MANAJEMEN OPERASI
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PAM.MM02.007.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI 1
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 1 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 2 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
BAB I
KATA PENGANTAR
Kompetensi adalah menyatunya ketiga aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
atau KSA (knowledge, skill, attitude) yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja
yang disyaratkan di tempat kerja. Kompetensi adalah potensi seseorang yang ditampilkan
setelah dilatih melalui pelatihan. Adapun ukuran standar kompetensi tersebut dapat
diukur dan dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Kompeten di tempat kerja adalah seseorang yang telah dapat memenuhi persyaratan
jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar/tempat kerja. Tuntutan kualitas tersebut
didasarkan pada perangkat bakuan kompetensi (kriteria unjuk kerja).
Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program pelatihan kerja berbasis
kompetensi yang menguraikan dan menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian
kompetensi kerja.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 3 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pada materi pelatihan, aspek-aspek kompetensi dalam indikator unjuk kerja diuraikan ke
dalam bentuk modul pelatihan, agar dapat dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh
peserta pelatihan. Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada pelatihan
konvensional/klasikal dan pelatihan individual/mandiri.
Yang dimaksud dengan pelatihan klasikal adalah pelatihan yang dilakukan dengan
melibatkan bantuan seorang pelatih atau pembimbing, dengan menggunakan proses
belajar mengajar sebagaimana biasanya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelatihan
mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta, dengan
menambah unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih.
Modul merupakan uraian terkecil bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis
untuk membantu peserta pelatihan menguasai tujuan pelatihan. Modul akan memandu
pelatih/fasilitator menyampaikan bahan belajar dalam proses pelatihan yang sesuai
secara terinci.
a. Buku informasi
Buku Informasi adalah sumber pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta
pelatihan.
b. Buku kerja
Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan
kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 4 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
c. Buku penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada buku kerja.
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen
unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC,
recognition of current competency). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar
kembali.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 5 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama, atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
yang sama.
1.4. Pengertian-pengertian
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan
serta pengalaman kerja, atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut
oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standarisasi
Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar
tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat
kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang diperlukan pada rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaku atau pemangku jabatan kerja. Standar
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 6 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
kompetensi dinyatakan dalam format tertentu, yaitu: (i) unit kompetensi dari jabatan kerja
tersebut; (ii) elemen kompetensi dari tiap unit kompetensi, dan (iii) kriteria unjuk kerja
untuk tiap unit kompetensi.
Sertifikasi kompetensi
Sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses
penilaian/uji kompetensi.
Sertifikat kompetensi
Sertifikat kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yaitu tenaga kerja trampil atau ahli
yang telah menguasai suatu kompetensi tertentu dan telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/ketrampilan tertentu.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 7 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Standar kompetensi kerja sektor air minum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) sub sektor,
yaitu perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolaan. Pada bidang pengelolaan
air minum diantaranya meliputi bidang manajemen.
Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum, yang dikategorikan
dalam:
• Kelompok kompetensi umum, terdiri dari 2 unit kompetensi.
• Kelompok kompetensi inti, terdiri dari 15 unit kompetensi.
• Kelompok kompetensi khusus, terdiri dari 2 unit kompetensi.
Standar kompetensi
Merupakan pernyataan apa yang harus dikerjakan di tempat kerja, disusun dengan
pendekatan bidang pekerjaan. Standar kompetensi terbentuk atas sejumlah unit
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Unit kompetensi
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar
kompetensi. Setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen kompetensi.
Elemen kompetensi
Merupakan bagian terkecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan sejumlah fungsi
tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 8 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan seluruh 19 unit kompetensi adalah
111 JPL, dimana 1 JPL (jam pelajaran) adalah 45 menit.
Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan unit kompetensi ini
adalah 8 JPL.
Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, pelatih anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 9 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Judul unit kompetensi: Melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum
Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum
(SPAM).
Elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam unit kompetensi berikut kriteria unjuk
kerja terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi
melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 10 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
1. Konteks variabel :
Unit ini berlaku untuk melaksanakan perencanaan operasi, melaksanakan
pengoperasian, melaksanakan pengawasan dan pelaporan operasi yang digunakan
untuk melaksanakan manajemen operasi sistem penyediaan air minum (SPAM).
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 11 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
2. Kondisi penilaian :
2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaan
operasi, pengoperasian, pengawasan dan pelaporan operasi pada
pelaksanaan manajemen operasi sistem penyediaan air minum.
2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek,
dan simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.
5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1 Pembiayaan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 12 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Kompetensi kunci dalam mencapai unjuk kerja yang disyaratkan terdapat pada tabel 2.2
di bawah ini.
Tabel 2.2 Kompetensi kunci dalam pencapaian unjuk kerja melaksanakan manajemen
operasi sistem penyediaan air minum
6. Memecahkan masalah 3
7. Menggunakan teknologi 2
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 13 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 14 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
bebas, anda disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan
kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, namun sesi kelompok tetap
memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 15 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
BAB IV
MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan nonfisik dari sarana dan prasarana air minum. SPAM dapat
dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan.
Sebagian besar PDAM, sebagai penyelenggara SPAM, melakukan pelayanan SPAM
dengan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 2005 tentang pengembangan sistem
penyediaan air minum, dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit
pelayanan, dan unit pengelolaan, sebagai berikut:
1. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku,
meliputi bangunan penampung air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat
pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan dan/atau bangunan
sarana pembawa serta perlengkapannya.
2. Unit produksi merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk mengolah air
baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Dapat terdiri
dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat
pengukuran dan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
4. Unit pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus
dipasang suatu alat ukur berupa meter air, dimana meter air wajib ditera secara
berkala oleh instansi yang berwenang.
