Anda di halaman 1dari 104

TAFSIR TERHADAP KRITERIA AUDIT SMK3

1. Pembangunan Dan Pemeliharaan Komitmen


TAFSIR
1.1 Kebijakan K3
1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang tertulis,  Kebijakan tertulis
bertanggal, ditandatangani oleh  Tertanggal
pengusaha atau pengurus, secara jelas  Tanda tangan pengusaha (pimpinan)
menyatakan tujuan dan sasaran K3 serta  Visi, misi, tujuan, sasaran
komitmen terhadap peningkatan K3.  Komitmen peningkatan
1.1.2 Kebijakan disusun oleh pengusaha
dan/atau pengurus setelah melalui proses Bukti Konsultasi :
konsultasi dengan wakil tenaga kerja.  Lembar konsultasi
 Rapat konsultasi :
 Absen
 Foto
 Dokumen konsultasi
 Dll.
Wakil Tenaga Kerja :
 SK sebagai pengurus SP
 Dokumen yang menunjuk ybs
mewakili pekerja.

1.1.3 Perusahaan mengkomunikasikan Bentuk komunikasi kebijakan ini


dapat melalui: penempelan poster,
kebijakan K3 kepada seluruh tenaga pembacaan saat briefing pagi, kartu
kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pengenal visitor, lampiran dalam
pemasok dengan tata cara yang tepat. kontrak, materi briefing bagi tamu,
papan pengumuman di pintu
masuk, pelatihan pengenalan
(induction training) dll.
1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk masalah Kebijakan K3 khusus dibuat sesuai
kondisi tingkat resiko perusahaan atau
K3 yang bersifat khusus. terkait dengan lintas departemen (tidak
wajib harus ada), contoh kebijakan
mengenai penggunaan bahan peledak,
radiasi, alcohol &
drug, dll

1
2

1.1.5 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus Ada mekanisme untuk meninjau ulang
isi kebijakan secara berkala misal
lainnya ditinjau ulang secara berkala melalui rapat management review
untuk menjamin bahwa kebijakan meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat
tersebut sesuai dengan perubahan yang lainnya. Bila ada perubahan nama
perusahaan, manajemen,
terjadi dalam perusahaan dan dalam visi, dll. maka kebijakan juga harus
peraturan perundang-undangan. direvisi. Jadwal waktu tinjauan ulang
sebaiknya dicantumkan dalam
dokumen kebijakan.
1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk
Bertindak

1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang untuk Ada dokumen yang menjelaskan
tanggung jawab dan wewenang
mengambil tindakan dan melaporkan seseorang yang disahkan oleh
kepada semua pihak yang terkait dalam pengurus perusahaan, seperti dalam
perusahaan di bidang K3 telah hal ini penunjukan ahli K3 untuk
mengambil tindakan dan melapor
ditetapkan, diinformasikan dan mengenai K3, salah satu bentuk
didokumentasikan. dokumen yaitu Job
description/tanggung jawab K3 yang
tertuang dalam manual K3, dll.
Harus dipastikan personil yang terkait
mengetahui hal ini.
3

1.2.2 Penunjukan penanggung jawab K3 harus Ada beberapa penanggung jawab K3


yang sesuai dengan peraturan
sesuai peraturan perundang-undangan.
perundangan yaitu:
 Sekretaris P2K3/Ahli K3–
Permenaker No.Per.04/MEN/187
 Dokter pemeriksa kesehatan
tenaga kerja-Permenaker -
No.Per.01/MEN/ 1976
 Paramedis-Permenaker No.Per.01/
MEN/1979
 Auditor Internal SMK3 - Permenaker
No. Per.18/MEN/XI/2008
 Operator Ketel Uap – Permenaker
No. Per.01/MEN/1988
 Operator Pesawat Angkat Angkut
-Permenaker No.Per.09/MEN/VII/
2010
 Petugas P3K- Permenakertrans
No.Per.15/MEN/VII/2008
 Petugas kebakaran-Permenaker
No.Per.186/MEN/1999
 Ahli K3 Kimia & Petugas K3 Kimia-
Permenaker No.Per.187/MEN/1999
Kualifikasi Juru Las-Permenaker
No.Per.02/MEN/18982
1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu Dapat dilihat dalam job description
nya, bukti keterlibatan misalnya dalam
perusahaan bertanggung jawab atas
penilaian kinerja K3 unit, keterlibatan
kinerja K3 pada unit kerjanya. dalam inspeksi K3, keterlibatan dalam
rapat K3 dan memantau pencapaian
kinerja unit
dibidang K3.
1.2.4 Pengusaha atau pengurus bertanggung Dapat dilihat dalam Visi, Misi dan
Program K3 yang ditetapkan oleh
jawab secara penuh untuk menjamin pengusaha atau pengurus perusahaan
pelaksanaan SMK3. serta dukungan SDM dan anggaran
1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab untuk Dapat dilihat dari sertifikat pelatihan,
dokumentasi latihan darurat, absensi
penanganan keadaan darurat telah latihan.Penetapan petugas dapat
ditetapkan dan mendapatkan pelatihan. diketahui dari tanda pengenal
misalnya topi/helm khusus, bage,
warna baju, dll.
4

1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran-saran dari Dari dalam dapat berupa: laporan
auditor internal K3, laporan inspeksi
para ahli di bidang K3 yang berasal dari ahli K3, laporan studi banding/bench
dalam dan/atau luar perusahaan. marking, dll.
Dari luar dapat berupa: laporan kinerja
K3 dari konsultan indeenden,nota
pemeriksaan dari pegawai pengawas
Disnaker setempat.
1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam laporan Kinerja K3 misalnya: angka
kecelakaan (FR/SR), jumlah klaim
tahunan perusahaan atau laporan lain kecelakaan, prestasi/penghargaan K3,
yang setingkat. % pencapaian target, lost time,
injury dll
1.3 Tinjauan dan Evaluasi

1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan SMK3 Kegiatan tinjauan ulang ini dalm
bentuk rapat tinjauan ulang
meliputi kebijakan, perencanaan, manajemen yang agendanya sesuai
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dengan lampiran 1 PP No.50 Tahun
telah dilakukan, dicatat dan 2012. Rapat tinjauan manajemen ini
dihadiri oleh pimpinan perusahaan dan
didokumentasikan. top manajemen. Rapat tinjaua ulang
kebijakan SMK3, tidak dapat
disamakan dengan rapat bulanan
P2K3.
1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan dalam Lihat pada notulensi rapat tinjauam
manajemen bentuk tindakan perbaikan
perencanaan tindakan manajemen. atau corrective action yang akan
dilakukan apakah masuk
didalam program kerja tahun
berikutnya
1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang Peninjauan ulang pelaksanaan SMK3
secara berkala dilakukan setelah audit
pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk internal dan dilaporkan adanya temuan
menilai kesesuaian dan efektivitas ketidak sesuaian
SMK3. terhadap kriteria audit

1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan Tenaga Kerja


5

1.4.1 Keterlibatan dan penjadwalan konsultasi Ada dokumentasi tentang kegiatan


konsultasi antara tenaga kerja (bukan
tenaga kerja dengan wakil perusahaan wakil tenaga kerja) dan wakil
didokumentasikan dan disebarluaskan ke perusahaan, contohnya bisa dalam
seluruh tenaga kerja. forum serikat pekerja yang salah satu
agendanya mengenai K3 atau forum
P2K3 antara tenaga kerja dengan
wakil pengurus
perusahaan/manajemen yang duduk
dalam kepengurusan P2K3.
Dokumentasi dapat dalam bentuk
notulensi kegiatan, jadwal atau time
table kegiatan. Wakil perusahaan
adalah personil yang ditunjuk oleh
manajemen perusahaan (MR).
1.4.2 Terdapat prosedur yang memudahkan Prosedur tersebut dapat berupa
pedoman atau tata cara atau tahapan
konsultasi mengenai perubahan- penyampaian masalah/ issue K3 dapat
perubahan yang mempunyai implikasi berupa formulir isian yang mudah dan
terhadap K3. sederhana (simple) untuk melaporkan
akibat perubahan di tempat kerja
perusahaan seperti cara kerja, alat dan
bahan yang dirasa pekerja
membahayakan dirinya
1.4.3 Perusahaan telah membentuk P2K3 Buktinya dapat berupa dokumen surat
penunjukan/pengesahan P2K3 dari
Sesuai dengan peraturan perundang- Disnaker setempat.
undangan.
1.4.4 Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak Lihat pada dokumen 1.4.3 siapa yang
menjabat sebagai ketua P2K3.
atau pengurus. Seharusnya pengurus atau pimpinan
puncak perusahaan, yang dimaksud
pengurus disini sesuai dengan
Pemenaker No.Per.04/
MEN/1987 pasal 3 ayat (1)
1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 sesuai
dengan Permanaker
dengan peraturan perundang-undangan.
No.Per.04/MEN/1987 pasal 3 ayat
(2)dan lihat pada surat penunjukan
ahli K3 dan sertifikat pelatihan (ahli
K3 umum).
6

