Anda di halaman 1dari 26

Jenis Jenis dan Karakteristik Pesawat

1. AIRBUS A-300-600 (AIRBUS INDUSTRIES)

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)
Fuselage Length 54,08 m

18,62 m

Wheel Base

Wing Span 44,84 m

54.08
44.84
18.62
9.6
90,115.00
165,900
2,743.00

9,6 m

Wheel Tread

2. AIRBUS A-310 (AIRBUS INDUSTRIES)

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

46,66 m

18,62 m

43,89 m

46.66
43.89
18.62
9.6
80,142.00
142,000
2,621.30

3. AIRBUS A-330-300 (AIRBUS INDUSTRIES)


9,6 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

63.69
60.3
18.62
9.6
121,870.00
212,000
2,743.00

63,69 m

18,62 m

60,3 m

4. AIRBUS A-340-300 (AIRBUS INDUSTRIES)


9,6 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

63,7 m

18,62 m

60,3 m

63.7
60.3
18.62
9.6
129,800.00
260,000
2,743.00

9,6 m
5. AIRBUS A-340-600 (AIRBUS INDUSTRIES)

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)
67,8 m

19,62 m

63,7 m

67.8
63.7
19.62
9.6
177,000.00
365,000
3,506.50

9,6 m
6. AIRBUS A-380 (AIRBUS INDUSTRIES)

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

72.75
79.8
20.62
10.6
277,000.00
560,000
3,506.50

20,62 m

79,8 m

7. B-737-300 (BOEING)

10,6 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

33.4
28.88
11.38
5.23
32,881.00
56,740
2,286

33,4 m

11,38 m

28,88 m

8. B-727-200 (BOEING)

5,23 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

46.69
32.92
19.28
5.72
44,180.60
76,658
2,621.30

46,69 m

19,28 m

32,92 m

9. B-747-400 (BOEING)

5,72 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)
69,85 m

25,6 m

59,66 m

69.85
59.66
25.6
11
165,926.90
351,540
3,506.50

10. B-747-SP (BOEING)

11 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)
56,31 m

25,6 m

59,64 m

56.31
59.64
25.6
11
147,420.00
317,515
3,506.50

11. DC-9-50 (McDONNELL DOUGLAS)


11 m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)
40,23 m

40.23
28.45
18.57
5
28,725.58
54,432
2,286

18,57 m

28,23 m

12. DC-8-61 (McDONNELL DOUGLAS)


5m

Panjang Badan Pesawat (m)


Wing Span (m)
Wheel Base (m)
Wheel Tread (m)
Empty Weight (kg)
Maximum Take-Off Sctructural Weight (kg)
Panjang Landasan Pacu Rencana Dasar (m)

57.12
45.24
23.62
6.35
68,993
147,420
2,621.30

57,12 m

23,62 m

45,24 m

6,35 m

Sejarah
Pada era 60-an, pesawat penumpang berkapasitas rendah dan jarak dekat didominasi oleh BAC 111 danDouglas DC-9. Boeing ketika itu dapat dikatakan tertinggal dibanding dengan pesaing-pesaingnya
dalam pembuatan pesawat berjarak dekat. Pada 1964, Boeing memulai program pembuatan 737 tetapi,
untuk menghemat waktu Boeing menggunakan rancangan Boeing 707 dan Boeing 727 dalam
pembangunan 737. Hal ini adalah satu kelebihan bagi 737 karena lebar fuselage 737 yang didesain ini
mampu memuat enam tempat duduk, lebih satu dari BAC 1-11 dan Douglas DC-9.

Boeing 737 maskapai Astraeus.


737-100 adalah desain pertama Boeing dan karena bentuknya yang pendek dan
gemuk, Boeingmenggelarkannya FLUF untuk Fat Little Ugly Fella di mana pada masa yang sama,
industri penerbangan memanggilnya Baby Boeing. Seri -100 dan -200 dapat dibedakan dengan seri-seri
yang lain dengan melihat kedudukan mesinnya yang bercantum dengan sayap pesawat. Manakala Pratt
and Whitney JT8D adalah mesin asal untuk model ini
Penerbangan perdana 737 (sebuah pesawat seri 100) dilaksanakan pada 9 April 1967 dan penerbangan
komersial pada Februari 1968 oleh Lufthansa. Bagi 737-200, penerbangan perdananya ialah pada 8
Agustus1967. Akan tetapi, hanya 30 pesawat 737-100 saja yang digunakan.