5. Unit pengelolaan terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan non teknis.
a. Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan
pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi.
b. Pengelolaan non teknis terdiri dari administrasi dan pelayanan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 16 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Bagi PDAM, kinerja keberhasilan aset infrastruktur air minum adalah untuk (i) mencapai
sasaran teknis SPAM sesuai yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah no. 16 tahun
2005, berupa tingkat kontinuitas pasokan air minum dalam jangka panjang, tekanan yang
cukup sehingga memberikan kuantitas yang mencukupi kebutuhan, dan kualitas yang
memenuhi standar kesehatan, (ii) serta untuk pencapaian visi dan misi PDAM.
Misi PDAM:
• Pelayanan kepada masyarakat, menyediakan air minum dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan menunjang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
• Memperoleh keuntungan usaha, yang akan berdampak pada pendapatan asli daerah
(PAD) serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Sasaran yang ingin dicapai adalah masyarakat yang sehat mendukung produktivitas dan
perkembangan ekonomi menuju masyarakat sejahtera. Sebagai kepanjangan tangan
Pemda, PDAM berperan dalam melaksanakan sebagian tugas Pemda dengan
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan sebagai operator pelayanan air minum,
maka pelayanan melalui SPAM yang dimiliki harus memenuhi kriteria dan obyektif
tersebut di atas.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 17 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Secara garis besar proses dalam penyelenggaraan SPAM meliputi elemen: masukan
(input), proses transformasi, dan keluaran (output) yang ditampilkan dalam gambar 4.1.
Dalam gambar 4.2 di atas terlihat jelas bahwa air baku adalah salah satu komponen input
yang kemudian diatur dan dikoordinasikan bersama sumber daya lain melalui suatu
proses transformasi menjadi sebuah output. Manajemen produksi berperan untuk
mentransformasi input menjadi output berupa air minum.
Bagan transformasi tersebut secara teknis dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu (i)
sumber air baku, (ii) sistem produksi, (iii) sistem distribusi, atau yang disebut sebagai
komponen utama sistem PAM, seperti digambarkan pada gambar 4.2.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 18 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
2. Sistem produksi.
Termasuk dalam sistem ini adalah sarana transport air baku keluar dari intake (pipa
transmisi) dan instalasi pengolahan air (IPA), sebagai berikut:
• Transmisi air baku berfungsi untuk menyalurkan air baku dari sumber/intake ke
IPA. Pengalirannya dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan menggunakan
pompa.
• Transmisi air bersih berfungsi untuk menyalurkan air hasil olahan dari IPA ke
reservoir distribusi atau ke konsumen. Berupa pipa yang tertutup sehingga air hasil
olahan tidak tercemar kembali. Pengalirannya dapat dilakukan secara gravitasi
atau dengan menggunakan pompa.
• Instalasi pengolahan air (IPA) berfungsi untuk mengolah air baku melalui
rangkaian proses pengolahan yang terjadi di dalam unit-unit pengolahan, sehingga
menghasilkan air yang memenuhi persyaratan air minum sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan yang berlaku.
3. Sistem distribusi.
Bertujuan untuk menyalurkan air terolah yang telah memenuhi persyaratan sesuai
Permenkes menuju ke konsumen. Termasuk dalam sistem ini adalah reservoir
distribusi serta jaringan perpipaan distribusi, sebagai berikut:
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 19 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
kasus emergency, misalnya (i) intake atau IPA berhenti bekerja karena adanya
kerusakan, PLN mati, atau pelaksanaan perawatan berkala, (ii) adanya kebakaran.
• Jaringan pipa distribusi berfungsi untuk mengalirkan air dari reservoir distribusi
menuju ke konsumen.
Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku,
meliputi bangunan penampung air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat
pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan dan/atau bangunan sarana
pembawa serta perlengkapannya.
Sementara itu, yang disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengoperasian unit air baku meliputi kegiatan pengaturan jumlah debit air baku yang
akan diambil serta pemantauan kualitas air baku yang diambil dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Pengoperasian unit air baku air minum, meliputi pengoperasian bangunan dan
perlengkapan penyadapan air baku, untuk mengalirkan air baku dari sumber ke unit
produksi.
2. Jumlah air baku yang disadap tidak boleh melebihi izin pengambilan air baku dan
sesuai dengan jumlah yang direncanakan pada tiap tahapan perencanaan.
3. Apabila kapasitas sumber berkurang dari kapasitas yang dibutuhkan, maka air yang
disadap harus dikurangi sedemikian rupa sehingga masih ada sisa untuk
pemeliharaan lingkungan di hilir sumber.
Ketersediaan air baku dimaksudkan untuk mengetahui potensi sumber air baku yang
masih tersedia, berupa sumber air permukaan, air tanah dalam atau mata air, yang saat
ini masih dapat digunakan untuk proses produksi, baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas.
1. Kuantitas dan sumber air meliputi potensi debit sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk air minum dari sumber mata air, sumber air tanah dalam dan dari sumber air
permukaan.
2. Kualitas dikaitkan dengan kemampuan instalasi pengolahan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 20 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi : mata air, air tanah,
air permukaan dan air hujan. Alternatif sumber air baku terpilih harus dipertimbangkan
terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Pemilihan alternatif sumber air
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
• Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum,
sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya
apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan.
• Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa
sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingan dengan air permukaan sungai
apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang bermuara ke
dalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long detention time) dari aliran sungai
ke danau menghasilkan suatu proses pejernihan alami (self purification).
