Anda di halaman 1dari 24

Mata kuliah : Perpindahan Panas I (2 sks)

Prodi : Pendidikan Vokasional Teknik Mesin


Semester : Genap tahun 2020
Sub Materi : Perpindahan panas konduksi 2 dimensi
Perpindahan panas konduksi 2 dimensi
Tujuan ialah emahami prinsip-prinsip penyelesaian perpindahan panas konduksi 2 dimensi dengan menggunakan metode
faktor bentuk konduksi (shape factor conduction) dan persamaan selisih berhingga (Finite-Difference Equation) sebagai
pengembangan metode penyelesaian analisis (Analytical solution methods).
Faktor bentuk konduksi (shape factor conduction)
Metode penyelesaian perpindahan panas 2 dimensi dengan menggunakan faktor bentuk konduksi sebagai. Faktor bentuk
nya didefinisikan sbb :
Tabel 1 Conduction Shape Factors and Dimensionless Conduction Heat Rates For Selected Systems.
Note :
• Pada kasus 1-8 dan kasus 11, konduksi 2 dimensi diasumsikan terjadi antara lapisan batas yang dijaga
temperaturnya konstan dan merata Δ𝑇1−2=𝑇1−𝑇2.
• Pada kasus 9, konduksi 3 dimensi yang terjadi pada daerah pojok sebuah obyek.
• Pada kasus 10 konduksi terjadi antara kepingan piringan (disk) yang memiliki temperature (T1) yang berada
pada medium semi terberhingga yang memiliki temperature rata-rata infinite (T1).
• Kasus 12 sampai 15 berhubungan dengan konduksi yang terjadi dari obyek dijaga tetap memiliki temperature
konstan (isothermal) T1 yang berada di lingkungan media dengan lingkungan yang tak berhingga dengan
temperature T2.
• Untuk kasus medium tidak berhingga ini, hasilnya perhitungan dapat diraih dengan menggunakan penentuan
“characteristic length”

Dimana 𝐴𝑠 adalah luasan permukaan obyek perpindahan panas. Besar perpindahan panas konduksi dari obyek
menuju ke medium tak berhingganya dapat diformulasikan dengan “Dimensionless conduction heat rate”
Example 1.

Dik :
D= 15 cm
L= 4 m
pipa ditancapkan kedalam bumi dengan kedalaman = 20 cm
Temperatur dinding pipa(T1) = 75 ℃
Temperatur permukaan bumi (T2)= 5 ℃ Tentukanlah kehilangan panas pada pipa
K=0,8 w/m. ℃
Dit : Tentukanlah kehilangan panas pada pipa
Dijawab: Diasumsikan untuk dapat menghitung shape factor conduction dari Panjang pipa yang sebenarnya
pada kasus ini, maka digunakan persamaan yang diberikan pada Tabel 3-1. Dimana D<3r sehingga
2𝜋𝐿 2𝜋(4)
S= 𝐷 = 𝐶𝑜𝑠ℎ−1 (20 = 25, 14 𝑚
𝐶𝑜𝑠ℎ−1 ( ) ൗ7,5)
𝑟

Maka kehilangan panas pada pipa


q= 𝑘𝑠∆𝑇 = (0,8 𝑊Τ𝑚 . ℃ 25,14 𝑚 75 − 5 ℃ = 1408,2 𝑊
Example 2

Dik :
Tungku berbentuk kubus berdimensi S= 50 cmx 50 cm 50 cm
Konduktivita thermal bagian dalam tungku berbahan fireclay brick (K)= 1,04 w/m. ℃
Ketebalan dinding (L)= 10 cm.
Temperatur dalam Tungku (T1)= 500℃
Temperatur luar Tungku (T2)= 50℃
Dit : Tentukanlah kehilangan panas pada dinding tungku
Dijawab: Diasumsikan untuk dapat menghitung luasan shape factor conduction dari kasus ini berbentuk kubus, maka
digunakan persamaan yang diberikan pada Tabel 3-1. dengan menambahkan faktor bentuk untuk dinding, tepi, dan sudut:
𝐴 (0,5)(0,5)
• Untuk shape factor pada dinding Tungku S= 𝐿 = = 2,5 m
0,1
• Untuk shape factor pada bagian tepi Tungku S= 0,54𝐷= (0,54)(0,5)= 0,27 m
• Untuk shape factor pada sudut Tungku S= 0,15𝐷= (0,15)(0,1)= 0,015 m
Terdapat 6 bagian sisi dinding, 12 sisi tepi tungku, dan 8 sudut maka total shape factor adalah
S= (6)(2,5)(120(0,27)(8)(0,015)= 18,36m
Maka jumlah kehilangan panas pada dinding
q= 𝑘𝑠∆𝑇 = (1,04 𝑊Τ𝑚 . ℃ 18,36 𝑚 500 − 50 ℃ = 8,592 𝑊
Penyusunan Model Persamaan Diferensial
Pada kasus perpindahan panas konduksi yang melibatkan bentuk geometri dan kondisi batas yg
rumit dan belum ditemukan solusinya dengan menggunakan faktor bentuk konduksi maka
diperlukan penyelesaian lain yg lebih akurat dan detail. Alternatif penyelesaian terbaik yang
sering digunakan adalah metode numeric (numerical technique) antara lain :
1. Finite-Difference
2. Finite-Element,
3. Boundary-Element Method.
Kelebihan lain metode numerik adalah meraka dapat mudah dikembangkan pada saat
membutuhkan penyelesaian tiga dimensi. Oleh sebab kemudahan penggunaannya maka finite-
difference method cocok digunakan untuk pengenalan metode numerik.
Jaringan Nodal (Nodal Network)
Jaringan Nodal (Nodal Network)

