Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pemboran produksi dilakukan untuk mendapatkan conto atau sampel kadar yang
dimana untuk menentukan langkah awal kebijakan dalam penambangan produksi
bahan galian. Tujuan dilakukannya penelitian iniyaitu untuk mengetahui efisiensikerja
alat bor dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat bor.(Bakri,2017)

laterisasi adalah proses pelapukan secara kimiawi yang mengakibatkan pengayaan sekunder
pada unsur-unsur tertentu dan menghasilkan endapan yang bernilai ekonomis, seperti
endapan nikel. Sebelum penambangan nikel terlebih dahulu dilakukan pemboran produksi
untuk mendapatkan conto atau sampel kadar nikel yang dimana untuk menentukan langkah
awal kebijakan dalam penambangan produksi bahan galian (Bakri,2017)

Didalam pengeboran terdapat perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja-
kerja yang tersedia untuk mengetahui efisiensi kerja alat bor.Efisiensi kerja jarang
mencapai lebih dari 83% karena pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60
menit dalam sejam, dikarenakan, hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya :
menunggu alat, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin, dan lain lain.(Bakri,2017)

Pada pemboran produksi (inpit drilling) merupakan salah satu metode pengambilan conto
atau sample yang berfungsi untuk memperkuat dan meyakinkan kadar Fe dan Ni mendekati
data eksplorasi yang telah ada. Dan apabila kadar Fe dan Ni nya dinilai baik sesuai dengan
sasaran maka pada titik sampel tersebut penambangan akan dilakukan.Kegiatan pemboran
produksi (inpit drilling) menggunakan satu alat bor koken (YH-01), mata bor widya, rod
Axl dengan panjang 1 meter dan 1,5 meter, single core barrel dengan ukuran 50cm dan 1,5
meter, body potector dan core box. Perlengkapan tambahan seperti kunci 24, kantong
sample, timba, ember, dan drum. Cara kerja pemboran dimulai dari pemasangan mata bor
dengan single core barrel kemudian disambungkan ke rod Axl biasanya untuk penetrasi
pertama digunakan single core barrel yang berukuran 50cm. setelah itu pemboran dimulai
sesuai berapa cm yang ingin ditembus, apabila pemboran berlangsung lubang bor harus
disiram dengan air agar mata bor yang bergesekan tidak panas hanya saja harus tetap
memperhatikan berapa banyak air yang masuk agar pemberaian material (cutting) tidak
berlebihan. Setelah pengeboran kemudian single core barrel dilepaskan dari rod Axl untuk
mengeluarkan core yang berada didalam single core barrel. Core dikeluarkan dengan cara
menyambungkan single core barrel ke body protector kemudian ditumbuk sehingga core
keluar. Lalu single core barrel dipasang kembali ke rod Axl untuk pengeboran selanjutnya,
hal ini dilakukan berulang-ulang hingga kedalaman sesuai target yang ditentukan.
(Bakri,2017)
Mekanisme gerak alat bor yang digunakan di lapangan yakni tumbuk putar (rotary
percussion drilling) dengan sumber gerak mesin koken (YH-01). Spasi yang digunakan
adalah 12,5 meter antar titik bor. Target yang harus dipenuhi dalam bulan September-
Oktober 2015 yaitu 240 meter sehingga untuk memenuhi target tersebut dalam satu shift (8
jam) harus mencapai 12 meter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat bor
adalah sifat batuan, umur dan kondisi alat bor, dan keterampilan operator mesin bor. Dan
juga kegiatan pemboran tidak lepas dari kegiatan moving, untuk moving biasanya alat
ditarik oleh alat berat (excavator) untuk pindah dari satu titik bor ketitik bor yang lain. Mata
bor atau bit yang digunakan bertipe widya yang merupakan pemakai energi atau tenaga
yang dihasilkan dari mesin penggerak dan gerakan tumbuk yang diberikan dari permukaan
untuk menembus suatu lapisan. (Bakri,2017)