• Mata air, sering dijumpai mengandung CO 2 agresif yang tinggi yang walaupun tidak
banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa
(bersifat korosif).
• Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air permukaan
(sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah secara bakteriologis
lebih aman daripada air permukaan.
Bangunan pengambilan air baku (intake) adalah bangunan penangkap air atau tempat air
masuk sungai, danau, situ, atau sumber air lainnya. Tipe bangunan intake, tergantung
dari sumber air bakunya yaitu :
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 21 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
• Intake dengan bendung, adalah tipe dimana permukaan air di bagian hilir dari
lokasi bangunan intake ditinggikan dengan bangunan bendung (dapat di samping
intake atau di bagian hilir).
• Intake ponton, adalah tipe intake untuk pengambilan air permukaan yang
mempunyai fluktuasi muka air yang cukup tinggi.
• Intake jembatan, adalah tipe intake pada air sungai/danau dengan bentuk tebing
yang curam dan bantaran yang sempit.
• Intake infiltration galleries, digunakan pada kondisi dimana air permukaan sungai
sangat tipis, dengan tanah dasar yang cukup porous dan berpasir.
Untuk mengubah kualitas air baku (yang belum memenuhi kualitas air minum) menjadi air
minum diperlukan suatu proses pengolahan air minum. Unit produksi merupakan sarana
dan prasarana SPAM yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum
melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Dapat terdiri dari bangunan pengolahan
dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan pemantauan, serta
bangunan penampungan air minum.
Tujuan pengoperasian unit produksi ini adalah mengolah air baku dengan debit yang
sudah direncanakan, sampai menjadi air minum yang memenuhi syarat kualitas yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 22 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Unit produksi pada umumnya terdiri dari satuan operasi dan satuan proses untuk
memisahkan material kasar, material tersuspensi. Unit produksi umumnya terdiri dari unit:
1. Pengadukan cepat (koagulasi)
Pengaduk cepat merupakan bagian dari proses pengolahan lengkap, yaitu proses
pencampuran koagulan dengan air baku. Reaksi koagulan dengan air baku
berlangsung dengan cepat, agar dapat terjadi pencampuran yang merata di seluruh
bagian air.
2. Pengadukan lambat (flokulasi)
Proses pengadukan lambat adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga
terbentuk flok yang cukup besar dan berat, untuk dapat mengendap sendiri di bak
pengendap.
3. Pengendapan (sedimentasi)
Pengendapan berlangsung dengan memperlambat aliran air dalam bak, sehingga flok
mengendap. Flok yang mengendap kemudian dikumpulkan dalam kantong lumpur,
untuk selanjutnya secara periodik dibuang.
Clarifier adalah gabungan dari proses koagulasi, flokulasi dan pengendapan yang
terjadi dalam satu bak. Umumnya dilengkapi dengan peralatan mekanik spesifik.
4. Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan dimaksudkan memisahkan air secara fisik dari partikel/flok yang sangat
kecil yang tidak terendapkan dalam bak pengendap. Sehingga kualitas air secara fisik
memenuhi syarat air minum.
5. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses terakhir dari pengolahan yaitu membunuh bakteri patogen di
dalam air sehingga air yang sampai di pelanggan dijamin bebas bakteri (patogen).
6. Proses lain
Aerasi adalah proses untuk menghilangkan kandungan kimia tertentu dalam air (besi,
mangan) dengan cara oksidasi dan atau proses menghilangkan gas dalam air
(degasisasi).
Proses pengolahan air minum yang digunakan atau dipilih harus sesuai dengan kualitas
air baku berdasarkan kebutuhannya untuk memenuhi syarat kualitas air minum, antara
lain:
1. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari air tanah (lihat gambar 4.3).
• Untuk a ir tanah yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan proses
penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn removal). Proses penghilangan Fe dan Mn
pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga terbentuk presipitat
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 23 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
2. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari mata air (lihat Gambar 4.3).
• Untuk air baku dari mata air yang mengandung Fe dan Mn, maka diperlukan
proses penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn removal). Proses penghilangan Fe dan
Mn pada dasarnya adalah mengoksidasi Fe dan Mn sehingga dapat disisihkan.
Proses oksidasi dapat menggunakan proses antara lain: aerasi, klorinasi,
ozonisasi, dan lain-lain
• Setelah proses oksidasi, biasanya diperlukan proses flokulasi, sedimentasi, dan
filtrasi, terutama untuk air baku dengan konsentrasi Fe ≥ 5 mg/L.
• Untuk m e nghila ngka n ba u, ra s a , wa rna , da n ke ke ruha n, da pa t m e ngguna ka n
proses pengolahan aerasi, saringan pasir lambat, karbon aktif, pembubuhan PAC,
atau kombinasinya.
• Desinfektan digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme patogen.
3. Proses pengolahan dengan sumber air baku dari air permukaan (lihat Gambar 4.4).
• Untuk air permukaan dengan kandungan pasir atau material abrasif lainnya, dapat
digunakan bak pengendap pasir atau grit chamber (sejenis bak sedimentasi,
biasanya pengendapan dilakukan dengan sistem gravitasi).
Proses lain
yang Desinfektan
dibutuhkan
Gambar 4.3 Skema kegiatan operasional SPAM dengan sumber air baku dari air tanah
dan mata air
• Untuk a ir pe rm uka a n ya ng m e nga ndung Fe da n Mn, m a ka dipe rluka n pros e s
penghilangan Fe dan Mn (Fe & Mn Removal). Proses penghilangan Fe dan Mn
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 24 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pembubuhan
bahan kimia
(koagulan)
Desinfektan
Proses lain
bila dibutuhan Resevoir
Distribusi
B. Operasional IPA
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 25 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pengoperasian unit produksi dapat berupa rangkaian kegiatan aerasi, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi, netralisasi, dan desinfeksi bagi air baku yang berasal dari air tanah,
mata air dan air permukaan, meliputi :
1. Pengoperasian unit produksi, meliputi bengunan dan perlengkapan peralatan
pengolahan air minum.
