1
2
1.1.5 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus Ada mekanisme untuk meninjau ulang
isi kebijakan secara berkala misal
lainnya ditinjau ulang secara berkala melalui rapat management review
untuk menjamin bahwa kebijakan meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat
tersebut sesuai dengan perubahan yang lainnya. Bila ada perubahan nama
perusahaan, manajemen,
terjadi dalam perusahaan dan dalam visi, dll. maka kebijakan juga harus
peraturan perundang-undangan. direvisi. Jadwal waktu tinjauan ulang
sebaiknya dicantumkan dalam
dokumen kebijakan.
1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk
Bertindak
1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang untuk Ada dokumen yang menjelaskan
tanggung jawab dan wewenang
mengambil tindakan dan melaporkan seseorang yang disahkan oleh
kepada semua pihak yang terkait dalam pengurus perusahaan, seperti dalam
perusahaan di bidang K3 telah hal ini penunjukan ahli K3 untuk
mengambil tindakan dan melapor
ditetapkan, diinformasikan dan mengenai K3, salah satu bentuk
didokumentasikan. dokumen yaitu Job
description/tanggung jawab K3 yang
tertuang dalam manual K3, dll.
Harus dipastikan personil yang terkait
mengetahui hal ini.
3
1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran-saran dari Dari dalam dapat berupa: laporan
auditor internal K3, laporan inspeksi
para ahli di bidang K3 yang berasal dari ahli K3, laporan studi banding/bench
dalam dan/atau luar perusahaan. marking, dll.
Dari luar dapat berupa: laporan kinerja
K3 dari konsultan indeenden,nota
pemeriksaan dari pegawai pengawas
Disnaker setempat.
1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam laporan Kinerja K3 misalnya: angka
kecelakaan (FR/SR), jumlah klaim
tahunan perusahaan atau laporan lain kecelakaan, prestasi/penghargaan K3,
yang setingkat. % pencapaian target, lost time,
injury dll
1.3 Tinjauan dan Evaluasi
1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan SMK3 Kegiatan tinjauan ulang ini dalm
bentuk rapat tinjauan ulang
meliputi kebijakan, perencanaan, manajemen yang agendanya sesuai
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dengan lampiran 1 PP No.50 Tahun
telah dilakukan, dicatat dan 2012. Rapat tinjauan manajemen ini
dihadiri oleh pimpinan perusahaan dan
didokumentasikan. top manajemen. Rapat tinjaua ulang
kebijakan SMK3, tidak dapat
disamakan dengan rapat bulanan
P2K3.
1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan dalam Lihat pada notulensi rapat tinjauam
manajemen bentuk tindakan perbaikan
perencanaan tindakan manajemen. atau corrective action yang akan
dilakukan apakah masuk
didalam program kerja tahun
berikutnya
1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang Peninjauan ulang pelaksanaan SMK3
secara berkala dilakukan setelah audit
pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk internal dan dilaporkan adanya temuan
menilai kesesuaian dan efektivitas ketidak sesuaian
SMK3. terhadap kriteria audit
2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan rencana Rencana atau program kegiatan untuk
mengendalikan risiko yang
sistem manajemen perusahaan. diidentifikasi yang tertuang dalam
dokumen berupa program/rencana K3
yang diharmonikan secara integral
dengan manajemen perusahaan dalam
programnya.
2.2 Manual SMK3
2.2.1 Manual SMK3 meliputi kebijakan, Dokumen berupa manual SMK3 atau
tujuan, rencana, prosedur K3, instruksi dokumen level-I yang mencakup
kerja, formulir, catatan dan tanggung kebijakan, tujuan, rencana kerja, dapat
jawab serta wewenang tanggung jawab dalam bentuk matrik. Korelasi
K3 untuk semua tingkatan dalam prosedur K3 serta job desc sesuai
perusahaan. struktur organisasi yang ada.
