos
d
rc (7-10)
2.Cos 2 .
Jumlah gigi equivalent atau formative adalah jumlah gigi yang equivalent dengan
spur gear pada bidang normal. Jumlah gigi equivalent dapat dihitung dengan rumus:
Nte = Pn . 2 . rc (7-11)
d
N te Pn .2.
2.Cos 2
Nt
N te (7-12)
cos3
Elemen Mesin II 9
Helical, Bevel dan Worm Gear
Nte ini akan dipakai sebagai dasay untuk menentukan faktor Lewis (Y atau y)
78 v p
Fd Ft (7-13)
78
Dimana :
Fd = Beban dinamis, lbf
Vp = pitch line velocity, ft/min
Fb = (7-14)
Rumus ini dipakai untuk mencari kekuatan bending dari gigi helical, asal factor
bentuk Y diambil dari table, dengan menggunakan jumlah gigi equivalent. Normal
diametral pitch Pn dipakai sebab pada gigi yang menyebabkan tegangan bending adalah
normal terhadap permukaan gigi pada bidang normal. Fb harus sama atau lebih besar dari
beban dinamis Fd yang dihitung dengan rumus diatas. Persamaan-persamaan AGMA
pada spur gear yang dapat diterapkan pada helical gear adalah: (Deutschman, 1995)
t = (7-15)
Dimana:
Elemen Mesin II 10
Helical, Bevel dan Worm Gear
Sad = (7-16)
Dimana:
d p .b.Q.K
Fw (7-18)
cos 2
Dimana :
Fw = Beban aus
dp = diameter pinion
K = Faktor beban aus lihat Tabel 6-10
Elemen Mesin II 11
Helical, Bevel dan Worm Gear
2.N tg
Q
N tp N tg
Simbul-simbul pada rumus ini mempunyai arti yang sama seperti pada spur gear,
Jalan lain untuk persamaan beban keausan pada helical gear dengan memakai
metode AGMA.Dasar persamaan keausan adalah:
σC = Cp. (7-19)
Dimana:
σC =Tegangan tekan yang terjadi
Cp = Kooefesien yang tergantung dari sifat elasi
tisitas bahan
Ft = Gaya tangensial yang ditransmisikan, dalam lb.
Co = Faktor beban lebih
Cv = Faktor dinamis
d = Diameter pinion dalam inchi
b = Lebar gigi yang paling kecil dalam inchi
Cs = Faktor ukuran
Cm = Faktor distribusi beban
I = Faktor geometri
Cf = Faktor kondisi permukaan
σC Sac ( ). (7-20)
Dimana :
Elemen Mesin II 12
Helical, Bevel dan Worm Gear
Semua tabel dan grafik seperti pada spur gear untuk mencari besaran-besaran pada rumus
ini dapat dipakai, kecuali beberapa hal seperti di bawah ini. :
1. Grafik untuk mencari Cm pada spur gear diganti dengan grafik Cm untuk helical
gear.
2. Faktor geometri I, tidak disajikan dalam bentuk grafik, tetapi dicari dengan
rumus :
Cc
I (7-21)
MN
cos . sin M g
Cc (7-22)
2 M 1
g
pnb
MN (7-23)
0,95Z
Catatan : Faktor-faktor yang tidak tercantum dalam Helical gear, dapat diambil dari spur
Elemen Mesin II 13
Helical, Bevel dan Worm Gear
gear, karena faktor-faktor pada spur gear berlaku juga untuk helical gear.
Contoh Soal :
1. Rencanakan sistem transmisi dengan Helical gear halus ( 20 < P > 128) yang
mampu untuk mentransmisikan daya 1 HP dari putaran n1 = 200 rpm menjadi n2 =
1000 rpm. Direncanakan sudut tekan, ϕ =20o dan sudut helix, Ψ = 25o. Hitung /
rencanakan :
a. Torsi T1 dan T2).
b. Rencanakan jumlah gigi, dan diameter pitch-nya
c. Gaya-gaya pada roda gigi (Ft, Fr dan Fthrust)
d. Lebar gigi (b). Asumsi yang diambil : Faktor konsentrasi tegangan, Kf = 1,2.