2. Tujuan pengoperasian unit produksi adalah mengolah air baku sesuai dengan debit
yang direncanakan, sampai menjadi air mimum yang memenuhi syarat kualitas yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.907 tahun 2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, sehingga siap didistribusikan.
3. Kegiatan pengoperasian meliputi kegiatan persiapan sebelum pengoperasian,
pelaksanaan operasi serta pemantauan proses pengolahan.
4. Persiapan operasi meliputi :
• Menyiapkan bahan kimia dalam bentuk larutan atau serbuk yang akan digunakan
dalam proses pengolahan.
• Menyiapkan bangunan dan perlengkapan peralatan pengolahan, sehingga siap
dioperasikan
• Menyiapkan daya dan perlengkapannya untuk mengoperasikan peralatan.
5. Pelaksanaan operasi meliputi operasi bangunan dan perlengkapan peralatan
pengolahan, sehingga proses pengolahan berlangsung.
6. Pemantauan selama operasi harus dilakukan terhadap :
• Kuantitas dan kualitas masukan, kinerja proses serta hasil keluaran di setiap
tahapan proses pengolahan
• Penggunaan bahan kimia dan sumber daya
7. Hasil pemantauan harus dicatat dalam buku harian (log book)
Unit trasmisi air baku adalah jaringan pipa atau saluran terbuka pembawa air dari sumber
air sampai unit produksi. Pengaliran air dapat secara gravitasi atau karena
keberadaannya di elevasi yang lebih rendah dari lokasi pengolahan, maka menggunakan
sistem pemompaan.
Unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku menuju unit produksi
dan/atau dari unit produksi menuju menuju reservoir/jaringan distribusi sependek
mungkin, terutama untuk sistem transmisi (pipa transmisi dari unit produksi menuju
reservoir).
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 26 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Hal ini terjadi karena jaringan distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat
mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku
dirancang mengalirkan kebutuhan maksimum.
A. Sistem distribusi
Distribusi dalam SPAM adalah kegiatan penyaluran air hasil produksi ke wilayah
pelayanan.
Air yang dihasilkan IPA ditampung di reservoir air yang berfungsi untuk menjaga
kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air
dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk kebutuhan inslasi.
Selanjutnya air dari reservoir didistribusi dialirkan melalui jaringan perpipaan yang
terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jaringan perpipaan tersebut dapat membentuk
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution
system), atau kombinasi dari dua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa
distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Unit distribusi dimulai dari pompa distribusi (untuk sistem distribusi yang memakai
pompa). Pompa distribusi mengisap air dari reservoir penampung hasil olahan. Untuk
pompa distribusi biasanya digunakan jenis pompa sentrifugal. Untuk sistem distribusi
yang tidak memakai pompa distribusi, atau cara gravitasi, maka air hasil olahan langsung
mengalir dari reservoir melalui perpipaan: jaringan distribusi utama (distribusi primer),
jaringan distribusi pembawa (distribusi sekunder), jaringan distribusi pembagi (distribusi
tertier), dan melewati reticulation pipe menuju sambungan rumah.
Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari.
Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar berkerja,
dan saat pemakaian minimum pompa kecil yang berkerja. Debit pompa besar ditentukan
sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak.
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan
pengendalian kehilangan air, yaitu :
1. Zona distribusi
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 27 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Zona distribusi adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona
distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan).
Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan
minimum agar relatif sama pada setiap zona.
2. Jaringan distribusi utama (JDU)/distribusi primer.
Adalah rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah
pelayanan SPAM.
3. Jaringan distribusi pembawa/distribusi sekunder.
Adalah jalur pipa yang menghubungkan antara JDU dengan sel utama.
4. Jaringan ditribusi pembagi atau distribusi tersier.
Adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup sel utama.
5. Pipa pelayanan.
Adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan
sambungan rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui
Clamp Sadle.
6. Sel utama (primary cell).
Sel utama (primary cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi
dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk
suatu jaringan tertutup, sehingga memudahkan pemantauan kehilangan air.
7. Sel dasar (elementary zone)
Sel dasar (elementary zone) adalah sautu area pelayanan dalam sebuah sel utama
dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk
jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) mencapai
1000-2000 SR. setiap sel dasar dilengkapi dengan sebuah meter distrik.
Tujuan pengoperasian unit distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan ke seluruh
jaringan distribusi sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
yang telah ditetapkan, baik dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas, yaitu:
1. Kuantitas:
• Jumlah air mencukupi minimal untuk mandi, makan, dan minum, atau sesuai yang
telah ditetapkan dalam perencanaan;
• Tekanan air di pelanggan (titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1 atm.
2. Kuantitas :
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 28 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
3. Kontinuitas :
• Air harus mengalir di pelanggan selama 24 jam perhari.
D. Kehilangan air
Kehilangan air atau lebih sering kita kenal sebagai kebocoran, kini dikenal juga dengan
istilah jumlah air tidak berekening (ATR) atau non revenue water (NRW). Penyebab air
tidak berekening pada umumnya diklasifikasikan sebagai kehilangan air non fisik dan
kehilangan air fisik.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 29 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Indikasi adanya kehilangan air non fisik dapat diketahui karena berbagai hal
diantaranya yang utama adalah :
• Adanya sambungan illegal.
