Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurulita Fadilah Dewi

Nim : 3211421212
Tugas : Review 10 jurnal banjir di Indonesia

1. Sulaiman, Muhammad Enggi, et al. "Analisis penyebab banjir di kota samarinda." Jurnal
Geografi Gea 20.1 (2020): 39-43.

Pada jurna ini menjelaskan bahwa penyebab banjir permasalahan banjir leboh tepatnya di
Kota Samarinda terjadi akibat berlebihnya limpasan permukaan dan tidak tertampungnya
limpasan tersebut dalam badan sungai sehingga air meluap. Ada dua faktor yang menyebabkan
banjir di Kota Samarinda yang pertama, Faktor alam seperti tingginya curah hujan, topografi
wilayah, pasang surut air sungai Mahakam, dan lain-lain. Dan yang kedua, adalah manusia,
utamanya bersumber pada unsur pertumbuhan penduduk akan diikuti peningkatan kebutuhan
infrastruktur, pemukiman, sarana air bersih, pendidkan, serta layanan masyarakat lainnya.
Selain itu pertumbuhan penduduk akan diikuti juga kebutuhan lahan usaha untuk pertanian,
perkebunan, maupun industry. Kelemahannya pada jural ini hanya menjelaskan tentang
penyebab terjadinya banjir saja.

2. Harsoyo, Budi. "Mengulas penyebab banjir di wilayah DKI Jakarta dari sudut pandang
geologi, geomorfologi dan morfometri sungai." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca
14.1 (2013): 37-43.

Pada jurnal ini menjelaskan secara geologis Jakarta sebenarnya merupakan daerah
cekungan banjir dan secara geomorfologi Jakarta juga merupakan dataran banjir (flood plain).
Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat proses sedimentasi saat terjadi banjir.
Dengan keberadaan 13 aliran sungai yang melintasi Kota Jakarta, maka memang cukup
banyak dataran banjir yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, cukup bisa
dimaklumi bahwa potensi banjir di wilayah DKI Jakarta memang sangat tinggi. Sket ke-13
aliran sungai melintasi Kota Jakarta. Kelemahannya pada jural ini hanya menjelaskan tentang
penyebab terjadinya banjir secara geografis saja.

3. Sebastian, Ligal. "Pendekatan pencegahan dan penanggulangan banjir." (2008).

Pada Jurnal ini menjelskan bahwa banjir disebabkan oleh dua katagori yaitu banjir akibat
alami dan banjir akibat aktivitas manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan,
fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang.
Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan
perubahan-perubahan lingkungan seperti: perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS),
kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan
pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan sistim pengendali banjir
yang tidak tepat. Akibat bencana banjir, bangunan-bangunan akan rusak atau hancur yang
disebabkan oleh daya terjang air banjir, terseret arus, daya kikis genangan air, longsornya tanah
di seputar/di bawah pondasi, tertabrak/terkikis oleh benturan dengan benda-benda berat yang
terseret arus.

Mencegah dan menanggulangi dampak bencana banjir. Selain pengaturan tata guna tanah,
rencana utama ini harus mencakup pula program informasi masyarakat. Untuk
mengembangkannya diambil langkah–langkah sebagai berikut : 1). Peta akurat daerah itu
dipelajari, 2). Dikembangkan daur air (hidrologi) bagi beberapa kekerapan banjir yang sudah
pernah terjadi sepanjang 100 tahun terakhir, 3). Penetapan jalur banjir berdasarkan kekerapan
yang pernah terjadi dan meneliti kondisi saluran air yang sudah ada, 4). Perkiraan kerugian
akibat banjir dengan berbagai kekerapan dan mengembangkan catatan kekerapan banjir dan
kerusakan yang ditimbulkan dengan basis tahunan. 5). Menelaah semua kemungkinan
minimalisasi dampak banjir, misalnya membangun bendungan. 6). Persiapan rancangan awal
dan perkiraan biaya bagi alternatif – alternatiflain, 7). Menentukan kerusakan akibat banjir
untuk tiap alternatif, 8). Melengkapi analisis kelayakan bagi tiap alternatif, 9). Meninjau
kembali tiap alternatip dengan mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya politik, peluang
dan lingkungan hayati.

