DISUSUN OLEH:
Anggit Sadewo 19051417070
DOSEN PENGAMPU:
Feriza Nadiar, S.T., M.T.
A. Latar Belakang
Virus baru COVID-19 memiliki penyebaran yang cepat dan luas, sehingga
seluruh dunia menerapkan kondisi pandemi global. Pandemi Covid-19 yang merebak
di seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang signifikan terhadap stabilitas
ekonomi, salah satunya sektor konstruksi. Sektor jasa konstruksi sebagai bagian dari
pelaku ekonomi, merasakan dampak yang sangat besar atas wabah covid-19. Elemen
pelaksanaan konstruksi seperti material, tukang, peralatan, transportasi,waktu dan
mobilitas terkait langsung dengan wabah covid-19, sehingga dapat menimbulkan
ketidakpastian dan terlambatnya waktu penyelesaian suatu proyek konstruksi.
Hal ini disebabkan material dan tukangnya diangkut dari kabupaten tetangga,
terganggu mobilitas transportasinya karena pemberlakuan kebijakan karantina wilayah
yang diberlakukan pimpinan di daerah tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah dalam
upaya pencegahan dampak COVID-19 tersebut telah menetapkan protokol Pencegahan
Penyebaran COVID-19 dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi bagi Pengguna dan
Penyedia Jasa, yang merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan
keselamatan konstruksi termasuk keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik,
dan keselamatan lingkungan pada setiap tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi [1].
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Apalagi di masa
pandemi tentu menambah penyakit baru terhadap pekerja dalam suatu pembangunan
konstruksi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena proses pembangunan belum
1
diimbangi dengan peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
bahaya dan risikonya terus meningkat [3].
B. Rumusan Masalah
1. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pekerja
proyek konstruksi ?2
2. Apakah manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat beperan di proyek
konstruksi 3?
3. Bagaimana penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di proyek
konstruksi ?41
4. Bagaimana pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja suatu pryek konstruksi?
56
5. Bagaimana kebijakan pemerintah terkait protokol pencegahan COVID-19 di proyek
konstruksi?
6. Bagaimana implementasi K3 selama pelaksanaan konstruksi berjalan di masa
pandemi COVID -19 era Normal Baru?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengaruh K3 terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi.
Faktor Keamanan
Faktor Kebakaran
Faktor Umum
5
f. Pelindung Tangan
g. Body harness
h. Masker
i. Rompi Traffic
j. Pelindung Dada
k. Jas Hujan
l. Air Respirator
m. Pelampung
4. Rambu-rambu dan Tanda K3
5. Inspeksi K3
6. Instruksi Keselamatan Kerja
7. Rencana Tanggap Darurat
8. Penghargaan dan Sanksi
9. Pemeliharaan Peralatan
Aspek K3 juga berkaitan dengan pengendalian kerugian [9], baik langsung dan
tidak langsung. Kerugian langsung misalnya cedera pada pekerja dan kerusakan pada
sarana produksi atau disebut non injury incident tau damage accident. Kerugian tak
langsung adalah kerugian yang tidak terlihat sehingga sering disebut kerugian
tersembunyi ( hidden loss ) misalnya, kerugian akibat terhentinya proses produksi,
penurunan produksi, klaim,dampak sosial, citra dan kepercayaan konsumen. Karena
itu, salah satu obyektif K3 adalah untuk mencegah dan mengendalikan kerugian atau
sering disebut loss control management.
6
kesehatan kerja baik telah diatur didalam undang-undang maupun peraturan dari
pemerintah. Mengendalikan risiko harus mengenal terlebih dahulu risiko-risiko yang
akan terjadi nantinya sehingga risiko yang akan terjadi akan dapat diminimalisir atau
bahkan hilang. Upaya pengendalian pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan
kerja adalah :
Satuan Tugas tersebut berjurmlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari
Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik/
Pengguna/ Penyebnggtrna, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendorl
7
Supplier.
Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/ anjuran penegahan COVID-I9, seperti mencuci tangan, memakai
masker, untuk disebarluaskan atiau dipasang di tempat-tempat strategis di
lapangan prcyek.
Satuan Tugas melarang seseorarg yang sakit dengan indikasi suhu > 38 derajat
Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor, pekerja
dan tamu proyek) datang ke lokasi proyek.
9
Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekeria,
dan karyawan bersama para Satuan Pengaman Proyek (Security Sfaff) dan
Petugas Keamanan setiap pagi, siang dan sore.
Hal yang perlu diperhatikan lebih adalah tingkat kepatuhan para pekerja pada
kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat, terlebih penggunaan masker. Salah satu
solusi agar pekerja dapat disiplin menggunakan masker adalah HSEO yang tegas
10
dan rajin memberi contoh dan mengingatkan. Selain usaha dari pihak kontraktor,
pihak owner juga dapat membantu merealisasikan K3 normal baru di proyek
konstruksi. Hal ini sangat berpengaruh terutama pada kebijakan yang
membutuhkan fasilitas tambahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 yang merebak di seluruh penjuru dunia memberikan
dampak yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi, salah satunya sektor
konstruksi. Sehingga keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan proyek kontruksi kinerja pekerja. Manajemen K3 sangat berperan
dalam pencegahan kecelakaan di proyek konstruksi. Peran tersebut mulai dari
perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja dalam upaya untuk mempertahankan keberlangsungan usaha dan
perlindungan pekerja atau buruh dalam rangka pencegahan penyebaran virus
Covid-19 serta penanggulangan Covid- 19 di lingkungan kerja.
Pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja proyek adalah dengan
cara mematuhi dan memenuhi semua aturan yang berlaku tentang keselamatan dan
kesehatan kerja baik telah diatur didalam undang-undang maupun peraturan dari
pemerintah. Implementasi Manajemen Keselamatan Konstruksi dalam penerapan
Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19 dalam Penyelenggaraan Manajemen
Keselamatan Konstruksi ini, dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tetap berjalan secara efektif dan efisien, serta tidak mengganggu
pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
B. Saran
11
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar
tertarik untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap informasi
baru yang bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih baik
untuk ke depannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13