• Akurasi meter air ait tidak baik lagi atau meter tidak berfungsi.
• Pembacaan meter tidak akurat.
• Pemakaian air oleh masyarakat tanpa meter air.
• Pemakaian air namum tidak tertagih (penunggakan pembayaran).
• Periode pencatatan meter tidak jelas.
2. Kehilangan air fisik.
Kehilangan fisik adalah kebocoran yang sifatnya nyata (fisik) yang menyebabkan air
tidak dapat disalurkan (dijual) kepada pelanggan karena air keluar dari pipa, oleh
sebab-sebab tertentu.
Indikasi kemungkinan terjadinya kebocoran fisik diantaranya yaitu :
• Adanya perbedaan antara volume yang tercatat didistribusikan melalui meter induk
dengan volume air yang tercatat pada meter pelanggan.
• Adanya penurunan tekanan air pada sistem perpipaan.
• Aliran ke pelanggan mengecil atau tersendat-sendat.
• Kualitas air ke pelanggan menurun/kotor.
• Adanya suara bising/ mendesis yang berlangsung secara menerus pada jalur
perpipaan air minum.
Pengoperasian unit pelayanan meliputi kegiatan pelayanan untuk (i) domestik yaitu
sambungan rumah, sambungan halaman, hidran umum dan terminal air, dan (ii) non
domestik yaitu industri kecil, industri besar, restoran, hotel, perkantoran, rumah sakit, dan
hidran kebakaran.
1. Meter air.
Pada setiap unit produksi dan unit distribusi, harus dilengkapi dengan meter air induk.
Sedangkan unit pelayanan harus dilengkapi dengan meter air pelanggan. Meter air
induk dan meter air pelanggan wajib ditera secara berkala oleh badan yang diberi
kewenangan untuk melakukan tera.
2. Hidran umum.
Pada setiap unit pelayanan harus dipasang hidran umum untuk memberikan
pelayanan air minum bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah maupun daerah
yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan.
3. Hidran kebakaran.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 30 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pada setiap unit pelayanan perlu dipasang hidran kebakaran dengan jarak antar
hidran kebakaran maksimal 300 meter yang dimaksudkanuntuk mengatasi apabila
terjadi kebakaran di daerah tersebut sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Jenis dan sistem dari sarana dan prasarana SPAM berbeda-beda, ditentukan oleh jenis
sumber air baku, kualitas air baku, besaran kapasitas, dan teknologi yang digunakan.
Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan dari:
• Acuan teknik sistem operasi dan pemeliharaan.
• Kualifikasi dan jumlah SDM yang dibutuhkan.
• Kebutuhan bahan dan sumber daya lainnya.
• Pembiayaan.
Untuk operasi yang baik dalam arti efektif dan efisien, maka (i) acuan teknik operasi
harus sesuai dengan jenis/spesifikasi sarana dan prasarana, (ii) SDM harus memadai
baik dalam kualifikasi maupun jumlah, (iii) tersedianya pembiayaan untuk pengadaan
bahan dan sumber daya lain. Keempat faktor tersebut harus dapat diselaraskan agar
perusahaan mandiri dan mampu mengembangkan diri untuk memberikan pelayanan
pada masyarakat.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 31 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pada beberapa PDAM, dijumpai bahwa biaya operasional lebih besar dari pada
pendapatan, yang bisa diinterpretasikan adanya inefisiensi dalam biaya operasi. Untuk
mengetahui masalah yang menyebabkan keadaan inefisiensi tersebut, perlu dilakukan
kajian dan evaluasi terhadap biaya operasi tersebut. Perbaikan sistem operasi dengan
sasaran tercapainya tingkat efisiensi yang optimal akan menekan pembiayaan seminimal
mungkin tanpa mengurangi pelayanan dan kehandalan sarana dan prasarana air SPAM.
Untuk itu perlu dipahami :
• Kondisi sarana dan prasarana SPAM.
• Cara pengoperasian yang efisien dan efektif terutama sekali dalam penggunaan
bahan kimia dan enerji.
• Kebutuhan pelanggan saat ini dan yang akan datang.
• Sumber daya manusia yang mampu memenuhi kebutuhan dengan optimal.
Biaya operasional terdiri dari beberapa jenis biaya, seperti tertera pada tabel 4.1. Terlihat
bahwa besaran biaya operasi tergantung pada lokasi, sumber air baku, jenis
teknologi/pengolahan yang digunakan, biaya bahan, dan banyak faktor lainnya. Dalam
sistem skala kecil, biaya-biaya tenaga kerja dan administrasi umumnya cenderung
dominan. Namun dengan semakin besarnya skala pelayanan, maka semakin besar pula
porsi biaya enerji dan bahan kimia dalam komponen biaya operasional SPAM.
Sebagian dari biaya operasi sangat dipengaruhi oleh volume produksi, dan sebagian lain
tidak dipengaruhi. Sehingga biaya operasi dapat diklasifikasikan menjadi:
• Biaya tetap, merupakan biaya-biaya yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume produksi, yaitu biaya tenaga kerja dan administrasi.
