Anda di halaman 1dari 144

KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI TENGAH

DAERAH SULAWESI TENGAH


RESOR SIGI
Jl. Poros Palu Kulawi KM 17 Maku, 94361

SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM:

PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR POLRI

KEGIATAN:
DUKUNGAN DAN MANAJEMEN DAN TEKNIK SARPRAS

PEKERJAAN:
PENGADAAN PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI

TAHUN ANGGARAN:

2022
Kata Pengantar
Spesifikasi teknis ini merupakan salah satu alat pengendalian mutu bagi
penyedia jasa yang berperan dari awal proses pembangunan hingga selesai
dengan baik. Spesifikasi teknis ini juga merupakan penjelasan teknis mengenai
spesifikasi bahan-bahan yang digunakan dan metode pelaksanaannya yang
mengacu pada beberapa standar-standar yang ditetapkan pemerintah dan juga
standar-standar yang dikeluarkan oleh pihak produsen bahan.
Spesifikasi teknis ini bertujuan menuntun para penyedia jasa yang terkait
agar pada saat pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan awal baik dari segi
keamanan, bentuk arsitektur, mutu maupun kualitas.
Dengan Penulisan dan Pemaparan Spesifikasi teknis, diharapkan dapat
bermanfaat bagi pekerjaan selanjutnya, sehingga hasil pekerjaan dapat
memenuhi sasaran sesuai dengan maksud dan tujuan dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan,
survey, perhitungan hingga penyusunan spesifikasi ini kami sampaikan
ucapan terima kasih.

Sigi, Juli 2022

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


POLRES SIGI

REJA A SIMANJUNTAK, S.H., S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 78081567
Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1


1.0 Pekerjaan Pembersihan 1
2.0 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 1
3.0 Tinggi Titik Duga (Peil) 2
4.0 Penyediaan Air Proyek Dan Listrik Kerja 2
5.0 Kantor Direksi 2
6.0 Barak Pekerja Dan Gudang Material 2
7.0 Papan Nama Proyek 3
8.0 Pagar Pengaman Proyek Dan Akses Jalan 3
9.0 Gambar dan ukuran 3
10.0 Pengadaan bahan bangunan 3
11.0 Standar Yang Di pakai 4
12.0 Penggunaan Persyaratan Teknis 5
13.0 Ketentuan Pelaksanaan Manajemen K3 5
14.0 Ketentuan Pelaksanaan Penanganan Covid 19 17

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH 19


1.0 Lingkup Pekerjaan 19
2.0 Prosedur Umum 19
3.0 Bahan-Bahan 21
4.0 Pelaksanaan Pekerjaan 21
PASAL 3 UJI BETON 26
1.0 Lingkup Pekerjaan 26
2.0 Standar/ Rujukan 26
3.0 Prosedur Umum 27
4.0 Bahan-Bahan 27
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 27

PASAL 4 BAJA TULANGAN 31


1.0 Lingkup Pekerjaan 31
2.0 Standar/ Rujukan 31
3.0 Prosedur Umum 31
4.0 Bahan-Bahan 32
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 33

PASAL 5 35
A. BETON BERTULANG 35
1.0 Lingkup Pekerjaan 35
2.0 Standar/ Rujukan 35
3.0 Prosedur Umum 36
4.0 Bahan-Bahan 39
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 42

B. BETON TIDAK BERTULANG 46


1.0 Lingkup Pekerjaan 46
2.0 Standar/ Rujukan 46
3.0 Material 46

PASAL 6 BATU PONDASI 47


2.0 Standar/ Rujukan 47
3.0 Prosedur Umum 47
4.0 Bahan-Bahan 48
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 48

PASAL 7 BATU BATA, BATAKO, BATU ALAM DAN BATA RINGAN 50


1.0 Lingkup Pekerjaan 50
2.0 Standar/ Rujukan 50
3.0 Prosedur Umum 50
4.0 Bahan-Bahan 51
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 52

PASAL 8 ADUKAN DAN PLESTERAN 54


1.0 Lingkup Pekerjaan 54
2.0 Standar/ Rujukan 54
3.0 Prosedur Umum 54
4.0 Bahan-Bahan 54
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 55

PASAL 9 BERBAGAI JENIS UBIN 58


1.0 Lingkup Pekerjaan 58
2.0 Standar/ Rujukan 58
3.0 Prosedur Umum 58
4.0 Bahan-Bahan 59
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 59

PASAL 10 PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM 62


1.0 Lingkup Pekerjaan 62
2.0 Standar/ Rujukan 62
3.0 Prosedur Umum 62
4.0 Bahan-Bahan 64
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 65

PASAL 11 PEKERJAAN KACA 67


1.0 Lingkup Pekerjaan 67
2.0 Bahan-Bahan 67
3.0 Pelaksanaan Pekerjaan 67

PASAL 12 ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 71


1.0 Lingkup Pekerjaan 71
2.0 Standar/ Rujukan 71
3.0 Prosedur Umum 71
4.0 Bahan-Bahan 71
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 72

PASAL 13 PENUTUP DAN PENGISI CELAH 74


1.0 Lingkup Pekerjaan 74
2.0 Standar/ Rujukan 74
3.0 Prosedur Umum 74
4.0 Bahan-Bahan 74
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 75
PASAL 14 PANEL GYPSUM, GRC DAN AKSESORIS 76
1.0 Lingkup Pekerjaan 76
2.0 Standar/ Rujukan 76
3.0 Prosedur Umum 76
4.0 Bahan-Bahan 77
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 78

PASAL 15 PENGECATAN 80
1.0 Lingkup Pekerjaan 80
2.0 Standar/ Rujukan 80
3.0 Prosedur Umum 80
4.0 Bahan-Bahan 81
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 82

PASAL 16 PIPA BESI GALVANIS DAN BESI HOLLOW 84


1.0 Lingkup Pekerjaan 84
2.0 Standar/ Rujukan 85
3.0 Prosedur Umum 85
4.0 Bahan-Bahan 85
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 85

PASAL 17 BACKDROP DAN PAPAN NAMA 86


1.0 Lingkup Pekerjaan 86
2.0 Standar/ Rujukan 86
3.0 Prosedur Umum 87
4.0 Bahan-Bahan 87
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 87
PASAL 18 ELEKTRIKAL 88
A. Persyaratan Umum 88
B. Lingkup Pekerjaan 89
C. Ketentuan Bahan Dan Peralatan 89
D. Persyaratan Teknis Dan Pemasangan 92
E. Pengujian 95
F. Produk 97

PASAL 19 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING 98


A. Peraturan Umum 98
B. Lingkup Pekerjaan Mekanikal 98
C. Spesifikasi Perpipaan 99
D. Persyaratan Pemasangan 99
E. Pengujian 100
F. Pengecatan 101
G. Sistem Air Bersih 105
H. Sistem Air Limbah
1I. Sistem Pemadam Kebakaran 120
J. Sistem Penghawaan 125

PASAL 20 PEKERJAAN SANITAIR 126


1.0 Lingkup Pekerjaan 126
2.0 Standar/ Rujukan 122
3.0 Prosedur Umum 127
4.0 Bahan-Bahan 128
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 228

PASAL 21 LAPISAN KEDAP AIR (WATER PROOFING) 129


1.0 Lingkup Pekerjaan 129
2.0 Standar/ Rujukan 130
3.0 Prosedur Umum 131
4.0 Bahan-Bahan 132
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 132

PASAL 22 PEKERJAAN AKHIR 133


1.0 Pengawasan 133
2.0 Pembersihan Akhir 133
3.0 Asbuild Drawing 134
4.0 Foto Pelaksanaan dan Kelengkapan Pekerjaan 134
5.0 Penutup 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.0. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1.1 Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus membersihkan areal lokasi
dari segala tanaman liar, rumput, puing-puing dan brangkal-brangkal yang
dapat menghambat pekerjaan dan melakukan penimbunan jika di anggap
perlu. Dalam hal ini kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pembakaran
sampah/ tumbuhan hasil pembersihan dari jenis apapun dan juga tidak
menggunakan bahan kimia untuk membersihkan tanaman/ tumbuhan di
areal lokasi.
1.2 Sebelum di lakukan penimbunan, akar tanam, rumput pada permukaan
tanah harus dikupas, dan hasil kupasan harus dibuang keluar lokasi
pekerjaan.
1.3 Jika pada halaman pekerjaan terdapat konstruksi atau utilitas yang masih
berfungsi seperti pipa-pipa, kabel-kabel, tiang-tiang listrik yang ada
dibawah atau diatas tanah, kontraktor harus melindungi jangan sampai
terjadi kerusakan selama pelaksanaan.
1.4 Apabila untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan kendaraan atau
peralatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang
pelaksanaan, maka hal ini menjadi kewajiban kontraktor untuk
menyediakannya dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan
kewajiban kontraktor.
1.5 Pekerjaan pembersihan ini juga terdiri dari pembersihan segala macam
tumbuh-tumbuhan, semak-semak, tanaman lainnya, sampah-sampah dan
bahan-bahan yang lain yang mengganggu dan termasuk pencabutan akar-
akar, sisa-sisa konstruksi, seperti pondasi bekas bangunan, pekerjaan jalan
raya dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan semak-semak adalah
tanaman-tanaman atau tumbuhan-tumbuhan berupa rumput-rumputan,
alang-alang, segala jenis tanaman kecil yang tingginya tidak melebihi 1,50
meter dari permukaan tanah dimana tanaman itu tumbuh dalam lingkup
daerah yang tidak luas.

2.0. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK


2.1 Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilakukan sekaligus untuk
seluruh site, agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset serta
menjaga kemungkinan perubahan-perubahan atau pergeseran-
pergeseran sesuai keadaan.
2.2 Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib
dilaksanakan dengan menggunakan waterpass dan atau theodolite.

Page 1 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2.3 Sebelum dipasang papan untuk bouwplank harus diserut rata dan lurus.
2.4 Patok-patok utama hendaknya ditanam/ditancapkan sedalam/sekuat
mungkin agar tidak terjadi pergeseran. Dan pada saat semua patok sudah
terpasang titik yang telak ditentukan, dianggap perlu untuk dicek kembali
terhadap orientasi sudut rencana.

3.0. TITIK DUGA PEIL


3.1 Ukuran tinggi titik duga (peil) 0,00 yang dinyatakan dalam gambar
disesuaikan dengan keadaan site.
3.2 Ukuran tinggi titik duga (peil) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan
dipasang pada tempat yang tidak mudah terganggu.
3.3 Pembuatan/pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh Kontraktor
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi/konsultan Pengawas.

4.0. PENYEDIAAN AIR PROYEK DAN LISTRIK KERJA


3.1 Air untuk bekerja disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa
atau menyuplai dari luar. Apabila menggunakan air yang berada di Kawasan
perkantoran, harus berdasarkan arahan dan petunjuk konsultan pengawas
serta izin tertulis dari pihak pemberi jasa.
3.2 Listrik untuk bekerja disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Daya yang
digunakan sekurang-kurangnya 10kVa. Daya listrik juga disuplay ke kantor
direksi.

5.0. KANTOR DIREKSI


5.1 Kantor direksi merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu,
dinding papan multipleks, atap seng gelombang, lantai cor, dan diberi
pintu dan jendela secukupnya untuk penghawaan dan pencahayaan.
5.2 Perlengkapan yang disediakan antara lain : meja kerja, kursi dan papan
tulis.

6.0. BARAK PEKERJA DAN GUDANG MATERIAL


6.1 Barak pekerja adalah tempat tinggal bagi pekerja yang menetap di lokasi
proyek dengan kontruksi rangka kayu, dinding multipleks, atap seng, dan
diberi jendela serta pintu secukupnya untuk penghawaan dan
pencahayaan. Selain itu kontraktor pelaksana juga menyedikan kamar
mandi/wc untuk digunakan selama proses pembangunan.
6.2 Gudang material adalah bangunan penyimpanan material-material proyek
yang dibuat dengan kontruksi rangka kayu dan ditutup multipleks dan

Page 2 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

atap seng. Pada intinya Gudang tersebut menjadi pengamanan material-


material proyek serta melindungi dari kondisi cuaca.

7.0. PAPAN NAMA PROYEK


7.1 Kontraktor harus menyediakan papan proyek yang mencantumkan nama
pekerjaan, nama pemberi tugas beserta logo, konsultan perencana,
konsultan pengawas/manajemen konstruksi, kontraktor, nomor kontrak,
nilai kontrak pekerjaan, serta waktu pelaksanaan pekerjaan.
7.2 Papan proyek dipasang dengan rangka kayu dan bahan dicetak digital
printing. Untuk layout dan letak pemasangan berdasarkan arahan
konsultan pengawas.

8.0. PAGAR PENGAMAN PROYEK DAN AKSES JALAN


8.1 Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat
pagar pengaman proyek. Untuk area pemasangan berdasarkan arahan
konsultan pengawas/manajemen konstruksi.
8.2 Pagar pengaman terbuat dari rangka kayu dan seng gelombang minimal
tinggi 180cm.
8.3 Kontraktor melakukan permohonan izin penggunaan akses pintu masuk
kawasan perkantoran sekiranya memungkinkan salah satu pintu kawasan
dapat digunakan untuk akses utama kendaraan proyek keluar masuk.
Akses tersebut kemudian diberikan proteksi agar menjaga keamanan baik
untuk site proyek dan juga kawasan perkantoran. Kondisi jalan yang
digunakan oleh kontraktor merupakan jalan kawasan perkantoran dalam
kondisi baik, maka apabila terjadi kerusakan selama penggunaan jalan
tersebut, biaya perbaikannya sepenuhnya menjadi tanggungjawab
kontraktor pelaksana.

9.0. GAMBAR DAN UKURAN


9.1 Denah, tampak-tampak dan potongan-potongan dinyatakan dalam
gambar-gambar rencana arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula
dalam gambar detail lengkap dengan ukuran-ukurannya.
9.2 Apabila terdapat ketidakjelasan dalam ukuran pada gambar rencana,
maka Kontraktor wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/
Konsultan pengawas, Kemudian kontraktor Wajib mengajukan Shop
drawing dan disetujui oleh pengawas/ Direksi sebelum memulai
pekerjaan.

Page 3 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

10.0. PENGADAN BAHAN BANGUNAN


10.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam SPEKTEK maupun gambar-
gambar.
10.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi
syarat atau menurut petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
10.3 Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam SPEKTEK maupun
gambar.
10.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum
diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi /
Konsultan Pengawas, dan penggantian bisa dilakukan setelah ada
persetujuan secara tertulis.
10.5 Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan
bahan bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
10.6 Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Konsultan
Pengawas karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan harus segera dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

11.0. STANDAR YANG DIPAKAI


Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen ini mengacu dan harus
mengikuti persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Konsep
Nasional Indonesia (SK SNI), Normalisasi Indonesia serta peraturan-peraturan
Nasional dan Internasional lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini,
seperti :
1. SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan
mendirikan Bangunan Gedung
2. SNI 03-1734-1989; SNI 03-1734-189-F, tentang Tata Cara Perencanaan
Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan
Gedung;
3. SNI 03-3233-1992; UDC.674.048. tentang Panduan Pengawetan Kayu
dengan Cara Pemulasan, Pencelupan dan Perendaman;
4. SKBI-4.3.53.1987; UDC. 699.048.004.1. tentang Spesifikasi Kayu Awet
untuk Perumahan dan Gedung;
5. SNI 03-2404-1991; SK SNI T-05-1990-F tentang Tata Cara Pencegahan
Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung;
6. SNI 03-2410-1991; SK SNI T-11-1990-F, tentang Tata cara Pengecatan
Dinding Tembok dengan Cat Emulsi;

Page 4 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

7. SNI 03-2417-1991; SK SNI T-08-1990-F, tentang Tata Cara Pengecatan


Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung;
8. SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (Bahan
Bangunan dari Logam Besi/Besi).
9. SKBI 1.3.53.1987; UDC. 699.887 tentang Pedoman Perencanaan Penangkal
Petir;
10. SNI 2847-2019, tentang Persyaratan beton struktural untuk bangunan
gedung;
11. SNI 1729-2020, tentang Spesifikasi bangunan baja struktural;
12. SNI 03-6575-2001, tentang Tata cara pencahayaan buatan pada bangunan
gedung;
13. SNI 03-1735-1989; SKBI-2.5.53.1987, tentang Tata Cara Perencanaan
Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung;
14. Standar Industri Indonesia ( SII );
15. Pedoman Plumbing Indonesia;
16. Pedoman Teknis Bangunan Laboratorium
17. ASTM, JIS dll yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
Apabila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini,
maka ketentuan itu yang harus diutamakan.

12.0. PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


12.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan (yang disebut sebagai kegiatan) termasuk seluruh
bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya satu kesatuan
yang tidak terpisahkan;
12.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini
berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini,
disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan
tertulis dan perintah-perintah direksi/pengawas.
12.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat
dan berlaku resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang
dapat diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan
standar internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut
atau setidak-tidaknya standar dari negara produsen bahan yang
menyangkut pekerjaan tersebut yang diberlakukan.

13.0. KETENTUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN K3


13.1 Ketentuan Administrasi
13.1.1 Kewajiban Umum

Page 5 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan


Penyedia Jasa Konstruksi , yaitu :

1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,


peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian
rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam
keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-
papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang
perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

13.1.2 Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan
tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut
harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap
proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 6 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh


(full-time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan
mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau
kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan
membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini
merupakan unit struktur al dari organisasi penyedia jasa yang
dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama
dengan panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-
baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan ke
selamatan dan kesehatan kerja

13.1.3 Laporan Kecelakaan


Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas
kejadian yang terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-
hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja,
pekerja masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.

Page 7 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13.1.4 Keselamatan Kerja Dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada
kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi
seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan
peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi,
dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama
kali (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan
pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan
kesehatan khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya
secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-
tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang
terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus
disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
kelembaban udara dan lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit
dengan obat untukkompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan
perlengkapan gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda
lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah
dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur
dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan
lain, alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka
bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.

