Anda di halaman 1dari 6

JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No.

2, Agustus 2017 : 21 - 26

EVALUASI CRUSHING PLANT DAN ALAT SUPPORT UNTUK


PENGOPTIMALAN HASIL PRODUKSI DI PT BINUANG MITRA BERSAMA
DESA PUALAM SARI, KECAMATAN BINUANG
Imam1, Agus Triantoro 2*, Riswan2, Deddy J. Sitio3
1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
3 Div Production Engineering, PT Binuang Mitra Bersama

e-mail : *agus@unlam.com

ABSTRAK
Target produksi crushing plant pada PT Binuang Mitra Bersama adalah 350 ton/jam. Namun target produktivitas yang
ditargetkan sering tidak tercapai permasalahan yang dihadapi dalam suatu pengolahan batubara adalah adanya penundaan waktu ba ik
yang dapat dihindari maupun tidak. Contoh seperti alat pengolahan batubara yang sedang breakdown, hopper penuh, sedang hujan,
dan atau alat pengolahan batubara sedang maintenance. Terhadap keadaan ini tentunya diperlukan optimalisasi untuk mendapatkan
waktu kerja yang produktif yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk menghitung kapasitas produktivitas masing – masing
komponen pada coal processing plant.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis factor-faktor pendukung produktivitas unit crushing
plant seperti cycle time alat pengumpan, spesifikasi unit crusher dan belt conveyor, kondisi aktual lapangan penyebab loss t ime seperti
idle dan delay, serta breakdown time selama Bulan Februari Tahun 2016.
Setelah dilakukan penelitian kegiatan crushing plant untuk evaluasi pengoptimalan hasil produksi aktual unit crushing plant
pada PT Binuang Mitra Bersama maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian target produksi seperti
produktivitas dari alat cycle time alat pengumpan, unit crusher , dan belt conveyor. Berdasarkan data aktual didapatkan perhitungan
produktivitas crushing plant sebesar 326,33 ton/jam. Berdasarkan data aktual produksi pada bulan Februari, belum tercapai se hingga
perlu dilakukannya evaluasi serta langkah optimasi agar target tercapai. Melalui simulasi penambahan dump truck dan penambahan
kapasitas muatan material batubara terhadap dump truck maka target produksi pada bulan Februari akan terpenuhi sebesar 375
ton/jam.

Kata Kunci : Alat Support, Crusher Batubara, Crushing Plant, Produksi Crusher

PENDAHULUAN Tapin Membangun PT Binuang Mitra Bersama, analisis


Dalam bidang usaha pertambangan hal utama produktivitas hanya pada crusher line 2, perhitungan
dalam tahapan pertambangan adalah produksi. Namun kapasitas crushing plant hanya sebatas pada unit hopper,
disamping itu ada satu tahapan dalam proses penambangan crusher dan belt conveyor tanpa mengkaji masalah
batubara yang berperan penting dalam menentukan ekonomi., penelitian dilakukan dengan mengamati alat dari
kelangsungan usaha pertambangan yaitu pengolahan unit yang dianalisis hanya sebatas unit crushing plant,
batubara. Unit pengolahan batubara (coal processing plant) faktor losses tidak diperhitungkan, berat jenis atau bobot
sangat penting dalam pengolahan batubara karena unit isi batubara ditentukkan oleh perusahaan.
pengolahan ini merupakan salah satu penentu dari kualitas Tujuan dilakukannya penelitian pada unit peremuk
dan kuantitas produk yang dihasilkan. Pengolahan batubara batubara di PT Binuang Mitra Bersama adalah : mengetahui
yang dilakukan adalah proses pengecilan material dengan faktor-faktor yang menghambat produksi crushing Plant,
peremukan sesuai dengan batubara yang di inginkan membuat simulasi pengoptimalan produksi crushing plant,
konsumen atau pasar. dan menghitung kapasitas produktivitas masing – masing
Target produksi crushing plant pada PT Binuang komponen pada coal processing plant.
Mitra Bersama adalah 350 ton/jam. Namun target
produktivitas yang ditargetkan sering tidak tercapai METODOLOGI
permasalahan yang dihadapi dalam suatu pengolahan Kegiatan Pengolahan Batubara
batubara adalah adanya penundaan waktu baik yang dapat Kegiatan Proses Pengolahan adalah dikaitannya
dihindari maupun tidak. Contoh seperti alat pengolahan dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan
batubara yang sedang breakdown, hopper penuh, sedang batubara, maka pengadaan proses pengolahan batubara
hujan, dan atau alat pengolahan batubara sedang (Coal Processing Plant/CCP) bertujuan untuk mengolah
maintenance. Terhadap keadaan ini tentunya diperlukan batubara menjadi produk batubara (product area) yang
optimalisasi untuk mendapatkan waktu kerja yang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan
produktif yang diinginkan. mempertimbangkan beberapa hal, misalnya kualitas atau
Masalah yang diteliti antara lain : target mutu cadangan batubara, metode penambangan yang
produktivitas sering tidak tercapai, kinerja unit crushing terpilih, serta kualitas permintaan pasar, maka proses
plant belum optimal, inkronisasi unit crushing plant perlu di pengolahan batubara, meliputi ruang lingkup proses sebagai
evaluasi pencapaian target produksi. berikut:
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah : a. Melakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui
evaluasi produktivitas crusher hanya dilakukan di stockpile penggerusan (crushing)

