Anda di halaman 1dari 27

❑Umur dan Kondisi Mesin Bor

❑Geometri Pemboran
❑Estimasi Produksi Pemboran
1. Waktu Edar (Cycle Time)
2. Kecepatan Pemboran rata-rata
3. Efisiensi Kerja Pemboran
4. Volume Setara
5. Produksi Pemboran
Umur dan Kondisi Mesin Bor
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor
akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan
batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran.
Kondisi & Umur Mesin Bor

Untuk menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu:
A Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang
digunakan. Kesediaan mekanik (MA) menunjukkan ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu akibat
masalah mekanik.
Persamaan dari ketersediaan mekanik adalah
𝑊
MA = x 100%
(𝑊+𝑅)
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator untuk melakukan kegiatan pemboran.
R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan dan waktu yang hilang akibat
menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.
Kondisi & Umur Mesin Bor

B Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)


Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam seluruh waktu kerja yang tersedia.
Persamaan dari ketersediaan Fisik adalah

𝑊+𝑆
PA = x 100%
(𝑊+𝑅+𝑆)

Keterangan:
S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan padahal alat tersebut siap beroperasi
(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalanmatau jumlah jam kerja yang tersedia dimana alat
dijadwalkan untuk beroperasi.
Kondisi & Umur Mesin Bor

C Ketersediaan Efektif (Efectif of Availability, EA)


Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat
alat tersebut dapat digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi kerja.

Persamaan dari ketersediaan penggunaan efektif adalah

𝑊
EU = x 100%
𝑊+𝑅+𝑆

Keterangan:
S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan padahal alat tersebut siap beroperasi
(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalanmatau jumlah jam kerja yang tersedia dimana alat
dijadwalkan untuk beroperasi.
Kondisi & Umur Mesin Bor

D Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)


Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh alat untuk beroperasi
pada saat alat tersebut dapat digunakan.
Persamaan dari ketersediaan penggunaan adalah:

𝑊
UA = x 100%
𝑊+𝑆

Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor untuk menyediakan
lubang ledak. Kesediaan alat dikatakan sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara 70%-
80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%.
Geometri Pemboran
1 Diameter Lubang ledak
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil
peledakan.
Geometri Pemboran
2 Arah Lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan arah miring. Pada tinggi
jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring
penempatan posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang ledak yang
direncanakan.

3 Kedalaman Lubang ledak


Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah tegak dan arah miring. Pada tinggi
jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring
penempatan posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang ledak yang
direncanakan.
Estimasi Produksi Mesin Bor
1 Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang.

Ct = Bt + St + At + Pt + Dt
Keterangan :
Ct = Waktu edar (menit)
Bt = Waktu pemboran (menit)
St = Waktu menyambung batang bor (menit)
At = Waktu melepas batang bor (menit)
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan (menit)
Pt = Waktu pindah ke lubang yang lain, dan mempersiapkan alat bor hingga siap untuk melakukan pemboran (menit)
Estimasi Produksi Mesin Bor

1
Kecepatan Pemboran Rata-rata (Average Drilling Speeds)
Kecepatan pemboran terdiri dari beberapa definisi :
a. Drilling Rate

Drilling Rate merupakan perbandingan kedalaman lubang bor yang dicapai terhadap waktu yang diperlukan
untuk membuat 1 atau lebih lubang bor, tanpa memperhitungkan waktu untuk mengatasi hambatan (delay time)
𝐻
Dr1 =
(𝐶𝑡−𝐷𝑡)

Keterangan :
Dr1 : Kecepatan pemboran bersih (meter/menit)
H : Kedalaman lubang tembak (meter)
Ct – Dt : Waktu edar pemboran tanpa hambatan (menit)
Estimasi Produksi Mesin Bor
b. Gross Drilling Rate
Gross Drilling Rate merupakan perbandingan kedalaman lubang bor yang dicapai terhadap waktu yang
tersedia.

