Anda di halaman 1dari 10

1

ANALISIS RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN


GEDUNG GREEN SEDAYU APARTMENT
2
Faisal Abdullatif, 3Dr. M. Heri Zulfiar, S.T,.M.T 4Fany Monika, S.T.,M.Eng.

INTISARI

Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu pekerjaan yang mepunyai risiko tinggi
terutama pada tahap pelaksanaan konstruksi. Proses pembangunan proyek konstruksi pada
umumnya merupakan kegiatan yang mengandung risiko tinggi. Situasi dalam lokasi proyek
pembangunan Green Sedayu Apartment mencermikan karakter yang “keras” kegiatannya
terlihat sangat kompleks dan “sulit” dilaksanakan sehimgga dibutuhkan stamina yang prima
dari pekerja yang melaksanakannya. Pembangunan Green Sedayu Apartment adalah salah satu
bentuk penyedian fasilitas kebutuhan primer warga ibu kota maupun manca negara.
Pembangunan ini sebagai salah satu penyedian fasilitas buat orang-orang yang berkunjung di
ibu kota yang membutuhkan tempat tinggal sementara. Pembangunan Green Sedayu Apartment
tempatnya di provinsi DKI Jakarta. Kabupaten Jakarta Barat. Kecamatan Cengkareng.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetehui risiko kecelakaan kerja yang terjadi dalam
proyek konstruksi. Terutama pada pekerjaan pembekistingan, pembesian, dan pengecoran.
Penelitian ini menggunakan data kuisioner. Untuk mengukur risiko dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rumus R (peluang/kemungkinan yang terjadi) dikali P (dampak/tingkat risiko yang
terjadi) maka akan diketahui hasil I (tingkat bahaya yang terjadi) menurut AS/NZS 4360 2004.
Responden penelitian dari studi kasus proyek pembangunan Green Sedayu Apartment.

Didalam hasil penelitian ini pekerjaan pembekistingan, pembesian, dan pengecoran


memiliki tingkat risiko rata-rata yang masuk dalam tingkat risiko kategori level sedang. Karena
dalam ketiga pekerjaan ini memiliki nilai risiko hampir sama, dan nilai probabilitas terjadinya
kecelakaan dari pekerjaan pembekistingan, pembesian, dan pengecoran juga memliki nilai yang
sama dimana kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat rendah.

Kata kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Manajemen K3, dan Manajemen Risiko

1 Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir


2 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 Dosen Pembimbing 1
4 Dosen Pembimbing 2
PENDAHULUAN Tujuan Penelitian

Latar Belakang Dari rumusan masalah yang telah


disampaikan di atas didapatkan tujuan
Angka kecelakaan kerja di Indonesia penelitian adalah mengetahui penerapan
masih tinggi. Mengutip data Badan manajemen K3 pada pekerjaan dan risiko
Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) kecelakaan kerja pada proyek pembangunan
Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah Green Sedayu Apartment, terutama pada
terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 pekerjaan pembekistingan, pembesian, dan
kasus. Sementara itu, untuk kasus pengecoran.
kecelakaan berat yang mengakibatkan
kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari Batasan Masalah
total jumlah kecelakaan kerja. Dirjen
Pembimbing Pengawasan Ketenagakerjaan Batasan masalah dari penelitian ini
serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:
(PPK dan K3) Kementrian Ketenagakerjaan
(Kemnaker) mangatakan, jumlah kecelakaan 1. Penelitian ini hanya dilakukan di proyek
kerja dari tahun ke tahun mengalami tren pembangunan Green Sedayu Apartment.
peningkatan. Untuk total jumlah kecelakaan 2. Penelitian ini hanya membahas
kerja setiap tahunnya mengalami Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
peningkatan hingga 5%. Namun untuk pada pekerjaan pembekistingan,
kecelakaan kerja berat tren peningkatannya pembesian, dan pengecoran.
cukup lumayan besar yakin sekitar 5% - 3. Pada penelitian ini menggunakan
10% setiap tahunnya. pendekatan kualitatif berupa pengamatan
dan wawancara.
Pekerjaan konstruksi merupakan salah
satu pekerjaan yang mempunyai resiko Manfaat Penelitian
tinggi terutama pada tahap pelaksanaan
konstruksi. Hal terebut menyebabkan Manfaat dilakukan penelitian ini
industri konstruksi mempunyai catatan yang adalah sebagai berikut:
buruk dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Situasi dalam lokasi 1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang
proyek pembangunan Green Sedayu menyebabkan kecelakaan kerja pada
Apartment, mencerminkan karakter yang pekerjaan.
“keras” kegiatannya terlihat sangat 2. Untuk memberikan referensi kepada
kompleks dan “sulit” dilaksanakan sehingga kontraktor dan semua unsur yang terlibat
dibutuhkan stamina yang prima dari pekerja dalam pembangunan konstruksi. Agar
yang melaksanakannya. resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
Keaslian Penelitian
perlu dilakukan penelitian “Analisa Risiko
Kecelakaan Kerja Pada Pembangunan
Beberapa studi atau literatur dalam
Konstruksi. Studi Kasus : Pembangunan
menunjang penelitian ini adalah :
Gedung Green Sedayu Apartment.
1. Analisis Level K3 Proyek Konstruksi
Terhadap Risiko dan Manajemen oleh

