Anda di halaman 1dari 124

LAMPIRAN 1

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT: ADMINISTRATIF, SYARAT UMUM


DAN SYARAT TEKNIS

1
DAFTAR ISI
1 SISTEM ELEKTRIKAL 8
1.1 LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK 9
1.2 PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN 9
1.3 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PERALATAN 10
1.3.1 Kabel Listrik 10
1.3.2 Pipa dan Fitting 10
1.3.3 Cable Tray, Rak Kabel dan Hanger 11
1.3.4 Alat bantu instalasi 11
1.3.5 Sakelar dan Stop kontak 11
1.3.6 Armature Lampu 12
1.3.7 Panel Listrik 13
1.3.8 Material Pentanahan 14
1.4 PERSYARATAN PEMASANGAN 15
1.4.1 Persyaratan Instalasi dan Peralatan 15
1.4.2 Pemasangan Instalasi dan Peralatan 15
1.4.3 Pentanahan 16
1.5 PENGUJIAN DAN TESTING 17
1.6 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN 17
1.7 PRODUK BAHAN DAN PERALATAN 18

2 UPS (UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY) 19


2.1 UMUM 19
2.1.1 Lingkup Pekerjaan 19
2.1.2 Kualifikasi Produksi 19
2.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 19
2.1.4 Uji Terima Lapangan 20
2.1.5 Pengoperasian dan Pemeliharaan 20
2.2 PRODUK 20
2.2.1 Spesifikasi Teknis UPS 20
2.2.2 Garansi 26
2.2.3 Kelengkapan Mandatori 26
2.2.4 Pengkabelan dan Terminasi 27
2.2.5 Prosedur Uji Terima 27
2.2.6 Pelatihan & Benchmarking 27
2.3 SERTIFIKASI ENGINEERING 27

3 SWITCHGEAR & PDU 28


3.1 UMUM 28
3.1.1 Lingkup Pekerjaan 28
3.1.2 Kualifikasi Produsen 28
3.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 28
3.1.4 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 29
3.1.5 Uji Terima Lapangan 29
3.1.6 Pengoperasian dan Pemeliharaan 29
3.2 PRODUK 29
3.2.1 Spesifikasi Teknis Switchgear 29
3.2.2 Garansi 30
3.2.3 Kelengkapan Mandatori 30

2
3.2.4 Prosedur Uji Terima 30
3.2.5 Pelatihan & Benchmarking 30

4 AC PRESISI 31
4.1 UMUM 31
4.1.1 Lingkup Pekerjaan 31
4.1.2 Referensi 31
4.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 31
4.1.4 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 32
4.1.5 Uji Terima Lapangan 32
4.1.6 Pengoperasian dan Pemeliharaan 32
4.2 PRODUK 33
4.2.1 Spesifikasi Teknis 33
4.2.2 Garansi 37
4.2.3 Kelengkapan Mandatori 37
4.2.4 Pengkabelan dan Terminasi 38
4.2.5 Prosedur Uji Terima 38
4.2.6 Pelatihan & Benchmarking 38
4.3 SERTIFIKASI ENGINEERING 38

5 RAISED FLOOR 39
5.1 LINGKUP PEKERJAAN 39
5.2 PRODUK 39
5.2.1 Umum 39
5.2.2 Metal 39
5.3 PELAKSANAAN 40
5.3.1 Fabrikasi dan Perakitan 40
5.3.2 Pemeriksaan 40
5.3.3 Pemasangan & Perakitan 40
5.3.4 Pembersihan dan Perlindungan 40

6 CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) 41


6.1 LINGKUP PEKERJAAN 41
6.1.1 Umum 41
6.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan CCTV 41
6.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 41
6.2.1 Closed Circuit TV System 42
6.2.2 Kamera, Lensa dan Bracket 42
6.2.3 Jenis Kamera dan Komponen CCTV 42
6.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN 47
6.4 PENGUJIAN 47
6.5 PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN 48

7 ACCESS CONTROL 49
7.1 LINGKUP PEKERJAAN 49
7.1.1 Umum 49
7.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Access Control 49
7.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 49
7.2.1 Access Control System 49
7.2.2 Proximity & HID Card Reader 50
7.2.3 Proximity Card (prefer : SMART CARD) 51
7.2.4 Pusat Control Door Access 51
7.2.5 Electric Door Strike 52

3
7.2.6 Door Release 52
7.2.7 Glassbreak 52
7.2.8 Kabel 52
7.2.9 Konduit 53
7.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN 53
7.4 PENGUJIAN 53
7.5 PRODUK BAHAN DAN PERALATAN 53

8 WDS (WATER LEAK DETECTION SYSTEM) 54


8.1 UMUM 54
8.1.1 Lingkup Pekerjaan 54
8.1.2 Referensi 54
8.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 54
8.1.4 Kualifikasi 54
8.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 55
8.1.6 Uji Terima Lapangan 55
8.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan 55
8.2 PRODUK 55
8.2.1 Spesifikasi Teknis 55
8.2.2 Garansi 56
8.2.3 Kelengkapan Mandatori 56
8.2.4 Pengkabelan dan Terminasi 57
8.2.5 Prosedur Uji Terima 57
8.2.6 Pelatihan & Benchmarking 57
8.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI 57

9 GROUNDING 58
9.1 UMUM 58
9.1.1 Lingkup Pekerjaan 58
9.1.2 Referensi 58
9.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 58
9.1.4 Kualifikasi 59
9.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 59
9.1.6 Uji Terima Lapangan 59
9.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan 59
9.2 PRODUK 60
9.2.1 Spesifikasi Teknis 60
9.2.2 Kelengkapan Mandatori 60
9.2.3 engkabelan dan Terminasi 61
9.2.4 Prosedur Uji Terima 61
9.2.5 Pelatihan & Benchmarking 61
9.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI 61

10 EMS ( Environmental Monitoring System ) 62


10.1 UMUM 62
10.1.1 Gambaran Umum 62
10.1.2 Disain Umum 62
10.1.3 Lingkup Pekerjaan 63
10.1.4 Referensi 63
10.1.5 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 63
10.1.6 Kualifikasi 64
10.1.7 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 64
10.1.8 Uji Terima Lapangan 64

4
10.1.9 Pengoperasian dan Pemeliharaan 64
10.2 SPESIFIKASI TEKNIS 65
10.2.1 Ketentuan 65
10.2.2 Garansi 65
10.2.3 Kelengkapan Mandatori 66
10.2.4 Pengkabelan dan Terminasi 66
10.2.5 Prosedur Uji Terima 66
10.2.6 Pelatihan & Benchmarking 66
10.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI 66

11 DCIM ( Data Center Infrastructure Management System ) 67


11.1 UMUM 67
11.1.1 Lingkup Pekerjaan 67
11.1.2 Referensi 67
11.1.3 Form Pemeriksaan Dan Pengajuan 67
11.1.4 Kualifikasi 67
11.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 68
11.1.6 Uji Terima Lapangan 68
11.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan 68
11.2 SPESIFIKASI TEKNIS 68
11.2.1 Ketentuan 68
11.2.2 Garansi 70
11.2.3 Kelengkapan Mandatori 71
11.2.4 Pengkabelan dan Terminasi 71
11.2.5 Prosedur Uji Terima 71
11.2.6 Pelatihan & Benchmarking 71
11.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI 71

12 RACK SYSTEM 73
12.1 UMUM 73
12.1.1 Lingkup Pekerjaan 73
12.1.2 Referensi 73
12.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan 73
12.1.4 Kualifikasi 73
12.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan 74
12.1.6 Uji Terima Lapangan 74
12.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan 74
12.2 PRODUK 74
12.2.1 Spesifikasi Teknis 74
12.2.2 Garansi 76
12.2.3 Kelengkapan Mandatori 77
12.2.4 Pengkabelan Dan Terminasi 77
12.2.5 Prosedur Uji Terima 77
12.2.6 Pelatihan & Benchmarking 77
12.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI 77

13 SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 79


13.1 SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN 79
13.1.1 Tanggung Jawab Pelaksana 79
13.1.2 Syarat Umum Instalasi 80
13.1.3 Pekerjaan Persiapan 82
13.2 SYARAT UMUM TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN 83
13.2.1 Cabling System 83

5
13.2.2 Pathways 85
13.2.3 Rack / Cabinet 85
13.3 SYARAT DAN SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK 86
13.3.1 UTP Cable 86
13.3.2 Patch Cord - RJ45 Plug 87
13.3.3 Patch Panel 87
13.3.4 UTP Modular Jack 88
13.3.5 Faceplate 88
13.3.6 Patch Cable 89
13.3.7 Fiber Optic Cable 89
13.3.8 Fiber Optic Patch Cable 90
13.3.9 Fiber Optic Patch Panel 90
13.3.10 Fiber Optic Trunk Cable 91
13.3.11 S/FTP Trunk Cable 91
13.3.12 Fiber Optic Patch Cord 91
13.3.13 S/FTP Patch Cord 92
13.3.14 MPO Module HD 92
13.3.15 19” 1U HD Patch Panel 94
13.3.16 Module Holder 94
13.3.17 Cable Tray 95
13.3.18 Fiber Optic Pathway 95
13.3.19 Server Rack 96
13.3.20 Network Rack 96
13.3.21 Network Switch 1 97
13.3.22 Network Switch 2 97
13.3.23 Network Switch 3 98

14 FIRE SUPPRESSION SYSTEM NOVEC 1230 (LT 9) & FM-200 (LT 8) 99


14.1 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN 99
14.1.1 Peraturan Teknis 99
14.1.2 Pemakaian Umum 99
14.1.3 Kondisi Lapangan 100
14.1.4 Kebersihan dan Ketertiban 100
14.1.5 Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang 101
14.1.6 Perbedaan Dalam Dokumen Lampiran Kontrak 101
14.1.7 Gambar Kerja (Shop Drawing) 102
14.1.8 Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing) 102
14.2 URAIAN UMUM DAN SCOPE PEKERJAAN 102
14.3 PENDAHULUAN 103
14.4 URAIAN SISTIM PROTEKSI KEBAKARAN 103
14.5 URAIAN PEKERJAAN INSTALASI Novec 1230 & FM-200 104
14.6 SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN 105
14.6.1 Kabel dan Konduit 105
14.6.2 Novec 1230 & FM-200 Cylinder dan Aksesoris 105
14.6.3 Gas Novec 1230 & FM-200 106
14.6.4 Discharge Nozzle 106
14.6.5 Releasing Control Panel 107
14.6.6 Photoelectric dikombinasikan dengan Laser VIEW Smoke Detector 107
14.6.7 Alarm Notification 108
14.6.8 Warning Light 108
14.6.9 Manual Release Station lengkap dengan Abort Switch 108
14.7 SPESIFIKASI PEMASANGAN 108
14.8 TESTING 110

6
14.9 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN 111
14.10 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FM-200 FIRE SUPPRESSION SYSTEM 111

15 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR DAN INTERIOR 113


15.1 PEKERJAAN LANTAI HOMOGENEOUS TILE 113
15.1.1 Keterangan Umum 113
15.1.2 Kontrol dan Batasan 113
15.1.3 Persyaratan Bahan 113
15.1.4 Penyelenggaraan Pekerjaan 113
15.2 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 114
15.2.1 Keterangan Umum 114
15.2.2 Kontrol dan Batasan 114
15.2.3 3. Persyaratan Bahan 114
15.2.4 Penyelenggaraan Pekerjaan 114
15.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN KACA TEMPERED 115
15.3.1 Bahan Kaca Tempered 115
15.3.2 Pelaksanaan Pemasangan Kaca Tempered 115
15.4 PEKERJAAN WORK STATION 116
15.4.1 Keterangan Umum 116
15.4.2 Kontrol dan Batasan 116
15.4.3 Persyaratan Bahan 116
15.5 PEKERJAAN SANITAIR 116
15.5.1 Pekerjaan Closet 116
15.5.2 Pekerjaan Lavatory (wastafel) 117
15.5.3 Pekerjaan Faucet (kran air) 118
15.5.4 Pekerjaan Urinoir 119
15.5.5 Pekerjaan Jet Washer 119
15.5.6 Pekerjaan Cermin 120
15.5.7 Tempat Sabun 120
15.5.8 Gantungan Handuk dan Baju 121
15.5.9 Kitchen Sink dan Sink untuk Laboratorium 121
15.5.10 Floor Drain dan Clean Out 121

7
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

1 SISTEM ELEKTRIKAL

Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari
penyediaan bahan sampai di lokasi, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian,
pemeliharaan dan jaminan.
1. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang ada
seperti :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
b. VDE, ISO, BS, LMK, dan lain-lain.
2. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
3. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
4. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :
a. Penerangan dalam dan luar bangunan.
b. Stop kontak biasa dan tenaga.
c. Air conditioning, Exhaust fan dan ventilating.
d. Pompa transfer, pompa sumur dangkal.
e. Peralatan Komunikasi.
f. Elevator, Chain Hoist dan Gondola.
5. Persyaratan Kontraktor Listrik Pemberi Tugas.
6. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana core yang
ke tiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik. Sedangkan instalasi dari
panel pembagi menggunakan 2 core kabel.
7. Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat.
8. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat.
9. Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam dalam tanah
harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa
atau kabel dan pada pipa atau kabel setiap jarak 10 meter.

8
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

10. Sistem tegangan 220 V/380 V, 3 phase, 50 HZ, instalasi penerangan dan stop kontak 220 V- 1
phase - 50 HZ.

1.1 LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK

Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini, namun
Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerajaan sesuai yang tertera di dalam gambar-
gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara Aanwijzing.
1. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
2. Menyediakan dan memasang semua panel – panel listrik
3. Seluruh instalasi pentanahan.
4. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
5. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
6. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
7. Melakukan pengetesan.
8. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.
9. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari
bahan yang tahan lama.

1.2 PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN

Syarat-syarat dasar / umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :


1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta merek atau dibuat oleh
pabrik yang sama.
2. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan itu diperlukan,
sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan
pabrik pembuatnya atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type
perencanaan dan karakteristik.
3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat :
a. Mengajukan persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
c. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
d. Tidak meminta pertambahan ruang.
e. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.

9
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

f. Tidak menurunkan waktu.

1.3 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PERALATAN

1.3.1 Kabel Listrik

1. Kabel Instalasi
a. Kelas tegangan 1000 volt dan 600 /1000 volt.
b. Inti penghantar tembaga.
c. Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
d. Jumlah inti satu atau banyak.
e. Jenis kabel : NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
f. Produksi dalam negeri Standard PLN/ LMK dan SII.
g. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan sebagainya
harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos, croos-doos,
terminal 3 M, isolasi ban, klem besi dan lain-lain.
2. Kabel Feeder
a. Kelas kabel 1000 Volt
b. Inti penghantar tembaga.
c. Isolasi PVC, Sheated.
d. Jenis Kabel NYY dan NYF GBY.
3. Kabel Grounding
a. Inti tembaga
b. Jenis kabel BC atau NYY.

1.3.2 Pipa dan Fitting

1. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhaust fan dilaksanakan dalam
pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder
dalam trench atau tertanam dalam tanah memakai pipa galvanis kelas high.
2. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible jenis PVC.
3. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker
dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak
10 m.
4. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing kabel.

10
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

1.3.3 Cable Tray, Rak Kabel dan Hanger

1. Cable tray / Cable Ladder


o Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang digalvanis.
o Bahan support dari besi siku yang dicat.
o Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
o Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
o Gantungan memakai besi beton ∅ 3/8”.
o Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable ladder.
o Semua bahban esi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
2. Rak kawat dan hanger
o Pada shaft riser
i. Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
ii. Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.
iii. Palang tangga dari besi siku.
iv. Klem besi plat dan mur baut.
v. Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
3. Hanger
a. Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi plat yang diklem
setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan ikatan ramset atau fischerplug.
b. Mur baut dan besi plat.
c. Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.

1.3.4 Alat bantu instalasi

1. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.


2. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
3. Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman / taman.

1.3.5 Sakelar dan Stop kontak

1. Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pasangan recess-mounted atau surface-mounted. Dalam suplai sakelar harus lengkap dengan
box tempat dudukannya dari bahan metal.
2. Stop kontak biasa dengan rating10 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Stop
kontak tenaga dengan rating 16 A- 380 volt. 3 atau 4 kutub ditambah 1 untuk pentanahan.
Dalam suplai stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal
jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted.

11
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

1.3.6 Armature Lampu

1. Balk Lamp TL 1 x 36 W
o Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.7mm.
o Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar merk ICI.
o Ballast Phillip 40 Watt,220 V, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih besar 6.5 Watt atau
low-loss ballast.
o Fitting dan starter holder Phillips.
o Capasitor Phillips faktor kerja minimal 0.85.
o Tabung TL 36 WattPhillips diameter 25 mm.
o Terminal Grounding pada badan.
o Baut expose dengan kepala khusus.
o Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
o Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
o Terminal Grauding pada badan.
o Baut expose dengan kepala khusus.
o Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
o Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-sendiri.
2. Pendant Lamp TL 2x18 Watt dan TL 2x36 Watt
o Bahan kotak dan komponen (idem 1)
o Lampu Type GMS.
o Cover acrylic putih susu.
o Penggantung Flexible yang diperkuat dengan kawat.
3. RLML (Recessed Louver Metal Louver) TL 2x18 W & TL 2 x 36 Watt (M5)
o Bahan kotak dan komponen (idem 1)
o Reflektor tipe M5.
4. GMS TL 1 x 18 Watt dan TL 1x36 Watt .
o Idem a.
o Cover acrylic putih.
5. Barret lamp (BSA 32)
o Kotak lampu terbuat dari Steel sheet 0.7 mm.
o Proses anti karat.
o Pengecatan menggunakan sistem cat bakar / powder coating.
o Capasitor Philips, Fitting, Starter Ballast.
o Sistem terminal blok.
o Cover Acrylic putih susu.
o Tabung TL – E 32 watt.

12
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

6. Down Light (DRM), PLC-13 Watt .


o Bahan kotak lampu Allumunium, sedangkan reflektor menggunakan mirror reflektor.
o Diameter 154 mm.
o Terminal Grounding pada badan.
o Baut expose dengan kepala khusus.
o Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.

1.3.7 Panel Listrik

Untuk proyek ini panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Umum
a. Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
b. Interupting capacity untuk main breaker min 65 kA dan cabang-cabangnya minimal 65
kA.
c. Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
d. Lalu lintas feeder :
 masuk dari atas menggunakan Bus Duct
 keluar dari atas menggunakan kabel dan Bus Duct.
 Keluar dari bawah menggunakan kabel.
e. Setiap Incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan Arrester.
f. Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh MK sebelum pembuatan.
g. Pemutusan Daya.
2. Rumah Panel dan Busbar
a. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang
cukup secara elektris dan fisik.
b. Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah.
c. Rumah panel type Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm,
sedang tipe wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
d. Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan
sejenis ”Phospatizing treatment” atau sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus
mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish
bagian luar dasarnya abu-abu.
e. Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
f. Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir
sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.

13
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

g. Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.


h. Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna,
mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
i. Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari tembaga
yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole- pole isolator
dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada
level hubung singkat.
j. Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau
busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat secara
standard untuk membedakan fasa-fasanya.
k. Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang
cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari rating breaker.
l. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned).
m. Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna bahan
tembaga.
3. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
a. Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt, Frekuensi, Cos ,, killo watt)
menggunakan type digital.
b. Pilot Lamp.
c. Rated Voltage and : 525 Volt
d. Frequency : 50 Hz, 3 Phase
e. Rated Power : 525 kVAR
f. Toleraces : -0 / + 10 %
g. Continuous overvoltage : 1,1 x Uⁿ
h. Dielectric Losses : less than 0,5 W/kV AR
i. g.Mounting : Indoor
j. h.Category : -40º C / 50º C
k. i.Standard : IEC 70-70A, BS 1650, VDE 0560
l. j.Protection : HRC Fuse in fuse base size1 for each

1.3.8 Material Pentanahan

Semua sistem listrik menggunakan sistem pentanahan di dalam bangunan menggunakan Cooper Bar
dengan penampang 40 x 5 mm dibuat dipasang di ruang perangkat tiap lantai. Penyambungan
antara Cooper Bar dengan kabel BC menggunakan sepatu kabel di mur baut dan di las, sedangkan

14
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

penyambungan kabel BC dengan electrode pentanahan menggunakan system cadwell,semua


penyambungan cable tray/ladder dihubungkan dengan kabel BC 35 mm2 dan grounding cooper bar.
Penyambungan yang tidak disebutkan harus sesuai dengan peraturan yang ditentukan dalam PUIL
2000.

1.4 PERSYARATAN PEMASANGAN

1.4.1 Persyaratan Instalasi dan Peralatan

1. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat


Perintah Kerja (SPK).
a. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti
peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
b. Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada MK.
Dan bisa mengajukan usul-usul kepada MK, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali
agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-
baiknya.
c. Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0% - 25 % - 50% - 75 % dan 100 %.
2. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan detail
sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari MK.
3. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan
peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
4. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang
5. harus mendapat persetujuan dari MK.

1.4.2 Pemasangan Instalasi dan Peralatan

1. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran plat beton
pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
2. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
a. Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem ke plat beton atau di klem ke hanger besi
plat.
b. Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
c. Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.
3. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
4. Di bawah plafond atau langit-langit instalsai terpasang sebagai berikut :

15
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

a. Untuk saklar dan stop kontak instalasi terpasang recessedmounted ke kolom atau
tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.
b. Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi jauh dari
tembok menggunakan under floor duct atau conduit.
5. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak
150 cm.
6. Setiap sambungan cable tray / cable ladder dilengkapi kabel BCC diameter 35 mm.
7. Penyambungan dalam doos-doos percabangan mamakai pelindung terminal 3 M kemudian
doos tersebut ditutup.
8. Akhir instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
9. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak
10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
10. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
11. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi beton. Dapat
juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
12. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung di mur baut ke angkur.
13. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R =
30 D dimana D adalah diameter kabel.
14. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan kecuali
pada tempat penyambungan.
15. Terminal kabel harus selau menggunakan sepatu kabel.
16. Armature lampu
a. Balk TL 1 x 36 watt terpasang rata dengan penggantung 2 tempat pada plat lantai.
b. Barret lamp, Bracket lamp, terpasang surface mounted ke plat beton atau plafond
dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
c. RLML TL 3 x 18 W & TL 2 x 18 watt terpasang rata dengan plafon dengan di setup atau
mur baut pada 2 tempat.
d. Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
e. Obstruction Lamp di pasang pada tiang penangkal petir dilengkapi dengan foto switch.
17. Panel Listrik
a. Panel Utama dan panel distribusi terpasang floor standing.
b. Panel Penerangan, panel Aircondition, dan panel peralatan Komunikasi terpasang wall
mounted rata dengan dinding.

16
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

1.4.3 Pentanahan

Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan. Sistem pentanahan baik
peralatan elektronik maupun panel listrik dan sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan
dengan grounding (pentanahan) pondasi bangunan.

1.5 PENGUJIAN DAN TESTING

1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang baik dan
bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan, bahan-
bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh MK untuk diuji ke Laboratorium atas
tanggungan biaya Kontraktor.
2. Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian
tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan dan
tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi
yang disyaratkan.
c. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak terjadi
kesalahan sambung atau polaritas.
e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
f. Pengujian harus bersama Direksi dan dibuat laporan tertulis.

1.6 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran sebagai


berikut:
a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 4 set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
c. Menyerahan brossure, operation dan maintenance manual dalam bahasa indonesia.
d. Penyerahan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.
2. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara
cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang di tentukan pada persyaratan umum, bahwa
seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna.Kerusakan
karena kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaki dan bila perlu diganti baru.

17
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 12 bulan
atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
4. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melatih dan membantu mengoperate
instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan lancar dalam
tugasnya. Lamanya petugas Kontraktor di proyek 30 hari kalender selama jam kerja.

1.7 PRODUK BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan, apabila produk yang dimaksud sudah tidak
diproduksi lagi atau tidak ada dipasaran. MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Direksi / MK.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

18
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2 UPS (UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY)

2.1 UMUM

2.1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Pemasangan dan pengadaan perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) yang terdiri atas
UPS unit dan Battery Bank berikut koneksi cable power diantara keduanya harus sesuai
dengan spesifikasi serta tercantum di dalam kontrak.
2. UPS yang dimaksud dalam pengadaan ini harus dapat memproteksi seluruh perangkat kritikal
data center terhadap interupsi supply daya secara kontinyu dan terjamin pada setting
konfigurasi battery dapat menampung 100% utilisasi beban dengan autonomy 15 menit.
3. Kebutuhan beban yang dimaksud dalam pekerjaan ini sesuai dengan prasarat umum
sebagaimana dipersyaratkan dalam RKS.
4. Produsen harus merancang dan memberikan semua bahan dan peralatan sepenuhnya sesuai
dengan kondisi listrik, lingkungan, dan ruang di lokasi instalasi sesuai dengan design &
topology yang dipersyaratkan.
5. Pekerjaan sudah termasuk fasilitas terminasi dan koneksi dengan input power source,
battery, dan panel beban (panel output).

2.1.2 Kualifikasi Produksi

Unit UPS dan Battery serta semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, dipabrikasi dan di
uji guna memenuhi prasyarat teknis sekurang-kurangnya dari tiga badan standar-standar berikut.:
1. IEC 62040-1-1 : UPS General & Safety Requirements
2. IEC 62040-2 : UPS EMC Requirements
3. IEC 62040-3 : UPS Performance and Test Requirements
4. EN 50091-1 : UPS General & Safety Requirements
5. EN 50091-2 : UPS EMC Requirements
6. EN 50091-3 : UPS Performance and Test Requirements
7. UL 1778-4th edition : Uninterruptible Power Supply
8. IEC 60950-2005 : Information Technology Equipment, General Requirements

2.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut :

19
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

1. Gambar utama.
2. Data sheet produk.
3. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan UPS.
4. List komponen.
5. Diagram skematik atau wiring.
6. Rating komponen utama, termasuk:
a. Rating tegangan input dan output.
b. Kapasitas Daya (Kw).
c. Kapasitas pendinginan (Btu/h).
d. Temperatur dan kelembaban.