Page 8 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan


mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit
atau mengalami kecelakaan kerumah sakit atau tempat berobat
lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
dan strategis yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK,
ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana
dapat dicari petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans,
nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat

13.1.5 Pembiayaan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus
sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa
mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan
dan jembatan. Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item
pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan
pemenang lelang. Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan
prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk
penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk
kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik
Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

13.2 Ketentuan teknis


13.2.1 Aspek lingkungan

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan


dan jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan
dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

Page 9 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13.2.2 Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat
kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-
alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di
seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu
mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai
untuk mendapat udara segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara
yang dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus
dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas
yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri
untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena
benda-benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya
membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk).
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan
bertumpuk di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau
sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

Page 10 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13.2.3 Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau
proyek dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus
tersedia :
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat
pemadam kebakaran harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu
tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana
mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam
kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju
ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang
mudah dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus
tersedia di tempat-tempat sebagai berikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar
disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang
dibangun dimana terdapat barang-barang dan alat-alat yang
mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus
disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang
mudah terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas
yang menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-
kerusakan teknis.

Page 11 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

10) Alat pemadam kebakaran yang berisi chlorinated hydro carbon


atau karbon tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau
di tempat yang terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang
di suatu gedung, pipa tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan
sebuah katup yang menghasi lkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam
Kebakaran.

13.2.4 Alat pemanas (heating appliances) Penempatan bahan/material


dan alat pemanas (heating appliance) harus di tempat yang benar dan
aman dari bahan-bahan yang mudah terbakar sebagaimana berikut ini:
1) Alat pemanas seperti kompor arang hanya boleh diguna kan di
tempat yang cukup ventilasi.
2) Alat-alat pemanas dengan api terbuka, tidak boleh ditempatkan di
dekat jalan keluar.
3) Alat-alat yang mudah mengakibatkan kebakaran tidak boleh
ditempatkan di lantai kayu atau bahan yang mudah terbakar.
4) Terpal, bahan canvas dan bahan-bahan lainnya tidak boleh
ditempatkan di dekat alat-alat pemanas yang menggunakan api, dan
harus diamankan supaya tidak terbakar.
5) Kompor arang tidak boleh menggunakan bahan bakar batu bara
yang mengandung bitumen.

13.2.5 Bahan-bahan yang mudah terbakar Penempatan bahan-bahan yang


mudah terbakar harus aman sebagaimana dijelaskan berikut ini :
1) Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti debu/serbuk gergaji, lap
berminyak dan potongan kayu yang tidak terpakai tidak boleh
tertimbun atau terkumpul di tempat kerja.
2) Bahan-bahan kimia yang bisa tercampur air dan memecah harus
dijaga supaya tetap kering.
3) Pada bangunan, sisa-sisa oli harus disimpan dalam kaleng yang
mempunyai alat penutup.
4) Dilarang merokok, menyalakan api, dekat dengan bahan yang mudah
terbakar.

Page 12 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5) Cairan yang mudah terbakar harus disimpan, diangkut, dan


digunakan sedemikian rupa sehingga kebakaran dapat dihindarkan.
6) Bahan bakar/bensin untuk alat pemanas tidak boleh disimpan di
gedung atau sesuatu tempat, kecuali di dalam kaleng atau alat yang
tahan api yang dibuat untuk maksud tersebut.
7) Bahan bakar tidak boleh disimpan di dekat pintu-pintu.

13.2.6 Inspeksi dan pengawasan


Inspeksi dan pengawasan harus dilakukan secara teratur dan terus
menerus selama pekerjaan berlangsung di tempat-tempat dimana
resiko kebakaran besar, dimana :
1) Tempat-tempat dimana risiko kebakaran terdapat misalnya tempat
yang dekat dengan alat pemanas, instalasi listrik dan penghantar
listrik tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar dan bahan
yang mudah terbakar, tempat pengelasan baik las listrik atau karbit.
2) Orang yang berwenang untuk mencegah bahaya kebakaran harus
selalu siap meskipun di luar jam kerja.

13.2.7 Perlengkapan dan peringatan


Perlengkapan dan peringatan utama yang harus ada di lokasi proyek
atau pekerjaan antara lain sebagai berikut :
1) Papan pengumuman, dipasang pada tempat-tempat yang menarik
perhatian; tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat
menemukan.
2) Alarm kebakaran, harus ditempatkan pada tempat terdekat.
3) Nomor telepon dan alat-alat dinas Pemadam Kebakaran yang
terdekat harus ada dan harus mudah dibaca.

13.2.8 Tempat-tempat kerja yang tinggi Perlengkapan dan perlindungan


pada tempat-tempat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut :
1) Tempat kerja yang tingginya lebih dari 2 m di atas lantai atau di
atas tanah, seluruh sisinya yang terbuka harus dilindungi dengan
terali pengaman dan pinggir pengaman.
2) Tempat kerja yang tinggi harus dilengkapi dengan jalan masuk dan
keluar, misalnya tangga.
3) Jika perlu, untuk menghindari bahaya terhadap tenaga kerja pada
tempat yang tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat
jatuh lebih dari ketinggian 2m harus dilengkapi dengan jaring (jala)
perangkap; pelataran (platform) atau dengan menggunakan ikat
pinggang (sabuk pengaman) yang dipasang dengan kuat.

Page 13 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13.2.9 Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air Bila pekerja dalam
keadaan bahaya jatuh ke dalam air dan tenggelam, mereka harus
memakai pelampung/baju pengaman dan/atau alat-alat lain yang
sejenis ban pelampung (mannedboat dan ring buoys).

13.2.10Utilitas umum
Utilitas umum seperti jaringan listrik, pipa gas, air, telepon dan
lainnya yang akan terganggu terkait dengan rencana kontruksi jalan
dan jembatan sebelumnya harus dilakukan koordinasi dengan instansi
terkait dan untuk kepastian tentang letak dan posisi utilitas tersebut,
maka harus dilakukan pemeriksaan, pengecekan serta peninjauan
lapangan bersama dengan instansi terkait tersebut.

13.2.11 Kebisingan dan getaran (vibrasi) Kebisingan dan getaran yang


membahayakan bagi tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah
nilai ambang batas. Jika kebisingan tidak dapat di atasi maka tenaga
kerja harus memakai alat pelindung telinga (ear protectors).

13.2.12 Menghindari terhadap orang yang tidak berwenang Orang yang tidak
berwenang tidak diizinkan memasuki daerah konstruksi, kecuali jika
disertai oleh orang yang berwenang dan diperlengkapi dengan alat
pelindung diri. Di daerah konstruksi yang sedang dilaksanakan dan di
samping jalan raya harus dipagari.

13.2.13 Perlengkapan keselamatan kerja Berbagai jenis perlengkapan kerja


standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya
antara lain sebagai berikut :
1) Safety helmet, yang berguna untuk melindungi kepala dari
benturan benda keras selama bekerja.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset
karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi
mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk
material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang
operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan
yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka
atau mengencangkan baut dan sebagainya.

Page 14 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

13.3 Pedoman untuk pelaku utama konstruksi


13.3.1 Pedoman untuk manajemen puncak

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk


mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua
manajer lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan
evaluasi terhadap program keselamatan kerja yang telah
diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang
keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan
pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan
rencana penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran
perusahaan dan mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada
proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga
dapat memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang
keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian
yang ada pada masing masing divisi (bagian) untuk program
keselamatan kerja.

13.3.2 Pedoman untuk manajer dan pengawas Untuk para manajer dan
pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan
bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan
berbagai aturan, standar untuk meningkatkan K3, juga harus
mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran

Page 15 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik,


persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-
tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada
pekerjaan seperti dengan memasukkan masalah keselamatan
kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan
memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan
mengadakan hubungan yang erat dengan para mandor dan
pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan
permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat
melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan
mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan
personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan
perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru, terutama
pada hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan
mandor, karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat
memahami mengenai titik sudut pandang para pekerja. Cara
ini bukanlah mempunyai maksud un tuk merusak
(“merongrong”) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih
mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah
diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para
mandor tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak
mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para
mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan
pekerja).

13.3.3 Pedoman untuk mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan
dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda,
misalnya dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja
sendiri secara langsung atau tidak menempatkannya bersama-
sama dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya
begitu saja.

Page 16 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak


memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa
memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor
untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
3) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat
kepentingan dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka
yang tidak formal maupun yang formal dengan para mandor di
lapangan.
4) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam
rapat pada tataran perusahaan.

13.3.4 Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan
bidang konstruksi antara lain adalah :
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan
kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang
mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

14.0. KETENTUAN PELAKSANAAN PENANGANAN COVID 19


1) Melakukan pendataan seluruh pekerja yg terlibat di lapangan.
Pendataan berupa nama, nomor KTP, asal tempat tinggal, Riwayat
singkat sebelum datang ke lokasi pekerjaan, dan data-data yang
dianggap perlu untuk dicantumkan.
2) Melakukan pemeriksaan Kesehatan dan pengecekan suhu tubuh
seluruh pekerja sebelum masuk ke lingkungan proyek.
3) Dalam proses pendataan dan pemeriksaan Kesehatan, pihak
kontraktor pelaksana bekerjasama dengan dinas Kesehatan setempat
untuk melaksanakannya.
4) Apabila dalam proses pemeriksanaan terdapat pekerja yang memiliki
gejala, segera untuk berkoordinasi dengan dinas Kesehatan setempat
untuk melakukan tindakan medis selanjutnya dan tidak melibatkan
pekerja tersebut dalam proyek.

Page 17 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5) Kontraktor pelaksana wajib menyediakan tempat cuci tangan dan


sabun/detergen secukupnya (minimal 2 area terpisah untuk direksi
dan untuk pekerja) dengan ketersediaannya sampai proyek selesai
dilaksanakan.
6) Kontraktor pelaksana menunjuk satu orang untuk menjadi
penanggung jawab terhadap kegiatan terkait penanganan covid 19
ini.
7) Kontraktor pelaksana menyediakan masker kepada seluruh pekerja
sampai pelaksanaan pekerjaan selesai.
8) Kontraktor pelaksana memasang spanduk atau papan himbauan
untuk bekerja dengan prinsip physical distancing, himbauan prosedur
cuci tangan standar kementerian Kesehatan, standar kebersihan
pekerja, dan himbauan lain yang dianggap perlu.
9) Seluruh pembiayaan terkait penanganan covid 19 ini dibebankan
sepenuhnya kepada kontraktor pelaksana, sesuai arahan owner, tim
teknis dan konsultan pengawas.

Page 18 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan,
tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan.
- Penggalian untuk ruang pondasi Poor Plat/pilecap, Pondasi Batu kali, dan
galian lainnya yang dianggap perlu, pengurugan kembali dan pemadatan
semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi
persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.0. PROSEDUR UMUM

2.1. Penggalian
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Areal galian harus dibuat cukup untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan
perkiraan saja dan Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan
perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
pekerjaan selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali
harus dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian
rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman dimana
daya dukung yang sesuai tercapai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan,

Page 19 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak


permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang
Dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
2.1.7. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang atau
ditempatkan sementara minimal 1 meter dari tepi galian.
2.1.8. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
2.1.9. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan
dengan peralatan standar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.10 Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan,
sebelum penggalian dilanjutkan.
2.1.11 Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberi tahu Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat
dilanjutkan kembali setelah Konsultan Pengawas menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.

2.2. Urugan dan Timbunan


2.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urugan dan lokasi pengerjaan urugan / timbunan telah disetujui
Konsultan Pengawas.
2.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan
sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
2.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan
dapat disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada
lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan
pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan
harus disetujui Konsultan Pengawas.
2.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur
beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur
minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

Page 20 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2.3. Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai (Ex.
Stamper kuda 17 KN) untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan
sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang
ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai Konsultan Pengawas.

3.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.

4.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1. Galian
4.1.1. Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah
mencapai elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.1.2. Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sehingga bila dibutuhkan
dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut dapat digunakan
untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
4.1.3. Bila terjadi kelebihan penggalian garis batas dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan
Pengawas yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor,
kelebihan penggalian tersebut tidak dibayar dan Kontraktor harus
memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya
Kontraktor.
4.1.4. Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar
tidak merusak patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang
telah selesai. Semua kerusakan yang disebabkan karena
pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau
waktu.
4.1.5. Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan
pada daerah elevasi pada kedalaman minimal 150 mm di bawah
elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan
keras dalam tanah dasar asli.

Page 21 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.2. Urugan dan Timbunan


4.2.1. Bahan Urugan
- Bahan urugan harus bebas dari bahan organic, gumpalan
besar, kayu, bahan-bahan lain yang mengganggu dan butiran
batu besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian
rupa agar pemadatan berjalan lancar.
- Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, suatu bahan
tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil
yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini,
bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50
mm tidak diijinkan digunakan, dan presentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk
kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang
sesuai.
- Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan
sebagai bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan
Pengawas seperti disebutkan dalam butir 4.1.2. dari
Spesifikasi Teknis ini.
- Setiap Lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi
merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk
mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.

4.2.2. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan
berikut harus sudah dikerjakan sebelumnya.
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas sebelum
memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan Pengawas
akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk
maksud tersebut.
- Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus
dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa
alat lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

4.2.3. Penempatan Bahan Urugan


- Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada
waktu hujan. Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi
timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis dengan

Page 22 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus


dipadatkan dengan baik.
- pelaksanaan pemadatan hendaknya mengacu pada rencana
teknis perencanaan secara manual atau menggunakan alat
bantu.
- Jika menurut konsultan pengawas tidak diperoleh kepadatan
yang baik dengan memadatkan secara manual, maka
hendaknya kontraktor menyiapkan alat bantu pemadatan
seperti stamper kuda 17 KN yang dipadatkan layer/layer
setebal 200 mm.
- Untuk timbunan di luar lokasi timbunan harus dipadatkan
sampai kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya
atau sesuai ketentuan dalam butir 4.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
- Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus
dipadatkan sesuai nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir
4.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
- Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau-syarat
khusus, pemadatan dengan tangan tidak diijinkan sebagai
pengganti alat pemadat mekanis.
- Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan
urugan sebelum pemadatan lapisan terdahulu disetujui
Konsultan Pengawas. Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4.3. Pemadatan
4.3.1. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus
memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan
pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus
memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan
yang akan dipadatkan.
Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan
alat pemadatan yang disetujui seperti stamper kuda 17 KN
atau menggunakan peralatan sesuai rencana teknis yang tertera
pada kontrak.
- Apabila Penggilasan harus perlu dilakukan, maka pelaksanaan
harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan
dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah

Page 23 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

tengah dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian


menerima tingkat pemadatan yang sama.

4.3.2. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal


Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metode ASTM D1557-90 (AASHTO T180-
74) yang umum dikenal sebagai Modified Proctor Test.

4.3.3. Pengawasan Kelembaban


Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi,
bahan urugan dan permukaan yang akan menerima bahan
urugan harus memiliki kadar air yang disyaratkan. Kontraktor
tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air
sesuai dengan yang disyaratkan.
Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau permukaan
yang akan diurug bila kondisinya tertatu kering. Bahan urugan yang
tertatu basah dan harus dikeringkan sampai tercapai kadar
air yang sesuai bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.

4.3.4. Penggilasan (Jika Diperlukan)


- Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah
yang dikupas atau dipotong sesuai Konsultan Pengawas,
untuk memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi
tersebut. Kontraktor harus menggunakan trek bermuatan,
mesin gilas atau peralatan pemadatan lainnya yang disetujui.
Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
- Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan
urugan pada tempat rendah. Bila ditemui tempat basah,
Kontraktor harus memberitahukannya kepada Konsultan
Pengawas agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang
mendukung struktur/ konstruksi harus diawasi selama
pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan ditanjutkan.

4.3.5. Kepadatan Tanah Kohesif


Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel
yang metalui saringan no. 200, yang membutuhkan pemadatan
retatif, seperti ditentukan ASTM D1557-90 (AASHTO T180-74).

Page 24 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.3.6. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif


Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang
melalui saringan No, 200, yang membutuhkan pemadatan relatif,
seperti ditentukan ASTM D1557-90 (AAHSTO T180-74), dan
dinyatakan dalam presentase kepadatan kering maksimal dan
kadar air, pada saat pemadatan harus memenuhi ketentuan
berikut :
Daerah Kepadatan relatif

pemadatan (%)
Timbunan di bawah Tidak ada pernyaratan khusus
lapisan drainase cukup digilas dengan bulldoezer
(misalnya D-6)

Timbunan pengisi di 10
bawah pelat laintai Bila juga diperiksa dengan
beberapa kali lintasa roller sesuai
Konsultan Pengawas

Dasar Jalan 60

Pematan saluran 40

Saluran Tidak ada persyaratan khusus

4.4. Pembuangan Bahan Galian


Sernua bahan galian yang memenuhi persyaratan dapat
digunakan untuk bahan urugan. Bahan yang tidak sesuai untuk
pengurugan harus dibuang pada tempat yang disetujui Konsultan
Pengawas.

Page 25 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 3
UJI BETON

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan


contoh beton selama pelaksanaan pengecoran beton.

Pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan seperti :


- Alat-alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan.
- Perlengkapan penyimpanan.
- Landasan pencampur dekat lokasi gudang.
- Cetakan kedap air, dengan kubus dimensi 150mm x 150mm x 150mm.
- Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan Ø 16 mm
(5/8"), panjang 600 mm.
- Kerucut slump.
- Kotak-kotak untuk pengangkutan kubus.

2.0. STANDAR / RUJUKAN

2.1. Standar Nasional Indonesia 2847-2013


2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM):
- ASTM C31-90 Test Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field.
- ASTM C39-86 Test Method for Compressihale Strength of
Cylindrical Concrete Specimens.
- ASTM C42-90 Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams of Concrete.
- ASTM C31-90a Test Method of Slump of Hydraulic Cement
Concrete. ASTM C172-90
- Practice of Sampling Freshly Mixed Concrete.
- ASTM C231-90
- Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method.
2.3. American Concrete Institute (ACI):
- ACI 308-92 Standard Practice for Curing Concrete.
2.4. Spesifikasi Teknis
- Beton Cor di tempat.