1.4.6 P2K3 menitikberatkan kegiatan pada Lihat pada program-program K3 yang


direncanakan atau sedang
pengembangan kebijakan dan prosedur dilaksanakan oleh P2K3 selama ini,
mengendalikan risiko. apakah ada program mengenai
pengembangan ataupeninjauan
kebijakan dan
perbaikan/pengembangan prosedur
terkait dengan pengendalian risiko
terkait temuan dari hasil penilaian
risiko (notulen rapat) sesuai dengan
tugas dan fungsi P2K3 yang tecantum
dalam Permenaker
No.Per.04/MEN/1987
1.4.7 Susunan pengurus P2K3 Dapat dilihat dari mekanisme
pemberitahuan/ pengumuman
didokumentasikan dan diinformasikan
berkaitan dengan informasi K3 dan
kepada tenaga kerja. jumlah tenaga kerja yang mengetahui
kepengurusan P2K3
1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan secara Pertemuan P2K3 minimal dilakukan 1
kali dalam sebulan ata sesuai ketentuan
teratur dan hasilnya disebarluaskan di dalam prosedur mengenai P2K3.
tempat kerja. Perhatikan notulen rapat P2K3 yang
selama ini sudah berjalan
1.4.9 P2K3 melaporkan kegiatannya secara Sesuai Permanaker No.: Per.
04/MEN/1987 tiap 3 bulan sekali
teratur sesuai dengan peraturan kegiatan P2K3 harus dilaporkan ke
perundang-undangan. Disnaker setempat minimal
menggunakan format pelaporan yang
disediakan sesuai dengan peraturan
(distribusi pelaporan & rekaman hasil
action plan)
7

1.4.10 Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan Pembentukan kelompok kerja K3


disesuaikan dengan kondisi di dalam
dipilih dari wakil-wakil tenaga kerja yang perusahaan terkait dengan efektifitas
ditunjuk sebagai penanggung jawab K3 penerapan SMK3 itu sendiri,
di tempat kerjanya dan kepadanya khususnya dalam hal pembentukan tim
tanggap darurat di setiap
diberikan pelatihan sesuai dengan unitkerja/departemen dan bila
peraturan perundang-undangan. penerapan SMK3 di lokasi terpisah
misalnya kegiatan konstruksi.
Pelatihan yang diberikan kepada
anggota kelompok kerja K3 terkait
dengan kegiatan kelompok masing-
masing, misalnya regu kebakaran,
resque, P3K, cofined space/gas free
sertificate, safety patrole, dll
1.4.11 Susunan kelompok-kelompok kerja yang Pembentukan tersebut harus diikuti
dengan pengecekan kepada
telah terbentuk didokumentasikan dan pekerja dengan wawancara apakah
diinformasikan kepada tenaga kerja. mereka mengetahui mengenai
struktur kelompok

2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3


2.1 Rencana strategi K3

2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk Terdapat rencana atau program


kegiatan untuk mengendalikan risiko
identifikasi potensi bahaya, penilaian, yang diidentifikasi. Bentuk dokumen
dan pengendalian risiko K3. dapat berupa program/rencana K3 atau
manajemen program. Untuk
penerapannya dapat dilihat dari
pemantauan/monitoring program kerja
yang berkaitan dengan pengendalian
risiko tsb.
8

2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, penilaian, Ada petugas/personil/tim yang


melakukan manajemen risiko di
dan pengendalian risiko K3 sebagai tempat kerja. Kompetensi dilihat dari
rencana strategi K3 dilakukan oleh trainingnya (sertifikat pelatihan baik
petugas yang berkompeten. internal/eksternal) dan pengalamanan
kerjanya dan dilihat dari
hasil kerjanya yaitu dokumen risk
mangement yang ada sesuai dengan
tata cara yang telah ditetapkan melalui
prosedur atau acuan terkait.
2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang-kurangya Terdapat rencana atau program
kegiatan untuk mengendalikan risiko
berdasarkan tinjauan awal, identifikasi yang diidentifikasi dan perhatikan
potensi bahaya, penilaian, pengendalian detail rencana tsb. apakah berkaitan
risiko, dan peraturan perundang- dengan dokumen tinjauan awal,
identifikasi bahaya yang dilakukan,
undangan serta informasi K3 lain baik pengendalian risiko berdasarkan
dari dalam maupun luar perusahaan. penilaian yang telah dilakukan sesuai
peraturan serta informasi K3 baik
dari dalam maupun dari luar
perusahaan.
2.1.4 Rencana strategi K3 yang telah Dilihat pada detail dari rencana/
ditetapkan digunakan untuk program K3 yang mencakup
mengendalikan risiko K3 dengan tujuan/sasaran, siapa pelaksananya,
menetapkan tujuan dan sasaran yang jangka waktu pelaksanaan, sumber
dapat diukur dan menjadi prioritas serta daya (termasuk fasilitas) serta
menyediakan sumber daya. prioritasnya (dilihat dari hasil
penilaian manajemen risiko)
2.1.5 Rencana kerja dan rencana khusus yang Sebenarnya item ini sama dengan
2.1.2 . Rencana khusus ini lebih
berkaitan dengan produk, proses, proyek
dikaitkan dengan hasil
atau tempat kerja tertentu telah dibuat modifikasi/perancangan.
dengan menetapkan tujuan dan sasaran Contoh manajemen program yang
yang dapat diukur, menetapkan waktu berkaitan dengan hasil pengendalian
risiko dimana ruang lingkupnya
pencapaian dan menyediakan sumber terpisah dari program kerja yang telah
daya. tersusun. Biasanya bersifat proyek
dengan perencanaan jangka panjang
9

2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan rencana Rencana atau program kegiatan untuk
mengendalikan risiko yang
sistem manajemen perusahaan. diidentifikasi yang tertuang dalam
dokumen berupa program/rencana K3
yang diharmonikan secara integral
dengan manajemen perusahaan dalam
programnya.
2.2 Manual SMK3

2.2.1 Manual SMK3 meliputi kebijakan, Dokumen berupa manual SMK3 atau
tujuan, rencana, prosedur K3, instruksi dokumen level-I yang mencakup
kerja, formulir, catatan dan tanggung kebijakan, tujuan, rencana kerja, dapat
jawab serta wewenang tanggung jawab dalam bentuk matrik. Korelasi
K3 untuk semua tingkatan dalam prosedur K3 serta job desc sesuai
perusahaan. struktur organisasi yang ada.
2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan Dokumen dalam bentuk manual
khusus/SOP/WI (misal manual untuk
dengan produk, proses, atau tempat kerja
pengelolaan bahan kimia, limbah,
tertentu. ergonomi, penanganan bahan peledak,
dll)
2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh Manual disimpan pada lokasi yang
semua personil dalam perusahaan sesuai mudah diakses oleh personil
perusahaan, untuk membuktikan nya
kebutuhan. dapat dilihat dari lembar
distribusi manual
2.3 Peraturan perundangan dan persyaratan lain
dibidang K3
2.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi Terdapat petunjuk dan informasi bagi
setiap tenaga kerja yang memerlukan
untuk mengidentifikasi, memperoleh,
berkaitan untuk memperoleh dan
memelihara dan memahami peraturan memahami peraturan, standar,
perundang-undangan, standar, pedoman pedoman teknis dan persayaratan yang
teknis, dan persyaratan lain yang relevan relevan dengan K3 untuk
dibidang K3 untuk seluruh tenaga kerja memudahkan bagi setiap tenaga kerja
guna menerapkan alam pekerjaannya.
di perusahaan.
10

2.3.2 Penanggung jawab untuk memelihara Terdapat personil yang ditunjuk dan
dan mendistribusikan informasi terbaru diberi tanggung jawab dalam
mengenai peraturan perundangan, memelihara dan mendistribusikan
standar, pedoman teknis, dan persyaratan setiap informasi K3 terbaru untuk
lain telah ditetapkan sampai kepada setiap tenaga kerja
yang memerlukannya.
2.3.3 Persyaratan pada peraturan perundang- Persayaratan K3 dan persyaratan lain
undangan, standar, pedoman teknis, dan yang relevan baik yang berasal dari
persyaratan lain yang relevan di bidang peraturan, standar, pedoman teknis
K3 dimasukkan pada prosedur-prosedur dll. dipastikan masuk dalam prosedur
dan petunjuk-petunjuk kerja. dan petujuk kerja.
2.3.4 Perubahan pada peraturan perundang- Persayaratan K3 dan persyaratan lain
yang relevan baik yang berasal dari
undangan, standar, pedoman teknis, dan
peraturan, standar, pedoman teknis dll.
persyaratan lain yang relevan di bidang digunakan untuk
K3 digunakan untuk peninjauan peninjauan terhadap prosedur dan
prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk petunjuk kerja.
kerja.

