Jawab: EVALUASI PENGARUH BANJIR DAN BEBAN BERLEBIH PADA KONDISI JALAN DI DAERAH KABUPATEN BANDUNG
2. Tunjukan Abstrak dari 3 literatur yang dipilih?
Jawab : a. Banjir di Cekungan Bandung terjadi setiap tahun di wilayah cekungan terendah seperti di Kecamatan Majalaya, Ciparay, Deyeuhkolot, Rancaekek, Bojongsoang, dan Baleendah, Kab. Bandung. Kajian analisis bahaya dan arahan mitigasi banjir merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko dari bencana tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bahaya dan menyusun arahan mitigasi banjir di wilayah Cekungan Bandung. Bahaya banjir diidentifikasi dengan menganalisis daerah bahaya banjir menggunakan Modification Topography Wetness Index (MTWI), sedangkan arahan mitigasi banjir dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil analisis bahaya dengan data penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2.36% daerah Cekungan Bandung termasuk kelas bahaya tinggi, 7.15% termasuk bahaya sedang, dan 90.49% termasuk daerah bahaya rendah. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang rendah juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Cekungan Bandung. Pada zona prioritas arahan mitigasi banjir dilakukan dengan pembuatan saluran drainase tambahan untuk mengalirkan air dari cekungan terendah. Selain itu, perlu dilakukan pengendalian penggunaan lahan dengan cara penegakan hukum terhadap penggunaan lahan yang tidak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan pada lahan kritis di DAS Citarum Hulu. Kata kunci: Lahan kritis, penggunaan lahan, MTWI, rencana tata ruang wilayah (PENILAIAN BAHAYA DAN ARAHAN MITIGASI BANJIR DI CEKUNGAN BANDUNG) (Muhammad Fitrah Irawan, Yayat Hidayat dan Boedi Tjahjono)
b. Penurunan kemampuan layan jalan terindikasi dari meningkatnya jenis dan
tingkat keparahan kerusakan jalan. Banjir akibat saluran drainase yang buruk, beban berlebih, dan rendahnya mutu konstruksi ditengarai menjadi penyebab utama dari penurunan kemampuan layan jalan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor banjir, beban berlebih, dan mutu konstruksi pada konstruksi jalan dengan meninjau ruas jalan yang rawan tergenang banjir dan mengalami beban berlebih. Penelitian dilakukan pada ruas Jalan Raya Timur Kendal Km 25 + 600 – Km 27 + 800 di Provinsi Jawa Tengah. Data diperoleh melalui pengamatan kondisi jalan dan drainase selama jalan tergenang banjir, pascabanjir dan saat perbaikan selama 3 bulan, serta dilengkapi dengan data-data sekunder, seperti SDI (Surface Distress Index) dan IRI (International Roughness Index), beban lalulintas, curah hujan, dan lain- lain. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak signifikan banjir secara empiris terhadap kerusakan jalan yang diperparah dengan indikasi beban berlebih yang melalui ruas jalan tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya strategis dan koordinasi kementerian terkait untuk mengatasi masalah kerusakan jalan. Kata-kata kunci: banjir, beban berlebih, mutu konstruksi, kerusakan jalan
c. Jalan-jalan di Kota Denpasar banyak memiliki daerah-daerah rawan terjadinya
genangan, khususnya di Kecamatan Denpasar Timur. Daerah yang sering terjadi genangan pada musim hujan yaitu jalan Antasura. Genangan yang terjadi akibat adanya perubahan fungsi lahan dan berkurangnya daerah resapan, diperparah lagidengan kondisi saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik. Tingkat kerusakan jalan raya di Jalan Antasura cukup parah akibat curah hujan yang cukup tinggi dan didukung oleh faktor sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Kondisi jalan Antasurasaat ini bisa dikatagorikan, rusak sebab sepanjang jalan terjadi kerusakan. Jalan seperti lubanglubang, pelepasan butiran, dan retak-retak. Kerusakan jalan yang terjadi disebabkan oleh padatnya kendaraan yang melintas di jalan Antasurayang lalulalang (berulang- ulang), kondisi muka air tanah yang tinggi, akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan. Maka timbulah kerusakan jalan sebagai berikut: Lubang Pada Jalan, retak kulit buaya, Retak refleksi (reflection cracks) yaitu retak memanjang, melintang, diagonal, atau membentuk kotak. Kata kunci: dampak, genangan, kerusakan, jalan
3. Sebutkan parameter penelitian yang digunakan dalam tiap penelitian
Jawab : 1. Analisis kondisi perkerasan jalan berdasarkan IRI dan SDI 2. Analisis kondisi drainase dan genangan air (Banjir) 3. Analisis beban berlebih (overloading) 4. Evaluasi dimensi saluran 5. Curah hujan 6. Data volume lalu lintas 7. Data kendaraan 8. Perhitunghan Intensitas hujan
4. Sebutkan parameter yang akan digunakan dalam penelitian anda