2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan Dokumen dalam bentuk manual
khusus/SOP/WI (misal manual untuk
dengan produk, proses, atau tempat kerja
pengelolaan bahan kimia, limbah,
tertentu. ergonomi, penanganan bahan peledak,
dll)
2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh Manual disimpan pada lokasi yang
semua personil dalam perusahaan sesuai mudah diakses oleh personil
perusahaan, untuk membuktikan nya
kebutuhan. dapat dilihat dari lembar
distribusi manual
2.3 Peraturan perundangan dan persyaratan lain
dibidang K3
2.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi Terdapat petunjuk dan informasi bagi
setiap tenaga kerja yang memerlukan
untuk mengidentifikasi, memperoleh,
berkaitan untuk memperoleh dan
memelihara dan memahami peraturan memahami peraturan, standar,
perundang-undangan, standar, pedoman pedoman teknis dan persayaratan yang
teknis, dan persyaratan lain yang relevan relevan dengan K3 untuk
dibidang K3 untuk seluruh tenaga kerja memudahkan bagi setiap tenaga kerja
guna menerapkan alam pekerjaannya.
di perusahaan.
10
2.3.2 Penanggung jawab untuk memelihara Terdapat personil yang ditunjuk dan
dan mendistribusikan informasi terbaru diberi tanggung jawab dalam
mengenai peraturan perundangan, memelihara dan mendistribusikan
standar, pedoman teknis, dan persyaratan setiap informasi K3 terbaru untuk
lain telah ditetapkan sampai kepada setiap tenaga kerja
yang memerlukannya.
2.3.3 Persyaratan pada peraturan perundang- Persayaratan K3 dan persyaratan lain
undangan, standar, pedoman teknis, dan yang relevan baik yang berasal dari
persyaratan lain yang relevan di bidang peraturan, standar, pedoman teknis
K3 dimasukkan pada prosedur-prosedur dll. dipastikan masuk dalam prosedur
dan petunjuk-petunjuk kerja. dan petujuk kerja.
2.3.4 Perubahan pada peraturan perundang- Persayaratan K3 dan persyaratan lain
yang relevan baik yang berasal dari
undangan, standar, pedoman teknis, dan
peraturan, standar, pedoman teknis dll.
persyaratan lain yang relevan di bidang digunakan untuk
K3 digunakan untuk peninjauan peninjauan terhadap prosedur dan
prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk petunjuk kerja.
kerja.
2.4 Informasi K3
2.4.1 Informasi yang dibutuhkan mengenai Bentuknya dapat berupa (tulisan, lisan,
tanda) papan pengumuman, foto-foto,
kegiatan K3 disebarluaskan secara
poster, label, verbal dalam rapat,
sistematis kepada seluruh tenaga kerja, briefing/apel, e’mail, dll. Tata caranya
tamu, kontraktor, pelanggan, dan dapat dilihat dari prosedur
pemasok. komunikasi. Ada bagian/personil yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab
3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai Lihat pada
rekaman
implikasi terhadap K3 diidentifikasikan, didokumentasikan, hasil
ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum modifikasi/p
pelaksanaan. erancangan
berupa
catatan atau
notulensi
review
perancangan,
cheklist
kesesuaian
dengan
aspek K3,
tindakan
koreksi bila
ada
perubahan,
tanda tangan
pengesahan
rancangan
oleh petugas
sesuai 3.1.3
3.2 Peninjauan Kontrak
15
3.2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan Ada petugas
yang
kontrak oleh petugas yang berkompeten. ditunjuk
bertanggung
jawab dan
memiliki
kualifikasi
sesuai
peraturan
perundangan
. Persyaratan
personil
yang
melakukan
kegiatan tsb
tercakup dan
diatur dalam
prosedur tsb.
(minimal
telah
mendapat
pelatihan
ahli k3 dan
manajemen
risiko yang
berpengalam
an di
bidangnya)
17
3.2.3 Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat Bila 3.2.1
sudah ada
memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan. dan
diterapkan
maka kriteria
tsb tentunya
otomatis
akan
dipenuhi dan
akan terlihat
apakah
persyaratan
K3 dari
pelanggan
telah
terpenuhi.