Pengeboran yakni suatu kegiatan membuat lubang dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Secara istilah, pengeboran merupakan suatu rangkaian preparasi (persiapan) sebelum
melakukan kegiatan peledakan. kegiatan pengeboran merupakan yang pertama dilakukan
untuk membuat lubang ledak dengan geometri dan pola yang sudah tertentu akan
selanjutnya diisi dengan bahan peledak.Sesuai dengan keterterapannya saat ini sistem
pengeboran dapat dibedakan delapan macam yaitu:Mekanik: perkusif, Rotary, Rotary –
Perkusif; Termal: pembakaran, Plasma, Cairan Panas; Hidraulik: Pancar (Jet), Erosi,
Cavitasi.; Sonik:: Vibrasi frekuensi tinggi.; Kimiawi: Mikroblast, Disolusi; Elektrik: Electri
Arc, Induksi Magnetik ;Seismik: Sinar laser; Nuklir: Fusi, Fisi. Berdasarkan pertimbangan
teknik dan keekonomian sistem pengeboran mekanik (perkusif, rotary, rotary – perkusif)
dengan berbagai ukuran dan kemampuan pada kegiatan pengeboran untuk menyediakan
lubang ledak lebih aplikabel dari sistem pengeboran lain.
(Syarifuddin,2019)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pengeboran merupakan bagian dari kegiatan


peledakan yang sangat berpengaruh terhadap ketercapaian target produksi peledakan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kegitan pengeboran adalah kesediaan alat bor,
sifat batuan, produktivitas pengeboran. Sifat batuan pada area lokasi pengeboran yang
memiliki pengaruh terhadap kerja penetrasi dalam melakukan pengeboran dan sebagai
sebab dari pemilihan pengeboran antara lain kekerasan, kekuatan, bobor isi (Desnsity),
abrasivitas, tekstur, dan struktur. Kekerasan (hardness) dianggap sabagai ketahanan dari
sebuah permukaan lapisan yang akan digores oleh bagian lain yang lebih keras, batuan
diklasifikasikan dengan skala mohs konsepnya bahwa beberapa mineral dapat menggores
apapun yang memiliki skala angka lebih kecil atau sama dengannya.(Syarifuddin,2019)

