1
3. Melaksanakan 3.1. Bagian yang berhubungan dengan Boiler
pekerjaan dibongkar sesuai dengan urutannya
pemeliharaan . 3.2. Bagian-bagian dari Boiler dibersihkan sesuai
dengan prosedur pemeliharaan.
3.3. Bagian-bagian dari Boiler diperiksa dan bila
ada kelainan dilaporkan ke atasan.
3.4. Bagian-bagian yang telah dibongkar dipasang
kembali sesuai dengan urutannya.
3.5. Alat kerja dibersihkan dan disimpan sesuai
prosedur perusahaan.
3.6. Tempat kerja di bersihkan sesuai prosedur
perusahaan.
3.7. Kualitas pekerjaan pemeliharaan dipastikan
sesuai dengan standar perusahaan.
4. Membuat Laporan 4.1. Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur
Pemeliharaan yang ditetapkan oleh perusahaan.
1. Batasan Variabel
Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:
1.1. Peraturan dan Perundangan K2.
1.2. Standar perusahaan yang berlaku diperusahaan/Unit pembangkit
1.3. Formulir quality control (checklist) atau report sheet yang ditetapkan oleh
perusahaan.
1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan
1.5. Peralatan dan Instrumen yang terkait dengan pelaksanaan Unit kompetensi
ini.
1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya
1.6.1.Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.6.2.Merapikan Peralatan dan tempat kerja / sesuai dengan standar
lingkungan di tempat kerja.
1.6.3.Menginterpretasikan gambar teknik dan flow diagram.
1.6.4.Menggunakan hand tools & power tools.
2. Panduan Penilaian
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
2.1.1.Pengetahuan:
2.1.1.1. Peraturan dan Perundangan K2.
2.1.1.2. Prosedur Pemeliharaan (SOP) Boiler.
2.1.1.3. Diagram Kerja dan Prinsip kerja Boiler.
2.1.1.4. Pengukuran listrik dan mekanik.
2.1.1.5. Teknik pelaporan.
2.1.2.Keterampilan:
2.1.2.1. Penggunaan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja.
2
2.1.2.2. Penerapan Prosedur pemeliharaan Boiler.
2.1.2.3. Pembacaan dan penggunaan Alat Ukur.
2.1.2.4. Pembuatan laporan.
3. Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci Level
A Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan 1
informasi
B Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
C Merencanakan dan mengatur kegiatan 1
D Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
E Menggunakan ide dan teknik matematika 1
F Memecahkan masalah 1
G Menggunakan teknologi 1
3
PEMELIHARAAN
BOILER
4
DAFTAR ISI
BAB IV PEMELIHARAAN
4.1. Pressure Part
22
4.2. Preventif Maintenance Pada Saat Outage 25
5
BAB I
JENIS JENIS PEMELIHARAN BOILER
1.1.1. . Simple Inspection (SI) dilaksanakan bila unit telah beroperasi 8000 jam sesudah
pelaksanaan Medium Inspection atau 8000 jam sesudah pelaksanaan serius Inspection
1.1.2. . Medium Inspection (ME) dilaksanakan bila unit telah beroperasi 16.000 jam
sesudah pelaksanaan serious Inspection
1.1.3. Serious Inspection (SE) dilaksanakan setelah unit beroperasi 8000 jam dari start awal dan
selanjutnya setelah unit beroperasi 32.000 jam.
Perbedaan tingkat inspection ini meliputi jumlah/volume pekerjaan serta waktu pelaksanaanya
dengan mempertimbangkan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatannya.
6
BAB II
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMELIHARAAN
2.1. Buku Petunjuk
Buku petunjuk atau Instruction Manual, adalah merupakan buku petunjuk buku yang
dikeluarkan oleh pabrik membuat peralatan untuk pegangan dalam melakukan pemeliharaan
peralatan.
Buku petunjuk yang lengkap mamuat hal-hal yang segubungan dengan pemeliharaan, antara
lain meliputi :
Prosedure & metoda pemeliharaan
Setting peralatan dan referensi
Peralatan
Waktu pemeliharaan
Spare part dan lain-lain
Didalam melakukan pemeliharaan, baik dalam kondisi shut down maupun dalam kondisi operasi
harus selalu berpegangan pada buku petunjuk tersebut.