• Biaya tidak tetap (variabel) merupakan biaya-biaya yang secara langsung dan secara
keseluruhan tergantung pada volume air yang diproduksi, yaitu biaya enerji
(khususnya untuk pemompaan), biaya air baku, dan biaya bahan kimia.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 32 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Tenaga kerja Upah dan manfaat-manfaat sosial bagi staf Jumlah staf, skala gaji, biaya
manfaat
Bahan-bahan / Pipa, suku cadang, pelumas, dan bahan- Jenis program pemeliharaan
persediaan bahan lainnya yang digunakan dalam kegiatan yang dilaksanakan
O&M
Bahan kimia Khlor, tawas, dan bahan kimia lain dalam Kualitas sumber air, jumlah yang
pengolahan air dimanfaatkan, volume air yang
diolah, biaya satuan bahan kimia
Enerji Enerji untuk pemompaan, peralatan operasi, Efisiensi pompa, kapasitas
dan fasilitas penerangan pemompaan, tekanan pompa
Transportasi Perjalanan dan transportasi staf dalam Jumlah perjalanan yang
pelaksanaan tugas dilakukan
Jasa-jasa Kontrak jasa-jasa untuk teknisi, perbaikan, Jasa-jasa yang diterima
pengecekan meteran, atau pelayanan khusus
lainnya yang berkaitan dengan O&M
Pembelian air Biaya pembelian air dari pemasok lainnya Volume air yang dibeli dan
tingkat harga
Administrasi / Tenaga kerja, biaya jasa-jasa, biaya lain untuk Jumlah sambungan, jumlah
manajemen akuntansi, meteran/tagihan, pengawasan, karyawan
manajemen, badan/ dewan pengawas
Bagian mendasar dari analisa biaya operasional adalah menghitung biaya per satuan,
biasanya total biaya operasional per m³ air yang diproduksi (bukan kubikasi air yang
disalurkan atau yang dikonsumsi), mengingat biaya-biaya tersebut lebih dipengaruhi oleh
volume produksi dan bukan volume konsumsi.
Dengan diketahui bahwa sebagian biaya operasional SPAM bersifat tetap dan sebagian
lagi bersifat variabel, maka pelayanan SPAM yang beroperasi pada volume tinggi akan
menghasilkan biaya satuan (biaya per unit produksi) yang lebih rendah. Pada volume
tinggi, memang biaya variabel meningkat secara proposional sesuai dengan volume air
yang diproduksi, namun biaya tenaga kerja dan biaya tetap lainnya tidak akan meningkat.
Untuk menilai kinerja pembiayaan, maka biaya satuan operasi dalam suatu lokasi dan
periode tertentu dapat dibandingkan dengan biaya satuan di lokasi lain pada waktu yang
sama, atau pada lokasi yang sama tersebut namun pada waktu (periode) yang berbeda
(sebelumnya). Misalnya, biaya operasional per unit antar periode dapat dibandingkan
(setelah mengkoreksi secara tepat pengaruh inflasi), untuk mengetahui apakah biaya-
biaya mengalami peningkatan, penurunan, atau tetap (stabil).
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 33 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Demikian juga perbandingan kinerja pelayanan antar operator SPAM (dengan skala
pelayanan dan teknologi pengolahan yang sama) dapat memberikan informasi yang
berharga untuk mengidentifikasi apakah biaya tersebut masih dalam batas
kewajaran/ketentuan yang berlaku.
Dapat dikatakan bila suatu pelayanan SPAM menggunakan fasilitasnya secara efisien,
maka biaya satuan akan menjadi lebih rendah, antara lain:
2. Biaya enerji.
Pemakaian enerji terbesar biasanya digunakan untuk operasi perpompaan, baik di
unit air baku, unit produksi, maupun unit distribusi. Apabila enerji yang dipakai pada
operasi pompa lebih besar dari yang seharusnya, sebagaimana tertera pada brosur
dan data teknis (spesifikasi teknis) dari pompa tersebut, maka perlu diduga bahwa
efisiensi pompa menurun atau pompa tidak bekerja pada daerah karakteristik yang
optimum.
Untuk mendapatkan pemakaian pompa yang optimum, pompa harus dioperasikan
pada daerah karakteristiknya yang optimum. Pengaturan pengoperasian pompa pada
efisiensi yang optimal dapat dilakukan dengan berpedoman pada kurva karakteristik
pompa sesuai yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya.
Faktor lain yang dapat menurunkan efisiensi pompa:
• Adanya hambatan atau tahanan pada jaringan perpipaan (belokan, penyempitan,
assessoris dan peralatan lain). Instalasi perpipaan harus baik dan benar.
• Kualitas fluida yang dipompa (suhu, kekentalan, dll).
3. Bahan kimia.
Dosis pemakaian bahan kimia untuk pengolahan air harus didasarkan pada hasil
percobaan laboratorium yang paling optimal. Percobaan laboaratorium harus
dilakukan dua kali sehari dan setiap ada perubahan kualitas air baku. Hasil percobaan
harus didokumentasikan dengan baik.
Sistem operasi dan pemeliharaan umumnya dijabarkan dalam bentuk prosedur operasi
standar (SOP, standard operation procedures). Prosedur (tata laksana) dapat
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 34 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
didefinisikan sebagai pedoman kerja yang telah ditetapkan, yang akan membantu
mempermudah dan mempercepat pelaksanaan kegiatan.
Referensi mengenai SOP (prosedur/tata laksana) operasional SPAM harus tersedia dan
dipelihara dengan baik untuk menjamin agar proses operasional sarana dan prasarana
SPAM dapat dijalankan dengan baik dan benar. Fungsi-fungsi operasi SPAM yang ada
dijabarkan ke dalam SOP bersama dengan staf terkait.
Referensi terkait lainnya dalam operasional SPAM antara lain: gambar nyata
pelaksanaan (as built drawing), gambar sistem keseluruhan, rencana pengelolaan SPAM,
standar kualitas air minum, standar pelayanan, standar air buangan, dan lain-lain.