Page 26 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172
dan/atau SNI 2847-2019 atau seperti ditentukan dalam spesifikasi ini
yang memenuhi standar ASTM 1972.
3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran
dan terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam
kelompok pencampuran.
3.3. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh
keseragaman. Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah
pengambilan contoh.

4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Uji Slump
Uji Slump harus dilakukan setiap kali pembuatan uji beton kubus.
Metoda harus memenuhi standar ASTM C 143.

5.2. Pembuatan Kubus Beton


Cara pembuatan kubus beton harus sesuai dengan cara yang diuraikan
dalam SNI 2847-2019. Contoh diusahakan tidak berubah pada saat
pengangkutan.
Bila bahan akan diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan
contoh, beton harus diaduk dengan sekop sebelum dimasukkan ke
dalam cetakan.

5.3. Perawatan Contoh di Laboratorium


5.3.1. Contoh untuk uji coba beton harus diambil sesuai ketentuan SNI
2847-2019
5.3.2. Kubus untuk uji coba beton harus dibuat, dirawat di laboratorium
dan diuji sesuai ketentuan SNI 2847-2019.
5.3.3. Kubus untuk uji beton harus dibuat, dirawat di laboratorium dan
diuji sesuai ketentuan ASTM C 31 dan ASTM C 39.

5.4. Penyimpanan Contoh Kubus Beton


5.4.1. 24 jam pertama setelah pembuatan kubus sangatlah penting.
Kubus hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakan ke
gudang penyimpanan, dan dijaga harus tetap dalam posisi

Page 27 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

vertikal dan hindarkan dari getaran dan benturan. Kubus boleh


disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat, atau
bangunan sementara selama temperatur di sekitamya berkisar
antara 15,6° C dan 26,7°C dan penguapan dari contoh dapat
dicegah.
5.4.2. Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok contoh harus diperiksa
untuk perawatan dan pengujian. Tempatkan kubus pada kotak
yang kuat untuk pengiriman. Jarak antara kubus dan kotak harus
diisi dengan pasir basah atau serbuk gergaji. Setiap kelompok
kubus harus dilengkapi dengan catatan waktu / tanggal pembuatan
kubus.
5.4.3. Bila memungkinkan mengirim contoh baru berumur 1 (satu) hari,
contoh harus dilembabkan terus menerus dengan pasir basah
sampai akhir periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada
temperatur 21°-24,5° C sampai saat pengiriman. Kubus harus
dikirim secepat mungkin dan paling lambat beberapa hari
sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium harus
menerima kubus-kubus tersebut sehari atau lebih sebelum
pengujian 7 (tujuh) hari.

5.5. Pengujian
5.5.1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga
yang dikontrak oleh Kontraktor dan sudah disetujui konsultan
pengawas.
5.5.2. Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji
untuk kelancaran pekerjaan. Kontraktor harus memberitahu
Laboratorium dan Konsultan pengawas minimal 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan pengujian
beton di tempat percampuran dan di lapangan, dan pemeriksaan
acuan dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan gudang
kotak berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai
untuk menyimpan peralatan dan contoh benda uji di lokasi
proyek, dan beberapa pekerja untuk menyiapkan contoh benda uji.
5.5.3. Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh
harus dilakukan oleh staf Laboratorium Penguji saja.
5.5.4. Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan
minimal:
- Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.

Page 28 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan


Kontraktor.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk
mengukur, mencampur dan mengangkut beton.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan
pencampuran.
- Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5. Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi
persyaratan minimal sebagai berikut:
- Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat
pencampuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran
beton di lapangan.
- Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
- Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
- Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium.
Mengukur temperatur campuran beton, simpanan beton dan
beton selama masa perawatan.
- Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan
beton. Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
- Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau
setiap kedatangan truk.
5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan
minimal berikut:
- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan SNI 2847-2019.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
- 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3
hari dan 7 hari yang diharapkan dimana kekuatan beton telah
mencapai ketentuan, bila bahan tambahan percepatan digunakan.
- Menimbang semua contoh
5.5.7. Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak
memuaskan atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
- Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil dari
suatu bagian pekerjaan untuk pemeriksaan dan pengujian. Peralatan
pemotong metoda pengambilan sampel harus disetujui Konsultan
pengawas. Contoh harus diambil dan diuji sesuai

Page 29 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

ketentuan. Bagian yang diambil intinya harus dirapikan sehingga


disetujui Konsultan pengawas.
- Kontraktor harus menanggung biaya pengujian inti bila diperlukan
karena kegagalan uji beton, atau bila uji inti beton gagal.
5.5.8. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang tidak
memenuhi kuat tekan yang disyaratkan, Konsultan pengawas akan
memberi tahu Kontraktor secara tertulis. Tambahan perawatan sesuai
pengarahan Konsultan pengawas mungkin diperlukan dalam desain
campuran beton untuk sisa pekerjaan beton, atau kemungkinan beton
harus dibongkar dan diganti, dan semuanya atas biaya Kontraktor.

5.6. Kondisi Lingkungan


Tidak diijinkan menuang beton pada waktu hujan atau ketika hujan diperkirakan
akan turun kecuali pekerjaan dapat dilindungi terhadap hujan dan/atau aliran
air permukaan.

Page 30 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 4
BAJA TULANGAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai Gambar
Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan baja tulangan. Spesifikasi ini akan lebih kuat dari Gambar Kerja
bila ada perbedaan detail yang mungkin terjadi.

2.0. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Standar nasional Indonesia SNI 2847-2019 dan 2052-2017
2.2. British Standar (BS)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.4. American Concrete Institute (ACI)
2.5. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SOI)
2.6. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat

3.0. PROSEDUR UMUM.


3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik
3.1.1. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas,
contoh bahan beserta sertifikat pabrik bahan baja tulangan untuk
disetujui.
3.1.2. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar
pemotongan harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan
kepada Konsultan pengawas untuk disetujui.
Persetujuan yang diberikan tidak berarti membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk memastikan
kebenaran daftar pemesanan dan daftar pemotongan.
Setiap penyimpangan dari daftar bahan dan daftar penulangan
yang telah disetujui telah menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk menggantinya atas biayanya.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


3.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Konsultan pengawas untuk disetujui.

Page 31 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokan,


ukuran kait, lewatan, sambungan dan lainnya yang
memenuhi ACI 315 dan/atau SNI 2847-2013
- Gambar harus memenuhi spasi tulangan, selimut dan jarak
antara, pasak besi dan penahan jarak/gelang-gelang.

3.2.2. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja tulangan


yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama penggantian
tersebut dianalisa dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa
bahwa kekuatan yang diinginkan telah terpenuhi. Penggantian
harus disetujui Konsultan pengawas secara tertulis sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini kontraktor wajib
melampirkan hasil perhitungan keamanan struktur secara detail
dan tertulis yang ditandatangani oleh ahli dan berpengalaman
dibidang struktur bangunan. Biaya proses perubahan ukuran
rencana baja tulangan yang melibatkan tenaga ahli dan biaya
lain-lain sepenuhnya menjadi beban kontraktor.
Dari segi keamanan, kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
jika pada saat pelaksanaan pembangunan mengalami kegagalan
struktur sebagai akibat penggantian ukuran rencana baja
tulangan, sekalipun telah disepakati bersama oleh direksi.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan


Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi terhadap kerusakan dan harus
ditempatkan di atas batok-batok untuk mencegah menempelnya kotoran
atau benda asing lainnya pada besi tulangan. Tempat penyimpanan harus
dinaikkan agar aman dari air permukaan.

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau
memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis ini.

Page 32 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.2. Baja Tulangan


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos harus dari baja Mutu BjTP-24
dengan tegangan leleh minimal 24 kgf/mm2, dan baja tulangan ulir dari
baja mutu BjTS-40 dengan tegangan leleh minimal 40 kgf/mm2 serta
memenuhi ketentuan SIFO 136- 84/SNI.07-2052-2017. Diameter yang
digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

4.3. Jenis-jenis diameter besi


Baja tulangan digunakan untuk diameter < 16 mm. Spesifikasi ukuran
tulangan disesuaikan dengan gambar kerja rencana. Apabila terdapat
kekurang jelasan mengenai spesifikasi ukuran pada gambar rencana, maka
kontraktor wajib untuk menindaklanjuti dengan cara konfirmasi kepada
konsultan perencana dan diketahui oleh konsultan pengawas.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Kait dan Pembengkokan
Penulangan harus dilengkapi dengan kait/bengkokan minimal sesuai
ketentuan SNI 2847-2019 atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas
dan/atau Gambar Kerja.

5.2. Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi Gambar Kerja (kecuali lewatan)
harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang
disetujui Konsultan pengawas. Pada bagian yang membutuhkan bukaan
untuk dudukan mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya, baja tulangan
harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran bukaan.

5.3. Penempatan dan Pengencangan


5.3.1. Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bebas dari debu,
karat, kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
5.3.2. Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai dengan
mutu, dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja. Pada penulangan plat lantai Penahan jarak dengan bentuk
balok persegi (beton tahu) atau gelang-gelang harus dipasang pada
setiap m2 atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Batu,

Page 33 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

bata atau kayu tidak diijinkan untuk digunakan. Sebagai penahan


jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat no. AWG 16 ( 0 1,62
mm) atau yang setara. Las tipis juga dapat dilakukan pada baja
lunak pada tempat-tempat yang disetujui Konsultan pengawas.

5.4. Pengecoran Beton


Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.

Page 34 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 5
A. BETON BERTULANG

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton bertulang, yang
dilaksanakan pada bagian kolom, balok, ring balok, plat lantai, plat
sunscreen dan item lainnya sesuai dengan garis mutu dan dimensi sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan untuk kerja yang berkaitan dengan beton cor
di tempat harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan standar
terkait.

2.0 STANDAR / RUJUKAN


2.1. Standar Nasional Indonesia Tentang Beton Bertulang SNI 2847
2019
2.2. Standar industri Indonesia (SII) and/or standar Nasional Indonesia
(SNI):
- SII.0013-81 /SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan
Cara Uji Semen.
2.3. American Concrete Institute (ACI)
- ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
- ACI 347-94 Formwork for Concrete
2.4. American Association of State Highway and Transportation
Officials (AASHTO):
- AASHTO M6 Standard Specifications for concrete Aggregates.
- AASHTO T11 Amount of Material Finer than 0.075 mm (No.
200) Siehale In Aggregate.
- AASHTO T27 Siehale Analysis of Fine and Coarae Aggregate
- AASHTO T112 day Lumps and Friable Parti des in Aggregates
- AASHTO T113 Lightweight Pieces in Aggregates
2.5. American Society for Testing and Material (ASTM)
- ASTM C33-93 Specifications for Concrete Aggregate
- ASTM C94-90 Specifications for Ready-Mixed Concrete
- ASTM C150-94 Specifications for Portland Cement

Page 35 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- ASTM, C260-94 Standard Specification for Air-Entraining


Admixtures for Concrete.
- ASTM C294-92 Standard Specification for Chemical Admixtures
for Concrete. ASTM C685-94 Specification for Concrete Made by
HALolumetric Batching and Continuous Mixing.
- ASTM C920-87 Specification for Elastomeric -Joint Sealants.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan kontraktor
kepada konsultan pengawas untuk disetujui dan harus meliputi:
- Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait,
lewatan, sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
- Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi,
ukuran, sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang
terkait.
- Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat kerja.

3.2. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian


3.2.1. Pemeriksaan Lapangan
- Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian
pendahuluan tersebut di bawah akan dilakukan oleh
Konsultan pengawas dengan biaya Kontraktor.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran
percobaan dan estimasi yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini.
- Kontraktor harus membantu Konsultan pengawas
dalam pelaksanaan pengambilan contoh dan
pengujian. Pengujian pendahuluan akan meliputi
penentuan hal-hal berikut:
- Karakteristik batu pecah.
- Tipe dan kualitas semen.
- Pemilihan dan dosis bahan tambahan.

Page 36 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Perbandingan kelas batu pecah dan campuran.


- Faktor air semen.
- Pengujian slump.
- Karakteristik campuran beton segar.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai
diperoleh campuran yang sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknis ini dan mengacu pada spesifikasi
rencana.

3.2.2. Pengambilan Contoh dan Pengujian


Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan
oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan
berlangsung terus menerus selama pelaksanaan pekerjaan
beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh
Konsultan pengawas, seperti tersebut di bawah :
- Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat,
yang menunjukkan berat per zak, bahan alkali yang
sesuai.
- Aggregate
Aggregate harus sesuai dan tahan uji menurut ASTM C
33, pengujian dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton.
- Mont
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai,
Kontraktor harus membuat percobaan campuran untuk
pengujian (Mix design), bahan-bahan yang akan
digunakan, dan metoda yang akan digunakan untuk
pekerjaan ini.
- Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai
standar ASTM C 260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari
sebelum pekerjaan beton dimulai.

Page 37 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa


persetujuan Konsultan pengawas.

3.3 Pengujian Campuran Percobaan / Trial Mix Design


3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton,
setiap tipe dan kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum
pelaksanaan pengecoran beton.
3.2. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen,
kadar air, kadar bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat,
gradasi agregat, slump, kadar udara dan kuat tekan.
3.3. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang
dirawat dan diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan
melebihi kuat tekan yang diperlukan. Kuat tekan umur 7 hari
harus memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari.
Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
3.4. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Konsultan
pengawas untuk disetujui.

3.5 Bahan-Bahan
Beton
1. Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus
ditentukan oleh Konsultan pengawas dan harus
memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum
disetujui Konsultan pengawas.
2. Mutu Beton Pada pekerjaan ini menggunakan mutu
beton K-300 dengan nilai Slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
untuk struktur atas. Untuk struktur bawah menggunakan
mutu beton K-300 dengan nilai slump (12 ± 2) cm, w/c =
0,52
3. Semen

Page 38 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-


0013-81/SNI.15-204-1992 atau ASTM C 150-89. Semen
harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti
Semen Tonasa, Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen
Bosowa.
4. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya
harus bersih dan bebas dari unsur-unsur yang merusak
seperti alkali, asam, garam dan bahan organik. Air dari
kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak
perlu diuji. Jenis air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan ASTM
dan/atau disetujui Konsultan pengawas.

4.0. Agregat Halus


4.0.1. Agregat harus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus
disetujui Konsultan pengawas. Agregat hatus harus memenuhi
ketentuan berikut:

METODA UJI MAX.


NO.
AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,5 %


2. Batubara dan bahan akar T 113 0,5 %
3. Bahan lolos saringan No. 200 T 11 3%

4.0.2. Agregat harus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam,


alkali dan bahan lainnya yang merusak.
Agregat hatus merata didegradasi dan harus memenuhi ketentuan
gradasi berikut:

Page 39 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

SARINGAN % berat yang lolos (AASHTO T 27)

3/8’ (9,5 mm) 100


No. 4 (4,75 mm) 95 – 100
No. 18 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,300 mm) 10 – 30
No. 100 (0,150 mm) 1 – 100

4.1. Agregat Kasar


4.1.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu bu tiran,
batu pecah, kerak dapur tin ggi d an bahan la in n ya yan g
d i setuju i dan merni ti ki karakteristik serupa yang keras, tahan
lama dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.

Agregat kasar harus bebas dari bahan -bahan yang merusak


dan harus memenuhi ketentuan berikut:

METODA UJI MAX.


NO.
AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %


2. Bahan lolos saringan No. 200 T 11 1%

Bahan tipis panjang lebih dari 5 x


2. - 10 %
ketebalan maksimal

Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas


presentase yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau
disetujui Konsultan pengawas.

Page 40 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.1.2. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33


:
UKURAN PRESENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %
MAKS. UKURAN SARINGAN
BATU
2,5 1,2 No.1
PECAH 5,08 1,905 0,952 No.4 No.8
4 7 6
(CM)

95-
3,81 - - - 10-30 0-5 - -
100
10
1,905 - 90-100 - 20-55 0-10 0-5 -
0
85- 10-
0,952 - - - 100 0-10 0-5
100 30

4.1.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung den gan
ukuran lain dengan perbandingan berat atau halolume untuk
menghasitkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan.

4.2. Bahan Perawatan


Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :

NO. DESKRIPSI METODA UJI


1. Lembaran kain dari sera/goni AASHTO N 182
2. Lapisan cairan untuk perawatan beton AASHTO M 148
3. Lembaran polyethylene putih untuk AASHTO M 171
perawatan beton
Metoda ini untuk perawatan beton harus disetujui Konsultan pengawas.

Page 41 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.3. Bahan Tambahan


4.7.1. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat
pengerasan beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM
C 494 tipe B dan D.
4.7.2. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton bila diperlukan,
harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

4.4. Pengisi Sambungan (Join Filler) dan (Joint Sealant)


4.8.1 Joint Filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US
Federal Specification HH-F 341 a type 1 dass B, seperd Pahalatex atau
setara.
4.8.2 Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti Elasto-
seal 227 atau setara.

4.5. Baja Tulangan


Baja tulangan harus sesuai ketentuan dan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Baja Tulangan.

5.0. PELAKSANAAAN PEKERJAAN


5.1. Perancah dan Acuan
5.1.1. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai
untuk menerima beban tanpa penurunan.
5.1.2. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan
diperkuat dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum
menempatkan perancah, gambar-gambar rancangan
pemasangan/penempatan perancah harus diserahkan kepada
Konsultan pengawas untuk disetujui.

5.1.3. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :


- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang
memadai untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah
pemasangan baja tulangan.
- Bahan acuan harus berasal dari pagan kayu tebal minimal 20 mm,
kayu lapis tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal
0,6 mm jika dibutuhkan, atau bahan lain yang disetujui.

Page 42 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan


diekspos harus menggunakan acuan kayu lapis.
- Acuan harus rap at dan kaku agar tidak terjadi distorai yang
diakibatkan oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau
lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan
konstruksinya sebelum pengecoran.
- S e mua sud ut Sa m bu n g a n , p er te mu a n ha ru s ka ku u n tu k
m e n ce ga h terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran
berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan
dan penopangnya yang memadai.