2.1.4 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa UPS bekerja sesuai dengan rencana,
form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia.

2.1.5 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan UPS system dilakukan selama 4 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap pengiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

2.2 PRODUK

2.2.1 Spesifikasi Teknis UPS

1. Spesifikasi Umum:
o Scalability : Yes, Modular
o Topology : True Online Double Conversion, VFI
o Operating Voltage : 380/400/415 Volt
o Wave Form : Sinewave
o Input Voltage : +/- 15%
o Input Frequancy : 40-70 Hz

20
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

o Input THDI : <5%


o Output Power Factor : 0.99-1
o Efficiency : min. 95% @25-100% load
o Battery : VRLA, 15 minutes on 100% load 25 Degree Celc
o Communication : SNMP Adapter include,
2. Penandaan:
a. Kabinet
Kabinet dilengkapi identitas/name plate yang terpasang permanen berisi informasi:
 Pabrik pembuat.
 Merk
 Tipe
 No.seri.
 Tegangan dan frekuensi masukan.
 Tegangan dan frekuensi keluaran.
 Kapasitas total (Watt atau VA).
 Cos phi output.
b. Panel Kontrol
Panel Kotrol dilengkapi Identitas/name plate yang terpasang permanen, berisi:
 Pabrik Pembuat
 Merk
 Tipe
c. Modul
Modul dilengkapi identitas/name plate yang terpasang permanen berisi
 Pabrik Pembuat
 Merk
 Tipe
 No Seri
 Tegangan dan Frekuensi Masukan
 Tegangan dan Frekuensi Keluaran
 Kapasitas (Watt atau VA)
d. Tanda/Label
UPS harus dilengkapi dengan tanda/label:
 Setiap pengaman/fuse diberi label peruntukannya.
 Setiap saklar diberi label peruntukannya.
 Terminal pentanahan diberi tanda” “ (grounding).
 Setiap bagian yang bertegangan tinggi dan atau berbahaya diberi tanda “ı”.
 Kutub tegangan arus searah (Vdc) diberi tanda ”+” dan tanda ”-”

21
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Konektor dan kabel diberi tanda/label yang jelas.


3. Panel Kontrol
a. Kontrol Lokal
 Panel control lokal maupun control remote harus mampu memonitor frekuensi,
tegangan dan arus masing-masing modul UPS dan memonitor frekuensi, tegangan dan
arus total dari sistem UPS.
 Panel control lokal harus menggunakan meter digital.
 Resolusi meter digital pada panel lokal dan remote minimal 0,1 untuk arus dan 1,0
untuk tegangan baik diukur pada masing – masing modul maupun total dengan
penyimpangan maksimal 2,5 % antara nilai yang tercatum pada display panel kontrol
dengan nilai yang tertera pada alat ukur.
 Bahasa yang digunakan pada panel control local maupun remote harus bahasa Inggris
atau bahasa Indonesia.
b. Kontrol Remote
 Dilengkapi dengan communication port menggunakan protokol SNMP yang mampu
memonitor tegangan, arus, autonomy dan log alarm dari UPS serta memonitor
performansi batere untuk keperluan operasional dan pemeliharaan.
 Menggunakan serial port RS 232 dan atau RS 422 dan atau RS 485 dan atau USB dan RJ-
45 dan atau RJ-48.
 Dilengkapi dengan dry contact/auxilary relay minimal 4 port.
 Melakukan setting dan memonitor high temperature alarm melalui SNMP port.
c. Indikator
UPS harus dilengkapi dengan indikator yang menunjukkan kondisi :
 UPS hidup normal secara system/total
 UPS hidup masing masing modul
 Inverter hidup secara system total
 Inverter hidup masing masing modul .
 Batere discharge.
 Setiap kegagalan atau kondisi tidak normal, berupa lampu indikator dan audibel yang
dapat direset setelah normal kembali.
4. Konstruksi
a. Umum
 Perangkat harus dapat berdiri bebas, kuat dan kokoh.
 Mudah dibuka untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan.
 Mudah untuk pembacaan meter.
 Dilengakapi distribusi panel untuk input UPS maupun untuk output UPS dan batere
 Dilengkapi switch/CB/Soft Switch untuk masing masing modul untuk menghidupkan
dan mematikan masing-masing modul UPS.

22
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Di lengkapi switch/CB untuk memutus dan menyambungkan input maupun output


secara total dari sistem UPS.
 Dilengkapi pengaman tegangan dan arus lebih berupa arrester untuk input.
 Sistem UPS yang digunakan adalah system on line double conversion.
 Sistem konfigurasi batere harus secara terpusat (centralized).
 Dilengkapi dengan manual by pass switch untuk pemeliharan.
b. Sistem Pendingin
Perangkat harus dirancang menggunakan pendingin alami. Berupa blower/fan untuk
masing-masing modul UPS dan rack system.
c. Pengaman Elektromagnetik
 Harus dilengkapi dengan system pentanahan yang dapat dihubungkan dengan
grounding existing setempat.
 Harus aman terhadap gangguan elektromagnetik dari luar (EMS) dan tidak
menimbulkan gangguan elektromagnetik terhadap perangkat yang ada disekitarnya
(EMI).
d. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan secara sistem pada saat UPS beroperasi normal dengan beban dari
0% s/d 100% tidak boleh lebih besar dari 60 dBA, diukur pada medan bebas dengan
sound level meter pada jarak 1 m dari depan perangkat,
5. Operasi
a. Kondisi Lingkungan
UPS mampu beroperasi pada kondisi lingkungan:
 Suhu ruang antara 0C ~ 40C.
 Kelembaban antara 0% ~ 95%.
b. Operasi Tanpa Battery
UPS dapat dihidupkan dan dioperasikan normal tanpa tersambung dengan batere secara
otomatis seluruh modul yang terpasang (secara sistem).
c. Power Walk In/Sinkronisasi
Dilengkapi dengan rangkaian power walk in/sinkronisasi yang berfungsi mengatur
pemberian daya secara bertahap dari 0% ~ 100% dalam waktu antara 30 ~ 120 detik
setelah UPS dihidupkan dengan posisi awal switch masing-masing modul UPS hidup/on
pada saat sistem UPS dibebani.
i. Operasi Normal
Pada operasi normal beban harus dicatu terus menerus oleh inverter, tersambung
dengan catu utama dan batere pada tegangan floating sebagai cadangan.

23
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

ii. Catu Utama Tidak Normal


 Pada kondisi catu utama mendapat gangguan diluar batas toleransi maka inverter
akan dicatu oleh batere tanpa mengalami pemutusan keluaran dan tidak
mengakibatkan terjadinya kelainan pada kerja UPS.
 Back up time batere minimal 15 menit. pada beban 100% kapasitas total sistem.
iii. Catu Utama Normal Kembali
 Bila catu utama kembali normal, pencatuan beban tetap berlangsung tanpa
terputus, rectifier segera hidup kembali, batere diisi dengan tegangan yang sesuai
dengan pengaturan input inverter.
d. Gangguan Inverter secara otomatis harus dipindahkan kecatu utama melalui SBS sebagai
berikut:
i. Transfer time setiap terjadi pengalihan pencatuan beban dari inverter ke catu
utama atau sebaliknya baik secara otomatis maupun manual, waktu pemutusan
maksimum yang diijinkan adalah selama 4 milidetik.
ii. Intrupted transfer bila pengalihan pencatuan beban tanpa terputus tidak berhasil,
maka lama pengalihan pencatuan beban dari inverter ke catu utama
(automatic/internal switch) tidak boleh kurang dari 50 milidetik.
e. Manual Bypass
Pencatuan beban harus dapat dipindahkan tanpa terputus dari inverter ke catua utama
(forward transfer) atau sebaliknya dari catu utama ke inverter (reverse transfer) secara
manual melalui bypass switch.
f. Batas Waktu Discharge
Bila discharge batere mencapai batas V/Cell yang ditentukan maka secara otomatis
keluaran inverter dimatikan.
g. Circuit Breaker atau Switch
Harus dilengkapi dengan Fuse atau Circuit Breaker untuk memutuskan batere dan beban
output.
h. Hot Swappable
Perangkat UPS harus memiliki kemampuan hot swappable yaitu kemampuan menambah
dan mengurangi modul UPS ketika sistem UPS dalam keadaan/posisi operasi.
i. Rack Parallel
Perangkat UPS harus memiliki kemampuan parallel dengan rak UPS lainnya dengan
merk, tipe dan kapasitas yang sama.
6. Kelistrikan

24
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

a. Kapasitas
i. UPS harus mampu dibebani tidak kurang dari 100% kapasitas nominalnya dengan
tegangan output 220/230 Volt 1 phase dan 380/400 Volt 3 phase pada kondisi catu
masukan nominal dan kondisi lingkungan seperti butir 2.4.1 selama minimal 10 jam
untuk per modul maupun seluruh kapasitas terpasang.
ii. UPS harus mampu dibebani tidak kurang dari 150% kapasitas nominalnya dengan
tegangan output 220/230 Volt 1 phase dan 380/400 Volt untuk 3 phase pada kondisi
catu masukan nominal dan kondisi lingkungan seperti butir 2.4.1 selama minimal 60
detik untuk setiap modul maupun kapasitas terpasang sebelum transfer ke bypass.
iii. UPS harus mampu dibebani tidak kurang dari 125% kapasitas nominalnya dengan
tegangan output 220/230 Volt 1 phase dan 380/400 Volt untuk 3 phase pada kondisi
catu masukan nominal dan kondisi lingkungan seperti butir 2.4.1 selama minimal 10
menit untuk setiap modul maupun kapasitas terpasang sebelum transfer ke bypass.
b. Catu Masukan
UPS harus beroperasi normal pada kondisi catu masukan sbb:
 Tegangan: maksimal +/- 15% dari tegangan nominal.
 Frekuensi: 40-70 Hz.
c. Distorsi Harmonik Masukan
Tegangan Distorsi harmonik total (THDV) pada input/masukan UPS tidak boleh lebih
besar 2% untuk beban 0-100% dan kurang dari 3% untuk beban penuh non linear sesuai
standard IEC /EN62040-3
d. Power Factor Masukan
Power factor pada masukan harus lebih besar dari 0,9 pada operasi beban penuh.
e. Daya Guna
Daya guna UPS minimal 95 % pada kondisi normal dan beban penuh 100% baik per
modul maupun sistem terpasang sesuai butir 2.5.1 dan batere pada kondisi full
charge/tanpa batere.
f. Keluaran Rectifier
 Tegangan keluaran
Tegangan keluaran rectifier di UPS harus dapat diatur
g. Keluaran Inverter
 Bentuk Gelombang : Sinusoida
 Tegangan Keluaran :
 Pengaturan : Dapat Dipilih antara 380/400/415 V system
 Regulasi beban statis

25
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Pada pembebanan mulai dari kapasitas 0% ~ 100%, dengan catuan masukan


nominal dan kondisi lingkungan sesuai butir 2.4.1, perubahan tegangan keluaran ı
1% dari tegangan keluaran yang telah diatur pada beban 50%.
 Distorsi Harmonik
Distorsi harmonik total antara phase dan netral pada keluaran tidak boleh ı 3%
dibebani dengan beban linear.
 Pembagian Beban
Pada beban 100% terhadap kapasitas modul, perbedaan beban pada setiap modul
harus ≤ 5 %, untuk sistem redundance harus sesuai dengan setting redudance.
 Pembebanan Tidak Seimbang
Untuk pembebanan tidak seimbang sebesar 50% perubahan tegangan keluaran
antara phase dan netral tidak boleh 5% dari tegangan preset.
 Crest Factor
Crest Factor tegangan yaitu perbandingan tegangan puncak (Vpeak) dan tegangan
root mean square (Vrms) maksimum 2,7.
 Frekuensi Keluaran
Regulasi frekuensi, pada perubahan beban mulai dari 0% ~ 100% kapasitas dengan
catuan masukan nominal dan kondisi lingkungan sesuai butir 2.4.1 perubahan
frekuensi 1% dari 50 Hz.
 Static Bypass Switch
 Harus menggunakan komponen yang dapat melakukan pengalihan beban dari
inverter ke catuan utama atau sebaliknya yang tidak mengakibatkan pemutusan.
 Harus mempunyai kapasitas minimal sama dengan kapasitas inverter.
 Harus bekerja secara otomatis untuk memindahkan beban bila:
1. Terjadi over voltage pada keluaran.
2. Terjadi pembebanan lebih dari 150% kapasitas nominal.
3. Inverter rusak.
4. Tegangan batere rendah.

2.2.2 Garansi

1. Garansi UPS sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain di Bank
Indonesia.
2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.

26
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

2.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi UPS,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan Bank Indonesia
3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi UPS seperti disyaratkan Bank Indonesia
4. Sertifikat test produksi (Certified Production Test Reports).
5. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

2.2.4 Pengkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel Incoming ke unit UPS, dan dinstalasi di
dalam cable tray yang terbuat dari bahan metal anti-karat serta digrounding di salah satu ujungnya.
System instalasi tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh Bank Indonesia.

2.2.5 Prosedur Uji Terima

1. Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting
sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak Bank
Indonesia.
2. Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan uji terima dari prosedur.

2.2.6 Pelatihan & Benchmarking

1. Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management
dengan durasi yang disesuaikan.
2. Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik
pembuat. Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system
supervisory, troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

2.3 SERTIFIKASI ENGINEERING

ENGINEERING YANG MENDESAIN KEBUTUHAN DAN PENYUSUNAN SISTEM UPS, MINIMUM


MEMILIKI SERTIFIKASI DI BIDANG DATA CENTER DENGAN KUALIFIKASI MINIMAL CERTIFIED
DATA CENTER PROFESSIONAL (CDCP), COPY DOKUMEN SERTIFIKASI CDCP DISERTAKAN DI
DALAM DOKUMEN ADMINISTRASI TENDER PEKERJAAN INI.

27
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3 SWITCHGEAR & PDU

3.1 UMUM

3.1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Pemasangan dan pengadaan perangkat switchgear berikut koneksi cable power diantara
keduanya sesuai dengan spesifikasi yang tercantum di dalam kontrak.
2. Material switchgear yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah sbb:
a. Panel Utama
b. Panel Incoming UPS
c. 3 Panel Outgoing UPS
d. Panel Distribusi
3. Kebutuhan beban yang dimaksud dalam pekerjaan ini sesuai dengan general requirement
sebagaimana dipersyaratkan RFP.
4. Produsen harus merancang dan memberikan semua bahan dan peralatan sepenuhnya sesuai
dengan kondisi listrik, lingkungan, dan ruang instalasi site yang sesuai dengan design &
topology yang dipersyaratkan.
5. Pekerjaan sudah termasuk fasilitas terminasi & koneksi dengan input power source serta
panel-panel utama.

3.1.2 Kualifikasi Produsen

Guna memenuhi unsur keamanan dan keselamatan pada perangkat yang bersangkutan, pabrikan
dipersyaratkan untuk memenuhi persyaratan dan menunjukkan bukti verifikasi/sertifikasi yang
pernah diraih untuk/atas hal-hal berdasarkan standar :

IEC Standards (IEC 61439-1,-2)

3.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan Panel.
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.

28
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

f. Rating komponen utama, termasuk:


i. Rating tegangan input dan output
ii. Rating Arus (A)
iii. Temperatur dan kelembaban
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
b. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

3.1.4 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

3.1.5 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa perangkat switchgear bekerja sesuai
dengan rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan
dari Bank Indonesia.

3.1.6 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan switchgear system dilakukan selama 2 kali dalam setahun, meliputi preventive
maintenance dan thermal scan.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

3.2 PRODUK

3.2.1 Spesifikasi Teknis Switchgear

1. Certification Test : Type Tested & Certified for Short Circuit withstands & Temperature Rise
limitations (ref. IEC61439 Standards)
2. Form of Segregation : Non Form
3. Remote Monitoring : On Off Status, Alarm & Power Monitoring Features
4. Neutral Busbar : 200%

29
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Monitoring Option for PDU : Voltage, Current, Frequency, kWH per Circuit
6. Access : Front, PDU
7. Degree Protection : IP-40
8. Cable Entry : Top Entry
9. Fixed : MCCB

3.2.2 Garansi

1. Garansi Swicthgear sekurang-kurangnya 2 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain


Bank Indonesia.
2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.
4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

3.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi Switchgear,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan pada pasal 2.1.

3.2.4 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting
sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

3.2.5 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan. Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi
dari pabrik pembuat. Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system
supervisory, troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

30
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4 AC PRESISI

4.1 UMUM

4.1.1 Lingkup Pekerjaan

3. Pemasangan dan pengadaan Unit Pricision Air Conditioning yang terdiri atas Indoor Unit dan
Outdoor Unit berikut perpipaan refrigerant harus sesuai dengan spesifikasi serta tercantum
di dalam kontrak.
4. AC Presisi yang dimaksud mengharuskan system pendinginan yang kontiniu dan terjamin
pada setting suhu dan kelembaban tertentu seperti ruang peralatan telekomunikasi, ruang
kontrol, ruang server dan sebagainya.
5. Unit Air condition harus dapat dikontrol dengan system mikroprosesor yang dapat diprogram
untuk beberapa kondisi yang diinginkan. mengkontrol dengan fungsi dari system kelistrikan
dan mekanik dari komponen unit AC secara terintegrasi sehingga memperoleh temperatur,
kelembaban, aliran udara dan kebersihan udara yang diinginkan.
6. Pemasangan sistem Water Leak Detection sebagai pendukung operasional sistem keamanan
ruang datacenter, berfungsi Untuk mendeteksi adanya cairan (liquid) atau air yang
disebabkan karena kondensasi dari proses pendinginan atau dari sumber lain.

4.1.2 Referensi

Unit AC Presisi dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan di uji
sesuai dengan standart aplikasi terbaru dari PUIL 2000 dan IEC, dan mempunyai sertifikasi sekurang-
kurangnya 2 dari badan sertifikasi berikut.:
1. IEC
2. EUROCOOL
3. VDE, DIN
4. UL
5. BS
6. ASHRAE based on Technical Committee 99 Class 1

4.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.

31
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan PAC.


d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
f. Rating komponen utama, termasuk:
 Rating tegangan input dan output
 Kapasitas Daya (Kw)
 Kapasitas pendinginan (Btu/h)
 Temperatur dan kelembaban
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 10 user/customer, dan bukti telah
dioperasikan minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Surat bukti operasi (proven letter) baterai dari 2 (dua) user/customer.
c. Sertifikat test produksi (Certified Production Test Reports).
d. Sertifikat test yang dikeluarkan oleh organisasi independen yang mempunyai reputasi
baik seperti RISTI, LMK, atau sejenis.
e. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
f. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

4.1.4 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

4.1.5 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa PAC bekerja sesuai dengan rencana,
form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia

4.1.6 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan PAC system dilakukan selama 2 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke Telkomsel setiap selesai pemeliharan.

32
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

4.2 PRODUK

4.2.1 Spesifikasi Teknis

1. Jenis AC adalah AC komputer (presisi) dengan kapasitas pendinginan Aircooled downflow,


ECM dan EEV, R410A Refrigerant
o Total Cooling : 89.5 KW
o Sensible Cooling : 88.8 KW
o SHR : 99.3%
o Electric heater
o Clock card
o Serial and TCP/IP Interface
2. Unit dan perakitan AC Presisi haruslah dilakukan oleh pabrikan yang sama. Pabrikan tersebut
haruslah bersertifikat ISO 9001, ANS, ARI atau standar lainnya.
3. Kontraktor harus menyediakan dan menginstall AC Presisi untuk Server room. Sistem
pendinginan AC Presisi harus mempunyai kapasitas BTU/Hr yang cukup untuk mengendalikan
temperatur di ruangan tersebut. Kontraktor harus menyediakan jumlah modul yang sesuai
dengan kapasitas pendinginan ruangan tersebut ditambah dengan satu modul stand-by..
Modul-modul tersebut akan operasikan 24 jam bergiliran
4. AC Presisi haruslah type Direct Expansion Remote Air Cooled Condenser System dengan
akses operasi kontrol yang tertutup/terbatas. Sistim haruslah mampu mengontrol/
mengkondisikan ruangan pada suhu kamar, fungsi dehumidifikasi , dan filter terhadap debu-
debu.
5. Kontrol dari AC Presisi harus terpusat untuk menghindari kontrol yang berbeda dari tiap
modul selama operasi mereka.
6. Stand-by modul harus beroperasi secara otomatis atas ukuran-ukuran berikut :
a. Failure/kegagalan dari modul yang aktif bekerja
b. Sesuai dengan waktu pembagian tugas (dimana masing-masing modul bekerja secara
bergantian)
c. Sebagai kapasitas tambahan ketika modul eksisting yang aktif mengalami over-load
kapasitas kerja.
7. Jenis Freon yang dipakai adalah R 410
8. Minimum SHR Rasio 91 % untuk type upper flow dan min 95 % untuk type down flow
9. Air direction (Arah udara) pembuangan unit AC Presisi adalah sebagai berikut :

33
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

a. Downflow, air intake dari atas dan discharge dari bawah


b. Upflow, air intake dari depan dan discharge dari atas
10. Kriteria Pengkondisian AC Presisi:
a. Ruangan Server :
 Temperature : 22 ºC ± 2 ºC
 Kelembaban Relatif : 50% ± 5% RH
 Ambient temperature : 35 ºC
b. Ruangan Kerja / Operasional;
 Temperature : 24 ºC
 Ambient temperature : 35 ºC
c. Ruangan baterai;
 Temperature : 24 ºC
 Ambient temperature : 35 ºC
11. Indoor Unit
a. Panel (Body) Indoor unit terbuat dari bahan galvanized steel, dan di cat dengan Powder
coating berkualitas.
b. Semua sisi panel harus bisa dibuka, untuk sisi belakang dan samping harus di sekrup
dengan kuat
c. Panel dan isolasi/penyekatan pintu haruslah dibuat dengan:
i. Bahan B1-insulation yang sesuai dengan klasifikasi kebakaran menurut DIN 4102
ii. inflammable, self-extinguishing, bebas bahan kimia dan bebas jamur (fungi) sesuai
standar DIN IEC 68
iii. terbuat dari bahan yang bisa menyerap bunyi > 5 kN/m4 sesuai standar DIN52213.
d. Untuk Filter haruslah tipe yang dengan mudah dapat diganti dan dibersihkan tanpa
keharusan untuk menyela pengoperasian modul. Kualitas filter didasarkan pada EU4
dan/atau ASHRAE 52-76.
e. EC Fan dengan spesifikasi sbb :
 Direct driven fan
 Single suction
 Keseimbangan Statis dan dinamis di dua sisi bidang (G 6, 3 DIN ISO 1940)
 Electronically commutated motor yang terintegrasi/terkoneksi secara elektronik ke
microprocessor system
 Alarm output untuk pengamanan motor pada EC Fan
 Kecepatan Fan dapat dikontrol secara elektronik
 Standard soft start
 Di kontrol dari microprocessor

34
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Bus connection (RS485)


 Multi-range voltage di frekwensi 50/60 Hz
 Pembatasan arus yang terintegrasi
 aluminium impeller anti korosif/karat
 Low vibration dan noise saat beroperasi
f. Evaporator dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Koil pendinginan terdiri dari tabung tembaga dan aluminium fin.
 Dilengkapi receiver penampung air kondensasi.
 Dilengkapi sensor suhu dan kelembaban untuk udara return
g. Kompressor dan Sirkuit Pendinginan dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Jenis kompressor adalah scroll hermatic compressor, yang dilengkapi dengan proteksi
listrik terpadu. Kompressor terpasang pada frame dilengkapi material anti vibrasi
 Sistem pendinginan dilengkapi thermostatic expantion valve, liquid dan moiture
indicator, filter dryer dan liquid receiver
 Sistem pendinginan juga dilengkapi dengan sensor dan switch untuk pengamanan
terhadap tekanan tinggi/rendah compressor
 Sistem harus beroperasi di tegangan 380 V, 3 phase dan frekwensi 50/60 Hz
h. Desaign Electrical Cabinet harus mengacu pada standar VDE dan DIN, harus dilengkapi
dengan filter monitor, pengkabelan (wiring) dari motor circuit breaker, contactors dan
komponen control dan system bus bar untuk tegangan tinggi.
i. System Dehumidifikasi, Dehumidifier dan Heater :
 Unit dilengkapi dengan system dehumidikasi dan heater listrik untuk mengontrol RH
udara diruangan
 Heater juga dilengkapi safety thermostat
 Humidifier merupakan controlled steam humidifier dengan elektroda
j. Detektor kebocoran air, alat ini harus mampu mendeteksi kebocoran air disepanjang
panjangnya kabel dan terindikasi via LDI controller. Struktur Kabel TT1000 harus terbuat
dari Fluoropolymer dengan dua kawat sensor -satu kawat alarm dan satu kawat
Continuity (berkesinambungan).
k. Semua kabel yang keluar masuk dari indoor unit harus menggunakan
Grommets/KoldLock.
12. Microprocessor Controller harus diproduksi oleh pabrikan yang sama dengan unit AC Presisi
dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Yang harus termasuk dalam features microprocessor controller ini adalah:
 Mengindikasikan dan mensetting suhu dan kelembaban ruangan.
 Otomatis dan manual starting, serta dilengkapi starting time delay
 Energy-saving fan speed controller sesuai dengan kondisi temperature.