Kegiatan operasi sarana dan prasarana SPAM dilakukan pada unit air baku, unit produksi
dan jaringan, unit distribusi dan unit pelayanan berdasarkan manual fabrikan serta
prosedur operasi standar (SOP) yang telah ditetapkan perusahaan. Setiap unit tersebut
harus memiliki SOP yang mudah dipahami dan diletakkan dekat unit terkait. Selain itu,
SOP tiap unit harus disampaikan kepada karyawan di unit pelaksana terkait, guna
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 35 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Untuk menjamin agar kegiatan operasi berjalan sesuai SOP dan peraturan standar yang
berlaku, maka pelaksanaan kegiatan operasional SPAM dilakukan oleh sumber daya
manusia yang mempunyai kompetensi dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan unit-unit SPAM.
Pengoperasian seluruh atau sebagian prasarana dan sarana SPAM dilaksanakan oleh
penyelenggara SPAM untuk memenuhi pelayanan secara kontinu selama 24 jam per hari.
Hal ini dimaksudkan agar pipa distribusi selalu terisi air dalam tekanan tertentu agar tidak
terjadi infiltrasi air tanah dari luar. Dalam hal ini pada unit pelayanan harus dapat dilayani
24 jam penuh. Pengoperasian SPAM harus dapat memenuhi kebutuhan standar
pelayanan yang bergantung pada sumber daya masing-masing wilayah. Standar
pelayanan SPAM dapat mengacu pada peraturan yang berlaku.
Kegiatan operasional sarana dan prasarana SPAM meliputi antara lain penyediaan dan
pengendalian enerji, personil, bahan habis pakai, pemantauan, sebagai berikut:
1. Memantau kondisi dan kinerja setiap unit. Melakukan pemeriksaan setiap muncul
gejala penurunan kinerja sehingga berada di luar batas parameter/kriteria yang
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 36 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
2. Memantau kualitas air di instalasi produksi dan di jaringan distribusi. Perbaikan proses
pengolahan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air. Koreksi terutama harus
dilakukan bila ada teguran dari Departemen Kesehatan atau keluhan dari pelanggan.
KOMPONEN TUJUAN
2 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Secara handal mampu untuk memproduksi air minum
dengan kualitas yang memenuhi persyaratan dan
kuantitas yang sesuai kriteria perencanaan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 37 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pengoperasian intake mulai dilakukan pada alat ukur yang dipasang, untuk memonitor
dan menjamin bahwa debit air yang disadap sesuai dengan yang sudah diizinkan dan
direncanakan. Bilamana ada penyimpangan kapasitas debit, maka diambil langkah-
langkah untuk perbaikan dan penyesuaian.
Selain pemantauan pada alat ukur, khusus untuk intake yang menggunakan pompa,
dilakukan pemantauan terus menerus atas kondisi pompa selama beroperasi agar
kinerja pompa diketahui terus menerus. Bilamana ada gangguan dapat dilakukan
tindakan penyetopan sementara untuk perbaikan dan penyesuaian seperlunya.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 38 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
1. Bak prasedimentasi:
• Baca debit air yang masuk pada alat ukur yang tersedia.
• Be rs ihka n ba k da ri kotora n/s a m pa h ya ng m ungkin te rba wa .
• P e riks a ke ke ruha n a ir ba ku ya ng m a s uk da n ke lua r ba k pra s e dim e nta s i, pH da n
dosis bahan koagulan.
• Lakukan pembuangan lumpur dari bak prasedimentasi sesuai dengan periode
waktu yang telah ditentukan dalam perencanaan, atau tergantung pada kondisi air
baku.
• Amati ketinggian muka air dalam bak agar sesuai yang direncanakan.
• Perhatikan aliran dalam bak, apakah merata, atau ada bagian yang terlalu
lambat/cepat. Bilamana ada aliran tidak merata, maka hal ini merupakan indikasi
adanya pembebanan yang tidak merata pada seluruh bidang bak prasedimentasi.
2. Pengaduk cepat:
• Operasikan pompa pembubuh alum/soda dan stel stroke pompa sesuai dengan
perhitungan debit yang diperlukan (ada jenis pompa kimia lain yang penyetelan
strokenya dilakukan pada saat pompa tidak dioperasikan).
• Atur pH sehingga sama dengan pH pada waktu jar test, dengan menambah atau
mengurangi stroke pompa.
• Am a ti unjuk ke rja pompa pe m bubuh, pe rs e dia a n da n a lira n la ruta n ba ha n kim ia .
• Pertahankan keadaan seperti pada awal operasi, dan lakukan penyesuaian bila
diperlukan.
3. Pengaduk lambat:
• Amati flok–flok yang terbentuk, apakah terbentuk dengan baik.
• Apabila tidak, periksa kembali pH air di pengaduk lambat dan lakukan
penyesuaian-penyesuaian pembubuhan.
• Periksa pembentukan buih-buih yang terjadi di permukaan air dan bersihkan
apabila terdapat buih-buih.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 39 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
4. Bak sedimentasi:
• Setelah proses koagulasi dan pembentukan flok-flok, maka air masuk ke dalam
bak sedimentasi.
• Harus diperhatikan apakah terjadi pembebanan merata (surface loading merata).
• Bilamana tidak merata, maka kinerja bak sedimentasi menjadi tidak optimal. Untuk
itu harus diperiksa, apakah inlet (yang memakai baffle) berfungsi dengan baik,
atau apakah plate settler/tube settler dalam keadaan baik, tidak ada yang pecah
atau tersumbat.
• Periksa kekeruhan air yang keluar dari bak sedimentasi. Biasanya efluen dari bak
sedimentasi mempunyai kekeruhan di bawah 10 NTU, agar saringan pasir dapat
berkinerja tidak terlalu berat.