2.4 Informasi K3
2.4.1 Informasi yang dibutuhkan mengenai Bentuknya dapat berupa (tulisan, lisan,
tanda) papan pengumuman, foto-foto,
kegiatan K3 disebarluaskan secara
poster, label, verbal dalam rapat,
sistematis kepada seluruh tenaga kerja, briefing/apel, e’mail, dll. Tata caranya
tamu, kontraktor, pelanggan, dan dapat dilihat dari prosedur
pemasok. komunikasi. Ada bagian/personil yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab

3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak


3.1 Pengendalian Perancangan
11

3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi Terdapat


dokumentasi
potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko yang dilakukan tertulis
pada tahap perancangan dan modifikasi. berupa
prosedur
perancangan
ulang yang
didalamnya
terdapat
identifikasi
bahaya dan
penilaian
risiko
(manjemen
risiko). Lihat
detail isi
prosedurnya,
bagaimana
tahapan
Manjemen
risiko tsb
dimasukan
pada tahap
perancangan
12

3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian Saat


mesin dan peralatan, instalasi, pesawat atau proses serta informasi perancangan
lainnya yang berkaitan dengan K3 telah dikembangkan selama dilakukan
perancangan dan/atau modifikasi. juga telah
dibuat
instruksi
kerja/prosed
ur khusus
untuk
produk/sara
na/proses
yang
dirancang
atau
dimodifikasi
berdasarkan
rekomendasi
dari
pengendalia
n risiko
yang telah
ditetapkan
13

3.1.3 Petugas yang berkompeten melakukan verifikasi bahwa Ada personil


yang
perancangan dan/atau modifikasi memenuhi persyaratan K3 yang ditunjuk
ditetapkan sebelum penggunaan hasil rancangan. untuk
melakukan
verifikasi
aspek K3
telah
dipenuhi
dalam
perancangan
(lihat dalam
tahap
prosedur
perancangan
prasyarat
personal
yang
melakukan
perancangan
).
Personal ini
dapat dari
internal
(misal ahli
K3) atau
eksternal
(misal
petugas
pengawas
K3, dari
konsultan
atau
perusahaan
jasa K3 yang
ditunjuk/dia
kreditasi
pemerintah).
14

3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai Lihat pada
rekaman
implikasi terhadap K3 diidentifikasikan, didokumentasikan, hasil
ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum modifikasi/p
pelaksanaan. erancangan
berupa
catatan atau
notulensi
review
perancangan,
cheklist
kesesuaian
dengan
aspek K3,
tindakan
koreksi bila
ada
perubahan,
tanda tangan
pengesahan
rancangan
oleh petugas
sesuai 3.1.3
3.2 Peninjauan Kontrak
15

3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi Terdapat


prosedur
bahaya dan menilai risiko K3 bagi tenaga kerja, lingkungan, dan
tertulis yang
masyarakat, dimana prosedur tersebut digunakan pada saat mencakup
memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak. proses
identifikasi
potensi
bahaya dan
penilaian
risiko
dilkukan
pada
kegiatan
memasok
barang dan
jasa dalam
suatu
kontrak.
Bentuk
rekaman
dapat berupa
hasil
manajemen
risiko pada
aktifitas
pemasokan
barang dan
jasa serta
muatan
tentang
kegiatan tsb.
tercakup
dalam
kontrak.
Pemeriksaan
prosedur
dengan
melalui
formulir
cheklist
yang
disediakan
16

3.2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan Ada petugas
yang
kontrak oleh petugas yang berkompeten. ditunjuk
bertanggung
jawab dan
memiliki
kualifikasi
sesuai
peraturan
perundangan
. Persyaratan
personil
yang
melakukan
kegiatan tsb
tercakup dan
diatur dalam
prosedur tsb.
(minimal
telah
mendapat
pelatihan
ahli k3 dan
manajemen
risiko yang
berpengalam
an di
bidangnya)
17

3.2.3 Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat Bila 3.2.1
sudah ada
memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan. dan
diterapkan
maka kriteria
tsb tentunya
otomatis
akan
dipenuhi dan
akan terlihat
apakah
persyaratan
K3 dari
pelanggan
telah
terpenuhi.
Rekamanan
dalam isi
kontrak tsb
telah
memuat
aspek K3 di
dalamnya
secara jelas
sesuai
dengan
spesifikasi
pekerjaannya
, seperti
penyediaan
perlengkapa
n APD,
tanggung
jawab dan
tanggung
gugat
terhadap
kecelakaan,
asuransi
kecelakaan,
dll.
Penijauan
ulang
kontrak tsb
dilakukan
18

3.2.4 Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan didokumentasikan. Dokumentasi


catatan
tinjauan
ulang
kontrak
berupa
cheklist
pemenuhan
persyaratan
K3 dalam
suatu
kontrak dan
catatan
perubahanny
a oleh
petugas
yang
berwenang
4. Pengendalian Dokumen
4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen
19

4.1.1 Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, wewenang, tanggal Disini dapat


dilihat dari
pengeluaran dan tanggal modifikasi. acuan
prosedur
pengendalia
n dokumen
yang telah
ditetapkan,
dimana
status
dokumen
dapat berupa
tata cara
penomoran
(kodefikasi
dokumen),
wewenang
dapat berupa
siapa
personil
yang dapat
menyetujui
dokumen,
terdapat
tanggal
pengeluaran
dan
modifikasi
dokumen
bila terjadi
perubahan
20

4.1.2 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam


dokumen
tercantum
kepemilikan
dokumen tsb
dengan
mengacu
pada daftar
distribusi
penerima
dokumen
(holder list)
Dokumen
edisi terbaru
di unit kerja
disimpan
pada lokasi
tertentu
(yang telah
ditentukan)
dan mudah
untuk
diakses
21

4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat Perusahaan
harus
yang ditentukan. memastikan
bahwa
dokumen K3
yang sedang
beredar
adalah
dokumen
terbaru/revisi
terakhir. Bila
disimpan
maka diberi
tanda
misalkan
“absolute”
atau
“superceded
” untuk
dokumen
usang yang
masih
disimpan.
Sekurang-
kurangnya
disimpan 2
revisi
sebelumnya.
22

4.1.4 Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya Perusahaan


harus
sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu memastikan
diberi tanda khusus. bahwa
dokumen K3
yang sedang
beredar
adalah
dokumen
terbaru/revisi
terakhir. Bila
disimpan
maka diberi
tanda
misalkan
“absolute”
atau
“superceded
” untuk
dokumen
usang yang
masih
disimpan.
Sekurang-
kurangnya
disimpan 2
revisi
Sebelumnya
4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen

4.2.1 Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui perubahan terhadap Terdapat


prosedur
dokumen K3. pengendalian
dokumen
yang
mencakup
tahapan
proses
pembuatan
dan
persetujuan
perubahan
dokumen
23

4.2.2 Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan terjadinya perubahan Pada
dokumen
dan tertera dalam dokumen atau lampirannya dan
yang telah
menginformasikan kepada pihak terkait. berubah
biasanya
dilampirkan
keterangan/a
lasan
perubahan
yang
dilakukan,
taggal
perubahan/m
odifikasi dan
siapa yang
menyetujui
prubahan
tsb. atau
daftar
riwayat
perubahan,
biasanya
terletak di
depan atau
di belakang
dokumen
tsb. (dalam
revision
record)
24

4.2.3 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh Terdapat


prosedur
dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut,
pengendalia
dalam upaya mencegah penggunaan dokumen yang usang. n dokumen
dimana di
dalamnya
mempersyar
atkan
pembuatan
masterlist
dokumen
atau suatu
daftar yang
berisi semua
judul
dokumen K3
yang
digunakan
termasuk
statusnya
(misalkan
revisi
terakhir
beserta
tanggal
revisinya)
5. Pembelian dan Pengendalian Produk
5.1 Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa
25

5.1.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin Adanya


prosedur
bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang relevan dengan
tertulis
K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli. mengenai
prosedur
pembelian
barang atau
jasa dimana
ada
spesifikasi
K3 dan
informasi
lain yang
terkait
dicantumkan
dalam salah
satu clausul
prosedur tsb.
secara jelas,
misalkan
adanya
MSDS
untuk
pembelian
bahan kimia,
informasi
yang relevan
untuk
pembelian
APD dll.
26

5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau Kriteria ini
merupakan
jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan
aplikasi dari
peraturan perundang-undangan dan standar K3. kriteria 5.1.1
dimana
perusahaan
dapat
menunjukan
contoh
catatan
puschase
order yang
memasukkan
item K3 saat
pembelianny
a secara
jelas.
27

5.1.3 Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten pada saat Kegiatan
keputusan pembelian, dilakukan untuk menetapkan persyaratan K3 konsultasi
yang dicantumkan dalam spesifikasi pembelian dan diinformasikan ini dapat
kepada tenaga kerja yang menggunakannya. disebutkan
dalam isi
prosedur
5.1.1 dan
ditunjukkan
bukti berupa
rekaman
konsultasi
seperti
notulensi
meeting/inp
ut dari pihak
pengguna/us
er kepada
pembeli dan
atau
pengesahan
dalam
purchasing
order
28

5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan perubahan Jenis
kebutuhan
terhadap prosedur kerja harus dipertimbangkan sebelum pembelian
pelatihan,
dan penggunaannya. APD, dll
dapat
disebutkan
dalam
prosedur
pembelian
dan dapat
dibuktikan
berupa
catatan
purchasing
order yang
telah
lengkap item
K3 nya.
Dokumen
peninjauan
ulang dapat
dalam
bentuk
pengesahan
dalam
purchasing
order atau
hasil
peninjauan
produk atau
jasa yang
baru
sebelum
pembelian,
misalnya
penilaian
dalam
pembelian
APD dll.
29