35
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Terminal digital/analog input dan output yang bebas pengalokasian


 Manejemen running time dan sequence untuk semua kompresor (max. 64)
 Service warning menurut selang waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu
 Operasi manual masing-masing komponen
 Operasi untuk Siang (Day) dan Malam (Night)
 Mampu menyimpan 200 alarm dengan waktu dan hari
 Mampu menyimpan lebih dari 1440 data temperature dan kelembaban, dengan
pengaturan mulai dari 1 sampai 32.000 menit antar data
 variabel penundaan alarm, prioritas alarm yang bisa dipilih, teks masuk untuk auxiliary
alarm.
 Port RS232 untuk servis dan upload software
 Print out dari protocol alarm, nilai temperature/kelembaban, diagnosa dan setting
parameter
 Serial RS485 interface untuk koneksi ke user interface
 Remote Management (Group controlling)
 Penggiliran/Sequence semua control yang terkoneksi
 Penggiliran dapat dibagi sampai dengan 4 zona
 Penggiliran/Sequence waktu yang bisa dipilih
 Konfigurasi prioritas alarm
 SNMP/TCP-IP/Web Browser Support
 Auto restart pada indoor unit untuk digunakan pada saat peralihan catu daya
 Manual start pada indoor unit untuk digunakan pada saat terjadi emergency condition.
 Mampu berintegrasi dengan alarm gedung pada saat terjadi alarm.
b. Fungsi-fungsi yang harus diawasi dan dikontrol :
 Cooling (mendinginkan), heating (memanaskan), dan dehumidifikasi
 pengendalian dan pengawasan nilai-batas untuk tekanan kondensasi, temperatur dan
kelembaban. Pengaturan Nilai rata-rata dan nilai-tengah ketika lebih dari satu sensor
yang sama digunakan.
 Pengawasan sinyal-sinyal sebagai berikut : airflow, kompresor, heater, fan speed,
tekanan kondensasi, filter, humidifier/dehumidifier, detektor air, dry cooler, fire alarm,
sensor rusak dan 4 auxiliary alarm.
c. Font Panel / Display :
 Tombol selector untuk memilih menu dan mengubah parameter
 Tombol re-set untuk me re-set alarm
 Switch ON/OFF
 LED alarm
 Indikator suara ketika muncul alarm
13. Air Coled Condensers harus terbuat dari casing alumunium anti karat, bisa di install secara
vertikal maupun horizontal, dan coil harus terbuat dari pipa tembaga dengan sirip
alumunium pressed-on. Untuk Axial Fan harus dilengkapi dengan support mounting

36
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

termasuk untuk proteksi kontak accidental, control ON/OFF dari sakelar tekanan. Selain itu
Box Terminal untuk input catuan harus terlindung dari air sesuai dengan IP 54.
14. Pemipaan Refrigerant & Drain :
a. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system PAC, (refrigerant
dan kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
b. Pipa tembaga dari jenis K atau L yang dehydranted dan sealed. Diameter pipa yang
dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang
ekivalen pipa.
c. Perbedaan tinggi antara condensing dan evaporator dan panjang pipa tidak melebihi
yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
d. Sambungan pipa memakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen
kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak
oksida di dalam pipa.
e. Solder lunak ”tinlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
f. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur
dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
g. Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup serta “sight
glass moisture indicator” harus dipasang pada bagian”liquid line” setiap pipa terpasang,
sight glass harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI
Standard 710, hendaknya jenis full low replacable care.
h. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigrant sebelum pemasukan tiap
thermostatic expansion valve.

4.2.2 Garansi

1. Garansi PAC sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain .


2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.
4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

4.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi PAC,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan

37
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi PAC seperti disyaratkan


4. Sertifikat test produksi (Certified Production Test Reports).
5. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

4.2.4 Pengkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel ACPDB PAC ke unit PAC, dan diinstalasi
di dalam tray yang terbuat dari bahan metal anti-karat serta digrounding di salah satu ujungnya.
System instalasi tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui.

4.2.5 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak Telkomsel.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

4.2.6 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

4.3 SERTIFIKASI ENGINEERING

ENGINEERING YANG MENDESAIN KEBUTUHAN DAN PENYUSUNAN TATA UDARA PRESISI, MINIMUM
MEMILIKI SERTIFIKASI DI BIDANG DATA CENTER DENGAN KUALIFIKASI CERTIFIED DATA CENTER
PROFESSIONALISM (CDCP). COPY DOKUMEN SERTIFIKASI CDCP DISERTAKAN DI DALAM DOKUMEN
ADMINISTRASI TENDER PEKERJAAN INI.

38
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5 RAISED FLOOR

5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan dari pasal ini meliputi pekerjaan pekerjaan pengadaan material beserta acessoriesnya,
peralatan, delivery material ,instalasi dan kelengkapan lainya yang diperlukan untuk meyelesaikan
pekerjaan raised floor seperti yang terdapat dalam gambar dan spesifikasi disini.

5.2 PRODUK

5.2.1 Umum

1. Bahan dan komponen yang digunakan harus seperti yang dispesifikasikan atau harus sesuai
dan setara dengan yang disetujui oleh Bank Indonesia.
2. Bahan yang tidak dispesifikasikan harus dari kwalitas terbaik dan sesuai untuk tujuan yang
dimaksudkan dan yang disetujui oleh PT Bank Indonesia.
3. Semua bahan harus bebas dari kerusakan yang dapat menurunkan kekuatan, fungsi
ketahanan atau hasil pekerjaan ini atau konstruksi yang berdekatan.

5.2.2 Metal

1. Adalah merupakan tanggung jawab kontraktor untuk memilih campurannya, tingkat control
campuran, kehomogenan, kekenyalan, kwalitas metalurginya, tingkat kekerasan atau
kelunakan, toleransi ukuran, toleransi pemotongan dan kerataan yang di isyaratkan untuk
mencapai persyaratan disain, kwalitas dan warna yang cocok dari finish yang ditentukan
dalam spesifikasi dan gambar.
2. Raised Floor :
o Original substructure / multipurpose & stringer (MPM) dengan ketinggian 600 mm.
o Ukuran panel 600 x 600 mm dengan ketebalan antara 32 – 36 mm
o Material panel adalah calcium sulphate yang high density
o Harus mampu menahan beban masing – masing o Beban merata : 2000 kg/m2
o Beban terpusat : 500 kg
o Finish lantai adalah HPL anti static , fire resistance untuk lapisan permukaannya.
o Lapisan bawah harus menggunakan steel ( baja )
o Produk yang dapat ditawarkan adalah produk yang memenuhi spesifikasi tersebut diatas
serta atas persetujuan Bank Indonesia.

39
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5.3 PELAKSANAAN

5.3.1 Fabrikasi dan Perakitan

1. Tidak menggunakan material, peralatan atau praktek-praktek yang akan menyebabkan


akibat buruk terhadap fungsi, penampilan dan ketahanan dari pekerjaan yang telah selesai.
2. semua material disesuaikan untuk menghasilkan kontinyuitas garis tekstur dan Warna.
3. Agar praktis semua pekerjaan fabrikasi dan perakitan harus dilaksanakan di bengkel.

5.3.2 Pemeriksaan

1. Periksa dasar pasangan atau substrat dan areal dimana raised floor akan dipasang pemasang
hadir guna memastikan pemenuhan terhadap toleransi pemasangan dan kondisi lain yang
mempengaruhi daya dan penampilan raised floor setelah terpasang.
2. Jangan memulai pekerjaan pemasangan sampai kondisi yang tidak memuaskan di perbaiki.

5.3.3 Pemasangan & Perakitan

Pasang raised floor beserta finishing permukaan lantai sesuai dengan gambar serta harus mengikuti
procedure yang diisyaratkan oleh pabrikan.
Pekerjaan pemotongan raised floor dan aksesories lain harus dilakukan di luar ruangan.

5.3.4 Pembersihan dan Perlindungan

1. Pembersihan : bersihkan seluruh finishing permukaan lantai dari benda atau bahan-bahan
asing
2. Sediakan perlindungan akhir dan pertahankan kondisi yang dapat diterima oleh pabrikan dan
pemasang yang dapat menjamin bahwa tidak akan ada kerusakan atau penurunan mutu
pada saat penyerahan akhir.
3. Sebelum inpeksi akhir, singkirkan semua pelindung dan bersihkan permukaan lantai dengan
bahan yang netral

40
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

6 CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)

6.1 LINGKUP PEKERJAAN

6.1.1 Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, maka merupakan kewajiban kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya tambahan biaya.

6.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan CCTV

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, kontraktor pekerjaan Pengadaan dan Instalasi CCTV
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sistem CCTV yang berbasis IP, dengan
menggunakan server Network Video Record ( NVR ) di lengkapi kamera IP.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk instalasi system.
3. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
4. Pengadaan dan pemasangan kabinet rack serta peletakan monitor CCTV dan peralatan
lainnya setelah dikoordinasikan dengan Interior.
5. System CCTV harus dilengkapi dengan memori internal yang mampu menampung slide
sampai dengan 1 bulan atau setera dengan 1 Tera byte.
6. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga keaslian yang terpasang).
7. Pengadaan, pemasangan & pengujian interface modul dengan system yang lainnya.

6.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut :

41
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

6.2.1 Closed Circuit TV System

 Closed Circuit TV System adalah sistem keamanan yang melakukan pengawasan dan
pemantauan suatu area melalui teknologi video berbasis IP yang dapat diamati atau dianalisa
dari suatu ruang kontrol oleh tenaga keamanan selama 24 jam.
 Pada dasarnya CCTV System terdiri dari tiga perangkat utama, yang pertama yaitu perangkat
kamera yang dalam beberapa situasi membutuhkan perangkat pendukung kamera untuk
meletakkan, melindungi maupun menggerakkan kamera dan lensa-lensanya. Yang kedua yaitu
perangkat monitor. Secara sederhana, kamera dapat digambarkan sebagai perangkat input, dan
monitor sebagai perangkat output. Kedua perangkat tersebut akan menjadi sebuah sistem yang
kompleks apabila terdapat lebih dari satu kamera maupun monitor antara lain bagaimana
menentukan kamera yang gambarnya akan ditampilkan, bagaimana mengatur tampilan gambar
yang diinginkan dan bagaimana perekamannya. Di sinilah peranan perangkat ketiga yaitu
perangkat controller dan recorder.

6.2.2 Kamera, Lensa dan Bracket

Kamera, Lensa dan Bracket merupakan kesatuan peralatan yang berfungsi untuk
memantau/mengawasi keadaan suatu daerah/areal. Kombinasi jenis kamera dan lensa yang
digunakan sangat berpengaruh pada kualitas gambar yang ditampilkan. Sedangkan posisi
penempatan perangkat tersebut akan sangat berpengaruh pada apa yang ingin ditampilkan pada
monitor dan tujuan dari perencanaan pengadaan CCTV.
Kamera, Lensa dan Bracket secara sederhana masing-masing dapat dibagi dalam dua kategori:
 Kamera : fixed dan moving.
 Lensa : fixed dan zoom.
 Bracket : fixed dan moving (pan & tilt)

6.2.3 Jenis Kamera dan Komponen CCTV

1. Fixed Colour Network Dome Camera


Indoor Speed Dome Camera akan ditempatkan pada ceiling. Kamera yang digunakan adalah
color camera, dilengkapi dengan lensa zoom dan dibantu dengan digital zoom, juga
dilengkapi dengan high speed motor Pan yang dapat berputar secara continuous 360°,
Kecepatan motor bisa diatur secara variable, feature yang diperlukan seperti
recording/guard tour, pre-position tour, auto-pan, auto-focus dan auto-iris.
a. Operation
 Image Device : 1/3" Megapixel CMOS sensor
 Effective Pixels : min 1280 x 720 pixels
 Lens : 3~9mm Vari-focal
 Sensitivity : Color: 0.1 Lux, B/W: 0.05 Lux

42
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Automatic Lens Control : DC Iris


 Day / Night : Mechanical IR cut Filter
 S/N Ratio : 50dB
 Audio/Two-way : Two-way mono audio
 Alarm : 1 in / 1 out
b. IP Specification
 Video Encoder : H.264, MPEG-4, MJPEG
 Dual Streaming : H.264 /MPEG-4 / MJPEG selectable
c. Resolution :

H.264/ 720P SVGA D1 4CIF 2CIF VGA CIF QVGA


MPEG-4/
MJPEG

PAL 1280x72 800x600 720x576 704x576 704x288 640x480 352x288 320x240


0

NTSC 1280x72 800x600 720x480 704x480 704x240 640x480 352x240 320x240


0

d. Image Frame Rate :


 PAL : Up to 25fps
 NTSC : Up to 30fps
e. Network Video Interface : ONVIF
f. Alarm Trigger : Intelligent video motion detection and external input
g. Privacy Mask : 4 zones
h. Local Storage : SDHC Card (Class 6 or above)
i. Electrical
 Power Supply : 12V DC / 24V AC
 PoE : IEEE 802.3af
 Power Consumption : < 6W
 Connectors : RJ-45 10BaseT / 100BaseTX
 Search and Installation : IPFinder
 Builtin NVR Program : Motion Software & NVR principal
 Certification : CE, FCC
 Operating System : Windows 7
2. Day/Night Colour Fixed Camera
Indoor Fixed Camera yang digunakan harus dilengkapi dengan lensa fixed dan auto iris dan
aksesoris lainnya harus tipe universal yang bisa dipasang pada ceiling maupun tembok.
Kamera yang digunakan adalah color camera dengan fasilitas low light camera, yang artinya
kamera masih bisa berfungsi secara normal dengan iluminasi yang minim.

43
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Kamera harus beresolusi tinggi dan harus mempunyai pengaturan seperti level white
balance, Automatic Gain Control. Indoor Fixed Camera difungsikan untuk memantau orang
yang bukan karyawan/karyawan yang memasuki ruangan, atau karyawan yang sedang
bekerja.
3. Standard Collour Fixed Camera
Indoor Fixed Dome Camera yang digunakan adalah tipe vandal resistant dengan lensa fix dan
auto-iris serta beresolusi tinggi, dilengkapi dengan feature-feature seperti Automatic white
balance.
Indoor Fixed Dome Camera difungsikan untuk memantau orang yang bukan
karyawan/karyawan yang sedang beraktivitas, atau karyawan yang sedang bekerja.
4. Network Video Recorder
a. Adalah peralatan CCTV yang bisa merekam kejadian yang di tangkap oleh kamera yang
berfungsi untuk memudahkan pengguna dan juga mengurangi kesalahan/kelalaian
operator. Kemampuan-kemampuan NVR sebagai berikut :
 H.264 / MPEG-4 dual codec decoding
 HD-NVR-116: 16 channels
 All channels support simultaneous real-time playback
 Remote network camera setting up and image adjustment
 IP Search for automatic network cameras discover
b. System :
 Operating System : Embedded LINUX, Windows 7 & MAC OSX
 Main Processor : High Performance Dual-core embedded microprocessor
c. Video :
 IP Camera Input : 16 channel
 IP Camera Support : Support multi-brand IP cameras, Support ONVIF
 Industry Standard : Compliance to ONVIF 2.0
 Video Output : 1 HDMI, 1 VGA
d. Audio
 Bidirectional : 1 channel input, 1 channel output,
 Audio Input : The audio input with video.
e. Display
 Multi-Screen Display : 1, 4, 8, 9 and 16 Channel
 OSD : English and simplified Chinese, camera title, time, video loss, camera lock, motion
detection, recording.
f. Recording
 Recording Resolution : 1080P(1920×1080) / 720P(1280×720) /

44
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

g. D1 (704×576/704×480)
 Recording Speed : Up to 400/480fps@D1
h. Camera blank, Video loss, Alarm), Stop
 Pre-alarm Recording : 1~120 min (default: 60 min) interval file, up to 30 sec pre-
recording and up to 5 min per channel post-recording
i. Playback
Playback Channel : 16 Channel D1 simultaneously playback
Playback Mode : Play, Pause, Stop, Rewind, Fast play, Slow play, Next file,
Previous file, Next camera, Previous camera, Full screen,
Repeat, Shuffle, Backup selection, Digital zoom
Search Mode : Time/Date, Alarm, MD and Exact search (accurate to second),
Smart search
j. Network
Network Function : HTTP, TCP/IP, UPNP, RTSP, UDP, SMTP, NTP, DHCP, DNS, IP
Filter, PPPOE, DDNS, FTP, Alarm Server, IP Search
k. Storage
 Internal HDD : 8 SATA slot, 8 HDDs or 6 HDDs + 1 CD/DVD-RW, up to 1TB, HDD Group,
 HDD hibernation technology, HDD faulty alarm and Raid (Redundancy) Regulatory
 Certification : CE, FCC, CCC, MA
l. NVR harus mampu dioperasikan dan di konfigurasi baik itu pada NVR itu sendiri maupun
dari work station lokasi lain pada jaringan LAN atau WAN. Tampilan secara live maupun
playback dapat dilakukan pada NVR itu sendiri atau dari tempat lain.
m. Pada tiap channel camera harus dapat dikonfigurasi sesuai dengan keinginan pengguna
seperti menentukan area :
 Motion Detection.
 Area Preset
 Auto Pan/Tour
 Frame Rates.
 Alarm Schedulling maupun merekam secara terjadwal.
n. NVR harus mampu menampilkan kamera-kamera lain pada NVR yang lain (Server to
Server connection)
o. Memiliki kemampuan Hard Disk minimal 4 Terra.
p. NVR harus bisa menampilkan maximum 16 camera baik dari NVR nya (local) maupun
secara remote pada satu layar tampilan.

45
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

q. NVR haruslah mempunyai kemampuan untuk mencetak gambar dari Video (print Still
Image) dan mengirim video dalam multiple format Native, AVI, ASF, BMP, TIFF dan
MPEG,MKV,FLV.
r. NVR harus bisa di integrasikan ke system lain secara software (open source Application
Program Interface) dan berkemampuan mengatur semua channel Camera untuk di
convert.
 NVR harus mampu merekam dengan resolusi 720 P(PAL) atau 1280 x 920 pixel dengan
kecepatan 25 fps ( frame persecond ).
 Unit NVR harus menggunakan enclosure atau housing tipe industrial, dan di disain
untuk bekerja selama 24 jam non stop. Tidak diperkenankan menggunakan PC
desktop , unit NVR harus menggunakan PC kelas server.
 Unit NVR harus memeiliki 3 unit kipas internal, dan memiliki USB port di bagian depan ,
dan dilengkapi dengan DVD-RW untuk keperluan backup data.
 Unit NVR harus dapat di tutup permukaan depannya dan dilengkapi dengan kunci
mekanis, hal ini untuk menghindari proses shutdown unit NVR oleh pihak yang tidak
berkenan.
 Unit NVR harus dipasang di rack untuk server, dengan tipe rack mountabl, baik ukuran
2U, 3U atau 4U.
 NVR harus mempunyai 16 input dan output lopping,dengan kapasitas penyimpanan
internal minimal 4 TB dan dengan tampilan multiple baik secara live maupun playback
saat perekaman Continuous, motion detection, alarm dan dgn penjadwalan.
 NVR haruslah mempunyai kemampuan bekerja (terkoneksi) bersama-sama dengan
beberapa NVR dan berkemampuan terkoneksi dengan beberapa Client secara simultan
dan harus mempunyai network bandwidth throttling, serta mampu membesarkan
video pada saat playback.
5. TV Monitor
Monitor yang digunakan adalah min. tipe 21," LCD Monitor untuk NVR., Monitor harus
mempunyai bentuk; yang ringkas dengan frame yang tipis. Mempunyai resolusi tinggi 1280 x
807 pixels dengan pixel pitch yang rapat. 10
Monitor nantinya akan ditempatkan pada dinding yang terdiri dari monitor dan bracket.
6. Rack , Monitor Console dan Power.
a. Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan pada 19" Rack dengan
tinggi harus 42U dan jumlah banyaknya rack disesuaikan dengan kebutuhan space
peralatan.
b. Rack dilengkapi dengan pintu depan kaca, roof fan tiny dengan 4 AC Fan, MCB untuk
setiap masing-masing kamera dan setiap masing-masing peralatan yang ada pada rack.
Untuk Power disiapkan UPS untuk semua kamera dan peralatan utama termasuk
monitor dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan, dengan back-up
selama 15 menit.

46
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

c. Bracked digunakan untuk menempatkan LCD Monitor dari NVR, dan meja operator
untuk printer keyboard dan mouse. Bracked dibuat sedemikian rupa agar memudahkan
operator dalam memonitor maupun mengontrol.
7. Video Manager
a. Pengaturan frame rates dan kualitas image untuk alarm recording maupun motion
diatur secara dinamis begitu juga dengan free-motion dan free-alarm.
b. Setiap perubahan sistem monitor aktifitasnya harus tercatat (activity log).
c. Penggunaannya harus semudah mungkin dengan menggunakan Graphic User Interface
(GUI).
d. Lokal dan remote software haruslah bisa di Upgrade, multi level password dan
penggunanya bisa di konfigurasi, Image Watermarking diharuskan otomatis. Pengguna
harus mengatur (menset) PTZ Preset, Patterns dan Preset Tour.

6.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. Unit kamera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance (lihat gambar).
2. Penempatan Sentral Monitor supply harus ditempatkan di ruang security/NOC yang dijaga 24
jam.
3. Camera ditempatkan sesuai gambar rencana.
4. Video controller ini ditempatkan di ruang panel pada rack 19” sesuai gambar rencana. Semua
kabel yang masuk/keluar kotak panel rack 19” ini harus melalui kabel gland serta memakai
flexible conduit.
5. Kabel dan Conduit
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.
c. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
d. Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus menggunakan flexible conduit.
6. Trunking Kabel dan Tangga Kabel
a. Tangga kabel harus dipasang horizontal.
b. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dinabolt berukuran
1/2" x 2" pada jarak 75 cm.
c. Kabel tray digantung di lantai bangunan dengan dinabolt berukuran 1/2" x 2".

47
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

6.4 PENGUJIAN

Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan
tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem
tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan utama maupun
accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang keagenan peralatan tersebut.

6.5 PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan apabila produk yang dimaksud sudah tidak
diproduksi atau tidak ada dipasaran. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pemberi Tugas/ Pengawas/ Perencana.
Adapun bahan dan peralatan yang dimaksud adalah sesuai dalam daftar material yang terlampir.

48
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

7 ACCESS CONTROL

7.1 LINGKUP PEKERJAAN

7.1.1 Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

7.1.2 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Access Control

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Instalasi Access Control
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Access Control yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sistem Access Control.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk instalasi system.
3. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
4. Apabila dalam keadaan darurat (emergency) door lock dalam keadaan normally open.
5. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga keaslian yang terpasang).
6. Sentral peralatan Access Control yang terpasang pada system ini harus open protocol
terhadap system yang lain (BAS, FA, CCTV, dll.) communication menggunakan SNMP &
TCP/IP

7.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut.

7.2.1 Access Control System

Access Control System adalah sistem keamanan yang mengatur keluar masuknya orang melalui
pintu untuk menuju atau dari suatu ruangan tertentu, dimana hanya orang-orang tertentu saja
yang dapat masuk keruangan tersebut. Pintu dikunci dengan pengunci elektronik, yang hanya

49
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

dapat dibuka dengan mengggunakan kombinasi system ,card reader(proximity & HID), security code
dan biometric reader ( fingerprint,) yang terlebih dahulu harus dibacakan pada suatu alat
pembaca.
Setiap proses atau kegiatan yang dilakukan oleh Access Control System harus dapat
dimonitor, dikendalikan dan disimpan pada Personal Computer atau server pusat dan kemudian
dapat dicetak melalui printer. Dengan menggunakan Access Control System pintu-pintu yang
dikunci tersebut harus dapat diprogram untuk memenuhi atau sesuai dengan berbagai
keinginan dan kebutuhan pengguna.
Adapun cara kerja Access Control adalah sebagai berikut :
 Card Reader (Proximity & HID – Dual system) dipasang pada pintu-pintu yang harus senantiasa
terkunci dan hanya orang-orang tertentu yang boleh melewati pintu tersebut dengan
menggunakan kartu khusus untuk masuk ke ruangan tertentu. Data yang dibaca oleh
proximity reader dikirimkan ke Control Unit untuk diproses berdasarkan data kartu orang
tersebut apakah ia diijinkan melewati pintu tersebut atau tidak.
 Apabila ternyata data yang ada menyatakan orang tersebut diijinkan, maka Control Unit
akan memerintahkan Electric Drop Bolt untuk release. Sebaliknya, maka Electric Drop Bolt
tidak akan release dan bahkan timbul sinyal alarm apabila diinginkan.
 Data yang disimpan dalam Control Unit diprogram terlebih dahulu melalu komputer (plus
software). Data yang dapat di up-date setiap waktu tersebut adalah mengenai identitas
kartu dan wewenang (authoroty) yang diberikan pada kartu tersebut.
Pembedaan wewenang yang dapat diberikan adalah berdasarkan : (1) tingkat wewenang
seseorang, (2) waktu dan (3) tempat.
Tahapan Mekanisme kerja Access Control :
1. Orang yang diberikan access akan menempelkan jenis kartu HID/Proximity (dual card)
terhadap reader.
2. Reader akan meminta orang tersebut untuk memasukkan security code, dan kemudian orang
tersebut akan menekan angka security code di reader tersebut.
3. Reader kemudian meminta verifikasi melalui biometric system dan orang tersebut harus
menekankan jari nya ke finger print.
4. Pintu akan terbuka.
5. Pentahapan tersebut memberikan komunikasi 2 arah. Apabila orang tersebut tidak
memberikan kode seperti yang diminta oleh reader maka dalam waktu 1 menit reader akan
memberikan notifikasi kepada administrator atau authoritor.

