Anda di halaman 1dari 14

Paper Kajian Pembahasan Evaporator Pada Mesin Thermal

BAIHAQI ARIA RANGGA PUTRA TRESNA (1217020012)


EN – 4J

DOSEN : Dr.BELYAMIN, M.Sc.Eng, B.Eng


MESIN THERMAL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
DEPOK
2019
ABSTRACT

The thermal machine is one of the machines involved in calor, temperature and heat.
Changing thermal energy into mechanical energy (work), thermal efficiency of a heat engine is a
percentage of heat energy transformed into work. Many thermal engine components, therefore
the author invites the reader to thoroughly examine the discussion of thermal engines, one of
which is the evaporator heat exchanger as well as a component for energy conversion. In
general, an Evaporator is one tool that is widely used in the industry to concentrate a solution.
The event that occurs in the process at the evaporator is evaporation. While the notion of
evaporation itself is a process of molecular change that has a liquid phase spontaneously into
the gas phase. This process is the opposite of condensation.

Keywords : Thermal machine, evaporator, energy conversion, heat engine paper.

ABSTRAK

Mesin termal merupakan salah satu mesin yang berkecimpung dalam hal kalor, suhu dan
panas. Mengubah energi termal menjadi energi mekanik (kerja), efisiensi termal dari mesin kalor
adalah persentase dari energi panas yang ditransformasikan menjadi kerja.Banyak sekali
komponen mesin thermal, maka dari itu penulis mengajak pembaca untuk mengkaji secara tuntas
bahasan mesin thermal salah satunya evaporator yang berfungsi sebagai alat penukar panas
sekaligus alat untuk konversi energy. Yang secara umum Evaporator merupakan salah satu alat
yang banyak digunakan di industry untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada
proses di evaporator adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan proses
perubahan molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas. Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi.

Kata kunci : Mesin termal, evaporator, konversi energy, paper mesin kalor.
PENDAHULUAN

Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua
prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.
Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di
mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu
dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil
(mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan.
Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari
proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu
mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya.Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh
cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas).
Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat
kontaminasi lain. Dalam paper ini akan dijelaskan berbagai macam evaporator.
PEMBAHASAN

Dasar Teori

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu
untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut
yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air. Evaporasi
tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang
zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi,
karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran,
dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi.
Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :

1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan tanah. Nilai ini
tergantung dari tenaga yang tersimpan.

2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap air dari
interface ke uap (atmosfer bebas).

Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a.Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)


b. Tekanan udara
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan semakin kecil.
e. Kecepatan angin
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin kecil
g. Sinar matahari
h. Temperatur
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan
penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,
diantaranya secara alami dan penambahan steam.

Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :

- Pemberian panas ke dalam cairan.


Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure perlu diturunkan untuk
mendapatkan kondisi operasi yang optimal.
- Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan gelembung.
- Pemisahan uap dari cairan.

# Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair
mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
Perbedaan evaporasi dengan proses lain adalah:

# Evaporasi dengan pengeringan.


Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair –
kadang-kadang zat cair yang sangat viskos – dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah,
pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada
pengeringan sedikit.

# Evaporasi dengan distilasi.


Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen tunggal, dan
walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk
menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor
nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan
bahan-bahan nonvolatil.

#Evaporasi dengan kristalisasi.


Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan zat padat atau
kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal dalam larutan induk (mother liquor).
Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau
untuk mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi
padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain :

1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun prosesnya akan
cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap
kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak
jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.

2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin
kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat evaporasi terjadi.
Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi
lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih
cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah.

3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada tetesan
air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka
akan cepat terevaporasi.

4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara
atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama saja dengan
mengurangi kelembapan udara.

5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada cairan
yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357°C lebih susah terevapporasi
daripada eter yang titik didihnya 35°C.
II. Prinsip Kerja

Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan
prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya dengan penambahan
kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik
didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan
yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.

1.Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap (misalnya: gula)akan
tergantung tekanan dan kadar zattersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik didih (boiling)

Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan
yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan dalam evaporasi yaitu :
Evaporator, kondensor , injeksi uap, dan perangkap uap.

1. Kondensor: Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida
2. Injeksi uap
3. Perangkap uap: Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada
titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap
yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya
berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya.
III. Tipe-tipe

Tipe evaporator berdasarkan banyak proses:

1. Evaporator efek tunggal (single effect)

Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui satu buah ruang
penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah panas.

2. Evaporator efek ganda

Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih dalam sekali
proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk. Penggunaan evaporator efek
majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.

Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat panas secara
keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.

Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu dengan


menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan panas pada alat
penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat
penguapan n-efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran
n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang
sama.

Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :


a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)

# Tipe evaporator berdasarkan bentuknya:

1. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa


Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi akibat perbedaan
densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka
buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid
dan uap air di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan
temperatur uap dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk
meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.

2. Falling Film Evaporator


Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap (steam
jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya
gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi
karakteristik medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani
larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

3. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan sumber panas berasal
dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan menimbulkan sirkulasi.

4. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan ditopangoleh bingkai
(frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate. Uap mengalir secara co-current dan
counter current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan
disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi
karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan

5. Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya. Semakin banyak tahap maka
semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih
seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran
maju dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur
yang merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang sensitif
terhadap panas seperti enzim dan protein.

6. Horizontal-tabung Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci terbuka, di mana panci
tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal. Tabung pemanas disusun dalam bundel
horisontal direndam dalam cairan di bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam
jenis evaporator.

7. Vertikal-tabung Evaporator
Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi alami dari cairan dipanaskan
dapat dibuat untuk memberikan transfer panas yang baik.

Evaporator (a) tipe keranjang (b)


tabung panjang (c) Force Circulate

# Tipe evaporator berdasarkan metode


pemanasan:

1. Submerged combustion evaporator


adalah evaporator yang dipanaskan
oleh api yang menyala di bawah
permukaan cairan, dimana gas yang
panas bergelembung melewati cairan.
2. Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan
pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau permukaan untuk
memanaskan.
3. Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap lain
yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di satu sisi dari
permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih.

IV. Rangkaian Peralatan

Evaporator single effects


Evaporator efek ganda Falling Film Evaporator

Rising Film Evaporator Plate Evaporator

Keterangan :
A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating
steam
E = Vapour
1 = Main
separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria
V. Aplikasi
Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik, garam, industri
bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak. Proses evaporasi telah dikenal
sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi
matahari dan angin. Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan
sehingga larutan memiliki konsentrasi tertentu. Pada industri makanan dan minuman, agar
memiliki mutu yang sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk
pengawetan adalah pembuatan susu kental manis. Evaporasi merupakan satu unit operasi yang
penting dan biasa dipakai dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan
gula. Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan lainnya
adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium hydroxide pada kraft
pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses penanganan limbah lebih murah.
Contoh – contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan
NaOH, Pemekatan larutan KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-
lain.
KESIMPULAN

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan
larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporator adalah sebuah alat yang
berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk
cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan
pada pabrik gula, pabrik, garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan
kilang minyak.
DAFTAR PUSTAKA

Hui YH. 2006. Handbook of evaporator Science, Technology, and Engineering, Volume 3. Boca

Raton: Taylor & Francis Group. Hal:102-111.

Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta :Penerbit Erlangga

http://kusumaworld25.blogspot.com/2012/09/evaporator.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8885-2306100604-Chapter1.pdf
http://kusumaworld25.blogspot.com/2012/09/evaporator.html
http://www.acehforum.or.id/evaporator-t13417.html?s=b07100390ca72af272e405d9f04445d0&
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaan
prosesevaporasi/

Anda mungkin juga menyukai