Ini semuanya akan mempengaruhi unjuk kerja peralatan, yang dengan sendirinya akan
mempengaruhi pelaksanaan pemeliharaan.
7
Boiler yang bekerja dengan beban yang berubah-ubah, menuntut adanya kehandalan dari
sistem.
Sistem peralatan kontrol & instrumentasi
Sistem pengoperasian
Material boiler harus tahan terhadap perubahan tekanan dan temperatur.
2.2.3 Metoda Pengoperasian
8
Sebagai karyawan diharapkan setiap personel mempunyai rasa tanggung jawab moral dan rasa
ikut memiliki, sehingga secara individu maupun secara bersama akan melakukan
pengoperasian, peralatan dan perbaikan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
Rasa tanggung jawab merupakan salah satu moral dalam pelaksanaan tugas, sehingga bisa
berhasil dengan baik, benar dan aman.
2.8. Monitoring
Dengan melakukan monitoring pada periode :
Persiapan operasi
Start Up
Loading, dan
Shut Down
Maka akan diketahui awal kelainan atau penyimpangan dari sistem/peralatan, sehingga bisa
diambil tindakan penanganan dan pengamanan lebih lanjut, sebelum terjadi kerusakan atau
kegagalan operasi.
Dengan adanya penanganan/perbaikan pada awal terjadinya kelainan sistem operasi maka :
Kehandalan unit bisa dipertahankan
Umur unit menjadi lebih panjang
Akan mempertahankan nilai aset.
9
BAB III
PELACAAN GANGGUAN
Safety
Masalah utama yang harus diperhatikan agar Boiler dapat dioperasikan dengan aman adalah :
Ruang Bakar
Pencegahan terhadap terjadinya ledakan didalam ruang bakar adalah merupakan prioritas utama
karena :
Menyebabkan kecelakaan/membahayakan jiwa
Biaya yang sangat mahal untuk melakukan perbaikan
Mengakibatkan unit shut down
+ Produksi menurun
+ Terganggunya sistem kelistrikan, sehingga proses industri terganggu
Empat (4) hal untuk mencegah terjadinya ledakan dalam ruang bakar :
1. Prosedur operasi yang optimum, dan perlu training untuk operator
2. Pengamatan burner secara seksama dengan menggunakan “Flame faiture detector”
3. Pendeteksian gas -gas yang tidak terbajar pada gas buang
4. Perbandingan udara dan bahan bakar harus sesuai.
10
3.1.1 Monitoring Temperatur
Pengukuran temperatur logam SH dan RH adalah hal yang sangat mendasar, guna mencegah
terjadinya overheating pada tube sehingga aman.
Laju pembakaran terutama pada saat start up perlu diatur untuk melindungi SH dan RH agar
tidak terjadi overheating, Laju kenaikan temperatur dan tekanan yang cepat akan menyebabkan
terjadinya beda temperatur metal drum yang tinggi yang akan mengakibatkan kerusakan drum.
Temperatur AH tube juga perlu dimonitor guna menghindari terjadinya “Dew Point” dari gas
buang kejadian Dew Point akan terjadinya kondisi oleh sulphur.
Selama periode penaikan tekanan, suhu gas dibeberapa tempat juga perlu dimonitor.
Temperatur disekitar SH perlu di cek guna mengamankan logam SH dari overheating.
Unit yang dilengkapi dengan AN tipe regulative pada saat periode penaikan tekanan dan
temperatur, adalah beroperasi dan perbutar dalam kondisi relativ dingin. Pada elemen-elemen
AH akan terjadi penyambungan yang disebabkan oleh gas hydrogen yang berada didalam
bahan bakar.
Embun dalam elemen AH jika terbawa keruang bakar bisa menyebabkan turunnya temparatur
ruang bakar sampai dibawah titik nyala, dengan konsekuensi akan terjadinya kegagalan
pembakaran.
Untuk AH tipe regulative suhu gas disekitar pemanas harus diukur, untuk mengetahui kapan AH
aman diputar sehingga tidak akan menyebabkan terjadinya kegagalan pembakaran.