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 1


Faisal Abdullatif (20130110307)
Ayuma Ersamayori Milen (2016) yang Peran Manajemen Untuk Keselamatan
melakukan penilitian di Proyek dan Kesehatan Kerja (K3)
Pembangunan Terminal II Bandara
Radin Inten II, Gedung Parkir Bandara Proyek konstruksi merupakan suatu
Radin Inten II dan Showroom Auto 2000 rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
Soekarno-Hatta. dilaksanakan dan umumnya berjangka
2. Tingkat Pelaksanaan Sistem Manajemen waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja tersebut, terdapat suatu proses yang
(SMK3) Pada Proyek Konstruksi oleh mengelola sumber daya proyek menjadi
Yanuar Kurniawan (2015) yang suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
melakukan penelitian di Kota Semarang. Proses tersebut melibatkan pihak-pihak yang
3. Analisis Penerapan Sistem Manajemen terkait, baik secara langsung maupun tidak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja langsung. ( Ervianto, 2002)
(SMK3) oleh Yeni Herlina (2016) yang
melakukan penelitin di PT Semen Manajemen proyek harus meiliki
Padang. manager proyek yang baik, karena mampu
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
hingga selesai suatu proyek.
TINJAUAN PUSTAKA
Penunjang Keamanan K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Undang-Undang sangat berfungsi
untuk mengatur, menganjurkan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menghukum, dan untuk mendeklarasikan.
merupakan penerapan suatu ilmu Maka dari itu UU sangat ideal di pakai
pengetahuan dalam upaya mencegah untuk program K3 dalam pembangunan
kecelakaan, kebakaran, peledakan, proyek konstruksi. Menimbang banyak
pecemaran, dan penyakit akibat pekerjaan kasus/pelanggaran yang sering terjadi dalam
yang dilaksanakan. Keselamatan dan proses pembangunan konstruksi.
Kesehatan Kerja (K3) membutuhkan 1. Uundang-Undang No 1 Tahun 1970
manajemen yang baik, karena dapat tentang Keselamatan Kerja.
mengatur suatu proses pekerjaan untuk 2. Undang-Undang No 23 Tahun 1992
mencapai tujuan yang di tentukan. Sehingga tentang Kesehatan.
hasil yang diperoleh dalam pekerjaan itu 3. Undang-Undang No 13 Tahun 2003
sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. tentang Ketenagakerjaan.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun
Filosofi Keselamatan dan Kesehatan 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Kerja merupakan pemikiran dan upaya Akibat Hubungan Kerja.
untuk menjamin kebutuhan dan 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
kesempurnaan. Filosofi tersebut adalah PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
sebagai berikut. (Kusmawan, 2014) Penunjukkan, Kewajiban dan
1. Tenaga kerja dan manusi pada Wewenang Ahli Keselamatan dan
umumnya, baik jasmani maupun rohani. Kesehatan Kerja.
2. Hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh
pengguna jasa adalah menyediakan
peralatan standar K3 di dalam proyek

