Anda di halaman 1dari 22

2.1.

1 Kolom
Kolom adalah elemen vertikal yang memikul sistem lantai struktural. Elemen
ini merupakan elemen yang mengalami tekan dan pada umumnya disertai dengan
momen lentur. Kolom merupakan salah satu unsur terpenting dalam peninjauan
keamanan struktur. (Edward G Nawi, 1998)
1. Berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya
a) Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan
sengkang ikat.
b) Kolom bundar dengan tulangan memanjang serta tulangan lateral yang berupa
spiral.
c) Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja struktur didalamnya.
2. Berdasarkan posisi beban yang bekerja terhadap penampang melintang
a) Kolom yang mengalami beban sentris berarti tidak mengalami momen lentur.
b) Kolom dengan beban eksentris selain mengalami beban aksial juga bekerja
momen lentur.
3. Berdasarkan panjang kolom
a) Kolom pendek
b) Kolom panjang
Berikut adalah ketentuan analisa yang harus terpenuhi dalam perencanaan struktur
kolom :
1. Menaksir dimensi kolom
2. Inersia penampang (Ig).
1
Ig = .b.h 3 (2.72)
12
3. Modulus elastisitas beton (Ec).

Ec = 4700. fc' (2.73)

4. Nilai  , yaitu yang menunjukkan hubungan antara beban mati berfaktor dan
beban kombinasi berfaktor.
1,2 D
 (2.74)
(1,2 D  1,6 L) `
5. Nilai kekakuan kolom dan balok ( EI k dan EI b )

 Ec.Ig 
 
 5 
EI b = (2.75)
1 

 Ec.Ig 
 
EI k =  2,5 
(2.76)
1 

6. Faktor tegangan ujung ( A dan B ),  adalah rasio dari penjumlahan kekakuan


kolom dibagi panjang kolom terhadap pejumlahan kekakuan balok dibagi panjang
balok.
 EI 
 kolom 
   kolom 
l
(2.77)
 EI 
 balok 
 lbalok 

Dimana  = 0 untuk kolom jepit.

Gambar 2.22 Diagram Nomogram Untuk Kolom


7. Faktor panjang efektif (k) dengan menggunakan “Alignment Charts”.
8. Kontrol
jika k > 1 maka termasuk kolom tanpa pengaku (Unbraced)
jika k < 1 maka termasuk kolom dengan pengaku (Braced)