Pemboran merupakan pekerjaan yang pertama kali dilakukan dengan tujuan untuk
membuat sejumlah lubang ledak dengan geometri dan pola yang sudah tertentu pada massa
batuan, yang selanjutnya akan diisi dengan sejulah bahan peledak untuk diledakkan.
Kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak umumnya dilakukan dengan mesin bor
mekanik (perkusif, rotari, rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan,
tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan. Penggunaan alat bor harus
dioptimalkan agar alat tidak sering mengalami kondisi standby sehingga diperlukan analisa
mengenai jumlah alat bor yang digunakan untuk membongkar overburden yang telah
ditargetkan dengan seefektif dan seefisien mungkin.Proses mengetahui kemampuan kerja
alat bor dilakukan dengan melakukan pengamatan cycle time suatu alat bor dalam membuat
satu lubang ledak sehingga diketahui kecepatan pemboran dari alat bor per menitnya.Dari
data tersebut maka dapat diketahui kemampuan alat bor tersebut sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penggunaan alat bor agar tercapai target pembongkaran overburden.Selain itu,
dari data time sheet unit maka dapat diketahui faktor yang meyebabkan alat mengalami
kondisi standby sehingga dapat meminimalisir faktor-faktortersebut.
(Setiadi,D.T,dkk.2014).
Penentuan berdasarkan geometri pemboran menunjukkan jumlah lubang bor yang harus
dibuat untuk memenuhi rencana target produksi pembongkaran overburden pada tahun
2012 di lokasi collar 2 dan 3. Dari hasil perhitungan berdasarkan geometri pemboran
rencana menunjukkan jumlah lubang bor yang harus dibuat adalah sebanyak 42.870
lubang/tahun dengan total kedalaman lubang yang dibor sedalam 364.395 meter. Pengaruh
kondisi lapangan terhadap produktifitas alat bor penyiapan lokasi meliputi mendorong
tumpukan material dan meratakan tanah yang akan dibor, membuat tanggul, melandaikan
lereng yang berdekatan dengan lokasi dan kemudian setelah dilakukan pemboran maka
perlu membuat jalan masuk serta akses untuk unit bor. Pada pengamatan di lapangan tidak
semua persiapan tersebut dilakukan dengan baik seperti kondisi tanah yang belum rata. Hal
ini akan mempersulit operator dalam melakukan pemboran yang mana akan berpengaruh
langsung terhadap waktu siklus pemboran yang dapat akan berdampak pada produktifitas
alat bor. Lokasi pemboran yang miring atau tidak rata akan mengakibatkan waktu siklus
pengeboran akan lebih lama karena banyaknya waktu pengeboran yang hilang terutama
ketika alat bor akan melakukan manuver yang ditunjukkan dengan perebahan menara alat
bor dan leveling alat bor.(Setiadi,D.T.2014)
Kegiatan penambangan menggunakan tambang terbuka (surface mining) berupa
pembongkaran pada kegiatan pembongkaran dapat menggunakan proses pemboran dan
peledakan. sehingga dalam kegiatan pembongkaran akan lebih efisien, kegiatan peledakan
sangat membutuhkan hasil yang baik untuk kegiatan pemboran yang dilakukan. Kegiatan
pengeboran dipengaruhi oleh produktifitas mesin bor dan sifat dan kekerasan batuan, dan
rancangan geometri peledakan sehingga perlu dilakukan suatu kajian terhadap produktifitas
suatu mesin bor dan rancangan geometri yang digunakan.Adapun tahapan pengumpulan
data dimana pada tahap pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. 1.
Produktifitas alat Pengeboran Dalam perhitungan ini diperlukan data primer berupa cycle
time alat bor dan geometri peledakan, dan data sekunder berupa jadwal jam kerja dan data
spesifikasi alat. 2. Presentasi Ketersediaan Alat Bor Dalam perhitungan ketersediaan alat
bor data primer yang di perlukan berupa working hours atau jumlah jam kerja alat, yaitu
waktu yang dipergunakan oleh operator untuk melakukan kegiatan pemboran (W), repair
hours atau waktu perbaikan alat, yaitu waktu yang digunakan untuk perbaikan alat bor dan
waktu yang hilang akibat proses perbaikan alat seperti penyediaan suku cadang alat serta
waktu untuk perawatan (R), standby hours atau waktu jam kerja alat bor yang tidak
dipergunakan ketika alat tersebut tidak rusak (siap beroperasi), meliputi hujan deras, tempat
kerja belum siap, kerusakan pada mesin bor, dan lain-lain (S), sedangkan data sekunder
yang di perlukan berupa jumlah seluruh jam kerja dimana mesin bor dijadwalkan untuk
beroperasi (scheduled hours).Rancangan Geometri peledakan usulan dalam perhitungan
rancangan geometri peledakan hanya menggunakan data sekunder berupa data bobot isi
yang didapat dari hasil uji.Kemudian melakukan pengolahan data dimana pengolahan data
merupakan proses lanjutan setelah data primer dan sekunder didapatkan. pengolahan data
menggunakan software arcgis 10.3 untuk olah informasi data berbasis spasial. Pengolahan
data terdiri dari perhitungan kinerja mesin bor, persentase ketersediaan alat bor, rancangan
geometri peledakan. 1. Produktifitas alat bor Produktifitas alat bor dapat dilihat dari
perhitungan antara waktu edar, volume setara efisiensi kerja. 2. Presentase Ketersediaan
Alat Kondisi ideal effisiensi kerja dapat di nilai dari persentase terhadap pelaksanaan suatu
pekerjaan antara waktu yang di pakai untuk bekerja dengan waktu yang tersedia. waktu
kerja efektif adalah waktu yang benar – benar di gunakan oleh operator bersama alat
mekanis yang di gunakan di kegiatan tersebut. 3. Rancangan Geometri Usulan Peledakan
Perhitungan geometri peledakan rekomendasi dihitung dengan menggunakan rumusan
empirik menurut RL. Ash, kembali kerja.Setelah itu dilakukan analisis data dimana
diperoleh kesimpulan dari kegiatan pengeboran yang dilakukan,adapun analisis data
bertujuan untuk 1. Mengevaluasi kegiatan pengeboran yang telah di lakukan serta mencari
cara agar dapat meningkatkan produktivitas dari mesin bor. 2. Mengetahui hambatan –
hambatan apa saja yang terjadi selama kegiatan pengeboran serta mencari cara agar dapat
menghindari hambatan tersebut sehingga kinerja dan produktivitas alat bor dapat
meningkat. 3. Mengetahui perbedaan produktifitas dengan membandingkan geometri
peledakan aktual dengan teoritis metode RL. Ash(Syafrianto,M.K.dkk.2020)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1 Jacro 200
2 Pipa box NQ
3 Tool box
4 Water Pump
5 Selang
6 Mata Bor

3.1.2 Bahan
1 Solar
2 Oli
3 Gris
4 Alat Tulis
5 Majun

3.2 Prosedur Percobaan


1 Disiapkan alat pemboran pda tempat yang akan dilakukan pemboran
2 Dilakukan instalasi alat pemboran
3 Dicek bahan bakar peserta di pada mesin pemboran
4 Dicek semua alat peboran setelah instalasi dengan benar dan aman
5 Dihidupkan mesin pemboran dan dipastikan kondisi mesin dalam keadaan layak
digunakan
6. Dipastikan lagi control vale up,pull up,pull down dan rotary telah searah

Anda mungkin juga menyukai