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 2


Faisal Abdullatif (20130110307)
pembangunan tersebut. Guna melindungi Jenis pertanyaan dalam Checklist K3
semua tenaga kerja dalam proses pengerjaan bersifat terbuka dan tertutup, karena pada
proyek. Keperluan peralatan/perlengkapan pertanyaan terbuka responden hanya akan
antara lain seperti. (Ervianto, 2002) menjawab pertanyaan yang ada di kuisioner.
Sedangkan pertanyaan tertutup responden
1. Pakaian Kerja akan di wawancarai lebih bersifat pribadi.
2. Sepatu Kerja
3. Kacamata Kerja LANDASAN TEORI
4. Penutup Telinga
5. Sarung Tangan
6. Helm Teknik Analisa Risiko. (Ramli, 2010)
7. Masker
8. Jas Hujan Banyak teknik yang dapat digunakan
9. Sabuk Pengaman untuk analisa risiko baik teknik kualitatif,
10. Tangga semi kuantitatif maupun metoda kuantitatif.
11. P3K Ada beberapa pertimbangan dalam memilik
12. Tanda Dalam Proyek Konstruksi teknik analisa risiko yang tepat antara lain.
(Ramli, 2010)
Analisis Resiko a. Teknik Kualitatif
Menganalisis resiko yang terjadi Metoda kualitatif menggunakan
dalam proses pengerjaan proyek konstruksi matrik risiko yang menggambarkan tingkat
dapat dilakukan dengan cara survey karena dari kemungkinan dan keparahan suatu
metode ini sangat ideal untuk kejadian yang dinyatakan dalam bentuk
mengumpulkan informasi. rentang dari risiko paling rendah sampai
risiko tinggi.
Untuk menganalisis sebuah resiko kita
perlu mengetahui/mengidentifikasi maslaah b. Semi Kuantitatif
yang terjadi pada proyek pembangunan
konstruksi tersebut. Penelitian ini Metoda semi kuantitatif lebih baik
menggunakan survey dengan checklist dalam mengungkapkan tingkat risiko
keselamatan dan kesehatan kerja. dibandingkan teknik kualitatif. Dapat
menggambarkan tingkat risiko lebih konkrit
Checklist Keselamatan dan Kesehatan dibandingkan metoda kualitatif. Nilai risiko
Kerja digambarkan dalam angka numerik. Namun
nilai ini tidak bersifat absolut. Misalnya
Checklist keselamatan dan kesehatan risiko A berinisial 2 dan risiko B berinisial
kerja dilakukan dalam pembanguan proyek 4. Dalam hal ini, bukan berarti risiko B
guna mengetahui resiko yang terjadi jika secara absolut lebih dua kali lipat dari risiko
pekerjaan tersebut mengalami kecelakaan.
Metode ini dapat mendukung terciptanya c. Metoda Kuantitatif
keselamatan dan kesehatan kerja. Checklist
dilakukan dengan cara mewawancarai Analisa risiko kuantitatif
semua anggota yang terlibat dalam proyek menggunakan perhitungan probabilitas
konstruksi baik itu pengguna jasa dan para kejadian atau konsekuensinya dengan data
pekerja. probabilitas kejadian atau konsekuensinya
dengan data numerik dimana besarnya risiko