Rekamanan
dalam isi
kontrak tsb
telah
memuat
aspek K3 di
dalamnya
secara jelas
sesuai
dengan
spesifikasi
pekerjaannya
, seperti
penyediaan
perlengkapa
n APD,
tanggung
jawab dan
tanggung
gugat
terhadap
kecelakaan,
asuransi
kecelakaan,
dll.
Penijauan
ulang
kontrak tsb
dilakukan
18
4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat Perusahaan
harus
yang ditentukan. memastikan
bahwa
dokumen K3
yang sedang
beredar
adalah
dokumen
terbaru/revisi
terakhir. Bila
disimpan
maka diberi
tanda
misalkan
“absolute”
atau
“superceded
” untuk
dokumen
usang yang
masih
disimpan.
Sekurang-
kurangnya
disimpan 2
revisi
sebelumnya.
22
4.2.2 Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan terjadinya perubahan Pada
dokumen
dan tertera dalam dokumen atau lampirannya dan
yang telah
menginformasikan kepada pihak terkait. berubah
biasanya
dilampirkan
keterangan/a
lasan
perubahan
yang
dilakukan,
taggal
perubahan/m
odifikasi dan
siapa yang
menyetujui
prubahan
tsb. atau
daftar
riwayat
perubahan,
biasanya
terletak di
depan atau
di belakang
dokumen
tsb. (dalam
revision
record)
24
5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau Kriteria ini
merupakan
jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan
aplikasi dari
peraturan perundang-undangan dan standar K3. kriteria 5.1.1
dimana
perusahaan
dapat
menunjukan
contoh
catatan
puschase
order yang
memasukkan
item K3 saat
pembelianny
a secara
jelas.
27
5.1.3 Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten pada saat Kegiatan
keputusan pembelian, dilakukan untuk menetapkan persyaratan K3 konsultasi
yang dicantumkan dalam spesifikasi pembelian dan diinformasikan ini dapat
kepada tenaga kerja yang menggunakannya. disebutkan
dalam isi
prosedur
5.1.1 dan
ditunjukkan
bukti berupa
rekaman
konsultasi
seperti
notulensi
meeting/inp
ut dari pihak
pengguna/us
er kepada
pembeli dan
atau
pengesahan
dalam
purchasing
order
28
5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan Jenis
kebutuhan
terhadap prosedur kerja harus dipertimbangkan sebelum pembelian
pelatihan,
dan penggunaannya. APD, dll
dapat
disebutkan
dalam
prosedur
pembelian
dan dapat
dibuktikan
berupa
catatan
purchasing
order yang
telah
lengkap item
K3 nya.
Dokumen
peninjauan
ulang dapat
dalam
bentuk
pengesahan
dalam
purchasing
order atau
hasil
peninjauan
produk atau
jasa yang
baru
sebelum
pembelian,
misalnya
penilaian
dalam
pembelian
APD dll.
29
5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan Dilakukan
pemeriksaan
spesifikasi pembelian. terhadap
barang dan
jasa
kesesuaianny
a
dengan
sesifiksi
pembelaian
yang telah
ditetapkan
dalam 5.1.1
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan
30
5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan Barang dan
jasa yang
terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya
dipasok
dan catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur. pelanggan
maksudnya
adalah
barang/jasa
yang
digunakan/di
proses di
tempat kerja
untuk
kemudian
setelah
selesei
dikembalika
n lagi
kepada
pelanggan.