5.3. Penempatan Pipa Mekanikal dan Elektrikal


5.3.1. Pipa-pipa mekanikal dan elektrikal harus dipasang sebelum
pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa
tersebut harus dilindungi dengan pipa bahan PVC sehingga tidak akan
terisi adukan beton sewaktu pengecoran. Sebagai catatan, tidak
disarankan memasukkan pipa ke dalam kolom struktur, semisalnya
pipa air hujan.

5.4. Sambungan Konstruksi


Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan pengawas. Sambungan konstruksi harus
tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada
titik-titik minimal gaya geser pada Sambungan konstruksi horizontal. Batang
pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus
ditempatkan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

5.5. Sambungan Terbuka


Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dengan menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau
bahan lain yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan
tanpa merusak pinggiran atau sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila ditentukan
lain.

Page 43 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.6. Perbandingan dan Campuran Beton


5.6.1. Perbandingan bahan ditentukan sesuai spesifikasi perencanaan dengan
penimbangan atau dengan metode yang disetujui Konsultan pengawas.
Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Konsultan
pengawas.
5.6.2. Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran
harus sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
5.6.3. Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk
balok, kolom dan pelat sedangkan untuk pondasi sumuran minimal 50
mm dan maksimal 125 mm. Pencampuran beton tidak boleh dimulai
tanpa memastikan persediaan bahan yang memadai, dalam batas yang
aman, agar pengecoran beton dapat dilaksanakan.
5.6.4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Kontraktor harus menyediakan
peralatan tambahan dan memadai yang disetujui Konsultan pengawas.
5.6.5. Dalam hal ini kontraktor dapat menggunakan Beton ready-mixed yang
harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM C 94 dan
ASTM C 685. Selisih biaya menggunakan jasa pengadaan beton dengan
mencampur menggunakan mesin (Ex.Molen) sepenunhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

5.7. Pembesian Beton Bertulang


5.7.1. Spesifikasi dan dimensi tulangan yang digunakan mengacu pada
gambar kerja dan mengacu pada spesifikasi baja tulangan pada bab
sebelumnya.
5.8.2. Sebelum melakukan pengecoran pembesian harus dicek kembali oleh
konsultan pengawas dari segi spek, dimensi, maupun jarak tulangan
yang mengacu gambar kerja, kecuali ditentukan lain atau ada
kesepakatan lain bersama direksi mengenai pembesian.
5.8.3. Sebelum melakukan pengecoran posisi pembesian harus sesuai
dengan spasi terhadap tepi dimensi rencana (spasi minimal 2 cm)
sesuai dengan aturan spesifikasi pembesian yang berlaku.
5.8.4. Khusus pembesian pada bagian struktur yang berbentuk plat, posisi
tulangan harus melayang dengan cara diganjal dengan menggunakan
beton tahu atau batu pecah atau menggunakan penganjal besi. Tidak

Page 44 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

di izinkan menggunakan penganjal berbahan kayu atau bahan lainnya


yang tidak dapat monolit bersama beton.

5.8. Penempatan Beton dan Pembongkaran Acuan


5.8.1. Beton tidak boleh ditempatkan sebelum acuan, penulangan, sisipan dan
lainnya telah disetujui Konsultan pengawas. Acuan harus dibersihkan,
bebas dari guncangan, celah, dan kotoran.
5.8.2. Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan petunjuk Gambar Kerja.
5.8.3. Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama
pengecoran. Penggetaran terus menerus pada jarak 38-40 cm harus
tetap terjaga untuk mencegah keropos dan untuk mendapatkan
permukaan yang halus. Alat Penggetar/ Vibrator harus disetujui
terlebih dahulu oleh konsultan pengawas mengenai kelayakan guna
alat.

5.8. Pembongkaran Acuan


Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan
pengawas. Persetujuan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor
dari keamanan pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan
oleh Konsultan pengawas.Untuk pembongkaran acuan pada bagian struktur
portal banguan,minimal waktu memulai pembongkaran acuan adalah 14 hari
setelah pengecoran atau pada posisi beton telah mengering dan mengeras
sempurna jika menggunakan bahan tambahan dan dengan persetujan
Konsultan Pengawas.

5.9. Perbaikan Beton


5.9.1. Kontraktor harus meminta Konsultan pengawas untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
5.9.2. Kontraktor atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai
dengan garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang
rusaknya berlebihan. (Jangan menambat, mengisi, memutar,
memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk
Konsultan pengawas).

Page 45 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.9.3. Keropos, lubang atau sambungan harus diperbaiki segera setelah


pembongkaran acuan.

5.10. Perawatan dan Perlindungan


- Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk
melindungi beton segar yang baru dicor terhadap matahari, angin
dan hujan sampai beton mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan yang tertalu cepat.
- Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai
saat pembongkaran.
- Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus
menerus selama 14 hari setelah pengecoran.
- Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau
melintas diatas konstruksi, yang menurut pendapat Konsultan
pengawas, belum cukup mengeras.

B. BETON TIDAK BERTULANG

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan
semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan
adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut
kolom kayu, lantai kerja, rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam
gambar

2.0 STANDAR / RUJUKAN


Mengacu pada standar/ rujukan Beton Bertulang

3.0 Material
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas
sebelumnya.

Page 46 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 6
BATU PONDASI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi batu
pondasi dan item lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga
kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
pasangan batu kali, sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR / RUJUKAN

2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).

2.2. Spesifikasi Teknis:


- Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan.
- Adukan dan Plesteran-

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan


Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg dengan ukuran terpanjang
maksimal 150mm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui sebelum dikiriPengawasan ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop drawing) yang mencakup dimensi, elevasi,
kemiringan dan detail-detail lain yang diperlukan, untuk disetujui
Konsultan Pengawas.

3.3. Pemeriksaan dan Pengujian


Pemeriksaan dan pengujian harus dikerjakan pada setiap bagian
pekerjaan seperti di bawah ini:

Page 47 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Tata letak,
- Penggalian
- Bahan di lokasi termasuk alat dan peralatan,
- Penempatan pasir,
- Setiap tinggi pemasangan batu kali 1200 mm.
Selama pengujian, Kontraktor harus menyediakan tenaga pengawas
mutu dan fasilitas untuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan
kepada Pemilik proyek.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Batu Kali


Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 mm, dan memiliki
minimal 3 bidang kontak.
Batu kali harus keras, berasifat kekal dan tidak boleh mengundang bahan
yang dapat merusak.

4.2. Adukan
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
seperti pada Pasal berikutnya (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pemeriksaan dan Pembersihan Galian


5.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru di ijinkan untuk dimulai bila
semua pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada pasal 2 (Spesifikasi Teknis
Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan).
5.1.2. Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali,
air/air hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian harus
dipompa dan dikeluarkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang
terendam air dan adukan 1 semen dengan 5 pasir untuk
pasangan batu kali yang tidak terendam air.

Page 48 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.2.2. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah


pasangan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pasangan yang berongga/tidak padat.
5.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali ditempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali
diluar pagar,patok ukur/bowplank.
5.2.4. Pasangan batu kali di atas tanah keras harus mempunyai lantai
kerja beton tipis 50 mm dan pasir setebal 50 mm, atau sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

5.3. Komponen Pondasi


Semua pondasi yang dilewati oleh komponen-komponen bangunan
seperti kabel listrik, kabel penangkal petir, saluran air hujan/kotor harus
dilengkapi dengan lubang drainase. Kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja, lubang drainase, dibuat dari pipa PVC.

5.4. Pembersihan Permukaan


Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu
kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan
adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.

5.5. Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara
terus menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga)
hari setelah pekerjaan selesai.

Page 49 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 7
BATU BATA DAN BATU ALAM

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-atat


bantu yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat-
tempat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak pada hal-hal berikut:
- Pasangan batu bata dan batu alam,
- Adukan,
- Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kotom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan,
sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0 STANDAR / RUJUKAN

2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


2.2. Standar Industri Indonesia (SII) / Standar Nasional Indonesia (SNI)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.4. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI 5-04-1989-F).
2.5 Spesifikasi Teknis:
- Adukan dan Plesteran
- Penutup dan Pengisi Celah.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan


Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan
ke lokasi proyek. Contoh bahan batu bata diserahkan sebanyak minimal
10 buah, untuk keperluan pengujian kuat tekan yang disyaratkan. Untuk
Batu Alam 1 Buah.
Biaya pengadaan Contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.
Batu harus tersusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum

Page 50 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

200 cm. Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat
dimana tertera nama pabrik merek dagangnya.
Penyimpanan semen atau campuran mortar harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi
Teknis Beton Cor di Tempat.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Batu-Bata Dan Batu Alam


4.1.1 Batu bata harus dari mutu yang terbaik dengan pembakaran
sempurna dan merata atau produksi yang campuran yang baik,
produksi lokal dengan ukuran nominal 55 mm x 110 mm x 230
mm untuk bata.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya tidak terlatu menyimpang dari ukuran-ukuran
tersebut. Untuk ukuran batu alam harus sesuai dengan ukuran
yang tertera dalam kontrak.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan
minimal 25 kg/cm sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-
1991 dan SK SNI 5-04-1989-F.
4.1.3 Batu Alam yang digunakan adalah batu alam type andhesit dan
batu alam type templek dengan ukuran disesuaikan dengan
gambar.

4.2. Adukan dan Plesteran


Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata, batako, bata ringan
dan batu alam harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran.

4.3. Bahan Penutup dan Pengisi Celah


Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisian Celah.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Adukan
5.1.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang
telah disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah
mulai mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi.

Page 51 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.1.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:


- Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah
permukaan tanah I sampai 20 cm di atas lantai (tergambar
ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan
ditempat-tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja
digunakan adukan 1 semen dan 3 pasir.
- Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5
pasir.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat
pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum
digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan
bak air/drum hingga jenuh. dinding harus dipasang dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata, batako dan bata
ringan yang patah dua melebihi 5% dan yang patah lebih dari
dua.
5.2.3. Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang luasnya
lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat dengan ukuran minimal 120 mm x 120 mm, sesuai
dengan lebar bata, dengan tulangan pokok minimal 4 Ø 10 mm,
sengkang Ø 8 mm - 200 mm (Tergambar atau tidak tergambar
pada Gambar Kerja).
5.2.4. Pasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan dengan Luas
setiap 6 m2 yang terletak diluar bangunan yang langsung
mendapat beban angin harus diberi kotom praktis ukuran
minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul
seperti diatas. (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar
Kerja).
5.2.5. Pemasangan dinding batu-bata, batako dan bata ringan yang
dilaksanakan bertahap dalam jeda waktu lebih dari 1 bulan,
setiap tahap terdiri maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian
diikuti dengan pengecoran kolom praktis. (Tergambar atau tidak
tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.6. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus
padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus / menerus dan rata.

Page 52 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.2.7. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok


rapih sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk
kemudian disiram.
5.2.8. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.

5.3. Perawatan dan Perlindungan


5.3.1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
5.3.2. Pasangan batu bata yang terkena, udara terbuka, selama waktu-
waktu hujan tebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok.
5.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus
ditutup dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisian Celah.

5.4. Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada BAB 8 (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).

Page 53 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 8
ADUKAN DAN PLESTERAN

1.0 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan
halus), seperti penjelasan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2.2. American Concrete Institute (ACI)
2.3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
2.4. Standar Industri Indonesia (SII) and / or Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SII.0013-81 /SNI. 115-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara
Uji Semen
2.5. American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO).
2.6. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat.

3.0 PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan


Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
3.2. Pengiriman dan Penyimpangan
3.2.1. Pengiriman dan penyimpangan bahan semen dan bahan lainnya
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
mengebai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
3.2.2. Pasir harus disimpan di atas tanah yang beraih, bebas dari aliran
air, dengan kata lain penyimpanan dilengkapi dengan saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak
berhamburan.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Semen

Page 54 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992


atau ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai
Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
Semen yang digunakan hams berasat dari sate merek dagang yang dikenal
teas Sian mullah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur
atau kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang
beraifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum
tidak perlu diuji. Pada dasamya semua air, kecuali yang telah disebutkan
diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui
Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal lugs,
seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau
yang setara.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran


5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap
air, adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai
200 mm di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam
Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat dan
tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan
dan plesteran selain tersebut di atas.
5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan
kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang
sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,

Page 55 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

untuk kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1


sampai 2 menit sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

5.3. Perataan dan Pembersihan Permukaan


5.3.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau
plesteran harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan
bahan lainnya yang mengganggu.
5.3.2. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instatasi Listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang
dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok
sedalam 10 mm dan dibersihkan.

5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata dan atau Batako
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan
persiapan dan pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma,
bidang plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang
dipasangi sementara dari bambu.
- Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm
untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan
kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup dengan
plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
- Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan ditapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan
yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian
permukaan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang
ditentukan dalarn Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut

Page 56 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air


dengan menggunakan baja tulangan.

5.4.2. Plesteran Permukaan Beton


- Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus
dikasarkan, dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan
dibasahi air, kemudian diplester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat,
minyak, temak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan
plesteran dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan
menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai dan
mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan
penyiraman air.
- Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang,
retak-retak, tidak tegak turns dan sebagainya harus
diperbaiki hingga sempurna.

5.5. Ketebalan Adukan dan Plesteran


Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 10 mm, kecuali bila
dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.

5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, harus tidak ada bagian yang bergelombang, tidak
ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau
sudah kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu meyirami bagian permukaan yang di aci dengan air sampai
jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.

5.7. Pemeriksaan dan Pengujian


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan
Pengawas untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang telah
diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan
dikerjakan dengan cara yang sama dengan secepatnya tanpa biaya
tambahan dari Pemilik Proyek.

Page 57 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 9
BERBAGAI JENIS UBIN/TEGEL

1.0 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis
ubin pada tempat- tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta
Spesifikasi Teknis ini atau sesuai Petunjuk Konsultan pengawas.

2.0 STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
2.4. Spesifikasi Teknis - Adukan dan plesteran.

3.0 PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buah dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap bahan.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman ubin keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam
kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek
dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan
sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan
kepada Pemilik Proyek.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. Ubin
yang tidak rata permukaan, dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh
dipasang.

3.3. Ubin Atau Tegel


3.3.1. Ubin atau Tegel yang digunakan terdiri dari beberapa jenis seperti
tersebut berikut:
- Granit Tile (Ex. Garuda, Gracera, Grace) uk. 60x60 Type
Polished Dan Unpolished.

Page 58 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.3.2. Tipe dan warna masing-masing tegel/ubin harus sesuai Skema


warna yang ditentukan oleh direksi (owner), dan tipe tegel
berasal dari merek sesuai yang tertera di atas atau yang setara
yang disetujui oleh Konsultan pengawas.

3.4. Adukan
3.4.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk
dari pabrik pembuat.
3.4.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas, harus memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1,
118,4 dan BS 5385, seperti produk AM 30 Mortarflex atau yang
setara.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat
penggantung, pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan
perpipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian
lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2
pasir. Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran I semen dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.4. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan
pada permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin,
kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan
direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

Page 59 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.2.5. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di


atas lapisan pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja. Pasangan ubin untuk lantai KM/WC,
permukaannya harus dimiringkan dan sedemikian rupa menuju
ke arah lubang pembuangan (saringan air kotor).
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan
diganti.
5.2.7. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris
yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan
rapi dan sesempurna mungkin.
5.2.10 Khusus Pemasangan Lantai Vinyl menggunakan alas karet yang
menjadi lapisan dasar dengan merekatkan dengan staples.
Setelah itu lapisan vinyl di rekatkan dengan lem setelah
mengukur pemasangannya. Metode merekatkannya dengan
mengolesi vinyl engan lem dengan kuas rol.

5.3. Pengecoran Siar/Celah


5.3.1. Pengecoran siar/celah antara ubin keramik harus dilaksanakan
setelah adukan pasangan ubin benar-benar kering. Hal ini perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya ledakan yang
disebabkan karena terperangkapnya kandungan air di bawah
ubin.
5.3.2. Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50 Colored
Ceramic Grout dengan campuran AM 54 Liquid Grout Additive
atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.3.3. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Page 60 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.4. Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih,
tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi
perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang
diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.

Page 61 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 10
PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen dan
pintu dan jendela, daun jendela dan daun pintu dan pekerjaan lainnya yang
menggunakan bahan profit aluminium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasionat Indonesia (SNI).
SII.0695-82/SNI.07-0603-1989 - Produk Aluminium Ekstrusi untuk
Arsitektur.
2.2. British Standard (BS).
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM).
- ASTM B221M-91 - Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bara,
Roda, Wire, Shapes and Tubes.

2.4. Spesifikasi Teknis:


- Penutup dan Pengisi Celah.
- Alat Penggantung dan Pengunci.
- Kaca dan Aksesori.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh profit dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe
aluminium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus
diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan ke lokasi pekerjaan.
3.1.1. Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang
ditunjuk Konsultan pengawas atau harus dilengkapi dengan data-
data pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
- Ketebalan lapisan,
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100 kg/m2 untuk
masing- masing tipe,

Page 62 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam


- Ketahanan terhadap air minimal 15 kg/m2
3.3.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


3.2.1. Gambar detail pelaksanaan harus meliputi detail-detail
pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem
pengangkutan seturuh pekerjaan harus disiapkan oleh Kontraktor
untuk diserahkan kepada Konsultan pengawas untuk disetujui
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3.2.2. Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukan
dalam Gambar Detail Pelaksanaan.
3.2.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas setiap perbelian dimensi dan
akhir penyetelan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan
pekerjaan lain dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk
menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi
Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan dalam Gambar
Kerja.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan


3.3.1. Pekerjaan alluminium dan kelengkapannya harus diadakan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar Kerja, bebas dari bentuk
puntiran, lekukan dan cacat.
3.3.2. Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan
kelengkapannya harus ditumpuk dengan baik di tempat yang
bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan atau
gesekan, sebelum dan setelah pemasangan. Semua bagian harus
dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat
dan lainnya.

