Anda di halaman 1dari 2

Cidera akibat kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan.

Penggolongan cedera akibat kecelakaan tambang (pasal 40 Kepmentamben


555/26/M.PE/1995) adalah sebagai berikut:

a. Cidera Ringan
Cidera
akibat
kecelakaan
tambang
yang
menyebabkan
pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 hari dan
kurang dari 3 minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
Contoh cidera ringan: Pekerja tambang bernama fulan mengalami
kecelakaan terjatuh saat memasang bohlam lampu, korban mengalami
cidera di tangan kanan. setelah dibawa ke klinik (dokter perusahaan)
direkomendasikan untuk istirahat selama 3 hari. maka itu termasuk cidera
ringan dengan kehilangan waktu selama 3 hari. Atau si fulan atas
rekomendasi dokter tetap bisa bekerja namun si fulan tidak bisa bekerja
pada pekerjaannya semula, maka itu dihitung cidera ringan. dan kehilangan
waktunya dihitung sampai berapa lama si fulan mampu bekerja pada
pekerjaannya semula. jika si fulan mekanik, maka harus mampu bekerja
sebagai mekanik lagi.
b. Cidera Berat
1. Cidera akibat kecelakan tambang yang menyebabkan pekerja tambang
tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 3 minggu termasuk
hari minggu dan hari libur.
2. Cidera yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap
3. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan cidera sebagai
berikut:

Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah,


lengan atas, paha atau kaki.

Pendarahan di dalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen

Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan


ketidakmampuan tetap

Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi

Contoh : sifulan mengemudikan sarana menuju tambang, diperjalanan unit


sarana dilindas HD. kecelakaan itu mengakibatkan fulan patah tulang kaki.
maka itu disebut Cidera berat.
contoh lain : si fulan berjalan, pada saat ada beda tinggi kaki fulan
terpeleset dan persendian kakinya terlepas (dislokasi). maka kejadian si
fulan dapat dikategorikan cidera berat jika dislokasi yang dialami si fulan
adalah dislokasi yang pertama. namun jika sebelumnya fulan pernah
mengalami dislokasi pada sendi yang sama tidak dapat disebut cidera berat.
c. Mati
Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang masti dalam
waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut.
Contoh : Saat sifulan mengendarai sarana di tambang dan terlindas HD,
mengakibatkan sifulan luka parah. sifulan kemudian dibawa menuju rumah
sakit. namun pada saat perjalanan menuju rumah sakit si fulan meninggal.
maka kecelakaan tersebut dikategorikan Fatality (mati).
Jika meninggal di tempat kejadian sudah pasti disebut fatality, jika
meninggalnya lebih dari 24 jam maka kecelakaan tersebut dikategorikan
Cidera berat yang mengakibatkan kematian.
http://www.darmawansaputra.com/2014/11/cidera-akibat-kecelakaan-tambang.html
diakses tanggal 20 September 20, 2015 by darmawansaputra

Anda mungkin juga menyukai