18,62 m
Wheel Base
54.08
44.84
18.62
9.6
90,115.00
165,900
2,743.00
9,6 m
Wheel Tread
46,66 m
18,62 m
43,89 m
46.66
43.89
18.62
9.6
80,142.00
142,000
2,621.30
63.69
60.3
18.62
9.6
121,870.00
212,000
2,743.00
63,69 m
18,62 m
60,3 m
63,7 m
18,62 m
60,3 m
63.7
60.3
18.62
9.6
129,800.00
260,000
2,743.00
9,6 m
5. AIRBUS A-340-600 (AIRBUS INDUSTRIES)
19,62 m
63,7 m
67.8
63.7
19.62
9.6
177,000.00
365,000
3,506.50
9,6 m
6. AIRBUS A-380 (AIRBUS INDUSTRIES)
72.75
79.8
20.62
10.6
277,000.00
560,000
3,506.50
20,62 m
79,8 m
7. B-737-300 (BOEING)
10,6 m
33.4
28.88
11.38
5.23
32,881.00
56,740
2,286
33,4 m
11,38 m
28,88 m
8. B-727-200 (BOEING)
5,23 m
46.69
32.92
19.28
5.72
44,180.60
76,658
2,621.30
46,69 m
19,28 m
32,92 m
9. B-747-400 (BOEING)
5,72 m
25,6 m
59,66 m
69.85
59.66
25.6
11
165,926.90
351,540
3,506.50
11 m
25,6 m
59,64 m
56.31
59.64
25.6
11
147,420.00
317,515
3,506.50
40.23
28.45
18.57
5
28,725.58
54,432
2,286
18,57 m
28,23 m
57.12
45.24
23.62
6.35
68,993
147,420
2,621.30
57,12 m
23,62 m
45,24 m
6,35 m
Sejarah
Pada era 60-an, pesawat penumpang berkapasitas rendah dan jarak dekat didominasi oleh BAC 111 danDouglas DC-9. Boeing ketika itu dapat dikatakan tertinggal dibanding dengan pesaing-pesaingnya
dalam pembuatan pesawat berjarak dekat. Pada 1964, Boeing memulai program pembuatan 737 tetapi,
untuk menghemat waktu Boeing menggunakan rancangan Boeing 707 dan Boeing 727 dalam
pembangunan 737. Hal ini adalah satu kelebihan bagi 737 karena lebar fuselage 737 yang didesain ini
mampu memuat enam tempat duduk, lebih satu dari BAC 1-11 dan Douglas DC-9.
Pada 1990 pula, kemunculan Airbus A320 yang dilengkapi dengan teknologi tinggi merupakan satu
saingan baru bagi 737. Dan pada tahun 1993 Boeing memulai pembangunan 737 X Next Generation
(NG). Program ini adalah untuk pembinaan seri -600, -700, -800 dan -900.
Dalam pembuatan NG ini, perubahan dilakukan dengan merancang sayap baru, peralatan elektronik
yang baru dan rancangan ulang mesin pesawat. 737 NG dilengkapi dengan teknologi-teknologi
dari Boeing 777, tingkapkokpit berteknologi tinggi, sistem dalaman pesawat yang baru (diambil dari 777),
dengan penambahan berupa wingtip sehingga menjadi sayap lawi yang mengurangi biaya bahan bakar
dan memperbaiki proses take-off pesawat. Pesawat 737 NG boleh dikatakan sebagai sebuah model
baru kerana ciri-cirinya yang banyak berbeda dengan seri-seri yang lama.
Pada tahun 2001, Boeing membuat 737-900 yang mampu terbang lebih jauh dam menampung
penumpang lebih banyak dari 707.
Pada varian terbaru, yaitu Boeing 737-900 ER (Extended Range), cockpitnya telah dilengkapi dengan
HUD (Head Up Display). Peralatan ini biasanya dipakai pada pesawat militer / pesawat tempur.
Fungsinya adalah untuk mempermudah pilot dalam menentukan kemiringan pesawat baik secara vertikal
maupun horizontal. Pesawat ini menggunakan layar LCD yang terpadu dalam bentuk glass cockpit.
Pesawat ini menggunakan Glass Cockpit secara menyeluruh. Sistem Glass cockpit ini dipercaya akan
menjadi trend bagi pesawat-pesawat baru. Lion Air merupakan launch customer pesawat ini.