3.4. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis
yang metiputi kesempumaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi
semua pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukan dalam Spesifikasi
Teknis untuk periode selama 1 tahun setelah tanggal penerimaan.
Selama periode ini, Kontraktor wajib memperbaiki dan mengganti
pekerjaan yang rusak atas biaya Kontraktor.

Page 63 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Aluminium
4.1.1. Aluminium untuk kusen pintu/jendela/lower dan untuk daun
jendela/Louver adalah dari jenis aluminium alloy yang memenuhi
ketentuan S11-0695- 1982/SNI.07-0603-1989 dan ASTM B 221 M,
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan
clear anodized minimal 10 mikron yang diberi warna lapisan akhir
dari pabrik, dengan warna sesuai Skema Warna yang ditentukan
kemudian. (Dalam hal ini allumunium yang digunakan adalah type
white coating dengan kualitas baik atau setara merk Alexindo)
Tebal profil minimal 1,5 mm, seperti merek Alexindo) dan, Indeks
atau yang setara dengan ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang
disetujui.
4.1.2. Kecuali ditentukan lain, semua Louver dan jendela harus
dilengkapi dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatnya.

4.2. Alat Pengencang Aksesori


- Alat Pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat AISI seri
300 dengan pemasangan kepala tertanam untuk mencegah reaksi
elektrolitik antara pengencang dan komponen yang dikencangkan.
- Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal
2 mm.
- Penahan udara dari bahan vinyl.

4.3. Kaca dan Neoprene / Gasket


4.3.1. Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis/ Gambar Kerja seperti Kaca rayben 5
mm sesuai gambar kerja, kaca tempered ketebalan 12mm serta
merk magyglass atau setara.
4.3.2. Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca
pekerjaan aluminium harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.

4.4. Perlengkapan Pintu dan Jendela


4.4.1. Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel, dan lainnya
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai
Spesifikasi Teknis Material Penggantung dan Pengunci.

Page 64 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.5. Louver
4.5.2. Kusen/rangka Louver terutama bagian bawah harus mempunyai
tanggulan / bagian yang dapat menahan air hujan. Seperti profil
tipe 11767 dari produk indeks atau yang setara.
4.5.3. Daun Louver harus mempunyai profil sedemikian rupa sehingga
air hujan tidak tampias ke bagian dalam bangunan. Seperti tipe
5262 dari produk indalek atau yang setara.
4.5.4. Pemasangan daun Louver harus sedemikian rupa sehingga
membentuk sudut kurang lebih 30 derajat terhadap bidang
vertikal.
4.5.5. Pemasangan louver harus dilengkapi dengan fly screen yang
terbuat dari bahan aluminium.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Pabrikasi
5.1.1. Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan
sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor
disetujui Konsultan pengawas.
5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat
sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar
Kerja dan ukuran di lokasi serta dipasang pada lokasi seperti
ditunjukkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan
berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi
komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan
dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus
ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-
sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai
harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau
adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran
plastik. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan
elemen baja harus dilapisi dengan cat khusus yang

Page 65 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah kerusakan


komposisi aluminium.
5.2.5. Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang
pada bagian aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak
menimbulkan reaksi etektrolitik seperti baja anti karat, nylon,
neoprene dan lainnya.
5.2.6. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan
pengeboran yang dikerjakan sebelum pelaksanaan anodisasi.
5.2.7. Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan
gasket sesuai ketentuan Spesifikasi.
5.2.8. Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada
perencanaan) dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada pasal mengenai Spesifikasi Teknis Alat Penggantung dan
Pengunci.
5.2.9. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisi Celah.

Page 66 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 11
PEKERJAAN KACA

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan Pekerjaan ini
meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja pemotongan dan
pemasangan kaca bingkai jendela, ventilasi, cermin maupun kaca mati seperti
yang ditunjukan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

2.0. BAHAN-BAHAN
2.1 Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini bervariasi sesuai petunjuk
gambar kerja diantaranya kaca rayben tebal 5 mm, Kaca clear tempered
tebal 12mm, dan kaca acrylic 5mm.
2.2 Kaca yang digunakan adalah kaca setara merk Magyglass dan acrylic
merk astariglass tidak cacat dan tidak retak.

3.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjukpetunjuk yang ditentukan dalam gambar.
3.2. Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing
yang sesuai dengan ketebalan kaca, serta dipasang list dengan rapi
sehingga tidak goyang/longgar.
3.3. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan
utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat
kaca yang retak, Kontraktor harus segera mengganti.

Page 67 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 12
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua atas
penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja

2.0. STANDAR / RUJUKAN


2.1. Spesifikasi Teknis:
- Pekerjaan Pintu.
- Pintu Kaca.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan
pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui, sebelum dibawa ke lokasi Proyek.
3.2. Pengiriman dan Penyimpanan
Alat Penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam
kemasan asli dari pabrik pembuatnya, tiap alat harus dibungkus rapi dan
masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan
Nama pabrik dan mereknya. Semua alat harus disimpan dalam tempat
kering dan terlindung dari kerusakan.
3.2. Ketidaksesuaian
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang
tidak memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya
dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di atas
menjadi tanggung jawab kontraktor.

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru,
kualitas baik buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembaban lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.

Page 68 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.2. Alat Penggantung dan Pengunci


4.2.1. Kunci dan Pegangan Pintu
Kunci untuk semua luar dipasang kunci tanam buatan dalam
negeri 2 slaag kualitas baik setara Dekson.
Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan kuningan, dengan
3 (tiga) buah anak kunci.
- Rumah kunci yang terbuat dari baja lapis seng dengan jenis
yang disesuaikan dengan jenis bahan panel pintu (besi, kayu
atau aluminium).
- Pegangan Pintu (Pull Handle) yang digunakan berbahan
stainless dengan uk. 38x1000 PH 802 dan uk. 38x300 PH 801
Setara merk dekson.

4.2.2. Slot/Grendel
Beberapa pintu dilengkapi dengan pengunci tipe slot/Grendel
Flush Bolt Type FB 508, seperti merk Dekkson atau setara.

4.2.3. Engsel Pintu dan Jendela


- Engsel untuk pintu ada yang menggunakan type Tanam
(Floor Hinge) FH 211 Setara Merk Dekson dan tipe kupu-kupu
Stainless steel ring dari bahan baja yang setara dengan merk
Dekkson. Engsel jendela menggunakan engsel type casement
(Friction Stay) dengan ukuran 14” dan 28” type FS 14” dan FS
T250 HD 28” dari bahan baja yang setara dengan merk
Dekkson.

4.2.4. Fitting Pintu Tempered


- Fitting Pintu tempered menggunakan Patch Fitting Type PT
40, PT 20, PT 10 serta menggunakan Kunci Patch Lockset
Type US 10 Setara merk Dekson.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5. 1. Umum
5.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai
dengan perayaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan
kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan
serta kesempurnaan fungsinya.

Page 69 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.1.3. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan badan kunci,
silinder, handel/pelat.

5.2. Pemasangan Pintu


5.2.1 Kunci pintu dipasang pada ketinggian 100 cm dari lantai.
5.2.2 Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 28 cm dari tepi atas
daun pintu dan engsel bawah berjarak maksimum 33 cm dari tepi
bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang di antara
kedua engsel tersebut.
5.2.3 Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan
(handel), pelat penutup muka dan pelat kunci.
5.2.4 Pada pintu yang terdiri dari dua buah daun pintu, salah satu
daunnya harus memasang slot tanam sebagaimana mestinya.

5.3. Pemasangan Jendela


Daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan sepasang
engsel tipe casement tipe jungkit seperti ditunjukan dalam Gambar
Kerja.

Page 70 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 13
PENUTUP DAN PENGISI CELAH

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini metiputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan


pengisi celah termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- celah antara kusen pintu/jendela dengan dinding,
- celah antara dinding dengan kolom bangunan,
- celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit,
- celah antara langit-langit dan dinding, dan
- celah celah lainnya yang memerlukan

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.2. Spesifikasi Teknis:
- Batu Bata
- Pintu Jendela dan Aluminium

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh bahan beserta data teknis bahan dan/atau brosur bahan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan ke lokasi.
3.3. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh/masih
disegel, bermerek jelas dan harus disimpan di tempat kering, bersih dan
aman, dan ditindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi
udara.

4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon,
yang sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat
diaplikasikan pada berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795
Silicone Building Sealant, Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang
direkomendasikan oleh pabtik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.

Page 71 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Persiapan
Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi
celah harus bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus
dibersihkan dengan bahan pembersih yang tidak mengandung minyak
seperti methyl.
5.2. Desain Pertemuan
Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan
tidak lebih lebar dari 12.7 mm dan tidak lebih sempit dari 4 mm, dengan
kerdalaman tidak lebih besar dari 4.6 mm dan tidak lebih kecil dari 4
mm.
5.3 Cara Pengaplikasian
5.3.1 Daerah di sekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah
harus dilindungi dengan lembaran pelindung. Lembaran
pelindung ini tidak boleh menyentuh bagian permukaan yang
akan diberi bahan penutup celah.
5.3.2 Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada
permukaan yang berpori, agar bahan penutup dan pengisi celah
dapat melekat dengan baik.
5.3.3 Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak
terputus).
5.3.4 Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup
celah selesai diaplikasikan.
5.3.5 Bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh diganggu
pating sedikit selama 48 (empat putuh delapan) jam.

Page 72 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 14
PANEL GYPSUM, GRC BOARD DAN AKSESORIS

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan panel Gypsum dan GRC Board dan aksesoris pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Australian Standard (AS).
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).
2.3. Spesifikasi Teknis :
Berbagai Jenis Metal, Pengecatan.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum
Pekerjaan dimulai, untukdisetujul oleh Pengawas Lapangan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/data, bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara
penyambungan pabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


3.2.1. Panel Gypsum, GRC Board dan aksesoris harus didatangkan ke
lokasi sesaat sebelum pemasangan untuk mengurangi resiko
kerusakan.
3.2.2. Panel Gypsum dan GRC Board harus ditumpuk dengan rapi dan
kuat di atas penumpu yang ditempatkan setiap jarak 450mm,
dengan menumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari 150mm
terhariap ujung tumpukan.
3.2.3. Panel Gypsum, GRC Board, dan aksesoris harus disimpan
ditempat terlindung, tepas, dari muka tanah, atas permukaan
yang rata dan dibindarkan dari pengaruh cuaca.

Page 73 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhariap
kemun&nan kesalahm/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
jumlah maupun pemasangan dan lainnya.

3.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata


menyimpang atau tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka
akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang
sesuai.
3.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Panel Gypsum Dan GRC Board
4.1.1. Panel
- Panel Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi
control density dan memiliki ketebalan 9mm dan ukuran
model sesuai petunjuk dan Gambar Kerja seperti produk A Plus
atau yang setara.
- Panel GRC Board harus dari produk yang memiliki teknologi
control density dan memiliki ketebalan 3,5mm dan ukuran
model sesuai petunjuk dan Gambar Kerja seperti produk
Jayabrix atau yang setara.
- Panel Gypsum dan GRC Board harus dari normal/standar
yang memenuhi ketentuan AS 2588-1983, dengan bentuk
tepi khusus untuk penyambungan rata (flush joint), kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

4.1.2. Semen Penyambung


Semen penyambung panel Gypsum harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat panel Gypsum.

4.1.3. Alat Pengencang


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis
pemasangan harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
panel Gypsum yang memenuhi ketentuan AS 2589-1983.

Page 74 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4.1.4. Perlengkapan Lainnya


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis
pemasangan harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
panel Gypsum dan GRC Board yang memenuhi ketentuan AS
2589-1983.
- Perekat,
- Pita kertas,
- Cat dasar khusus untuk pembuatan panel. Kalsiboard,
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar panel
Kalsiboard terpasang dengan baik.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Umum
5.1.1. Sebelum panel Gypsum dan GRC Board dipasang, Kontraktor
halus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan pamukaan,
pembagian bidang, ukuran dan waterpas pada tempat
pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan
waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2. Pemasangan, panel Gypsum dan GRC Board serta
kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuatnya.
5.1.3. Jenis/bentuk tepi panel Gypsum dan GRC Board harus dipilih
berdasarkan jenis pemasangan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

5.2. Pemasangan
5.2.1 Rangka panel Gypsum dan GRC Board untuk pemasangan di
dinding dan langit-langit, partisi atau tempat-tempat lainnya
berupa rangka yang terbuat dari bahan baja lapis seng dalam hal
ini rangka metal furing kombinasi top cross runner dan main
chanel runner dan harus sesuai dengan standar dari pabrik
pembuatnya. yang dibuat khusus untuk pemasangan panel
Kalsiboard dan GRC Board.
5.2.2 Panel Gypsum dan GRC Board dipasangkan ke rangkanya dengan
paku, sekrup atau alat pengencang dengan diameter dan panjang
yang sesuai.
5.2.3 Sambungan antar panel Gypsum harus menggunakan pita
penyambung dan perekat dikerjakan sesuai petunjuk
pelaksanaan dari pabrik pembuat panel Gypsum.

Page 75 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.3. Pengecatan
5.3.1 Permukaan Gypsum dan GRC Board harus kering, bebas dari
debu, oli atau gemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki
sebelum pengecatan dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel Gypsum dan GRC Board tersebut
harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk panel Kalsiboard
untuk menutup permukaannya yang berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel Gypsum dan GRC Board kering kemudian
dilanjutkan dengan pengaplikasian cat dasar dan/atau cat akhir
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis
Pengecatan dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema warna
yang akan ditentukan kemudian.

Page 76 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 15
PENGECATAN

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus
dicat dengan standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua)
kali cat akhir. Selain itu terdapat pekerjaan Cat Epoxi Flooring untuk area-area
yang ditunjukkan sesuai gambar.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2.2. Swedish Standard Institution (SIS).
2.3. British Standard (BS).
2.4. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari
cat yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Lapangan. Semua warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan
diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.

3.2. Contoh dan Pengujian


3.2.1. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi
proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan
mencantumkan identitas cat yang ada di dalamnya, serta harus
diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan
pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.
3.2.2. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas
lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada
dan diambil secara acak dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-
benar dapat mewakili
3.2.3. Untuk pengujian, Kontraktor harus mernbuat contoh warna dari
cat-cat tersebut diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel
semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk masing-

Page 77 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

masing warna. 1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan I (satu)


contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan
tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna
menjadi tanggung jawab kontraktor

4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup
pabrik/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang,
nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna,
tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik
pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa
semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan
pada cat-cat hasil produksi.

4.2. Cat Dasar


Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang
setara:
- Weathershield, setara merk Jotun, jenis ini digunakan untuk
permukaan dinding, beton, PVC pada bagian interior maupun
eksterior.
- Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk
permukaan lapis besi/baja.

4.3. Cat Akhir


- Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau
yang setara merk Jotun.
- Acrylic Emulsion setara merk jotun, jenis ini digunakan untuk
permukaan interior dinding, beton, PVC dan panel semen berserat.

4.4. Cat Batu Alam


- Cat Batu alam type clear yang digunakan harus sesuai dengan
daftar berikut, atau yang setara merk propan.

Page 78 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


5.3.1. Umum

- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan


lainnya, permukaan polesan mesin, petal, instatasi tampu
dan Benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat, harus ditepas, ditutupi
atau ditindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan
dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang
ahli dalam bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan Permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak
dan lemak harus dhilangkan dengan memakai kain bersih dan
zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan
mempunyai titik nyala di atas 380C
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur
sedemikian rupa sehingga debu dan pencemar lain yang
berasat dari proses pembersihan tersebut tidak jatuh di atas
permukaan cat yang baru dan basah.

5.3.2. Permukaan Plesteran dan Beton.


- Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah
sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering
di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau semen
yang dicat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal
dengan plesteran baru hingga tepi-tepinya beraambung
menjadi rata dengan plesteran seketitingnya.
- Permukaan plesteran yang akan dicat harus diperaiapkan
dengan menghitangkan bunga garam tiering, bubuk besi,
kapur, debu, Lumpur lemak minyak, aspat, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum
pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggatkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprolkan
air dalam bentuk kabut dengan memperaiapkan selang
waktu dari saat penyemprolan hingga air dapat diserap.

Page 79 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.3.4. Permukaan Plafond


Permukaan Plafond harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan
dimulai. Kemudian permukaan Plafond tersebut harus dilapisi
dengan cat dasar khusus untuk Plafond, untuk menutup
permukaannya yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis ini.

5.3.5. Permukaan Panel Semen Berserat.


Permukaan panel semen berserat harus kering dan bersih
sebelum melakukan pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak
atau bercak karat harus bent-bent dibersihkan dengan zat
petarut yang sesuai dan alat lain yang sesuai dengan
rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan
pengecatan akhir, perlu dilakukan pengecatan perbaikan
setempat pada tempat-tempat yang meresap catnya.

5.3.6. Permukaan Barang Besi/Baja.


a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-
benda asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis
dengan sikat kawat atau penyemprolan pasir / sand blasting
sesuai standar Sa 216.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus
dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian
dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada
semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel


Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus
dari merek yang sama dengan cat akhir yang akan
diaplikasikan di lokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.

Page 80 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Barang/besi atau baja yang telah dilapis dasar di


pabrik/bengket harus ditindungi terhariap karat, baik
sebelum maupun sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan harus
segera dibersihkan dengan zat petarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian permukaan yang tergores atau berkarat harus
dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar
St2/SP2, dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan cat
yang sama dengan telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.

5.4. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk
dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang
disyaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai.
Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebe(um terjadi
kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan diatas.

5.5. Pelaksanaan Pengecatan.


5.5.1. Umum
Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari atiran
punggung cat, tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan
kuas, perberiaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk
lapisan dengan ketebalan yang sama.
Perhalian khusus harus diberikan pada keseturuban permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan cekuk/lekukan, agar bisa
diperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-
permukaan di sekitamya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak beraebetahan
dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar
air, harus diberi lapisan cat dasar tertebih dahulu.