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 3


Faisal Abdullatif (20130110307)
tidak berupa peringkat seperti pada metoda Cara sederhana adalah dengan
semikuantitatif. Besarnya risiko lebih membuat matrik risiko seperti contoh diatas
dinyatakan dalam angka seperti 1, 2, 3, atau dimana peringkat kemungkinan dan
4 yang mana 2 mengandung arti risikonya keparahan diberi nilai antara 1-4. Dengan
dua kali lipat dari 1. Hasil perhitungan demikian, nilai risiko dapat diperoleh
secara kuantitatif akan memberikan dengan mengalikan antara kemungkinan dan
gambaran tentang risiko suatu kegiatan atau keparahannya yaitu antara 1-16. Dari matrik
bahaya. di atas dapat dibuat peringkat risiko
misalnya.
Pemilihan Teknik Analisa Risiko. Nilai 1 – 4 : Risiko Rendah
(Ramli, 2010) Nilai 5 – 11 : Risiko Sedang
Nilai 12 – 16 : Risiko Tinggi
Metoda kualitatif digunakan jika
potensi konsekuensi rendah, proses bersifat
Pada kuisioner untuk mengetahui
sederhana, ketidak pastian tinggi, biaya yang
penilaian risiko dinilai dari jawaban
tersedia untuk kajian terbatas dan
responden yang akan diberikan lima pilihan
fleksibilitas pengambilan keputusan
jawaban. Pertanyaan pada kuisioner berupa
mengenai risiko rendah dan data-data yang
potensi bahaya (kecelakaan) yang mungkin
tersedia terbatas atau lengkap.
terjadi pada pekerjaan pembekistingan,
pembesian, dan pengecoran. Responden
Teknik semi kuantitatif dapat
akan menjawab pertanyaan dengan
digunakan jika data-data yang tersedia lebih
memberikan nilai level risiko dari angka 1
lengkap, dan kondisi operasi atau proses
sampai 5 yang telah ditetapkan AS/NZS
lebih komplek. Metoda kuantitatif
4360.
digunakan jika potensi risiko yang dapat
terjadi sangat besar sehingga perlu kajian
Potensi Bahaya : Tertimpa Material
yang lebih rinci.
Risiko/Dampak : 1. Sangat Ringan
: 2. Ringan
Dari hasil tersebut selanjutnya
: 3. Sedang
dikembangkan matrik atau peringkat risiko
: 4. Berat
yang mengkombinasikan antara
: 5. Fatal
kemungkinan dan keparahannya. Sebagai
Peluang/Kemungkinan : 1. Sangat Jarang
contoh jika kemungkinan terjadinya suatu
: 2. Jarang
risiko sangat tinggi, serta akibat yang
: 3. Mungkin Terjadi
ditimbulkannya juga sangat parah, maka
: 4. Sering
risiko tersebut digolongkan sebagai risiko
: 5. Pasti Terjadi
tinggi.
Untuk mengukur risiko dalam
penelitian ini penenili menggunakan rumus
menurut AS/NZS 4360 (2004) :

R*P=I
Gambar 3.2 Risk Matrik Peringkat Risiko Ket :
Kombinasi Antara Kemungkinan dan Keparahan I = Tingkat Bahaya yang terjadi
R = Peluang/Kemungkinan yang
terjadi