4. Pinontoan, Nexen Alexandre, and Umaimah Wahid. "Analisis Framing Pemberitaan Banjir
Jakarta Januari 2020 Di Harian Kompas. Com Dan Jawapos. Com." Komuniti: Jurnal
Komunikasi dan Teknologi Informasi 12.1 (2020): 11-24.

Pada jurnal ini menjelaskan penyebab bencana sebagai akibat dari terjadinya hujan deras
yang ada di Bogor. Hujan deras ini mengakibatkan terjadinya bencana di dua tempat berbeda
yaitu longsor yang ada di Bogor dan bencana banjir yang terjadi di Jakarta. Akibatnya banyak
infrasturktur yang rusak. Kelemahannya pada jural ini hanya menjelaskan garis besar saja dari
penyebab dan dampak dari banjir.

5. Arif, Dian Adhietya, D. Mardiatno, and Sri Rum Giyarsih. "Kerentanan Masyarakat Perkotaan
Terhadap Bahaya Banjir Di Kelurahan Legok Kecamatan Telanipura Kota Jambi." Majalah
Geografi Indonesa 31.1 (2017): 1-11.

Kejadian banjir pada umumnya terjadi pada kawasan dataran banjir, di mana wilayah ini
berkembang sebagai wilayah perkotaan disebabkan oleh kebutuhan dan melimpahnya
ketersediaan sumberdaya air untuk beragam tujuan. Laju urbanisasi yang tinggi mempercepat
pembangunan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota. Perkembangan
tersebut terus berlanjut meskipun aktivitas ini meningkatkan kerentanan bencana jika aktivitas
berlangsung melebihi kapasitas wilayah terhadap perubahan (Genovese, 2006).

Kerusakan yang disebabkan oleh banjir merupakan cerminan dari kurangnya kesiapan
bencana. Sebagian besar alasan munculnya masalah ini adalah karena kurangnya penyediaan
infrastruktur serta kurang matangnya perencanaan dalam pengelolaan wilayah terdampak
bencana. Elemen berisiko adalah tingkat kemungkinan suatu elemen untuk mengalami dampak
bahaya. Elemen-elemen tersebut dapat berupa penduduk, bangunan, pelayanan publik,
kegiatan ekonomi, dan infrastruktur (Nott, 2006 dalam Wigati, 2008; Marfai and King, 2008;
Marfai et al., 2008). Kelemahan pada jurnal ini yaitu tidak membahas cara menganggulani
banjir.

6. Sa'ud, Ismail. "Kajian Penanggulangan Banjir di Wilayah Pematusan Surabaya Barat." Jurnal
Aplikasi Teknik Sipil 3.1 (2007): 1-10.

Pada junral kali ini menjelaskan banjir yang terjadi di kawasan Surabaya Barat disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya curah hujan yang tinggi, pasang air laut dan kemampuan alir
saluran rendah serta adanya hambatan- hambatan aliran pada saluran. Daerah aliran sungai
bagian hulu telah berkembang sebagai kawasan terbangun sehingga tidak tersedia lahan cukup
luas yang dapat digunakan sebagai retention basin yang dapat mengurangi debit banjir yang
mengalir ke sungai. Dan adanya rencana tata guna lahan di Kawasan Surabaya Barat dimasa
yang akan dating memiliki kecenderungan meningkatnya aliran permukaan. Kondisi ini
menyebabkan saluran saat ini tidak akan mampu lagi mengalirkan debit banjir rencana yang
ditetapkan. Kelemahan jurnal ini yaitu hanya menjelaskan dampak penyebab terjadinya banjir
saja.

7. Astuti, Andina Fuji, and Hadi Sudarsono. "Analisis Penanggulangan Banjir Sungai Kanci."
Jurnal Konstruksi dan Infrastruktur 7.3 (2020).