𝐻
GDR =
𝐶𝑡

Keterangan:
GDR = Kecepatan pemboran (m/menit)
H = Kedalaman Lubang Tembak (meter)
Ct = waktu edar pemboran (menit)
Estimasi Produksi Mesin Bor

c. Efisiensi Kerja Pemboran


Efisiensi kerja pemboran adalah perbandingan antara waktu kerja produktif dengan waktu kerja yang
terjadwal dan dinyatakan dalam persen. Waktu produktif adalah waktu yang digunakan untuk kerja
pemboran.

Jadi efisiensi kerja dapat dinyatakan:


𝑊𝑃
EK = 𝑥 100%
𝑊𝑇
Keterangan:
EK = Efisiensi kerja pemboran (%)
WP = waktu kerja produktif (jam)
WT = waktu kerja yang tersedia (jam)
Estimasi Produksi Mesin Bor

d. Volume Setara
Volume setara (Equivalent volume, Veq) menyatakan volume batuan yang diharapkan terbongkar untuk
setiap meter kedalaman lubang ledak yang dinyatakan dalam m3/m.
Volume setara dapat dihitung denga persamaan:

𝑉
Veq =
(𝑛𝑥𝐻)

Keterangan :
Veq = volume setara (m3/m)
V = volume batuan yang diledakkan (m3)
n = jumlah lubang tembak
H = kedalaman lubang tembak (m)
Estimasi Produksi Mesin Bor

e. Produksi Pemboran
Produksi pemboran tergantung kecepatan pemboran mesin bor, volume setara dan penggunaan efektif mesin
bor. Produksi tersebut dinyatakan dalam m3/jam.
Maka persamaan produksi pemboran adalah:

P = Veq x GDR x EK x 60
Keterangan :
P = produksi alat bor (m3/jam/alat)
60 = konversi dari menit ke jam
Study case
Sebuah kontraktor tambang emas bawah tanah memiliki target kemajuan tunneling per
shift sebesar 2,0 meter dengan densitas batuan 2,2 ton/m3 dan dimensi penampang
5mx5m . Alat pemboran yang digunakan masih manual (Hand Drilling) yaitu menggunakan
Jeckleg type YT29A . Aktual kemajuan tunneling yang dihasilkan adalah 1,7 meter.

Selama masa pengamatan data yang diambil adalah sebagai berikut:


a. Nilai Parameter Massa Batuan berdasarkan BIENASWKI, 1989
b. Waktu Siklus Pemboran dan peledakan
c. Waktu Edar Pemboran & Kedalaman Lubang Pemboran

Hitung loss produski pemboran yang dihasilkan dari target kemajuan tunneling yang
diharapkan yaitu 2,0 meter?
DIMENSI PENAMPANG LUBANG BUKAAN
Diketahui :
Target Kemajuan Tunneling = 2,0 meter
Densitas Batuan (ton/m3) = 2,20 ton/m3

Ditanya :
5m Berat batuan yang diledakkan?