Kokpit 737 awal ditampilkan di Museum of Flight di Seattle, Washington


Pada awal 1980, 737 mengalami perubahan yang besar, yaitu penggantian mesin 737 dari JT8D
keCFM56. Namun, mesin ini terlalu besar dibandingkan dengan JT8D, sehingga harus dipasang dibawah
sayap. Bagian bawah mesin ini terpaksa diratakan untuk tujuan kelegaan tempat. 737-300 mulai
beroperasi pada tahun 1984.

Pada 1990 pula, kemunculan Airbus A320 yang dilengkapi dengan teknologi tinggi merupakan satu
saingan baru bagi 737. Dan pada tahun 1993 Boeing memulai pembangunan 737 X Next Generation
(NG). Program ini adalah untuk pembinaan seri -600, -700, -800 dan -900.
Dalam pembuatan NG ini, perubahan dilakukan dengan merancang sayap baru, peralatan elektronik
yang baru dan rancangan ulang mesin pesawat. 737 NG dilengkapi dengan teknologi-teknologi
dari Boeing 777, tingkapkokpit berteknologi tinggi, sistem dalaman pesawat yang baru (diambil dari 777),
dengan penambahan berupa wingtip sehingga menjadi sayap lawi yang mengurangi biaya bahan bakar
dan memperbaiki proses take-off pesawat. Pesawat 737 NG boleh dikatakan sebagai sebuah model
baru kerana ciri-cirinya yang banyak berbeda dengan seri-seri yang lama.
Pada tahun 2001, Boeing membuat 737-900 yang mampu terbang lebih jauh dam menampung
penumpang lebih banyak dari 707.
Pada varian terbaru, yaitu Boeing 737-900 ER (Extended Range), cockpitnya telah dilengkapi dengan
HUD (Head Up Display). Peralatan ini biasanya dipakai pada pesawat militer / pesawat tempur.
Fungsinya adalah untuk mempermudah pilot dalam menentukan kemiringan pesawat baik secara vertikal
maupun horizontal. Pesawat ini menggunakan layar LCD yang terpadu dalam bentuk glass cockpit.
Pesawat ini menggunakan Glass Cockpit secara menyeluruh. Sistem Glass cockpit ini dipercaya akan
menjadi trend bagi pesawat-pesawat baru. Lion Air merupakan launch customer pesawat ini.
Di Indonesia, Boeing 737 merupakan standar armada bagi maskapai-maskapai di Indonesia. Hampir
semua maskapai penerbangan di Indonesia pernah dan atau masih mengoperasikan 737, baik varian
original (seri -200) varian Classic (seri -300, -400, dan -500), maupun Next Generation (seri -800 dan
-900ER) Catatan:Varian 737 yang disebut di atas merupakan varian Boeing 737 yang pernah dan atau
masih beroperasi di Indonesia.

Boeing 737-200 milik maskapai Sriwijaya Air.

Boeing 737-800 milik maskapai Garuda Indonesia.

Boeing 737-900ER milik maskapai Lion Air.

Variasi
Seri-seri 737 dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

Original: the 737-100 dan -200 (Dibangun dalam 1967 1988)


Klasik: the 737-300, -400, dan -500 (Dibangun dalam 1983 2000)
Next-Generation (atau 737 NG): 737-600, -700, -800, dan -900 (Dibangun dari 1997 )
MAX(atau 737 MAX):737-7,-8,-9(terbang perdana tahun 2017)

Variasi juga terdapat dalam separuh pesawat dalam generasi yang sama:

737-100 terkecil, model pertama


737-200 seri -100 yang dipanjangkan untuk memenuhi pasaran Amerika Serikat
o
variasi-variasi lain:
o
737-221 (Pan American World Airways)
o
737-222 (United Airlines)
o
737-233 (Air Canada)
o
737-2B7 (USAir)
737-500, 737-600 seri pendek untuk -300 dan -700
737-300, 737-700 model baru, seperti 737-200 yang dipanjangkan
737-400, 737-800 seri yang dipanjangkan untuk digunakan untuk penerbangan ulang alik dan
kegunaan korporat
737-900 dan 900X versi terbaru yang dipanjangkan
737-700IGW, 737-800ERX variasi untuk kegunaan militer(lihat #Variasi Militer).
Boeing 737 MAX(737-7,-8,-9)Varian terbaru dari Boeing 737.