7.2.2 Proximity & HID Card Reader

Proximity reader yang digunakan bisa ditempatkan pada area dalam maupun luar ruangan. Proximity
Reader harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

50
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Reader harus memiliki satu body consol dengan security code dan biometric system yang dilengkapi
dengan mini camera untuk integrasi dengan CCTV.

7.2.3 Proximity Card (prefer : SMART CARD)

1. Proximity Card harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


o FingerPrint Reader
o Control Unit (Card Reader Controller)
2. Card Reader Controller berfungsi untuk memproses data yang dikirim oleh card reader.
Card Reader Controller mempunyai kemampuan untuk mengontrol sejumlah reader
(jumlah reader yang dapat dikontrol oleh reader controller minimal 2 unit).
3. Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna, card reader controller ini harus diprogram
dari sebuah komputer PC agar sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4. Control unit harus open protocol sehingga dapat berintegrasi dengan sentral lainnya seperti
Remote Monitoring System, Fire Alarm, Sound System, CCTV.

7.2.4 Pusat Control Door Access

1. Hardware
o Processor : Single Proccessor Intel i5 3.0Ghz
o Memory : 2 GB RAM DDR3/1333MHz
o Hard Drive : 500 GB SATA HDD
o Keboard : USB
o Mouse : Optical 600 dpi.USB
o Network : Integrated Gigabit Network Card
o DVD/CD-RW : Yes
2. Sofware
o Create or import site maps for graphical representation of device and alarm locations.
o Associate symbols/icons with devices (such as doors, cameras).
o Display a graphical map showing the location of an alarm and its state.
o Control devices from graphical maps (such as unlock a door).
o Acknowledge alarms from either the graphical map or from the Alarm Monitor.
o View recorded video clips associated with alarms.
o View live video from fixed or Pan/Tilt/Zoom (PTZ) cameras.
o Control a PTZ camera on-screen by using a mouse to pan, tilt, and zoom.
o Search for video clips stored on a DVR by event, event type, camera, or DVR.
3. Standard Technologi

51
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

o XML
o TCP/IP
o SNMP
o SMTP
o Secure Socket Layer (SSL)
o Java Media Framework (JMF)
4. Operating Systems
o Microsoft Windows 7 advance server
o Red Hat Linux 7.3
o MAC OS X
5. Databases
o Microsoft SQL 2000
o IBM DB2 Universal Server
o Oracle

7.2.5 Electric Door Strike

Electric Door Strike harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1. Suitable for internal doors. Wood door type.
2. Standard surface or flush fitting
3. Fail Secure provides a degree of physical security when the lock has the power removed. This
could be either in its normal operation or in a total power failure.
4. Power Supply 12 V DC (340 mA)
5. Maximum operational gap (door to frame) 3 mm.

7.2.6 Door Release

Door Release berfungsi untuk membuka pintu dari arah dalam, jika pintu tidak mempunyai handle
yang dapat digerakkan.

7.2.7 Glassbreak

Glassbreak berfungsi untuk menon-aktifkan electric drop bolt dalam keadaan mendesak
(emergency) dengan cara menekan tombol yang diberi pelindung

7.2.8 Kabel

1. Untuk instalasi Door Access menggunakan FRC twisted STP 18 AWG, 3 pair dan 2 pair.
2. Untuk instalasi Panic Button menggunakan kabel ITC multi core.

52
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Kabel NYM 3 x 2,5 mm2 dalam pipa conduit dia. ¾” untuk power.

7.2.9 Konduit

Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC konduit high impact dengan diameter dalam minimal
1,5 x diameter kabel.

7.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. Penempatan Sentral Monitor supply harus ditempatkan di ruang security yang dijaga
24 jam.
2. Card reader ditempatkan sesuai gambar rencana.
3. Terminal Box ini ditempatkan di ruang panel sesuai gambar rencana pada ketinggian 150
cm dari lantai pemasangan kotak hubung ini memakai dynabolt 1/2" x 2 sebanyak 4 buah.
4. Semua kabel yang masuk/keluar kotak hubung ini harus melalui kabel gland serta memakai
flexible conduit.
5. Kabel dan Conduit
o Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
o Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.
o Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
o Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus menggunakan flexible conduit.
6. Trunking Kabel dan Tangga Kabel
o Tangga kabel harus dipasang horizontal.
o Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dinabolt berukuran
1/2" x 2" pada jarak 75 cm.
o Kabel tray digantung di lantai bangunan dengan dinabolt berukuran 1/2" x 2".

7.4 PENGUJIAN

Semua peralatan dalam sistem Access Control ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem Access Control ini, baik peralatan utama maupun
accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang keagenan peralatan tersebut.

53
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

7.5 PRODUK BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas/MK/ Perencana.
Adapun bahan dan peralatan yang dimaksud adalah yang sesuai dengan lampiran daftar material.

54
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8 WDS (WATER LEAK DETECTION SYSTEM)

8.1 UMUM

8.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Unit Water Leak Detection Monitoring System berikut instalasi koneksi
ke kabel sensor sesuai dengan spesifikasi serta tercantum di dalam kontrak.

8.1.2 Referensi

Unit Monitoring system dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan
di uji sesuai dengan standard yang ada, dan mempunyai sertifikasi sekurang-kurangnya 2 dari badan
sertifikasi berikut.:
 TUV
 GS
 UL

8.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan unit.
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
f. Spesifikasi komponen utama
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 5 user/customer, dan bukti telah
dioperasikan minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
c. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

55
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8.1.4 Kualifikasi

1. Peserta tender harus merupakan authorized distributor atau mempunyai global agreement
dengan pabrik pembuat.
2. Peralatan instalasi yang mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang dipersyaratkan
3. dapat diterima dengan menunjukkan sertifikat yang memenuhi persyaratan tersebut.
4. Persyaratan ketentuan minimum pemasangan dan instalasi harus dipenuhi, kecuali ada
5. modifikasi specific dari referensi standart diatas.
6. Peserta tidak dapat melanjutkan pada sesi tender berikutnya jika tidak memenuhi syarat
7. pada saat klarifikasi teknis atau klarifikasi administrasi & komersil yang telah ditentukan.
8. Pernyataan dari principal bahwa produk Water Leak Detection Monitoring System yang
ditawarkan tidak akan obsolete dalam 5 tahun semenjak surat pernyataan tersebut
diterbitkan dan sanggup untuk menyediakan suku cadang dan/atau reparasi selama 10 tahun
sejak PO pertama kali diterbitkan

8.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

8.1.6 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa Water Leak Detection Monitoring
System bekerja sesuai dengan rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia

8.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan Water Leak Detection Monitoring system dilakukan selama 2 kali dalam
setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke PT. Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

56
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8.2 PRODUK

8.2.1 Spesifikasi Teknis

1. Sebuah Water Leak Detection Monitoring System harus dipasang di semua potensi air daerah
berbahaya untuk memberikan peringatan dini kepada pengguna akan adanya air di bawah
Raised Floor atau didaerah lain berpotensi adanya kebocoran air sehingga dampak
kebocoran air yang timbul dari kebocoran ini dapat diminimalkan.
2. Kabel Sensor diletakkan di sepanjang perimeter ruang Data center atau daerah lain yang
berpotensi kebocoran air
3. Modul alarm akan memberikan alarm peringatan untuk memperingatkan pengguna Data
Center akan ada nya kebocoran air.

a. Environmental Storage Temperature -18C to 60C


Operating Temperature 0C to 50C
Humidity 5% to 95% non-condensing
Min IP 54
b. Audible Alarm Piezo Electric
c. Power Consumption Less than 6 VA (5W)
Less than 12 VA (10W)
d. Interfaces Relay
RS-485 (2 wire) – inter module network
RS-232 (3 or 5 wire) or RS-485 (2 wire) – external serial port
e. Modular design

8.2.2 Garansi

4. Garansi unit sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain PT. Bank
Indonesia.
5. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
6. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.
7. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

57
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh PT. Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi Water Leak Detection System,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan
3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi Water Leak Detection Monitoring System.
4. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

8.2.4 Pengkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel listrik yang tersedia ke Water Leak
Detection Monitoring system, dan diinstalasi di dalam tray/conduit serta digrounding di salah satu
ujungnya. System instalasi tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh Pt.
Bank Indonesia.

8.2.5 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak PT. Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

8.2.6 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

8.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI

PT. Bank Indonesia berhak mendiskualifikasi peserta tender dan tidak dapat digugat secara hukum
apabila peserta tender tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta tender tidak dapat memenuhi persyaratan Mandatori seperti tertera
2. Apabila selama masa Garansi, Pemenang Tender tidak memenuhi kewajiban Maintenance
sesuai , maka Perusahaan yang bersangkutan tidak akan diikutkan lagi pada Kegiatan Tender
di masa mendatang dan berkewajiban mengembalikan biaya-biaya pemeliharan yang
ditawarkan kepada PT. Bank Indonesia dan denda-denda opportunity lost dari akibat tidak
dilakukannya pemeliharaan tersebut.

58
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

9 GROUNDING

9.1 UMUM

9.1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Pemasangan dan pengadaan sistem pentanahan secara umum terdiri dari sistem pentanahan
teknis, sistem pentanahan clean dan signal reference grid.
2. Sistem pentanahan teknis membumikan panel2 listrik, UPS, battery system , cooling system
3. Sistem Pentanah clean membumikan rack2 server dan peralatan kritikal lainnya
4. Signal Reference Grid membumikan kaki2 Raised Floor

9.1.2 Referensi

Sistem Pentanahan dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan di uji
sesuai dengan standart aplikasi terbaru dari PUIL 2000 dan dan standard lainnya

9.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

5. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
f. Rating komponen utama
6. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 3 user/customer, dan bukti telah
dioperasikan minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Surat bukti operasi (proven letter) baterai dari 2 (dua) user/customer.
c. Sertifikat test produksi (Certified Production Test Reports).
d. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
e. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

59
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

9.1.4 Kualifikasi

1. Peserta tender harus merupakan authorized distributor atau mempunyai global agreement
dengan pabrik pembuat.
2. Peralatan instalasi yang mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang dipersyaratkan dapat
diterima dengan menunjukkan sertifikat yang memenuhi persyaratan tersebut.
3. Persyaratan ketentuan minimum pemasangan dan instalasi harus dipenuhi, kecuali ada
modifikasi specific dari referensi standart diatas.
4. Peserta tidak dapat melanjutkan pada sesi tender berikutnya jika tidak memenuhi syarat
pada saat klarifikasi teknis atau klarifikasi administrasi & komersil yang telah ditentukan.
5. Komposisi kandungan lokal harus sekurang-kurangnya 30% dari system Pentanahan
6. Pernyataan dari principal bahwa produk sistem pentanahan yang ditawarkan tidak akan
obsolete dalam 5 tahun semenjak surat pernyataan tersebut diterbitkan dan sanggup untuk
menyediakan suku cadang dan/atau reparasi selama 10 tahun sejak PO pertama kali
diterbitkan

9.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

9.1.6 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa sistem pentanahan bekerja sesuai
dengan rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan
dari PT. Bank Indonesia

9.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan Sistem Pentanahan dilakukan selama 1 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke PT. Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

60
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

9.2 PRODUK

9.2.1 Spesifikasi Teknis

1. Umum
a. Menyediakan sistem pentanahan yang lengkap dan efektif untuk instalasi listrik
tegangan rendah. Sistem pentanahan harus sesuai dengan standard terbaru dari berikut:
 PUIL
 IEE Wiring
b. Sirkuit pentahanan harus dibikin sedemikian rupa sehingga memudahkan pada saat
dilakukan perawatan berkala
c. Sirkuit pentanahan memiliki resistansi tidak lebih dari 1 ohm
d. Semua koneksi pentanahan harus dilakukan dengan proses pengelasan eksotermik
proses. Semua permukaan kontak harus dibersihkan dari kotoran dan minyak
memastikan untuk memastikan koneksi yang dilakukan
e. UPS Modul, Battery system, cooling system dan panel2 lainnya harus dibumikan dan
dibounding sesuai dengan yang dipersyaratkan di standard yang ada
2. Metode Pentanahan
o Setiap pekerjaan logam yang terbuka dalam sebuah sistem listrik, harus dihubungkan ke
bumi untuk memastikan keamanan bagi manusia
3. Pentanahan dan bonding secara umum
a. Ukuran konduktor pentanahan harus sesuai dengan standard yang ada
b. Konduktor sistem pentanahan harus dihubungkan kesistem elektroda pentanahan
dengan elektroda landasan berukuran sesuai dengan standard
4. Sistem Pentanahan terdiri dari Pentanahan teknis dan Pentanahan clean & Signal Reference
Grid
a. Penatanahan Teknis untuk panel2, UPS, battery system, Cooling system, Pentanahan
clean untuk rack2 server
b. Signal Reference Grid untuk sistem pentanahan raised floor

9.2.2 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi sistem pentanahan,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan

61
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi Sistem Pentanahan seperti disyaratkan


4. Sertifikat test produksi (Certified Production Test Reports).
5. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

9.2.3 engkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design sedemikian rupa sehingga instalasi pentanahan yang ada
sesuai dengan standard yang ada, direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh PT.
Bank Indonesia.

9.2.4 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak PT. Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

9.2.5 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

9.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI

Bank Indonesia berhak mendiskualifikasi peserta tender dan tidak dapat digugat secara hukum
apabila peserta tender tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta tender tidak dapat memenuhi persyaratan Mandatori seperti tertera
2. Apabila selama masa Garansi, Pemenang Tender tidak memenuhi kewajiban Maintenance,
maka Perusahaan yang bersangkutan tidak akan diikutkan lagi pada Kegiatan Tender di masa
mendatang dan berkewajiban mengembalikan biaya-biaya pemeliharan yang ditawarkan
kepada Bank Indonesia dan denda-denda opportunity lost dari akibat tidak dilakukannya
pemeliharaan tersebut.

62
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

10 EMS ( ENVIRONMENTAL MONITORING SYSTEM )

10.1 UMUM

10.1.1 Gambaran Umum

 Sebagai ruang komputer beroperasi 24 jam sehari dan dibiarkan tak berawak setelah jam kantor
dan selama hari libur, setiap perubahan dalam kondisi ruangan, seperti kenaikan suhu, listrik, air
banjir, wabah kebakaran, kegagalan peralatan dan lain-lain akan menyebabkan kerusakan besar
untuk perangkat keras serta hilangnya data. Ini bisa menjadi bencana untuk operasi Thaire.
 Kinerja tinggi PICOBOX Pesan Guru 3000 (MM3k) diusulkan sebagai sistem pemantauan utama
untuk Ruang Server. Ini adalah sebuah sistem monitoring infrastruktur berdiri sendiri dengan
modem GSM, kemampuan kontrol terpadu terpencil di user-friendly antarmuka web HTML dan
Skalabilitas.
 Pemantauan komprehensif terhadap lingkungan (suhu, kelembaban, intrusi, suara, asap, listrik,
kamera, air) dan perangkat (hingga 8 digital dan analog 2 poin) membuat pengawas baik di
Ruang Server. Pemberitahuan instan dapat diterima melalui pesan email atau SMS (hingga 8
kelompok selama 40 telepon). Selain itu, pengguna juga dapat menanyakan status kesehatan
peralatan Anda dari jarak jauh.
 Melalui HTML web interface PICOBOX MM3k, pengguna akan dapat mengkonfigurasi sistem,
meninjau peristiwa sejarah dan menentukan status dari semua perangkat jaringan yang
termonitor. Acara login juga dapat dengan mudah diekspor ke Microsoft Excel.
 Sistem ini juga melayani untuk skalabilitas untuk mencocokkan infrastruktur tumbuh. Hal ini
dapat memantau hanya satu ruangan atau seluruh jaringan. Menambahkan Web IO ke jaringan
akan memberikan delapan masukan lingkungan tambahan, kemampuan untuk memantau lain 8
atau 16 poin.

10.1.2 Disain Umum

1. Parameter infrastruktur yang akan dipantau.


Parameter infrastruktur yang perlu dipantau meliputi:
a. Suhu Ruang Server
b. Kelembaban Ruang Server
c. Status masing-masing UPS (Alarm Umum)
d. Input Power Supply ke Ruang Server
e. Status masing-masing SMP (Alarm Umum)

63
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

f. Asap terdeteksi dan


g. Gas Novec 1230
2. EMS diusulkan juga scalable, yang berarti lebih banyak parameter dapat ditambahkan pada
kejadian ini bahwa ada pembelian baru peralatan di masa depan. Fleksibilitas ini
memungkinkan biaya investasi awal yang lebih rendah seperti yang kita mungkin tidak dapat
memprediksi pertumbuhan di masa depan.

10.1.3 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Unit EMS System berikut instalasi koneksi ke kabel sensor sesuai
dengan spesifikasi serta tercantum di dalam kontrak.

10.1.4 Referensi

Unit Monitoring system dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan
di uji sesuai dengan standart yang ada , dan mempunyai sertifikasi sekurang-kurangnya 2 dari badan
sertifikasi berikut.:
1. CE
2. UL
3. VDE
4. GOST
5. EMC

10.1.5 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan unit.
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
f. Rating komponen utama
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 5 user/customer, dan bukti telah
dioperasikan minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.

64
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

c. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

10.1.6 Kualifikasi

1. Peserta tender harus merupakan authorized distributor atau mempunyai global


2. agreement dengan pabrik pembuat.
3. Peralatan instalasi yang mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang dipersyaratkan
4. dapat diterima dengan menunjukkan sertifikat yang memenuhi persyaratan tersebut.
5. Persyaratan ketentuan minimum pemasangan dan instalasi harus dipenuhi, kecuali ada
6. modifikasi specific dari referensi standart diatas.
7. Peserta tidak dapat melanjutkan pada sesi tender berikutnya jika tidak memenuhi syarat
8. pada saat klarifikasi teknis atau klarifikasi administrasi & komersil yang telah ditentukan.
9. Pernyataan dari principal bahwa produk Environmental Monitoring Environmental
monitoring system yang ditawarkan tidak akan obsolete dalam 5 tahun semenjak surat
pernyataan tersebut diterbitkan dan sanggup untuk menyediakan suku cadang dan/atau
reparasi selama 10 tahun sejak PO pertama kali diterbitkan

10.1.7 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

10.1.8 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa Environmental monitoring system
bekerja sesuai dengan rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia

10.1.9 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan Environmental monitoring system dilakukan selama 2 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke PT. Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

65
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

10.2 SPESIFIKASI TEKNIS

10.2.1 Ketentuan

1. Parameter infrastruktur yang perlu dipantau meliputi:


o Suhu Rack Server
o Kelembaban Rack
o Status masing-masing UPS (General Alarm)
o Input Power Supply ke Data Center
o Status masing-masing Cooling (Alarm Umum)
o Fire Extinguisher status (dry contact)
2. Modular EMS scalable, yang berarti lebih banyak parameter dapat ditambahkan pada
kejadian ini bahwa ada pembelian baru peralatan di masa depan. Fleksibilitas ini
memungkinkan biaya investasi awal yang lebih rendah seperti yang kita mungkin tidak dapat
memprediksi pertumbuhan di masa depan.
Housing : Rack mount
Indicators : Alert, Power, Network Link
Protocols : TCP/IP, HTTP, HTTPS, SMTP, SNMP v1, v2c, and v3, DHCP, DNS,
Socks v4 or V5 Proxy Server, A-Link
Management Interface : Internet Explorer® v 5.5 or later; Netscape® v 4.79, 5.0 or later;
Mozilla® 1.3 or later; Firefox® 2.0 or later; Client System
Requirement: Microsoft Windows (Vista Business and
Enterprise, XP SP1-3, 2000), Red Hat EL4 and EL5, 512 MB
RAM.
Use of Advanced View interface requires a one-time download
of the Sun™ Java Runtime Environment™.
Operating Temperature : Temperature: 0 - 45°C (32 – 113°F); Relative Humidity: 10-95%
(non-condensing);
For indoor use only, not designed for use in corrosive or
caustic environments.

10.2.2 Garansi

1. Garansi unit sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain PT. Bank
Indonesia.
2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.

66
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

10.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh PT. Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi Environmental Monitoring System,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan pada pasal 2.1.
3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi Environmental monitoring system.
4. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

10.2.4 Pengkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel listrik yang tersedia ke Environmental
monitoring system, dan diinstalasi di dalam tray/conduit serta digrounding di salah satu ujungnya.
System instalasi tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh Pt. Bank
Indonesia.

10.2.5 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak PT. Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

10.2.6 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

10.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI

PT. Bank Indonesia berhak mendiskualifikasi peserta tender dan tidak dapat digugat secara hukum
apabila peserta tender tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta tender tidak dapat memenuhi persyaratan Mandatori seperti tertera
2. Apabila selama masa Garansi, Pemenang Tender tidak memenuhi kewajiban Maintenance
maka Perusahaan yang bersangkutan tidak akan diikutkan lagi pada Kegiatan Tender di masa
mendatang dan berkewajiban mengembalikan biaya-biaya pemeliharan yang ditawarkan

67
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

kepada PT. Bank Indonesia dan denda-denda opportunity lost dari akibat tidak dilakukannya
pemeliharaan tersebut.

68
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

11 DCIM ( DATA CENTER INFRASTRUCTURE MANAGEMENT


SYSTEM )

11.1 UMUM

11.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Unit DCIM System berikut instalasi koneksi ke kabel sensor/Ethernet
Port sesuai dengan spesifikasi serta tercantum di dalam kontrak.

11.1.2 Referensi

Unit DCIM system dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan di uji
sesuai dengan standart yang ada , diinstal di physical server atau virtual appliance dan mempunyai
sistem koleksi data real time

11.1.3 Form Pemeriksaan Dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan unit.
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
f. Rating komponen utama
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 3 user/customer, dan bukti telah
dioperasikan minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
c. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
dan supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

11.1.4 Kualifikasi

1. Peserta tender harus merupakan authorized distributor atau mempunyai global agreement
dengan pabrik pembuat.

69
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Peralatan instalasi yang mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang dipersyaratkan dapat
diterima dengan menunjukkan sertifikat yang memenuhi persyaratan tersebut.
3. Persyaratan ketentuan minimum pemasangan dan instalasi harus dipenuhi, kecuali ada
modifikasi specific dari referensi standart diatas.
4. Peserta tidak dapat melanjutkan pada sesi tender berikutnya jika tidak memenuhi syarat
pada saat klarifikasi teknis atau klarifikasi administrasi & komersil yang telah ditentukan.
5. Pernyataan dari principal bahwa produk DCIM system yang ditawarkan tidak akan obsolete
dalam 5 tahun semenjak surat pernyataan tersebut diterbitkan dan sanggup untuk
menyediakan suku cadang dan/atau reparasi selama 10 tahun sejak PO pertama kali
diterbitkan

11.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

11.1.6 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa DCIM system bekerja sesuai dengan
rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia

11.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan DCIM dilakukan selama 1 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke PT. Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

11.2 SPESIFIKASI TEKNIS

11.2.1 Ketentuan

1. Dapat mengetahui kapasitas space Data Center melalui Identifikasi dan Visualisasi (logical
model) Resource Space Ruang dan penempatan rak di Ruang Server Data Center (Floor Plan).
2. Dapat mengimport layout Floor Plan dari format lain (AutoCad, Visio) Identifikasi dan
Visualisasi (logical model) kapasitas Resource Space setiap rak sesuai dengan tipe/jenis dan

70
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

model asset serta penempatan asset pada setiap U-mount. Visualisasi dapat dilakukan secara
location based (setiap lokasi dapat di-drilled down untuk melihat content didalamnya)
3. Dapat menyusun perencanaan penggunaan kapasitas space Data Center.
4. Dapat melakukan proses reservasi dan perencanaan suatu area/space dalam rak (cabinet
planner) untuk penempatan server baru termasuk visualisasinya dan dapat memberi
identifikasi proyek yang terkait.
5. Pencatatan detil spesifikasi asset sesuai dengan tipe dan model secara cepat (yang dapat
disinkronisasi dengan library/data spec dari vendor pembuatnya). Termasuk pencatatan
asset berupa modul dan server blade. Visualisasi penempatan aset di dalam rak sesuai
model/tipenya. Termasuk visualisasi / modeling setiap Blade Server dalam Enclosure.
6. Proses pencatatan perubahan terhadap asset dengan jenis perubahan Move, Add, atau
Change suatu perangkat TI. Pencatatan ini termasuk tanggal perubahan, siapa yang meminta
dan siapa yang mengubah, dan informasi alasan perubahan.
7. Pencatatan inventory asset dengan database yang dapat dikustomisasi, diantaranya meliputi:
o Identitas: Label, nama asset, serial number, tahun implementasi, nama aplikasi.
o Lokasi: nama gedung, nama ruang, nomor rak, ukuran rak, tipe rak, nomor U mount
o kondisi operasional: tanggal mulai beroperasi, status operasional, personil penanggung
jawab
o Modul terpasang di asset
8. Dapat mengelola lifecycle asset di Data Center
9. Dapat melakukan discovery asset.
10. Dapat melakukan searching database asset berdasarkan informasi yang ada.
11. Dapat menginformasikan akumulasi beban pada suatu rak pada saat penambahan asset.
12. Dapat mengidentifikasi dan memantau beban listrik untuk setiap rak (jalur listrik A dan B)
dan akumulasi jumlahnya. Pemantauan beban listrik dilakukan melalui intelligent power
distribution unit (tentukan produk, merk, dan standar komunikasi PDU yang compatible
untuk diintegrasikan)
13. Dapat memvisualisasi kondisi penggunaan energy listrik di setiap rak perangkat
14. Dapat mengidentifikasi dan memantau kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban) dilakukan
secara real time
15. melalui sensor temperature yang dapat dipasang di depan dan dibelakang rak. ada di tiap
barisan rak. (Tentukan produk, merk, dan standar komunikasi sensor temperature yang
kompatible
16. Dapat memvisualisasi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban) di area ruang data center.
17. Dapat menginformasikan dan mensimulasikan asset yang terdampak dari suatu power failure

71
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

18. Dapat memantau secara terpusat kondisi supply listrik dari panel ataupun UPS/Genset.
19. Remote Monitoring
Pemantauan secara terpusat terhadap kondisi pengelolaan di lokasi DC lainnya (Remote dan
Web Access).
20. Event & Notification:
Pencatatan event dan pemberian notification terhadap suatu kondisi tertentu yang telah
tercapai (threshold), meliputi :
o kondisi suhu dan kelembaban
o kapasitas UPS
o perubahan terhadap asset.
21. Reporting
Dokumentasi pelaporan berdasarkan berbagai informasi/data yang terdapat di databasenya.
Meliputi :
o Kondisi space/rak Ruang Data Center
o Inventory dan lokasi asset
o Kondisi suhu dan kelembaban setiap rak/barisan rak
o Kondisi penggunaan energy listrik di setiap rak dan seluruh area DC, termasuk nilai PUE.
o Change History dari suatu asset.
o Reporting dapat dikustomisasi dan diexport ke format PDF.
22. Dashboard & Monitoring
Pemantauan secara terpusat melalui dashboard yang menampilkan status dari suatu kondisi
pengelolaan Data Center secara real time.
o Space Usage
o Total Power Usage
o Power Usage Efficiency (PUE)
23. Scalability
Dapat digunakan untuk mengelola 3 lokasi Data Center yang secara geografis berbeda
tempatnya, dengan sekitar 200 rak perangkat asset
24. Change Impact
Memiliki fitur untuk mengetahui dampak dari suatu perubahan (misalnya penempatan asset
baru) terhadap kondisi resource data center (space, power, dan cooling), sebelum perubahan
tersebut dilaksanakan.
25. User Access Group
Terdapat fitur untuk membatasi akses berdasarkan user group.
26. Change Workflow

72
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

memiliki fitur workflow untuk melakukan dan mencatat perubahan di Data Center.