Jawab:
1. Luas Penampang yang diledakkan
= 5 m x 5m
= 25 m2

2. Berat Batuan yang diledakkan


= Target Kemajuan x luas daerah penampang x densitas
5m = 2,0 m x 25 m2 x 2,2 ton/m3
= 110 ton
ANALISA PERHITUNGAN KLASIFIKASI MASSA BATUAN RMR-SYSTEM (BIENASWKI, 1989)
Hasil Analisa
No Parameter Deskripsi / Rating Range Value
Nilai Rating
Sangat Kuat (15) > 250 Mpa
Kuat (12) 100 - 250 Mpa
Kekuatan (Mpa) Point
1 Sedang (7) 50 - 100 Mpa 72
Load/ UCS
Lunak (4) 25 - 50 Mpa
Sangat Lunak (1) 1.0 - 25 Mpa
Sangat Bagus (20) 90 - 100 %
Bagus (17) 75 - 90 %
2 RQD (%) Sedang (13) 50 - 75 % 77
Lunak (8) 25 - 50 %
Sangat Lunak (3) 0.0 - 25 %
Sangat Terbuka (20) > 2.0 m
Terbuka (15) 0.6 - 2.0 m
3 Spasi Rekahan (m) Sedang (10) 0.2 - 0.6 m 0.25
Tipis (8) 0.06 - 0.2 m
Sangat Tipis (5) < 0.06 m
Sangat Kasar, Tidak Menerus, Segar, Tidak terjadi Pelapukan (30) 30
Bidang Kasar, Bukaan <1mm, Sedikit lapuk (25) 25
4 Kondisi Rekahan (mm) Agak Kasar, Bukaan <1mm, lapuk (20) 20 2
Bidang Licin, atau terisi material lunak tebal <0.5 cm, bukaan 1-5 mm, menerus (10) 10
Bidang terisi material lunak, tebal > 5mm, bukaan >5mm, Menerus (0) 0
Kering (15) Dry
Lembab (10) <10 ltr/min
5 Air Tanah (Ltr/Menit) Basah (7) 10.0 - 25.0 ltr/min 1
Menetes (4) 25.0 - 125 ltr/min
Mengalir (0) > 125 ltr/min
NILAI RMR
ANALISA PERHITUNGAN KLASIFIKASI MASSA BATUAN RMR-SYSTEM (BIENASWKI, 1989)
ORIENTASI BIDANG DISKONTINYU TERHADAP ARAH LUBANG BUKAAN
ARAH STRIKE TEGAK LURUS TERHADAP ARAH LUBANG BUKAAN
45 - 90 (0) Very Favourable
Searah Dengan Dip 0
20 - 45 (-2) Favourable
45 - 90 (-12) Fair
6 Berlawanan dengan Dip 0
20 - 45 (-10) Very Unfavourable

STRIKE SEARAH TERHADAP ARAH LUBANG BUKAAN

45 - 90 (-12) Very Unfavourable


Dip 55
20 - 45 (-5) Fair
MEMOTONG TERHADAP LUBANG BUKAAN
Dip 0 - 20 (-10) Unfavourable 0
ADJUSMENT RMR RATING
KLASIFIKASI ROCK MASS
Data Pegamatan Siklus Pemboran dan Peledakan

Memasuki Pemasangan Charging


Memasuki Persiapan Persiapan Perbaikan
Terowongan
Front
Membor
Mesh dan & Mucking
Pulang alat
Perbaikan Memasuki
(menit)
Kerja
(menit)
rockbolt Blasting (menit)
(menit) (menit) Alat Terowongan
(menit) (menit) (menit)

31,86 18,43 25,67 143,76 34,56 62,51 23,12 -

29,98 18,08 29,87 155,89 32,75 62,89 23,18 26,79 Persiapan Memasuki
Pulang Front Kerja
31,75 19,45 31,64 148,04 32,27 68,32 24,08 25,56 Siklus Pekerjaan Pemboran
&
Peledakan

Persiapan
Mucking
Pemboran

Charging
Pemasangan Mesh dan
&
Rockbolt
Blasting
Olah Data Pengamatan Siklus Pemboran & Peledakan
Pemasangan
Memasuki Memasuki Persiapan Charging & Persiapan Perbaikan
Mesh dan Mucking
Terowongan Front Kerja Membor Blasting Pulang alat Waktu memasuki terowongan
No rockbolt (menit)
(menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) Jumlah data (n) =3
(menit)
Jumlah Interval kelas (K) = 1 + 3,22 log (3)
1 31,86 18,43 25,67 143,76 34,56 62,51 23,12 - = 1,54 ≈ 2
J maks = 31,86 menit
2 29,98 18,08 29,87 155,89 32,75 62,89 23,18 26,79
J min = 29,98 menit
3 31,75 19,45 31,64 148,04 32,27 68,32 24,08 25,56 Lebar Interval kelas (c) = (J maks - J min)/ K
J max 31,86 19.45 31,64 155,89 34,56 68,32 24,08 26,79 = (31,86 - 29,98)/ 2
J Min 29,98 18.08 25,67 143,76 32,27 62,51 23,12 25,56 = 0.94 menit