Ig
9. Jari-jari putaran (r) =  0,3h (2.78)
Ag
10. Rasio kelangsingan.
a. Untuk kolom tanpa pengaku (Unbraced)
Bila nilai rasio kelangsingan lebih kecil dari 22 maka termasuk kolom pendek.
k .l u
 22 (2.79)
r
Bila nilai rasio kelangsingan lebih besar dari 22 maka termasuk kolom panjang
atau langsing.
k .l u
 22 (2.80)
r
b. Untuk kolom dengan pengaku (Braced)
Termasuk kolom pendek apabila memenuhi rumus 2.81
k.l u M
 34  12. lb (2.81)
r M 2b
Termasuk kolom panjang atau langsing apabila memenuhi rumus 2.82
k.l u M
 34  12. lb (2.82)
r M 2b
11. Jika termasuk Kolom pendek, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan
penulangan kolom.
12. Jika termasuk kolom panjang atau langsing dengan pengaku (Braced), maka
dilanjutkan dengan menghitung faktor pembesaran, yaitu :
a. Faktor koreksi (Cm).
M 1b
Cm = 0,6+0,4.  0,4 (2.83)
M 2b
Jika Cm < 1, maka dipakai Cm = 1. (SK SNI T-15-1991-03)
b. Beban tekuk Euler (Pc).
 2 .EI k
Pc = (2.84)
k.I u 2
c. Faktor pembesaran momen  b dan s  .
Cm
b  1 (2.85)
Pu
1
 .Pc
Cm
s  1 (2.86)
Pu
1
 .Pc
Dimana  Pu dan  Pc adalah penjumlahan dari semua kolom dari satu tingkat.
d. Menghitung momen rencana yang diperbesar (Mc).
Mc = Mb. b .M 2b  Ms. s .M 2 s (2.87)
Jika telah didapat nilai pembesaran momen, maka dapat dilanjutkan dengan
perhitungan penulangan kolom.
13. Jika termasuk kolom panjang atau langsing tanpa pengaku (Unbraced), maka
dilanjutkan dengan menghitung faktor pembesaran, yaitu :
Sama halnya dengan faktor pembesaran momen pada kolom panjang dengan
pengaku, Cuma berbeda pada perhitungan faktor pembesaranya yaitu dengan
rumus sebagai berikut:
a. Faktor pembesaran momen
MS
sMs   MS (2.88)
Pu
1
0,75Pc
b. Momen rencana diperbesar
M1 = M1ns + δM1s (2.89)
M2 = M2ns + δM2s (2.90)
14. Penulangan Kolom
a. Hitung eksentrisitas
Mu
e= (2.91)
Pu
b. Keseimbangan regangan
600.d
Cb = (2.92)
fy  600
(Cb.d ' )0,003
 s ' (2.93)
Cb
fs’ = E.  s ' (2.94)
Kontrol :
Jika fs’> fy maka dipergunakan fy, jika fs’< fy maka dipergunakan fs’
c. Analisa kehancuran, mempergunakan persamaan :
Pnb = (0,85.fc’.ab.b + As’.fs’ – As.fy) (2.95)
h ab h h
Mnb=0,85.fc’.b.ab[2 − ]+As’.fs’[2 − d′]+As.f𝑦 [d − 2] (2.96)
2

eb = Mnb⁄Pnb (2.97)
Kontrol :
e < eb, maka kolom mengalami hancur tekan
e > eb, maka kolom mengalami hancur tarik
Untuk kolom persegi yang mengalami kuat hancur tarik :
 h  2e   h  2e 
2
 d' 
Pn = 0,85.fc’.b.d      2m. 1    (2.98)
 2d   2d   d 
 

Untuk kolom yang mengalami kuat hancur tekan :


As′ .fy b.h.fc′
Pn= e + 3he (2.99)
+0,5 +1,18
d−d′ d2

15. Untuk mengatasi gaya geser pada kolom, maka diperlukan tulangan untuk memikul
gaya tersebut. Analisa perencanaan tulangan sengkang pada kolom sama seperti
balok.
Contoh Analisa Perhitungan Kolom
Gambar denah perencanaan kolom adalah sebagai berikut:

K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50

K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50 K50 x 50

KØ55 KØ55

Gambar 4.60 Denah Rencana Kolom


Flow chart perhitungan kolom adalah sebagai berikut:

Mulai

1. Gaya aksial terfaktor (FZ)


2. Momen terfaktor (MY)

Ya Tidak
Cek jenis kolom
k>1

Kolom tanpa pengaku Kolom dengan pengaku


(Unbraced) (Braced)

Pembesaran momen

Penulangan

Selesai

Gambar 4.61 Flowchart Perhitungan Kolom


4.1.1.1 Data Perencanaan Kolom
Data perencanaan kolom sebagai berikut:
1. Mutu beton (fc’) = 30 Mpa
2. Mutu baha (fy) = 400 Mpa
3. Tinggi kolom = 3,8 m
4. Tulangan utama = D19 (tulangan ulir)
5. Tulangan sengkang = Ø10 (tulangan polos)
6. Tebal selimut = 4 cm
7. Pendimensian kolom