21
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 21 - 26

b. Melakukan pemisahan (clasification) melalui Perhitungan Unit Crusher Primary Single Roll
pengayakan (screening) Singel roll crusher berfungsi alat ini terdiri dari satu
c. Melakukan pencampuran (blending) batubara buah silinder baja dan masing-masig dihubungkan pas as
d. Melakukan penimbunan/penumpukan batubara (poros) tersendiri. Silinder ini berputar satu arah sehingga
(stockpilling) material yang ada diatas roll akan terjepit dan hancur
e. Melakukan penanganan limbah air (water pollution
𝑄 = 60 × 𝐵 × 𝐷 × 𝜌𝑠 × 𝑉 × φ…...(3)
treatment).
Dimana: Q = Kapasitas Hopper (ton/ jam), B =
Preparasi Batubara Lebar permukaan roll (m), D = Diameter roll (m), 𝜌s =
Yaitu merupakan proses persiapan sebelum dilakukan Density (ton/ m3), V = Kecepatan putaran (m/ menit), 𝜑 =
proses konsentrasi. Dalam preparasi ini ada beberapa tahap Faktor pengisian pengumpan
yaitu kominusi dan sizing. Proses untuk memperkecil
material umumnya disebut kominusi (Comminution). Perhitungan Unit Seconday Doudble Roll Crusher
Operasi pengecilan ukuran bertujuan pertama untuk Double roll crusher ialah jenis crusher yang
menyesuaikan ukuran partikel batubara dengan ukuran memecahkan material dengan cara menghimpitkan material
yang dapat diterima oleh operasi pencucian, kedua agar tersebut di antara dua silinder logam, dengan sumbu sejajar
ukuran partikel batubara sesuai dengan permintaan pasar. satu sama lain dan dipisahkan dengan spasi sama dengan
ukuran produk yang diinginkan. Menggunakan kompresi
Kominusi untuk menghancurkan material.
Banyaknya mineral yang tersebar dan berasosiasi
dengan pengotor, maka harus dibebaskan (liberated) 𝑄 = 188,5 × 𝐷 × 𝑊 × 𝜔 × 𝐿 × 𝛿…………….(4)
sebelum proses pemisahan dilakukan. Hal tersebut dapat Dimana : Q = Kapasitas roll crusher (t/jam), D =
dicapai dengan tahapan kominusi, dimana ukuran partikel Diameter roll (m), W = Lebar permukaan roll (m), 𝜔 =
bijih terus dikurangi sampai partikel mineral bersih dapat Kecepatan (putaran/menit), L = Jarak antar roll (m), 𝛿 =
dipisahkan oleh sebagaimana metode yang cocok Density (ton/m3).
digunakan. Secara umum kominusi adalah proses
pengecilan ukuran butir agar bisa digunakan untuk proses Perhitungan Unit Conveyor
pengolahan selanjutnya. Conveyor adalah salah satu jenis alat pengangkut
1. Primary crushing, merupakan tahap penghancuran yang yang berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri
pertama, dimana umpan berupa bongkah-bongkah yang berbentuk padat.
besar berukuran ≥ 80 mm dan produknya berukuran ≤ Rumus umum yang digunakan dalam menghitung
80 mm, alat yang digunakan dalam primary crushing kapasitas produksi teoritis adalah :
adalah single roll.
2. Secondary crushing, merupakan tahapan penghancuran Qt = 60. A. V. y. S …..……..(5)
dari kelanjutan primary crushing dimana ukuran umpan
lebih kecil ≥ 80 mm dan produktannya berukuran ≤ 80 Keterangan : Qt = Produksi nyata bel conveyor (ton/jam),
mm. Alat yang digunakan adalah double roll crusher. A = Luas penampang muatan belt conveyor (m2), S =
3. Fine crushing, umpan yang dimasukkan merupakan Kecepatan belt conveyor (m/jam) atau V (m/menit), s =
produk dari fine crushing. Dengan ukuran umpan Koefisien kemiringan belt,  = Berat jenis material
berkisar ≥ 80 mm. Alat yang digunakan adalah double (ton/m3).
roll crusher.
1. Cross section area
Perhitungan Unit Peremuk Untuk perhitungan luas penampang belt conveyor,
Unit peremukan (crushing plant) merupakan dengan mengetahui luas penampang melintang muatan di
rangkaian peralatan mekanis yang digunakan untuk atas belt conveyor.
mereduksi ukuran hasil penambangan. Pengolahan
batubara hasil penambangan perlu dilakukan terutama A=K(0,9B–0,05)2…………(6)
untuk memenuhi atau menyesuaikan dengan permintaan
konsumen akan kualitas dan ukuran butiran. Dimana : A = luas penampang melintang muatan di atas belt
Perhitungan Unit Hopper conveyor (m2), K = koefisien dari luas penampang
Hopper yang merupakan bak penampung batubara melintang, B = Lebar belt conveyor (m)
ini berfungsi untuk menjaga kestabilan pengumpan pada Nilai koefisien luas penampang (K) melintang pada
conveyor terhadap terjadinya tenggang waktu pemberian belt conveyor dapat dilihat dalam Tabel-1.
pengesian ke dalam hopper. 2. Surcharge Angle
Surcharge Angle material versi brigdestone handbook
1
Vh = t ( L atas+ L bawah + √𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝐿 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ)…….(1) dapat dilihat pada Tabel-2.
3
3. Koefisien Kemiringan Belt
Setelah volume hopper diketahui, maka kapasitas hopper Kapasitas muatan tergantung dari kemiringan belt.
tersebut adalah: Semakin besar kemiringan, maka semakin sedikit jumlah
K = Vh x Bi ………..(2) material yang dapat diangkut.