Nilai Fb = Fd. Material yang dipakai mempunyai tegangan ijin Sat = 20.ksi.
e. Cek dengan persamaan Lewis, apakah perencanaan tersebut aman terhadap
kekuatan dan keausan.
Elemen Mesin II 14
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 15
Helical, Bevel dan Worm Gear
7.2.1. Roda Gigi Kerucut dengan Gigi Lurus ( Straight Bevel Gear)
Straight Bevel Gear adalah jenis bevel gear yang paling sederhana, bentuk alur
giginya lurus dan mengecil ke dalam (taper), dan bila diteruskan gigi-gigi ini akan saling
berpotongan pada sumbu poros. Bevel gear ini dapat dipakai dengan baik sampai
kecepatan 15.000 ft/menit. Nama-nama bagiannya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Sudut pitch (pitch angle) untuk sepasang beve gear kebanyakan dibuat 90o,seperti
pada Gambar 7.12, meskipun ada yang dibuat dengan sudut lain. Apabila kedua poros
membentuk sudut 90o, dan kedua diameter gigi sama ukurannya (velocity ratio = 1) ,
maka pasangan ini masing-masing mempunyai sudut 45o.
Elemen Mesin II 16
Helical, Bevel dan Worm Gear
Bevel gear yang mempunyai sudut pitch lebih keceil dari 90o disebut external
gear, sedang yang mempunyai sudut pitch lebih besar dari 90 o disebut internal gear. Bila
sudut pitch nya 90o disebut Crown gear / gigi mahkota.
Seperti pada spur gear, sudut tekan dapat dibuat : 14,5o ; 20o dan 25o, tetapi basic
standard untuk sudut tekan ini adalah 20o. Tinggi pemakanan gigi = 2p in dan clearance =
0,188/p + 0,002 in, sedngkan addendum gigi pinion diberi lebih tinggi dari pada
addendum gigi gear dan tidak perlu adanya pemotongan puncak gigi. Karakteristik
demikian akan mudah diperbaiki untuk jumlah gigi yang lebih banyak, mengingat jumlah
gigi minimum pada kebanyakan bevel gear adalah 13, dan untuk pasangannya jumlah
gigi minimum 16 buah.
Perbandingan kecepatan untuk bevel gear adalah :
ndriven
rv
ndriver
Sudut antara kedua poros roda gigi (sudut poros Ʃ) adalah jumlah sudut pitchnya
Ʃ=Γ+γ
Dimana : Γ = sudut pitch gear, dan γ = sudut pitch pinion
Sudut pitch dapat dicari dengan rumus :
sin
tan (7-24)
( N tp / N tg ) cos
sin
tan (7-25)
( N tg / N tp ) cos
Elemen Mesin II 17
Helical, Bevel dan Worm Gear
Gambar 7.14 Tata nama pasangan bevel gear dengan sudut poros 90 o
Elemen Mesin II 18
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 19
Helical, Bevel dan Worm Gear
S .Y .d x
dFx (7-28)
Px
Diamana dFx = adalah pertambahan gaya bending yang terjadi yang bekerja pada dx.
Y = faktor bentuk Lewis
Px = diametral pitch gigi yang berjarak x dari titik puasat pitch cone.
Bila kedua persamaan di atas dikalikan dengan dr, dan kemudian diintegralkan maka
didapat :
S .Y .rx d x
r dF
x x Px
(7-29)
Dan r dF sama degan torsi total (T) yang ditransmisikan oleh gigi. Dengan
x x
melihat Gambar 7.16 ada indikasi bahwa berkurangnya circular pitch sebanding dengan
berkurangnya x. Karena diametral pitch bervariasi terbalik dengan circular pitch, maka
berarti bahwa diametral pitch bervariasi terbalik dengan x. Dengan demikian karena
harga terbesar dari circular pitch terjadi pada x = L, maka harga Px terbesar terjadi pada x
= L- b.
Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai
Px L
P x
Elemen Mesin II 20
Helical, Bevel dan Worm Gear
P.L2 L b
P.L2 3 L b
S .Y .r L3 ( L b) 3
T (7-31)
P.L2 3
S .Y .r L3 L3 3L2b 3Lb 2 b 3
T
P.L2 3
S .Y .r.b b b2
T 1 (7-32)
P L 3L2
Lebar gigi bevel gear mempunyai batas tertentu, sebab bila lebar gigi dibuat
terlalu besar, maka defleksi yang terjadi pada konstruksi bevel gear dapat dipastikan
menyebabkan konsentrasi beban yang besar pada ujung yang kecil dari gigi. Karena
bagian inilah yang paling lemah, dimana kerusakan akan lebih sering terjadi dibanding
dengan pada bagian ujung yang besar / ujung lainnya.
Biasanya batas maksimum lebar gigi adalah sepertiga dari jarak cone. Jadi b ≥
L/3. Dengan demikian harga maksimum b2/3L2 = 1/27, bila harga ini dianggap kecil
dibandingkan dengan suku-suku yang lain pada persamaan di atas, maka dapat diabaikan.
Bila persamaan di atas dibagi dengan r, maka akan didapat gaya bending yang bekerja
pada gigi (Fb), yang besarnya dianggap sama dengan gaya tangensial (Ft).
S .Y .b b
Fb 1 (7-33)
P L
Elemen Mesin II 21
Helical, Bevel dan Worm Gear
Diamana : Y = faktor bentuk Lewis yang dapat dicari dengan menggunakan jumlah gigi
eqivalen.
Persamaan beban dinamis pada spur gear, cukup memadai untuk dipakai pada
bevel gear. Kecepatan pitch line vp yang dipakai pada persamaan ini menggunakan
diameter pitch rata-rata.
78 v p
Fd Ft (7-34)
78
Persaman beban ijin keausan didasarkan pada persamanaan tegangan kontak dari
Hertz dan Buckingham yang dapat diterarapkan pada bevel gear. Estimasi beban keausan
dapat memakai rumus
d p .K .Q '
Fw (7-35)
cos
2.N 'tg
Q ''
(7-36)
N tp N 'tg
N’tp dan N’tg adalah jumlah gigi equivalent pada pinion dan gear. Besaran yang
lain pada persamaan ini sama seperti pada spur gear. Diharapkan besarnya Fw≥ Fd.
Contoh soal.
Rencanakan sistem transmisi dengan Bevel-gaer (halus) yang mampu untuk
mentrasmisikan daya 8 HP dari putaran 1500 rpm menjadi 500 rpm. Sudut poros Ʃ = 90o
dan sudut tekan ϕ = 20o. Hitung / rencanakan
a. Torsi dan Ft
b. Jumlah gigi dan diameternya
c. Sudut pitch gear dan pinion
Elemen Mesin II 22
Helical, Bevel dan Worm Gear
d. Lebar gigi
Roda gigi cacing (Worm Gear) terdiri dari : Worm yang berupa ulir cacing dan
Gear yang berupa helical gear. Sudat yang dibentuk antara poros worm dan gear biasanya
90o. Worm biasanya dibuat dari baja paduan yang dikeraskan sedang gear biasanya dibuat
dari broze. Roda gigi ini dapat meneruskan daya dan putaran untuk poros yang bersilang.
Roda gigi cacing mempunyai gigi yang dipotong menyudut seperti pada roda gigi miring
dan dipasangkan dengan ulir yang dinamakan ulir cacing. Fungsi roda gigi ini adalah
untuk mentransmisikan daya pada poros yang saling tegak lurus , sebagai reduser dengan
perbandingan kecepatan yang besar sampai 150. sehingga dapat menghasilkan putaran
yang rendah namun mendapatkan torsi yang tinggi.