Di Indonesia, Boeing 737 merupakan standar armada bagi maskapai-maskapai di Indonesia. Hampir
semua maskapai penerbangan di Indonesia pernah dan atau masih mengoperasikan 737, baik varian
original (seri -200) varian Classic (seri -300, -400, dan -500), maupun Next Generation (seri -800 dan
-900ER) Catatan:Varian 737 yang disebut di atas merupakan varian Boeing 737 yang pernah dan atau
masih beroperasi di Indonesia.
Variasi
Seri-seri 737 dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
Variasi juga terdapat dalam separuh pesawat dalam generasi yang sama:
Terdapat juga variasi 737 yang lain yaitu Boeing Business Jet (BBJ dan BBJ2). Desain ini berdasarkan
seri -700 tetapi sayapnya disesuaikan dengan sayap seri -800, sedangkan BBJ2 adalah berdasarkan
737-800. BBJ berupaya untuk terbang lebih jauh dan kebanyakan pesawat ini digunakan untuk pesawat
pribadi para eksekutif perusahaan besar dan pesawat pemerintahan di dunia.
Variasi Militer
737 juga terdapat di dalam beberapa variasi untuk kegunaan militer.
T-43, a 737-200 digunakan untuk latihan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat(US Air Force).
C-40 Clipper, sebuah 737-700 untuk kegunaan U.S. Navy menggantikan C-9 Skytrain II.
Project Wedgetail, sebuah 737-700IGW Ini adalah versi AEW&C berdasarkan 737
NG. Australia adalah pelanggan pertama diikuti dengan Turki, Korea Selatan, dan Italia.
Multimission Maritime Aircraft (MMA), sebuah 737-800ERX Pada 14 Juni 2004,
Bahagian Sistem Pertahanan Terpadu Boeing berhasil mengalahkan Lockheed Martin di dalam
saingan untuk menggantikan pesawat patrol maritim P-3 Orion. Pesanan pertama dari U.S. Navy
adalah melebihi 100 diikuti dengan pesanan dari luar.
Statistik
Kecepatan Terbang: Mach 0,74, 420 knots (780 km/h) (Original & Klasik)
Kecepatan Terbang: Mach 0,78, 440 kt (815 km/h) (NG)
Mesin: 2 mesin turbofan, antara 64,4 kN sampai 117,3 kN per mesin
o
Pratt & Whitney JT8D (100, 200)
o
CFMI CFM56-3 (300, 400, 500)
o
CFMI CFM56-7 (600, 700, 800, 900, 900X)
Jangkauan jelajah maksimum:
o
3.050 mil laut (5.650 km) (600)
o
3.060 mil laut (5.670 km) (700, 800)
o
2.745 mil laut (5.080 km) (900)
Jarak dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan: antara 28,3 m sampai 34,3 m (93,0 kaki
112,6 kaki) (36 m untuk sayap lawi bagi -700, -800, -900)
Panjang:
o
31,2 m (102,5 kaki) (600)
o
39,5 m (129,5 kaki) (700, 800)
o
42,1 m (138,2 kaki) (900)
Ketinggian ekor pesawat:
o
12,6 m (41,3 kaki) (600)
o
12,5 m (41,2 kaki) (700, 800, 900)
Berat maksimum saat lepas landas(takeoff):
o
65.090 kg (143.500 lb) (600)
o
79.010 kg (174.200 lb) (700, 800, 900)
Kapasitas: 85 hingga 189 penumpang
Biaya: USD $44 juta hingga $74 juta menurut daftar harga 2004
Autopilot, display, navigasi and sensor oleh Honeywell
Seksi 41, fuselage, dan sebagian besar bagian dibuat di Wichita, Kansas. Perakitan terakhir
di Seattle-Renton, Washington.
Casa 212
C-212
C-212
Tipe
Pesawat pengangkut
Produsen
Perancang
CASA
Terbang perdana
26 Maret 1971
Pengguna
CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang
dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat jenis ini juga telah diproduksi
di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia. Bahkan pada bulan Januari
2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara
Indonesia di Bandung.[1] PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang
mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.
Sejarah
Pada akhir 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih mengoperasikan pesawat kuno Junkers Ju
52 danDouglas C-47. CASA merancang C-212 sebagai alternatif modern, prototipe pertama terbang pada
26 Maret 1971. Pada 1974, Angakatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli C-212 untuk
memordenisasi armadanya.