Gas yang keluar AN perlu dimonitor untuk mencegah terjadinya korosi pada AH.
11
Monitoring temperatur dan tekanan air dan uap adalah prosedur konversional yang sudah
lama dilaksanakan.
Start uap yang cepat dan untuk mencapai suhu uap yang sesuai dengan kebutuhan turbin
perlu dimonitor dengan teliti.
Pengukuran tekanan dan perbedaan tekanan harus dilakukan demi untuk keselamatan.
1. Tekanan air dan uap harus diukur pada boiler drum, sesuai dengan petunjuk operasi,
baik pada saat laju penaikan tekanan dan penurunan.
2. Pengukuran tekanan didalam ruang bakar adalah untuk meyakinkan bahwa tekanan
yang terjadi didalam ruang bakar tidak melebihi tekanan yang telah ditentukan
ataupun tekanan design.
3. Pengaturan kembali tekanan soot blower untuk meningkatkan efektives pembersihan
atau untuk mengeliminasi terjadinya erosi.
Suatu tipe keseimbangan poros/heat balance untuk Boiler dengan bahan bakar batu bara
adalah sbb :
Kerugian-kerugian kecil yang tidak terhitung disebut “Uncounted For” kerugian -kerugian kecil ini
cukup extersive dalam jumlah , tetapi mereka kecil terhadap jumlah kerugian panas.
Kerugian ‘Uncounted “ yang tervesar terjadi karena panas sensibel pada abu dan slag.
12
Variabel suhu gas keluar cerobong dipengaruhi oleh deposit pada permukaan penguapan panas
yang dilewati oleh gas, dan tingkat nilai mutlak udara bakar lebih (excess air)
Kedua efek dalam gas buang tersebut sifatnya adalah menurunkan efisiensi . Besarnya
penurunan efisiensi kira-kira 1 % setiap kenaikan suhu gas buang 40 0F.
Kerugian karena gas yang tidak terbakar oleh volatil matter dan kandungan abu dalam batu
bara.
3.2.2 Monitoring Effisiensi
Monitoring efesiensi dapat dilakukan dengan memonitor secara kontinyu suhu gas buang dan
kandungan oksigen didalam gas buanh dengan menggunakan rekorder atau indikator.
Pemeriksaan secara periodik pada gas-gas yang bisa terbakar dalam gas buang akan
menunjukkan adanya efisiensi yang asli (Original Effieisncy) yang perlu dipertahankan.
Suhu gas buang yang tinggi dan kerugian isap yang tinggi pada kondisi udara lebih yang
normal, menunjukkan adanya pengotoran pada permukaan penyerapan panas. Pengotoran
tersebut selanjutnya harus di soot blowing.
Udara lebih yang tinggi, secara normal akan menaikkan temperatur gas buang dan kerugian
isap, sehingga perlu mengatur perbandingan udara dan bahan bakar.
Udara lebih (excess air) yang tinggi bisa disebabkan oleh : kebocoran casing /seal air atau
kebocoran air heater.
Tingginya kandungan gas yang bisa terbakar didalam gas buang, menunjukkan perlunya
penyetelan dan perawatan peralatan pembakar/burner.
Ruang bakar, yang berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar, dibentuk oleh
rangkaian dinding pipa-pipa air yang merupakan permukaan perpindahan panas.
Selama proses pembakaran bahan bakar, baik bahan bakar padat ataupun bahan bakar cair,
kecuali panas sebagai produk utama, maka dihasilkan produk lain yaitu abu.
Abu dari sisa pembakaran ini, bersama-sama dengan gas panas akan menjelajah laluan,
melalui dari ruang bakar menuju ke cerobong dengan terlebih dahulu melewati SH, RH,
Ekonomizer dan AH untuk memindahkan panasnya.
13
Tidak semua abu bisa terbawah dan terbang lewat cerobong, namun sebagian akan menempel
pada pemukaan dinding ruang bakar,, dinding pipa SH, RH, Eco dan AH. Abu yang menempel
pada permukaan peralatan-pealatan pemindah panas tersebut harus dibersihkan karena akan
menghambat proses perpindahan panas, dan menyebabkan over heating pada pipa-pipa.