Bukti
penerapan
kegiatan ini
bisa
dicantumkan
dalam
prosedur
tersendiri
atau melalui
rekaman
kegiatan
menajemen
risiko
seperti yang
dilakukan
pada 2.1.1
5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat Semua
diidentifikasi di seluruh tahapan produksi dan instalasi, jika tingkatan
terdapat potensi masalah K3. produk
mulai dari
kebutuhan
paling
mendasar
sampai
dengan item
tertentu
yang
mampu
memuaskan
kebutuhan
manusia,
mulai dari
proses
persiapan,
produksi
sampai
selesai serta
pengemasan
(jika di
pabrik
5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penelusuran Prosedur yang
produk yang telah terjual, jika terdapat potensi masalah K3 di telah terjual
telah aman dan
dalam penggunaannya. memenuhi
persyaratan k3
6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang terdokumentasi untuk Terdapat
mengendalikan risiko yang teridentifikasi dan dibuat atas dasar dokumen
masukan dari personil yang kompeten serta tenaga kerja yang tertulis
terkait dan disahkan oleh orang yang berwenang di perusahaan. prosedur
kerja/instruk
si kerja (WI)
di tempat
kerja. Untuk
ijin kerja
misalnya
hot work
permit,
confined
space
permit,
pekerjaan di
ketinggi an
(WAH),
pekerjaan
penggalian/k
edalaman,
pekerjaan
dengan
radiasi, dll,
tergantung
dari proses
yang ada di
tempat kerja
35
6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi. Bila ada
pengembang
an dan atau
perubahanter
haap
prosedur
kerja/
instruksi
kerja maka
harus
mengacu
kepada
ketentuan
peraturan
perundangan
, standar atau
ketentuan
lainnya yang
terkait.
Biasanya
pada
prosedur
kerja/instruk
si kerja
dapat
diketemukan
pada kolom
referensi,
dimana
dalam
referensi tsb
dicantumkan
section
standar/perat
uran yang
dijadikan
acuan.
37
6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan Pada
prosedur
secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi layak pakai. kerja/instruk
si kerja
dapat dilihat
siapa
personil
yang
membuat,
personil
yang
mereview
dan yang
menyetujui
pada
halaman
terdepan,
serta
masukan
dapat dilihat
dari
notulensi
rapat yang
membahas
perubahan
prosedurinstr
uksi kerja
tsb. (jika
dimasukkan
dalam rapat
pembahasan
tim).
Prasyarat
pemenuhan
kompetensi
petugas
dapat dilihat
dalam
prosedur
pengendalia
n dokumen
yang
38
6.1.7 Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan Kesesuaian
APD dengan
layak pakai sesuai dengan standar dan/atau peraturan perundang- standar/perat
undangan yang berlaku. uran
perundangan
yang berlaku
dapat dilihat
pada
spesifikasi
teknisnya
yang berasal
dari pihak
supplier
yang
tercantum
dalam
informasi
brosur
maupun
sertifikat uji
kelayakan
dari pihak
yang
berwenang
yang
terlampir
(setifikasi
produk).
Uji
kelayakan
dapat
mengacu
kepada
beberapa
standar yang
berlaku
secara
universal
misal SNI,
BS, ISO, dll.
39
6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan Ada kegiatan
pengawasan
dilaksanakan dengan aman dan mengikuti prosedur dan petunjuk terhadap
kerja yang telah ditentukan. pelaksanaan
pekerjaan di
tempat kerja.
biasanya
menjadi
tanggung
jawab
supervisor
atau yang
setingkat.
Lihat pada
uraian
tanggung
jawabnya.
Bukti
dokumen
dapat
berupa
catatan/log
book
inspeksi
harian
6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan Lihat kembali
pada uraian
tingkat risiko tugas. tanggung
jawab pada
6.2.1 atau
adanya
kegiatan
pemantauan
bagi aryawan
baru atau
program on
the job
training
41
6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta dalam identifikasi bahaya dan Idem dengan
6.2.1 lihat
membuat upaya pengendalian. pada job desc
nya. Bukti
penerapan
berupa
laporan
inspeksi/lap
oran sumber
bahaya atau
lainnya
42
6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai dengan Fasilitas
dalam hal ini
standar dan pedoman teknis.
yaitu kamar
mandi,
wastafel,
shower,
loker/ruanga
n ganti,
mushola,
ruang
makan,
kantin,
sarana olah
raga,
poliklinik,
alat bantu
kerja seperti
tangga,
lantai ruang,
transportasi,
dll.