Tabel 4.34 Dimensi Kolom


Panjang Kolom d h b
Jenis Kolom
(m) (cm) (cm) (cm)
Kolom Ø55 3.8 55 - -
Kolom 50 x 50 3.8 - 50 50
Kolom 30 x 30 3.8 - 30 30
Kolom 35 x 35 3.8 - 35 35
4.1.1.2 Perhitungan Struktur Kolom
A. Kolom Persegi 50 x 50
1. Perhitungan kolom dihitung pada kolom tengah lantai dasar K50x50, dengan hasil
gaya aksial terfaktor maksimal dihitung berdasarkan analisa software Robot Structural
Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.35 Gaya Aksial Terfaktor Maksimal Kolom 50 x 50
No. Kombinasi Beban Gaya Aksial
1 U = 1,4 D 101.966,995 kg
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 123.172,233 kg*
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 110.042,937 kg
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 65.835,397 kg
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 109.786,676 kg
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 65.842,211 kg

2. Menghitung inersia penampang


1 4
Ig = .h
12
1
=  500 4
12
= 5.208.333.333 mm4
3. Menghitung modulus elastisitas beton

Ec = 4700. fc'

= 4700. 30
= 25.742,96 Mpa

4. Menghitung nilai 
Gaya aksial akibat beban mati (DL) = 72.833,568 kg (Diketahui)
Gaya aksial akibat beban hidup (LL) = 22.357,470 kg (Diketahui)
1,2 D

(1,2 D  1,6 L)
(1,2  72.833,568 )

(1,2  72.833,568 )  (1,6  22.357,470)
  0,71
5. Menghitung nilai kekakuan kolom
 Ec.Ig 
 
EI k =  2,5 
1 

 25.742,96  5.208.333.333 
 
EI k =  2,5 
1  0,71

Elk = 31.371.001.018.974,40

6. Menghitung nilai kekakuan balok

Balok 30 x 60
1
Ig = .b.h 3
12
1
= .x300 x600 3
12
= 5.400.000.000 mm4
 Ec.Ig 
 
EI b =  5 
1 

 25.742,96  5.400.000.000 
 
 5 
EI b =
1  0,71

Elb1 = 16.262.726.928.236,30

Balok 25 x 50
1
Ig = .b.h 3
12
1
= .x 250 x500 3
12
= 2.604.166.666,67 mm4
 Ec.Ig 
 
EI b =  5 
1 

 25.742,96  2.604.166.666,67 
 
 5 
EI b =
1  0,71

Elb1 = 7.842.750.254.743,60

7. Menghitung faktor tegangan ujung

Faktor tegangan ujung atas, kolom diapit oleh balok induk B30 x 60 dengan panjang

7,50 m dan 4,00m dan balok anak B25 x 50 dengan panjang 6,50 m.
 EI 
 k 
A   k 
l
 EI 
 b 
 lb 
 31.371.001.018,40 
 
 3800 
A 
 16.262.726.928.236,30   16.262.726.928.236,30   7.842.750.254.743,60 
    2 
 7500   4000   6500 

,95

Faktor tegangan ujung bawah = 0 (jepit)

Dari diagram nomogram pada gambar 2.22 halaman 45, diperoleh nilai k = 0,75,

karena k < 1 maka termasuk kolom dengan pengaku (Braced).

8. Menghitung rasio kelangsingan kolom dengan pengaku (Braced)


k .l u 0,75  (3800  (0,5  600))
  17,5
r 0,3  500

M lb 4.515,411
34  12.  34  12( )  30,3
M 2b 14.538,922
Karena rasio kelangsingan lebih kecil dari 30,3, maka kolom termasuk kolom pendek.
9. Menghitung penulangan kolom
Diketahui momen yang terjadi pada kolom 50 x 50 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.36 Momen Terfaktor Maksimal Kolom 50 x 50
No. Kombinasi Beban Momen
1 U = 1,4 D 3.460,355 kg.m
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 4.515,411 kg.m
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 3.933,516 kg.m
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 2.223,696 kg.m
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 14.538,922 kg.m*
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 13.751.576 kg.m
Menurut SNI 03-2847-2002 rasio penulangan komponen struktur tekan tidak boleh
kurang dari 0,01 ataupun lebih dari 0,08 kali luas bruto penampang (Ag):
a. Eksentrisitas yang tejadi
Mu = 14.538,022 kg.m = 145.380.220 N.mm (Tabel 4.36)
Pu = 123.172,233 kg = 1.231.722,33 N (Tabel 4.35)