Terdapat juga variasi 737 yang lain yaitu Boeing Business Jet (BBJ dan BBJ2). Desain ini berdasarkan
seri -700 tetapi sayapnya disesuaikan dengan sayap seri -800, sedangkan BBJ2 adalah berdasarkan
737-800. BBJ berupaya untuk terbang lebih jauh dan kebanyakan pesawat ini digunakan untuk pesawat
pribadi para eksekutif perusahaan besar dan pesawat pemerintahan di dunia.

Variasi Militer
737 juga terdapat di dalam beberapa variasi untuk kegunaan militer.

T-43, a 737-200 digunakan untuk latihan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat(US Air Force).
C-40 Clipper, sebuah 737-700 untuk kegunaan U.S. Navy menggantikan C-9 Skytrain II.
Project Wedgetail, sebuah 737-700IGW Ini adalah versi AEW&C berdasarkan 737
NG. Australia adalah pelanggan pertama diikuti dengan Turki, Korea Selatan, dan Italia.
Multimission Maritime Aircraft (MMA), sebuah 737-800ERX Pada 14 Juni 2004,
Bahagian Sistem Pertahanan Terpadu Boeing berhasil mengalahkan Lockheed Martin di dalam

saingan untuk menggantikan pesawat patrol maritim P-3 Orion. Pesanan pertama dari U.S. Navy
adalah melebihi 100 diikuti dengan pesanan dari luar.

Statistik

Kecepatan Terbang: Mach 0,74, 420 knots (780 km/h) (Original & Klasik)
Kecepatan Terbang: Mach 0,78, 440 kt (815 km/h) (NG)
Mesin: 2 mesin turbofan, antara 64,4 kN sampai 117,3 kN per mesin
o
Pratt & Whitney JT8D (100, 200)
o
CFMI CFM56-3 (300, 400, 500)
o
CFMI CFM56-7 (600, 700, 800, 900, 900X)
Jangkauan jelajah maksimum:
o
3.050 mil laut (5.650 km) (600)
o
3.060 mil laut (5.670 km) (700, 800)
o
2.745 mil laut (5.080 km) (900)
Jarak dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan: antara 28,3 m sampai 34,3 m (93,0 kaki
112,6 kaki) (36 m untuk sayap lawi bagi -700, -800, -900)
Panjang:
o
31,2 m (102,5 kaki) (600)
o
39,5 m (129,5 kaki) (700, 800)
o
42,1 m (138,2 kaki) (900)
Ketinggian ekor pesawat:
o
12,6 m (41,3 kaki) (600)
o
12,5 m (41,2 kaki) (700, 800, 900)
Berat maksimum saat lepas landas(takeoff):
o
65.090 kg (143.500 lb) (600)
o
79.010 kg (174.200 lb) (700, 800, 900)
Kapasitas: 85 hingga 189 penumpang
Biaya: USD $44 juta hingga $74 juta menurut daftar harga 2004
Autopilot, display, navigasi and sensor oleh Honeywell
Seksi 41, fuselage, dan sebagian besar bagian dibuat di Wichita, Kansas. Perakitan terakhir
di Seattle-Renton, Washington.

Casa 212
C-212

C-212

Tipe

Pesawat pengangkut

Produsen

PT. Dirgantara Indonesia dan EADS-CASA

Perancang

CASA

Terbang perdana

26 Maret 1971

Pengguna

Angkatan Udara Portugal


TNI AL
Angkatan Udara Spanyol
Angkatan Udara Polandia

CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang
dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat jenis ini juga telah diproduksi
di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia. Bahkan pada bulan Januari
2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara
Indonesia di Bandung.[1] PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang
mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.