5.1.5 Persyaratan K3 dievaluasi dan menjadi pertimbangan dalam seleksi Dilakukan


evaluasi
pembelian.
terhadap
persyaratan
pembelian
yang
digunakan
sebagai
pertimbanga
n dalam
seleksi
pembelian
yang
mungkin
disebabkan
adanya
perubahan/p
ersyaratan
K3 baru
berkaitan
dengan
barang yang
dibeli.
5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah Dibeli

5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan Dilakukan
pemeriksaan
spesifikasi pembelian. terhadap
barang dan
jasa
kesesuaianny
a
dengan
sesifiksi
pembelaian
yang telah
ditetapkan
dalam 5.1.1
5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan
30

5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan Barang dan
jasa yang
terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya
dipasok
dan catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur. pelanggan
maksudnya
adalah
barang/jasa
yang
digunakan/di
proses di
tempat kerja
untuk
kemudian
setelah
selesei
dikembalika
n lagi
kepada
pelanggan.
Bukti
penerapan
kegiatan ini
bisa
dicantumkan
dalam
prosedur
tersendiri
atau melalui
rekaman
kegiatan
menajemen
risiko
seperti yang
dilakukan
pada 2.1.1

5.4 Kemampuan Telusur Produk


31

5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat Semua
diidentifikasi di seluruh tahapan produksi dan instalasi, jika tingkatan
terdapat potensi masalah K3. produk
mulai dari
kebutuhan
paling
mendasar
sampai
dengan item
tertentu
yang
mampu
memuaskan
kebutuhan
manusia,
mulai dari
proses
persiapan,
produksi
sampai
selesai serta
pengemasan
(jika di
pabrik
5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penelusuran Prosedur yang
produk yang telah terjual, jika terdapat potensi masalah K3 di telah terjual
telah aman dan
dalam penggunaannya. memenuhi
persyaratan k3

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3


6.1 Sistem Kerja
32

6.1.1 Petugas yang kompeten telah mengidentifikasi bahaya, menilai Perusahaan


telah menunjuk
dan mengendalikan risiko yang timbul dari suatu proses kerja.
personil untuk
melakukan
manajemen
risiko. Bukti
penerapannya
dapat dilihat
dari catatan
manajemen
risiko
untuk setiap
tahapan proses
kerja.
Kompetensi
petugas ini
dapat
dilihat dari
sertifikat atau
catatan
pelatihan
manajemen
risiko,
wewenangnya,
pengalaa serta
catatan
manajemen
risiko sesuai
dengan tata
cara
perhitungan
yang telah
ditetapkan.
33

6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan, maka upaya Pengendalian


risiko dapat
tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian.
dilihat dari
manajemen
risiko yang
telah
dibuat/diusulka
n, apakah
pengendalian
risiko yang
diambil telah
mengikuti
tahapan
pengendalian
seperti
eliminasi,
substitusi,
rekayasa
teknik
(termasuk
isolasi),
administrasi
control dan
APD. Tidak
selalu
administrasi
kontrol dan
APD
34

6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang terdokumentasi untuk Terdapat
mengendalikan risiko yang teridentifikasi dan dibuat atas dasar dokumen
masukan dari personil yang kompeten serta tenaga kerja yang tertulis
terkait dan disahkan oleh orang yang berwenang di perusahaan. prosedur
kerja/instruk
si kerja (WI)
di tempat
kerja. Untuk
ijin kerja
misalnya
hot work
permit,
confined
space
permit,
pekerjaan di
ketinggi an
(WAH),
pekerjaan
penggalian/k
edalaman,
pekerjaan
dengan
radiasi, dll,
tergantung
dari proses
yang ada di
tempat kerja
35

6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, standar serta Terdapat


prosedur
pedoman teknis yang relevan diperhatikan pada saat
atau
mengembangkan atau melakukan modifikasi atau petunjuk kerja. instruksi
kerja (WI)
secara
tertulis yang
sudah
mempertimb
angkan
faktor K3
seperti
berdasarkan
job safety
analysis.
Terutama
prosedur
kerja/WI
yang
dipersyaratk
an dalam
pengendalian
risiko
sebagai
pengendalian
administrasi
kontrol harus
dapat
ditunjukkan.
36

6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi. Bila ada
pengembang
an dan atau
perubahanter
haap
prosedur
kerja/
instruksi
kerja maka
harus
mengacu
kepada
ketentuan
peraturan
perundangan
, standar atau
ketentuan
lainnya yang
terkait.
Biasanya
pada
prosedur
kerja/instruk
si kerja
dapat
diketemukan
pada kolom
referensi,
dimana
dalam
referensi tsb
dicantumkan
section
standar/perat
uran yang
dijadikan
acuan.
37

6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan Pada
prosedur
secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi layak pakai. kerja/instruk
si kerja
dapat dilihat
siapa
personil
yang
membuat,
personil
yang
mereview
dan yang
menyetujui
pada
halaman
terdepan,
serta
masukan
dapat dilihat
dari
notulensi
rapat yang
membahas
perubahan
prosedurinstr
uksi kerja
tsb. (jika
dimasukkan
dalam rapat
pembahasan
tim).
Prasyarat
pemenuhan
kompetensi
petugas
dapat dilihat
dalam
prosedur
pengendalia
n dokumen
yang
38

6.1.7 Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan Kesesuaian
APD dengan
layak pakai sesuai dengan standar dan/atau peraturan perundang- standar/perat
undangan yang berlaku. uran
perundangan
yang berlaku
dapat dilihat
pada
spesifikasi
teknisnya
yang berasal
dari pihak
supplier
yang
tercantum
dalam
informasi
brosur
maupun
sertifikat uji
kelayakan
dari pihak
yang
berwenang
yang
terlampir
(setifikasi
produk).
Uji
kelayakan
dapat
mengacu
kepada
beberapa
standar yang
berlaku
secara
universal
misal SNI,
BS, ISO, dll.
39

6.1.8 Upaya pengendalian risiko dievaluasi secara berkala apabila Terkait


dengan 6.1.1
terjadi ketidaksesuaian atau perubahan pada proses kerja.
dimana
pengendalia
n risiko yang
teah
dilaksanakan
ditinjau
kembali
apabila
terjadi
perubahan
pada proses
kerja yang
ada.
6.2 Pengawasan
40

6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan Ada kegiatan
pengawasan
dilaksanakan dengan aman dan mengikuti prosedur dan petunjuk terhadap
kerja yang telah ditentukan. pelaksanaan
pekerjaan di
tempat kerja.
biasanya
menjadi
tanggung
jawab
supervisor
atau yang
setingkat.
Lihat pada
uraian
tanggung
jawabnya.
Bukti
dokumen
dapat
berupa
catatan/log
book
inspeksi
harian
6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan dan Lihat kembali
pada uraian
tingkat risiko tugas. tanggung
jawab pada
6.2.1 atau
adanya
kegiatan
pemantauan
bagi aryawan
baru atau
program on
the job
training
41

6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta dalam identifikasi bahaya dan Idem dengan
6.2.1 lihat
membuat upaya pengendalian. pada job desc
nya. Bukti
penerapan
berupa
laporan
inspeksi/lap
oran sumber
bahaya atau
lainnya
42

6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan dalam melakukan penyelidikan Pengawas


terlibat
dan pembuatan laporan terhadap terjadinya kecelakaan dan dalam
penyakit akibat kerja serta wajib menyerahkan laporan dan saran- kegiatan
saran kepada pengusaha atau pengurus. pelaporan
dan
penyelidikan
kecelakaan
dan penyakit
akibat kerja.
Lihat pada
prosedur
pelaporan &
penyelidikan
kecelakaan
kerja
(eleman 8)
dan item
pada 6.2.1
(uraian job
desc). Lihat
juga pada
dokumen
pelaporan
dan hasil
penyelidikan
kecelakan
yang perna
terjadi.
43

6.2.5 Pengawas/penyelia ikut serta dalam proses konsultasi. proses


konsultasi
dapat berupa
keterlibatan
pengawas
dalam
membahas
K3 dalam
area
pengawasan
nya
6.3 Seleksi dan Penempatan Personil

6.3.1 Persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan kesehatan Perusahaan


diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan menempatkan menetapkan
tenaga kerja. syarat
kesehatan
dalam
penerimaan
karyawan
6.3.2 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan kemampuan dan untuk setiap
keterampilan serta kewenangan yang dimiliki. jabatan
pekerjaan
yang
mencakup
pelatihan
dan
pendidikan
serta
pengalaman
pekerjaan
6.4 Area Terbatas
44

6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan penilaian risiko lingkungan adanya


dokumen atau
kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
daftar daerah-
pembatasan izin masuk. daerah di
tempat kerja
yang
memerlukan
izin masuk.