Ketika maskapai penerbangan sipil melihat keberhasilan tipe ini pada operasi militer, CASA membuat
versi komersial sipil yang dikirim pertama kali pada bulan Juli 1975. Sampai 2006 masih tercatat
beberapa pesawat ini masih operasional di seluruh dunia termasuk Merpati Nusantara Airlines untuk jalur
perintis di Timur Indonesia.
Varian
Ada beberapa varian C-212, mereka adalah:
Seri 100
C-212A versi produksi militer orisinal. Dikenal juga dengan C-212-5, C-212-5 series 100M, dan
oleh Angkatan Udara Spanyol sebagai T-12B and D-3A (untuk pesawat medevac) diproduksi 129
buah
C-212AV versi transportasi VIP, T-12C
C-212B 6 C-212A pra-produksi dikonversi untuk misi photo-reconnaissance, TR-12A
C-212C versi sipil orisinal
C-212D 2 C-212A pra-produksi dikonversi untuk keperluan pelatihan navigasi, TE-12B.
NC-212-100 Diproduksi di bawah lisensi di Indonesia sejak 1976, PT. Dirgantara Indonesia
memproduksi 28 NC-212-100 sebelum beralih ke NC-212-200.
Seri 200
Versi lebih panjang dengan mesin baru diperkenalkan pada tahun 1979. CASA C-212-200 juga populer
sebagai pesawat skydiving, dikenal karena mempunyai kapasitas besar, menanjak dengan cepat dan
pintu keluar belakang yang besar.
C-212 seri 200M versi militer; dikenal juga dengan nama T-12D di Spanyol dan Tp
89 untuk Angkatan Udara Swedia. Spesialis ASW dan maritime patrol aircraft juga diproduksi untuk
versi ini.
Seri 300
Versi produksi standar mulai dari tahun 1987. Dilengkapi winglet untuk performa lebih baik.
C-212 seri 300P versi penggunaan sipil dengan mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-65
Seri 400
Versi yang sedikit lebih besar, pertama kali terbang tahun 1987. Kode militer Amerika Serikatnya
adalah C-41.
Ciri-ciri umum
Performa
Persenjataan
Sampai 500 kg (1.100 lb) senjata pada 2 cantelan. Biasanya, pod senapan mesin atau peluncur
roket.
Operator militer
Afrika Selatan
Amerika Serikat
Angola
Argentina
Bolivia
Myanmar
Chad
Chili
Djibouti
Guinea Khatulistiwa
Guinea
Ghana
Indonesia
Kolombia
Lesotho
Meksiko
Nikaragua
Panama
Paraguay
Perancis
Portugal
Spanyol
Swedia
Sudan
Suriname
Thailand
Uni Emirat Arab
Uruguay
Venezuela
Yordania
Zimbabwe
CN 235
CN-235
pesawat angkut
Produsen
Dirgantara Indonesia/EADS-CASA
Perancang
Dirgantara Indonesia/EADS-CASA
Terbang perdana
1983
Diperkenalkan
Status
Operasional
Pengguna
Harga satuan
$ 10.000.000
Varian
C-144,CASA C-295
Varian :
PT.Dirgantara Indonesia :
CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE
CT7-7A
CN-235-110 :
Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru
,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik
CASA.
CN-235-220 :
Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi ,
pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang
landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
(MTOW=Maximum Take Off Weight)
CN-235 MPA :
Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase
operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI
AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai baguian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai
tahun 2014. CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS
Ocean Master Mk II , Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar
warning receiver dan CAEs AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan
mengakomodasi Rudal ExocetMBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.[1]
CN235-330 Phoenix :
Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan
16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift
requirement, tapi dibatalkan karena masalah keuangan pada tahun 1998
EADS CASA :
CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE
CT7-7A
CN-235-100 :
Secara umum sama dengan seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit
baru
CN-235-200 :
Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih
tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang
landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
CN-235-300 :
Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan
sistem tekanan dan fasilitas instalasi opsional roda depan ganda.
CN-235 ASW/ASuW/MPA :
Versi Maritim
C-295 :
Versi dengan badan lebih panjang, beban 50% lebih banyak dan mesin baru PW127G.
Spesifikasi (CN-235-100/110)
Karakteristik Umum
Kemampuan
Operator Militer