Peralatan yang digunakan untuk memberishkan abu-abu tersebut dalam kondisi beroperasi
adalah Soot Blower, termasuk juga yang digunakan untuk membersihkan ruang bakar.
Soot Blower atau penghembus jelaga yang digunakan untuk membersihkan dinding-dinding
ruang bakar adalah tipe wall blower dan tipe wall blower short retractable.
Pembersihan dinding ruang bakar dalam keadaan beroperasi dengan menggunakan soot
blower dilakukan secara periodik minimum setiap 8 jam sekali atau sesuai kebutuhan jika
dianggap perlu. Pengoperasian soot blower dalam keadaan berbeban rendah, bisa
mempengaruhi proses pembakaran.
14
GAMBAR: SOOTBLOWER
Adalah deposit dari slag yang meledak, yang terbentuk pada permukaan dalam dinding
ruang bakar, atau permukaan perpindahan panas yang lain yang terkena radiasi panas
secara dominan.
15
2. Fouling Temperatur Tinggi
Adalah deposit abu pada permukaan panas konveksi *=(tidak terkena panas radiasi),
dimana temperatur gas buang turun sampai dengan 760 oC. Deposit ini merupakan embun
alkali volatile pada partikel abu yang dapat membentuk Sintering.
Gambar 3 : Deposits
16
17
3.4. Preventive Maintenance Dalam Keadaan Normal Operasi
Periode Pemeriksaan
Keterangan.
No Peralatan Uraian Setiap Setiap Setiap Setiap
Jam 8 Jam Hari Minggu
18
tempetaur udara ke AH
primer & skunder, gas
pada boiler, udara keluar
Eco dan AH primer dan
skunder, O2 pada gas
buang (recorder) , Fo ke
burner
Tekanan keluar : ID, FD,
GR, PA dan seal air fan
Data pengoperasian
untuk : ID, FD, GR, PA
dan seal air fans, AH
primer & skunder, EO
pump dan pulverizer, dll X
harus dicatat dalam log
sheet.
X
1. Check status burner
2 Pemerik pembakaran didalam ruang
. saan bakar dan catat dalam log
Burner sheet.
Pembak 2. Reheck setiap pembentukan X
aran slag diruang bakar dan juga
fouling pada daerah SH & RH.
19
1. Check kondisi operasi,
meliputi : temp. bantalan , X
3 ID, FD, vibrasi bantalan, tekanan dan
. GR, PA temp. minyak pelumas
& SEAL bantalan serta level minyak
AIR dan catat pada log sheet.
FAN
1. Periksa kondisi operasi AH
primer & skunder meliputi :
4 Air Heater Temperatur dan vibrasi
. bantalan, suhu udara
dan gas keluar masuk,
suhu bantalan dan level X
minyak pelumas.
Catat pada log sheet
Dengarkan adanya
gesekan pada seal
1. Periksa kondisi
pengoperasian FO pump dan
5 F.O Pump. catat pada log sheet ,
. meliputi :
Vibrasi dan temperatur
bantalan, suhu minyak X
bakar
keluar dan masuk.
20
X
Dibahas tersendiri dalam topik
Pulverizer X
21
8 Alaram Drum
. level HI- 1. Periksa Boileritian terhadap
LOW level gelas duga lokal
X
9 Rekorder 1. Lakukan soot blowing tidak
. Drum Level kurang dari setiap 8 jam, dan
catat pada Log sheet
10. Soot Blowing
1. Setel continoue blow down
untuk pengontrolan
konsentrasi dan kandungan
11. Continoues garam didalam air Boiler
Blow Down
22
BAB IV
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan preventive dalam keadaan unit shut down adalah untuk mengembalikan unjuk kerja
unit, serta untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kegagalan operasi di waktu mendatang.
Dalam unit pembangkit tenaga listrik pelaksanaan outage maintenance, schedulnya harus disesuaikan
sistem kelistrikan yang terkait.
Secara umum, dan yang lebih baik, uit besar tidak melakukan shut down pada beban kritis, yang di
Indonesia jatuh pada musim kemarau.