Sejarah
Pada akhir 1960-an, Angkatan Udara Spanyol masih mengoperasikan pesawat kuno Junkers Ju
52 danDouglas C-47. CASA merancang C-212 sebagai alternatif modern, prototipe pertama terbang pada
26 Maret 1971. Pada 1974, Angakatan Udara Spanyol memutuskan untuk membeli C-212 untuk
memordenisasi armadanya.
Ketika maskapai penerbangan sipil melihat keberhasilan tipe ini pada operasi militer, CASA membuat
versi komersial sipil yang dikirim pertama kali pada bulan Juli 1975. Sampai 2006 masih tercatat
beberapa pesawat ini masih operasional di seluruh dunia termasuk Merpati Nusantara Airlines untuk jalur
perintis di Timur Indonesia.

Varian
Ada beberapa varian C-212, mereka adalah:

Seri 100

C-212A versi produksi militer orisinal. Dikenal juga dengan C-212-5, C-212-5 series 100M, dan
oleh Angkatan Udara Spanyol sebagai T-12B and D-3A (untuk pesawat medevac) diproduksi 129
buah
C-212AV versi transportasi VIP, T-12C
C-212B 6 C-212A pra-produksi dikonversi untuk misi photo-reconnaissance, TR-12A
C-212C versi sipil orisinal
C-212D 2 C-212A pra-produksi dikonversi untuk keperluan pelatihan navigasi, TE-12B.
NC-212-100 Diproduksi di bawah lisensi di Indonesia sejak 1976, PT. Dirgantara Indonesia
memproduksi 28 NC-212-100 sebelum beralih ke NC-212-200.

Seri 200
Versi lebih panjang dengan mesin baru diperkenalkan pada tahun 1979. CASA C-212-200 juga populer
sebagai pesawat skydiving, dikenal karena mempunyai kapasitas besar, menanjak dengan cepat dan
pintu keluar belakang yang besar.

C-212 seri 200M versi militer; dikenal juga dengan nama T-12D di Spanyol dan Tp
89 untuk Angkatan Udara Swedia. Spesialis ASW dan maritime patrol aircraft juga diproduksi untuk
versi ini.

NC-212-200 C-212-200 dibuat di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.

Seri 300
Versi produksi standar mulai dari tahun 1987. Dilengkapi winglet untuk performa lebih baik.

C-212-M seri 300 atau Seri 300M versi militer

C-212 seri 300 airliner pesawat regional 26 kursi

C-212 seri 300 utility versi penggunaan sipil 23 kursi

C-212 seri 300P versi penggunaan sipil dengan mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-65

Seri 400
Versi yang sedikit lebih besar, pertama kali terbang tahun 1987. Kode militer Amerika Serikatnya
adalah C-41.

Spesifikasi (Seri 300M)

Ciri-ciri umum

Kru: Dua pilot


Kapasitas: sampai 20 pasukan, 12 liter, atau kargo 2.820 kg
Panjang: 16,15 m
Bentang sayap: 20,28 m
Tinggi: 6,60 m
Area sayap: 41 m
Berat kosong: 4.400 kg
Berat isi: kg ( kg)
Maksimum Takeoff (MTOW): 8.000 kg
Tenaga Penggerak: 2x Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C, masing-masing 690 kW (925
shp)

Performa

Kecepatan maksimal: 370 km/j (230 mpj)


Jarak: 1.433 km (895 mil)
Ketinggian maksimal: 7.925 m (26.000 kaki)
Daya tanjak: 497 m/menit (1.630 kaki/menit)
Wing loading: kg/m ( lb/kaki)
Power/berat: kW/kg ( hp/lb)

Persenjataan

Sampai 500 kg (1.100 lb) senjata pada 2 cantelan. Biasanya, pod senapan mesin atau peluncur
roket.

CASA C-212 Coast Guard Swedia.