11.2.2 Garansi

1. Garansi unit sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain PT. Bank
Indonesia.
2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.
4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

11.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh PT. Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi DCIM System,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan pada pasal 2.1.
3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi Environmental monitoring system.
4. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

11.2.4 Pengkabelan dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel listrik yang tersedia ke DCIM system,
dan diinstalasi di dalam tray/conduit serta digrounding di salah satu ujungnya. System instalasi
tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh Pt. Bank Indonesia.

11.2.5 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak PT. Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

11.2.6 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

73
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

11.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI

PT. Bank Indonesia berhak mendiskualifikasi peserta tender dan tidak dapat digugat secara hukum
apabila peserta tender tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta tender tidak dapat memenuhi persyaratan Mandatori seperti tertera
2. Apabila selama masa Garansi, Pemenang Tender tidak memenuhi kewajiban Maintenance
sesuai, maka Perusahaan yang bersangkutan tidak akan diikutkan lagi pada Kegiatan Tender
di masa mendatang dan berkewajiban mengembalikan biaya-biaya pemeliharan yang
ditawarkan kepada PT. Bank Indonesia dan denda-denda opportunity lost dari akibat tidak
dilakukannya pemeliharaan tersebut.

74
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

12 RACK SYSTEM

12.1 UMUM

12.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan rack server system berikut instalasi accessories sesuai dengan
spesifikasi serta tercantum di dalam kontrak.

12.1.2 Referensi

Rack server system dan semua komponen penunjang lainnya harus dirancang, di pabrikasi dan di uji
sesuai dengan standard yang ada , dan mempunyai sertifikasii badan sertifikasi berikut.:
1. CE
2. EIA-310-E

12.1.3 Form Pemeriksaan dan Pengajuan

1. Peserta tender harus memberikan informasi teknis sebagai berikut:


a. Gambar utama
b. Data sheet produk.
c. Gambar tampak depan, samping, dan rencana pemasangan unit.
d. List komponen
e. Diagram skematik atau wiring.
2. Peserta tender harus memberikan informasi administrasi sebagai berikut:
a. Daftar pemakai produk yang diajukan minimal 3 user/customer, dan bukti dioperasikan
minimal selama 2 (dua) tahun.
b. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Lading atau Certificate of Origin.
c. Jumlah team instalasi beserta keterangan pengalaman kerja tiap teknisi, team leader
supervisor yang tertuang dalam curriculum vitae.

12.1.4 Kualifikasi

1. Peserta tender harus merupakan authorized distributor atau mempunyai global agreement
dengan pabrik pembuat.
2. Peralatan instalasi yang mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang dipersyaratkan dapat
diterima dengan menunjukkan sertifikat yang memenuhi persyaratan tersebut.

75
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Persyaratan ketentuan minimum pemasangan dan instalasi harus dipenuhi, kecuali ada
modifikasi specific dari referensi standart diatas.
4. Peserta tidak dapat melanjutkan pada sesi tender berikutnya jika tidak memenuhi syarat
pada saat klarifikasi teknis atau klarifikasi administrasi & komersil yang telah ditentukan.
5. Pernyataan dari principal bahwa produk rack server system yang ditawarkan tidak akan
obsolete dalam 5 tahun semenjak surat pernyataan tersebut diterbitkan dan sanggup untuk
menyediakan suku cadang dan/atau reparasi selama 10 tahun sejak PO pertama kali
diterbitkan

12.1.5 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan

Peralatan harus di tangani dan disimpan sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat. Satu (1)
salinan dari instruksi tersebut harus disertakan di dalam peralatan pada waktu pengiriman.

12.1.6 Uji Terima Lapangan

Uji terima lapangan dimaksudkan untuk memastikan bahwa RACK SERVER system bekerja sesuai
dengan rencana, form Uji Terima (UT) dilampirkan oleh kontraktor dan harus mendapat persetujuan
dari Bank Indonesia

12.1.7 Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemenang tender harus memberikan dukungan dalam hal pemeliharaan selama sekurang-
kurangnya satu tahun terhitung sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.
2. Pemeliharaan RACK SERVER dilakukan selama 1 kali dalam setahun.
3. Laporan tertulis harus diserahkan ke PT. Bank Indonesia setiap selesai pemeliharan.
4. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan harus disertakan pada setiap perngiriman di
masing-masing peralatan, termasuk lembar petunjuk dan panduan instruksi untuk perakitan
lengkap pada tiap-tiap komponen utama

12.2 PRODUK

12.2.1 Spesifikasi Teknis

1. Persyaratan Umum
a. Unit harus dirancang untuk menyediakan lingkungan yang aman untuk server dan
peralatan jaringan.
b. Unit harus sesuai dengan EIA-310-E Standar Kabinet, Rak, Panel dan Peralatan
Associated dan mengakomodasi standar industri 19 "rak peralatan mounting.
c. Unit harus dirancang dengan empat (4) posting vertikal untuk memungkinkan rak
instalasi mounting peralatan dengan empat (4) rel pemasangan vertikal.

76
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

d. Unit harus tersedia dengan peralatan ruang pemasangan vertikal 24U, 42U dan 48U (1U
= 1,75 "atau 44.45mm).
2. Spesifikasi Teknis
a. 42U Unit akan memiliki ketinggian maksimum eksterior untuk memungkinkan bagian
melalui pintu standar tinggi 2 meter tanpa dimiringkan
b. Unit 42U akan mendukung beban statis (berat didukung oleh kastor dan kaki meratakan)
minimal 1.364 kg. (3.000 lb) dari total beban peralatan
c. Unit 42U akan mendukung beban dinamis minimal 1.023 kg.dari total beban terpasang.
d. Unit (42U, 48U) mempunyai pintu depan dan belakang berlubang, pintu belakang terdiri
dari dua daun
3. Peralatan Access & Instalasi
a. Unit harus menyediakan ruang untuk setinggi 42U untuk pemasangan peralatan vertikal
b. Pemasangan rel harus mudah disesuaikan untuk memungkinkan kedalaman
pemasangan yang berbeda.
 Setiap pemasangan rel vertikal akan ditandai di kedua sisi dengan garis-garis yang
menunjukkan bagian atas dan bawah masing-masing U dan ruang U angka di sebelah
lubang tengah. Setiap U terdiri dari tiga lubang persegi dan tinggi 1,75 inci (44,45 mm)
c. Kedua pintu depan dan belakang harus dirancang dengan lift-off engsel yang
memungkinkan untuk detasemen cepat dan mudah tanpa menggunakan alat.
i. Pintu Bagian depan dan belakang pintu dapat dibukan minimal 120 derajat untuk
memungkinkan akses mudah ke dalam rack.
ii. Pintu depan unit harus reversibel sehingga dapat dipasang di kedua sisi.
iii. pintu belakang terdiri dari dua daun pintu untuk memudahkan perawatan
iv. Pintu depan unit harus mampu dipasang di bagian belakang unit, dan pintu
belakang harus mampu dipasang di bagian depan unit.
d. Unit meliputi panel samping setengah dari tinggi rack yang dapat dibuka dan dipasang
dengan mudah tanpa bantuan peralatan
 panel samping yang rata dengan frame sehingga lebar keseluruhan unit tidak berubah
dengan sisi panel diinstal.
4. Persyaratan Bahan
i. Semua komponen bantalan berat harus dibangun dari baja dengan ketebalan tidak
kurang dari 0.9mm (20 gauge).
ii. Semua bagian logam lembaran harus dicat menggunakan proses cat powder
coating.
iii. Bahan plastik harus memenuhi Spesifikasi Underwriters Laboratory 94 dengan HB
rating (UL94 V-1) atau lebih baik.

77
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Persyaratan Grounding
a. Semua komponen kandang seperti pintu, panel samping, atap, dll harus terbounding
langsung ke frame.
b. poin Grounding harus dikoneksikan ke frame
c. Lingkungan dan Persyaratan Keselamatan
i. Unit ini harus memiliki minimal IP 20 rating untuk perlindungan terhadap sentuhan,
masuknya benda asing, dan masuknya air.
ii. Produsen harus menyatakan produk RoHS dan China RoHS compliant.
iii. Enclosure harus baik melindungi pengguna dari bahaya mekanis dan umumnya
memenuhi persyaratan untuk kandang mekanik (stabilitas, kekuatan mekanik,
ukuran aperture, dll) sebagaimana didefinisikan dalam IEC 60950 Edisi Ketiga.
6. Ventilasi
a. Unit akan memiliki ventilasi pintu depan dan belakang untuk memberikan aliran udara
yang memadai yang diperlukan oleh server produsen utama.
b. Unit ini harus memiliki total luas ventilasi minimum untuk pintu depan, membagi pintu
belakang, dan atap seperti yang ditentukan di bawah ini.
c. Unit wajib menyediakan sarana untuk me-mount asesoris pendingin opsional untuk
high-density.
Pabrikan harus menawarkan toolless kit panel blanking opsional untuk mencegah
resirkulasi udara panas.
d. Pabrikan harus memastikan semua gap terblokir untuk mencegah resirkulasi udara
panas.
7. Kabel Access
a. bukaan manajemen kabel Top disediakan di atap enclosure:
 Kabel tepi pembukaan harus dilindungi dengan grommet plastik
b. Bawah pembukaan manajemen kabel disediakan di dasar kandang:
c. Side kabel pembukaan manajemen yang diberikan di dasar enclosure, minimal dua (2)
dan maksimum empat (4) vertikal mounting PDU
8. Keamanan
o Unit meliputi kunci pintu depan, kunci pintu belakang dan panel samping kunci yang
menekan tombol yang sama

12.2.2 Garansi

1. Garansi unit sekurang-kurangnya 1 tahun dengan kondisi operasional sesuai desain PT. Bank
Indonesia.

78
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Surat garansi asli dari pabrikan dan atau yang dikeluarkan oleh peserta tender harus
dilampirkan.
3. Setiap surat garansi yang dikeluarkan oleh peserta tender harus ditandatangani diatas
materai.
4. Garansi berlaku sejak Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan.

12.2.3 Kelengkapan Mandatori

Peserta Tender harus memenuhi persyaratan mandatori yang ditetapkan oleh PT. Bank Indonesia
seperti berikut ini:
1. Garansi RACK SERVER System,
2. Spesifikasi teknis sebagaimana disyaratkan pada pasal 2.1.
3. Surat Bukti pernah melakukan Instalasi/Operasi Environmental monitoring system.
4. Asal negara pembuat berupa salinan Bill of Loading atau Certificate of Origin.

12.2.4 Pengkabelan Dan Terminasi

Fasilitas terminasi harus dibuat/design untuk kabel dari panel listrik yang tersedia ke RACK SERVER
system, dan diinstalasi ke rack PDU serta digrounding di salah satu ujungnya. System instalasi
tersebut direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disetujui oleh Pt. Bank Indonesia.

12.2.5 Prosedur Uji Terima

Dilakukan oleh teknisi yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan pengujian dan setting sesuai
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan disaksikan oleh pihak PT. Bank Indonesia.
Pemenang tender harus menyertakan dua (2) salinan dari prosedur uji terima.

12.2.6 Pelatihan & Benchmarking

Pemenang tender harus mengadakan pelatihan untuk regional dan building management dengan
durasi yang disesuaikan.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik pembuat.
Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system supervisory,
troubleshooting dari semua komponen utama yang terpasang.

12.3 KETENTUAN DISKUALIFIKASI

PT. Bank Indonesia berhak mendiskualifikasi peserta tender dan tidak dapat digugat secara hukum
apabila peserta tender tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta tender tidak dapat memenuhi persyaratan Mandatori seperti tertera

79
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Apabila selama masa Garansi, Pemenang Tender tidak memenuhi kewajiban Maintenance
sesuai maka Perusahaan yang bersangkutan tidak akan diikutkan lagi pada Kegiatan Tender
di masa mendatang dan berkewajiban mengembalikan biaya-biaya pemeliharan yang
ditawarkan kepada PT. Bank Indonesia dan denda-denda opportunity lost dari akibat tidak
dilakukannya pemeliharaan tersebut.

80
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

13 SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

13.1 SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

13.1.1 Tanggung Jawab Pelaksana

1. Pelaksana harus menyiapkan rencana kerja secara keseluruhan untuk melaksanakan


pekerjaan termasuk pelaksanaan pekerjaan khusus.
2. Pelaksana harus bekerja sama dengan Manajemen Konstruksi dan atau Konsultan Pengawas
yang ditunjuk dan semua Kontraktor agar dapat melakukan koordinasi untuk menghasilkan
kemajuan pekerjaan yang baik dengan hasil akhir yang memuaskaan semua pihak.
3. Pelaksana harus bekerja sama dengan konsultan Pengawas, Kontraktor Utama dan
Kontraktor lainnya berkaitan dengan ukuran lantai untuk memastikan penempatan semua
junction boxes dan plug-n-play connector yang diperlukan untuk sistem, local area network,
access point, power points dan access outlets, agar semua dapat ditempatkan secara benar.
4. Pelaksana harus membuat jadwal pekerjaannya untuk menghindari konflik atau overlap
dengan kegiatan lain di lapangan, dan melaksanakan tanpa klaimpembayaran ekstra untuk
akomodasi peralatan yang lain yang ada.
5. Pelaksana harus memastikan bahwa tersedia tenaga personil yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan ini setiap saat.
6. Pelaksana harus bertanggung jawab atas kegagalan pemakaian atau gangguan yang
berkaitan dengan persiapan yang tidak matang dan wajib mengoreksi hal tersebut kepada
Pemberi Tugas. Pelaksana harus mengatasi penundaan setiap waktu atau kerusakan karena
kegagalan pemakaian atau gangguan.
7. Pelaksana harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah dan
menjaga dari gangguan elektromagnetik dan elektrostatik, menyediakan ventilasi yang cukup
untuk memasang peralatan, dan menyediakan keamanan untuk operator.
8. Pelaksana harus menyerahkan jadwal pemesanan peralatan keseluruhan yang diajukan
berdasarkan jadwal pelaksanaan pekerjaan utama yang disediakan oleh manajemen
konstruksi.
9. Seluruh material dan peralatan yang disuplai oleh Pelaksana harus kondisi baru, dan
merupakan model terbaru yang tersedia pada saat lelang dan harus sesuai atau melebihi
spesifikasi dari standardisasi yang ada.
10. Pelaksana harus menghitung biaya ukuran per unit untuk keseluruhan sistem pemasangan
kabel infrastruktur di semua bangunan, termasuk biaya konektor, dinding outlet dan
terminator.

81
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

11. Pelaksana harus memastikan bahwa seluruh peralatan bisa menggunakan power suplai lokal
yang ada, tanpa butuh instalasi peralatan tambahan dari luar.
12. Pelaksana harus melengkapi informasi tambahan seperti temperature ruang, kelembaban
ruang dan koneksi khusus untuk peralatan, jika dibutuhkan.
13. Pelaksana harus menyiapkan blok diagram yang mengindikasikan koneksi ke semua
peralatan yang diserahkan, gambar dan susunan pemasangan peralatan dinding dan/atau
plafon dan standar detail dari fasilitas kontrol dan rak peralatan. Gambar-gambar ini harus
mengindikasikan material yang digunakan, konstruksi, tata ruang dan kuantitas yang
dibutuhkan.
14. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana harus menyerahkan gambar Koordinasi
Pelaksanaan antar disiplin (Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal, IT). Gambar tersebut
harus disahkan oleh Konsultan Pengawas sebagai dasar pelaksanaan.
15. Pelaksana harus menyusun dan penyerahan jadwal kerja mingguan - pengenalan Histogram
sumber tenaga kerja, progress laporan harian, mingguan dan bulanan yang berakhir di akhir
hari, minggu dan bulan.
16. Pelaksana harus bertanggung jawab terhadap keseluruhan instalasi yang diajukan dan harus
mengetahui lokasi yang berkaitan dengan penyediaan, penyaluran dan pemeliharaan,
termasuk tempat penyimpanan peralatan penting untuk pekerjaan instalasi.
17. Pelaksana harus menyediakan tempat penyimpanan untuk semua pengiriman peralatan,
termasuk pengiriman sebagaimana permintaan. Pelaksana bertanggung jawab untuk
menempatkan dengansusunan yang sesuai dan mengkoordinasikankepada pihak yang
berwenang di lokasiuntuk penerimaan, penangananpenjagaan di tempat penyimpan
peralatan sebelum disalurkan pada penggunaannya.
18. Material dan peralatan harus disimpan sebagaimana mestinya dan harus berada dalam
kondisi yang baik saat dipasangdan digunakan dan untuk menghindari kerusakan dari cuaca
dan kondisi setempat. Peralatan atau material yang rusak atau cacat akan ditolak,dan
penggantian biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Pelaksana.

13.1.2 Syarat Umum Instalasi

1. Pelaksana harus menempatkan peralatan pengujian di sekitar tempat penyelesaian instalasi.


Semua peralatan, kecuali yang portable, harus diperbaiki dalam satu tempat. Peralatan-
peralatan tersebut harus disatukan ke dalam penyelesaian arsitektur dan interior, seperti
dinding furniture, termasuk wall/ceiling mounted wireless access point, wall-mounted video
cameras, monitors, rack-mounted equipment unit, rack cables dan lain-lain sesuai dengan
persetujuan Manajemen Konstruksi.
2. Semua kabel harus ditandai di setiap terminasi dengan tanda yang permanen dan plastik
dengan huruf yang jelas.Semua switches, connectors, jacks, receptacles and outlets harus
jelas dan ditandai selama instalasi.

82
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

3. Semua kabel akan ditandai dengan label permanen di sekitar tanda nomor atau huruf di
kedua ujungnya. Tidak akan ada kabel yang tidak ditandai di beberapa tempat dalam sistem.
Penandaan kode yang digunakan pada kabel akan sesuai dengan kode yang ditunjukkan pada
gambar.
4. Semua kabel harus dibungkus dalam pipa conduit atau trunking sesuai dengan standar yang
diambil dari standarisasi lokal yang ada.
5. Pelaksana harus menyediakan dan memasang semua trunkings, conduits, flexible dan
ektensinya untuk mendukung instalasi cabling terstruktur. Semua kabel data, dan control
cabling di trunking menggunakan pipa conduit yang rigid, sedangkan flexible conduit
digunakan antara trunking dengan wall outlet atau floor box receptacles.
6. Trunking dan pipa harus mempunyai minimum 50 percent free space di area cross-section
untuk memberi ruang belok dengan bend radius yang cukup pada sejumlah kabel yang ada.
7. Kabel yang diharuskan dipasang dibawah lantai (di dalam gedung) harus ditarik didalam
trunking atau conduit yang kuat dan tertanam, yang jumlah dan ukurannya sebatas yang
bisa ditoleransi oleh ketebalan media sepasi lantai. Conduit harus bergerak lurus dan berada
pada 90° terhadap bujur lantai. Kabel-kabel harus berada dalam trunking atau conduit yang
dilengkapi dengan tutup di kedua ujungnya, salah satu ujungnya bisa berada pada floor box
dan harus mudah diakses untuk penambahan dimasa datang.Keadaan yang sama berlaku
untuk pemasangan kabel di area terbuka (di luar gedung), trunking harus menggunakan
bahan metal galvanized dengan ukuran sesuai kebutuhan daya tampung, kedua ujung
menggunakan bak control yang diberi penutup, untuk mudah diakses saat penarikan kabel.
8. Semua trunking harus diberi grounding pada bagian ujung yang dekat atau masuk ruang
control, atau lokasi lain yang sesuai untuk electrical ground point.
9. Semua signal line shields harus diberi grounding ke rangka atau chasis peralatan pada input
connector di peralatan tersebut. Pemasangan grounding Shield lain yang berujung di output
peralatan sentral harus diterminasi secara “floating”. Semua grounding pada rack cabinet
harus dipasang pada common ground point yang ada di rack. Point ground rack ini akan
dihubungkan ke system ground yang disediakan oleh Pelaksana.
10. Untuk meminimalkan masalah akibat grounding yang tidak seharusnya, dan untuk mencapai
signal to noise ratio yang maksimal, berikut ini adalah prosedur grounding yang harus di
lakukan.
a. System Grounding harus dibuat untuk sistem di masing-masing area. Semua conductor
grounding dari setiap area harus tersambung ke system ground utama.
b. Sistem ground harus disediakan pada rack peralatan sistem yang terdapat di setiap area,
dan terdiri dari copper bar dengan ukuran yang mencukupi untuk menampung semua
secondary ground conductor.
c. Copper Conductor, mempunyai total resistance maksimum 0.2 ohms, dan akan
menyambungkan grounding system utama ke metallic conduit terdekat yang

83
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

berdiameter 2 inch. Pelaksana harus bertanggung jawab dan memastikan apakah


metallic conduitdapat disambung secara elektris ke sistem grounding gedung.
d. Conductor system grounding sekunder menyambung semua Rack dari masing-masing
area ke sistem grounding primer di area tersebut. Masing-masing konduktor grounding
mempunyai total resistance maksimum 0.2 ohms.
e. Semua shielded cable yang disambung ke titik grounding hanya di salah satu ujungnya
saja. Untuk pengkabelan inter dan intra-rack, diperlukan kabel shield yang
disambungkan di ujung-ujungnya.
f. Syarat-yarat hasil instalasi harus dipenuhi melalui verifikasi dengan ground fault device.
g. Grounding yang benar merupakan tanggung jawab Pelaksana, fungsi grounding yang
baik dimsaksudkan untuk meminimalkan cross talk dan untuk memaksimalkan signal-to-
noise ratio dalam komunikasi data, sistem audio, video dan sistem kontrol.
h. Pelaksana harus menyerahkan laporan detil untuk menunjukkan bahwa semua kabel
dan konduktor sesuai standarisasi dan spesifikasi yang ditetapkan.

13.1.3 Pekerjaan Persiapan

11. Melakukan analisa dan evaluasi terutama yang berkaitan dengan rencana alokasi peralatan;
server, storage, dan jaringan yang ada, pada tempat yang sesuai dengan alokasi,
peruntukan, dan penyediaan sarana cabling untuk sambungan komunikasi data yang
diperlukan.
12. Menyusun rencana secara rinci dan menyeluruh berupa rencana pelaksanaan proyek,
disesuaikan dengan jadwal pengadaan barang, alokasi sumber daya, jadwal instalasi dan
implementasi, dan berbagai tahapan prestasi pekerjaan dalam metodologi Project
Management
13. Membuat Project Manajemen yang sesuai dengan lingkup pekerjaan dan menyampaikan ke
Tim Pengawas dan kepada pihak yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
14. Menyiapkan dan menyerahkan shop drawing dari seluruh pekerjaan instalasi yang
direncanakan.
15. Pelaksana pekerjaan diharapkan dapat melakukan uji coba fungsi terhadap seluruh hasil
pekerjaan dan kelengkapan pendukungnya yang telah terpasang dengan metode dan
prosedur yang secara teknis dapat diterima untuk menentukan parameter yang diperlukan
berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanaan.
16. Melakukan evaluasi/review secara periodik tentang status pelaksanaan pekerjaan
17. Serah terima pekerjaan dilakukan setelah Pelaksana Pekerjaan melakukan User Acceptance
Test dan disetujui oleh pihak yang ditunjuk Pemberi Tugas.

