Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

KAJIAN TRASPORTASI

7.1. PEMILIHAN ALAT DAN JALUR TRANSPORTASI

Pemilihan metode dan jalur yang tepat untuk transportasi sangat

memegang peranan penting dalam operasi penambangan karena lebih

dari 40 % dari seluruh komponen biaya produksi terletak pada biaya

transportasi. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah :

Keberadaan akses jalan dari lokasi tambang ke lokasi rencana

pelabuhan

Kemudahan dalam pembangunan sarana transportasi dan dengan

biaya investasi semurah mungkin

Ketersediaan alat angkut dan biaya operasi yang relatif murah.

7.1.1. Konstruksi Jalan Angkut

Rencana pembangunan jalan angkut dari pit ke lokasi pengolahan

dari pit blok utara ke lokasi pengolahan dengan jarak 6 km sedangan

untuk jarak dari pit blok selatan ke lokasi pengolahan berjarak 4 km

dengan lebar jalan ± 16 meter yang menghubungkan dari lokasi blok

penambangan PT.IFISHDECO menuju lokasi rencana stockpile.

Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi

kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan

pengangkutan. Beberapa geometri yang perlu diperhatikan agar tidak

VII-1
menimbulkan gangguan/hambatan yang dapat mempengaruhi

keberhasilan kegiatan pengangkutan. Perhitungan lebar jalan angkut

didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin

lebar jalan angkut yang digunakan maka operasi pangangkutan akan

semakin aman dan lancar.

1) Lebar Jalan Angkut Minimum pada Jalan Lurus

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai untuk jalur ganda atau

lebih menurut “AASHTO Manual Rural High-Way Design” adalah :

L = n. Wt + (n + 1) (0,5. Wt)

Keterangan :

L = Lebar jalan angkut minimum, meter

n = Jumlah jalur

Wt = Lebar truk jungkit, meter

Gambar 7.1. Lebar Jalan Angkut Dua Jalur

VII-2
2) Lebar Jalan Angkut Minimum Pada Tikungan

Lebar jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar

daripada jalan angkut pada jalan lurus. Rumus yang digunakan

untuk menghitung lebar jalan angkut minimum pada belokan

adalah :

W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C

C = Z = ½ (U + Fa + Fb)

Keterangan:

U = Jarak jejak terluar roda depan dengan jejak terluar roda

belakang kendaraan, meter

Fa = Jarak roda depan dengan sisi samping terluar truck

dikalikan sinus sudut penyimpangan roda, meter

Fb = Jarak roda belakang dengan sisi samping terluar truck

dikalikan sinus sudut penyimpangan roda, meter

Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan, meter

C = Jarak antara dua truck yang akan bersimpangan, meter

Gambar 7.2. Lebar Jalan Angkut Untuk Dua Jalur Pada Belokan

VII-3
3) Jari-jari tikungan/belokan

Besarnya jari-jari belokan jalan angkut harus sesuai dengan

kosntruksi sudut penyimpangan alat angkut, dimana sudut

lingkaran yang dibentuk oleh jalan sama dengan sudut depan alat

angkut. Jari-jari belokan lintasan roda dapat ditentukan dengan

rumus perhitungan jari-jari belokan :

R = 7,43 meter

Keterangan :

R = Jari-jari belokan (meter)

Wb = Jarak poros depan dengan belakang (meter)

θ = Sudut penyimpangan roda depan

Gambar 7.3. Sudut Penyimpangan Maksimum Jalan

Jadi jalan tambang yang disiapkan untuk dua jalur pengangkutan

dump truck berkecepatan maksimum 40 km/jam. Kecepatan dump

truck bermuatan ditikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam.

VII-4
Akses jalan yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan nikel ke

stockpile menggunakan akses jalan buatan PT. IFISHDECO dari Pit

ke penimbunan/stockpile yang berada di lokasi pengolahan nikel.

Secara umum kondisi jalan angkut yang digunakan untuk operasi

pengangkutan nikel, sudah sesuai dengan persyaratan-persyaratan

standar jalan angkut yaitu :

 Lebar jalan lurus minimum : 16 meter

 Lebar bahu jalan dan parit : 1,5x2 meter

 Lebar jalan tikungan minimum : 13 meter

VII-5

Anda mungkin juga menyukai