Unjuk kerja Boiler agar bisa beroperasi sampai dengan shut down berikutnya, harus selalu
dimonitoring dengan baik, baik dengan menggunakan peralatan kontrol maupun secara pengamatan
langsung.
Suatu langkah pencegahan/tindakan preventive yang paling beik dilakukan adalah dengan
mengoperasikan Boiler secara benar, sesuai dengan prosedur operasi yang telah ditentukan.
Kondisi air Boiler yang baik, akan menjamin tidak adanya endapan/deposit didalam pipa yang
dapat menyebabkan terjadinya overheating dan kegagalan pada boiler tube.
Jika pengukuran deposit atau kotoran didalam pipa tidak bisa dilakukan pada saat operasi, atau
tidak perlu melakukan pembersihan maka mpemeriksaan secara reguler pada saat shut down
unit sangat diperlukan guna keandalan operasi berikutnya.
Pemeriksaan pada saat unit shut down untuk mengetahui tipe deposit yang terjadi didalam
tube/pipa : metoda yang paling baik adalah dengan cara mengambil sample secara acak
dengan memotoong tube.
Untuk selanjutnya guna mengetahui deposot yang terjadi pada permukaan dalam pipa/tube
dilakukan evaluasi berdasarkan :
23
Pemeriksaan bagian-bagian dalam boiler drum harus dilaksanakan pada saat shut down
Semua baffle dan sparator/peralatan pemisah air dan uap harus duduk pada temperaturnya
dengan sempurna.
Semua sambungan harus rapat terhadap kebocoran dan duduk dengan kuat
Dalam membongkar plat baffl atau sparator untuk keperluan pemeriksaan, harus diberi tanda,
agar tidak terjadi kesalahan pada waktu memasang kembali.
Metoda pemberihan bagian dalam dengan chemical cleaning atau acid cleaning memberikan
hasil yang paling cepat dan sangat memuaskan untuk membuang deposit.
(Metoda chemical cleaning akan dibahas pada bab tersendiri).
Turunnya temperatur gas AH dan Boiler, serta turunnya tekanan sisa gas, yang diukur selama
periode operasi, akan menunjukkan adanya fouling bagian luar yang tidak bisa dibersihkan
dengan pengoperasian soot blower, dan meupakan suatu petunjuk dimana ada terjadi
ekumulasi.
Selama periode shut down, sekitar unit/ boiler harus diperiksa dengan sasaran sebagai berikut :
Tube dinding ruang bakar harus diuji terhadap adanya bentuk bergelombang
(Swelling), lepuh (blistering) atau menghubung (warping). Untuk pemeriksaan ini bisa
dilakukan secara mekanik atau dengan ultrasonik untuk mengetahui berapa besar
gelombang yang terjadi atau pemipisan dari dinding tube. SH, RH dan economizer
harus diuni pula dengan metoda ini.
24
Sebagai contoh jika pengoperasian dengan batu bara dengan kadar abu yang tinggi dan
udara lebih yang tingg, akan menaikkan kecepatan aliran gas yang membawa muatan
debu, yang cukup untuk membuat erosi pada tube.
Pengoperasian dengan tidak cukup udara bakar, akan menurunkan tekanan didalam ruang
bakar, dan akan terjadi adanya deposit abu.
Korosi temperatur tinggi pada pipa SH, RH atau supoort dan pengikat (bracket) dapat
terjadi pada temperatur yang tinggi, dan pada boiler dengan bahan bakar minyak karena
kadar sanadium yang tinggi.
Secara umum, erosi akan nampak seperti goresan halus , kadang-kadang berkilau, sperti
bahan logam. Kejadian ini bisa disebabkan karena semprotan soot blower yang tinggi.
Oleh karena itu pemuaian diperlukan untuk penyetelan kembali tekanan soot blower.
Korosi yang berlangsung dengn deposit abu, akan membentuk kulit, sehingga diperlukan
pembersihan dengan sand blasting atau pencucian permukaan.