84
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

18. Pelaksana melaksanakan pengadaan dan instalasi seluruh material dan komponen jaringan
cabling termasuk perangkat keras pendukung dengan kuantitas dan spesifikasi teknis yang
ditentukan sesuai spesifikasi dalam Lampiran.
19. Pelaksana pekerjaan bersama Konsultan Pengawas dan Tim Pusintek Kemenku yang ditunjuk,
melakukan kolaborasi untuk melakukan pengawasan pengamatan dan penilaian hasil
instalasi selama 10 (sepuluh) hari setelah serah terima dilakukan.

13.2 SYARAT UMUM TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Instalasi cabling DC-datacenter yang dilaksanakan oleh pelaksana mengacu dan memperhatikan
ketentuan pada standard TIA 942.

13.2.1 Cabling System

1. Cabling infrastruktur data center pada intinnya adalah jaringan cabling yang menghubungkan
perangkat (server dan storage arrays) yang berada di Server Room (Equipment Distribution
Area = EDA) dengan pusat switching yang berada di Network Room (Main Distribution Area =
MDA) dengan metode topologi terpusat (dari MDA langsung ke EDA) atau menggunakan
topologi terdistribusi melalui HDA (Horisontal Distribution Area).
2. System cabling secara umum menggunakan topologi terdistribusi, terdiri dari dua kelompok
cabling; Backbone cabling Main Distribusi ke Sub-distribusi (MDA - HDA), dan Horisontal
Cabling dari Sub-distribusi ke Equipment (HDA - EDA).
3. Cabling infrastruktur juga harus memperhitungkan tata letak rack cabinet peralatan utama;
server dan storage yang akan lebih sering mengalami penambahan atau penggantian
dibanding peralatan network seperti; core switching dan routers serta fiber channel
switches.
4. Horisontal cabling dari Switch cabinet di HDA ke Equipment cabinet di EDA harus memiliki
panjang maximum 90m, agar menyisakan panjang 10m dialokasi untuk patch cable yang
terpasang di kedua ujung, sehingga panjang total port-to-port tidak lebih dari batas
maximum 100m.
5. Apabila digunakan ZDA cabling antara HDA dan EDA, maka ZDA harus ditempatkan minimal
15m dari HDA. Tujuannya untuk memperkecil interference yang disebabkan oleh sejumlah
titik koneksi yang saling berdekatan. Panjang kabel antara HDA ke ZDA dan ZDA ke EDA total
harus tetap 100m maximum.
6. Fiber optic cabling harus memiliki panjang dengan variasi menurut aplikasi yang digunakan;
2Gb/satau 4Gb/s Fiber Channel, Gigabit Ethernet (GbE) atau 10 Gigabit Ethernet (10GbE).
Bila menggunakan laser-optimized (LO) 50-μm multimode fiber (OM3 OM4) Secara umum,
jarak 150 m sampai 300 m sesuai dengan standard.
7. Bila cabling ditarik dari MDA langsung ke EDA panjang saluran maximum untuk cabling fiber
optic mencapai 300m dan untuk copper cabling maximum 100m.

85
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8. System cabling secara umum menggunakan topologi terpusat (Centralized), semua switch
dikelompokkan terpusat di satu area menempati cabinet di MDA di Network Room.
Infrastruktur Cabling digunakan untuk menhubungkan langsung antara switch ports di MDA
ke servers atau storages units di EDA, menggunakan cabling yang lebih flexible
pengelolaanya, seluruh datacenter dikelola sebagai satu kesatuan jaringan. Switch port yang
ada dapat digunakan secara maximal, dan setiap port dapat dihubungkan ke setiap server
unit. Di area ini cabling mencapai jumlah density yang relative besar. Oleh karenanya harus
dipertimbangkan bagaimana merancang arsitektur cabling yang mendukung koneksitas
antara HDA dan EDA.
9. Untuk mendukung modularitas, dapat digunakan topology End of Row (EoR) dengan
menempatkan Rack HDA diujung Row sebagai distribusi yang melayani setiap row, atau On-
top of rack (ToR) menempatkan rack sebagai distribusi untuk server didalam satu rack itu
sendiri. Lebih mudah di cabling tetapi memerlukan banyak port berkapasitas besar (mis. 10G
port) di MDA sebagai backbone.
10. Pada EoR, setiap row server/storage cabinet memiliki satu set switch yang diletakkan dalam
cabinet di ujung row. Penggunaan cabling lebih sedikit dibanding topology terpusat, cukup
flexible untuk pengelolaan (tiap row dikelola sebagai network entity tersendiri). Beberapa
switch bisa jadi terdapat kelebihan port yang dibiarkan dalam keadaan tidak digunakan, di
sini port adalah milik row.
11. Pada On-top of rack (ToR), setiap server cabinet dilengkapi dengan switch, dalam Rack
cabinet dilayani switch tersendiri. Memerlukan jumlah cabling paling sedikit, pengelolaan
paling sederhana, setiap rak cabinet berlaku sebagai network entity tersendiri. Banyak switch
port kemungkinan tidak terpakai (di sini port adalah milik rack), karenanya lebih sesuai untuk
high density server rack.
12. Sistem terminasi cabling menggunakan Patch Panel di kedua ujung lokasi, di satu ujung di
MDA, penempatan patch panel terpusat di switch cabinet,sementara di ujung lain di EDA,
penempatan patch panel terdistribusi di setiap Server Cabinet. Patch cable (modular cord)
digunakan untuk mengubungkan equipment (server, storage di EDA atau Switch di MDA) ke
patch panel di masing-masing cabinet.
13. Khusus cabling data center, penggunaan cabling jenis trunking yang terdiri dari multiple fiber
atau di setiap equipment cabinet di EDA yang memiliki density tinggi,. (Metode ini hanya
disarankan untuk Server cabinet dengan high density rackmout server, yang dalam satu
cabinet 42U bisa terpasang lebih dari 30 server 1U dengan melibatkan lebih dari 60 patch
cable antara patch panel dengan 2 port redundant di setiap server).
14. Masa pakai sistem structured cabling data center berlaku untuk jangka 20 tahun. Pelaksana
harus memberikan jaminan bahwa semua peralatan pasif cabling didukung dengan sertifikasi
dari vendor dengan masa garansi selama 20 tahun atau lebih.
15. Pelaksana harus memperhitungkan dengan cermat untuk penempatan, cable routing,
pathway dan lainnya termasuk terminasi, agar dapat memenuhi kriteria dan standard yang
berlaku di lingkungan data center.

86
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

13.2.2 Pathways

1. Cabling pathway yang diperlukan untuk mendukung network equipment cabinet di jaringan
data center bisa terdiri dari; (1) pathway untuk kabel power, (2) pathway untuk kabel
network (Copper) dan (3) pathway kabel network (fiber Optic).
2. Ketiga pathway harus dipasang secara terpisah untuk mencegah terjadinya gangguan secara
mekanis maupun elektris dari satu ke yang lainnya. Pathway untuk kabel power dipasang
dengan routing dibawah raised floor dan pathway untuk kabel network copper dan fiber
dipasang diatas cabinets (overhead pathway).
3. Pemasangan kabel power di pathway dibawah rised floor harus tertata dengan baik dan
harus dihindari terjadinya penumpukan kabel yang bisa menyebabkan terhambatnya aliran
udara pendingin yang menuju keluar melalui perforated tiles rised floor.
4. Pada susunan cabinet dengan row-based, pathway kabel power diletakkan pada rute
sepanjang row dibawah area hot aisle untuk mengoptimalkan aliran udara pendingin. Bila
dalam kondisi dimana diperlukan pathway melalui rute di kedua area, maka pathway kabel
power dengan density yang lebih tinggi menggunakan rute di dibawah area hot aisle,
sedangkan pathway kabel power dengan density yang lebih rendah menggunakan rute
dibawah area cold aisle.
5. Penggunaan sharing pathway overhead untuk copper dan fiber sedapat mungkin dihindari
dengan menggunakan pathway untuk masing-masing kabel secara terpisah. Pathway untuk
fiber optic memiliki ukuran lebih kecil dan harus dipasang diatas pathway untuk kabel
copper.
6. Bila dalam kondisi dimana kedua jenis network cable copper dan fiber harus ditempatkan
dalam pathway yang sama, maka kedua jenis cable harus di kelompokkan secara terpisah.
Sedapat mungkin optical fiber harus berada diatas kabel copper untuk mencegah terjadinya
tekanan beban mekanis yang berlebihan pada fiber yang bisa mengakibatkan optical loss,
bila kabel fiber ada dibawah kabel copper.
7. Bila alokasi pathway kabel power dan kabel network dalam keadaan dimana keduanya harus
bersama-sama melalui underfloor atau overhead, maka masing-masing harus menggunakan
pathway secara terpisah, dengan jarak antar pathway minimum 25 cm.
8. Pathway didalam cabinet, harus diperjelas alokasi masing-masing jenis kabel; kabel power
harus masuk dari bagian bawah cabinet, sedangkan kabel network masuk dari bagian atas
cabinet. Setup dan konfigurasi cabinet dan peralatan di dalamnya akan lebih mudah bila
semua kabel power berada dibawah sementara semua kabel network berada dibagian
diatas.

13.2.3 Rack / Cabinet

1. Istilah cabinet dan rack dan enclosure didalam dokumen ini memiliki maksud yang sama,
adalah sebagai rangka penyangga untuk menempatkan peralatan dan cabling di data center.

87
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Rack, cabinet, harus memenuhi standard dan klasifikasi yang digunakan khusus untuk
lingkungan data center.
2. Cabinet dapat terdiri dari dua type; cabinet untuk server dan storage (Equipment cabinets)
dan cabinet untuk network (Network cabinet). Equipment cabinet dan network cabinet
keduanya menggunakan EIA standard cabinet 42U.
3. Rack cabinet yang dikhususkan untuk peralatan network harus memiliki ukuran lebih lebar
dari pada cabinet untuk peralatan server atau storage dengan perbandingan sekitar (750mm
vs 600mm, atau 800mm vs 600mm), selisih lebar dimaksudkan untuk mengakomodir
sejumlah besar kabel dan patch, dengan menggunakan vertical cable manager yang terdapat
dikedua sisi rack yang berada di ujung row.
4. Susunan cabinets dalam data center menggunakan pola row-based dengan posisi equipment
rack bagian depan saling berhadapan dalam satu row di area dingin (cold aisle dengan
perforated floor tiles), dan bagian belakang saling berhadapan di dua row yang bersebelahan
(hot aisle dengan non-perforated tiles). Udara dingin keluar dari bawah melalui perforated
tile di area cold aisle masuk di bagian depan cabinets dan keluar dari bagian belakang cabinet
ke area hot aisle.
5. Susunan cabinets dalam pola row-based harus juga memperhatikan clearance jarak antar
row, jarak face-to-face bagian depan rack adalah 120 cm sementara jarak back-to-back
bagian belakang rack adalah 90 cm (atara 80 cm – 100cm).
6. Rekomendasi TIA dalam hal konfigurasi cold dan hot aisle dalam susunan rack cabinets
adalah menghindari pemasangan equipment dalam cabinet dengan side-to-side atau
bottom-top airflow. Front-back airflow adalah metode terbaik untuk konfigurasi cold/hot
aisle.

13.3 SYARAT DAN SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK

13.3.1 UTP Cable

1. UTP Cable harus Category 6 dan memenuhi atau melebihi karakteristik transmisi dari per
issue terbaru dari TIA standar untuk Category 6 untuk mendukung konektifitas hingga 10Gb/s
2. Cable berbentuk trunking pabrikan yang terdiri dari "6-jari, dengan konstruksi dual ended
UTP cable yang memiliki fitur Quick Ground untuk mempermudah pada waktu
menghubungkan ke panel ground (shielding)
3. Cable trunking memiliki nomor identifikasi yang unik untuk kebutuhan administatif
(inventory/tracing) dan terdapat breakout kit yang mempermudah dalam pengaturan cable
dan mencegah crossing.
4. Cable conductors harus memiliki ukuran 24 AWG copper twisted pairs insulated dengan
HDPE polymer.

88
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Cable harus memenuhi standart compliance; ANSI/TIA-568-B/C.2-10, IEEE802.3an


(10Gbase-T), IEEE 802.3af (PoE), IEEE 802.3at (PoE+), IEC 60603-7, UL Listed 1863 dan TIA-
968-A.

13.3.2 Patch Cord - RJ45 Plug

1. Pelaksana harus menyerahkan patch cord dengan RJ45 plugs untuk di gunakan pada
peralatan sentral, untuk menghubungkan port-port di Patch Panel dengan port-port
peralatan aktif (i.e. Swtch, Server etc.).
2. Semua patch cords harus pabrikan (factory assembled) termasuk patch cord dengan plug
RJ45 dilengkapi dengan protector di kedua ujungnya. Patch cord yang dibuat di lapangan
dengan crimping tool tidak diterima.
3. Semua Patch cord harus Categori 6A 4-pair, 24 AWG dengan kemampuan mendukung
konektifitas hingga 10Gb/s.
4. Patchcord memenuhi standart compliance; ANSI/TIA-568-B/C.2-10, IEEE802.3an (10Gbase-
T), IEEE 802.3af (PoE), IEEE 802.3at (PoE+), IEC 60603-7, UL Listed 1863 dan TIA-968-A.
5. RJ45 Plug harus memiliki maximum Voltage Rating - 150V AC. Dan memiliki fasilitas
grounding (shielded)
6. RJ45 Plug harus memiliki Dielectric Strength minimum 1000Volt RMS pada 60 Hz untuk
waktu 1 menit.
7. RJ45 Plug harus memiliki Insulation Resistance minimuml 500 mega-ohms dan harus memiliki
maximum Contact Resistance 10 milliohms.
8. RJ45 Plug harus memenuhi UL 94V-0 Flame Rating.

13.3.3 Patch Panel

1. Modular Patch Panel, memiliki fitur lepas-tancap pada faceplat memungkinkan pemasangan
Modular Jack dari depan atau belakang.
2. Dapat menerima Modular Jack RJ45 dengan snap in-out dengan mudah untuk pindah,
tambah atau ganti.
3. Angled patch panel, memberikan fasilitas kontrol yang lebih benar terhadap bend radius
untuk menghilangkan horizontal cable managers.
4. Patch Panel terbuat dari bahan baja ringan dengan finishing berwarna hitam atau metalik.
5. Tersedia dengan konfigurasi 48 port 1RU untuk memberikan pilihan yang flexible dalam hal
pemasangan di Rack yang lebih optimal.
6. Semua port panel bernomor, baik di bagian depan maupun belakang panel.

89
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

7. Memiliki space untuk labeling di bagian depan panel untuk memberi identifikasi setiap port.
Memungkinkan laser printable labels untuk identifikasi yang lebih jelas untuk mempermudah
network management
8. Compatible dengan standard EIA 19" racks

13.3.4 UTP Modular Jack

1. Modular Jack untuk digunakan di semua work area, dan harus memenuhi standar TIA/EIA -
568-B.2-1.
2. UTP modular jack harus Power Sum rated, dengan performa Power Sum NEXT sama atau
lebih baik dari spesifikasi performa pair-to-pair NEXT pada TIA/EIA Category 6
3. Harus memilki cap terminasi dengan color coded untuk memenuhi dan T568B T568C wiring
schemes.
4. Terminasi module untuk 4 pair 24AWG 100 ohm solid UTP harus diselesaikan dengan
menggunakan cap terminasi gerak maju, dan tidak perlu menggunakan puchdown tool.
5. UTP modular jack harus tersedia dengan dua konfigurasi wiring T568A-ISDN and T568B-ALT
dengan modul yang sama.
6. UTP modular jack dan seluruh komponennya harus memiliki sifat tidak cepat terbakar (fire-
retardant) UL 94V-0.
7. UTP modular jack harus memiliki tutup pelindung pada bagian belakang module untuk
memberikan perlindungan bagi konductor setelah terminasi.
8. UTP modular jack harus memilikiInsulation Resistance minimum 200 mega-ohms danContact
Resistance maximum 1 milliohm per contact.
9. UTP modular jack harus memenuhi FCC Part 68, Subpart Fdan IEC-60603-7.
10. UTP modular jack harus memiliki Current Rating maximum 1.5 amperes.
11. UTP modular jack harus memiliki Dielectric Strength 1000V RMS pada frekwensi 60 Hz
selama 1 menit.

13.3.5 Faceplate

1. Faceplate sebagai housing UTP modular jack menempatkan jack module nampak simetris di
tengah
2. Faceplate dapat mengakomodasi sampai dengan 2 modul port dengan formasi single gang
dan sampai dengan 4 module dengan formasi dual gang dan dilengkapi dengan penutup
(dust cover).
3. Faceplate menggunakan mounting screw yang tidak terlihat. dan harus memiliki aperture
plugs untuk penutup port yang tidak digunakan.

90
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Faceplate harus tersedia pilihan untuk dapat dipasang di adapter box in-bow atau outbow
dan memiliki rancangan akses dari depan untuk kemudahan waktu instalasi, atau kelak bila
ada penambahan, dipindah atau ada perubahan.
5. Faceplate harus memiliki fasilitas labeling dengan built-in labeling windows, untuk
menempatkan identifikasi outlet untuk kemudahan bagi network management.
6. Faceplate harus terbuat dari bahan plastik yang memiliki sifat yang tidak cepat terbakar dan
tersedia dalam beberapa warna; putih, abu-abu atau almond.

13.3.6 Patch Cable

1. Pelaksana harus menyerahkan patch cord dengan RJ45 plugs dilengkapi protektor di kedua
ujung kabel (factory assembled) untuk menghubungkan antara telecommunication outlets
(modular jack) dengan equipment (mis. PC, IP Telephone, Wireless dll.) di area kerja. Semua
patch cord harus tersedia dalam ukuran sekitar 3 m (8 feet) min.
2. Semua modular cord cable jackets harus tertera tanda tercetak setiap interfal 67 cm yang
menunjukkan kode kabel, AWG, UL, dan CSA.
3. Semua modular cord cable harus UL Listed dan CSA Certified seperti Type CMR dalam kaitan
dengan Bi-national Standard for Communications Cable UL 444/CSA Standard C22.2 No. 214-
94.
4. Semua modular cord cable harus 4 pair, 24 AWG UTP dengan kemampuan mendukung
transmisi diatas 300MHz pada Cat 6/6A class cabling system.
5. RJ45 Plug harus memenuhi syarat-syarat yang dikeluarkan TIA/EIA Category 6 standards,
ISO/IEC 11801, FCC Part 68 Subpart F, and IEC 603-7
6. RJ45 Plug harus memiliki maximum Voltage Rating - 150V AC.
7. RJ45 Plug harus memiliki Dielectric Strength minimum 1000Volt RMS pada 60 Hz untuk
waktu 1 menit.
8. RJ45 Plug harus memiliki Insulation Resistance minimuml 500 mega-ohms dan harus memiliki
maximum Contact Resistance 10 milliohms.
9. RJ45 Plug harus memenuhi UL 94V-0 Flame Rating.

13.3.7 Fiber Optic Cable

1. Merupakan MTP Fiber Optic Trunk untuk cabling antar rack di ruang data center, memiliki
12 core fiber di-terminasi menjadi 6 duplex LC.
2. Kabel Fiber assembly merupakan buatan pabrik untuk memberikan garansi optimal teradap
throughput channel
3. Kabel fiber mendukung konektifitas hingga 10Gb/s

91
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Kabel fiber optic yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat performa fiber optic
dalam standar TIA 568C, ISO 11801 dan ICEA-696. dan harus memenuhi atau melebihi semua
syarat-syarat performa untuk penggunaan seperti IEEE 802.3 untuk aplikasi Ethernet
termasuk penggunaan Ethernet 10Gigabit.
o Kabel Fiber Optic harus terdiri dari bahan di-electric dan terdiri dari 12 core, laser certified
50/125μm (OM3).

13.3.8 Fiber Optic Patch Cable

1. Fiber Optic Patch Cable harus teruji untuk mendukung kecepatan transmisi 10Gb/s dengan
panjang sambungan mencapai 300m pada sumber 850nm perstandard IEEE 802.3ae 10 GbE
2. Kabel dapat dikembangkan ke depan hingga 40Gb/s ataupun 100Gbs
3. Patch Cable memiliki performa melampaui semua syarat performa TIA/EIA-568-B.3
4. Insertion loss per koneksi: 0.10dB typical; 0.30dB maximum
5. Backward compatible untuk digunakan dengan semua persyaratan system 50/125μm.
6. Factory terminated dan 100% tested untuk insertion loss
7. Kontraktor harus menyerahkan fiber optic patch cord; LC plugs dengan ukuran panjang
standar atau ukuran panjang yang disesuaikan dengan kebutuhan, untuk menghubungkan
fiber optic enclosure ke peralatan aktif di panel distribusi dan untuk penggunaan Fiber
Channel di area distribusi peralatan.

13.3.9 Fiber Optic Patch Panel

1. Trays, drawers dan pre-loaded trays harus yang terbangun dari bahan baja.
2. Drawers harus memilki rear fiber clip pengontrol bend radius secara built-in dan label holder.
3. Trays and drawers harus memilki tutup yang dapat dibuka untuk memudahkan akses ke
splices dan cable storage.
4. Pre-loaded trays harus memilki patch panel yang dapat dilepas untuk akses ke bagian
belakang dari depan.
5. Fiber Optic Patch Panel terdiri dari Rackmount Enclosure dan snap-in Fiber Panel modul.
Fiber Optic Rack Mount Enclosure adalah 19-inch standard mounting racks dan dapat
menerima kabel dengan multiple trunk.
6. Fiber Optic rackmount enclosures harus berukuran tinggi 1U, 2U, 4U memiliki akses dari
depan dengan slides out drawer. Cable entry dapat dilakukan dari belakang atau dari
samping dan dilengkapi dengan clips pengatur bend radius.
7. Fiber Optic rackmount enclosures terpadu dengan snap-in Fiber Fiber Panel module, satu
enclosure 4U harus memilki kapasitas sampai dengan 12 module.

92
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

8. Dapat mengakomodasi hingga 72 fiber di dalam 1RU


9. Fiber Adapter harus dapat disambung dengan connector single mode atau multi mode fiber.
10. Fiber Adapter Panels berisi TIA/EIA-604 FOCIS compliant atau compatible simplex atau
duplex fiber optic adapters dan memenuhi atau melebihi stadar TIA/EIA-568-B.3.

13.3.10Fiber Optic Trunk Cable

1. Kedua sisi masing-masing harus terpasang satu konektor MTP PC, Sistem konektor Plug and
Play
2. Menggunakan tipe kabel Multimode 50/125 µm kelas OM4
3. Sistem konektivitas terdiri dari beberapa fiber
4. Jacket kabel menggunakan bahan Low Smoke Zero Halogen (LSZH), Karakteristik Jacket kabel
adalah zero halogen dan metal free
5. Terminasi pabrikan dan telah di test, dan harus memenuhi standar :
 Spesifikasi Geometrical konektor MPO/MTP adalah sesuai dengan standar IEC 61754-7
 Insertion Loss sesuai dengan IEC 61300-3-34 dengan max. IL ≤0.35dB dan min IL
≤.0.10dB
 Return Loss berdasarkan IEC 61300-3-6 dengan Return Loss ≥26dB
 Konektivitas metode A sesuai dengan TIA/EIA-568-C
6. Temperatur operasi antara -40°C to +70°C untuk konektor dan -20°C to +60°C untuk kabel
7. Bending radius untuk fiber minimum 60mm saat instalasi dan 30mm untuk operational
jangka panjang
8. Tensile maksimum sekitar 150N saat instalasi dan 80N untuk jangka panjang

13.3.11S/FTP Trunk Cable

1. Standarisasi kabel Category 6A sesuai dengan standar ISO/IEC 11801 ed. 2.2; IEC 61156-6; EN
50173-5; EN 50288-4-2.
2. Wiring diagram sesuai dengan standar EIA/TIA 568A
3. Setiap pair terbungkus dengan bahan AL/polyester foil dan juga untuk keseluruhan pair.
Kedua sisi harus terpasang dengan modul Cat. 6A shielded
4. Jacket kabel menggunakan bahan Low Smoke Zero Halogen (LSZH), Karakteristik Jacket kabel
adalah zero halogen dan metal free
5. Sistem Trunk dengan 6x4P kabel Cat. 6A dan bersarung dengan pembungkus ganda
6. Kabel instalasi memiliki resistansi 100 Ohm, Pair-shielded, sesuai untuk frekuensi transmisi
hingga 650 MHz

93
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

7. Low-smoke sesuai dengan IEC 61034, flame-retardant sesuai dengan IEC 60332-1 dan
halogen-free sesuai dengan IEC 60754-2

13.3.12Fiber Optic Patch Cord

1. Kesua sisi terpasang dengan konektor LC-Duplex sesuai dengan IEC 61754-20.
2. Kualifikasi konektor sesuai dengan IEC 61753-1 untuk kategori U (uncontrolled environment)
3. Performance sesuai dengan IEC 61753-1; Insertion loss (IL) Grade M untuk 100% spesimen
yang telah diuji: ≤ 0.75 dB / typical ≤ 0.35 dB sesuai dengan IEC61300-3-34; Return loss (RL)
Grade 4: ≥ 26 dB sesuai dengan IEC61300-3-6
4. Jacket kabel menggunakan material Low Smoke Zero Halogen, zero halogen dan metal free
5. Standar mekanikal mengikuti :
 Mating Durability sesuai dengan IEC61300-2-2
 Cable dan Fiber (pigtail) Retention sesuai dengan IEC61300-2-4
 Vibration sesuai dengan IEC61300-2-1
 Repeated bending patch cable dan pigtail sesuai dengan IEC60794-1-E6
 Drop sesuai dengan IEC61300-2-12
 Static side load patch cords dan pigtail sesuai dengan IEC61300-2-42
6. Climatic Class sesuai dengan IEC61300-2-17 (Cold); IEC61300-2-18(Dry Heat); IEC 61300-2-22
(Change of Temperature)
7. Long Term Endurance sesuai dengan IEC61300-2-18 (Heat resistance) dan IEC61300-2-19
(Damp heat)
8. Fiber memenuhi persyaratan IEC 60793-2-10 Category A1a.2; ITU Recommendation G.651;
TIA/EIA-492AAAC
9. Metode pengujian sesuai dengan standar IEC 60793-1-XX:2002; EN 60793-1-XX:2002; FOTP-
220 (DMD)

13.3.13S/FTP Patch Cord

1. Memenuhi persyaratan Cat.6A ISO, Class EA (500 MHz): ISO/IEC 11801 ed. 2.2
2. Memenuhi persyaratan Category 6A ISO standard ISO/IEC 11801 ed. 2.2: June 2011, EN
50173-1: May 2011, sesuai standard ANSI/TIA/EIA 568-C.2; dan memenuhi standar
komponen Cat.6A ISO: IEC 60603-7-51
3. Kedua sisi terpasang konektor RJ45 yang memenuhi komponen standard Cat.6A ISO: IEC
60603-7-51 RJ45 category 6A ISO (500MHz), shielded
4. Memenuhi untuk aplikasi 10GBase-T sesuai dengan IEEE 802.3an up to 500 MHz.

