Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
(2021)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pimpinan-NYA
yang telah penulis terima selama menyusun makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas mata kuliah desain perkerasan jalan ini
dilakukan agar dapat memahami tipe kerusakan pada jalan dan solusi untuk
permasalahan tersebut. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M.
Shofwan Donny Cahyono S.ST., M.T. yang telah memberi bimbingannya sehingga
makalah ni dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa
masih terdapat beberapa kesalahan baik dalam tanda baca ataupun ejaannya, maka
dari itu penulis memohon maaf. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca
dan penulis bersedia menerima saran dan kritik. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
COVER…………………………………………………………………………....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………..………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
3.1 Kesimpulan………………………………………………..……………..17
3.2 Saran…………………………………….…………………...…………..17
DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………………………19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana atau jalur transportasi darat yang sangat vital
dalam memperlancar kegiatan hubungan ekonomi dan kegiatan sosial antar
daerah. Namun jika terjadi kerusakan pada jalan akan berakibat bukan hanya
terhalangnya kegiatan ekonomi dan sosial lainnya namun dapat terjadi
kecelakaan bagi pemakai jalan. Maka dari itu perlu dilakukan berbagai upaya
perawatan terhadap kinerja jalan salah satunya dengan rutin melakukan survei
kerusakan jalan. Survei kerusakan secara detail dibutuhkan sebagai dasar dari
perencanaan dan perancangan proyek rehabilitasi atau perbaikan jalan. Survei
kerusakan perkerasan adalah kumpulan dari berbagai tipe kerusakan, tingkat
keparahan kerusakan, lokasi, dan luas penyebarannya. Perhatian harus
diberikan terhadap konsistensi dari personil penilai kerusakan baik secara
individual maupun kelompok-kelompok yang melakukan survei. Tujuan
dilakukannya survei kinerja perkerasan, adalah untuk menentukan
perkembangan dari kerusakan perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi
biaya pemeliharaan.
1
2
Apa saja jenis kerusakan yang terjadi pada jalan dan solusi perawatan dan
perbaikan dari kerusakan tersebut ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah ;
a) Mengetahui jenis kerusakan pada jalan.
b) Mengetahui solusi penyelesaian pada kerusakan jalan
c) Pemenuhan tugas mata kuliah desain perkerasan jalan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
a) Memahami dan menambah wawasan terkait tipe-tipe kerusakan jalan.
b) Dapat memberi solusi jika dihadapkan pada kerusakan suatu jalan.
c) Menumbuhkan jiwa membaca dan mencari informasi pembelajaran
terkait.
BAB II
ISI
3
4
Sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat
air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki
dengan cara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah, kemudian
dilapis kembali dengan bahan yang sesuai.
5
Retak dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair
dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu diperlebar dan
dipadatkan. Jika penggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat
diperbaiki dengan menggunakan hotmix. Retak ini lama kelamaan akan
bertambah besar disertai dengan terjadinya lubang-lubang.
6
Retak sambungan jalan merupakan retak yang terjadi pada sambungan dua
jalur lalu lintas dan berbentuk retak memanjang.Kemungkinan penyebab
kerusakan adalah ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik. Berikut
kerusakan retak sambungan jalan. Perbaikan dapat dilakukan dengan
memasukan campuran aspal cair dan pasir ke dalam celah-celah yang
terjadi. Jika tidak diperbaiki, retak dapat berkembang menjadi lebar karena
terlepasnya butir-butir pada tepi retak dan meresapnya air ke dalam lapisan.
Retak ini umumnya terjadi pada daerah sambungan perkerasan dengan bahu
yang beraspal. Kemungkinan penyebab kerusakan:
Retak selip merupakan retak yang menyerupai bulan sabit atau berbentuk
seperti jejak mobil disertai dengan beberapa retak. Kemungkinan penyebab
kerusakan:
a) Alur (Ruts), yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur
dapat merupakan tempat menggenangnya air hujan yang jatuh di atas
permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan, dan akhirnya dapat
timbul retak-retak. Terjadinya alur disebabkan oleh lapis perkerasan yang
kurang padat, dengan demikian terjadi tambahan pemadatan akibat repetisi
beban lalu lintas pada lintasan roda. Campuran aspal dengan stabilitas
rendah dapat pula menimbulkan deformasi plastis. Perbaikan dapat
dilakukan dengan memberi lapisan tambahan dari lapis permukaan yang
sesuai
b) Keriting (corrugation)
Jika lapis permukaan yang keriting itu mempunyai lapis pondasi agregat,
perbaikan yang tepat adalah dengan menggaruk kembali, dicampur dengan
lapis pondasi, dipadatkan kembali dan diberi lapis permukaan baru.
Jika lapis permukaan bahan pengikat mempunyai ketebalan > 5 cm, maka
lapis tipis yang mengalami keriting tersebut diangkat dan diberi lapis
permukaan yang baru.
c) Sungkur (shoving)
Sungkur merupakan kerusakan yang terjadi akibat dari deformasi plastis yang
terjadi setempat ditempat kendaraan sering berhenti, kelandaian curam, dan
tikungan tajam. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara dibongkar dan dilapis
kembali.
12
Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan
sesuai seperti lapen, lataston, laston.
Untuk amblas yang 5 cm, bagian yang amblas dibongkar dan lapis
kembali dengan lapis yang sesuai.
e) Jembul (upheaval)
a) Lubang (potholes)
Pengausan merupakan kerusakan yang terjadi karena agregat yang berasal dari
material yang tidak tahan aus terhadap roda kendaraan/ agregat berbentuk bulat
dan licin atau agregat yang dipergunakan berbentuk bulat dan licin, tidak
berbentuk cubical. Dapat diatasi dengan menutup lapisan dengan latasir, buras
atau latasbun.
Terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi karena pemadatan
yang tidak memenuhi syarat. Dapat diperbaiki dengan dibongkar kembali dan
diganti dengan lapis yang sesuai.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari informasi yang diperoleh dan tercantum di BAB II, penulis
menyimpulkan :
3.2 Saran
17
2. Untuk mempertahankan kinerja perkerasan, diperlukan beberapa
tindakan perbaikan kerusakan, baik berupa pemeliharaan rutin yang
dilakukan setiap tahun maupun pemeliharaan berkala yang biasanya
dilakukan 2 atau 3 tahun sekali.
3. Perlunya observasi langsung di lapangan oleh pihak terkait, agar
perbaikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi kerusakan yang
terjadi, sehingga perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan
efisiensi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19