6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/tempat dengan pembatasan pada daerah-


izin masuk. daerah
tersebut
dilakukan
pengendalia
n yang dapat
berupa izin
tertulis,
rambu-
rambu dan
lain-lain
45

6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai dengan Fasilitas
dalam hal ini
standar dan pedoman teknis.
yaitu kamar
mandi,
wastafel,
shower,
loker/ruanga
n ganti,
mushola,
ruang
makan,
kantin,
sarana olah
raga,
poliklinik,
alat bantu
kerja seperti
tangga,
lantai ruang,
transportasi,
dll.
Layanan
yaitu
penyediaan
air minum
bersih,
layanan
makan,
layanan
kesehatan,
dll
46

6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan Rambu K3


(safety sign,
pedoman teknis.
warning
sign, poster,
rambu APD,
rambu
APAR,
rambu
parkir, dll)
dan anda
pintu darurat
dipasng
sesuai
standar
berdasarkan
pedoan
teknis yang
berlaku,
mepunyai
sinyal
penerangan
minimal 10
lux dan
berwarna
hijau serta
tulisan putih
dan
mempunyai
tanda
bertuliskan
“keluar” atau
“exit” di
atasnya dan
menghadap
kekoridor.
6.5 Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perubahan Sarana Produksi
47

6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta Perusahaan


peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta mempunyai
persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, dokumen
standar dan pedoman teknis yang relevan. berupa
jadwal
pemeliharaa
n sarana
produksi
yang
dipergunaka
n di tempat
kerja
mencakup
safety
device atau
alat-alat
pengaman.
Verifikasi
alat
pengaman
dapat dilihat
dari cheklist
pemeriksaan
masing-
masing
saran
produksi.
48

6.5.2 Semua catatan yang memuat data secara rinci dari kegiatan Perusahaan
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang menyimpan
dilakukan atas sarana dan peralatan produksi harus disimpan catatan-
dan dipelihara. catatan
pemeliharaan
yang
dilakukan,
berbentuk
daftar riwayat
ppemeriksaan
alat baik
dalam bentuk
soft copy atau
hard copy
49

6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih Perusahaan
memiliki
berlaku sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-
sertifikat
undangan dan standar. (ijin/pengesah
an pemakaian)
sarana
produksi yang
masih berlaku.
Beberapa
sarana
produksi tsb
antara lain
bejana
tekanan
(Permenaker
No.Per.01/ME
N/ 1982),
pesawat
angkat dan
angkut
(Permenaker
No.Per.05/ME
N/ 1985), lift
(Permenaker
No.Per.03/ME
N/1999),
pesawat uap
(UU dan
Peraturan Uap
1930). Untuk
tepatnya
mengacu pada
lembar obyek
pengawasan
dan terdapat
jadwal
monitoring
penjadwalan
terhadap
peralatan
perusahaan
yang masuk
dalam obyek
pengawasan
50

6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan setiap Lihat


kompetensi
perubahan harus dilakukan petugas yang kompeten dan
personil yang
berwenang. melakukan
kegiatan
perawatan
sarana
produksi tsb.
(sertifikat,
lisensi,
pengalaman),
jika dilakukan
oleh pihak
ke-3 dapat
menunjukan CV
beserta sertifikat
pelaksana
berdasarkan
proposal yang
dikirimkan,
kemudian
dibandingkan
dengan
laporan/berita
acara
penyeleseian
pekerjaan
apakah sama
6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa Jika terjadi Idem dengan
6.5.3, untuk
perubahan terhadap sarana dan peralatan produksi, perubahan
detailnya dapat
tersebut harus sesuai dengan persyaratan peraturan perundang- dilihat pada isi
undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan. peraturan
perundangannya
, atau ditanyakan
apakah pernah
ada prrubahan
yang
dilakukan.
51

6.5.6 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan sarana dan Terdapat


prosedur
peralatan produksi dengan kondisi K3 yang tidak memenuhi
mengenai
persyaratan dan perlu segera diperbaiki. kegiatan
pemeliharaan
dan perbaikan
sarana produksi,
contoh misalnya
rekaman work
order form,
rekaman
kegiatan darai
awal samapai
akhir atau flow
activity.
6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan yang sudah Penandaan pada
mesin/sarana
tidak aman lagi untuk digunakan atau sudah tidak digunakan.
produksi yang
sedang
diperbaiki atau
rusak ini dapat
dituangkan
dalam prosedur
pemeliharaan
yang
mencakup lock-
out dan tag-out
(LOTO) atau
prosedur lock-
out dan tag-out
(LOTO) bila
terpisah. Lihat
rekaman
penandaan yang
ada
dibandingkan
dengan
prosedurnya
52

6.5.8 Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian Terdapat


mekanisme
pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana penguncian
produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya. (lihat
bentuk/sistem
penguncian
yang
digunakan)
terkait dengan
prosedur
pemeliharaan/
perbaikan atau
prosedur lock-
out dan tag-
out (LOTO)
bila terpisah.
Rekamannya
dapat dilihat
pada daftar
pelaksanaan
lock-out dan
dibandingkan
dengan
prosedurnya
53

6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin keselamatan dan Mengacu pada
prosedur
kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat permintaan
sarana dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan/
pemeliharaan, perbaikan dan perubahan. perbaikan
untuk
menjamin
sarana yang
diperbaiki
sudah aman
untuk
digunakan
kembali. Bukti
rekaannya
adalah work
order form
yang telah
ditanda
tangani oleh
user setelah
proses
perbaikan
selesei dan
bentuk
pencabutan
LOTO dari
personil yang
berwenang.
(persetujuan
siap
operasi/ serah
terima)
6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa sarana
dan peralatan produksi telah aman digunakan setelah proses
pemeliharaan, perawatan, perbaikan atau perubahan.

6.6 Pelayanan
54

6.6.1 Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan Pelayanan


atau jasa disini
yang tunduk pada standar dan peraturan perundang-undangan termasuk
mengenai K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin dalam
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan. perusahaann
jasa K3
(PJK3) sesuai
dengan
Permenaker
No.Per.04/ME
N/1995 yang
meliputi jasa
konsultasi K3,
jasa fabrikasi,
pemeliharaan,
reparasi dan
instalasi
yeknik K3,
jasa
pemeriksaan
dan pengujian
teknik, jasa
pemeriksaan
dan atau
pelayanan
kesehata kerja,
jasa audit K3
dan jasa
pembinaan
K3. Bila
sebagai
penyedia jasa
tsb maka
persyaratanny
a harus
dipenuhi.
55

6.6.2 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak, dan Jika sebagai
pelanggan
pelayanan tunduk pada standar dan peraturan perundang-
(6.6.2) maka
undangan K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin dapat dilihat
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan. pada elemen 5
(pada prosedur
pembelian)
dimana sudah
didetailkan
spesifikasi K3
ini dalam
pembelian
barang dan
jasa.
Spesifikasi ini
dapat berupa
surat
penujukan
PJK3 dari
Kemenakertra
ns RI. Pada
6.6.2
perusahaan
diminta
memiliki
prosedur
seleksi dan
evaluasi
subkontraktor
dimana
aspek K3
menjadi
prasyarat di
dalamnya.
Bukti
rekaman
dapat dilihat
dari rekaman
kegiatan
seleksi dan
evaluasi.
56

6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat

6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di luar tempat Perusahaan
telah
kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat telah
mengidentifik
didokumentasikan dan diinformasikan agar diketahui oleh asi keadaan
seluruh orang yang ada di tempat kerja. darurat yang
mungkin
terjadi (fire,
spill, ledakan,
banjir, huru-
hara, dll). Hal
ini dibuktikan
dengan
adanya
dokumen
tertulis berupa
prosedur
keadaan
darurat
perusahaan.
Lihat potensi
keadaan
darurat di
dalam
prosedur
keadaan
darurat dan
bandingkan
dengan
kondisi yang
ada mengacu
pada catatan
manajemen
risiko
57

6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan Prosedur tsb
harus
hasil identifikasi dan diuji serta ditinjau secara rutin oleh petugas
dilakukan
yang berkompeten dan berwenang. simulasi (ada
rekaman uji
coba) untuk
mengatahui
sesuai atau
efektif
diterapkan.
Jadwal
simulasi
paling tidak
dilakukan 1x
dalam setahun
atau mengacu
pada
frekwensi
pelaksanaan
dalam
prosedur
keadaan
darurat itu
sendiri.
Prosedur
keadaan
darurat
dievaluasi/diti
njau ulang
oleh petugas
yang
kompeten
(dapat oleh
personil dari
bagian K3
atau pihak
luar, misal
kerja sama
dengan Dinas
Kebakaran
setempat jika
berkaitan
dengan
masalah
58

6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai Perusahaan


telah membuat
prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko. instruksi
keadaan
darurat dan
telah
dikomfirmasik
an kepada
seluruh tenaga
kerja
perusahaan
dan
memberikan
pelatihan
dalam bentuk
evakuasi drill.
Bukti rekaman
adalah catatan
evakuasi drill
untuk setiap
tenaga kerja
mengacu
kepada
prosedur
keadaan
darurat yang
sesuai dengan
tingkat risiko
yang ada di
perusahaan.
59

6.7.4 Petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan dan diberikan Khusus


petugas
pelatihan khusus serta diinformasikan kepada seluruh orang yang darurat telah
ada di tempat kerja. diberi
pelatihan
spesifik
darurat sesuai
dengan peran
dan tugasnya
(damkar/P3K)
. Rekaman
dapat berupa
daftar hadir
dan atau
sertifikat
pelatihan serta
catatan
pelatihan
terkait. Untuk
tim kebakaran
dapat
mengacu pada
Kep.Menaker
No.Kep.186/
MEN/1999.
60