Layanan
yaitu
penyediaan
air minum
bersih,
layanan
makan,
layanan
kesehatan,
dll
46
6.5.2 Semua catatan yang memuat data secara rinci dari kegiatan Perusahaan
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang menyimpan
dilakukan atas sarana dan peralatan produksi harus disimpan catatan-
dan dipelihara. catatan
pemeliharaan
yang
dilakukan,
berbentuk
daftar riwayat
ppemeriksaan
alat baik
dalam bentuk
soft copy atau
hard copy
49
6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih Perusahaan
memiliki
berlaku sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-
sertifikat
undangan dan standar. (ijin/pengesah
an pemakaian)
sarana
produksi yang
masih berlaku.
Beberapa
sarana
produksi tsb
antara lain
bejana
tekanan
(Permenaker
No.Per.01/ME
N/ 1982),
pesawat
angkat dan
angkut
(Permenaker
No.Per.05/ME
N/ 1985), lift
(Permenaker
No.Per.03/ME
N/1999),
pesawat uap
(UU dan
Peraturan Uap
1930). Untuk
tepatnya
mengacu pada
lembar obyek
pengawasan
dan terdapat
jadwal
monitoring
penjadwalan
terhadap
peralatan
perusahaan
yang masuk
dalam obyek
pengawasan
50
6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin keselamatan dan Mengacu pada
prosedur
kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat permintaan
sarana dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan/
pemeliharaan, perbaikan dan perubahan. perbaikan
untuk
menjamin
sarana yang
diperbaiki
sudah aman
untuk
digunakan
kembali. Bukti
rekaannya
adalah work
order form
yang telah
ditanda
tangani oleh
user setelah
proses
perbaikan
selesei dan
bentuk
pencabutan
LOTO dari
personil yang
berwenang.
(persetujuan
siap
operasi/ serah
terima)
6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa sarana
dan peralatan produksi telah aman digunakan setelah proses
pemeliharaan, perawatan, perbaikan atau perubahan.
6.6 Pelayanan
54
6.6.2 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan Jika sebagai
pelanggan
pelayanan tunduk pada standar dan peraturan perundang-
(6.6.2) maka
undangan K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin dapat dilihat
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan. pada elemen 5
(pada prosedur
pembelian)
dimana sudah
didetailkan
spesifikasi K3
ini dalam
pembelian
barang dan
jasa.
Spesifikasi ini
dapat berupa
surat
penujukan
PJK3 dari
Kemenakertra
ns RI. Pada
6.6.2
perusahaan
diminta
memiliki
prosedur
seleksi dan
evaluasi
subkontraktor
dimana
aspek K3
menjadi
prasyarat di
dalamnya.
Bukti
rekaman
dapat dilihat
dari rekaman
kegiatan
seleksi dan
evaluasi.
56
6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di luar tempat Perusahaan
telah
kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
mengidentifik
didokumentasikan dan diinformasikan agar diketahui oleh asi keadaan
seluruh orang yang ada di tempat kerja. darurat yang
mungkin
terjadi (fire,
spill, ledakan,
banjir, huru-
hara, dll). Hal
ini dibuktikan
dengan
adanya
dokumen
tertulis berupa
prosedur
keadaan
darurat
perusahaan.
Lihat potensi
keadaan
darurat di
dalam
prosedur
keadaan
darurat dan
bandingkan
dengan
kondisi yang
ada mengacu
pada catatan
manajemen
risiko
57
6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan Prosedur tsb
harus
hasil identifikasi dan diuji serta ditinjau secara rutin oleh petugas
dilakukan
yang berkompeten dan berwenang. simulasi (ada
rekaman uji
coba) untuk
mengatahui
sesuai atau
efektif
diterapkan.
Jadwal
simulasi
paling tidak
dilakukan 1x
dalam setahun
atau mengacu
pada
frekwensi
pelaksanaan
dalam
prosedur
keadaan
darurat itu
sendiri.