3. Mendeteksi Tube Misalignment, Lepas dari Ikatan, Hanger, Support & Spacer
Mempertahankan kesebarisan tube yang sempurna adalah sangat penting untuk :
Mencegah terjadi gesekan dengan soot blower
Mencegah terjadi erosi akibat dari penyempitan laluan gas buang
25
4.2. Preventif Maintenance Pada Saat Outage
Periode Pemeriksaan
Keterangan
No Peralatan Uraian 3 Bln 6 Bln 1 Thn 2 Thn
26
Semua baffle
Steam cyclon sparator
Steam scruber
Petunjuk :
Jika membongkar baffle, cyclon sparator atau
scruber harus diberi tanda agar tidak keliru X
pada saat pemasangan kembali.
27
4. Periksa pipa dinding ruang bakar untuk :
Tanda-tanda overheating
Bergelombang’Melambung
Melempuh X
Melengkung
Mis-alignment
28
Lepas
Misalignment
29
membuka tutup hand hole.
4 Economizer
. 2. Periksa permukaan luar tube untuk :
Korosi temperatur rendah yang X
disebabkan oleh belerang dan moisture
dari minyak dan temperatur tube Jika di
rendah. perlukan
30
tersangga dan diberi kelonggaran untuk
ekspansi dan kontraksi.
31
hal berikut :
Kebocoran debu pada packing
Bengkok dan overheating
Macet
Kerapatan penutupan damper
X
9. Periksa air register dari kemacetan
32
pengaman, daan lobang lantai grafing. X
33
Gambar 6 : Boiler
BAB V
34
PELACAAN KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PIPA PIPA BOILER
Agar repair boiler tube dapat berhasil dengan baik dan memenuhi/sesuai dengan standard yang
berlaku, maka tiga (3) hal utama seprti berikut harus dipenuhi yaitu :
1. Pengawas/Supervisi yang berpengalaman
2. Tenaga kerja yang mempunyai skill
3. Peralatan yang lengkap
Pemotongan Boiler Tube yang rusak dan akan diganti dapat dipotong dengan
Gergaji tangan
Geriinda tangan
Aparat aksi-asetylene
Dalam pemotongan yang harus diperhatikan adalah, bahwa kotoran yang terjadi selama
pemotongan supaya dihindari jangan sampai masuk kedlam tubes.
Keterangan :
Kotoran yang masuk kedalam Boiler, sangat membahayakan karena apabila terbawa oleh uap
masuk kedalam turbin akan dapat merusakkan sudu-sudu turbin.
Panjang tube / pipa yang dipotong untuk untuk diganti minimum 12”.
5.1.5. Jika penyambungan dengan menggunakan backing ring, maka ujung pipa cukup digerinda dan
dilakukan dengan rata.
5..2. Prosedure
35
5.2.1 Pipa pengganti harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 75% ketebalan pipa asli.
5.2.3 Jika penyambungan menggunakan Backing ring, material Backing ring harus sesuai dengan
material tubes.
Keterangan :
Penggunaan Back Ring tidak direkondasikan pada pipa/tube yang mempunyai laju aliran tinggi.
Jarak kampuh/gap sama dengan diameter elektroda untuk Root Pass, yaitu sebesar antara
3/32” - 1/16 “
5.2.6 Pengelasan root pass atau pengelasan pertama sebaiknya menggunakana Las TIG/Las Argon
dengan tujuan agar tidak terjadi pengotoran didalam pipe oleh kerak las.
Keterangan :
Jika pengelasan root pass menggunakan las SMAW, maka terjadi pengotoran kerak las didalam
pipa.
5.2.7 Proses pengelasan harus mengikuti WPS (Welding Prosedure Spesification) yang telah
ditetapkan oleh pabrik pembuat Boiler.
Keterangan :
Penyimpangan dari WTS yang sudah ditentukan, tidak menjamin akan keberhasilan dari proses
pengelasan.
36
WPS mencakup :
- Logam dasar,
- Jenis elektroda las yang digunakan
- Proses pengelasan
- Besar arus/amper dan vollasi pengelasan
- Posisi pengelasan
- Laju pengelasan
5.2.8 Juru Las harus Qualified untuk pengelasan bertekanan tinggi, mempunyai Sertifikat yang masih
berlaku, dan perlu diuji ulang/test ditempat untuk menyakinkan kemampuannya.