6.7.5 Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat Verifikasi


dilakukan
diperlihatkan secara jelas dan menyolok serta diketahui oleh dengan melihat
kondisi di
seluruh tenaga kerja di perusahaan. lapangan
dengan bukti
rekaman yaitu
instruksi
keadaan
darurat, peta
evakuasi,
terdapat arah
panah menuju
pintu keluar
terdekat &
aman, menuju
titik
berkumpul
(muster/asem
bly point)
yang terlihat
dengan jelas
dan terang
pada jarak
20m,mempun
yai
penerangan
minimum 10
lux. Instruksi
tsb jelas,
singkat dan
semua tenaga
kerja
mengetahui
dan
memahaminya
. Dan
hubungan
keadaan
darurat
(nomor
kontak telpon,
tanda exit,
tanda
pintu darurat,
61

6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan, Lihat pada
catatan-
diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan
catatan
peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang inspeksi,
relevan. pengujian dan
sertifikat hasil
pengujian dan
laporan
maintenance-
nya beserta
penjadwalann
ya (rekaman
kegiatan hasil
pemeriksaan
dan pengujian
lengkap
dengan
jadwalnya),
seperti
pemeriksaan
dan pengujian
peralatan
hydrant,
sprinkle, fire
ditector, fire
alarm, APAR,
emergency
lamp,
emergency
shower,
breathing
apparatus, dll.
62

6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan Posisi alat
darurat
alat keadaan darurat telah sesuai dengan peraturan perundang-
(APAR,
undangan atau standar dan dinilai oleh petugas yang berkompeten hydrant, kotak
dan berwenang. P3K, dll) jelas
dilihat, tidak
terhalang dan
bertanda yang
mudah
dipahami oleh
tenaga kerja,
termasuk
ketepatan
dalam
spesifikasi alat
keadaan
darurat yang
disediakan
berdasarkan
potensi
bahayanya.
Peralatan
keadaan
darurat sesuai
dengan
standar/peratu
ran
perundangan
yang berlaku
dan diperiksa,
diuji, dinilai
oleh petugas
yang
kompeten
dibidangnya
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
63

6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan menjamin bahwa Ada kegiatan
pengecekan
sistem P3K yang ada memenuhi peraturan perundang-undangan,
terhadap
standar dan pedoman teknis. kondisi isi dari
kotak P3K,
biasanya
berupa
cheklist
tentang
kelengkapan
obat, jumlah
pemakaian,
penggantian,
dll. Ada
kegiatan
pengecekan
terhadap
kondisi isi dari
kotak P3K,
biasanya
berupa
cheklist
tentang
kelengkapan
obat, jumlah
pemakaian,
penggantian,
dll.
64

6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan Ada petugas
P3K yang
perundangan-undangan.
ditunjuk
pimpinan
perusahaan.
Petugas tsb
dapat dari
lingkungan
pekerja atau
personil medis
di klinik.
Pelatihan P3K
bagi petugas
yang ditunjuk
sesuai dengan
Per.Menaker
No.Per.03/ME
N/1982
tentang
Pelayanan
Kesehatan
Tenaga Kerja
jo. Per.
Menakertrans
No.
Per.15/MEN/
VIII/2008
tantang P3K
di Tempat
Kerja.
6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat

6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja maupun sarana


dan peralatan produksi yang mengalami kerusakan telah
ditetapkan dan dapat diterapkan sesegera mungkin setelah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

7. Standar Pemantauan
7.1 Pemeriksaan Bahaya
65

7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja Ada jadwal
reguler
dilaksanakan secara teratur.
kegiatan
inspeksi.
Dapat dilihat
pada tabel
jadwal atau
proseur
inspeksi atau
dari hasil
laporan
inspeksi yang
telah
dilakukan
beberapa
waktu
sebelumnya.
Inspeksi cara
kerja dapat
mengacu
kepada job
analysis dan
inspeksi
tempat kerja
dapat
mengacu
kepada
housekeeping
66

7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang Inspeksi


dilakukan
berkompeten dan berwenang yang telah memperoleh pelatihan secara
mengenai identifikasi bahaya. bersama oleh
wakil
pengurus dan
wakil tenaga
kerja dengan
syarat telah
mengikuti
pelatihan
identifikasi
potensi
bahaya. Bukti
dapat dilihat
dari rekaman
hasil inspeksi,
siapa
yang
melakukan
dan posisinya
7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang Inspeksi
bukan saja
melakukan tugas di tempat yang diperiksa. hanya
mengacu pada
cheklist tetapi
juga memberi
ruang
masukan
diluar cheklist.
Dapat dilihat
dari catatan
inspeksi
apakah
terdapat
masukan dari
petugas yang
melakukan
tugas di
tempat yang
diperiksa
67

7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk Dokumen
berupa cheklist
digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi. inspeksi tempat
kerja sesuai
dengan kondisi
tempat
kerjanya.
7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan Lihat
perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan tembusan/cc
kebutuhan. laporan
inspeksi
dengan
mengacu pada
prosedur
inspeksi
7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab
untuk pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi.
68

7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi Terdapat


dipantau untuk menentukan efektifitasnya. catatan
monitoring
status
penyelesain
terhadpat
tindakan
koreksi dari
temuan-
temuan
inspeksi dan
kemudian
tindakan
perbaikan
yang telah
dilakukan
penilaian
keefesiannya
dalam arti
tidak
menimbulkan
bahaya baru.
7.2 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja
69

7.2.1 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara Adanya


teratur dan hasilnya didokumentasikan, dipelihara dan digunakan dokumentasi/l
untuk penilaian dan pengendalian risiko. aporan hasil
pemantauan
lingkungan
kerja interval
waktu
pelaksanaann
ya
disesuaikan
dengan
ketentuan/
standar yang
berlaku, dapat
melalui UKL
dan UPL.
70

7.2.2 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, Lihat laporan


hasil
kimia, biologi, ergonomi dan psikologi. pemantauan/m
onitoring
lingkungan
kerja:
 Faktor fisik
yang
mengacu
pada Kep.
Menaker No.
Kep.51/ME
N/1999
tentang Nilai
Ambang
Batas Faktor
Fisika
(kebisingan,
suhu kerja,
getaran,
gelombang
mikro dan
radiasi
ultraviolet);
 Faktor kimia
yang
mengacu
pada Per.
Menaker No.
Per.13/MEN
/X/2011
tentang NAB
Faktor Fisika
dan Faktor
Kimia di
Tempat
Kerja dan
Kep.Menake
r No.
Kep.187/ME
N/1999
tentang
Pengendalian
Bahan Kimia
Berbahaya di
71

7.2.3 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh petugas Dapat dilihat


atau pihak yang berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau oleh pjk3 atau
luar perusahaan. pihak
lain/personil
yang telah
mendapat isin
dari
kemenakertra
ns,
Berkompeten/
bersitifik-at
ahli dalam
inpeksi
lingkungan
kerja.
7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian
72

7.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai identifikasi, Terdapat


prosedur
kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat
tertulis
pemeriksaan, ukur dan uji mengenai K3. berkaitan
dengan
identifikasi,
kalibrasi,
pemeliharaan
dan
penyimpanan
terhadap alat
ukur, misalnya
noisemeter,
luxmeter, gas
detector, dll.
Bila alat-alat
disediakan dari
pihak luar,
maka
penyedia/suppli
er/kontraktor
harus dapat
menunjukkan
hasil
pengujiannya.
Hal ini dapat
diidentifikasi
pada saat tahap
kontrak dan
pembelian jasa
merka.
73

7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau pihak yang 1.Pemeliharaa
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar n Alat
perusahaan. 2. pengecekan
alat.
-petugas
-orang yang
berkompeten
-orang yang
memiliki
wewenang
-orang yang
berada
didalam
maupun diluar
perusahaan
7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja
74

7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada 1.kegiatan
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi sesuai pematauan
dengan peraturan perundang-undangan. kesehatan
tenaga kerja.
-pengecekan
darah(untuk
melihat
kontaminasi
bahan kimia)
-rontgen untuk
penyakit
saluran
pernapasan
-DLL
2. dokumentasi
-foto
-daftar hadir
-jadwal
pelaksanaan
7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan identifikasi Pemeriksaan
keadaan dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu kesehatan
dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu dilakukan
pemeriksaan ini. oleh dokter
perusahaan
75

7.4.3 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter Pelayanan


pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan. kesehatan
yang
diberikan
mengacu pada
permenaker
No.Per.02/M
EN/1980
7.4.4 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai Detail
peraturan perundang-undangan. pelayanan
kesehatan
yang
diberikan
mengacu pada
Per. Menaker
No.Per.03/M
EN /1980
7.4.5 Catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga kerja dibuat Diwajibkan
untuk
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. memberikan
pelaporan
setiap aktifitas
pemeriksaan
kesehatan
tenaga kerja
(rekap medis)
yang mengacu
pada
Per.Menaker
No.Per.02/M
EN /1980
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
8.1 Pelaporan Bahaya
76