Prosedur
keadaan
darurat
dievaluasi/diti
njau ulang
oleh petugas
yang
kompeten
(dapat oleh
personil dari
bagian K3
atau pihak
luar, misal
kerja sama
dengan Dinas
Kebakaran
setempat jika
berkaitan
dengan
masalah
58
6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan, Lihat pada
catatan-
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan
catatan
peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang inspeksi,
relevan. pengujian dan
sertifikat hasil
pengujian dan
laporan
maintenance-
nya beserta
penjadwalann
ya (rekaman
kegiatan hasil
pemeriksaan
dan pengujian
lengkap
dengan
jadwalnya),
seperti
pemeriksaan
dan pengujian
peralatan
hydrant,
sprinkle, fire
ditector, fire
alarm, APAR,
emergency
lamp,
emergency
shower,
breathing
apparatus, dll.
62
6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan Posisi alat
darurat
alat keadaan darurat telah sesuai dengan peraturan perundang-
(APAR,
undangan atau standar dan dinilai oleh petugas yang berkompeten hydrant, kotak
dan berwenang. P3K, dll) jelas
dilihat, tidak
terhalang dan
bertanda yang
mudah
dipahami oleh
tenaga kerja,
termasuk
ketepatan
dalam
spesifikasi alat
keadaan
darurat yang
disediakan
berdasarkan
potensi
bahayanya.
Peralatan
keadaan
darurat sesuai
dengan
standar/peratu
ran
perundangan
yang berlaku
dan diperiksa,
diuji, dinilai
oleh petugas
yang
kompeten
dibidangnya
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
63
6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa Ada kegiatan
pengecekan
sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-undangan,
terhadap
standar dan pedoman teknis. kondisi isi dari
kotak P3K,
biasanya
berupa
cheklist
tentang
kelengkapan
obat, jumlah
pemakaian,
penggantian,
dll. Ada
kegiatan
pengecekan
terhadap
kondisi isi dari
kotak P3K,
biasanya
berupa
cheklist
tentang
kelengkapan
obat, jumlah
pemakaian,
penggantian,
dll.
64
6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan Ada petugas
P3K yang
perundangan-undangan.
ditunjuk
pimpinan
perusahaan.
Petugas tsb
dapat dari
lingkungan
pekerja atau
personil medis
di klinik.
Pelatihan P3K
bagi petugas
yang ditunjuk
sesuai dengan
Per.Menaker
No.Per.03/ME
N/1982
tentang
Pelayanan
Kesehatan
Tenaga Kerja
jo. Per.
Menakertrans
No.
Per.15/MEN/
VIII/2008
tantang P3K
di Tempat
Kerja.
6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat
7. Standar Pemantauan
7.1 Pemeriksaan Bahaya
65
7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja Ada jadwal
reguler
dilaksanakan secara teratur.
kegiatan
inspeksi.
Dapat dilihat
pada tabel
jadwal atau
proseur
inspeksi atau
dari hasil
laporan
inspeksi yang
telah
dilakukan
beberapa
waktu
sebelumnya.
Inspeksi cara
kerja dapat
mengacu
kepada job
analysis dan
inspeksi
tempat kerja
dapat
mengacu
kepada
housekeeping
66
7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk Dokumen
berupa cheklist
digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi. inspeksi tempat
kerja sesuai
dengan kondisi
tempat
kerjanya.
7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan Lihat
perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan tembusan/cc
kebutuhan. laporan
inspeksi
dengan
mengacu pada
prosedur
inspeksi
7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab
untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi.
68
7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang 1.Pemeliharaa
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar n Alat
perusahaan. 2. pengecekan
alat.
-petugas
-orang yang
berkompeten
-orang yang
memiliki
wewenang
-orang yang
berada
didalam
maupun diluar
perusahaan
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja
74
7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada 1.kegiatan
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi sesuai pematauan
dengan peraturan perundang-undangan. kesehatan
tenaga kerja.