94
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Material jacket kabel menggunakan Low-smoke sesuai dengan IEC 61034, flame-retardant
sesuai dengan IEC 60332-3C dan halogen-free sesuai dengan IEC 60754-1. Halogen-free dan
heavy-metal-free sesuai dengan EU directives RoHS dan WEEE.
6. Dapat mengakomodasi color coding dan mechanical coding "Easy Latch", "Data Safe Lock"
dan"Safe-Clip". Strain-relief function sesuai dengan TIA/EIA 568-C. 

13.3.14MPO Module HD

1. Didesain untuk 19” 1U High Density (HD) Patch Panel


2. MPO MPO Modul HD bagian depan terisi dengan 12 adapter (split sleeve ceramic) LC-Duplex,
dibagian belakang terpasang dengan dua adapter MTP12-male (type A), dengan 12-facer fan-
outs, Multi Mode 50 μm OM4, assembly class sesuai dengan standar IEC 61753-1
3. Pengkabelan dalam modul adalah straight, key up to key down (sesuai dengan methode A
dari standard TIA 568-C)
4. Spesifikasi Geometrical dari konektor MPO (MTP) sesuai dengan standard IEC 61754-Slide-in
unit, labeling strips, radius limiter radius 30 mm dan hold-down cross, fully populated, panel
plastic depan menampilkan nomor per port, sistem locking dan unlocking bias tanpa alat dan
menjadi opsi untuk pelabelan sendiri
5. Optical performance dari modul MPO sesuai dengan IEC 613000-3-34 (Insertion Loss) dan IEC
61300-3-6 (Return Loss)

MPO Front

Insertion Loss
Median ≤ 0,20 dB ≤ 0,15 dB
Max ≤ 0,60 dB ≤ 0,50 dB

Return Loss ≤ 26 dB ≤ 35 dB

6. Optical performance dari konektor sesuai dengan standard IEC 61753-1

Optical performance IL Grade A* Grade B Grade C Grade D Grade M

Insertion loss (IL) 97% ≤ 0.15dB ≤ 0.25dB ≤ 0.50dB ≤ 1.00dB ≤ 0.75dB

IEC61300-3-34 (100%)

Insertion loss (IL) typical value ≤ 0.07dB ≤ 0.12dB ≤ 0.25dB ≤ 0.50dB ≤ 0.35dB

IEC61300-3-34

95
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Grade-A* is not fully defined yet in IEC 61753-1.

Optical performance RL Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Grade 5

Return loss (RL) ≥ 60dB gesteckt ≥ 45dB ≥ 35dB ≥ 26dB ≥ 20dB

IEC61300-3-6 ≥ 55dB gegen Luft

7. Mechanical Standard memenuhi :


 Mating Durability sesuai dengan standard IEC61300-2-2
 Cable dan Fiber (pigtail) Retention sesuai dengan standard IEC61300-2-4
 Vibrasi sesuai dengan standard IEC61300-2-1
 Repeated bending untuk patch cable dan pigtail sesuai dengan standard IEC60794-1-E6
 Drop sesuai dengan standard IEC61300-2-12
 Static side load patch cords and pigtail sesuai dengan standard IEC61300-2-42
8. Climatic Class sesuai dengan standard IEC61300-2-17 (Cold); IEC61300-2-18(Dry Heat); IEC
61300-2-22 (Change of Temperature)
9. Long Term Endurance sesuai dengan standard IEC61300-2-18 (Heat resistance) dan standard
IEC61300-2-19 (Damp heat)
10. Material Sleeve pada adapter menggunakan ceramic dengan 0.2dB insertion loss sesuai
dengan standard IEC61300-3-4 2 Adapter dikencangkan dengan metode snap-in.

13.3.1519” 1U HD Patch Panel

1. Modular patch panel dengan cable tie shelf terintegrasi, dapat mengakomodir hingga empat
connection module holders HD Panel shielded / unshielded, in plastic (PC), fiberglass-
reinforced, halogen-free, installation-friendly (teknik snap-and-go), dilengkapi dengan sistem
grounding dan opsi blind cover.
2. Didesain untuk mengakomodir sistem keamanan HD, dengan konsep proteksi 2 level
3. Opsi labeling strips, fastening kit, penomoran port terintegrasi, sistem locking dan unlocking
tanpa alat.
4. Didesain dengan flexible penuh untuk mengakomodir hingga 48 connection module
shielded/unshielded RJ45 Cat. 6A ISO, LC and MPO
5. Support untuk sistem High Density security
6. Memenuhi standar ISO/IEC 11801 Edisi ke2. Amandemen 2:2010 Information technology —
Generic cabling for customer premises IEC 60512-25-9, Paragraph 7 Connectors for
electronic equipment - Tests and measurements, Alien NEXT

96
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

13.3.16Module Holder

1. Untuk dipasang pada patch panel 19" 1U HD Basic dan HD, shielded
2. Port sudah diberi nomor urut dari 1 sampai dengan 24
3. Module didesain dengan sistem grounding otomatis yang dihubungkan dengan
menggunakan spring contacts
4. Didesain untuk mengakomodir sistem keamanan HD dengan konsep proteksi 2 level
5. Opsi labeling strips, penomoran port terintegrasi, sistem locking dan unlocking tanpa alat,
cable tie guide, terbuat dari plastic (PC), halogen-free.
6. Dengan kapasitas hingga 6 koneksi module RJ45 Category 6A ISO shielded, Class EA untuk
membangun channel transmisi hingga 4 plug koneksi.
7. Modul memungkinkan untuk dipisahkan dan digantikan dengan blank module untuk port
yang kosong

13.3.17Cable Tray

1. Kontraktor dapat menggunakan Cable Tray, sebagai perlengkapan yang digunakan untuk
jalur pemasangan kabel agar aman dan terlihat rapih. Cable tray bisa berbentuk Wire mesh,
atau ladder berbentuk tangga tersedia tipe U (SLU) tipe Heavy Duty (SLHD). Tray system
harus dipasang dibawah ceiling, diatas rack peralatan.
2. Kabel tray harus dalam sistem modular terdiri dari modul dasar tray, fitting dan aksesoris.
Setiap modular harus dibuat dari bahan baja ringan dan hot dip galvanis 60 mikron. Tersedia
pilihan untuk menggunakan modular siku 90 derajat, T joint dan double T. T joint digunakan
untuk perubahan arah kabel horisontal.
3. Standar panjang tray adalah dalam ukuran meter (2.0, 2.5, atau 3.0m) dengan berbagai
ukuran lebar/tinggi; 200x100mm – 300x100mm – 500x100mm.
4. Cable tray memiliki beban maksimum, yang harus ditetapkan sesuai dengan peringkat beban
yang sering digunakan dan dapat diterima menurut NEMA VE-1 /CSA C22.2 No 126,1-02
termasuk kode dan standar terakhir dari Electromechanical International Commission (IEC),
British Standard Institution (BSI), NEMA, ASTM, ISO dan National Fire Protection Association
(NFPA).

13.3.18Fiber Optic Pathway

1. Trunking dan routing yang dikhususkan untuk cabling Fiber optic.


2. Dapat menggunakan routing system yang terdiri dari; ductting, fittings, dan brackets yang
dirancang untuk memisahkan jalur dan proteksi fiber optic cabling dengan copper wire
cabling.
3. Tray untuk Fibre Optic cable menggunakan Fiber Duct Raceway ukuran lebar; 220x100mm.

97
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Routing harus dapat mempertahankan minimum 2" bend radius untuk mencegah signal loss
yang disebabkan tekukan cable yang berlebihan.
5. Semua kelengkapan brackets harus tersedia untuk menyambung rangkaian komponen
system ke ladder, tray, rod gantungan atau ke equipment racks
6. Menggunakan desain solid, compact, sistem mounting snap on, fitur T-slot, toll free clip pada
cover main duct, toolless, struktur modular, installation friendly
7. Material memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Menggunakan bahan PC/ABS
 Halogen free sesuai dengan RoHS
 Heat resistance, flame-retardant sesuai dengan UL94/V0
 Material disetujui oleh UL2024 & Reach
 Tidak ada pengaruh elektrikal, dengan kekuatan dielektrik yang baik
 Struktur kekuatan dan stabilitas yang tinggi
 Tahan terhadap cuaca dan pengaruh lain seperti alcohol, water, oil, salt
 Self-extinguishing plastic
 Semua bagian logam harus tahan terhadap korosi
8. Panjang duct utama max 2 meter
9. Pemasangan drop outlet tanpa memerlukan cut out
10. Tersedia mounting kit untuk menjaga kestabilan
11. Setiap komponen didesain dengan minimum bending radius 30mm
12. Sistem raceway merupakan proteksi kelas IP20 sesuai dengan EN 60529
13. Sistem raceway harus tahan terhadap kondisi suhu berikut tanpa tanpa kerusakan
karakteristiknya :
 Storage temperature range -40° up to +70°C
 Installing temperature range 0° up to +40°C
 Operating temperature range -40° up to +70°C

13.3.19Server Rack

1. Rack standard 42U, 600 x 1070 mm,


2. Memiliki perforated front dan rear door dengan engsel yang bisa dipasang kiri atau kanan.
3. Pintu belakang perforated, dua pintu(split) dengan bukaan di tengah untuk dapat
mengurangi ruang buka
4. Pintu depan dan pintu belakang dan panel samping semua dilengkapi dengan kunci.
5. Memenuhi standar EIA-310-D

98
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

13.3.20Network Rack

1. Rack standard 42U memiliki dimensi : (L xD):800 x 1100 mm atau 750 x 1100 mm
2. Pintu depan dan belakang perforated lebih dari 60% full honeycomb structure, untuk
sirkulasi pendinginan. Pintu belakang memiliki dua pintu(split) dengan bukaan di tengah
untuk dapat memperpendek ruang buka.
3. Dilengkapi dengan Vertical Manager dengan large cable entry di kedua sisi kiri dan kanan
memiliki slot yang dapat berfungsi mengatur patch cable berujung pada posisi panjang yang
rata
4. Memenuhi standar EIA-310-D
5. Rack memenuhi UL listed untuk beban 1000 kg.

13.3.21Network Switch 1

1. Memiliki port 12 GE SFP port dan memiliki 4 optional uplink network modules dengan GE
atau 10GE ports
2. Memiliki kapasitas 160Gbps switching bandwith dan 35.7 Mpps forwarding rate
3. Memiliki dual redundant, modular power supply dan fan
4. Kemampuan Media Access Control Security (MACsec) dengan encrypsi berbasis hardware
5. Flexible NetFlow dan switch-to-switch hardware encryption dengan Service Module
6. Kemampuan Open Shortest Path First (OSPF) untuk routed access pada IP Base image
7. Kemampuan IPv4 dan IPv6 routing, Multicast routing, advanced quality of service (QoS), dan
security features pada hardware
8. Memilki port USB Tipe-A dan Tipe-B masing-masing untuk storage dan consul dan port out-
of-band Ethernet management.
9. Memiliki teknologi StackPower™, sebuah fitur inovatif dan pertama di industri untuk berbagi
daya antar stack
10. Memiliki teknologi StackWise Plus untuk kemudahan penggunaan dan ketahanan dengan 64
Gbps throughput.

13.3.22Network Switch 2

1. Memiliki port 48 10/100/1000 dengan PoE dan 4 optional uplink network modules dengan
GE atau 10GE ports
2. Memiliki kapasitas 160Gbps switching bandwith dan 101.2Mpps forwarding rate
3. Memiliki PoE+ dengan 30W power pada semua ports dalam 1 rack unit (RU) form factor
4. Memiliki dual redundant, modular power supply dan fan

99
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Kemampuan Media Access Control Security (MACsec) dengan encrypsi berbasis hardware
6. Flexible NetFlow dan switch-to-switch hardware encryption dengan Service Module
7. Kemampuan Open Shortest Path First (OSPF) untuk routed access pada IP Base image
8. Kemampuan IPv4 dan IPv6 routing, Multicast routing, advanced quality of service (QoS), dan
security features pada hardware
9. Enhanced EnergyWise untuk optimasi biaya operasional dengan mengukur konsumsi daya
aktual perangkat PoE, reporting, dan pengurangan konsumsi energy di seluruh jaringan.
10. Memilki port USB Tipe-A dan Tipe-B masing-masing untuk storage dan consul dan port out-
of-band Ethernet management.

13.3.23Network Switch 3

1. Memiliki port 24 10/100/1000 dengan PoE dan 4 optional uplink network modules dengan
GE atau 10GE ports
2. Memiliki kapasitas 160Gbps switching bandwith dan 65.5 kapasitas 160Gbps switching
bandwith dan 101.2Mpps forwarding rate Mpps forwarding rate
3. Memiliki PoE+ dengan 30W power pada semua ports dalam 1 rack unit (RU) form factor
4. Memiliki dual redundant, modular power supply dan fan
5. Kemampuan Media Access Control Security (MACsec) dengan encrypsi berbasis hardware
6. Flexible NetFlow dan switch-to-switch hardware encryption dengan Service Module
7. Kemampuan Open Shortest Path First (OSPF) untuk routed access pada IP Base image
8. Kemampuan IPv4 dan IPv6 routing, Multicast routing, advanced quality of service (QoS), dan
security features pada hardware
9. Enhanced EnergyWise untuk optimasi biaya operasional dengan mengukur konsumsi daya
aktual perangkat PoE, reporting, dan pengurangan konsumsi energy di seluruh jaringan.
10. Memilki port USB Tipe-A dan Tipe-B masing-masing untuk storage dan consul dan port out-
of-band Ethernet management.

100
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

14 FIRE SUPPRESSION SYSTEM NOVEC 1230 (LT 9) & FM-


200 (LT 8)

14.1 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

14.1.1 Peraturan Teknis

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan seperti tercantum dibawah


ini :
a. Peraturan-peraturan Umum (Algemene Voorwarden) disingkat A.V.
b. Persyaratan  Umum  Bahan  Bangunan  di   Indonesia (PUBI-1982), DPMB.
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1991) atau
d. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, (SKSNI T-15-
1991-03).
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5/1961).
f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983).
g. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI-1983).
h. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung (PPTGIUG-1981).
i. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah
dan Gedung (SKBI 2362-1986) yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum,
j. Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja
dan Kesehatan Kerja.
k. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980).
l. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini terdapat kelainan/ penyimpangan
terhadap peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) diatas, maka
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini yang mengikat.

14.1.2 Pemakaian Umum

1. Kontraktor tetap bertanggungjawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum


dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar Kerja berikut tambahan dan
perubahannya.

101
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun


bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya di dalam Rencana Kerja dan Syarat serta Gambar Kerja dalam
pelaksanaan.
3. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakan- nya setelah
ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas atau Direksi.
4. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggungjawab Kontraktor, oleh karenanya Kontraktor diwajibkan mengadakan pemeriksaan
secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.

14.1.3 Kondisi Lapangan

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus benar-benar memahami kondisi/keadaan


lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
2. Kontraktor harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja,
penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan
berlangsung.
3. Kontraktor harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan
agenda-agenda dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

14.1.4 Kebersihan dan Ketertiban

1. Selama berlangsungnya pembangunan, gudang dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan
harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
2. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Konsultan Pengawas atau Direksi memberi
perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan Kontraktor harus menanggung seluruh
akibatnya.
3. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di alam
bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan
pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan serta penelitian
bahan-bahan oleh Konsultan Pengawas/Direksi maupun oleh Pemberi Tugas.
4. Para pekerja Kontraktor tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan Pengawas atau Direksi.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali ijin Konsultan Pengawas atau Direksi.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minum, rokok dan sebagainya
ketempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.

102
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas atau
Pengelola Teknis Proyek (PTP) pada waktu pelaksanaan.

14.1.5 Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang

1. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material, maka hal ini
dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam
perencanaan dan untuk menunjukkan material/bahan yang digunakan dan untuk
mempermudah Kontraktor mencari barang tersebut.
2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu
bahan/barang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas yang telah dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan Konsultan Perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta Gambar
Kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor yang
harus mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui Konsultan
Pengawas/Direksi.
3. Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas biaya
Kontraktor, setelah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi, harus dinilai bahwa material
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah memenuhi syarat
spesifikasi teknis perencanaan.
4. Contoh material tersebut, disimpan osleh Konsultan Pengawas, Pengelola Teknis Proyek atau
Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai
tidak sesuai kualitas, sifat maupun spesifikasi teknisnya.
5. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor harus sudah memasukkan sejauh keperluan
biaya untuk pengujian berbagai material. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian material yang tidak memenuhi syarat atas
Perintah Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

14.1.6 Perbedaan Dalam Dokumen Lampiran Kontrak

1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat ini,
maka Kontraktor harus menanyakannya secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
Kontraktor harus mentaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan
ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dari gambar-gambar,
tapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau Dokumen yang berlainan
dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini, maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai biaya yang
tinggi.

103
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Apabila terdapat perbedaan antara :


a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai acuan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan
dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar arsitektur dengan gambar sanitasi, maka yang dipakai sebagai acuan dalam
ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar sanitasi, sedangkan untuk ukuran
fungsional adalah Gambar Arsitektur.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai acuan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran kualitas dan bahan
adalah gambar elektrikal.

14.1.7 Gambar Kerja (Shop Drawing)

1. Jika terdapat kekurangjelasan dalam gambar kerja, atau diperlukan gambar


tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan Kontraktor melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor harus membuat
gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga). Gambar tersebut atas biaya Kontraktor dan
harus disetujui Konsultan Pengawas.
2. Gambar kerja hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas,
dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Perencana dan Konsultan Pengawas.
3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Pemberi Tugas atau konsultan, yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar
kerja dan gambar perubahan rencana.
4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.

14.1.8 Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)

1. Termasuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau Konsultan, maka Kontraktor harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli)
yang biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.

14.2 URAIAN UMUM DAN SCOPE PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan


1. Pekerjaan Novec 1230 (Lanai 9) & FM-200 (Lantai 8) Fire Suppression System.

104
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Pemborong harus menyelenggarakan seluruh pekerjaan termasuk mendatangkan semua


bahan-bahan yang diperlukan, pemasangan sampai pembersihan halaman setelah selesai
dengan pembangunan.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek, syarat-syarat
detail, serta tunduk kepada pemerintah Konsultan Pengawas sebagai wakil Direksi.
4. Pemborong harus menyediakan peralatan yang cukup dan memadai sesuai dengan
kebutuhan dan besarnya proyek.
5. Pemborongan harus menyediakan tenaga ahli untuk pelaksanaan lapangan yang cakap dan
memadai sesuai besarnya proyek.

14.3 PENDAHULUAN

1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan instalasi Sistim Pemadam Kebakaran (Fire Suppression Systems) yang terdiri
dari Fire Alarm System, Novec 1230 dan FM-200 Fire Suppression System dengan
berdasarkan pada standar-standar yang berlaku yang meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai ke site, pemasangan, penyimpanan,
transportasi, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan jaminan.
2. Desain systems Novec 1230 & FM-200 harus mengacu pada standar sebagai berikut :
 NFPA 2001 = Clean Agent Fire Suppression Systems
 NFPA 70 = National Electric Code
 NFPA 72 = National Fire Alarm Code
 UL 2166
 UL 264
 Factory Mutual (FM) Approval Guide
3. Hydraulic Flow Calculation harus dihitung untuk pekerjaan Fire Suppression System ini.
Hydraulic Flow Calculation wajib disertakan.
4. Untuk kesempurnaan sistim, kontraktor wajib memperbaiki atau menambah peralatan, bila
diperlukan di dalam kelengkapan sistim walaupun tidak tergambar atau disebutkan. Semua
pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur / ditentukan kemudian untuk dapat
dibedakan dari instalasi lain.
5. Setiap kontraktor wajib menyertakan Surat Dukungan dari Principle atau dari Distributor
Resmi yang ditunjuk di Indonesia untuk Produk Novec 1230 & FM-200 beserta Alat
Penginderaan Api yang akan dipasang

14.4 URAIAN SISTIM PROTEKSI KEBAKARAN

1. Sistim Proteksi Kebakaran yang akan dipasang terdiri dari 2 sistim yang saling terkait :
 Fire Alarm & Novec 1230
 Fire Alarm & FM-200

105
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Fire Alarm ialah sistem pendeteksian kebakaran menngunakan detector. Apablia terjadi
kebakaran maka dilakukan pemberitahuan berupa audio maupun visual agar dilakukan
evakuasi manusia.
3. Novec 1230 & FM-200 Fire Suppression systems merupakan gas pemadam yang bekerja
secara otomatis dengan menggunankan susunan kimia yang bebas halon, ramah lingkungan,
tidak menghantarkan arus listrik, tidak boleh meninggalkan residu, tidak merusak peralatan,
tidak menimbulkan karat dan tidak berbahaya bagi manusia.
4. Gas yang digunakan adalah :
a. Gas Novec 1230 atau C6 Fluoroketone - CF3CF2C(O)CF(CF3)2, diproduksi oleh 3M
b. Gas FM-200 atau Heptafluoropropane - CF 3CHFCF3, senyawa kimia yang terdiri dari
Carbon, Fluorine dan Hydrogen dan diproduksi oleh Dupont
5. Sistim Proteksi Kebakaran terdiri dari peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Intelligent Fire Alarm Control Panel
b. Intelligent VIEW Laser Smoke Detector
c. Intelligent Photoelectric Smoke Detector
d. Manual Pull Station c/w Abort Switch
e. Alarm Bell
f. Horn c/w Strobe Light
g. Novec 1230 Cylinder yang diisi dengan gas Novec 1230 sesuai RAB (Lantai 9)
h. FM-200 Cylinder yang diisi dengan gas FM-200 sesuai RAB (Lantai 8)
i. Discharge Pressure Switch
j. Discharge Nozzle
k. Electrical Solenoid Actuator
l. Manual Actuator
m. Dan lain lain sesuai dengan sistim

14.5 URAIAN PEKERJAAN INSTALASI Novec 1230 & FM-200

1. Melaksanakan instalasi pemipaan Gas Novec 1230 & FM-200 mulai dari Cylinder Novec 1230
& FM-200 sampai dengan Discharge Nozzle lengkap dengan fitting, hanger, dan lain-lain alat
bantu sesuai gambar rencana dan kelengkapan sistim sesuai standar yang disebutkan.
2. Melaksanakan instalasi pengabelan detector sesuai gambar rencana lengkap pipa, hanger,
conduit kabel dan lain-lain.
3. Melaksanakan instalasi kabel kontrol ke electrical solenoid actuator pada Cylinder Novec
1230 & FM-200

106
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Membuat gambar kerja, menghitung kapasitas/volume kebutuhan gas untuk ruangan yang
diproteksi dengan melampirkan data perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan
secara sistim sesuai dengan Hydraulic Calculation Flow Program dan menyerahkan gambar
revisi.
5. Pelaksanakan pengetesan keseluruhan sistim.
6. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual.
7. Melaksanakan masa pemeliharaan dan memberikan masa jaminan.
8. Melatih operator pemilik bangunan.

14.6 SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN

14.6.1 Kabel dan Konduit

1. Kabel :
a. Inti kabel tembaga
b. Jenis kabel NYA ukuran 1,5mm untuk signal
c. Untuk instalasi detector menggunakan kabel twisted shielded 18 AWG
d. Produksi Belden, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka atau Supreme.
2. Pipa Conduit : PVC High Impact lengkap dengan fitting-fittingnya untuk dalam bangunan dan
galvanized steel pipe untuk dalam tanah.
3. Pipa untuk gas dan fitting
a. Bahan Pipa :
i. Non combustible material
ii. Black Steel Pipe sch. 40 Seamless ASTM A-53
iii. Dicat Merah
b. Fitting :
i. Bahan sesuai pipa yang digunakan
ii. Merk : EGA, CLIPSAL atau setara

14.6.2 Novec 1230 & FM-200 Cylinder dan Aksesoris

1. Cylinder berfungsi sebagai media untuk menyimpan Gas Novec 1230 dan juga Gas FM-200
yang dilengkapi dengan Pressure Gauge yang menyatu dengan Valve Cylinder agar kondisi
tekanan didalam Cylinder dapat termonitor dengan baik. Cylinder yang digunakan harus yang
berstandar DOT.

