Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan tentang teori-teori dan rumus-rumus yang

berhubungan dengan pokok permasalahan dan tujuan penulisan Proposal Tugas

Akhir.

2.1 Perkuatan Lereng

Perkuatan lereng/revetment merupakan struktur perkuatan yang

ditempatkan ditebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna

melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul terhadap erosi

dan limpasan gelombang (overtopping) kedarat dan secara keseluruhan berperan

meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindungi.

Daerah yang dilindungi revetment adalah dataran tempat dibelakang

bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang

dapat berupa arah sisi vertikal atau miring. Bangunan ini bisa terbuat dari

pasangan batu, beton, turap, tumpukan pipa (buis) beton, atau tumpukan batu.

(Fadly Sutrisno Institite).

2.2 Pengertian Rancangan Angaran Biaya

Menurut Soedrajat (1994) Rencana anggaran biaya adalah perhitungan

banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, upah, tenaga kerja, peralatan dan

biaya-biaya yang saling berkaitan dengan pelaksanaan suatu proyek.

4
5

5 hal pokok dalam menghitung biaya:

1. Bahan: Menghitung banyaknya bahan yang dipakai dan harga

2. Tenaga kerja: Menghitung jam kerja yag diperlukan dan jumlah

biayanya.

3. Peralatan: Menghitung jenis dan banyaknya peralatan yang digunakan.

4. Overhead: Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga yang perlu

diadakan.

5. Profit: Menghittung persentase keuntungan dari waktu, tempat dan jenis

pekerjaan.

2.3 Anggaran Biaya

Menurut Imam Soeharto (1997), anggaran biaya pada proyek berguna bagi

pembandingan proposal kontraktor diwaktu lelang, dan pegangan mencari dana.

Perhitungan biaya didasarkan pada upah kerja, harga material serta sewa peralatan

dari pelaksanaan proyek.

2.4 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2018). Harga satuan setiap

pekerjaan adalah, harga suatu jenis pekerjaan tertentu persatuan tertentu

berdasarkan perincian metode pelaksanaan yang menentukan jenis, kuantitas dan

harga satuan dasar komponen tenaga kerja, alat dan bahan yang diperlukan di

dalamnya setelah terbentuk biaya umum dan keuntungan, harga satuan pekerjaan

dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga, Bill of Quantity (BOQ) yang

merupakan hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan.


6

2.5 Tenaga Kerja

Menurut Soedrajat (1994), kebutuhan tenaga kerja untuk suatu pekerjaan


sangat tergantung dari jenis pekerjaan dan keadaan setempat serta keterampilan
dari pekerjaan tersebut.

Setiap produktivitas suatu pekerrjaan memerlukan keahlian yang berbeda.


Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang ahli. Dalam menentukan
produktivitas tenaga kerja yang demikian perlu adanya peninjauan dari jenis
tenaga kerja tersebut. Produktivitas tiap tenaga kerja dapat diperoleh dari indeks
upah dari analisa AHSP sesuai pekerjaan
1
Pk = koefisien ……...……………………….…………. (2.1)
V
W = ……….…………………………………..
(N x Pk )
(2.2)
Keterangan :
Pk : Produktivitas tenaga kerja (m3/orang, m2/orang)
V : Volume tiap jenis pekerjaan (m3,m2)
W : Waktu pekerjaan (hari)

2.6 Material

Menurut Soedrajat (1994), dalam penggunaan material untuk keperluan

pembangunan proyek disarankan menggunakan material yang ada sebaik

mungkin. Pengontrolan material yang baik dapat mengarah pada efesiensi yang

lebih tinggi, melalui pemilihan material yang sesuai dengan perencanaan dan

tingkat penyediaan yang sesuai dengan perencanaan dan tingkat penyediaan yang

cukup sehingga kebutuhan material dapat berjalan dengan baik. Jumlah bahan

yang digunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Vi = ai x b ………………………………………………………… (2.3)
7

Keterangan : Vi : Volume bahan

ai : Angka satuan

b : Volume pekerjaan

Untuk menghitung biaya material dapat dihitung dengan persamaan :

Bm: Hm x Vm ……………………..………………………………. (2.4)

Keterangan : Bm : Biaya material (Rp/m2, Rp/m3)

Hm : Harga material (Rp)

Vm : Volume material (m2, m3)

2.7 Peralatan

Penggunaan peralatan pada pekerjaan merupakan sumber daya yang

mempunyai peranan penting dalam melancarkan pekerjaan. Pengoprasian

peralatan perlu diketahui beberapa antara lain cara pengoprasian alat, ruang gerak

alat dan kapasitas alat yang diperoleh dari alat itu sendiri.