Dimana : K = Kapasitas hopper (ton), Vh =Volume


hopper (m3), Bi = Bobot isi material (ton/m3), T = Tinggi
(m)

22
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 21 - 26

Tabel-1. Cross section area Keterangan : q= Produksi per siklus (m3),


q1=Kapasitas ujung bucket (m3), K = Faktor pengisian
bucket.
Kemudian untuk perhitungan produktivitas alat gali
muat dapat menggunakan persamaan di bawah ini.
60
Q= x q x E ..............(9)
𝐶𝑇

Keterangan : Q = Produktivitas alat gali muat


(ton/jam), Q = Produksi per siklus (m3), E = Efisiensi
Kerja, CT= Cycle Time (menit).

Tabel-2. Surcharge Angle HASIL DAN DISKUSI

Proses pengolahan pada PT Binuang Mitra Bersama


dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan batubara
sebagai bahan bakar PLTU, diolah menjadi briket batubara
dan sebagainya. Ukuran produk saat ini adalah ±80 mm.

Lokasi Pengolahan Batubara


Lokasi penelitian adalah di crushing plant PT
Binuang Mitra Bersama Desa Pualam Sari, Kecamatan
Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Tabel-3. Koefisien Kemiringan Belt
1. Bak Penampung (Hopper) adalah merupakan tempat
masuknya batubara yang berasal dari penambangan atau
ROM stockpile.