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 4


Faisal Abdullatif (20130110307)
P = Dampak/Tingkat Risiko yang
terjadi

Manajemen dan K3
Untuk menjalankan program
keselamatan dan kesehatan kerja
membutuhkan manajemen yang baik.
Karena manajemen dapat mengatur semua
unsur pendukung program tersebut guna Gambar 4.1 Lokasi penelitian
mencapai tujuan yang diiginkan. Maka dari
itu sebuah proyek konstruksi membutuhkan
manajemen untuk mewujudkan hasil yang
direncanakan. Berbicara tentang manajemen
adalah sebuah cara untuk mengatur sebuah
proses pekerjaan dapat berjalan sesuai
rencana. Manajemen mempunyai sistem
yang bisa menghasilkan suatu pekerjaan
Gambar 4.2 Peta medan pekerjaan
mencapai titik keberhasilan 100%.
A. Pengumpulan Data
1. Kepemimpinan
2. Tanggung jawab Manajemen
Dalam pelaksanaan penelitian
Terhadap K3
dibutuhkan data-data yang mendukung
3. Manajemen Risiko K3
penelitian tersebut. Dilihat dari cara
4. Manajemen Rekayasa
pengumpulan data, teknik pengumpulan data
5. Manajemen Proyek
dibedakan menjadi 2, yaitu pengumpulan
data primer dan pengumpulan data sekunder.
METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data primer dilakukan dengan
cara mengamati langsung keadaan lokasi
Deskripsi Objek Penelitian penelitian, sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh dari sebuah instansi atau
dari narasumber.
Penelitian ini dilakukan di proyek
pembangunan Green Sedayu Apartment, B. Pengolahan Data
tepatnya di Provinsi DKI Jakarta. Kabupaten
Jakarta Barat. Kecamatan Cengkareng. Pada penelitian ini didapatkan data
Proyek pembangunan ini merupakan primer berupa data (pengamatan dan
pembangunan apartemen, mall dan hotel wawancara) dan data sekunder dari
sebagai sarana untuk memberikan pelayanan perusahan terkait. Pengolahan data
pada kebutuhan manusia. Gambar 4.1 dilakukan dengan menggunakan Microsoft
menunujukan peta lokasi penelitian. Gambar Excel.
4.2 menunjukkan medan pekerjaan yang
dilaksanakan. C. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini
dilakukan secara sistematis sehingga dapat
menjelaskan kronologis penelitian untuk

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 5


Faisal Abdullatif (20130110307)
mendapatkan kesimpulan yang akurat dan HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil yang baik.

Deskripsi Umum Proyek


MULAI Pembangunan Green Sedayu Apartement
Gambaran umum proyek yang
Identifikasi Masalah
menjadi tempat penelitian peneliti yaitu
proyek pembangunan Green Sedayu
Apartment yang dikelola oleh PT.
Perumusan Masalah
TOTALINDO EKA PERSADA.

Data umum proyek pembangunan


Pembatasan Masalah Green Sedayu Apartment adalah sebagai
berikut :

Nama Proyek : PEMBANGUNAN GREEN


Survei dan SEDAYU APARTMENT
Pengumpulan Data Owner : PT. TOTALINDO EKA
PERSADA
Lokasi Proyek : Provinsi DKI Jakarta.
Data Primer Data Sekunder Kabupaten Jakarta Barat.
Data Langsung/lap, yaitu: Data Langsung/lap, yaitu: Kecamatan Cengkareng. Jl.
 Checklist  Gambar Kerja
Taman Palem Lestari.
 Dokumentasi  Dokumentasi
Pekerjaan Pekerjaan Peran Departemen HSE Terhadap K3
Pada Pembangunan Green Sedayu
Apartement

Analisi dan Pembahasan Tanggung jawab Departement


Health Safety and The Environment (HSE)
terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dalam pelaksanaan pembangunan
Kesimpulan dan Saran
proyek Green Sedayu Apartment memiliki
pengaruh besar terhadap kinerja proyek
dilapangan, semakin tinggi departemen
SELESAI mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
terhadap K3 maka akan menghasilakan
Gambar 4.3 Bagan Alir Tahapan Penelitian produktivitas yang tinggi terhadap kinerja
proyek konstruksi. Di dalam pelaksanaan
proyek pembangunan Green Sedayu
Apartement, departemen Health Safety and
The Environment (HSE) terus mengontrol
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap semua unsur pekerjaan sehingga
proses pembangunan bisa berjalan sesuai
rencana kerja yang ditetapkan.
1. Tanggung Jawab Menejerial
Naskah Seminar Tugas Akhir Page 6
Faisal Abdullatif (20130110307)
2. Pengaruh Pekerja Terhadap 2. Pekerjaan Pembesian
Produktivitas
3. Penerapan Sistem K3 Dari Departmen Dalam pengamatan lapangan yang
dilakukan peneliti terhadap pekerjaan
Potensi Bahaya Terhadap Pekerjaan pembesian pada proyek pembanguna Green
Pembangunan Green Sedayu Apartment Sedayu Apartement terdapat beberapa item
pekerjaan seperti :
a. Pemotongan besi kolom, lantai,
1. Pekerjaan Pembekistingan dinding, balok
b. Perakitan tulangan besi kolom, balok,
Dalam pengamatan lapangan pada dinding
pembangunan Green Sedayu Apartment c. Pengangkutan besi rakitan (tulangan)
pekerjaan pembekestingan ada beragam menggunakan TC
pekerjaan namun peneliniti mebatasi d. Pemasangan besi dinding, kolom,
penelitian dengan meneliti tingkat risiko balok
kecelakaan pada pekerjaan pembekistingan e. Pemasangan besi lantai
seperti.
a. Pekerjaan perakitan bekisting untuk Dapat disimpulkan dari hasil
body kolom, balok, dinding dan lantai penelitian untuk pekerjaan pembesian pada
b. Pemasangan body bekisting kolom, proyek pembangunan Green Sedayu
dinding, balok, dan lantai Apartement nilai rata-rata tingkat risiko
c. Pembekistingan Scaffolding sebagai barikut.
d. Pembongkaran bekisting
e. Pembersihan area kolom bekisting Tabel 5.16 Rekapan Nilai Pekerjaan Pembesian