Menurut Soedrajat (1994), perhitungan biaya peralatan dapat dihitung

dengan persamaan :

BP = Has x Jk ……………………………………………………… (2.5)

Keterangan :

BP : Biaya peralatan (Rp)

Has : Harga sewa peralatan (Rp/jam)

Jk : Jam kerja alat (jam)

2.8 Produktivitas Alat Berat

Menurut Rosniati (2008), alat berat digunakan untuk membantu manusia

dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan, saat ini alat
8

berat merupakan faktor penting dalam suatu proyek. Tujuaan menggunakan alat

berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengejar pekerjaan

skala besar sehigga hasil yang diharap dapat dicapai lebih mudah pada waktu

yang relative singkat. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas, waktu siklus

alat dan efisiensi alat. Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan berulang. Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan

disebut siklus waktu. Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur, waktu yang

diperlukan didalam siklus kegiatan tersebut, waktu siklus atau cycle time (CT).

2.9 Produktivitas Peralatan Metode Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Produktivitas setiap peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan sangat

mendukung untuk menghitung waktu dan biaya pelaksanaan proyek. Oleh karena

itu berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan (AHSP), maka setiap pekerjaan

yang digunakan pada tiap-tiap pekerjaan harus dihitung produktivitasnya. Untuk

selanjutnya masing-masing produktivitas alat berat akan dijelaskan sebagai

berikut.

2.9.1 Dump Truck

Dump truck adalah alat yang digunakan untuk mengangkut atau

memindahkan material pada jarak menengah sampai jauh. Dump truck biasa

digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu split, dan

juga material olahan seperti beton kering pada proyek lontruksi,

Berdasarkan muatan :
9

1. Dump Truck ukuran kecil : memiliki kapasitas angkut maksimum 25

ton.

2. Dump Truck ukuran sedang : memiliki kapasitas angkut maksimum 25

sampai 100 ton.

3. Dump Truck ukuran besar : memiliki kapasitas angkut maksimum

lebih dari 100 ton.

Produktivitas Dump Truck dapat diketahui :

C x 60
Q: x E x SF ………………………….……………………… (2.6)
Ct

C : n x q x K ………………………..……………………………. (2.7)

Keterangan :

Q : Produksi Alat (BCM/jam)

C : Produksi Excavator/cycle (LCM/jam)

Ct : Cycle time (menit)

E : Efesien kerja

SF ; Swell factor

n : Jumlah pengisian alat muat (bucket)

q : Kapasitas bucket (ton)

K : Faktor pengisian bucket

2.9.2 Excavator

Excavator merupakan alat berat yang memiliki fungsi utama untuk

pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa

melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat


10

tanah ke dump truck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Rumus

mencari produktivitas excavator yaitu:

V x Fb x Fa x 60
Q= …….………………………………………………………
Ts1 x Fk

(2.8)

Keterangan:

Q = Kapasitas produksi / jam

V = Kapasitas bucket; m3

Fb = Faktor bucket,

Fa = Faktor efisiensi alat,

Fk = Faktor pengembangan tanah,

Ts = Waktu siklus; menit

Ti = Lama menggali, memuat, dan lain-lain

T2 = Swing kembali dan lain-lain

2.9.3 Vibrator roller

Merupakan alat pemadat tanah yang dilengkapi dengan getaran. Getaran

tersebut dihasilkan dari mesin yang menghasilkan gaya tekanan vertical kepada

tanah yang dilewati sehingga mengakibatkan tanah atau kerikil menjadi padat.
11

( be x v x 1000 ) x t x fa
Q= ………………………………………………………
n

(2.9)

Keterangan

be = Lebar efektif pemadatan = b-b0 (overlap) m

b = Lebar efektif pemadatan;

bo = Lebar overlap

t = Tebal pemadatan;

v = Kecepatan rata-rata alat;

n = Jumlah lintasan;