5.2.9 Selama proses pengelasan harus dibawah pengawasan orang yang bertanggung
jawab/Engineer.
5.3. Pengujian
37
5.3.3 Pengujian dengan Ultrasonic atau dengan Radiographis.
Pengujian dengan Ultrasonic Flow Detector atau dengan Radiographic digunakan untuk
mengetahui cacat las bagian dalam yang tidak terdeteksi oleh color check.
Pengujian ini bisa dilaksanakan , setelah sambungan las dinyatakan lulus uji color check
Pengujian dengan radio grapihic lebih banyak digunakan, karena :
+ Adanya cacat-cacat las tergambar dalam film X-ray
+ Berdasarkan film X-ray bisa diketahui jenis cacat yang terjadi dari lokasinya
+ Dari hal tersebut akan memudahkan untuk melakukan repair
Uji tekanan dilaksanakan dengan Hydro statik test, ayitu menaikkan tekanan Boiler
sampai sedikit diatas tekanan kerja, untuk mengetahui :
+ Kebocoran sambungan las
+ Kekuatan sambungan las
Pengujian hydro static bisa dilaksanakan, setelah dinyatakan lulus uji Radiographis.
Pengujian Hydrostatis harus dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi prosedur yang
telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya
Sumber tekanan untuk malakukan pengujian bisa menggunakan :
+ Pompa BFP
+ Pompa hydro Test
38
No. Nama Tujuan/Cara Pelaksanaan Keterangan
Peralatan Pengawetan
39
vacuum kondensor untuk Reheating
waktu secukupnya sebelum hanya bisa
shut down agar menarik diawetkan
moisture dari pipa reheater : dengan cara
Dalam keadaan vacuum buka kering
tutup vent dan drain sehingga Cara ini
udara masuk dan mendorong dilakukan bila
moisture yang berada didalam unit shut down
pipa reheater. lebih dari 2
minggu
Setelah cukup, tutup katup vent
dan drain, kemudian isi
dengan Nitrogen : tekanan
dijaga antara 2-5 psi.
6.4
Pipa-pipa Mencegah Pertahankan temperatur
sisi api dan Korosi permukaan luar logam 40 Temperatur diamati
gas asap O
C dengan memasang electric secara periodik
heater pada beberapa lokasi.
mencegah Air Heater dicuci setelah
korosi dan temperature dibawah 120 OC. 1 (satu) minggu
menghindari Air heater dinyatakan bersih bila sekali air heater
kemacetan selisih PH air pencuci max 1. diputar 30 menit
Juga temperatur air heater 40 Dilaksanakan 1
O
C. (satu) minggu
6.5 sekali
Jalankan auxiliary oil pump bila
Air Heater Mencegah
dilengkapi. Bila tidak
poros Dilaksanakan 1
dilengkapi beri minyak
Force Draf bengkok (satu) minggu
pelumas pada bantalan luncur
Fan sekali
kemudian putar poros 180 O
Mencegah Dilaksanakan
atau sesuai buku petunjuk
Gas Recircu- poros 1(satu) minggu
Jalankan pompa minyak
lation Fan bengkok sekali
pelumas
Putar turning gear GRF selam
15 menit
BAB VII
PERHATIAN SAAT BEKERJA DI BOILER. .
40
1. Gunakan selalu kaca mata pengaman atau kaca pelindung untuk melindungi mata dari nyala yang
menyilaukan serta partikel abu dan debu pada waktu melihat kondisi nyala api di dalam ruang
bakara.
2. Jangan berdiri langsung didepan pintu pengamat, khususnya pada saat pintu pengamat terbuka,
untuk menghindari adanya hembusan dari ruang bakar. Hembusan dari ruang bakar bisa terjadi
disebabkan oleh :
Kondisi pembakaran
Beroperasinya soot blower
Kebocoran atau kegagalan boiler tube
Meskipun Boiler beroperasi dengan tekanan seimbang/balance draft.
3. Jangan masuk kedalam boiler, sebelum semua katub-katub boiler dan katub blowdown tertutup
dengan rapat serta dipasangi kartu tagging.