8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang berhubungan dengan Perusahaan


mempunyai
K3 dan prosedur ini diketahui oleh tenaga kerja. prosedur
pelaporan
sumber
bahaya dan
tenaga kerja
mengetahu
cara
pelaporannya.
Dokumennya
berupa
prosedur
pelaporan,
formulir
pelaporan
bahaya/ketida
k sesuai.
8.2 Pelaporan Kecelakaan
8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua Dokumen
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran atau peledakan berupa
serta kejadian berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan prosedur tata
dilaporkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. cara
pelaporan
kecelakaan
dan penyakit
akibat kerja
8.3 Pemeriksaan dan pengkajian Kecelakaan

8.3.1 Tempat kerja/perusahaan mempunyai prosedur pemeriksaan dan Dokumen


pengkajian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. sama dengan
8.2.1 dimana
dapat
disajikan satu
prosedur yaitu
pelaporan dan
penyelidikan.
77

8.3.2 Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja dilakukan oleh Perusahaan


petugas atau Ahli K3 yang ditunjuk sesuai peraturan perundang- telah
undangan atau pihak lain yang berkompeten dan berwenang. menetapkan
personil
perusahaan
yang akan
melakukan
penyelidikan
keelakaan.
Kompetensi
petugas dapat
dilihat pada
pelatihan atau
sertifikat
pelatihan
yang dimiliki.
8.3.3 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi tentang sebab dan Lihat dan cek
akibat serta rekomendasi/saran dan jadwal waktu pelaksanaan pada
usaha perbaikan. dokumen
laporan
kecelakaan
selama ini,
apakah sudah
tertera saran
dan jadwal
perbaikannya.
78

8.3.4 Penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan perbaikan atas Lihat pada
dokumen
laporan pemeriksaan dan pengkajian telah ditetapkan.
laporan
kecelakaan
siapa
penanggung
jawab tindakan
perbaikan
tersebut.
Apakah ybs
sudah diberi
informasi
mengenai
tanggung
jawab tsb.
8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada tenaga kerja yang Verifikasi
dilakukan
bekerja di tempat terjadinya kecelakaan.
dengan
melihat proses
saat
penyelidikan
dilakukan,
apakah
melibatkan
tenaga kerja
saat
mengumpulka
n informasi
atau saat
mendiskusika
n tindakan
perbaikan
yang akan
dilakukan?
Cross chek
dengan
pekerja yang
terkait atau
sertakan tanda
tangan
pekerja.
79

8.3.6 Pelaksanaan tindakan perbaikan dipantau, didokumentasikan dan Perusahaan


melakukan
diinformasikan ke seluruh tenaga kerja.
verifikasi
terhadap
tindakan
perbaikan yang
diusulkan
dalam laporan
kecelakaan.
Bentuknya
dapat berupa
status
laporan
(closed) atau
paraf pada
tindakan
perbaikan
yang selesei.
8.4 Penanganan Masalah

8.4.1 Terdapat prosedur untuk menangani masalah keselamatan dan Ada prosedur
penyampaian
kesehatan yang timbul dan sesuai dengan peraturan perundang-
masalah-
undangan yang berlaku. masalah K3 di
tempat kerja.
maslah ini
dapat berupa
hal-hal seperti:
lingkungan
kerja yang
kurang aman,
cara kerja,
kesehatan
dalam bekerja
atau keluhan-
keluhan
lainnya.
9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
9.1 Penanganan Secara Manual dan Mekanis
80

9.1.1 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan Prosedur yang
dimaksud
menilai risiko yang berhubungan dengan penanganan secara
yaitu prosedur
manual dan mekanis. manajemen
risiko seperti
pada 2.1.1 dan
6.1.1 tetapi
kriteria ini
lebih fokus
pada kegiatan
penangan
bahan secara
manual dan
mekanis.
Bukti
penerapannya
lihat hasil
laporan risk
assesment
pada kegiatan
tsb.
9.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilaksanakan oleh Verifikasi
petugas yang berkompeten dan berwenang. petugas yang
melakukan
risk
assessment
81

9.1.3 Pengusaha atau pengurus menerapkan dan meninjau cara Verifikasi


kelapangan
pengendalian risiko yang berhubungan dengan penanganan apakah
secara manual atau mekanis. rekomendasi
tindakan
pengendali- an
risiko dari
laporan risk
assesment
diterapkan di
tempat kerja.
Bukti rekaman
yaitu terdapat
monitoring
dari program
kerja dari
pengendalian
risiko yang
diambil
9.1.4 Terdapat prosedur untuk penanganan bahan meliputi metode Terdapat
pencegahan terhadap kerusakan, tumpahan dan/atau kebocoran. prosedur
tertulis untuk
penanganan
terhadap
kemungkin- an
kerusakan,
tumpahan dan
kebocoran
(clinker, dll.)
9.2 Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan
82

9.2.1 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan Semua
dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan kriteria ini
perundang-undangan. dapat
ditunjukan
dengan suatu
prsedur dan
penerapannya
mengenai
penanganan
bahan agar
teratur dan
rapi dalam
penyimpanan
(housekeepin
g).
9.2.2 Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian Prosedur tsb
mencakup
bahan yang dapat rusak atau kadaluarsa. penanganan
terhadap sifat
bahan,
khususnya
kedaluwarsa
bahan (seperti
pengaturan
pengeluaran
dan
pencatatan
masa kode
bahan),
penempatan
bahan sesuai
dengan sifat
bahan,
bahan dalam
konsisi siap
pakai.
83

9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan dibuang dengan Bila tidak
dipakai akan
cara yang aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. dibuang dengan
cara yang aman
(seperti untuk
pembuangan
limbah oli
dipersyaratkan
kepenampung
yang
mempunyai
ijin dan
limbah cair ke
PPLI), dll.
9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)

9.3.1 Perusahaan telah mendokumentasikan dan menerapkan prosedur Ada prosedur


terulis
mengenai penyimpanan, penanganan dan pemindahan BKB mengenai
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan, kegiatan-
standar dan pedoman teknis yang relevan. kegiatan tsb
untuk bahan
berbahaya,
dapat berupa
prosedur atau
instruksi kerja
terkait dengan
penggunaan
bahan kimia
tsb. Peraturan
yang
mengatur
tentang
pengendalian
bahan kimia
berbahaya
yaitu Kep.
Menaker No.
Kep.187/ME
N/1999.
84

9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (Material Safety Data Lembar data
ini dikenal
Sheets) meliputi keterangan mengenai keselamatan bahan
dengan MSDS
sebagaimana diatur pada peraturan perundang-undangan dan (material
dengan mudah dapat diperoleh. safety data
sheet).
Seharusnya di
tempat kerja
mempunyai/m
enyimpan
MSDS ini,
dan dapat
didapatkan
dari pihak
suplier bahan
kimia
(dipersyarat
kan pada
elemen 5
dalam
pembelian
bahan).
Rekaman
MSDS ini
harus dapat
ditemukan
baik di tempat
yang
menyiman
maupun yang
menggunakan
bahan. MSDS
sebaiknya
bersifat
komunikatif,
artinya
dimengerti
oleh yang
membaca
(misalnya
dalam bahasa
Indonesia).
85

9.3.3 Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label Ada pelebelan
pada wadah
secara jelas pada bahan kimia berbahaya. bahan kimia,
yang penting
lebel ini
maksudnya
diketahui oleh
para
user/pengguna
bahan kimia.
Bukti
penerapan di
lapangan yaitu
semua wadah
bahan kimia
mempunyai
lebel yang
berisi nama
zat, sifat
bahaya/rambu
bahaya dan
tindakan
bila keadaan
darurat.
9.3.4 Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan persyaratan Rambu
peringatan ini
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang relevan. menjelaskan
bahaya dari
bahan kimia
yang ada di
tempat kerja,
misalnya
rambu sifat
bahan tsb
seperti
flammable,
explosive,
poison, dll.
86

9.3.5 Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan Sama dengan
penjelasan
berwenang. 9.3.1 dan lebih
ditekankan
pada cara
penyimpanan
agar
disesuaikan
dengan sifat
rekatif bahan,
misalnya
bahan yang
oksidator tidak
ditempatkan
berdakatan
dengan yang
flammable,
dll. Dan juga
bahan yang
dipindahkan
harus dengan
cara yang
aman, seperti
loading-
unloading
bensin dimana
harus
dilengkapi
dengan sistim
grounding,
dilengkapi
dengan APAR
yang sesuai,
tanda
dilarang
nerokok, dll.
10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data
10.1 Catatan K3
87

10.1.1 Pengusaha atau pengurus telah mendokumentasikan dan Perusahaan


telah
menerapkan prosedur pelaksanaan identifikasi, pengumpulan, menetapkan
pengarsipan, pemeliharaan, penyimpanan dan penggantian prosedur yang
catatan K3. mengatur
pengelolaan
terhadap caat-
catatan K3 tsb.
Bukti rekaman
yatu prosedur
pengendalian
catatan
dimana
aplikasinya
adalah
terdapat
masterlist
catatan K3
yang minimal
mancakup
masa simpan
dan lokasi
penyimpanan.
Definisi
catatan K3 ini
berupa
formulir K3
yang sudah
terisi, misal
form
kecelakaan,
form
inspeksi/audit,
dll.
88

