Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... I


KATA PENGANTAR................................................................................................................................... II
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
DASAR TEORI ...................................................................................................................................... 2
2.1. Mekanisme Kerja Motor ......................................................................................................... 2
2.2. Jenis – Jenis Motor Listrik .............................................................................................. 2
2.3. Komponen Utama Motor DC ......................................................................................... 4
Tiga Komponen Utama Motor DC : .............................................................................................. 4
2.4. Jenis – Jenis Motor DC (Arus Searah)........................................................................... 6
a. Motor DC sumber daya terpisah/Separately Excited ......................................................... 6
b. Motor DC sumber daya sendiri/Self Excited : Motor Shunt ............................................... 6
c. Motor DC daya sendiri: motor seri ....................................................................................... 6
d. Motor DC Kompon/Gabungan .............................................................................................. 7
BAB III ...................................................................................................................................................... 9
METODE PELAKSANAAN .................................................................................................................... 9
3.1. Alat-Alat yang Digunakan ....................................................................................................... 9
3.2. Rangkaian Percobaan .............................................................................................................. 9
3.3. Langkah Kerja ........................................................................................................................ 10
BAB IV ................................................................................................................................................... 11
ANALISA DATA .................................................................................................................................. 11
4.1. Data Praktikum ............................................................................................................. 11
4.2. Analisa Data.................................................................................................................... 14
BAB V..................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .......................................................................................................................................... 15
5.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 15
5.2. Saran ................................................................................................................................ 15

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum dengan judul “Laporan
Mesin Listrik; Motor DC Penguat Terpisah“.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memenuhi persyaratan


akademis guna mencapai kompetensi materi yang diujikan kepada mahasiswa. Pada
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada para
pembimbing mata kuliah praktikum instalasi listrik, tak lupa berterimakasih kepada
teman-teman yang memberikan bantuan secara langsung ataupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum sempurna,


sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.

Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 22 September 2018

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program
studi Teknik Konversi Energi kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan
mekanikal, pada elektronika salah satunya mempelajari mesin listrik.

Materi mesin listrik nantinya akan digunakan pada instalasi listrik misalnya pada
suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi praktikum mesin listrik salah satunya ialah
praktikum motor dc penguat terpisah

1.2. Tujuan
Dalam percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
1. Mengoperasikan motor DC jenis penguat terpisah
2. Menjelaskan prinsip kerja motor DC
3. Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC

1 | MESIN LISTRIK
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Mekanisme Kerja Motor


Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :

 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.


 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan medan putar/torque untuk memutar kumparan.
 Motor – motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam memahami
sebuah motor, penting untuk menegerti apa yang dimaksud dengan beban motor.
Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torque sesuai dengan kecepatan
yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan dalam tiga kelompok :
a) Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque-nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
b) Beban dengan variable torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variasi torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
c) Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan – peralatn mesin.
2.2. Jenis – Jenis Motor Listrik

Gambar 2. 1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik

2 | MESIN LISTRIK
Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan

Gambar 2. 2 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik

mekanisme operasinya. Berikut adalah kalsifikasi jenis utama motor listrik.

 Motor AC (Arus bolak – balik)


Motor AC ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus
bolak-balik (listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik berupa
putaran daripada rotor. Pada motor AC, arus dilewatkan melalui kumparan,
menghasilkan torsi pada kumparan. Sejak saat itu bolak, motor akan berjalan
lancar hanya pada frekuensi gelombang sinus. Hal ini disebut motor sinkron.
 Motor DC (Arus Searah)
Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan listrik
arus searah menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/arus searah,
sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
lansung/direct-unindirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tenaga searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang
luas dibandingkan dengan motor arus bolak – balik, sehingga sampai sekarang masi
banyak digunakan dipabrik –pabrik yang mesin produksinya memerlukan pengaturan
putaran yang luas.

Gambar 2. 3 Motor DC dan Komponen

3 | MESIN LISTRIK
2.3. Komponen Utama Motor DC
Tiga Komponen Utama Motor DC :
1) Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor Dc memiliki kutub medan yang stasioner dan
dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan ; kutub utara dan kutub selatan. Untuk motor
yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur
medan.
2) Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dianamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban.
Untuk kasus motor DC kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan dinamo.
3) Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutatir juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur
:
 Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan.
 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya


dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah
hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mils, sebab sering terjadi masalah
dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor
tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab
resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
Hubungan antara kecepatan, flux medan, dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam
persamaan berikut :

4 | MESIN LISTRIK
Kecepatan Motor DC:
Dari persamaan tegangan motor sebelumnya, diperoleh :

∅𝑍𝑁 𝑃
𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 ( ) = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎
60 𝐴
𝑉− 𝐼𝑎 𝑅𝑎 60 𝐴
Maka diperoleh 𝑁= 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚

𝐸𝑏 60𝐴
Karena 𝐸𝑏 = 𝑉 − 𝐼𝑎 𝑅𝑎 , maka 𝑁 = 𝑥 ( 𝑍𝑃 ) 𝑟𝑝𝑚

𝐸𝑏
Atau 𝑁 = 𝐾 ∅
𝑟𝑝𝑚

Ini menunjukkan bahwa kecepatan sebanding dengan GGL balik dan berbanding
𝐸𝑏
terbalik dengan fluks atau 𝑁∾ (1)

Gaya Elektromagnetik 𝐸 = 𝐾𝛷𝑁 (2)

Torsi 𝑇 = 𝐾𝛷𝐼 𝑁𝑚 (3)

Dengan :
E = Gaya Elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (Volt)
𝚽 = Flux Medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = Kecepatan (rpm)
T = Torsi elektromagnetik
I = Arus dinamo
K = Konstanta persamaan

Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan
magnet. Arus pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring.
Coil berada pada medan tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat
menghasilkan torsi pada coil. Gaya F pada kawat dengan panjang L membawa arus listrik
i pada medan magnet B adalah iBL dikali dengan sinus sudat B dan i. Arus dari gaya F
mengikuti prinsip tangan kanan seperti diperhatikan memiliki besaran yang sama namun
dengan arah yang berbeda, sehingga gaya – gaya tersebut menghasilkan torsi.

Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi.
Dengan fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati
stabilitasnya. Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati
keceptan motor. Untuk mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri,
yaitu metode pengukuran kecepatan mototr jarak jauh. Dengan metode ini tidak perlu
berdekatan dengan motor untuk mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio,
dapat digunakan sebagai media untuk mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga
kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain tanpa menggunakan kabel.

5 | MESIN LISTRIK
2.4. Jenis – Jenis Motor DC (Arus Searah)
a. Motor DC sumber daya terpisah/Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited
b. Motor DC sumber daya sendiri/Self Excited : Motor Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A) seperti perlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu
total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 2. 4 Karakteristik Motor DC Shunt

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E. 1997)

 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat gambar 5) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan
mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri

Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 6. Oleh karena itu, arus medan
sama dengan arus dinamo.

6 | MESIN LISTRIK
Berikut keterangan motor DC seri

 Kecepatan dibatasi pada 5000 rpm.


 Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa kendali.
 Motor – motor seri cocok penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang
tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.

Gambar 2. 5 Karakterisik Motor DC Seri

d. Motor DC Kompon/Gabungan

Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon
memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Contoh, penggabungan 40-50% menjaddikan motor ini cocok untuk alat pengangkat
hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.

7 | MESIN LISTRIK
Mesin DC yang akan kita praktikkan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat
gambar rangkaian. Karakteristik motor yang diamati dalam keadaan tanpa beban ialah :

 Putaran motor fungsi arud penguatan N=f(if), dengan V=Konstan


 Putaran motor fungsi tegangan jangkar N=f(V), dengan If=Konstan

Gambar 2. 6 Karakteristik Motor DC Kompon

8 | MESIN LISTRIK
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat-Alat yang Digunakan


Alat – alat yang diperlukan untuk menujang pelaksanaan praktik adalah sebagai
berikut:

1.Motor DC
2.Tachometer
3.Voltmeter (u1), 1 buah
4.Amperemeter (A), 2 buah
5.Kabel penghubung

3.2. Rangkaian Percobaan

+ -

v A

AC 3 FASA
REGULATOR
L1 L2 L3 A
OUTPUT
L1 L2 L3
L1 +
L2 v

L1 L2 L3
L3 -

M2

Gambar 2. 7 Suplay Tegangan Rotor dan Belitan Medan

9 | MESIN LISTRIK
3.3. Langkah Kerja
A. Untuk karakteristik N-f(if)
1. Catat “name plate” mesin DC
2. Rangkaikan sesuai dengan diagram rangkaian
3. Masukan saklar untuk suplai tegangan dan atur untuk nilai 300V tetap
4. Masukan saklar untuk suplai arus medan,pengaturan dari 0,4A-0,15A secara
bertahap
5. Masukan data putaran yang diperoleh pada tabel yang telah dibuat
6. Matikan motor dengan jalan turunkan tegangan motor sampai nol
7. Matikan saklar untuk penguatan medan

B. Untuk Karakteristik N=f(V)


1. Masukan saklar untuk penguat medan,atur sampai mencapai 0,8 A konstan
2. Masukan saklar untuk tegangan motor dari 30 V sampai 360 V. Lakukan secara
bertahap
3. Catat putaran, masukan dalam tabel
4. Matikan motor, dengan menurunkan tegangan terlebih dahulu
5. Matikan saklar penguat medan