Operator militer

Afrika Selatan
Amerika Serikat
Angola
Argentina
Bolivia
Myanmar
Chad
Chili
Djibouti
Guinea Khatulistiwa
Guinea
Ghana
Indonesia
Kolombia
Lesotho
Meksiko
Nikaragua
Panama
Paraguay
Perancis
Portugal
Spanyol
Swedia
Sudan
Suriname
Thailand
Uni Emirat Arab
Uruguay
Venezuela
Yordania
Zimbabwe

CN 235
CN-235

CN-235 ASW/ASuW MPA milik Angkatan Laut Turki


Tipe

pesawat angkut

Produsen

Dirgantara Indonesia/EADS-CASA

Perancang

Dirgantara Indonesia/EADS-CASA

Terbang perdana

1983

Diperkenalkan

1 Maret 1988 oleh Merpati Nusantara

Status

Operasional

Pengguna

TNI AU dan Angkatan Udara Spanyol


Penjaga Pantai Amerika Serikat
TNI AU
Angkatan Udara Spanyol
Angkatan Udara Kerajaan Thailand
Tentera Udara Diraja Malaysia
Tentera Udara Diraja Bruney
Angkatan Udara Pakistan
Angkatan Udara Afrika Selatan
Angkatan Udara Turki
Angkatan Laut Turki

Harga satuan

$ 10.000.000

Varian

C-144,CASA C-295

CASA CN-235M-100 milik Angkatan Udara Spanyol


CN-235 adalah sebuah pesawat angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat ini dirancang
bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini diberi nama sandi Tetuka dan saat ini
menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya.
CN-235 adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia
(sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan
purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan purwarupa
milikIndonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai
pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235
Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis
CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.

Varian :
PT.Dirgantara Indonesia :

CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE
CT7-7A
CN-235-110 :
Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru
,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik
CASA.
CN-235-220 :
Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi ,
pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang
landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
(MTOW=Maximum Take Off Weight)
CN-235 MPA :
Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase
operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ). Pada Desember 2009 diumumkan bahwa TNI
AL membeli 3 unit CN-235 MPA sebagai baguian dari rencana memiliki 6 buah pesawat MPA sampai
tahun 2014. CN-235 MPA menggunakan sistem Thales AMASCOS, radar pencari Thales/EADS
Ocean Master Mk II , Penjejak panas (thermal imaging) dari Thales, Elettronica ALR 733 radar

warning receiver dan CAEs AN/ASQ-508 magnetic anomaly detection system. Pesawat ini juga akan
mengakomodasi Rudal ExocetMBDA AM-39 atau torpedo ringan Raytheon Mk 46.[1]
CN235-330 Phoenix :
Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan
16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift
requirement, tapi dibatalkan karena masalah keuangan pada tahun 1998

EADS CASA :

CN-235-10 :
Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE
CT7-7A
CN-235-100 :
Secara umum sama dengan seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit
baru
CN-235-200 :
Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih
tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang
landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
CN-235-300 :
Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan
sistem tekanan dan fasilitas instalasi opsional roda depan ganda.
CN-235 ASW/ASuW/MPA :
Versi Maritim
C-295 :
Versi dengan badan lebih panjang, beban 50% lebih banyak dan mesin baru PW127G.

Spesifikasi (CN-235-100/110)

CT7 / T700 General Electric

Karakteristik Umum

Kru: 2(dua) pilots


Kapasitas: sampai 45 penumpang
Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
Area sayap: 59.1 m (636 ft)
Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
Tenaga Penggerak: 2 General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each

Kemampuan

Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)


Jarak: 796 km (496 mil)
Ketinggian Maks: m ( ft)
Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
Beban Sayap Maks: kg/m ( lb/ft)
Power/berat: kW/kg ( hp/lb)

Operator Militer

Botswana Air Force


Tentera Udara Diraja Brunei (1)
Chilean Air Force
Colombian Air Force
Ecuadorian Air Force
French Air Force
Gabonese Air Force
Irish Air Corps (2 x CN235MP)
Tentera Udara Diraja Malaysia (8 x CN235-220)
Moroccan Air Force
Pakistan Air Force (4 x CN235-220)
Panama
Papua New Guinea

Royal Saudi Air Force


South African Air Force
South Korean Air Force (20)
Thai Air Force (10 dipesan dari IPTN/DI)
TNI AU
Turkish Air Force
UAE Navy
Amerika Serikat: U.S. Coast Guard sebagai HC-144A untuk program Medium Range
Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA)

Anda mungkin juga menyukai