GEOMETRIS AREAL
PENDARATAN
1. Standar Perencanaan Lapangan Terbang
ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)
telah dibuat persyaratan persyaratan bagisebuah lapangan terbang baru dengan tujuan agar
terdapatkeseragaman, kriteria perencanaan sehingga bisa dipakai olehperencana untuk pedoman
Kriteria – kriteria yang di buat antara lain mengenai
Lebar Landasan
Helling ( lereng)
Dan lebar area pendaratan harus memenuhi kebutuhan lebar sayap pesawat yang
bermacam – macam itu/juga harus memenuhi kebutuhan berbagai tehnik pilot
mengudara serta kondisi cuaca
Indonesia sebagai anggota ICAO ikut dalam konversi konversinya
dalam upaya untuk mendapatkan keseragaman pada dunia
internasional
Selanjutnya yang kita uraikan adalah persyaratan dari ICAO dan FAA
dengan titik berat pembahasan klasifikasi pelabuhan udara, landasan,
taxiway, apron dan pemisahan bebas halangan ( saparation clearance )
2. Klasifikasi Lapangan Terbang
Klasifakasi untuk ICAO membuat dalam kode huruf dan kode nomor sedangkan
Ffa membuatnya dalam group – group pesawat.
Kode huruf untuk membagi lapangan terbang menurut lebar sayap dan
lebar/jarak sisi – sisi roda utama pendaratan ( main gear)
Yang terkecil huruf A untuk pesawat dengan lebar sayap dibawah 15 m
dan jarak terluar sisi roda utama pendaratannya kurang dari 4 m,
berpasangan dengan kode angka 1.
Yang terbesar huruf E pesawat dengan lebar sayap antara 52 m sampai
60 m, jarak terluar roda utama pendaratan sampai 14 m berpasangan
dengan kode angka 4
Tebal ICAO ini bisa dilihat pada tabel 1.4
6. Clearway
Telah diterangkan kelompok sebelumnya kemiringan tidak boleh lebih dari 1
Persyaratan yang dibuat FAA mirip sekali dengan Persyaratan ICAO,dalam pembahasan ini tidak di
jelaskan satu – satuu persatu di berikan tabel sebagai garis besar persyaratan yang diminta FAA.lihat
pada tabel berikut
7. Taxiway
Kecepataan pesawat yang sudah masuk atau keluar taxyway menuju kandas pacu tidas sebesar kecepatan
pesawat pada landas pacunya, maka persyaratan kemiringan memanjang, kurva vertikal dan jarak pandangan
tidaklah seketat pada landasan
Kecepatan lebih rendah sehingga lebar taxyway lebih kecil dari pada landasannya
Penampang melintang taxiway dapat dilihat pada gambar 4.6
Persyaratan yang dikeluarkan oleh ICAO dan FAA akan di bicarakan di bawah ini
ICAO
Wheel clearance : untuk perencanaan taxiway apabila cockpit pesawat dimana taxiway itu
direncanankan ,beradaa diatas marking sumbu taxiway, jarak bebas antara sisi terluar
roda utama pesawat dan sisi perkerasan taxiway luar tidak boleh lebih kecil dari harga
yang diberikan pada tabel 4.7 berikut ini
Keterangan :
• Taxiway direncanankan penggunaan untuk pesawat dengan Wheel base sama
ataulebih besar dari 18 m (60 ft)
• Taxiway direncanakan penggunaannya untuk pesawat dengan wheel base kurang dari 18 m (60
ft)
Lebar :
lebar taxiway Dan lebar total taxiway bersama dengan bahu landas pada bagian yang lurus
tidak boleh kurang dari yang di tunjukan pada tabel 4.8 di bawah ini :
a. Kemiringan dan jarak pandangan
Persyaratan yang di buat ICAO pada 4.9 di bawah ini
B. KURVA TAXIWAY
PERUBAHAN ARAH TAXIWAY HARUS SEJAJAR MUNGKIN. JARI – JARI YANG AKAN
MEMENUHI KEBUTUHAN PEMBELOKAN HALUS BERBAGAI KECEPATAN PESAWAT.
LIHAT PADA TABEL 4.10
Apabila tepaksa membuat belokan tajam, maka perlu meperluas taxiway sehingga tercapai
“wheel Claarance” seperti yang disyaratkan pada Tabel 4.7. perluasan itu di sebut “leba taxiway
tambahan”
Lihat pada gambar berikut :
8. Persilangan
Pada pesilangan antara taxiway dengan landasan ,apron dengan taxiway perlu ada tambahan luas yang
fillet.
Ada 3 cara untuk menjamin terpenuhinya persyaratan wheel clearance yang ada pada tabel 4.7
1. Menggunakan marking sumbu taxiway sebagai pedoman jalannya pesawat dan dibuat fillet. Lihat
pada gambar 4.8b berikut
- Di buat pedoman sisi kanan, sisi kiri dimana pesawat berjalan di antaranya.lihat pada gambar 4.8b
- Gabungan No.2 garis pedoman kanan kiri dan tambahan fillet
Cara 2 dan 3 pemecahan yang lebih ekonomis tetapi ada kelemahannya yaitu jarak
penglihatan (Vasibility) sedang jelek atau operasi penerbangan mala hari cara 2 dan 3
kurang baik
9. Exit Taxiway
Fungsi dari exit taxiway atau turn off adalah menekan sekecil mungkin waktu penggunaan
landasan oleh pesawat mendarat
Exit taxiway dapat ditempatkan dengan menyudut siku-siku pada landasan atau kalau
terpaksa menyudut yang lain juga bisa
Exit taxiway yang sudut 30° di sebut “Kecepatan tinggi” atau “cepat keluar”
Penempatan exit taxiway tergantung pada pesawat campuran, kecepatan waktu,tingkat
pengereman yang tergantung pada kondisi permukaan perkerasan basah atau kering
serta jumlah exit taxiway yang direncanakan dibuat.
Keputusan untuk merencanakan exit taxiway menydut siku siku didasarkan pada analisa
lali lintas yang ada
Apabila lalu lintas rencana pada jam jam puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat dan
lepas landas). Exit taxiway menyudut siku cukup memadai
Exit taxiway menyudut bisa dibnagun dengan dana yang murah dari pada exit taxiway
dengan kecepatan tinggi dan apabila di tempatkan dengan semestinya akan menghasilkan
aliran lalu lintas pesawat yang efisien
b. Exit taxiway kecepatan tinggi
High Speed Exit Taxiway/Rapit Exit Taxiway
Dengan adanya high exit taxiway pada sebuah landasan menambah kapsitas landasan itu landasan untuk
menampung arus gerak mendarat dan lepas landas pesawat
Maka disarankan satu saja.
standar perencanaan gambar 4.9
Alasan mengapa memilih perencanaan ini untuk semua lapangan terbang adalah :
Kemudahan bagi sebagian besar konfigurasi roda pendaratan pesawat untuk membuat
belokan
• Sisi perkerasan yang lapang didapatkan antara sisi luar roda pendaratan dengan tepi
perkerasan taxiway
• Muara yang diperluas dari exit taxiway memberikan kemingkinan beberapa variasi
sumbu belokan ke taxiway, bila pesawat tidak memulai belokannya dari titik yang ditandai
pada landasan.(titik A pada gambar 4.9)
• Konfigurasi memungkinkan pesawat belok walau dengan kecepatan tinggi 50 knot (93
km/jam)