Fa = Faktor efisiensi alat

1000= Perkalian dari km

2.9.4 Concrete Mixer (Molen)

Concrete mixer atau molen adalah mesin yang digunakan mengaduk

campuran beton. Bagian-bagian yang terdapat pada sebuah molen adalah tabung

aduk berbentuk selinder dengan bagian bawah tertutup lapisan atas berbentuk

kerucut, motor gerak yang ditempatkan pada kerangka mesin aduk berguna untuk

menggerakkan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar, roda molen

berguna saat memindahkan molen dari satu lokasi ke lokasi lainnya dan roda

pembagian tabung berguna untuk menggubah kedudukan tabung aduk pada saat
12

mengisi bahan-bahan dan untuk menumpahkan hasil adukan. Kapasitas alat

1 3
pengaduk beton ini mulai m sampai 3.0 m3 atau lebih. Lamanya waktu untuk
3

sekali mengaduk 3 menit – 5 menit

Rumus dasar untuk mencapai produk alat adalah :

V
Pengaduk beton = …….………..………..…………………………… (2.10)
CT

Atau

V x 60 x E
Pengaduk beton = ………………….…..……………………... (2.11)
CT

Biaya peralatan = jumlah alat x harga sewa alat x waktu …………………. (2.12)

Keterangan :

V : kapasitas pengadukan beton (m3)

60 : umumnya waktu alat ditetapkan dalam sedangkan produktifitas dalam

produksi dalam produktifitas dalam produksi/jam.

CT : cyclus time / waktu siklus (menit)

E : waktu efektif alat bekerja dalam satu jam (menit/jam)

2.9.5 Pile driver – hammer

V x p x Fa x 60
Q= ……………...........………………………………………
Ts

(2.13)

Keterangan:

V = Kapasitas alat (1 titik),

Fa = Factor efisiensi alat,


13

T1 = Lama waktu menggeser dan menyetel tiang ( 30- 40) menit,

T2 = Lama waktu pemancangan sampai kalendering; (50-60) menit,

T3 = Lama waktu penyambungan tianga; (20-40) menit,

P = Panjang tiang pancang tertanam dalam satu titik; m,

Ts = Waktu siklus pemancangan; menit,

2.10 Tahapan Penyusunan Anggaran Biaya

 Mempersiapkan gambar kerja

Gambar kerja yang dibuat oleh arsitek ternyata bermanfaat sekali untuk

beberapa keperluan proyek anda. Mulai dari keperluan pembuatan Izin

Mendirikan bangunan (IMB), Pembuatan surat perjanjian kontrak kerja (SPK),

sampai tahap pembuatan RAB. Penggunaaan gambar kerja pada RAB diperlukan

untuk berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material, pastikan dari

gambar kerja ini dapat ditentukan ukuran dan spesifikasi material bangunan.

Dengan begitu, menghitung volume pekerjaan pun menjadi lebih mudah

 Menghitung Volume Pekerjaan

Langkah berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Perhitungan ini

dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan dalam satu

satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya dikalikan

dengan harga satuan pekerjaan, sehigga didapatkan jumlah biaya pekerjaan.


14

 Membuat Dan Menentukan Harga Satuan Pekerjaan

Harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga upah dan material.

Anda hanya tinggal memasukkan harga berdasarkan harga yang berlaku di daerah

anda. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan. Setelah volume dan harga satuan

kerja sudah bisa didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mengalikan angka

tersebut sehingga dapat ditentukan jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan,

Ini disebut juga dengan biaya langsung.

Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah membuat bagian

rekaputilasi. Rekaputilasi adalah jumlah total masing-masing pekerjan, seperti

pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. Kedua sub

pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail. Setiap pekerjaan

kemudian ditotalkan sehingga didapatkan jumlah total biaya pekerjaan. Didalam

menghitung biaya rekapitulasi ini, anda juga bisa memasukkan biaya tambahan

dan pajak.

 Biaya Tidak Langsung

 Overhead/Biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk manajemen,

supervisor, dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian

proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi,

diperlukan dalam proses pembangunan proyek. Contohnya biaya tidak

langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor, dan sebagainya. Biaya tidak

lansung sering juga disebut biaya overhead.Yang terbagi lagi menjadi


15

biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan

administrasi

 PPN Pajak yang dikenakan atas transaksi jual beli barang kena pajak

(BPK) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang memiliki penambahan nilai.

Anda mungkin juga menyukai