Keuntungan dari worm gear adalah tidak timbulnya pukulan, tidak seperti pada
roda gigi yang lain. Sentuhan yang terjadi antara dua gigi adalah gerak gesekan (sliding),
sehingga operasinya tidak bising, namun dapat menimbulkan panas yang cukup tinggi,
sehingga pemasangannya harus betul-betul baik.
Elemen Mesin II 23
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 24
Helical, Bevel dan Worm Gear
Dimana :
Vpq = kecepatan pitch line pada gear.
Vpw = kecepatan pitch line pada worm.
λw = sudut lead pada worm.
Elemen Mesin II 25
Helical, Bevel dan Worm Gear
l = lead, l = Ntw × paw = jumlah gigi atau ulir pada worm × axial
pitch pada worm.
dw = pitch diameter worm.
Jarak senter
dw dg
c
2
c 0,875
dw 3 pg (7-38)
2,2
dimana : pg = circular pitch pada gear dalam satuan inch.
Perbandingan kecepatan :
g N l
rv tw (7-39)
w N tg .d g
Elemen Mesin II 26
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 27
Helical, Bevel dan Worm Gear
Keterangan :
Dc1 = diameter inti cacing ZC = jumlah kisar cacing efektif
Dc2 = diameter jarak bagi cacing PC = jarak kisar cacing
Dc = diameter luar cacing φRC = sudut lengkung roda cacing
DRC2 = diameter jarak bagi roda cacing hk = tinggi kepala cacing
DRC3 = diameter tenggorok roda cacing hr = tinggi kaki cacing
DRC = diameter luar roda cacing γC = sudut kisar cacing
Elemen Mesin II 28
Helical, Bevel dan Worm Gear
Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe transmisi
sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk mesin tekstil, rangkaian
kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga untuk berbagai sistim kemudi
kendaraan.
Bentuk profil dari rodagigi cacing ditunjukkan seperti pada Gambar 7.22
iii. E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan antara
87sampai dengan 45o .
iv. K-worm
Elemen Mesin II 29
Helical, Bevel dan Worm Gear
v. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
S .Y .b
Fb S .b. y. pn (7-40)
Pn
Simbul-simbul pada rumus di atas seperti yang lalu. Harga faktor benyuk Lewis
( Y, y ) dapat dilihat pada table di bawah ini, dengan catatan harga-harga dalam tabel ini
hanya untuk jumlah gigi worm dan gear lebih dari 40.
Tabel 7-1. Sudut tekan normal
No ϕn Y y
2 20 0,393 0,125
3 25 0,470 0,150
4 30 0,550 0,175
1200 V pg
Fd Ft (7-41)
1200
dimana :
Elemen Mesin II 30
Helical, Bevel dan Worm Gear
Vpg = Kecepata pada pitch line dari gear dalam feet permenit
Ft = Besarnya beban yang ditransmisikan, besarnya sesuai
dengan besarnya daya yang diterima oleh gear.
Dapat diakatakan bahwa daya yang bekerja pada gear adalah daya out-put, yang
masih tergantung pada efisiensi pasangan roda gigi tersebut. Dalam hal efisiensi,
biasanya tidak diketahui pada awal perencanaan. Umumnya daya input yang dipakai
sebagai dasar perhitungan, dengan kenyataan bahwa Fd yang didapat selalu lebih besar
dari pada yang seharusnya terjadi.
Fw = dg.b.k’ (7-42)
Diamana: dg = diameter pitch dari gear
b = lebar permukaan gigi
k’ = konstanta yang berkaitan dengan material serta ukuran dari roda gigi.
Tabel berikut ini memberikan petunjuk atau contoh untuk mencari nilai K’
No Worm Gear K’
Elemen Mesin II 31
Helical, Bevel dan Worm Gear
Elemen Mesin II 32