-pengecekan
darah(untuk
melihat
kontaminasi
bahan kimia)
-rontgen untuk
penyakit
saluran
pernapasan
-DLL
2. dokumentasi
-foto
-daftar hadir
-jadwal
pelaksanaan
7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan identifikasi Pemeriksaan
keadaan dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu kesehatan
dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu dilakukan
pemeriksaan ini. oleh dokter
perusahaan
75
8.3.4 Penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan perbaikan atas Lihat pada
dokumen
laporan pemeriksaan dan pengkajian telah ditetapkan.
laporan
kecelakaan
siapa
penanggung
jawab tindakan
perbaikan
tersebut.
Apakah ybs
sudah diberi
informasi
mengenai
tanggung
jawab tsb.
8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada tenaga kerja yang Verifikasi
dilakukan
bekerja di tempat terjadinya kecelakaan.
dengan
melihat proses
saat
penyelidikan
dilakukan,
apakah
melibatkan
tenaga kerja
saat
mengumpulka
n informasi
atau saat
mendiskusika
n tindakan
perbaikan
yang akan
dilakukan?
Cross chek
dengan
pekerja yang
terkait atau
sertakan tanda
tangan
pekerja.
79
8.4.1 Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan Ada prosedur
penyampaian
kesehatan yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundang-
masalah-
undangan yang berlaku. masalah K3 di
tempat kerja.
maslah ini
dapat berupa
hal-hal seperti:
lingkungan
kerja yang
kurang aman,
cara kerja,
kesehatan
dalam bekerja
atau keluhan-
keluhan
lainnya.
9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
9.1 Penanganan Secara Manual dan Mekanis
80
9.1.1 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan Prosedur yang
dimaksud
menilai risiko yang berhubungan dengan penanganan secara
yaitu prosedur
manual dan mekanis. manajemen
risiko seperti
pada 2.1.1 dan
6.1.1 tetapi
kriteria ini
lebih fokus
pada kegiatan
penangan
bahan secara
manual dan
mekanis.
Bukti
penerapannya
lihat hasil
laporan risk
assesment
pada kegiatan
tsb.
9.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilaksanakan oleh Verifikasi
petugas yang berkompeten dan berwenang. petugas yang
melakukan
risk
assessment
81
9.2.1 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan Semua
dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan kriteria ini
perundang-undangan. dapat
ditunjukan
dengan suatu
prsedur dan
penerapannya
mengenai
penanganan
bahan agar
teratur dan
rapi dalam
penyimpanan
(housekeepin
g).
9.2.2 Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian Prosedur tsb
mencakup
bahan yang dapat rusak atau kadaluarsa. penanganan
terhadap sifat
bahan,
khususnya
kedaluwarsa
bahan (seperti
pengaturan
pengeluaran
dan
pencatatan
masa kode
bahan),
penempatan
bahan sesuai
dengan sifat
bahan,
bahan dalam
konsisi siap
pakai.
83
9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan dibuang dengan Bila tidak
dipakai akan
cara yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. dibuang dengan
cara yang aman
(seperti untuk
pembuangan
limbah oli
dipersyaratkan
kepenampung
yang
mempunyai
ijin dan
limbah cair ke
PPLI), dll.
9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)
9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (Material Safety Data Lembar data
ini dikenal
Sheets) meliputi keterangan mengenai keselamatan bahan
dengan MSDS
sebagaimana diatur pada peraturan perundang-undangan dan (material
dengan mudah dapat diperoleh. safety data
sheet).
Seharusnya di
tempat kerja
mempunyai/m
enyimpan
MSDS ini,
dan dapat
didapatkan
dari pihak
suplier bahan
kimia
(dipersyarat
kan pada
elemen 5
dalam
pembelian
bahan).
Rekaman
MSDS ini
harus dapat
ditemukan
baik di tempat
yang
menyiman
maupun yang
menggunakan
bahan. MSDS
sebaiknya
bersifat
komunikatif,
artinya
dimengerti
oleh yang
membaca
(misalnya
dalam bahasa
Indonesia).
85
9.3.3 Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label Ada pelebelan
pada wadah
secara jelas pada bahan kimia berbahaya. bahan kimia,
yang penting
lebel ini
maksudnya
diketahui oleh
para
user/pengguna
bahan kimia.