Perhitungan Unit Alat Muat


1. Waktu edar alat muat Gambar-1. Hopper

Terdiri dari waktu untuk mengisi muatan, waktu


2. Primary Single Roll Crusher
menempatkan diri, waktu untuk menumpahkan muatan, dan
Alat pemecah batubara yang merupakan pemecahan,
waktu kembali memuat.
untuk memperkecil produk tambang yang berupa
Ctm = Am + Bm + Cm + Dm…(7) bongkahan batubara menjadi ukuran maksimum.
Keterangan : Ctm = Total waktu edar alat muat,
Am = Waktu Muat, Bm = Waktu Maju, Cm = Waktu
Menumpah, Dm = Waktu Mundur.

2. Produktivitas Wheel Loader


Untuk menghitung produktivitas alat muat (Wheel
Loader), pertama-tama kita harus membatasi terhadap
kondisi yang ada pada setiap keadaan pekerjaan. Penentuan
waktu siklus wheel loader didasarkan pada pemilihan
kapasitas bucket.
Untuk perhitungan produktivitas produksi per
siklus alat gali muat dapat menggunakan persamaan
dibawah ini.
q = q1 x K …………..(8) Gambar-2.Primary Single Roll Crusher

23
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 21 - 26

3. Belt Conveyor crusher ini belum optimal adalah pada persiapan


Belt conveyor digunakan secara luas dalam bidang pengumpanan (feeding) yang dilakukan pada crusher ini.
pelaksanaan kontruksi, dimana system ini memberikan Karena kemampuan alat crushing plant tidak mampu
cara paling memuaskan dan hemat dalam mengangkut menghancurkan batubara yang berukuran boulder sehingga
antara lain bahan tambang, dengan aliran material di dapat menurunkan produktivitas crushing plant. Untuk
terangkut terus-menerus dengan kecepatan yang telah mengetahui produktivitas dump truck langsir dalam
diatur sesuai dengan putaran motor. melakukan pengumpanan pada feeding hopper, maka
dilakukan perhitungan cycle time untuk pengumpanan pada
dump truck langsir dan unit crushing plant selama masa
pengamatan maka dari hasil analisa menunjukkan hasil
produktivitas dari unit crushing plant tidak tercapai sebesar
326,33 ton/jam. Karena target yang ditentukan oleh
perusahan sebesar 350 ton/jam.
Optimalisasi merupakan langkah untuk
mengoptimalkan atau menjadikan kegiatan yang sedang
berlangsung menjadi optimal. Optimal sendiri berarti nilai
diantara minimum dan maksimum, dimana hal yang
diingikan tercapai namun disisi lain tidak menimbulkan
kerugian atau memaksakan kinerja. Untuk mengetahui
optimal tidaknya unit crushing plant sebelumnya dilakukan
Gambar-3. Belt Conveyor evaluasi. Evaluasi yang dimaksud untuk mengetahui
4. Wheel Loader sebesar apa produktivitas dari unit tersebut, dan hal – hal
Alat yang digunakan pada unit crusher line 2 wheel apa saja yang mempengaruhi kegiatan produksi crushing
loader WA 500 berfungsi sebagai pemberi umpan ke plant yang berakibatkan pada jumlah produksi yang
dump truck langsir, atau merapikan tumpukan dihasilkan.
material di mulut hopper. Suatu proses pengolahan batubara dalam hal ini
proses crushing plant batubara dapat dipastikan bahwa
proses yang berlangsung tidak dapat sempurna, selalu saja
ditemui permasalahan yang menghambat proses kegiatan
kinerja dari unit crushing plant batubara meliputi faktor
yang dapat dihindari atau dikendalikan yaitu waktu tunda
(delay), maupun yang tidak dapat dihindari atau
dikendalikan.
Banyak faktor-faktor yang menghambat proses
kerja dari unit pengolahan dalam hal ini adalah crushing
plant. Adapun faktor-faktor penghambat tersebut meliputi
faktor yang datangnya dari dalam dan faktor yang
datangnya dari luar unit pengolahan. Faktor dari dalam
Gambar-4. Wheel Loader merupakan faktor kesalahan yang biasanya terjadi pada unit
pengolahan maupun operator, misalnya : ukuran umpan,
5. Dump Truck kesalahan terhadap "setting" alat, efektifitas kerja dari alat
Alat angkut yang berfungsi sebagai proses feeding maupun operator, kerusakan dari belt conveyor dan lain –
untuk menumpahkan material batubara ke mulut lain. Sedangkan faktor dari luar unit pengolahan disini juga
hopper. cukup berpengaruh terhadap proses pengolahan, misalnya :
pada metode pengumpanan yang dilakukan oleh operator
serta penempatan umpan pada ROM stockpile dan pada
hopper dan lain-lain.
Penilaian Rangkaian Unit Crushing Plant
a. Hopper
Hopper yang digunakan pada crushing plant PT
Binuang Mitra Bersama pada pengkuran hopper didesain
untuk tahan benturan, agar bisa bertahan pada saat alat berat
mendumping atau memuat umpan kedalam hopper tersebut
dengan kapasitas hopper sebesar 33,65 ton.
Gambar-5. Dump Truck b. Primary Single Roll Crusher
Merupakan alat pemecah batubara yang
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan pemecahan, untuk memperkecil produk
Dari penelitian dan pengukuran terhadap alat serta tambang yang berupa bongkahan batubara menjadi ukuran
batubara pada unit crushing plant PT Binuang Mitra maksimum dengan kapasitas teoritis 527,50 ton/jam,
Bersama pada bulan Februari 2016, Setelah dilakukan Adapun kapasitas dari aktual adalah single roll crusher
analisa pada unit Crushing plant tersebut masalah utama 326,33 ton/jam yang digerakan oleh elektro motor dengan
pada crusher ini yang menyebabkan produktivitas dari