• La kuka n pe m bua nga n lum pur s e s ua i de nga n ya ng te la h dire nca na ka n.
• Be rs ihka n buih-buih atau bahan-bahan yang terapung.
• Periksa fungsi katup–katup.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 40 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
v) Atur debit pencucian dengan mengatur katup, sehingga media tidak terbawa.
vi) Hentikan pencucian jika air pencucian sudah jernih.
6. Bak reservoir
• Periksa pH air yang masuk ke bak penampung air bersih/reservoir.
• Ukur de bit a ir ya ng m a s uk
• Bubuhka n la ruta n netralisator (larutan soda ash 10% atau larutan kapur jenuh),
apabila pHnya < 7, sesuai perhitungan.
• Bubuhkan larutan desinfektan, seperti larutan kaporit sesuai perhitungan.
• Periksa pH, kekeruhan dan sisa khlor dari air bersih di bak penampung setiap jam,
yaitu pH antara 6,0 – 7,5; kekeruhan di bawah 5 NTU dan sisa chlor 0,2 ppm, serta
bakteri e-coli = 0 (negatif).
• Periksa kualitas air secara lengkap (fisika, kimia, dan bakteriologi) di laboratorium
Departemen Kesehatan setempat minimal setiap bulan.
Pengoperasian pipa transmisi air minum dan jaringan pipa distribusi air minum meliputi
kegiatan–kegiatan:
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 41 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
KOMPONEN TUJUAN
3 Jaringan transmisi Mampu mengalirkan air dari sumber ke IPA, atau dari
IPA ke reservoir distribusi.
2. Pengurasan pipa.
Pengurasan pipa (wash out) dimaksudkan untuk membuang kotoran yang
terakumulasi dalam pipa pada saat tidak ada aliran. Pengurasan dapat dilakukan
secara berkala sekurang-kurangnya 3 bulan sekali atau sesuai kebutuhan.
4. Pemompaan distribusi.
Pemompaan air ke dalam jaringan pipa distribusi dilakukan pada daerah pelayanan
yang tidak memungkinkan pengaliran terus menerus secara gravitasi, dan untuk
menjaga tekanan air di pelanggan (titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1 atm.
Tekanan air yang cukup dapat menghambat infiltrasi air tanah dari luar yang dapat
menyebabkan kontaminasi terhadap air hasil olahan.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 42 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Pemanfaatan air minum hasil pengoperasian SPAM harus dilakukan secara efisien dan
efektif yang terdiri dari kegiatan pemanfaatan sarana sambungan rumah, hidran umum
dan hidran kebakaran. Pemanfaatan bertujuan untuk memenuhi pelayanan air minum
kepada masyarakat untuk kebutuhan domestik dan non domestik. Pemanfaatan
dilaksanakan oleh penyelenggara SPAM untuk kebutuhan pelayanan air minum
masyarakat.
Pemasangan hidran umum diprioritaskan pada kawasan yang belum terjangkau jaringan
perpipaan dan kawasan permukiman padat dan kumuh dan rawan air. Lokasi
pemasangan hidran umum minimal seluas 4m x 4m serta ada bukti tertulis atas ijin
penggunaan tanah dari pemilik. Masyarakat pemakai hidran umum harus menyiapkan
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 43 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
pengelolaan yang akan bertanggung jawab atas pemungutan penjualan air dan menyetor
biaya retribusi kepada penyelenggara SPAM (PDAM).
1. Pemasaran/marketing.
Diperlukan agar masyarakat mengetahui pentingnya air minum yang memenuhi syarat
kesehatan, dan bahwa masih tersedia produksi air minum yang dapat didistribusikan
pada masyarakat yang memerlukan.
2. Membuat SOP.
Perlu dibuat SOP yang mendorong percepatan pelaksanaan. SOP harus benar-benar
difahami oleh para petugas terkait agar dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan, misal:
• Waktu pendaftaran/usulan penyambungan: 1 hari.
• Survey lapangan oleh petugas: 1 hari.
• Pembayaran penyambungan oleh calon pelanggan: 1 hari.
• Persiapan penyambungan (peralatan/bahan) dan pelaksanaan penyambungan
selesai dalam 2 hari setelah pembayaran oleh pelanggan.
• Total waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan: 5 hari.
5. As built drawing.
Semua penyambungan baru harus dibuatkan as built drawing secara lengkap dan
baik untuk keperluan dokumentasi, serta untuk memudahkan perbaikan di kemudian
hari.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 44 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 45 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 46 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Tindakan koreksi
Tentukan
Mengukur Apakah
standar dan
prestasi prestasi =
pengukuran
kinerja standar tidak
kinerja
ya
Langkah berikut
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 47 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Pelatih
Peran pelatih adalah untuk:
• Membantu anda dalam merencanakan proses belajar.
• Membimbing anda dalam melakukan tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belaja.
• Membantu anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan anda mengenai proses belajar anda.
• Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang anda
perlukan untuk belajar anda.
• Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
• Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
2. Penilai
Penilai bertugas melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja.
Penilai akan:
• Melaksanakan penilaian apabila anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan anda.
• Menjelaskan kepada anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
mendiskusikan rencana pelatihan selanjutnya dengan anda.
• Mencatat pencapaian / perolehan anda.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 48 dari 49
Buku informasi Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul
SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.007.01
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan berbasis kompetensi adalam mendorong pada fleksibilitas
dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu,
dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang
lebih baik, atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasi dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.
Judul modul : Manajemen operasi sistem penyediaan air minum Halaman : 49 dari 49
Buku informasi Versi 2009