Dapat disimpulkan dari hasil Tingkat


penelitian untuk pekerjaan pembekistingan No Item Pekerjaan
Risiko
pada proyek pembangunan Green Sedayu Pemotongan besi kolom,
1. lantai, dinding, balok
9,3
Apartement nilai rata-rata tingkat risiko Perakitan tulangan besi
sebagai barikut. 2. kolom, balok, dinding
10,30555556
Pengangkutan besi rakitan
3. 8,204081633
Tabel 5.10 Rekapan Nilai Pekerjaan Pembekistingan (tulangan) menggunakan TC
Pemasangan besi dinding,
4. kolom, balok
8,652777778
Tingkat 5. Pemasangan besi lantai 8,933333333
No Item Pekerjaan
Risiko Nilai Rata - Rata 9,07914966
Merakit body bekisting kolom 1–4 Rendah
1.
dan dinding
10,10666667 Kategori Level
5 – 11 Sedang
Pengangkutan bekisting 12 – 6 Tinggi
2. menggunakan TC
6,444444444
Pemasangan bekiting kolom
3. 8,893333333
dan dinding
Pemasangan bekisting lantai 3. Pekerjaan Pengecoran
4. 9,024
dan balok
5. Scaffolding 8,2
6. Pembongkaran bekisting 9,84 Dalam pengamatan lapangan yang
7. Pembersihan area bekisting 10,432 dilakukan peneliti terhadap pekerjaan
Nilai Rata - Rata 8,991492063 pengecoran pada proyek pembanguna Green
Kategori Level 1–4 Rendah Sedayu Apartement terdapat beberapa item
5 – 11 Sedang pekerjaan seperti.
12 – 6 Tinggi