24
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 21 - 26

kecepatan yang telah diatur sesuai dengan jenis setelah dilakukan simulasi perbaikan unit pengumpan
materialnya. terhadap dump truck langsir, maka didapatkan produktivitas
c. Conveyor Utama (Belt Conveyor 1) unit crushing plant sebesar 375 ton/jam dapat dilihat pada
Kapasitas teoritis conveyor utama adalah 819,49 Tabel 4. dibawah ini.
ton/jam, merupakan conveyor yang berfungsi untuk
Tabel-4. Evaluasi Perbaikan Kapasitas Unit Crushing Plant
menghantarkan barubara ke dalam mesin penghancur
double roll crusher. Adapun kapasitas dari aktual conveyor
utama adalah 681,61 ton/jam.

d. Conveyor Transfer (Belt Conveyor 2)


Kapasitas teoritis conveyor transfer adalah 864,52 ton/jam,
merupakan hasil penghancuran material batubara dari
double roll crusher untuk mendistribusikan menuju ke
radial conveyor. Adapun kapasitas dari aktual conveyor
transfer yang digunakan saat ini adalah 730,62 ton/jam.

e. Secondary Double Roll Crusher


Kapasitas teoritis double roll crusher adalah 868,29
ton/jam, Double roll crusher adalah alat penghancur
batubara yang merupakan hasil peremukan dari single roll Berdasarkan data Tabel-4 maka untuk memudahkan
dan batubara yang lolos dari vibrating screen menjadi dalam pembacaan kapasitas tiap segmen dari rangkaian unit
ukuran <80 mm. Adapun kapasitas dari aktual double roll crusher maka dapat dilihat pada Gambar-6. Berdasarkan
crusher yang digunakan saat ini adalah 730,62 ton/jam. Gambar-6 maka dapat dilihat perbandingan kapasitas dari
masing-masing rangkaian unit crusher, kapasitas dari
f. Conveyor Product (Belt Conveyor 3) primary single roll yang semula 326,33 ton/jam manjadi 375
Kapasitas teoritis radial conveyor adalah 783,47 ton/jam, ton/jam. Kapasitas dari secondary double roll crusher dan
merupakan alat angkut pada unit pengolahan yang kapasitas belt conveyor 1,2,3 tidak perlu lagi dilakukan
berfungsi bagian yang membawa beban material batubara perbaikan kecepatan karena sudah mampu menghantar
dari satu tempat ketempat yang lain atau menuju ke product material dengan baik.
stockpile loading. Adapun kapasitas aktual dari conveyor
product yaitu 736,66 ton/jam.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya


Target Produksi
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan tidak
tercapainya target produksi barging adalah,sebagai berikut
:
1. Material
Ukuran umpan juga sangat mempengaruhi losses,
ukuran umpan yang sangat besar dapat menyebabkan
tersumbatnya net grizzly, yang berarti material tersebut
dianggap boulder, keberadaan boulder secara tidak
langsung juga dapat mempengaruhi productivity dari Gambar-6. Grafik Perbandingan Kapasitas
wheel loader dan dump truck langsir karena akan Teoritis dan Aktual Komponen Unit Crusher Line 2
memperbanyak delay time .
2. Kondisi Cuaca KESIMPULAN
Kondisi Cuaca juga mempengaruhi jalan nya Dari hasil pengamatan dan penilitian mengenai
produksi crushing, terutama hujan. Hujan dapat kemampuan serta hambatan yang terjadi pada unit crushing
mengakibatkan total moisture pada batubara plant batubara di PT Binuang Mitra Bersama, maka dapat
meningkat dan alat pada conveyor loading tidak dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
beroperasi. 1. Faktor- faktor penghambat yang mengakibatkan unit
3. Operator crusher tidak bekerja secara optimal, antara lain adalah
Skill operator yang bekerja mengoperasikan wheel boulder coal, faktor cuaca, kerusakan dari belt
loader dan dump truck juga dapat mempengaruhi conveyor, setting alat unit crusher, maupun operator.
losses, semakin tinggi skill operator yang bekerja 2. Upaya optimalisasi yang diharapkan untuk
maka akan semakin kecil cycle time wheel loader dan mengoptimalkan atau menjadikan kegiatan yang
dump truck sedang berlangsung menjadi optimal yaitu dengan
mengurangi hambatan yang dapat dihindari pada alat
Hasil Evaluasi Perbaikan Kapasitas Unit Crushing wheel loader yang sering mengalami gantung (idle),
Plant akan dilakukan penambahan dump truck agar lebih
Kapasitas aktual primery single roll crusher adalah meningkatkan produktivitas alat dump truck yang
326,33 ton/jam belum dapat memenuhi target produksi 350 dicapai sebesar 375 ton/jam, hal ini sesuai dengan
ton/jam, sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap
primery crusher.

25
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 21 - 26

target perusahaan yang di inginkan sebesar 350


ton/jam.
3. Peningkatan produksi dilakukan simulasi perbaikan
kecepatan pada alat muat menggunkan wheel loader
WA 500 dan dilakukan penambahan 1 unit dump truck
jadi total 3 unit. Sedangkan untuk per jamnya di
dapatkan 15 ritase dengan muatan 25 ton dengan
kapasitas angkut sebanyak 375 ton/jam, hal ini sesuai
melebihi target perusahaan yang di inginkan sebesar
350 ton/jam. Kapasitas dari secondary double roll
crusher dan kapasitas belt conveyor pada BC 1, BC
2, dan BC 3 tidak perlu lagi dilakaukan perbaikan
kecepatan karena sudah mampu mengahantar material
dengan baik.

SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Sebaiknya dilakukan penambahan 1 unit dump truck
jadi total 3 unit, karena alat muat wheel loader
mengalami gantung (idle).
2. Untuk mengurangi kerusakan pada alat crusher sebaik
nya perlu ditambahkan grizzly untuk memisahkan atau
menghindari boulder masuk langsung kedalam
hopper.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, 2006, Bridgestone Conveyor Belt Design
Manual Handbook, Bridgestone Tire Co. Ltd.

[2] Gupta, A, 2006, Mineral Processing Design and


Operations – An Introduction. Perth, Australia.

[3] Nurhakim, 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan II.


Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarbaru.

[4] Projosumarto, 1993. Pemindahan Tanah Mekanis.


Institut Teknologi Bandung.

[5] Sikumbang, N. dan Heryanto, R., 1994. Peta


Geologi Lembar Banjarmasin,
Kalimantan Selata. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.

[6] Sudarsono, A. 1993. Pengantar Preparasi dan


Pencucian Batubara. ITB. Bandung.

[7] Sukamto, 2001. “Pengolahan Bahan Galian”. Jurusan


Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” ,
Yogyakarta.

[8] Suwandi, A. 2004, “Peremukan Mekanis – Kominusi”.


Diktat Perencanaan Tambang Terbuka. Universitas
Negeri Islam Bandung.

[9] Wills, B.A. 1985. Mineral Processing Technology.


Pergamount Press, Oxford, New York.

[10] Yunisa, E, 2011. Skripsi : Kajian Teknis Crushing


Plant . Skripsi Program Studi Teknik Pertambangan,
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

26

Anda mungkin juga menyukai