5.5.2. Proses Pengecatan


Harus diberi setang waktu yang cukup diantara pengecatan yang
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempuma, sesuai dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari
pabrik pembuat cat dimaksud.

Page 81 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam


keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut:
a. Permukaan Interior Plesteran, Beton, Plafond dan Panel
Semen Berserat.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Weather Shield.
Cat akhir : 3 (dua) lapis Acrylic Emultion.
b. Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen
Berserat.
Plamir : 1 (Satu) lapis Plamir
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Weather Shield.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Acrylic Emultion.
c. Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 1 (Satu) lapis Quick Drying Metal Primer
Chromate / Zinc Chromate Primer.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss /
Synthetic Enamel.
d. Tebal Lapisan Cat.
Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan
standar dari pabrik pembuat cat yang dipilih untuk
digunakan. Untuk epoxy flooring minimal 1000 micron.

5.5.3. Pencampuran dan Pengenceran.


Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk setaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar
seragam konsistensinya seisms pengecatan.
Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan
metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum
dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan
oleh pabrik pembuat cat dan tidak melebihi jurntah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Pemakalan zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi
(mampu menutup warna lapis dibawahnya).
5.5.4. Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen
berserat diberikan dengan Kuas dan lapisan berikutnya boleh
dengan Kuas atau rol.

Page 82 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Cat dasar untuk permukaan panel PVC diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya, dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan Kuas dan
lapisan berikutnya dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan
Kuas atau disemprolkan dan lapisan berikutnya boleh
menggunakan semprolan.

5.6. Pemasangan Kemball Barang-Barang yang Dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus; dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

Page 83 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 16
PIPA BESI GALVANIS DAN BESI HOLLOW

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan penggunaan Pipa Besi Galvanis dan besi hollow mencakup
Railing area tangga utama dan tangga darurat serta rangka atap kanopi dan
acp.

2.0 STANDAR/ RUJUKAN

2.1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).


2.2. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
2.3. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan pengawas untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan harus diserahkan
sebanyak 1 (satu) buah sample untuk setiap bahan. Biaya pengadaan
contoh bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


Pengiriman bahan ke lokasi proyek harus dalam kondisi seperti
pembelian (tidak berkarat dan tidak mengalami kerusakan) yang
dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor
wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek. bahan harus dari
kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. bahan yang rusak, dan
berkarat, tidak boleh dipasang. Sedangkan untuk penyimpanan, syarat-
syarat untuk tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan
air, tidak lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan) dan
selalu bersih.

4.0. BAHAN-BAHAN

 Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama terhadap goresan,
hygienis, mudah dibersihkan dan mudah dalam perawatan

Page 84 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

 Bahan Pipa Galvanis untuk area pembatas menggunakan spesifikasi type


medium B. Untuk besi hollow ukuran 4x4 dan 4x6 dengan ketebalan 1.6 mm.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

 Marking AS dan elevasi untuk posisi railing pembatas dan pagar dan tentukan
letak railing pembatas.
 Pasang tiang railing pada awal sisi area dan ujung area lain.
 Tarik benang antar kedua tiang railing.

 Pasang tiang railing pembatas sesuai dengan jarak desain dan kunci dudukan
tiang railing pembatas.
 Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
 Sambung railing horizontal untuk area berikutnya.
 Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing pembatas yang
telah terpasang.
 Pasang master tiang railing untuk memberikan perkuatan kepada
keseluruhan tiang railing.
 Pengelasan harus berdasarkan standar yang berlaku.
 Poles seluruh hasil pengelasan, agar kelihatan bersih dan rapi. Tonjolan
akibat pengelasan, sebisamungkin dikamuflase agar tidak terlihat.
 Lakukan pengecetan dengan system semprot/spray.
 Pengecetan dilakukan hingga warna yang diinginkan sesuai spesifikasi.

Page 85 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 17
BACKDROP DAN PAPAN NAMA

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan
pemasangan backdrop area hall front office dan papan nama gedung pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Australian Standard (AS).
2.2. American Society for Testing and Materials (ASTM).

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum dikirim ke lokasi proyek.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum
Pekerjaan dimulai, untukdisetujul oleh Pengawas Lapangan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/data, bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara
penyambungan pabrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.

3.2. Pengiriman dan Penyimpanan


3.2.1. backdrop dan papan nama gedung harus didatangkan ke lokasi
sesaat sebelum pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
3.2.2. backdrop dan papan nama gedung harus ditempatkan dengan
rapi dan kuat di atas penumpu yang kuat.
3.2.3. backdrop dan papan nama gedung harus disimpan ditempat
terlindung, tepas, dari muka tanah, atas permukaan yang rata
dan dibindarkan dari pengaruh cuaca.

Page 86 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.3. Ketidaksesuaian
3.3.1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemunngkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
3.3.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau pabrikasi ternyata
menyimpang atau tidak sesuai dengan yang telah disetujui, maka
akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang
sesuai.
3.3.3. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Backdrop
- Backdrop merupakan bahan pelapis dinding dengan material
plywood ukuran 18mm dan 9mm ex. Tunas finishing hpl ex.
Taco dengan kombinasi list aluminium u stainless.
4.2. Papan Nama
- Papan nama Gedung merupakan material berbahan acrylic
tebal 3mm warna putih susu dengan diukir berdasarkan nama
Gedung sebagai peruntukkan. Papan nama Gedung
dipasangkan lampu LED strip. Peruntukannya pada fasade dan
area hall front office.

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Posisikan rangka plywood duduk dipenumpu yang kuat, dinding,
plafond ataupun lantai dengan jarak susuna kurang lebih 350mm.
Setiap rangka difischer ke penumpu dengan jarak fischer 700mm.
2. Awal pemasangan rangka dari area bawah, perhatikan kelurusan
plywood kemudian pasang screw, lalu pasang panil plywood
selanjutnya.
3. Proses pemotongan disesuaikan dengan gambar kerja
4. Setiap antara pertemuan berdasarkan gambar diberikan aluminium
list U stainless kemudian direkatkan dengan lem kayu.
5. Finish akhir yakni hpl dengan proses pengeleman digosok hingga rata
sesuai permukaan ply wood.

Page 87 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

a. PERSYARATAN UMUM

1) Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek
Tersebut diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik
akan dijelaskan pada bagian–bagian berikutnya.

2) Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai berikut :
a) PUIL 2000.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per.05/MEN/1982
c) National Fire Protection Association (NFPA)
d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang,
seperti PLN, dan Assosiasi terkait.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang


memiliki Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus
dilampirkan dalam surat penawaran.

3) Gambar – gambar
a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta
risalah rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya.

b) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak


dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
perhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan
juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan
sudah dioperasikan.

c) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai


referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

Page 88 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

d) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar


kerja dan detail kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan
disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi ini.
e) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus
diserahkan kepada Pengawas Proyek pada saat penyerahan
pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan
daftar isi dan data notasi.

Gambar Kerja (Shop-drawing)

a) Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang


dibuat oleh Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain
yang bertujuan untuk menjelaskan cara pemasangan maupun cara
penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan
sedang berlangsung.

b) Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib


membuat gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar
untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan terdiri dari,

(1) Diagram-diagram/gambar, seperti :

 Gambar rangkaian listrik


 Gambar jaringan pemipaan
 Gambar/diagram lainnya.

(2) Detail-detail, seperti :

 Detail panel
 Detail pemasangan panel
 Detail pemasangan peralatan
 Detail-detail lain yang diperlukan.

(3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang


dilaksanakan.

Page 89 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

c) Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar


Perencanaan, Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya, sehingga tidak akan terjadi kesalahan di
lapangan.
d) Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan
kepada Pengawas proyek untuk diperiksa dan disahkan
e) Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor
harus menyiapkan Gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk
diperiksa dan disahkan (keur) oleh Assosiasi terkait dan instalasi
lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4) Koordinasi
a) Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi lain.

c) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain,


maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

5) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas
Proyek dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang


diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang
salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6) Testing dan Commisioning


a) Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.

Page 90 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk


mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

7) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a) Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung
sejak saat penyerahan petama.
c) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.
d) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan
teguran dari Pengawas proyek atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang dipergunakan, maka
Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor.
f) Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian/pemeliharaan.
g) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama
oleh Kontraktor dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin
Pemeriksaan dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang
berwenang.

8) Laporan – laporan
a) Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat la poran harian dan laporan
mingguan yang memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan
secara lisan maupun secara tertulis.
- Jumlah material /ditolak
- Jumlah Tenaga Kerja

Page 91 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Keadaan cuaca, dan


- Pekerjaan tambah/kurang
- Photo progres lapangan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian
dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus
diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui /
disetujui.
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek
dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal -hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan
harus disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.

9) Penanggung Jawab Pelaksanaan


a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada
dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan reknis dan
yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek.

b) Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat


pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas
proyek.

10) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi.


a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan
tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencanaan dan Pengawas
proyek.

b) Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada


kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga)

Page 92 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh


Kontraktor kepada Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan
tambah/ kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas
proyek secara tertulis.

b. LINGKUP PEKERJAAN

1) Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang


dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan – bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan–ketentuan pada spesifikasi
ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan atau peralatan yang dipasang d engan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2) Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor
pekerjaan instalasi Listrik ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan
rendah lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya.
b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–
kontak
c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan
rendah.
e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu
penerangan.
f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang)
h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan
dalam bangunan serta peralatan bantunya.
i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir.
j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
Page 93 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik.

d. PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN


1) Panel – panel
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horisontal)
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian
bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat
tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel)
type Free Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan
permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor.
d) Semua panel harus ditanahkan.
2) Kabel – kabel
a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan
arah beban.
b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian
bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat
tanpa adanya permukaan yang tajam.
c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel,
diklem dan disusun yang rapi.
d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan, dimana terminasi sambungan
dilakukan pada termination / junction box.
e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable
shoes.
g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal
0,5 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing
diameter kabel.
i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handslip.

Page 94 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan /
disusun dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel
ladder harus disupport setiap jarak 100 cm.
k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan kabel ladder kecuali dalam Cable Pitch.
l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda
arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
n) Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus
diletakkan pada suatu trunking kabel.
o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan
PVC High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus
dipasang dalam PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan
antara Conduit dan Cable Tray dipasang Joining Coupling.
p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton
harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter
minimum 2 ½ kali penampang kabel.
q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus
didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1m disetiap ujungnya.
s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus
didalam kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa
las-dop.
u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor
harus didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia.
kabel.
v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah,
yang menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan
Medium sepanjang lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm
bagian yang berada dibawah permukaan tanah sampai 50 cm dari
permukaan tanah.
w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus
dipasang dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5
penampang kabel dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada
Page 95 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
Slap harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit
tidak diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok
dengan jarak minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
3) Kotak-kontak dan Saklar
a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam
dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan
lantai untuk kotak-kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai
gambar detail. Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor
harus meminta persetujuan dari pihak Pengawas proyek dan pihak
Interior atau Arsitektur.
b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab
harus water Tight.
4) Lampu Penerangan
a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana
plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek.
b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond yang terbuat dari bahan aluminium.
c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang
tegak lurus.
d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung
dengan menggunakan adjustable hanger.
e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC
High Impact Conduit.
5) Pembumian
a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan
b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan
mencapai permukaan air tanah.
c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm.
d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan
disesuaikan dengan sifat tanahnya.
e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe
dengan penampang 1”.

e. PENGUJIAN
1) U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus
diadakan pengujian secara individual parsial (Partial Test).
Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang bai k dari pabrik yang bersangkutan dari
LMK / PLN serta instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah
peralatan tersebut dipasang, harus diada kan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi
Page 96 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan
oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
a) Panel-panel Tegangan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus
pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap
peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja
sempurrna dalam keadaan operasi maupun gangguan berupa
undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan
lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.
b) Kabel-kabel Tegangan Rendah
Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik
serta melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi
kabel tegangan renah, pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega
Ohm.
c) Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan
kapasitor harus dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
d) Motor-motor Listrik
Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus
dilakukan. Pemasangan motor -motor listrik bisa dilaksanakan
setelah hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PUIL 2000
e) Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan
dengan maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan
dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3
hari berturut-turut.
f) Shaft
Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu
dengan yang lainnya dengan memakai light concrete.

Page 97 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
PASAL 19
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING

a. PERATURAN UMUM
1) Peraturan Dan Acuan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi
peraturan peraturan sebagai berikut:
a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP)
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.05/MEN/1982
c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985
d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat
maupun daerah.
e) Pedoman Plambing Indonesia
Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
b) Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan
kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan
lain yang telah memiliki PAS yang dimaksud.

2) Gambar-Gambar
a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika
perlatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar
kerja dan detail kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain
yang berhubungan dengan instalasi ini.
e) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenace
Instruction serta harus diserahkan kepada pengawas proyek pada

Page 98 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir


dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data
notasi.

3) Koordinasi
a) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak
menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
c) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

4) Pelaksanaan Pemasangan
a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas
proyek dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada
sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi
Pengawas proyek.

5) Testing Dan Comisioning


a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Kontraktor.

6) Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan


a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan
terhitung sejak saat penyerahan pertama.

Page 99 o 134
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan


mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya
d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak
melaksankan teguran dari pengawas proyek atas perbaikan /
penggantian / penyetelan/ tersebut kepada pihak lain atas biaya
Kontraktor instalasi ini.
f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani
bersama oleh Kontraktor dan Pengawas proyek.
g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah Berita Acara serah terima kedua yang
menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda
tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek.

7) Laporan-Laporan

a) Laporan Harian dan Mingguan.


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan
mingguan yang memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan
secara lisan maupun secara tertulis
- Jumlah material masuk/ ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca, dan
- Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian
dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager masing -
masing kontraktor harus diserahkan kepada Pengawas proyek
untuk diketahui / disetujui.
b) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas
proyek laporan tertulis mengenai hal -hal sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel

Page 100 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan
harus disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.

8) Penanggung Jawab Pelaksanaan


Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penan ggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus
selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari
Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak
pengawas proyek .
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada di tempat
pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak pengawas
proyek.

9) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan
tertulis dahulu dari pihak pengawas proyek.
b) Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan
yang ada kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga).
c) Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor
kepada pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh pengawas
proyek secara tertulis

10) Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi
ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung
jawab kontraktor, sedangkan biaya pemasangan sambungan air
bersih, ijin penggunaan air tanah menjadi tanggung jawab pemilik
proyek.

11) Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran


a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi
semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
b) Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan
apabila ada persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis.

Page 101 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

12) Pemeriksaan Rutin Dan Khusus


a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara
periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.
b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini,
apabila ada permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan
atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

13) Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek
yang diatur oleh Pemberi Tugas.

b. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

1) Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal
plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan -bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehin gga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar
dan bill of quality.

2) Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
a) Sistem Air Bersih
b) Sistem Air Limbah
c) Sistem Penghawaan

3) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan
lapangan, harus menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai
berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama,
perlengkapan dan fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap,
tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas

Page 102 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4) Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus
memberi tanda sesuai jalur terpasang pada re-Kalkir gambar
tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian
pemasangan sudah tersedia gamba r terpasang yang mendekati
keadaan sebenarnya.

c. SPESIFIKASI PERPIPAAN

1) Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan Ekspansi
f) Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok Beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan Bantu
2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari p ipa
dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spe sifikasi
dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran,
air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut
diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan
identitas pabrik pembuat.
7) Spesifikasi Bahan Peripaan

Page 103 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

a) Spesifikasi PVC
Penggunaan : Venting
Tekanan standard 5 bar

URAIAN KETERANGAN

Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar

Sambungan/fiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large


radius, Solvent Cement joint type

Reducer PVC injection moulded sanitary fitting


concentric, Solvent Cement Joint Type

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

c) Spesifikasi Ducting
Penggunaan : Tata Udara
Tekanan standard 10 bar

URAIAN KETERANGAN

Ducting PIR

Spesifikasi Pipa Refrigerant


Penggunaan : Tata Udara

URAIAN KETERANGAN

Pipa Refrigerant

Sambungan/fiting Y Joint

Page 104 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

d) PERSYARATAN PEMASANGAN

a) Umum

(1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk


menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
(2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm diantara pipa- pipa atau dengan
bangunan & peralatan.
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda-
benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
(4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup-
katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan
yang diperlihatkan digambar.
(5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
(6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
(7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus
seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
(a) Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
(b) Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.
(9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai
untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve
handied) tidak boleh menukik.

Page 105 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

(10)Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian


rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat - alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
(11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus
tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian -
bagian penyempitan. Katup - katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
(12)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur- angkur pipa dan
pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar
pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
(13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus
disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai,
balok, kolom atau langit-langit. Selama pemasangan, bila
terdapat ujung- ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
(14)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali.
(15)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan
listrik.
b) Penggantungan dan Penunjang Pipa

(1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger,


brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar
memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan
pada jarak yang cukup.

(2) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada


pipa berikut ini :

(a) Perubahan perubahan arah


(b) Titik percabangan
(c) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal
lain yang sejenis

Page 106 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

(3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai
berikut

(a) Diameter Batang

Ukuran pipa Jarak maximum BSP PVC/PPR

Sampai 20 mm 1M 0,5 M

25 mm s/d 40 mm 2M 1 M

50 mm s/d 80 mm 3M 1,5 M

100 mm s/d 200 mm 4M 2 M

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas


Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.

(b) Bentuk gantungan

- Untuk air panas, uap dan kondenset : Roller guide type


- Untuk yang lain- lain : Split ring type atau
- Clevis type

(4) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa
tegak.

(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang

c) Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah

(1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang


cukup

(2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda


keras/ tajam

Page 107 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

(3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada
dasar galian dengan adukan semen

(4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan

(5) Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa

(6) Dibuat blok beton setiap interval 2 meter

(7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus,


kemudian tanah kasar

d) Pemasangan Katup- katup

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,


spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :

(1) Sambungan masuk dan keluar peralatan


(2) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah
(a) Diruang Mesin

Ukuran Pipa Ukuran Katup

Sampai 75 mm 20 mm

100 mm s/d 200 mm 40 mm

250 mm atau lebih besar 50 mm

(b) Lain-lain, ukuran katup 20 mm

(3) Ventilasi udara otomatis


(4) Katup kontrol aliran keatas dan kebawah
(5) Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk
aliran keatas dan kebawah
(6) Steam trap untuk aliran keatas dan ke bawah
(7) Katup by- pass

e) Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.

Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat


yang mungkin timbul kelebihan tekanan.

Page 108 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

f) Pemasangan Katup-katup Pengaman.

Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang


dekat dengan sumber tekanan.

g) Pemasangan Ven Udara Otomatis

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi


dan kantong udara.

h) Pemasangan Steam trap.

Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan


sesudah coil pemanas.

i) Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.

Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat-


tempat dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.

j) Pemasangan sambungan fleksibel

Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran


dari sumber getaran.

k) Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk


mengukur, antara lain :

Steam oulets and inlets of steam header


(1)
Katup- katup pengurang tekanan
(2)
Katup- katup pengontrol
(3)
(4) Setiap pompa
(5) Setiap bejana tekan
l) Sambungan Lem

(1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan


lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari
pabrik pipa.

Page 109 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

(2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa
harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan
pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

(3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti


spesifikasi dari pabrik pipa.

m) Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :

- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve


- Pada waste fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan
bukan seal threat.

n) Sleeves
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus konstruksi beton
(2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi
(3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
(4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis “Flushing Sleeves”
(5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau “Caulk”

0) Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

e. PENGUJIAN

a) Pelaksanaan Pengetesan.
Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran
dengan tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10

Page 110 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

kg/cm² selama 24 jam tanpa adanya penurunan tekanan pada


pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out harus tertutup. Bila
ada kebocoran harus segera diperbaiki dengan biaya, material &
pekerjaan ditanggung oleh kontraktor termasuk biaya pengetesan.
b) Sistem Air Limbah
Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus
dilakukan selama jangka waktu 24 jam dengan tinggi kolam air
sedikitnya 3 meter diatas sambungan pipa tertinggi dengan
memperhatikan tekanan kerjanya (5 kg/cm²)
11) Label Katup (Valve Tag)
a) Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan.
b) Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus
ditunjukkan di tags katup.

c) Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan
rantai atau kawat.

f. SISTEM AIR BERSIH

1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bersih Dan Air Panas:


a) Sistem air bersih gedung secara garis besar adalah sebagai berikut :
Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu
sumber, yakni air PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala
kebutuhan air bersih di bangunan tersebut, baik untuk wastafel,
kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet urinal.
b) Pekerjaan system air bersih secara umum meliputi :
(1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari
meter DEEP WELL (eksisting), ke tangki reservoir bawah, pompa
transfer dan kelengkapannya sampai ke tangki reservoir atas
dan kemudian didistribusi ke peralatan Plumbing.
(2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan
stainless steel, Fibre dengan volume 1500Liter/unit, bila dari
beton bertulang dikerjakan oleh pihak sipil, serta komplit

Page 111 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

dengan pompa booster packed dan pressure tank serta


perlengkapannya.
(3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang
diperlukan untuk jaringan air tersebut, hingga system berfungsi
dengan baik.
(4) Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa.
(5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang
bersangkutan
(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control
bekerjanya utama / pompa booster.
c) Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.
d) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses
menggunakan system STP.

2) Ketentuan Teknis

a) Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk


Grundfos atau yang setara. Pompa dari jenis centrifugal pump.
Motor listrik untuk penggerak pompa tersebut haruslah dari
produksi pabrik yang sama atau paling sedikit dinyatakan dalam
rekomendasi oleh pabrik yang bersangkutan. Apabila ter jadi
penyimpangan merk pompa beserta motornya, penolakan oleh
Pengawas proyek dan resiko sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.
Pompa yang berfungsi pengoperasiannya diatur oleh water level
control yang dihubungkan dengan elektroda di dalam tandon
bawah dan di tandon atas. Pompa harus berhenti bekerja pada
saat muka air di tandon bawah berada pada posisi rendah dan
pada saat posisi muka air ditandon ata s rendah serta ketinggian
di tandon bawah cukup tinggi. Pompa memiliki head 11 meter,
kapasitas discharge 90 lt/mnt, 220/1ph/50 Hz.
b) Pompa Bosster menggunakan merk Groundfos atau yang setara.
Pompa booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air
dari tandon atas ke jaringan air bersih di masing-masing zona.
Pompa dilengkapi dengan tanki tekan dan pressure switch yang
bekerjanya secara otomatis. Pompa booster hanya bekerja
bergantian berdasarkan timer. Pompa booster mempunyai
kapasitas 90 lt/mnt, head 11 meter

Page 112 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Pompa dapat bekerja secara otomatis menurut ketinggian air


dalam catch pit. Water level control harus disediakan oleh
kontraktor untuk kondisi muka air terendah (pompa mati),
kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja) serta
kondisi muka air teratas (kedua pompa bekerja).
c) Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis,
haruslah dapat dioperasikan secara manual.

g. SISTEM AIR LIMBAH

1) Sumur Periksa
a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun
setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam
tanah.
b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton
c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta
harus dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau
belokan
d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan
pipa ven

2) Man Hole

a) Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta
dilapis cat bitumen
b) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah
diisi grease akan terbentuk penahan bau
c) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm
sedangkan untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran
peralatan tersebut
d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan
lokasi.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Pembuangan


a) Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor
drain tidak boleh dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun
yang air penyekat (trap)nya mudah habis dan tidak berfungsi floor

Page 113 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

drain dan clean out terbuat dari stainless steel eks American
Standart, Kakudai, San – ei.
b) Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton,
harus dilengkapi dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan pipa.
c) Penggantung pipa Plumbing dapat dilihat pada table

TABEL PENGGANTUNG
NO DIAMETER JARAK MAKSIMUM

1 40 mm 1,00 m

2 50 mm 1,20 m

3 65 - 125 mm 1,50 m

4 150 – 200 mm 2,00 m

d) Pengeleman pipa–pipa PVC harus dilakukan setelah ujung–ujung


pipa dibersihkan bagian luar & dalamnya sehingga bersih dari
semua kotoran dan minyak.
e) Untuk lem dipergunakan lem PVC yang direkomendasi oleh pabrik
pembuat pipa, misalnya waving, isarplast.
f) Galian–galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman
sedikitnya 50 cm dibawah permukaan tanah dan kemiringan 2 %
(pada kondisi tidak menyeberang jalan)
g) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.
h) Pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa pembuangan air kotor, tidak
boleh diletak pada lubang galian yang sama.
i) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari
seluruh instalasi air, sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas
proyek.

Page 114 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

4) Pemasangan Roof Drain

a) Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas


atap.
b) Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi
sebagai penahan endapan / kotoran padat.
c) Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai sambungan
ulir.

d) Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk


melalui sisi-sisinya yang berlubang.

5). Sewage Treatment Plant (STP)

a) Umum

Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-


bahan, tenaga, dan peralatan-peralatan yang diperlukan agar
seluruh instalasi Sewage Treatment Plant (STP) dapat dipasang, diuji
dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan serta kualitas
pengerjaan/pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan dan
perawatan serta keamanan operasi dari system sesuai gambar-
gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.

b) Syarat Pelaksanaan Pekerjaan.

Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan Bill of


Quantity merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi
dan menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat
dalam spesifikasi teknis, namun ada pada gambar perencanaan atau
ada pada Bill of Quantity, demikian pula sebaliknya sehingga
diperoleh suatu perencanaan yang sempurna.

c) Syarat Bahan

(1) Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru


sama sekali dan tidak terdapat cacat sedikitpun. Terhadap
ketidak-sempurnaan / kekurang-baikan barang / peralatan yang
dikirim, Pengawas / Pengawas proyek berhak untuk menolak

Page 115 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
dan kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan. Segala biaya yang timbul akibat penggantian ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.

(2) Pemasangan seluruh instalasi STP harus sesuai dengan


persyaratan dokumen. Spesifikasi teknis, gambar perencanaan
dan lainnya sesuai dengan kontrak.

2.4 PEMIPAAN

2.4.1 Pendahuluan
2.4.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang seluruh sistem pemipaan
sebagaimana tampak pada gambar dan dispesifikasikan dalam dokumen ini,
untuk instalasi :
a. Chilled Water Piping System
b. Condensate Drain Piping System
c. Refrigerant.
2.4.2 Yang dimaksud dengan "pemipaan" harus sudah termasuk pipa, semua jenis
valve, tee, elbow, reducer, expanders, sleeves, strainers, connector, adaptor,
plug cock, peggantung pipa, penyangga pipa, expansion joint dan semua
perlengkapan yang diperlukan untuk membentuk suatu sistem pemipaan
secara lengkap sehingga dapat bekerja dengan sempurna.

2.4.3 Pemipaan harus mengikuti suatu standard internasional, seperti: US Standards,


JIS, British Standard dan dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

2.4.2 Jenis Pipa

2.4.2.1 Pipa untuk sistem pemipaan chilled water menggunakan galvanized


Schedule 40 ASTM A-120/A-53. Sedangkan untuk pemipaan condenser water
dalam bangunan menggunakan galvanized schedule 40 ASTM A-
120/A-53. Ketebalan pipa tersebut adalah :

Page 116 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Diameter Tebal minimum Diameter Tebal minimum


(inch) (mm) (inch) (mm)

 ½” 2,77  4” 6,02
 ¾” 2,87  5” 6,55
 1” 3,38  6” 7,11
 1 ¼” 3,56  8” 8,18
1 ½” 3,68  10” 9,27
 2” 3,91  12” 10,31
 2 ½” 5,16  14” 11,13
 3” 5,49  16” 12,70

Page 117 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2.4.2.2 Pipa untuk sistem pemipaan Condensate Drain menggunakan PVC kelas 10
kg/cm2 dan dilengkapi isolasi pipa thickness 9 mm.

2.4.3 Fitting Pipa

2.4.3.1 Jenis fitting harus sesuai dengan jenis pipa dan mempunyai kelas tekanan
sama dengan pipa, baik untuk steel pipe atau chopper pipe

2.4.3.2 Untuk galvanized steel pipe, fitting berulir dipakai sampai dengan ukuran
2,5 inch (65 mm) dan ukuran 3 inch (75 mm) keatas menggunakan sistem
flange.

2.4.3.3 Penyambungan pipa steel dengan sistem las, sedang untuk pipa PVC
dengan fitting dan lem perekat sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat pipa.

2.4.4 Flanges

2.4.4.1 Flange harus dipasang pada titik sambungan ke pompa, unit AC dan
tempat-tempat dimana pembongkaran pemipaan diperlukan untuk service.

2.4.4.2 Kelas tekanan dari flange harus sesuai dengan kelas tekanan dari pipa
dimana dipasang flange tersebut.

2.4.4.3 Gasket harus dipasang pada semua sambungan sistem flange, untuk
mencegah kebocoran.

2.4.5 Penggantung, Penyangga dan Penguat

2.4.5.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua penggantung,


penyangga, pendukung, penguat pipa-pipa hingga dapat bekerja dengan
aman.

Page 118 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2.4.5.2 Semua penggantung, penyangga, penguat dari pipa harus terbuat dari
bahan besi baja yang dilapis galvanis dengan design dan pembuatan yang
telah disetujui dan sesuai dengan standard praktis yang telah umum
dilaksanakan.

2.4.5.3 Kontraktor harus menentukan letak dari setiap penggantung, penyangga,


penguat, dimana telah dihitung kekuatan bebannya dan telah
diperhitungkan defleksi akibat pemuaian disetiap titik.
Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail cara
pemasangan pada struktur bangunan dan detail dari penggantung,
penyangga dan penguat tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan
disampaikan untuk disetujui.

2.4.5.4 Jarak maksimum dari penggantung dan penyangga untuk steel pipe,
adalah:
- sampai dengan diameter 1" (25 mm) : 200 cm
- 1 1/4" (32 mm) s/d 2 1/2" (65 mm) : 300 cm
- lebih besar dari 2 1/2" (65 mm) : 350 cm

Disetiap pencabangan pipa lebih dari 150 cm harus ditambahkan paling


sedikit satu penggantung atau penyangga.
Tambahan penggantung dan penyangga harus dilakukan pada pipa yang
terpasang datar maupun tegak dan berubah arah, pada setiap tempat
dimana terdapat konsentrasi beban di pipa karena adanya valve, fitting,
pressure reducing-valve, strainers, separator, meter dan peralatan-
peralatan lain.

2.4.5.5 Setiap penggantung dan penyangga dari pipa chilled water dan pipa drain
harus dapat diatur pada arah tegak sebesar 5 cm.

2.4.5.6 Tiang penggantung (hanger rod) harus terbuat dari besi berbentuk bulat
berlapis galvanis, berulir diujungnya, dengan baut untuk menyetel
ketinggian penggantung pipa.

Kecuali dinyatakan lain, tiang penggantung tersebut harus mempunyai


ukuran minimum sebagai berikut:

Page 119 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Diameter tiang Penggantung


Ukuran Pipa
Tunggal Ganda
0.5” – 2” 3/8” ( 9 mm ) 3/8” ( 9 mm )
2.5” – 3” ½” ( 12 mm ) 3/8” ( 9 mm )
4” – 5” 5/8” ( 15 mm ) ½” ( 12 mm )
6” ¾” ( 18 mm ) 5/8” ( 15 mm )
8” – 12” 1” ( 25 mm ) ¾” ( 18 mm )

Untuk pipa dengan ukuran diatas 12 inch harus direncanakan khusus,


sesuai kebutuhan.

2.4.5.6 Pipa tidak boleh digantung atau didukung dengan menggunakan kawat,
kabel, kayu, tali, rantai, atau sejenisnya.

2.4.5.7 Jika ada pipa chiller yang ditanam di dalam tanah harus diberi pelindung
terhadap beban permukaan tanah dari dusaspun u-ditch. Pipa chiller
tersebut harus dilindungi dengan bahan anti karat (Densotape Bitumen)
dengan over lapping 50% sebelum dilapis dengan isolasi panas sejenis
thermaflex dan metal jacketing zinc alumn.

2.4.6 Valves

2.4.6.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua jenis valves,


termasuk gate valve, globe valve, check valve, dan lain-lain sebagaimana
dinyatakan didalam gambar dan yang tidak tampak pada gambar, tetapi
sangat diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
2.4.6.2 Valve harus dipasang pada setiap cabang dari pipa utama.

2.4.7 Kelas Tekanan dari Valves

2.4.7.1 Semua jenis valves, check valves, modutrol valve dan pressure defferential
valves harus mempunyai kelas tekanan minimal 12 kg/cm2.

Page 120 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

2.4.7.2 Valves berukuran sampai dengan 2.5" (65 mm) menggunakan ulir
(screwed) sedang ukuran diatas 2.5" (65 mm) menggunakan flange.

2.4.7.3 Gate valve sampai dengan 2.5" (65 mm) :


Bronze, Solid Wedge, inside screw, travelling stem, union bonnet.
Gate valve diatas 2.5" (65 mm) :
Cast Iron, OS & Y, rising stem.

2.4.7.4 Globe valve sampai dengan 2.5" : Bronze, regrin-ding renewable seat ring
and plug, union bonnet.
Globe valve lebih besar dari 2.5" : Cast Iron, OS & Y.

2.4.7.5 Check valve sampai dengan 2.5" :


Bronze, renewable composition disc, screw in cap.
Check valve lebihbesar dari 2.5" : Cast Iron.

2.4.7.1 Balancing Valve:


Tipe : on-off modulating / spring return.
Kelas : 12 kg/cm 2

3.1 INSTALASI LISTRIK

3.1.1 Pendahuluan

Kontraktor harus mempelajari gambar instalasi listrik, sehingga mendapat gambaran


yang jelas sampai bagian mana yang akan disediakan oleh Kontraktor listrik dan bagian
mana yang harus disediakan oleh Kontraktor.
3.1.2 Lingkup Pekerjaan

3.1.2.1 Pada dasarnya Kontraktor Listrik, akan menyediakan suatu sumber


listrik yang cukup untuk unit-unit AC dan ventilasi di lokasi dekat setiap unit.
Didekat setiap fan untuk ventilasi dan AHU akan disediakan oleh Kontraktor
Listrik suatu sumber listrik yang cukup berupa kabel dengan ujung terbuka.
Kontraktor Mekanikal harus menyediakan perlengkapan selanjutnya
termasuk panel starter sampai fan dapat bekerja dengan baik.

Page 121 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Di basement dekat lokasi chiller dan diatap bangunan dekat lokasi setiap
cooling tower, Kontraktor listrik akan menyediakan satu kabel dengan ujung
terbuka dengan kapasitas cukup untuk unit chiller, cooling tower dan
pompa. Kontraktor Mekanikal harus menyediakan seluruh perlengkapan
listrik termasuk panel distribusi sampai unit chiller, cooling tower dan
pompa dapat bekerja dengan baik.
3.1.2.2 Kontraktor bertugas menyambung terminal/ujung kabel/panel yang
tersedia tersebut, dan menghubungkan ke unit-unit yang dipasangnya
secara lengkap.

3.1.2.3 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua instalasi listrik,


sehingga semua sistem AC dan ventilasi dapat bekerja dengan baik,
termasuk diantaranya penyediaan dan pemasangan motor-motor, starter,
peralatan proteksi, sekering, panel distribusi, panel kontrol, kabel listrik,
pipa konduit, kabel kontrol, dan lain sebagainya.

3.1.2.4 Panel-panel distribusi untuk peralatan AC dan ventilasi harus dibuat


sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

3.1.2.5 Didekat setiap unit AC, fan dan pompa harus dipasang suatu alat pemutus
arus, baik berupa isolating switch atau sakelar.

3.1.2.6 Kontraktor harus menyediakan alat proteksi terhadap kehilangan satu


phase disetiap panel yang mensupply peralatan 3 phasa khusus untuk
peralatan chiller dan pompa.

3.1.3 Sistem Instalasi

3.1.3.1 Semua pelaksanaan instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dengan


Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan-peraturan yang
dikeluarkan PLN, serta sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan.