Banjir bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu kondisi daerah tangkapan hujan,
durasi dan intesitas hujan, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan saluran air (drainase).

Prasarana pengendali banjir terdiri atas : peningkatan kapsitas sungai, tanggul, pelimpah banjir,
pompa, bendungan dan perbaikan drainase perkotaan. Prasarana pengendali aliran permukaan
dilakukan melalui pembuatan resapan air dan penampung banjir. Pengurangan resiko
kerentanan banjir dilakukan melalui pengeloaan dataran banjir yaitu dengan : penetapan batas
dataran banjir, penetapan zona peruntukan lahan, pengawasan peruntukan lahan, persiapan
menghadapi banjir,penanggulangan banjir dan pemulihan setelah banjir. Kelemahan jurnal ini
yaitu tidak menjelaskan dampak dari trejadinya banjir.

8. Indianto, Wahyu, Awang Harsa Kridalaksana, and Yulianto Yulianto. "Perancangan sistem
prototipe pendeteksi banjir peringatan dini menggunakan arduino dan php." Informatika
Mulawarman: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer 12.1 (2017): 45-49.

Alat pendeteksi banjir sangatlah bermanfaat, dengan adanya alat tersebut masyarakat
di dekat pusat banjir atau yang di tempat yang sering terkena banjir dapat lebih awal
menegetahui terjadinya bencana banjir. Namun pembuatan alat-alat tersebut membutuhkan
dana yang tidak sedikit, bahkan bisa menyita waktu serta pengujian yang lama dan tentu saja
harganya sangat tinggi, serta tidak semua orang bisa memilikinya karena memerlukan keahlian
khusus mengoperasikannya atau dikatakan cukup rumit. Kelemahan pada junral ini hanya
focus membahas alat pedeteksi banjir saja.

9. Darmawan, Kurnia, and Andri Suprayogi. "Analisis tingkat kerawanan banjir di kabupaten
sampang menggunakan metode overlay dengan scoring berbasis sistem informasi geografis."
Jurnal Geodesi Undip 6.1 (2017): 31-40.

Selain faktor curah hujan, faktor lain juga diduga menjadi penyebab terjadinya banjir,
misalnya kemiringan lereng, elevasi, jenis tanah, penggunaan lahan dan kerapatan sungai yang
ada di Kabupaten Sampang.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu cara dalam proses
pemetaan, termasuk pembuatan peta kerawanan banjir yang menjadi fokus penelitian ini.
Kerawanan banjir dapat diidentifikasi secara cepat, mudah dan akurat melalui Sistem
Informasi Geografis dengan menggunakan metode tumpang susun/overlay terhadap
parameterparameter banjir, seperti : kemiringan lereng, ketinggian lahan, tekstur tanah, curah
hujan

10. Nugroho, Sutopo Purwo. "Analisis Curah Hujan Penyebab Banjir Besar di Jakarta pada Awal
Februari 2007." Jurnal Air Indonesia 4.1 (2008).

Banjir semakin meningkat dari tahun ke tahun, bahkan intensitas dan sebarannya pun juga
semakin meningkat. Selain dipengaruhi oleh perubahan iklim global, khususnya curah
hujan, juga dipengaruhi olehadanya perubahan penggunaan lahan,pemanfaatan bantaran
sungai untuk permukimandan industri, kerusakan DAS dan sebagainya.

Banjir di Jakarta selalu menimbulkankerugian.Banjir besar pada periode Februari2007


menyebabkan79 orang meninggal dunia,1 oranghilang, dan 2.349 orang pengungsi. DKI
Jakarta, 106.406 pengungsi di ProvinsiJawa Barat, serta 52 orang pengungsi diProvinsi
BantenUntuk banjir besar padaperiode Februari 2007, nilaikerusakan dankerugian
terhadap aset yang terkena banjir,baik aset milikpemerintah, asetdunia usahadan aset
masyarakatdiperkirakan senilaiRp5,16 triliun.

Anda mungkin juga menyukai