Gambar disamping menunjukkan dua solusi penyusunan


persamaan Diferensial yaitu Nodal Network dan metode
finite difference Approximation.
Metode numeric untuk menyelesaikan persamaan differensial
didasarkan pada penggantian persamaan differensial dengan
persamaan aljabar. Pada kasus yang terkenal finite difference
method dapat diselesaikan dengan mengganti derivative dengan
difference.

Gambar Konduksi 2 dimensi (a) Nodal Network (b) Finite


Difference Approximation
Persamaan konduksi 2 dimensi dengna kondisi steady menggunakan persamaan Laplace

Gambar 4. 3 Aliran panas pada arah 2 dimensi


Mengacu pada Gambar 4. 4 maka dapat dibuat persamaan.

Gambar Nodal Network pada koordinat persegi empat


Persaman untuk perpindahan panas konduksi pada dinding datar dengan
pembangkitan panas dan koefisien perpindahan panas konduksi yang
konstan dapat diformulasikan dengan bentuk persamaan finite difference:
1.Perpindahan panas 2 dimensi :
Solusi persamaan panas 2 dimensi adalah sebagai berikut :

Untuk nilai m = 1, 2, 3. . …… M - 1 ሶdan n = 1, 2, 3. . ….. N-1 pada node (m, n).


𝑔
Jika tidak ada pembangkitan panas 𝑘 = 0
2.Perpindahan Panas Konduksi Steady 2 Dimensi :

3.Perpindahan Panas Konduksi Steady 1 Dimensi:

Gambar Persamaan differential yang valid di setiap titik dari


medium, sedangkan persamaan finite difference akan hanya
valid pada hanya titik node saja
Kondisi Batas Konveksi
Untuk menentukan kondisi batas konveksi dapat digunakan solusi
persamaa diferensial berikut
EXAMPLE metode diferensial solusi 9 noda .
Perhatikan Gambar 3-5. Temperatur bagian sisi kiri sebesar
100℃ 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 500℃, sementara pada 2 bagian lainnya
bersentuhan dengan udara lingkungan pada 100℃ dengan keofisien heat
transfer(h) adalah 10 W/𝑚2 .℃ dan konduktivitas thermal sebesar 10 W/m.℃.
Dimensi blok pada gambar 3-5 adalah 1 𝑚2 .Hitunglah berapa titik suhu di
berbagai lokasi pada gamabar 3-5 dan kondisi batas panas yang mengalir?
Penyelesaian
1.Persamaan dari noda untuk titik temperature 1,2,4,dan 5 adalah

2.Persamaan for noda 3,6,7 dan 8 gunakan persamaan kondisi pada


Gambar blok kasus 3-5
temperartur batas.

3.Persamaan dari noda 9 adalah


Maka 6. Didapatkan 9 persaman untuk mengetahui suhu tiap titik
adalah

3.Persaman nudal titik 3 dan 6

4.Persaman nudal titik 7 dan 8

5.Persaman nudal titik 9

7. Aliran panas pada boundry kondisi dihitung dengan dua cara: sebagai aliran panas konduksi pada permukaan atas
dan samping temperature 100 dan 500◦C dan aliran panas konveksidua sisi lainnya pada blok . Untuk permukaan aliran
panas pada sisis suhu 500◦C,
Untuk permukaan aliran panas yang keluar pada sisis suhu 100◦C,

8. Aliran panas mengalir keluar dari sisi kanan secara konveksi

9. Aliran panas mengalir keluar dari sisi bawah secara konveksi

10. Total secara keseluruhan panas yang hilang


Sumber Pustaka
Holman , J.P. 2010, Heat transfer, McGraw-hill Book co. INC. Boston.
Cengel YA. (2002). Heat Transfer: A Practical Approach 2nd Edition. Mc Graw Hill

Anda mungkin juga menyukai