M u 145.380.22 0
e   118 mm
Pu 1.231.722, 33

emin = 15 + (0,03 x h)

= 15 + (0,03 x 500) = 30 mm

Karena e > emin, maka eksentrisitas terpenuhi.

b. Faktor Reduksi Kekuatan

Pu’ = 0,10 x Ag x fc’

= 0,10 x 500 x 500 x 30 = 750.000 N

Karena Pu > Pu’, maka faktor reduksi kekuatan menggunakan ø = 0.65


c. Keseimbangan regangan
600.d 600.440,5
Cb = = = 264,3 N/mm
fy  600 400  600
(Cb  d ' )0,003 (261,3  40).0,003
s'  = = 0,0025
Cb 264,3
fs’ = E.  s ' = 200.000 x 0,0025 = 508,2 Mpa
Karena fs’ > fy, maka keseimbangan regangan dipakai fy = 400 Mpa
d. Analisa kehancuran
Dalam analisa kehancuran digunakan As = As’ coba sebesar 2500 mm², dengan
perhitungan sebagai berikut:
ab = 0,85.Cb = 0,85 x 264,3 = 224,655 N/mm

Pnb = (0,85.fc’.ab.b + As’.fs’ – As.fy)

= (0,85 x 30 x 224,655 x 500) + (2500 x 400) – (2500 x 400)

= 2.864.351,25 N

h ab h h
Mnb=0,85.fc’.b.ab[2 − ]+As’.fs’[2 − d′]+As.f𝑦 [d − 2]
2
500 224,655 500
= 0,85 x 30 x 500 x 224,655[ − ] +2500 x 400 [ − 40] +
2 2 2
500
2500 x 400 [440,5 − ]
2
= 794.842.397,47 N.mm

794.842.397,47
Mnb
eb = = 2.864.351,25 = 277 mm
Pnb

Karena eb > e, maka kolom mengalami hancur tekan.


e. Penulangan kolom hancur tekan
As′ .fy b.h.fc′ 2500 x 400 500 x 500 x 30
Pn = e + 3he = 118 + 3 x 500 x 118
+0,5 +1,18 +0,5 +1,18
d−d′ d2 440,5−40 440,5

= 4.842.702,601 N

φPn = 0,65 x 4.550.604,158 N

= 3.147.756,690 N

3.147.756,690 N > 1.231.722,33 N


Karena φPn > Pu, maka luas penulangan aman untuk digunakan.

f. Kontrol rasio tulangan minimum


As pakai 2.500
   min =  0,01
b.d 500.440,5

= 0,0114 > 0,01


Karena ρ > ρmin, maka digunakan ρ.
As = As’ = ρ x b x d
= 0,0114 x 500 x 500
= 2.837 mm²
Dipakai tulangan 12 – D19 (Aspakai = 3444 mm² )
10. Penulangan sengkang
Hasil gaya geser terfaktor maksimal dihitung berdasarkan analisa software Robot
Structural Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.37 Gaya Geser Terfaktor Maksimal Kolom 50 x 50
No. Kombinasi Beban Gaya Geser
1 U = 1,4 D 1.351,734 kg
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 1.758,041 kg
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 1.533,047 kg
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 868,757 kg
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 6.718,656 kg*
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 6.075,726 kg