Distribusi Frekuensi Data


Waktu Memasuki Terowongan
94,53 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 Interval Jumlah
Rata-rata = No fi
3 menit menit (menit)
1 29,98 30,92 1 30,92
= 31.51 menit 2 30,92 31,86 2 63,61
Jadi, rata-rata waktu memasuki terowongan adalah 31,51 menit Jumlah 3 94,53
Perhitungan Tingkat Ketersediaan Mesin Bor
Keterangan :
No Pengamatan Waktu Kerja Waktu (menit)
J = Jam kerja yang tersedia dalam 1 shift yaitu 11 jam (long shift)
1 Jam kerja 660 menit
Waktu kerja efektif per shift (W) = J – T
2 Waktu persiapan, perbaikan dan gangguan terdiri atas:
31,51 menit = 660 menit – 308,75 menit
1. Waktu memasuki terowongan
2. Waktu menuju Front Kerja x menit = 351,25 menit/ shift

3. Waktu Persiapan Membor x menit Jumlah Jam Perbaikan (R) = Waktu Perbaikan Alat + Waktu Perawatan
4. Waktu Pemasangan Mesh dan Rockbolt (mesh front) x menit
Jumlah Jam Standby (S) =
5. Waktu charging dan Blasting x menit

6. Waktu Mucking x menit


Tingkat kesediaan mesin bor
7. Waktu Persiapan Pulang x menit
MA x%
8. Waktu Perbaikan alat x menit PA X%
9. Waktu Perawatan 20 menit UA X%
EU X%
10. Waktu terlalu awal dan terlalu lama istirahat 60 menit

Total 31,51 + 60 + 20 + 6x menit

3 Waktu Kegiatan (W) No.1 - No.2 660 – (31,51 + 60 + 20 + 6x) menit Waktu Kerja Efektif
Waktu kerja efektif = Waktu kerja teoritis perhari – jumlah waktu mengatasi hambatan
= 660 menit – (31,51 + 60 + 20 + 6x ) menit
= (660 – (31,51 + 60 + 20 + 6x )) menit
660 – (31,51 + 60 + 20 + 6x)
Efesiensi kerja = x 100%
660
= Xx %
Data Pengamatan Waktu Edar pemboran (Cycle time)

Pt Bt1 St1 At1 Dt1 St2 Dt2 Bt2 At2 H


dt dt dt dt dt dt dt dt dt (m)
3,09 79,71 3,81 13,13 18,73 13,45 4,72 487,86 4,24 1,88
9,77 119,63 3,65 10,11 59,31 17,05 18,14 332,78 9,7 1,91
10,38 60,05 5,71 9,02 53,21 16,35 15,89 306,34 14,26 1,97

Keterangan:
Pt : Waktu posisi
Bt1 : Waktu pemboran 1
St1 : Waktu memasang batang bor 1
At1 : Waktu Flushing dan melepas Batang bor 1
Dt1 : Waktu Hambatan 1
St2 : Waktu memasang batang bor 2
Dt2 : Waktu Hambatan 2
Bt2 : Waktu pemboran 2
At2 : Waktu flushing dan melepas batang bor 2
Olah Data Cycle time

Pt Bt1 St1 At1 Dt1 St2 Dt2 Bt2 At2 Waktu posisi
H
No Jumlah data (n) =3
(m)
dt dt dt dt dt dt dt dt dt
Jumlah Interval kelas (K) = 1 + 3,22 log (3)
1 3,09 79,71 3,81 13,13 18,73 13,45 4,72 487,86 4,24 1,88 = 1,54 ≈ 2
J maks = 10,38 detik
2 9,77 119,63 3,65 10,11 59,31 17,05 18,14 332,78 9,7 1,91
J min = 3,09 detik
3 10,38 60,05 5,71 9,02 53,21 16,35 15,89 306,34 14,26 1,97 Lebar Interval kelas (c) = (J maks - J min)/ K
= (10,38 – 3,09)/ 2
J max 10,38 119,63 5,71 13,13 59,31 17,05 18,14 487,86 14,26 1,97
= 3,65 detik
J Min 3,09 60,05 3,65 9,02 18,73 13,45 4,72 306,34 4,24 1,88