4. Jangan masuk kedalam boiler sebelum :
Ruangan menjadi dingin
Dilakukan purging gas-gas bebahaya
Ventilasi terbuka penerangan, dan harus mengikuti petunjuk persyaratan keselamatan masuk
kedalam ruang boiler.
5. Jika diperlukan kabel-kabel tambahan seperti untuk penerangan penggerindaan dll, maka kabel
tersebut harus digrounding dengan baik.
6. Jangan masuk, atau membuka peralatan yang berputar, sebelum peralatan berhenti total dan
sirkuit breaker dikunci.
7. Gunakan safety helm untuk menghindari kejatuhan fouling pada saat masuk kedalam ruang
bakar.
8. Sebelum masuk/melewati, amankan terlebih dahulu mekanik penggerak damper, pintu-pintu
manhole.
9. Jangan menginjak FLYASH. Biasanya hanya dingin diperlmukaan tetapi bagian dalamnya masih
cukup panas yang dapat membahayakan Fly ash baru bisa dingin setelah 1 (satu) minggu.
10. Hindari terkena air panas dari dalam drum ketika membuka tutup manhole, atau tutup hand hole.
11. Jangan menggunakan bahan kimia yang beracun seperti Carbon Tetrachlorid didalam ruang yang
terbatas.
41
1. NAMA PERALATAN :........................................................................................................................................................................................
2. NAMA PEERJAAN : .......................................................................................................................................................................................
3. DATA / KELAINAN / KERUSAKAN / CATATAN : (lihat hal. Sebelah)
4. PETUNJUK PELAKSANAAN ( LANGKAH PELAKSANAAN )
1.
2.
3.
4.
5.
DIKERJAKAN SETELAH PENGAMANAN OPERASI DI TANDA TANGANI
MATERIAL / SPARE PART (Lihat RPB) DIBUAT OLEH
BKS UNTUK PEKERJAAN BORONGAN (Lihat RPP)
(......................... ...)
JAM :
TGL :
CATATAN : ………………………………
( ……………………………… )
Ka. Op. …
TENAGA KERJA
NO NAMA GOL HB/HK JAM RUPIAH (BULAT) KETERANGAN
PEMAKAIAN MATERIAL
NO NAMA BARANG HB/HK JAM RUPIAH (BULAT) TUG / ASAL / KETERANGAN
42
Pemeliharaan besar, sesuai skedul.
Realisasi ( . . . . . . . . . . . . . . . . . )
DISELESAIKAN TANGGAL
DISETUJUI KEP. PEMELIHARAAN : MASUK ARSIP TGL :
BON PEMAKAIAN
………………………………………… 1. Untuk T.U.K.G.
PT (Persero) Cab./Sekt./Bkj.
Pekerjaan : Pas.Baru/Perluas./Perbaik./Perub./Pemel./Pembongk. No. P.P.
43
NAMA / ALAMAT
Banyaknya Satuan Nama Barang / Spare Part No. Norm./ Part Jumlah Uang
TUG. 10
BON PENGEMBALIAN
………………………………………… 2. Untuk TUG.
PT (Persero) Cab./Sekt./Bkj.
Pekerjaan : Pas.Baru/Perluas./Perbaik./Perub./Pemel./Pembongk. No. P.P.
NAMA / ALAMAT
Banyaknya Satuan Nama Barang / Spare Part No. Norm./ Part Jumlah Uang
Lampiran 05.
44
01. Instalasi dan Mesin : 21193
31193
45
Pipa-pipa Ketel 211931 311931
Air dan Gas Fan 211931 311931
Air Heater Bearing dan Roller 211931 311931
Electric Drive Motor 211931 311931
Alat-alat Ukur 211931 311931
Alat-alat Pengaman 211931 311931
Alat-alat Pengatur 211931 311931
46
Alat-alat Pengaman 211933 311933
47
References :
48
2. Thermodynamic and Transport Properties of Fluids
(Mayhew & Rodgers – Oxford) New Zealand
3. STEAM its generation and use 40th Edition (Babcock & Wilcox) Canada
7. THERMAL POWER PLANT TEXTBOOK (Middle Class) Electric Power Development. Co. Ltd.
Japan.
49