a. Gaya geser terfaktor maksimal dari Tabel 4.38


Vu = 6.718,656 kg = 67.186,56 N
b. Menghitung gaya geser nominal
Vu 67.186,56
Vn = =
φ 0,75
= 89.582,08 N
c. Menghitung kuat geser yang mampu dipikul beton
1
Vc = fc'.b.d
6
1
= 30  500  440,5
6
= 201.059,8 N
φ.Vc = 0,75 x 201.059,8 N
= 150.794,9 N
0,5 x φ.Vc= 0,5 x 0,75 x 201.059,8 N
= 75.397,4 N
Karena Vu < φ.Vc dan Vu < 0,5 x φ.Vc, maka kolom tidak perlu tulangan
sengkang.
d. Penulangan sengkang
Karena kolom tidak perlu tulangan sengkang, maka menggunakan jarak sengkang
maksimal 300 mm.
Digunakan tulangan Ø10 – 300

Gambar 4.62 Sketsa Penulangan Kolom 50 x 50


B. Kolom Bulat Dimeter 55 cm
1. Perhitungan kolom spiral dihitung pada kolom tengah lantai dasar, dengan hasil gaya
aksial terfaktor maksimal dihitung berdasarkan analisa software Robot Structural
Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.38 Gaya Aksial Terfaktor Maksimal Kolom Bulat Ø55
No. Kombinasi Beban Gaya Aksial
1 U = 1,4 D 81.327,041 kg
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 88.421,965 kg*
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 81.420,226 kg
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 52.297,333 kg
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 78.046,114 kg
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 64.677,224 kg

2. Menghitung inersia penampang


  D4
Ig =
64
  5504
=
64
= 4.491.802.543 mm4
3. Menghitung modulus elastisitas beton

Ec = 4700. fc'

= 4700. 30
= 25.742,96 Mpa
4. Menghitung nilai 
Gaya aksial akibat beban mati (DL) = 58.090,744 kg
Gaya aksial akibat beban hidup (LL) = 11.855,277 kg
1,2 D

(1,2 D  1,6 L)
(1,2  58.090,744 )

(1,2  58.090,744 )  (1,6  11.855,277)
  0,79

5. Menghitung nilai kekakuan kolom


 Ec.Ig 
 
EI k =  2,5 
1 

 25.742,96  4.491.802.543 
 
EI k =  2,5 
1  0,79

Elk = 25.839.618.590.000

6. Menghitung nilai kekakuan balok

Balok 30 x 60
1
Ig = .b.h 3
12
1
= .x300 x600 3
12
= 5.400.000.000 mm4
 Ec.Ig 
 
EI b =  5 
1 

 25.742,96  5.400.000.000 
 
 5 
EI b =
1  0,71

Elb1 = 16.262.726.928.236,30

Balok 25 x 50
1
Ig = .b.h 3
12
1
= .x 250 x500 3
12
= 2.604.166.666,67 mm4
 Ec.Ig 
 
= 
5 
EI b
1 
 25.742,96  2.604.166.666,67 
 
 5 
EI b =
1  0,71

Elb1 = 7.842.750.254.743,60

7. Menghitung faktor tegangan ujung

Faktor tegangan ujung atas, kolom diapit oleh balok induk B30 x 60 dengan panjang

7,50 m dan 4,00m dan balok anak B25 x 50 dengan panjang 6,50 m.
 EI 
 k 
A   k 
l
 EI 
 b 
 lb 

 25.839.618.590.000 
 
 3800 
A  = 2,01
 16.262.726.928.236,30   7.842.750.254.743,60 
  
 7500   6500 

Faktor tegangan ujung bawah = 1 (jepit)

Dari diagram nomogram pada gambar 2.22 halaman 45, diperoleh nilai k = 1,125,

karena k > 1 maka termasuk kolom tanpa pengaku (Unbraced).