10.1.2 Peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis K3 Tercakup


prosedur
yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat. pengendalian
dokumen
yaitu
mengenai
pegendalian
dokumen
eksternal,
dimana
aplikasinya
adanya daftar
undang-
undang,
peraturan,
standar dan
pedoman
teknis yang
relevan
dimana selalu
di update,
untuk
mengetahuiny
a dapat dilihat
dari tanggal
penerbitan dan
juga pada
daftar tsb
dicantumkan
lokasi
penyimpanan
nya.
89

10.1.3 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga Bukti


penerapannya
kerahasiaan catatan. dapat dilihat
pada prosedur
pengendalian
catatan apakah
terdapat
klausul yang
mempersyarat
kan
kerahasiaan
catatan,
seperti
bagaimana
prosedur
mengaksesnya
, menyimpan
dan
memusnakann
ya. Contoh
catatan yang
bersifat
rahasia yaitu
medical chek
up.
90

10.1.4 Catatan kompensasi kecelakaan dan rehabilitasi kesehatan Contoh


catatan
tenaga kerja dipelihara.
peninjauan
ulang dan
pemeriksaan
misalnya:
notulen
management
review,
notulen rapat
P2K3, hasil
audit, medical
record, dll.
dengan
mengacu pada
daftar masa
simpan catatan
K3 yang
tersusun.
10.2 Data dan Laporan K3
91

10.2.1 Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa. Data K3


perusahaan
dapat berupa:
data
kecelakaan
minimal FR
dan SR,
medical cost,
laporan
penyakit
akibat kerja,
data % hasil
inspeksi, data
pencapaian
kinerja
program K3,
data
pemantauan
lingkungan
kerja (misal
kebisingan,
NAB, dll)
yang mana
semua data tsb
dianalisa.
Tabel, matriks
atau grafik
atau yang
lainnya adalah
bentuk
pengolahan
data,
sedangkan
analisa data
mencakup
terhadap
analisa untuk
mencari akar
masalah
sampai
dengan
tindakan
koreksi
maupun
pencegahan
92

10.2.2 Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan di dalam Laporan rutin
K3 misalnya
tempat kerja.
laporan yang
berhubungan
dengan kinerja
K3 (FR, SR,
LTI/LTA, ZA,
dll) termasuk
di dalamnya
monitoring
terhadap
program K3

11. Pemeriksaan SMK3


11.1 Audit Internal SMK3
93

11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk Perusahaan


mempunyai
memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk
jadwal
menentukan efektifitas kegiatan tersebut. kegiatan audit
internal
SMK3 dan
telah
dilaksanakan
sesuai jadwal
tsb mengacu
kepada
prosedur audit
internal (lihat
pada laporan
audit internal
yang ada).
Bukti harus
dapa
dipastikan
166 dari
kriteria telah
diaudit dalam
setahun.
Untuk
mengukur
efektifitasnya
dapat dilihat
dari
prosentasinya
secara
kuantitatif
94

11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen, Petugas atau
auditor
berkompeten dan berwenang.
internal
SMK3 harus
kompeten
yakni telah
diberikan
pelatihan
mengenai isi
SMK3 dan
standar audit
SMK3 (lihat
pada catatan
pelatihan/
sertifikat
auditor SMK3
dan
penunjukan
sebagai
auditor
internal yang
ada). Petugas
yang
kompeten juga
dapat dilahat
dari contoh
hasil laporan
audit internal
yang telah
dilakukan
selama ini.
Indepeden
yakni tidak
mengaudit di
bagian/unitny
a sediri.
95

11.1.3 Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus Tiap laporan
dan petugas lain yang berkepentingan dan dipantau untuk hasil
menjamin dilakukannya tindakan perbaikan. audit terdapat
daftar
distribusi
penerimaan
dokumen
laporan tsb

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan


12.1 Strategi Pelatihan

12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan Adanya


dokumen
peraturan perundang-undangan telah dilakukan.
training need
analysis (TNA)
yang mencakup
kebutuhan
pelatihan K3
(hubungan
antara
kompetensi K3
dengan
pelatihan K3
yang perlu
disiapkan/
direncanakan
12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah disusun. Dapat dilihat
pada program
pelatihan
tahunan
perusahaan
kemudian
komposisi
peserta
pelatihannya
96

12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan Lihat kembali
pada matriks
kebutuhan untuk pengendalian potensi bahaya.
pelatihan K3
dengan
disesuaikan
job
qualification-
nya.
Perhatikan
untuk
pelatihan
khusus yang
dipersyaratkan
oleh peraturan
perundangan
seperti
operator
forklift,
crane, ketel
uap, regu
kebakaran,
sekretrais
P2K3, dll
97

12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang Kriteria ini
terkait dengan
berkompeten dan berwenang sesuai peraturan perundang-
pihak ketiga
undangan. yang
digunakan
jasanya untuk
mengadakan
pelatihan. Ha
ini diatur
dalam
Per.Menaker
No.Per.04/ME
N/1995
tentang
Perusahaan
Jasa K3.
Penerapan
kesesuaian ini
dapat dilihat
dari kontrak
pembelian
jasa.
12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk Perusahaan
menyediakan
pelaksanaan pelatihan yang efektif. fasiitas
pelatihan dan
sumber daya
untuk
kegiatan
pelatihan
(khususnya
bila pelatihan
bersifat
internal).
98

12.1.6 Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan dan Catatan


pelatihn seperti
menyimpan catatan seluruh pelatihan. daftar hadir,
jadwal, dll
disimpan dan
diarsipkan
(flie)
termasuk
daftar riwayat
pelatihan per
pekerja.
12.1.7 Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk menjamin Setiap selesei
perogram
agar tetap relevan dan efektif. pelatihan
sebaiknya
dibuat lembar
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
pelatihan
12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia
99

12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta Manajemen


senior terlibat
dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang
dalam
kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3. kegiatan
pelatihan K3.
Terlibat disini
termasuk ikut
serta dalam
pelatihan,
minimal
pelatihan
tentang
penjelasan
tentang
kewajiban
hukum dan
prinsip-prinsp
serta
pelaksanaan
K3. Dokumen
yang dilihat
yaitu catatan
pelatihan,
sertifikat (jika
ada) atau
kegiatan yang
diikuti seperti
seminar, dll.
100

12.2.2 Manajer dan pengawas/penyelia menerima pelatihan yang Pelaihan


dissinin bukan
sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
haanyaa
pelatihan K3
yang sesuai
dengan peran
dan tugasnya
namun juga
yang
berhubungan
dengan
kopetnsi
pekerjaannya.
Kesesuaianny
a dapat dilihat
dari job
qualificationn
ya dan atau
matriks
pelatihan
mereka.
Bukti
penerapannya
dapat dilihat
pada rekaman
pelatihan dan
sertifikat atau
daftar riwayat
pelatihan
mereka.

12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja


101

12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk Setiap tenaga
kerja baru
tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat
mendapatkan
melaksanakan tugasnya secara aman. pelatihan
bagaimana
bekerja
dengan aman
termasuk
pengenalan
mengenai K3,
begitu pula
dengan tenaga
kerja yang
dipindahkan
ke bagian
yang baru.
Lihat pada
prosedur
pelatihan dan
catatan
pelatihan
12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat Perubahan
kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses. sarana
produksi atau
proses dapat
menimbulkan
bahaya baru,
maka tenaga
kerja harus
diinformasika
n mengenai
bahaya tsb.
102

12.3.3 Pengusaha atau pengurus memberikan pelatihan penyegaran Pelatihan


penyegaran ini
kepada semua tenaga kerja.
tergantung
kebutuhan/pesy
aratan yang
ada, misalnya
pelatihan
darurat
dilakukan
setahun sekali,
pelatihan P3K,
pelatihan
penanganan
bahan kimia,
dll.
12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung dan Kontraktor

12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk Ada program


pelatihan
memberikan taklimat (briefing) kepada pengunjung dan
pengenalan K3
mitra kerja guna menjamin K3. bagi tenaga
kerja. lihat
pada materi
pelatihan,
jadwal
pelatihan dan
absensi
pelatihan
pengenalan
K3.
12.5 Pelatihan Keahlian Khusus
103

12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan Perusahaan


melakukan
terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan
identifikasi
peraturan perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, terhadp
melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan peralatan. kebutuhan
pelatihan yang
memang
dipersyaratkan
dalam
peraturan
perundangan.
Lihat pada
TNA atau
matriks
pelatihan yang
ada. Beberapa
pelatihan tsb
yaitu:
 Ahli
K3
Umum
/Kimia
/Konst
ruksi/
Pesaw
at Uap
dan
Bejana
Tekan
an/
Kebak
aran–
Per.M
enaker
No.Per
.02/
MEN/
1992
 Dokter
pemeriksa –
Per. Menaker
No.Per.01/
MEN/1976
 Paramedis –
Per.
Menaker
104

Anda mungkin juga menyukai