Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Drainase

Drainase yang berasal dari bahasa Inggris Drainage mempunyai arti

mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum dapat

didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik

yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu

kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat

juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya

dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga

air tanah [Suripin, 2004].

Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

2.2 Pengertian Box Culvert

Box Culvert adalah nama produk beton pracetak berbentuk kotak yang

diproduksi dengan menggunakan cetakan besi ataupun kayu dengan tujuan

pembuatannya untuk kepentingan saluran dalam tanah atau gorong-gorong, beton

ini juga merupakan salah satu dari jenis reinforced concrete. Fungsi Box Culvert

yaitu sebagai bangunan penyambung dalam sistem drainase yang terdapat pada

perlintasan antara saluran / sungai dengan jalan.

5
6

Pengerjaannya dapat dilakukan dengan cara cor ditempat (cast in situ)

dan banyak juga terbuat dari beton pra cetak (precast). Cast in situ adalah sistem

pengecoran beton cast in situ yang dilakukan ditempat.

2.3 Biaya Proyek

2.3.1 Rencana Anggaran Biaya

Menurut Ibrahim (2001) Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan

atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan

dan upah, serta biaya–biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan

atau proyek tersebut.

Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan

teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama

akan berbeda di setiap daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan

upah tenaga kerja.

2.3.2 Rencana Anggaran Pelaksanaan

Menurut soedrajat, (1994), Rencana anggaran biaya pelaksanaan adalah

perhitungan banyaknya biaya yang di perlukan untuk bahan, upah, tenaga kerja,

peralatan dan biaya-biaya yang saling berkaitan dengan pelaksanaan suatu proyek.

Menurut soedrajat, (1994), ada beberapa pokok dalam menghitung biaya

meliputi :

1. Bahan : Menghitung banyaknya bahan yang dipakai dan

harganya.
7

2. Tenaga Kerja :Menghitung jam kerja yang diperlukan dan jumlah

biayanya

3. Peralatan : Menghitung jenis dan banyaknya peralatan yang dipakai

2.4 Volume

Menurut Ibrahim (2001), yang dimaksud dengan volume ialah menghitung

jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut

sebagai kubikasi pekerjaan, jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan, bukanlah

merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian

pekerjaan dalam satu kesatuan.

2.4.1 Metode Koordinat

Metode koordinat atau sistem koordinat ini mempunyai sepasang sumbu

yang berpotongan tegak lurus. Menurut Aji (2014) metode koordinat adalah

metode yang digunakan untuk mencari atau menghitung laus tanah berdasarkan

koordinat titik – titik batas ukur tanahnya.

Sumbu yang mendatar adalah X sedangkan sumbu yang tegak disebut

sumbu Y. Metode koodinat ini berguna untuk menghitung luas tanah yang tidak

rata. Maka untuk perhitungan luas penampang berdasarkan pada analisa salib

sumbu X – Y, seperti dipelihatkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:


8

Gambar 2.1 Potongan Melintang Pekerjaan Galian Tanah

Menghitung luas dengan metode koordinat adalah dengan cara mengalikan

silang sumbu X dengan sumbu Y missal: X 1 x Y2, setelah perkalian sumbu X dan

Y selesai maka kedua sumbu dijumlah (.∑ xy dan ∑ yx ), kemudian jumlah total

XY dan YX dibagi 2 sehingga didapat nilai total untuk perhitungan luas.

Tabel 2.1 Timbunan Perhitungan Luas dengan Metode Koordinat

Point X Y XY YX
1 X1 Y1 X1.Y2 Y1.X2
2 X2 Y2 X2.Y3 Y2.X3
3 X3 Y3 X3.Y4 Y3.X4
4 X4 Y4
X1.Y1 Y1.X1
1 X1 Y1
Jumlah ΣXY ΣYX
Luas ߑܻܺ െ ߑܻܺ
‫ݔ‬ൌ
ʹ
9

L=
∑ X n Y n +1−∑ Y n X n +1 .....................................................................(2.1)
2

V = Luas x Panjang ................................................................................(2.2)

Katerangan :

ΣXY = Jumlah nilai total pada XY

ΣYX = Jumlah nilai total pada YX

2.4.2 Volume Persegi Panjang

Dalam perhitungan perkejaan galian pondasi, kolom, plat lantai dan lain–

lain menggunakan rumus:

V = p x l x t ............................................................................................(2.3)

Keterangan:

V = Volume (m3)

p = Panjang (m2)

l = Lebar (m2)

t = Tinggi (m2)

Gambar 2.2 Volume Persegi Panjang


10

2.4.3 Volume Trapesium

Dalam perhitungan pekerjaan pasangan pondasi, tiang penguat

menggunakan rumus :

V= ( a+b2 ) x t x p .....................................................................................(2.4)

Keterangan:

V = Volume (m3)

a = Lebar bagian atas (m2)

b = Lebar bagian bawah (m2)

t = Tinggi (m2)

p = Panjang (m2)

Gambar 2.3 Volume Trapesium

2.4.4 Volume Pembesian

Dalam perhitungan pembesian dapat menggunakan rumus:

Berat Besi / kg = 0,006165 x d2 x L........................................................(2.5)

Keterangan:

Berat = Berat besi (kg)


11

d2 = Diameter besi (m)

P = Panjang permeter (m)

L = Panjang batang dalam satuan meter (m)

2.5 Harga Satuan Pekerjaan

Menurut H. Bachtiar Ibrahim (2001), yang dimaksud dengan Harga

Satuan Pekerjaan ialah, jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan

perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam satu

daftar yang di namakan Daftar Harga Satuan Barang.

Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda–beda.

Jadi dalam menghitung dan meyusun anggaran biaya pelaksanaan suatu

bangunan/proyek, harus berpodoman pada harga satuan bahan dan upah tanaga

kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan.

2.6 Analisa Bahan dan Upah

Menurut H. Bachtiar Ibrahim (2001) yang dimaksud dengan analisa bahan

suatu pekerjaan ialah, menghitung banyaknya/volume masing–masing bahan,

serta besarnya biaya yang dibutuhkan.

Menurut Ibrahim (2001) yang dimaksud dengan analisa upah suatu

pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan, serta

besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.


12

2.7 Produktivitas

Menurut Susy Fatena Rostiyanti (2008), Produktivitas adalah

perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang

digunakan (input). Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah:

1 kapasitas Volume pekerjaan


Pk = ...........................................(2.6)
koefisien CT Orang

Keterangan:

Pk = produktivitas tenaga kerja (m3/orang, m2 /orang)

2.8 Tenaga Kerja

Menurut Ir. A Soedrajat S (1984) keperluan tenaga kerja untuk pekerjaan

tergantung dari keahlian pekerjaan, sikap pekerja, terhadap pekerjaan dan juga

dari keadaan setempat. Untuk perhitungan produktivfitas dengan menggunakan

tabel – tabel dalam analisa Soedrajat.

Menurut Soedrajat (1994), produktifitas tiap kerja dapat diperoleh dari

tabel analisa soedrajat atau dengan menggunakan rumus:

V V
N= ( ).............................................................................(2.7)
W x Pk N X W

Untuk menghitung waktu tenaga kerja dapat dihitung:

V
W= x 1 hari.................................................................................(2.8)
N x Pk
13

Keterangan:

N = Jumlah tenaga kerja (orang)

W = Waktu pelaksanaan (hari)

Pk = Produktifitas tiap tenaga kerja (m3 /orang, m2 /orang)

V = Volume tiap jenis pekerjaan (m2, m3)

Anda mungkin juga menyukai