8. Menghitung rasio kelangsingan kolom tanpa pengaku (Unbraced)


k .l u 1,125  (3800  (0,5  600))
  26,25
r 0,3  550

M lb 4.515,411
34  12.  34  12( )  30,3
M 2b 14.538,922
Karena rasio kelangsingan lebih besar dari 22, maka kolom termasuk kolom panjang
atau langsing.
9. Menghitung faktor pembesaran momen
Jika diktahui momen terfaktor kolom spiral dengan hasil sebagai berikut (didapatkan
dari analisa software/ analisa manual) :

Tabel 4.39 Momen Terfaktor Maksimal Kolom Bulat Ø55


No. Kombinasi Beban Momen
1 U = 1,4 D 2.833,263 kg.m
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 3.522,379 kg.m
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 3.103,280 kg.m
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 1.812,485 kg.m
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 11.803,132 kg.m*
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 11.519,978 kg.m

Tabel 4.40 Jumlah Gaya Aksial (Pu) Lantai 1


GAYA AKSIAL GAYA AKSIAL
AS KOLOM AS KOLOM
(kg) (kg)
C' 21,733.803 B 58,790.264
1
D' 21,774.527 C 44,216.400
C 13,082.511 C' 34,724.785
2 4
E 13,183.631 D' 34,735.565
C 7,523.572 E 45,981.588
C' 15,484.629 F 58,612.659
2'
D' 15,472.656 B 57,027.897
E 7,473.586 C 72,833.568
B 43,811.562 5 D 67,438.826
C 34,044.415 E 72,567.070
C' 35,710.398 F 59,608.822
3
D' 35,778.450 B 39,521.247
E 34,072.017 C 57,548.397
F 43,975.081 D 58,090.744
6
C 26,856.681 E 57,292.520
C' 24,641.247
3' F 43,955.301
D' 24,706.294
E 28,223.070 TOTAL 447,548.130

Faktor pembesaran momen dihitung dengan rumus sebagai berikut:


MS
sMs   MS
Pu
1
0,75Pc
∑Pu = 1.310.493,783 kg (Tabel 4.40)

∑Pc = 6.389.037.151 N (Lampiran 4)


= 638.903.715,1 kg
3.522,379
 s M 1s  = 3.532,039 kg.m > 3.522,379 kg.m
1.310.493,783
1
0,75  638.903.715,1
11.803,132
 s M 2s  = 11.835,50 kg.m > 11.803,132 kg.m
1.310.493,783
1
0,75  638.903.715,1
10. Menghitung momen rencana yang diperbesar
M1 = M1ns + δsM1s
= 3.522,379 + 3.532,039 = 7.054,418 kg.m
M2 = M2ns + δsM2s
= 11.803,132 + 11.835,50 = 26.638,632 kg.m
Momen rencana diambil nilai terbesar, Mu = 26.638,632 kg.m
11. Menghitung penulangan kolom
a. Eksentrisitas yang tejadi
Mu = 11.803,132 kg.m = 118.031.320 N.mm (Tabel 4.39)
Pu = 88.421,965 kg = 884.219,650 N (Tabel 4.38)

M u 118.031.320
e   113 mm
Pu 884.219,65 0

emin = 15 + (0,03 x h)

= 15 + (0,03 x 500) = 30 mm

Karena e > emin, maka eksentrisitas terpenuhi.

b. Faktor Reduksi Kekuatan


Pu’ = 0,10 x Ag x fc’
= 0,10 x (0,25.π.D²) x 30 =712.748,833 N

Karena Pu > Pu’, maka faktor reduksi kekuatan menggunakan ø = 0.65


c. Keseimbangan regangan
600.d 600.490,5
Cb = = = 294,3 N/mm
fy  600 400  600
(Cb  d ' )0,003 (294,3  40)0,003
s'  = = 0,0026
Cb 294,3
fs’ = E.  s ' = 200.000 x 0,0026 = 520 Mpa
Karena fs’ > fy, maka keseimbangan regangan dipakai fy = 400 Mpa