10 | MESIN LISTRIK
BAB IV
ANALISA DATA

4.1. Data Praktikum

a. Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi

Tabel 1

Arus Eksitasi If Arus Jangkar


Tegangan Putaran Rotor
No. Konstan Motor Ia
Jangkar V (Volt) (RPM)
(Ampere) (Ampere)
1 30 280 0,4
2 60 530 0,45
3 90 810 0,5
4 120 1060 0,55
5 150 1330 0,6
6 180 1580 0,63
0,4
7 210 1830 0,65
8 240 2080 0,69
9 270 2350 0,72
10 300 2630 0,79
11 330 2890 0,8
12 360 2130 0,89

Tabel 2

Arus Eksitasi If Arus Jangkar


Tegangan Putaran Rotor
No. Konstan Motor Ia
Jangkar V (Volt) (RPM)
(Ampere) (Ampere)
1 30 280 0,4
2 60 580 0,45
3 90 870 0,5
4 120 1130 0,52
5 150 1410 0,55
6 180 1680 0,6
0,3
7 210 1960 0,65
8 240 2230 0,7
9 270 2500 0,75
10 300 2790 0,8
11 330 3070 0,83
12 360 3340 0,9
11 | MESIN LISTRIK
b. Hubungan Arus Eksitasi Terhadap Putaran

Tabel 3

Arus Eksitasi If Arus Jangkar


Arus Eksitasi Putaran Rotor
No. Konstan Motor Ia
(Ampere) (RPM)
(Ampere) (Ampere)
1 0,40 2600 0,75
2 0,35 2670 0,78
3 0,30 2770 300 0,8
4 0,25 2930 0,85
5 0,20 3220 0,97

Tabel 4

Arus Eksitasi If Arus Jangkar


Arus Eksitasi Putaran Rotor
No. Konstan Motor Ia
(Ampere) (RPM)
(Ampere) (Ampere)
1 0,40 2330 0,7
2 0,35 2390 0,71
3 0,30 2480 0,73
270
4 0,25 2630 0,78
5 0,20 2900 0,85
6. 0,15 3410 1,1

Putaran Terhadap Eksitasi (0,4)


3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
0 2 4 6 8 10 12 14

Grafik 1

12 | MESIN LISTRIK
Putaran Terhadap Eksitasi (0,3)
4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
0 2 4 6 8 10 12 14

Grafik 2

Arus Eksitasi (300) terhadap Putaran


4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 1 2 3 4 5 6 7

Putaran Rotor (RPM) Arus Eksitasi If Konstan (Ampere)

Grafik 3

13 | MESIN LISTRIK
Arus Eksitasi (270) terhadap Putaran
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 1 2 3 4 5 6 7

Putaran Rotor (RPM) Arus Eksitasi If Konstan (Ampere)

Grafik 4

4.2. Analisa Data


Pada praktikum motor dc penguat terpisah, dilakukan 4 kali praktik. Pada praktik
pertama, arus eksitasi dibuat konstan yaitu 0,4 A. Tegangan dibuat variabel sampai
putaran motor yang diukur menggunakan tachometer mencapai angka 3130 rpm. Pada
praktik kedua pula, arus eksitasi dibuat konstan yaitu 0,3 A. Tegangan dibuat variabel
sampai putaran motor yang diukur menggunakan tachometer mencapai angka 3340
rpm. Diatur nilai tegangan mulai dari 30 V sampai dengan 330 V. Dari grafik data
praktikum rangkaian 2, dapat dibaca bahwa nilai tegangan yang semakin tinggi akan
menaikkan putaran motor
Untuk praktikum rangkaian kedua, diatur tegangan konstan yaitu 300 V dengan
arus eksitasi yang variabel. Arus eksitasi diatur mulai dari 0,40 A sampai dengan 0,20
A. Pada praktik keempat, arus eksitasi diatur mulai dari 0,40 A sampai dengan 0,15 A.
Didapatkan putaran motor dengan menggunakan tachometer. Dari grafik data
praktikum, dapat dibaca bahwa arus eksitasi semakin tinggi maka putaran motor akan
menurun.

14 | MESIN LISTRIK
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa arus eksitasi (If)
berbanding terbalik dengan putaran (n). Sedangkan tegangan (V) berbanding lurus
𝑉− 𝐼𝑎 𝑅𝑎
dengan putaran (n). Hal ini dapat dibuktikan oleh perumusan 𝑁 = ∅

5.2. Saran
Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan ketelitian dan konsentrasi dalam
merangkai rangkaian alat dan pembacaan alat ukur, terutama tachometer, jika telah
selesai merangkai, pastikan rangkaian telah terangkai dengan benar (untuk
memastikan rangkaian sudah benar, bisa ditanyakan kepada dosen pembimbing).
Dalam Praktikum ini, perlu diperhatikan SOP dalam pemakaian alat agar alat tidak
mudah rusak.

15 | MESIN LISTRIK

Anda mungkin juga menyukai