3.1.3.2 Pemasangan instalasi listrik didalam ruang mesin, atau diatas plafond
dilaksanakan secara opbouw (surface-mounted), kecuali dinyatakan lain
didalam gambar.

Page 122 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.1.4 Sistem Tegangan

3.1.4.1 Sistem tegangan yang ada adalah 380 Volt, 3 Phase, 50 Hz, atau 220 Volt, 1
phase, 50 Hz.
3.1.4.2 Semua equipment listrik harus sanggup menahan arus hubung singkat
sampai 35 kA.

3.1.5 Motor Listrik

3.1.5.1 Semua motor yang disupply dan dipasang adalah jenis squirrell cage
induction motor, kecuali dinyatakan lain.

3.1.5.2 Semua motor diatas 1 KW harus mempunyai sistem tegangan 3


Phasa.

3.1.5.3 Motor dengan kapasitas 5 HP atau lebih besar harus mempunyai starter
jenis "Star Delta", sedang motor dibawah 5 HP dapat dijalankan langsung ke
jaringan listrik.

3.1.5.4 Semua motor harus dipilih sesuai dengan kebutuhan, dengan torsi
yang cukup besar untuk dapat memutar beban yang tersambung sampai
putaran normal dengan waktu sesingkat mungkin dan tidak menarik arus
listrik yang berlebihan.

3.1.5.5 Motor harus direncanakan untuk bekerja terus menerus dan dapat bekerja
pada power factor dan effisiensi yang tinggi pada semua kondisi beban yang
mungkin ada.

3.1.5.6 Motor harus dipilih dari jenis yang dapat bekerja didalam ruangan dengan
suhu sampai 40 derajat C atau di udara luar.

3.1.5.7 Motor harus dipilih dengan noise level yang rendah, sehingga tidak
terdengar dari luar ruangan dimana motor terpasang.

3.1.5.8 Motor yang memutar beban dengan bantuan tali karet (belt) harus disupply
lengkap dengan rel pengatur kekencangan tali karet, kecuali apabila telah
disediakan alat khusus untuk mengatur kekencangan tali karet tersebut

Page 123 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

3.1.5.9 Semua motor harus dilengkapi dengan box tertutup untuk terminal
kabel listrik yang terbuat dari cast iron atau cast aluminium.
Terminal box tersebut harus mudah dibuka untuk pemeliharaan dan service.

3.1.5.10 Motor harus mampu bekerja secara terus menerus (type heavy duty),
mempunyai kelas isolasi B dan mampu bekerja sampai temperatur 40 C.
pada kelembaban relatif sampai 95 % serta mempunyai Index Protection 55.

3.4 Instalasi Pengkabelan

3.4.1 Semua kabel, kawat, saluran kabel (cable trays & ducts), conduit, dan semua
perlengkapan baik yang dispesifikasikan atau tidak, dan dimana diperlukan
untuk menjamin bekerjanya sistem dengan sempurna, harus disediakan dan
dipasang oleh Kontraktor.

3.4.2 Kabel

a. Kabel jenis NYA, NYMHY dan NYM harus ditarik didalam konduit atau cable-
duct, sedangkan kabel NYY dan NYFGbY dapat ditarik dengan klem, dalam
cable duct atau dipasang di cable tray/rak kabel.

b. Kabel yang dipasang harus telah lulus uji dengan bukti sertifikat dari PLN dan
dikirim ke proyek masih dalam gulungan lengkap dengan tanda-tanda pabrik
pembuatnya dan disertai salinan sertifikat dari PLN.

c. Warna kabel harus sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
dan instalasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan PLN.
Apabila warna kabel harus dirubah sesuai dengan keseimbangan beban yang
ada, maka Kontraktor harus mengganti seluruh kabel tersebut sesuai dengan
warna phasenya, atas biaya Kontraktor.
Pemberian warna menggunakan adhesive tape tidak dibenarkan.

d. Semua kabel harus dipasang tanpa adanya kerusakan pada isolasinya dan
tanpa melintir atau melekuk.
Kabel yang terpasang dengan isolasi yang rusak harus diganti atas biaya
Kontraktor.

Page 124 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

e. Pada ujung dari kabel harus dipersiapkan untuk pemasangan pada terminal
tanpa merusak penghantarnya.
Penggunaan sepatu kabel harus sesuai dengan persyaratan.

f. Semua kabel harus mempunyai ukuran penghantar sesuai dengan


persyaratan PUIL dan sesuai dengan kebutuhan.
Apabila kapasitas dan ukuran penghantar kabel tidak dicantumkan didalam
gambar, maka kapasitas kabel harus dipilih sesuai dengan kapasitas circuit
breaker atau sekering.

3.4.3 Konduit

a. Diameter konduit tidak boleh lebih kecil dari 20 mm dan harus mempunyai
diameter sesuai dengan peraturan PLN dan dipilih sedemikian sehingga
memudahkan pemasangan atau penarikan kembali setiap kabel tanpa harus
melepas kabel yang lain.

b. Konduit harus dari bahan heavy duty berlapis Galvani, lengkap dengan
Junction box, adaptor, konduit flexible yang semua berlapis Galvani.

c. Konduit harus berakhir pada terminal di panel dan peralatan-peralatan listrik


dengan sistem sekerup yang disetujui.

d. Kecuali didalam ruang mesin, maka semua konduit harus ditarik secara
tersembunyi di atas plafond atau ditarik di dalam tembok.

e. Konduit yang dipasang secara opbouw dan terlihat mata harus dipasang
paralel dengan struktur bangunan, yaitu paralel dengan dinding, paralel
dengan kolom, paralel dengan balok dan vertikal di tembok.

f. Konduit harus diberi klem yang cukup, pada jarak antara tidak lebih dari 120
cm dengan jenis klem yang disetujui.

g. Penggunaan konduit flexible harus sependek mungkin.

Page 125 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022
PASAL 20
PERLENGKAPAN SANITAIR

1.0. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan semua
perlengkapan sanitasi pada tempat-tempat seperti ditunjukan dalam Gambar
Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis ini, termasuk pengawasan percobaan yang
diperlukan agar keseturuhan system dapat berjalan dengan baik.

2.0 STANDAR/ RUJUKAN


2.1. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia
(SNI). 2.2. Japanese Industrial Standard (JIS).
2.3. Pedoman Plumbing Indonesia.
2.4. Spesifikasi Teknis:
- Kaca dan Aksesori.
- Spesifikasi Teknis Sistem Plumbing.

3.0. PROSEDUR UMUM


3.1. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh dan/atau data teknis dan brosur perlengkapan sanitasi yang akan
digunakan harus diperlihatkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi, warna, dan data lain
yang diperlukan untuk pemasangan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan yang mencakup dimensi, detail tata letak, cara,
pemasangan dan pengencangan dan detail lain yang diperlukan, kepada
Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.

3.3. Penyimpanan
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih
dan kering serta terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah
pemasangan.

3.4. Garansi
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek Surat garansi untuk
barang dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi selama 1 (satu)
tahun, dimulai sejak penyerahan terakhir.

Page 126 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Selama periode ini Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti


kerusakan yang ada serta membayar semua perbaikan atau penggantian.

4.0 BAHAN-BAHAN
4.1. Kran Dan Kran Wastafel
Kran Biasa dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan setara
merk ex. Toto T23B13 dan kran air wastafel dengan merk setara Toto
Tx115LVdan kran air wastafel type automatic ex toto DSE 101 KP
4.2. Kloset Dan Wastafel
4.3.1. Kloset Duduk dengan tipe pemasangan di atas tegel harus sesuai
atau setara dengan ex. TOTO CW660NJ, warna putih, dilengkapi
dengan aksesori standar TOTO setara
4.3.2. Wastafel harus sesuai atau setara dengan ex. TOTO Type LW 509
J warna putih, dilengkapi dengan aksesori standar TOTO.
4.3. Floor Drain
Kran untuk Wastafel dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan
setara merk Ex. Toto TX1AV1N
4.4 Jet Washer Kloset
Jet Washerr kloset dengan tipe atau setara merk TOTO Type THX20MB
4.5 Towel
Towel Bar dengan tipe atau setara merk TOTO Type SS02.
4.6 Head Shower
Head Shower dengan tipe atau setara merk TOTO Type TX488 SIZ.
4.7 Sink Standing Wastafel Stainles
Wastafel ex. Geostainless atau setara dan keran air wastafel type
automatic ex toto DSE 101 KP.
4.8 Air Shower Emergency
Air Shower Emergency ex. HEBEI RUNGWANGDA type WJH 0786 atau
setara.

5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN


5.1. Umum
5.1.1. Semua perlengkapan harus dipasang menurut petunjuk pabrik
dan Spesifikasi Teknis ini, kecuali dinyatakan lain setara tertulis.
Ukuran vertikal dan horizontal Berta jumlah setiap jenis
perlengkapan sesuai dengan petunjuk dan detail dari pabrik
pembuatnya.
5.1.2. Kecuali disyaratkan lain, maka semua perlengkapan pemasangan
harus sesuai dengan petunjuk dan detail dari pabrik pembuatnya.

Page 127 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.1.3. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua, perlengkapan


sanitasi yang diperlukan sehingga pekerjaan terlaksana dengan
baik. Oleh karenanya semua perlengkapan pekerjaan sanitasi
harus diperiksa dengan rinci.

5.2. Pemasangan
5.2.1. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada
bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan
dipasang kuat dan diuji. Semua saturan ekspos ke perlengkapan
sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak
bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
5.2.2. Perpipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama
harus ditaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
Mekanikal.
5.2.3. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkapan sanitasi atau
sesuai persetujuan Pengawas Lapangan.

5.3. Pengujian
Pengujian seluruh perlengkapan sanitasi harus dilaksanakan bersamaan
dengan pengujian System Plumbing seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis Mekanikal, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.

Page 128 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 21
LAPISAN KEDAP AIR (WATER PROOFING)

1.0. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, peralatan bantu dan
pengerjaan pelapisan kedap air pada tempat-tempat seperti ditunjukan dalam
Gambar Kerja. Pekerjaan ini akan mencakup hal-hal berikut, tetapi tidak
terbatas pada :

- Lapisan kedap air pada bagian exterior dan interior seperti ditunjukan
dalam Gambar Kerja seperti pekerjaan Waterproofing coating dan
membrane asphalt.
- Mengisi celah dan memberi lembaran lapisan pelindung (flashing) seperti
proses injeksi beton dan grouting.
- Penyelesaian penembusan lapisan kedap air oleh pipa, struktur dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.0. STANDAR/ RUJUKAN

2.1. American Society for Testing and Materials (ASTM).


2.2. Semua Peraturan Standar Nasionat/Lokat yang berlaku dan mengikat.
2.3. Spesifikasi Teknis:
- Beton Cor di tempat.
- Adukan dan Plesteran.

3.0. PROSEDUR UMUM

3.1. Contoh Bahan dan Teknis

Contoh berikut data teknis bahan yang akan dipakai harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan dan diuji
kebenarannya terhariap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

3.2. Gambar Detail Pelaksanaan

3.2.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan untuk peraetujuan Pengawas Lapangan. Semua

Page 129 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

Gambar Detail Pelaksanaan harus segera diserahkan sebelum


pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk
memeriksa.

Semua Gambar Detail Pelaksanaan Harus lengkap dan berisi semua


informasi detail yang diperlukan

3.2.2. Bila ada perberiaan antara Gambar Kerja yang satu dengan yang
lain atau Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis ini, Kontraktor
harus memberitahukan perberiaan ini kepada Pengawas
Lapangan untuk dicari pemecahannya.

3.3. Pengiriman dan Penyimpanan

3.3.1. Behan harus didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam keadaan


baik, tidak cacat dan dilengkapi merek dagang yang jelas.
3.3.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan perayaratan yang
ditentukan.

3.3.3. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan yang


disimpan baik sebelum atau selama pelaksanaan jika terdapat
kerusakan yang diakibatkan oleh ketatalan Kontraktor.

4.0. BAHAN-BAHAN

4.1. Lapisan Kedap Air Sistem Pemasangan Dingin

4.1.1. Lapisan Kedap Air

Lapisan kedap air menggunakan primercoat. Dan membrans aphalt


ex. Bituline atau setara.

4.2.2. Lembaran lapisan kedap air harus memiliki karakteristik sebagai


berikut :

- Pemasangan hot method,


- Daya lekat yang baik pada permukaan beton yang diberi cat
dasar, Ketebalan yang seragam pada seturuh lembaran,
- Pemasangan yang cepat,

Page 130 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

- Sistem waterproof dengan membrane aphalt type granuler

4.2. Cat Dasar.


Cat dasar untuk semua permukaan beton atau permukaan pasangan
harus berasal dari pembuat lapisan kedap air yang disetujui.

4.4. Adukan Tebal (Screed).


Adukan tebal untuk melindungi lapisan kedap air harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada BAD 11.4 (Spesifikasi Teknis
Beton Cor di Tempat).

5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.1. Persiapan Permukaan


Pastikan permukaan kokoh dan tahan terhadap pergerakan dan
pemuaian, system pengaliran air yang baik dan tidak membantuk
genangan air. Pastikan permukaan telah halus, bersih, bebas dari debu dan
minyak serta tidak ada serpihan benda-benda kasar dan tajam dan cuci
dengan menggunakan water jet.

5.2. Tahap 1 Primer


Permukaan dibasahi untuk mengurangi suhu permukaan untuk
menghindari pembentukan kantong udara atau terjadinya reaksi sewaktu
proses primer. Lapisan pertama dengan cairan ex. Bituline yang telah
dicampur dengan air 25% hingga 35% cakupan 150gr/m2.

5.3. Tahap 2 Aplikasi Membran asphalt


Roll atau kuassatu lapisan ex. bituline segera bentangkan satu lapisan
membrane asphalt granuler pada lapisan kondisi terlumuri primer coat,
segera lanjutkan dengan proses pembakaran hingga membrane melekat
erat pada lapisan primer.

5.4. Tahap 3 Kualitas Kontrol Membran


Setelah membrane merekat, pastikan tidak ada gelembung udara bahkan
sisa air yang ada pada lapisan membrane.

5.5. Temperatur.
Pemasangan lapisan kedap air dilakukan hanya pada cuaca cerah ketika
udara dan temperatur permukaan di atas 5°C.

Page 131 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

5.6. Penutup Tepi/Pinggiran.


Pada pemasangan meliputiertikal, lapisan kedap air harus dipasang
melewati tepi bagian lantai permukaan atau melampaui puncak pondasi
atau dinding. Bila lembaran berhenti pada permukaan vertikal, maka
harus dilengkapi dengan lembaran lapis pelindung atau lembaran dapat
dihentikan pada beton dengan menekan kuat kuat pada dinding. Tekan
tepi-tepi dengan alat metal atau kayu kerns seperti patu atau pegangan
pisau. Kegagalan menggunakan tekanan kuat pada perhentian akan
mengakibatkan penutupan yang jelek. Memaku lembaran biasanya tidak
dibutuhkan. Berikan bahan penutup celah yang direkomendasikan, pada
semen perhentian vertikal maupun horisontal.

5.7. Penutup Celah.


Semua tepi harus diberi lewatan minimal 75mm dan sambungan akhir
harus diberi lewatan minimal 150mm, atau sesuai rekomendasi pabrik
pembuat lapisan kedap air. Untuk pekerjaan ini, sebuah garis penunjuk
harus dibubuhkan pada lembaran.

5.8. Detail Sudut.


Tutup semua sudut dalam dan luar dengan strip awal setebar minimal
30cm yang ditempatkan di tengah-tengah sudut; diikuti pemasangan
lapisan kedap air dalam lebar penuh. Sudut luar harus bebeas dari tepi-tepi
yang tajam. Periksa permukaan yang beraebetahan dengan semua sudut dan
perbaiki jika perlu agar diperoleh permukaan yang rata dan halus. Sudut
dalam harus diberi lapisan tipis yang dibentuk dari adukan modifikasi tateks
dan kemudian ditutup lapisan kedap air sesuai petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuat.

Page 132 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 22
PEKERJAAN AKHIR

1.0 PENGAWASAN
1.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi/Pengawas.
1.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
1.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa
sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang
resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi
beban Kontraktor. permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan
tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/pengawas.

2.0 PEMBERSIHAN AKHIR


2.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai
dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
2.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian
harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut
keluar lokasi pekerjaan.

3.0 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


3.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar
terlaksana (as built drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi
perubahan letak, denah maupun konstruksi.
3.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

4.0 FOTO PELAKSANAAN DAN KELENGKAPAN LAPORAN


4.1 Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor harus membuat foto-foto
dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai ( 0 % ), tahap
pelaksanaan hingga selesai ( 25 %, 50 %, 75 % dan 100 % ), foto

Page 133 o 134


SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI GEDUNG MAKO POLRES SIGI
POLDA SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2022

dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan,samping dan belakang) dan setiap bagian yang
penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau (Direksi/Pengawas) sebanyak 2 (dua) set.
4.2 Kontraktor wajib menugaskan beberapa tenaga khusus untuk membuat
laporan harian sesuai pelaksanaan dilapangan yang berisikan jumlah
pekerja,peralatan yang digunakan, material yang digunakan dan
persentase volume item pekerjaan yang terlaksana serta kendala-kendala
yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan per satuan hari.
4.3 Kontraktor juga wajib membuat laporan mingguan yang merupakan
rangkuman laporan harian yang berisi rekap pekerjaan terlaksana seperti
yang terlampir pada kerangka laporan harian.
4.4 Laporan harian dan mingguan dibuat menjadi arsip minimal 2 rangkap
dengan dukungan foto pelaksanaan lapangan,kemudian diserahkan
kepada konsultan pengawas untuk di setujui dan dilegalkan.
4.5 Laporan harian dan mingguan yang dibuat oleh kontraktor merupakan
acuan dasar administrasi konsultan pengawas dalam mengidentifikasi
tingkat kemajuan pekerjaan kontraktor.

5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan
Spesifikasi Teknis ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi Teknis ini pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan
dengan spesifikasi teknis ini.

Page 134 o 134

Anda mungkin juga menyukai