d. Analisa kehancuran
Dalam analisa kehancuran digunakan As = As’ coba sebesar 3500 mm², dengan
perhitungan sebagai berikut:
ab = 0,85.Cb = 0,85 x 294,3 = 250,155 N/mm
Pnb = (0,85.fc’.ab.b + As’.fs’ – As.fy)
= (0,85 x 30 x 250,155 x 550) + (3500 x 400) – (3500 x 400)
= 3.508.423,88 N
h ab h h
Mnb=0,85.fc’.b.ab[2 − ]+As’.fs’[2 − d′]+As.f𝑦 [d − 2]
2
550 250,155 550
= 0,85 x 30 x 550 x 250,155[ − ] + 3500 x 400 [ − 40] +
2 2 2
550
3500 x 400 [490,5 − ]
2
= 1.156.691.678,40 N.mm
Mnb 1.156.691.678,40
eb = = = 330 mm
Pnb 3.508.423,88

Karena eb > e, maka kolom mengalami hancur tekan.


e. Penulangan kolom hancur tarik
As′ .fy b.h.fc′ 3500 x 400 (0,25.π.5502 ) x 30
Pn = e + 3he = 113 + 3 x 550 x 113
+0,5 +1,18 +0,5 +1,18
d−d′ d2 490,5−40 490,5

= 6.088.890,736 N
φPn = 0,65 x 6.088.890,736 N
= 3.957.778,979 N
3.957.778,979 N > 884.219,65 N
Karena φPn > Pu, maka luas penulangan aman untuk digunakan.
f. Kontrol rasio tulangan minimum
As pakai 3500
   min =  0,01
b.d 0,25. .D 2

= 0,013 ≥ 0,01
Karena ρ < ρmin, maka digunakan ρ.
Menurut SNI 03-2847-2002, rasio tulangan spiral tidak boleh kurang dari nilai
berikut:
 Ag  fc'
 S  0,45  1
 Ac  fy
 237.582,9  30
 S  0,45  1  0,013
 173.494,5  400
Diapakai ρmin < ρs, maka dipakai ρs.
As = As’ = ρ x (0,25 x π x D²)
= 0,013 x (0,25 x π x550²)

= 3.088 mm²
Dipakai tulangan 12 – D19 (Aspakai = 3.402 mm² )
12. Penulangan sengkang
Hasil gaya geser terfaktor maksimal dihitung berdasarkan analisa software Robot
Structural Analysis Proffessional dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.41 Gaya Geser Maksimal Terfaktor Kolom Bulat Ø55
No. Kombinasi Beban Gaya Geser
1 U = 1,4 D 1.108,009 kg
2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 1.370,297 kg
3 U = 1,2 D +1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 1.207,511 kg
4 U = 0,9 D ± 1,6 W 707,309 kg
5 U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 4.603,462 kg*
6 U = 0,9 D ± 1,0 E 4.330,858 kg

a. Gaya geser terfaktor maksimal dari Tabel 4.41


Vu = 4.603,462 kg = 46.034,62 N
b. Menghitung gaya geser nominal
Vu 46.034,62
Vn = =
φ 0,75
= 61.379,5 N
c. Menghitung kuat geser yang mampu dipikul beton
1 1
Vc = fc'.(    ( D  2. p ) 2 )
6 4
1 1
= 30. (    (550  2  40) 2 )
6 4
= 158.378 N
φ.Vc = 0,75 x 158.378 N
= 118.783,5 N
0,5 x φ.Vc= 0,5 x 0,75 x 158.378 N
= 59.391,75 N
Karena Vu < φ.Vc dan Vu < 0,5 x φ.Vc, maka kolom tidak perlu tulangan
sengkang.
d. Penulangan sengkang
Karena kolom tidak perlu tulangan sengkang, maka menggunakan jarak sengkang
maksimal 300 mm.
Digunakan tulangan Ø10 – 300

Gambar 4.63 Sketsa Penulangan Kolom Bulat Ø55

Anda mungkin juga menyukai