Jawab : 1. Analisis kondisi perkerasan jalan berdasarkan IRI dan SDI 2. Analisis kondisi drainase dan genangan air (Banjir) 3. Analisis beban berlebih (overloading) 4. Perhitungan intensitas hujan 5. Susun literature review penelitian anda setelah menentukan parameter penelitian. Jawab :
EVALUASI PENGARUH BANJIR DAN BEBAN BERLEBIH PADA
KONDISI JALAN DI DAERAH KABUPATEN BANDUNG
1.1 Latar belakang
Banjir di Cekungan Bandung terjadi setiap tahun di wilayah cekungan terendah seperti di Kecamatan Majalaya, Ciparay, Deyeuhkolot, Rancaekek, Bojongsoang, dan Baleendah, Kab. Bandung.[1] Penurunan kemampuan layan jalan terindikasi dari meningkatnya jenis dan tingkat keparahan kerusakan jalan. Banjir akibat saluran drainase yang buruk, beban berlebih, dan rendahnya mutu konstruksi ditengarai menjadi penyebab utama dari penurunan kemampuan layan jalan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor banjir, beban berlebih, dan mutu konstruksi pada konstruksi jalan dengan meninjau ruas jalan yang rawan tergenang banjir dan mengalami beban berlebih.[2] Beban berlebih sangatlah besar pengaruhnya terhadap pencapaian umur rencana jalan (Kirmanto, 2012). Kelebihan beban atau muatan berlebih mengakibatkan jalan rusak sebelum waktunya dan hal ini akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Pada dasarnya, semua jenis perkerasan jalan, baik perkerasan aspal maupun beton, telah dirancang sedemikian rupa untuk mampu menahan beban kendaraan yang melintas. Namun banyak kendaraan bermuatan lebih yang tidak mematuhi ketentuan akan batas maksimal beban sumbu pada suatu ruas jalan, sehingga akumulasi beban sumbu yang diprediksi baru akan tercapai di akhir umur layan di awal telah terjadi setelah beberapa tahun ruas jalan tersebut beroperasi. Banjir mempunyai dampak yang signifikan pada kerusakan infrastruktur jalan. Laporan Bappenas (2007) menunjukkan bahwa kerugian akibat banjir tahun 2002 dan 2007 di Jabodetabek masing- masing sebesar Rp 9,9 triliun dan Rp 8,8 triliun. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memproyeksikan kebutuhan dana penanganan jalan nasional yang rusak akibat banjir dan tanah longsor mencapai Rp 2,12 triliun (Murjanto, 2014). Selain faktor alam (banjir), kerusakan juga dapat diakibatkan oleh mutu konstruksi dan sistem pengoperasian yang buruk yang mengakibatkan beban berlebih pada jalan (Wu dan Chou, 2013).
METODE PENELITIAN
Penelitian difokuskan pada ruas Jalan Raya Dayeuh kolot, di wilayah
Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada kondisi jalan yang rawan tergenang air (banjir) dan jenis perkerasannya menggunakan tipe perkerasan lentur. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan kondisi jalan dan drainase selama jalan tergenang banjir, pascabanjir dan saat perbaikan.Data curah hujan digunakan untuk menghitung debit dan kapasitas saluran drainase jalan. Data SDI dan IRI yang merepresentasikan mutu konstruksi dikombinasikan untuk menentukan kondisi perkerasan jalan, di mana data tersebut ditinjau pada tiap segmen sepanjang seratus meter. Data volume lalulintas (terutama kendaraan berat) digunakan untuk menghitung nilai Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESAL), sedangkan data kelebihan beban digunakan untuk menghitung pelanggaran beban.
HASIL DAN ANALISIS
Analisis Kondisi Perkerasan Jalan Berdasarkan IRI dan SDI
Kondisi perkerasan jalan pada ruas Jalan Raya Dayeuh kolot didapat dari kombinasi penilaian berdasarkan nilai SDI dan IRI, dengan ketentuan sesuai pada Tabel 1 SDI merupakan prosedur penilaian kondisi fungsional perkerasan jalan berdasarkan pengamatan visual akan jenis dan tingkat keparahan kerusakan jalan. Sementara IRI merupakan parameter kekasaran atau ketidakrataan permukaan jalan yang dihitung dari kumulatif perubahan arah vertikal dari permukaan jalan dibagi dengan jarak yang diukur (dalam satuan m/km).
Analisis Kondisi Drainase dan Genangan Air (Banjir)
Kondisi banjir ini terjadi akibat buruknya kondisi saluran drainase yang ada di sepanjang Jalan Raya Dayeuh Kolot. Kondisi sebagaian besar saluran drainase tertimbun oleh tanah dan sampah akibat banjir yang melanda daerah tersebut sehingga air tidak mengalir dengan maksimal kedalam saluran drainase
Evaluasi dimensi saluran
Untuk mengetahui apakah kapasitas saluran drainase masih mencukupi untuk menampung debit air yang terjadi, maka diperlukan adanya evaluasi dimensi saluran drainase. Pada ruas Jalan Raya Dayeuh Kolot , terdapat saluran drainase di setiap sisinya. Saluran drainase pada sisi jalan ke arah Moch. Toha mempunyai dimensi saluran yang lebih besar dibandingkan dengan saluran drainase pada sisi jalan ke arah Baleendah.