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 7


Faisal Abdullatif (20130110307)
a. Pekerjaan pemebersihan area sedang, walapun ketiga pekerjaan
pengecoran tersebut memiliki tingkat risiko bahaya
b. Penempatan truck mixer yang cukup tinggi, nilai rata – rata tingkat
c. Pekerjaan pengecoran menggunakan risiko pada item pekerjaan yang diamati
bucket dan pipa tremi yaitu sebagai berikut.
d. Pemadatan beton segar a. Pada pekerjaan pembekistingan nilai
rata – rata risiko kecelakaan kerja
Dapat disimpulkan dari hasil sebagai berikut 8,914 maka pekerjaan
penelitian untuk pekerjaan pembekistingan ini masuk dalam kategori risiko level
nilai rata-rata tingkat risiko sebagai barikut. sedang.
b. Pada pekerjaan pembesian nilai rata –
Tabel 5.21 Rekapan Nilai Pekerjaan Pengecoran rata risiko kecelakaan kerja sebagai
Tingkat berikut 9,0791 maka pekerjaan ini
No Item Pekerjaan
Risiko masuk dalam kategori risiko level
1. Pembersihan area pengecoran 8,48
sedang.
2. Penempatan truck mixer 11,592
Pekerjaan pengecoran c. Pada pekerjaan pengecoran nilai rata
3. menggunakan bucket & pipa 8,816 – rata risiko kecelakaan kerja sebagai
tremi berikut 9,494 maka pekerjaan ini
4. Pemadatan beton segar 9,088
masuk dalam kategori risiko level
Nilai Rata - Rata 9,494
1–4 Rendah
sedang.
Kategori Level
5 – 11 Sedang
12 – 6 Tinggi Saran
Berdasakan hasil penelitian pada
KESIMPULAN DAN SARAN
proyek pembangunan Green Sedayu
Apartmen ada beberapa saran sebagai
Kesimpulan
masukan yaitu sebagai berikut:
1. Perlu diberikan pembekalan
1. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kerja (K3) yang dijalankan Departement bagi para pekerja.
Health Safety and The Environment 2. Melakukan pengawasan yang lebih baik
(HSE) pada proyek pembangunan Green di setiap item pekerjaan dengan
Sedayu Apartmen cukup baik, sehingga menambahkan aparatur departmen safety
mampu meminimalisir kecelakaan kerja dengan berlatar belakang pendidikan K3.
pada proyek tersebut. Penerapan Sistem 3. Departemen harus memfasilitasi Alat
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Pelindung Diri (APD) kepada pekerja
Kerja (SMK3) yang baik pada proyek dan memonitoring pekerja pada setiap
pembangunan Green Sedayu Apartmen aktivitas pekerjaan.
dalam pekerjaan pembekistingan, 4. Pada penelitian selanjutnya disanrankan
pembesian, pengecoran dapat untuk melakukan kuisioner kepada
menghasilkan produktivitas yang tinggi responden dengan membacakan isi
terhadap perusahaan. kuisioner secara transparan dan
2. Berdasarkan hasil penelitian pada proyek pemilihan kalimat kuisioner yang lebih
pembangunan Green Sedayu Apartement tepat dan mudah dimengerti.
tingkat risiko yang terjadi pada pekerjaan
pembekistingan, pembesian, dan
pengecoran termasuk kedalam kategori

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 8


Faisal Abdullatif (20130110307)
DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan., 2006. Manajemen Proyek


dan Konstruksi. Kanisius. Yogyakarta
Ervianto, W.I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi.
C.V Andi Offset. Yogyakarta
Frederika, Ariany, dan Astana Yudha., 2010. Analisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Proyek Konstruksi. Bali : Konferensi
Nasional Teknik Sipil (KoNTekS 4)
Herlina, Yeni., 2016. Analisis Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3). Tesis Universitas Andalas.
Padang
Kaswan., 2015. Sikap Kerja Dari Teori dan
Implementasi sampai Bukti. Alfabeta.
Bandung
Kusmawan, W.S., 2016. Ergonomi dan K3. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung
Milen, Ayuma Ersamayori., 2016. Analisis Level
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Proyek Konstruksi Terhadap Risiko dan
Manajemen K3. Skripsi Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Ramli, Soehatman., 2010. Pedoman Praktis
Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3.
PT. Dian Rakyat. Jakarta
Rejeki, Sri., 2015. Sanitasi Hygiene dan K3.
Rekayasa Sains. Bandung
Ridley, John., 2003. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Erlangga. Jakarta
Salami, dkk, I.R.S., 2016. Kesehatan dan
Keselamatan Lingkungan Kerja. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
Suyanto., 2013. Analisis Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Dengan Metode Hazard And
Operability (HAZOP). Skripsi Universitas
Pembangunan Naional Veteran. Surabaya
Tarwaka., 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta
Team Informasi., 2017. Sepuluh Konsep K3. UPBJ
Pelaksana Penyebarluasan Informasi Hukum
dan K3. Jakarta
Yanuar, Kurniawan., 2015. Tingkat Pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek
Konstruksi. Skripsi Universitas Negeri
Semarang. Semarang

Naskah Seminar Tugas Akhir Page 9


Faisal Abdullatif (20130110307)

Anda mungkin juga menyukai