Anda di halaman 1dari 3

PENGUJIAN SIFAT FISIK BATUAN

PEMBUATAN PERCONTOH
Percontoh batuan untuk diuji berupa inti bore (core) dari hasil pemboran inti di lapangan atau dapat dibuat di
laboratorium. Pembuatan percontoh di lapangan yaitu dengan melakukan pemboran inti (core drillling) langsung ke
dalam batuan yang akan diselidiki di lapangan, sehingga diperoleh inti yang berbentuk silinder. Inti tersebut langsung
dapat digunakan untuk pengujian di laboratorium dengan syarat tinggi percontoh dua kali diameternya.

Pembuatan percontoh di laboratorium dapat dibuat dari blok batuan yang diambil di lapangan kemudian di bor dengan
pengintian di laboratorium. Hasil percontoh yang diperoleh  umumnya berbentuk silinder dengan diameter  50 – 70
mm, kemudian dipotong dengan mesin potong batu untuk mendapatkan ukuran tinggi percontoh dua kali diameternya.
Ukuran percontoh dapat lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran tersebut di atas tergantung dari maksud dan tujuan
pengujian.

Pembuatan percontoh di laboratorium dapat juga dilakukan dengan membuat model fisik percontoh dengan tujuan
untuk memenuhi kompetensi praktikum mahasiswa. Model fisik percontoh batuan dapat dibuat dari campuran krikil,
pasir dan semen. Perbandingan campuran ini disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin besar campuran semennya maka
percontoh akan semakin kuat. Campuran ini kemudian diaduk dan dimasukkan ke dalam pipa paralon dengan ukuran
diameter 50 – 70 mm dan tinggi dua kali diameternya, selanjutnya dibiarkan dengan jangka waktu 7 sampai 27 hari.
Pengujian percontoh sebaiknya dilakukan setelah jangka waktu selama 27 percontoh model fisik tersebut dibuat.

PERALATAN
Peralatan yang dipakai untuk pengujian sifat fisik adalah :
1.      Neraca listrik dengan ketelitian 0,1 gram
2.      Eksikator dan pompa vakum, dipakai pada saat penjenuhan percontoh.
3.      Oven, dipakai untuk pengeringan percontoh setelah penjenuhan.

PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur pengujian sifat fisik dilakukan sebagai berikut.
1.      Penimbangan berat asli percontoh (Wn)
2.      Penjenuhan percontoh dalam eksikator dengan cara :
 Eksikator pada bibir dan tepi tutupnya diolesi vaselin dengan rata.
 Percontoh dimasukkan ke dalam eksikator dengan hati-hati, kemudian ditutup dengan rapat agar udara luar
tidak dapat masuk ketika dihisap dengan pompa vacum.
 Udara dalam eksikator dihisap dengan bantuan pompa vacum selama 15 menit, dengan maksud untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam percontoh. Pastikan tidak ada kebocoran pada selang penghisap dan
pada penutup eksikator.
 Setelah 15 menit, penghisapan dihentikan dan kran selang yang dihubungkan ke pompa vacum ditutup,
kemudian ke dalam eksikator masukkan air sehingga percontoh terendam sepertiganya, air dibiarkan masuk
melalui selang dengan sendirinya akibat perbedaan tekanan dalam eksikator, yaitu dengan membuka kran
pada selang yang dihubungkan ke bak air.
 Setelah itu tutup kembali kran pada selang yang menuju bak air dan buka kran pada selang yang dihubungkan
ke pompa vacum, selanjutnya penghisapan dilakukan lagi selama 15 menit, kemudian penghisapan
dihentikan lagi.
 Setelah penghisapan dihentikan dan masukkan lagi air dengan cara seperti tersebut di atas sehingga percontoh
terendam dua per tiganya. Kemudian lanjutkan lagi penghisapan selama 15 menit atau sampai benar-benar
tidak ada lagi gelembung udara keluar dari sisi-sisi percontoh. Kemudian biarkan percontoh terendam hingga
benar-benar jenuh selama 24 jam.
3.      Setelah perendaman selama 24 jam, percontoh dalam eksikator dikeluarkan dan ditimbang segera dalam
keadaaan jenuh sehingga didapat berat jenuh (Ww).
4.      Timbang lagi percontoh dalam kondisi jenuh tergantung dalam air, sehingga diperoleh berat jenuh tergantung
dalam air (Ws)
5.      Kemudian percontoh dikeringkan kembali, dengan cara memasukkannya ke dalam oven selama 24 jam pada
temperatur 90oC.
6.      Setelah di oven selama 24 jam, keluarkan percontoh dari oven kemudian timbang sehingga didapat berat kering
(Wo).
7.      Hitung sifat-sifat fisik dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada pada sub bab 2.4.

2.4. PERHITUNGAN SIFAT-SIFAT FISIK PERCONTOH


Penimbangan berat percontoh
1. Berat percontoh asli (natural) = Wn
2. Berat percontoh kering (setelah di oven selama 24 jam dengan temperatur 90 oC) = Wo
3. Berat percontoh jenuh (setelah dijenuhkan selama 24 jam) = Ww
4. Berat jenuh tergantung dalam air = Ws
5. Volume percontoh tanpa pori-pori = Wo – Ws
6. Volume percontoh total = Ww – Ws

UCS
TUJUAN
Pengujian kuat tekan uniaksial bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai :
1. Kuat tekan percontoh batuan (sc)
2. Batas elastik (se)
3. Modulus Elastisitas (E)
4. Poisson’s Ratio (n)

PERALATAN
1. Alat pengebor inti, terdiri dari beberapa diameter.
2. Alat pemotong batu.
3. Garenda, kikir dan amplas untuk menghaluskan permukaan percontoh.
4. Squareness, untuk mengukur penyimpangan kesejajaran permukaan percontoh.
5. Jangka Sorong, untuk mengukur tinggi dan diameter percontoh.
6. Dial gauge, untuk mengukur perpindahan dan regangan.
7. Mesin Kuat Tekan Uniaksial.

PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan pengujian kuat tekan uniaksial dilakukan sebagai berikut.
1.      Preparasi Percontoh
1. Haluskan permukaan percontoh dengan menggunakan amplas, kikir atau gerenda.
2. Ukur kesejajaran permukaan percontoh dengan menggunakan alat Squareness (tidak lebih besar dari satu kali
putas dial pengukur).
3. Ukur diameter dan tinggi percontoh dengan jangka sorong. Pengukuran ini dilakukan sebanyak dua kali pada
masing-masing diameter (atas dan bawah) dan tinggi percontoh.

2.      Tahapan Pengujian
1. Percontoh batuan dimasukkan pada alat uji kuat tekan uniaksial
2. Pasang dial gauge untuk pengukuran secara aksial dan lateral
3. Atur kedudukan jarum penunjuk besaran beban yang bekerja pada kondisi awal.
4. Hidupkan mesin kuat tekan dan atur kecepatan pembebanan.
5. Setelah platen (plat landasan) menyentuh permukaan percontoh, atur dial gauge pada kedudukan nol (atau baca
jarum dial gauge pada kondisi awal).
6. Amati proses pembebanan, catat pergerakan deformasi secara aksial dan lateral dari dial gauge.
7. Secara terus menerus amati proses pembebanan dengan teliti. Hentikan pembebanan setelah jarum hitam
pembaca bergerak kembali kedudukan nol. Jarum merah menunjukkan pembebanan maksimum pada saat
percontoh mengalami failure.
8. Jika percontoh batuan telah failure, maka pengujian tekah selesai, kemudian data-data hasil pengujian diolah
dan dibuatkan kurva tegangan-regangan.

Anda mungkin juga menyukai