0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Undang-undang terkait konservasi mineral dan batubara mengatur tentang kebijakan produksi, pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi sumber daya mineral dan batubara. Pemegang izin usaha pertambangan wajib melakukan eksplorasi lanjutan setiap tahun dan menyediakan anggaran untuk konservasi. Izin pertambangan dapat diperluas jika diperlukan untuk kegiatan konservasi mineral dan batubara.
Undang-undang terkait konservasi mineral dan batubara mengatur tentang kebijakan produksi, pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi sumber daya mineral dan batubara. Pemegang izin usaha pertambangan wajib melakukan eksplorasi lanjutan setiap tahun dan menyediakan anggaran untuk konservasi. Izin pertambangan dapat diperluas jika diperlukan untuk kegiatan konservasi mineral dan batubara.
Undang-undang terkait konservasi mineral dan batubara mengatur tentang kebijakan produksi, pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi sumber daya mineral dan batubara. Pemegang izin usaha pertambangan wajib melakukan eksplorasi lanjutan setiap tahun dan menyediakan anggaran untuk konservasi. Izin pertambangan dapat diperluas jika diperlukan untuk kegiatan konservasi mineral dan batubara.
UU No. 11 Tahun 1967 merupakan UU pertama yang mengatur ketentuan pokok pertambangan di Republik Indonesia. Namun, dikarenakan sudah tidak sesuai, maka dibutuhkan perubahan peraturan perundang-undangan dibidang pertambangan mineral dan batubara yang dapat mengelola dan mengusahakan potensi mineral dan batubara secara mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien dan berwawasan lingkungan, guna menjamin pembangunan nasional secara berkelanjutan sehingga ditetapkan UU tentang pertambangan dan batubara yaitu UU No. 4 Tahun 2009. Kemudian pada tanggal 10 Juni 2020, terjadi perubahan menjadi UU No.3 Tahun 2020. Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. UU Minerba yang baru (UU No. 3/2020) sangat dinantikan oleh pelaku usaha dan disambut secara positif karena memberikan kepastian hukum dan kepastian investasi baik bagi pemegang IUP, IUPK serta KK dan PKP2B. UU Minerba baru selain memberikan kepastian hukum bagi perpanjangan/konversi KK/PKP2B menjadi IUPK Operasi Produksi, juga mengatur beberapa hal penting. Kewenangan pengelolaan minerba yang sebelumnya didelegasikan oleh pemerintah ke pemerintah daerah, di dalam UU Minerba baru kewenangan berada ditangan pemerintah pusat. UU No. 3/2020 menetapkan sumber daya mineral dan batubara adalah kekayaan nasional oleh karena itu pengelolaannya dibawah kendali pemerintah pusat. Namun daerah tetap akan mendapatkan manfaat, bahkan diharapkan lebih besar, dari pengelolaan minerba pasca penerbitan UU No. 3/2020. UU Minerba baru juga diharapkan dapat mendorong pengembangan peningkatan nilai tambah (PNT) mineral dan batubara. Definisi dari PNT mineral dan batubara diatur secara terpisah didalam UU yang baru ini yang berbeda dengan pengaturan di UU sebelumnya. Selain itu UU Minerba baru juga memperkenalkan definsi pengelolaan dan pemanfaatan batubara.
B. Undang-Undang No. 3 Tahun 2020
Di dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 terdapat beberapa pasal terkait Konservasi Minerba. Adapun pasal-pasal tersebut sebagai berikut: No. Pasal/Ayat/ Point Isi 1. Pasal 6 Ayat 1 Point M Menetapkan kebijakan produksi, pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi 2. Pasal 27 A Point C Untuk keperluan konservasi minereal logam dan/atau batubara Untuk keperluan konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan 3. Pasal 27 A Point D ekosistem dan lingkungan Pasal 36 A Dalam rangka konservasi mineral dan batubara, pemegang IUP atau IUPK 4. tahap kegiatan eksplorasi produksi wajib melakukan kegitan eksplorasi lanjutan setiap tahun dan menyediakan anggaran Pasal 62 A Ayat 1 Dalam rangka konservasi mineral dan batubara, pemegang IUP untuk 5. tahap kegiatan operasi produksi mineral logam atau batubara dapat mengajukan permohonan persetujuan perluasan WIUP kepada menteri Pasal 83 B Ayat 1 Dalam rangka konservasi mineral dan batubara, pemegang IUPK pada 6. tahap kegiatan operasi produksi mineral logam atau batubara dapat mengajukan permohonan persetujuan WIUPK kepada menteri 7. Pasal 96 Point C Upaya konservasi mineral dan batubara 8. Pasal 141 Ayat 1 Point E Konservasi sumber daya mineral dan batubara Pasal 169 B ayat 3 Menteri dalam memberikan IUPK sebagai kelanjutan operasi kontrak/perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan 9. mempertimbangkan keberlanjutan operasi , optimalisasi potensi cadangan mineral atau batubara dalam rangka konservasi mineral atau batubara dari WIUPK untuk tahap kegiatan operasi produksi, serta kepentingan nasional