Bukti
penerapan di
lapangan yaitu
semua wadah
bahan kimia
mempunyai
lebel yang
berisi nama
zat, sifat
bahaya/rambu
bahaya dan
tindakan
bila keadaan
darurat.
9.3.4 Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan persyaratan Rambu
peringatan ini
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang relevan. menjelaskan
bahaya dari
bahan kimia
yang ada di
tempat kerja,
misalnya
rambu sifat
bahan tsb
seperti
flammable,
explosive,
poison, dll.
86
9.3.5 Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan Sama dengan
penjelasan
berwenang. 9.3.1 dan lebih
ditekankan
pada cara
penyimpanan
agar
disesuaikan
dengan sifat
rekatif bahan,
misalnya
bahan yang
oksidator tidak
ditempatkan
berdakatan
dengan yang
flammable,
dll. Dan juga
bahan yang
dipindahkan
harus dengan
cara yang
aman, seperti
loading-
unloading
bensin dimana
harus
dilengkapi
dengan sistim
grounding,
dilengkapi
dengan APAR
yang sesuai,
tanda
dilarang
nerokok, dll.
10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data
10.1 Catatan K3
87
10.2.2 Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan di dalam Laporan rutin
K3 misalnya
tempat kerja.
laporan yang
berhubungan
dengan kinerja
K3 (FR, SR,
LTI/LTA, ZA,
dll) termasuk
di dalamnya
monitoring
terhadap
program K3
11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen, Petugas atau
auditor
berkompeten dan berwenang.
internal
SMK3 harus
kompeten
yakni telah
diberikan
pelatihan
mengenai isi
SMK3 dan
standar audit
SMK3 (lihat
pada catatan
pelatihan/
sertifikat
auditor SMK3
dan
penunjukan
sebagai
auditor
internal yang
ada). Petugas
yang
kompeten juga
dapat dilahat
dari contoh
hasil laporan
audit internal
yang telah
dilakukan
selama ini.
Indepeden
yakni tidak
mengaudit di
bagian/unitny
a sediri.
95
11.1.3 Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus Tiap laporan
dan petugas lain yang berkepentingan dan dipantau untuk hasil
menjamin dilakukannya tindakan perbaikan. audit terdapat
daftar
distribusi
penerimaan
dokumen
laporan tsb
12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan Lihat kembali
pada matriks
kebutuhan untuk pengendalian potensi bahaya.
pelatihan K3
dengan
disesuaikan
job
qualification-
nya.
Perhatikan
untuk
pelatihan
khusus yang
dipersyaratkan
oleh peraturan
perundangan
seperti
operator
forklift,
crane, ketel
uap, regu
kebakaran,
sekretrais
P2K3, dll
97
12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang Kriteria ini
terkait dengan
berkompeten dan berwenang sesuai peraturan perundang-
pihak ketiga
undangan. yang
digunakan
jasanya untuk
mengadakan
pelatihan. Ha
ini diatur
dalam
Per.Menaker
No.Per.04/ME
N/1995
tentang
Perusahaan
Jasa K3.
Penerapan
kesesuaian ini
dapat dilihat
dari kontrak
pembelian
jasa.
12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk Perusahaan
menyediakan
pelaksanaan pelatihan yang efektif. fasiitas
pelatihan dan
sumber daya
untuk
kegiatan
pelatihan
(khususnya
bila pelatihan
bersifat
internal).
98
12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk Setiap tenaga
kerja baru
tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat
mendapatkan
melaksanakan tugasnya secara aman. pelatihan
bagaimana
bekerja
dengan aman
termasuk
pengenalan
mengenai K3,
begitu pula
dengan tenaga
kerja yang
dipindahkan
ke bagian
yang baru.
Lihat pada
prosedur
pelatihan dan
catatan
pelatihan
12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat Perubahan
kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses. sarana
produksi atau
proses dapat
menimbulkan
bahaya baru,
maka tenaga
kerja harus
diinformasika
n mengenai
bahaya tsb.
102