107
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Cylinder dilengkapi dengan cylinder bracket yang berfungsi untuk mengikat cylinder ke
dinding sehingga pada waktu discharge, cylinder tidak bergerak. Tiap cylinder terdapat name
plate yang berisi informasi berat kosong, berat Novec 1230 & FM-200 dan berat keseluruhan.
3. Standar Cylinder : UL/FM
4. Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
a. Electrical Solenoid Actuator, berfungsi untuk membuka Valve Cylinder pada saat
menerima signal dari Control Panel. Jenis yang digunakan adalah Resetable Electrical
Solenoid (dapat digunakan berulang-ulang) dan pada saat pengujian dapat dilihat
dengan mata secara langsung apakah actuator tersebut bekerja atau tidak.
b. Standar : UL/FM
5. Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
a. Discharge Hose, untuk memudahkan dalam pemasangan dan pelepasan cylinder Novec
1230 & FM-200 dari pemipaan, baik saat instalasi maupun saat pemeliharaan.
b. Standar : UL/FM
6. Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
a. Discharge Pressure Switch, dipasang pada jalur pemipaan dan akan aktif bila gas Novec
1230 dan FM-200 disemburkan. Discharge Pressure Switch akan mengirim signal ke
Control Panel dan mengaktifkan Lampu Gas Discharged Sign yang terpasang di luar
ruangan
b. Standar : UL/FM
c. Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX

14.6.3 Gas Novec 1230 & FM-200

1. Pemakaian Gas Novec untuk Ruang Data Center (Lantai 9) dan Gas FM-200 untuk Ruangan
Battery (Lantai 8)
2. Jumlah gas yang diisikan kedalam tabung harus sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan
dengan minimum Konsentrasi Gas Novec 1230 sebesar 4,7% dan untuk Gas FM-200
Konsentrasi sebesar 7% sesuai Standard NFPA 2001, 2012th Edition
3. Pengisian ke dalam tabung ditekan dengan Nitrogen sampai dengan tekanan 360 PSI.
4. Gas Novec Diproduksi oleh 3M
5. Gas FM-200 Diproduksi oleh Dupont
6. Standar UL/FM

14.6.4 Discharge Nozzle

1. Bahan yang digunakan adalah corrosion resistant metal (Brass)

108
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

2. Ukuran dan orrice nozzle yang digunakan harus sesuai dengan perhitungan Hydraulic
Calculation Flow Program.
3. Discharge Nozzle harus mempunyai kemampuan Discover Coverage Area Minimal 1.600
Square Feet dan harus disertai dengan pernyataan resmi yang berasal dari FM Approvals
untuk System Novec 1230
4. Standar : UL/FM
5. Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX

14.6.5 Releasing Control Panel

Jenis Control Panel yang digunakan adalah Intelligent Full Addressable Control Panel dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1. 1 Loop mempunyai kapasitas 159 Intelligent Detectors dan 159 Modules Total 318 Address
dan mempunyai kemampuan memproteksi mulai dari 1 sampai 10 Ruangan berbeda untuk
Releasing Control Fire Suppression System tergantung jumlah Area Beresiko yang ingin
diproteksi
2. Untuk pemrograman bisa langsung dilakukan di Panel (Auto Program) tidak memerlukan
Hanheld Electreonic Programming atau Dongle Key khusus
3. Bisa melakukan pergantian peralatan / spare part tipe lama untuk dikoneksi dengan
peralatan tipe terkini / Up to date (Backward Capability)
4. Layar monitor LCD dengan 80 character alphanumeric
5. Bisa menyimpan Event kejadian sampai dengan 800 kejadian / history
6. Dilengkapi dengan battery back up selama 24 jam
7. Dapat terkoneksi dengan Releasing Control Panel lainnya (Network) dan membaca setiap
kejadian pada Releasing Control Panel lainnya (Optional)
8. Harus dapat terkoneksi dengan Monitoring CPU melalui NUP (Optional)
9. Harus dapat terkoneksi dengan Internet & LAN melalui Internet Interface Module (Optional)
sehingga bisa dimonitor pada remote area (melalui IP Based)
10. Standar UL/FM
11. Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL

14.6.6 Photoelectric dikombinasikan dengan Laser VIEW Smoke Detector

1. Jenis yang digunakan adalah Intelligent Detector


2. Tegangan 24VDC
3. Dilengkapi dengan Drift Compensation untuk penyesuaian sensitivitas

109
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

4. Penamaan alamat detector dengan Wheel Code bukan dengan Handheld Electronic
Programing ataupun Dip Switch
5. Standar UL/FM
6. Mempunyai kemampuan sensitifitas terhadap asap yang bisa disesuaikan antara 2.00%
sampai 0.02%/foot obscuration untuk Laser VIEW Smoke Detector
7. Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL

14.6.7 Alarm Notification

1. Alarm Bell dipasang di luar ruangan yang diproteksi untuk memperingati orang yang berada
di dalam maupun luar ruangan. Bekerja di Tegangan 24 VDC. Bekerja pada saat 1 Detector
Aktif sehingga orang yang berada di sekitar ruangan bisa sigap terhadap adanya bahaya
kebakaran dan bila api / asap masih kecil bisa melakukan tindakan pencegahan dengan
menggunakan APAR yang ber-mediakan Gas.
a. Standar : UL/FM
b. Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL
2. Horn c/w Strobe Light dipasang di luar ruangan yang diproteksi untuk memperingati orang
yang berada di dalam ruangan untuk segera meninggalkan ruangan maupun orang yang
berada luar ruangan untuk tidak memasuki ruangan yang diproteksi. Bekerja di Tegangan
24VDC. Bekerja pada saat terjadi 2 Detector Aktif dan akan terjadi penyemprotan Gas FM-
200 setelah Delay Timer selesai, Delay Timer bisa diatur 0 sampai 60 detik.
a. Standar UL/FM
b. Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL

14.6.8 Warning Light

1. Harus berwarna merah dan bertuliskan “Evacuate Area Immediately” untuk yang dipasang
didalam ruangan yang diproteksi Novec 1230 & FM-200 dan “ Do Not Enter atau Gas
Discharged ” untuk yang dipasang di luar ruangan yang diproteksi.
2. Bekerja pada tegangan 24VDC
3. Merk : APEX, Local

14.6.9 Manual Release Station lengkap dengan Abort Switch

1. Menggunakan jenis Double Action dan berwarna merah. Kontak listrik akan bekerja apabila
tuas ditekan dan ditarik kebawah. Untuk mereset harus digunakan kunci.
2. Type Break Glass tidak diijinkan.
3. Abort Swicth

110
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

a. Pada saat abort switch ditekan maka akan menahan delay time pada saat Gas Novec
1230 atau FM-200 akan disemburkan.
b. Standar : UL/FM.
c. Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL.

14.7 SPESIFIKASI PEMASANGAN

1. Pemasangan Instalasi Pengabelan


a. Pada daerah dengan plafon instalasi diklem kepelat beton atau digantung memakai
hanger tersendiri setiap jarak 100cm memakai pelindung pipa lengkap dengan fitting
fittingnya.
b. Dibawah plafon instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding tembok memakai
pelindung pipa lengkap dengan fitting-fittingnya.
c. Pada pemasangan dekat plafon tidak mengganggu jalannya crane dan jalurnya.
2. Pemasangan Pipa Gas Novec 1230 & FM-200
a. Pada daerah plafon instalasi pemipaan digantung memakai hanger dan diklem dengan
cukup kuat untuk menahan pipa.
b. Diraise floor dipasang instalasi pemipaan yang cukup kuat berikut supportnya.
c. Cara pemasangan hanger adalah sebagai berikut :
i. Jarak maksimum 3 meter untuk diameter < 1-1/4”
ii. Jarak maksimum 4 meter untuk diameter > 1-1/2”
iii. Pada saat konsentrasi beban (fitting, valves, Nozzle) jarak maksimum antara hanger
dan nozzle pada pipa adalah sebagai berikut : pipa 25mm-90cm, pipa 32 mm – 120
cm. Bila jarak maksimum ini terlampaui harus ditambah hanger.
3. Penyambungan Pipa Novec 1230 & FM-200
a. Penyambungan pipa dengan Screwed
b. Penyambungan pipa harus watertight
c. Semua fitting harus menggunakan type khusus untuk sambungan screwed sesuai dengan
ukuran pipa yang dimaksud.
d. Sesudah pipa selesai dipasang harus dicat finishing warna merah
e. Sebelum nozzle dan peralatan lain dipasang pipa harus dibersihkan.
4. Pemasangan Peralatan
Discharge Nozzle dipasang rata dengan ceiling
a. Smoke detector lengkap dengan pengabelan, dipasang rata dengan jumlah sesuai
gambar rencana. Pemasangan kabel harus rapi dan tidak terlihat

111
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

b. Cylinder, pemasangan cylinder harus diklem kuat ke tembok, bila tembok kurang kuat
maka harus ditambah support.
5. Control Panel
Posisi control panel dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
6. Manual Release Station c/w Abort Switch
Dipasang dekat pintu masuk pada daerah yang dilindungi. Peletakan setinggi 150cm dari
lantai, mudah terlihat dan dicapai.
7. Warning Light
a. Diletakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
b. Catatan :
i. Semua sistim yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih dahulu
untuk disetujui Manajemen Konstruksi atau Pengawas yang ditunjuk.
ii. Peralatan yang akan dipasang harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Manajemen Kontruksi atau pengawas yang ditunjuk.

14.8 TESTING

1. Pelaksanaan testing harus disaksikan oleh Manajemen Kontruksi atau Pengawas Lapangan di
buat berita acara pengujian.
2. Semua peralatan dan bahan testing disediakan oleh Kontraktor
3. Pengetesan untuk setiap ruangan/unit
4. Pengetesan sistim pemadam gas
Pengetesan dilakukan secara simulasi, Smoke detektor dicoba dengan asap buatan melalui
tahapan sampai Horn c/w Strobe Light dan Alarm Bell aktif dan Electrical Solenoid aktif.
Kemudian dicek apakah sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengetesan harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat dan disaksikan oleh spesialis yang bersangkutan
(Simulation Test)
5. Maintenance
Untuk menjamin bahwa sistim berjalan dengan baik, kontraktor harus memperhitungkan
biaya testing periodic/berkala dalam waktu 6 bulan selama 1 tahun dengan cara melakukan
electrical testing dan simulation test.
6. Pengetesan Fire Detector
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehinggan diperoleh hasil baik dan
bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta.
7. Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :

112
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

a. Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil baik menurut
persyaratan RKS dan pabrik. Untuk bagian yang akan tertutup, pengujian dilakukan
sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
b. Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna sesuai
persyaratan persyaratan pabrik yang diinginkan RKS.
c. Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan tersambung sempurna
dengan polarity yang benar.
d. Seluruh sistim control dan sistim kerja harus diuji sesuai dengan persyaratan yang
diminta.
e. Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Kontruksi/Konsultan Pengawas yang ditunjuk.

14.9 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

1. Penyerahan dilakukan dengan berita acara disertai lampiran-lampiran sebagai berikut :


a. Gambar As built sebanyak 3(tiga)Set
b. Hasil Pengetesan
c. Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia
d. Surat garansi/jaminan dari kontraktor dan prinsipal yang ditujukan kepada pemilik
bangunan.
2. Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melakukan kunjungan pemeliharaan minimal
sebanyak 2 kali dalam 1 tahun setiap 6 bulan. Kerusakan-kerusakan yang timbul dalam masa
pemeliharaan dan bilamana perlu harus diganti baru atas biaya tanggungan kontraktor,
kecuali kerusakan karena kesalahan pemakaian. Jika hal ini terjadi maka perbaikan atau
penggantian baru menjadi tanggungan pemilik bangunan.
3. Kontraktor wajib melatih operator pemilik bangunan selama 1 hari kerja.
4. Setelah penyerahan tahap I kontraktor wajib memberikan garansi selama 365 hari kalender
bahwa instalasi dan seluruh peralatan bekerja baik dan sempurna. Kewajiban pemborong
sama seperti pasal 7.2 lainnya.

14.10 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FM-200 FIRE SUPPRESSION SYSTEM

No. Bahan/Peralatan Merk/Pembuat


1. Kabel Produksi Belden, Kabel Metal, Kabelindo,
Tranka atau Supreme.

2. Pipa Conduit Merk : EGA, CLIPSAL atau setara

3. Novec 1230 & FM-200 Cylinder dan - Cylinder & Valve

113
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

No. Bahan/Peralatan Merk/Pembuat


Accesories Standar: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
- Electrical Solenoid Actuator
Standard: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
- Manual Actuator
Standard: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
- Pneumatic Actuator
Standard: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
- Discharge Pressure Switch
Standard: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX
- Discharge Hose,
Standard: UL/FM Approval
Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX

4. Novec 1230 Clean Agent Gas & FM- - Merk : Novec 1230 diproduksi oleh 3M &
200 Clean Agent Gas FM-200 diproduksi oleh Dupont
- Standard: UL/FM Approval

5. Discharge Nozzle - Merk : HYGOOD, PYROCHEM, MINIMAX


-
6. Intelligent Releasing Control Panel - Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL
Cap. 1 Loop Up To 10 Releasing - Standard: UL/FM Approval
Control
7. Intelligent VIEW laser Smoke Detector - Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL
- Standard: UL/FM Approval

8. Intelligent Photoelectric Smoke - Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL


Detector - Standard: UL/FM Approval

9. Fire Alarm Bell & Alarm Notification - Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL
Device - Standard: UL/FM Approval

10. Manual Release c/w Abort Swicth - Merk : TYCO, NOTIFIER, HONEYWELL
- Standard: UL/FM Approval

11. Warning Sign Lamp - Merk : APEX, Local

114
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

15 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR DAN


INTERIOR

15.1 PEKERJAAN LANTAI HOMOGENEOUS TILE

15.1.1 Keterangan Umum

 Pasal ini menguraikan pekerjaan lantai Homogenous Tile yang harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa, sebagaimana tertera di dalam gambar.

15.1.2 Kontrol dan Batasan

 Dalam melaksanakan pekerjaan homogenous tile, Penyedia Jasa harus mengikuti semua Syarat
yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79, PUBI 1982, spesifikasi ini dan semua
Perintah/Petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama berlangsungnya
Pekerjaan.

15.1.3 Persyaratan Bahan

 Homogenous Tile yang dipakai adalah homogenous tile kualitas baik yang ada dipasaran, seperti
merk Indogres, Niro Granito, Granit Tile. Ukuran yang dipakai adalah ukuran 60cm X 60cm.

15.1.4 Penyelenggaraan Pekerjaan

 Pasangan homogenous tile harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang berpengalaman;
 Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Penyedia Jasa harus memeriksa kerataan dari beton
tumbuk yang diatasnya akan dipasang ubin Homogeneous Tile;
 Pemasangan ubin Homogeneous Tile untuk lantai harus dilaksanakan dengan menggunakan
adukan 1 bagian semen : 5 bagian pasir pasang, atau perekat instant yang disetujui;
 Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus dibebaskan dari lalu lintas;
 Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga diperoleh nat yang seragam dan lurus, dengan
besar nat yang harus sama dengan besar nat keramik yang sudah ada;
 Nat harus diisi dengan menggunakan bahan Ex AM Grout yang warnanya akan ditentukan pada
saat pekerjaan berlangsung;
 Pemotongan keramik harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin potong keramik yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas;
 Ubin yang cacat tidak boleh dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas;

115
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam RKS ini, baik kualitas
bahannya maupun cara pelaksanaannya harus dibongkar dan diganti tanpa tambahan biaya dari
Proyek.

15.2 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

15.2.1 Keterangan Umum

 Pasal ini menguraikan pekerjaan lantai keramik yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
pada lantai-lantai kamar mandi/WC, Pantry, Gudang, sebagaimana tertera di dalam gambar.

15.2.2 Kontrol dan Batasan

 Dalam melaksanakan pekerjaan Lantai Keramik, Penyedia Jasa harus mengikuti semua syarat
yang tercantum di dalam SII.0023-73, SII.0243-79, PUBI 1982, spesifikasi ini dan semua
Perintah/Petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama berlangsungnya
pekerjaan.

15.2.3 3. Persyaratan Bahan

 Ubin Keramik yang dipakai adalah ubin keramik tanah liat glasur, dengan mutu single
firing,kualitas baik yang ada dipasaran, dan memenuhi standar ISO 10545-2-1995; ISO 10545-3-
1995; ISO 10545-4-2004; ISO 10545-5-1996; ISO 10545-7-1996; ISO 10545-11-1994; ISO 10545-
12-1995; ISO 10545-13-1995; ISO 10545-14-1995; ISO 10545-16-1999, seperti merk Roman,
Asia, atau yang setara. Ukuran yang dipakai adalah ukuran sesuai dengan yang tertera pada
gambar. Warna dan corak yang akan dipakai, akan ditentukan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Untuk perekatan keramik dengan bidang dasar, digunakan spesi siap pakai dengan spesifikasi
sesuai standar-standar berikut:
o ASTM C 109 DIN 18555
o ASTM C 185 DIN EN 1348

15.2.4 Penyelenggaraan Pekerjaan

 Sebelum pemasangan, Penyedia Jasa harus mengambil semua ukuran ruangan yang akan
dipasang keramiknya, kemudian menyiapkan gambar kerjanya dengan ukuran ruang yang sesuai
dengan ukuran nyata dilapangan;
 Gambar tersebut harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui;
 Pasangan Lantai keramik harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang berpengalaman;
 Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Penyedia Jasa harus memeriksa kerataan dari beton
tumbuk yang diatasnya akan dipasang ubin keramik;

116
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

 Untuk Lantai kamar mandi, lantai dibawahnya harus sudah di waterproofing dengan
menggunakan bahan waterproofing type coating yang berkualitas baik, seperti Sikatop, dan
telah diuji kerapat-airannya selama sekurang-kurangnya 1X24 jam;
 Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus dibebaskan dari lalu lintas;
 Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga diperoleh nat yang seragam dan lurus;
 Nat harus diisi dengan menggunakan bahan AM Grout yang warnanya akan ditentukan pada
saat pekerjaan berlangsung;
 Pemotongan keramik harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin potong keramik yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas;
 Ubin yang cacat tidak boleh dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas;
 Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam Spesifikasi Teknis ini,
baik kualitas bahannya maupun cara pelaksanaannya harus dibongkar dan diganti tanpa
tambahan biaya dari Proyek.

15.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN KACA TEMPERED

15.3.1 Bahan Kaca Tempered

 Kaca tempered yang dipasang, baik untuk kaca diam (partisi kaca), maupun untuk pintu
frameless, harus merupakan kaca tempered yang baik yang ada dipasaran, seperti yang
diproduksi oleh Asahimas atau yang setara. Jenis yang diminta adalah kaca bening, dengan
ketebalan yang sesuai dengan yang tertera pada gambar.

15.3.2 Pelaksanaan Pemasangan Kaca Tempered

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola
layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat permintaan izin memulai pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas atau liaison officer-nya.
3. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan / material yang lain di tempatpekerjaan material
harus diletakkan pada ruang/ tempat yang aman dandiletakkan di pallet yang disediakan
khusus untuk material tersebut (penyediaan oleh Penyedia Jasa Pemborongan).
4. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan joint-joint, baut, sealant dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang, perbedaan
karakteristik.
5. Sebelum memulai pemasangan, penting diperhatikan adalah kondisi lokasi pemasangan,
apakah telah tersedia ruang kaca dengan baik (cukup ukuran pembukaan, cukup ruang untuk

117
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

pemasangan, bersih dari material lain yang berpotensi destruktif, sudah dilakukan check siku
dan lot dll).
6. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
7. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masingmasing bahan yang digunakan
sesuai ISO 7976-1:1989.
8. Setelah pemasangan, Penyedia Jasa wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan. Benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan
yang timbul adalah tanggung jawab Penyedia Jasa sampai pekerjaan selesai.

15.4 PEKERJAAN WORK STATION

15.4.1 Keterangan Umum

 Pasal ini menguraikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dalam
melaksanakan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Work Station, seperti yang tertera pada
Gambar.

15.4.2 Kontrol dan Batasan

 Pekerjaan work station harus dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk yang dikeluarkan
oleh Pabrik dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama
berlangsungnya pekerjaan. Pembuatnya. Pemasangannya sendiri harus dilaksanakan oleh
tukang yang berpengalaman, yang direkomendasi oleh pabrik.

15.4.3 Persyaratan Bahan

 Work Station yang dipasang harus dikerjakan oleh subkon spesialis yang mampu memproduksi
work station yang baik, mempunyai workshop dan peralatan perbengkelan yang lengkap. Merk
yang dipakai adalah Indovicker, Vinoti dan Enduro.

15.5 PEKERJAAN SANITAIR

15.5.1 Pekerjaan Closet

1. Standard Bahan
Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai spasifikasinya adalah sebagai
berikut: tangki terpisah Wash-down Sistem, Flushing sistem mencapai flow rate 100 l/min.
dalam 5,5 sec, pada tekanan 0,85 kgf/cm², sesuai standard JIS B2061; ASTM F1245-89:2006.
Floor Flange digunakan bahan PVC VU 100 kelas D. Closet beserta kelengkapannya yang
dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau

118
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas. Dipakai
merk setara TOTO.
2. Standard Pekerjaan
a. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
b. Setelah closet terpasang, Penyedia Jasa melaksanakan uji coba kenerja sistem yang
kemudian diikuti dengan pembuatan Berita Acara serah terima pekerjaan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempumaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

15.5.2 Pekerjaan Lavatory (wastafel)

1. Standard Bahan
Wastafel yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
a. Wastafel yang dipakai adalah wastafel meja dengan standard JIS B2061; ASTM F1245-
89:2006, dipakai merk setara TOTO.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat Iainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Standard Pekerjaan
a. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

119
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

b. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
c. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
d. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
e. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempumaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
f. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik

15.5.3 Pekerjaan Faucet (kran air)

1. Standard Bahan
a. Semua keran yang dipakai, kecuali disebutkan lain dalam gambar atau atas permintaan
Pengguna Jasa, adalah tipe design minimalis memenuhi standard JIS B2061; ASTM
F1245-89:2006, dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing
sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok di pakai yang
berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada
dinding. Kran-kran yang dipasang di Dapur harus mempunyai ulir sink dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention). Dipakai merk setara San-ei atau TOTO.
b. Stop kran yang dapat digunakan adalah bahan kuningan dengan putaran berwama hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
2. Standard Pekerjaan
a. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
b. Sebelum pemasangan di mulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
c. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, g ambardengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
d. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

120
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

e. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempumaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.
f. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik

15.5.4 Pekerjaan Urinoir

1. Standard Bahan
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah dengan spesifikasi sebagai
berikut: jenis gantung (wall hung urinal ) tipe Muslim, ukuran lebar 300 - 400 mm.;
panjang 300-400mm.; tinggi 550 – 700 mm., memenuhi standard JIS B2061. Dipakai
merk setara TOTO.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-
bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui konsultan Konsultan
Pengawas.
2. Standard Pekerjaan
a. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Fischer atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
b. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk
itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan
urinal ditutup dengan semen berwama sama dengan urinal sempurna.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempumaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia Jasa, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

15.5.5 Pekerjaan Jet Washer

1. Standard Bahan

121
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

Jet Washer digunakan tipe manual, sintetic metal chromed finish panjang hose = 150 cm,
yang baik yang ada dipasaran, seperti merk San-Ei, TOTO, atau yang setara.
2. Standard Pekerjaan
Jet Shower harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Koneksi kepipa yang ada
harus dilaksanakan dengan menggunakan isolasi yang baik, supaya tidak terjadi kebocoran.

15.5.6 Pekerjaan Cermin

1. Standard Bahan
Bahan cermin, harus sesuai ISO 10292, EN673 dan ASTM C1036-06.Bahan yang digunakan:
Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver)
wama biru. Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak
lainnya.
2. Standard Pekerjaan
a. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Perencana/ Pemgawas.
b. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
c. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui Konsultan Perencana/Konsultan Konsultan Pengawas, jenis
cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material
dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VW polished, tebal 5 mm.
d. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca
khusus.
3. Pemasangan Cermin
a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos klos di
dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin
menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel.
b. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
amonia.

15.5.7 Tempat Sabun

 Tempat Sabun yang akan dipakai adalah terbuat dari rangka stainless chromed finished tipe
design minimalis. Pemasangan tempat sabun harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu,
baik percetakannya maupun ketinggiannya. Pemasangannya harus baik, lurus dan rata air/
waterpas. Setelah dipasang maka tempat sabun harus segera dibersihkan dari semua noda dan
kotoran bekas pemasangan sampai bersih seperti semula. Semua celah-celah yang mungkin ada

122
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

diantara dinding keramik dan tempat sabun ditutup dengan semen berwarna sama dengan
warna tempat sabun dengan rapi.

15.5.8 Gantungan Handuk dan Baju

 Gantungan handuk terbuat dari bahan stainless steel tipe design minimalis. Finishing adalah
chrom finished, kecuali ditentukan lain. Pemasangan gantungan handuk mengikuti gambar-
gambar untuk itu.

15.5.9 Kitchen Sink dan Sink untuk Laboratorium

 Kitchen Sink yang dipasang adalah kitchen sink yang baik yang ada dipasaran, dengan bahan
dasar stainless steel, yang dilengkapi dengan afvoer dari bahan stainless steel, dengan water-
trap. Standard kualitas adalah seperti merk Toto atau yang setara.

15.5.10Floor Drain dan Clean Out

1. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2" dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron dengan draad
untuk dean out. Dipakai merk Toto / San-Ei atau setara.
2. Floor drain dipasang ditempa-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang dipasang
telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Konsultan Pengawas.
3. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
4. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air dan pada
lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem yang khusus.
5. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran

123
RKS: SISTEM ELEKTRIKAL

124

Anda mungkin juga menyukai