Distribusi Frekuensi Data


23,24 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Rata-rata = Waktu Posisi (Pt)
3
= 7,74 detik Interval Jumlah
No fi
detik detik (detik)
Jadi, rata-rata waktu posisi pemboran adalah 7,74 detik
1 3,09 6,74 1 3,09
2 6,074 10,39 2 20,15
Waktu Edar dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
Jumlah 3 23,24
Ct = Pt + St1 + Bt1 + Dt1 + At1 + St2 + Bt2 + Dt2 + At2
= 7,74 + x + x + x + dst…
= 7,74 + 8x detik
= Xx menit
Olah Data Kedalaman Pemboran

Pt Bt1 St1 At1 Dt1 St2 Dt2 Bt2 At2 Kedalaman Pemboran (H)
H
No Jumlah data (n) =3
(m)
dt dt dt dt dt dt dt dt dt
Jumlah Interval kelas (K) = 1 + 3,22 log (3)
1 3,09 79,71 3,81 13,13 18,73 13,45 4,72 487,86 4,24 1,88 = 1,54 ≈ 2
J maks = 1,97 meter
2 9,77 119,63 3,65 10,11 59,31 17,05 18,14 332,78 9,7 1,91
J min = 1,88 meter
3 10,38 60,05 5,71 9,02 53,21 16,35 15,89 306,34 14,26 1,97 Lebar Interval kelas (c) = (J maks - J min)/ K
= (1,97 – 1,88)/ 2
J max 10,38 119,63 5,71 13,13 59,31 17,05 18,14 487,86 14,26 1,97
= 0,045 meter
J Min 3,09 60,05 3,65 9,02 18,73 13,45 4,72 306,34 4,24 1,88

Distribusi Frekuensi Data


5,76 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Rata-rata = Kedalaman Pemboran
3
= 1,92 meter Interval Jumlah
No fi
Jadi, rata-rata kedalaman pemboran adalah 1,92 meter meter meter (meter)
1 1,88 1,925 2 3,79
2 1,925 1,97 1 1,97
Maka presentase kemajuan pemboran dapat diketahui berdasarkan hasil Jumlah 3 5,76
pengukuran kemajuan tiap shift dan rata-rata kedalaman pemboran :
𝟏,𝟕
Hasil pengukuran aktual
Presentase Kemajuan = x 100% = 88,54 %
𝟏,𝟗𝟐
Estimasi Kecepatan Pemboran

a. Drilling Rate
𝐻
Dr1 =
(𝐶𝑡−𝐷𝑡)

Keterangan :
Dr1 : Kecepatan pemboran bersih (meter/menit)
H : Kedalaman lubang tembak (meter) = 1,92 meter
Ct – Dt : Waktu edar pemboran tanpa hambatan (menit)
: (Pt + St1 + Bt1 + Dt1 + At1 + St2 + Bt2 + Dt2 + At2) – (Dt2+Dt1)

b. Gross Drilling Rate

𝐻
GDR =
𝐶𝑡
Keterangan:
GDR = Kecepatan pemboran (m/menit)
H = Kedalaman Lubang Tembak (meter) =1,92 meter
Ct = waktu edar pemboran (menit) = (Pt + St1 + Bt1 + Dt1 + At1 + St2 + Bt2 + Dt2 + At2) menit
Produksi Pemboran

1. Kecepatan Pemboran (m/menit)


Pakai Perhitungan ‘Gross Drilling Rate’

2. Volume Setara (Veq) (m3/menit) Hasil pengukuran actual (1,7 meter)

Veq = (A x Kemajuan lubang sekali peledakan) / (N x H)

Dimana,
A = Luas lubang bukaan (m2) = 25m2
N = Jumlah lubang ledak = 30
H = Kedalaman rata-rata lubang ledak (meter) = 1,92 m
Hasil olah data siklus pemboran & peledakan
3. Produksi Alat Bor (m3/shift/mesin bor)

Produksi alat bor = kecepatan pemboran x volume setara x eff.kerja x 60 x 11

Hasil dari Gross Drilling Rate

Anda mungkin juga menyukai