Data Angin Acuan Utama : NNE (North - North East) / Utara Timur laut – SSW (South -
south West) / Selatan Tenggara
4. Clearway (CW)
merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda yang
menyilang kecuali penempatan lampu-lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping
landasan pacu. Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang
untuk kondisi : overshoot take-off. dan overshoot landing.
5. Stopway (SW)
merupakan daerah yang terletak di luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway dan
simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi
sebagai jalur landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas
landas (take-off failure) dan untuk pendaratan darurat (emergency landing).
Gambar
Komponen – komponen pada landasan pacu
Gambar
Kebutuhan landasan pacuuntuk operasional pesawat terbang normal(lepas landas)
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang
dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) + Clearway
= Take-Off Run + ( 0.5 .(TOD –LOD))
Gambar
Pendaratan untuk operasional pesawat terbang normal
(-) Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan :
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
Gambar
Kondisi kegagalan mesin (lepas landas) untuk operasional pesawat terbang
Gambar
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengankondisi
‘poor approaches landing’
Untuk pesawat terbang rencana A -747 - 200 panjang landasan pacu rencana dasar (basic length
runway) adalah 3506,5 m
Maka untuk kondisi :
SD 2419,485
Periksa ! > LD = = = 4032,475 m .........(ok)
0, 6 0,6
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang
dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0.5 .(TOD – LOD))
= 3506,5 m + (0.5 .(4032,475 m – 2217,86125 m))
= 4413,80 m
Poor-approaches landing :
overshoot take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032, 475 m
Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin. Sehingga harus melakukan emergency
landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang. Panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan
adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,5 m + 201,624 m
= 3708,124 m
Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan terbang. aspek temperatur udara berpengaruhpada
ukuran panjang landasan pacu dan aspek arah angin berpengaruh pada jumlah dan konfigurasi
landasan pacu.
Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :
- Ketinggian / elevasi di atas muka air laut
- Perbedaan temperatur udara di atas 15° C
- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)
Penjelasan:
1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi di atas muka air laut:Semakin
tinggi ketinggian. maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya
angkat komponen pesawat terbang. sehingga berdampak pada manuver pesawat terbang. Artinya
harus dilakukan perhitungan penambahan panjang landasan pacu.
Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas muka air laut rata-rata. yakni:
Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacudasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar
2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiperbedaan temperatur udara di atas15°C:
Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat perbedaan temperatur udara di atas 15° C .
yakni:
- Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas dalam 1 tahun = T1°
- Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan yang sama = T2°. sehinggaPanjang
landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu
dasar) + (1/100 xT1 +( (T2 – T1)/3) - 15°C))
3.Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi kemiringan arah memanjang
(longitudinal gradient):
Gradien efektif landasan pacu =
elevasi tertinggi – elevasi terendah panjang landasan pacu dasar
sehingga :
Panjang landasan pacu rencana =
((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu asar)+
(1/100 xT1 + (T2 – T1) 15°C)) / gradien efektif landasan pacu
Perhitungan : La = Lb x Fe x Ft
Keterangan :
Fe = 1 + ( 7% x
Fe = 1 + (0.07 x )
= 1.003
= 1.17
Lb = 3506,5 m
= 4114,91 m
Jadi yang dipakai jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang
dibutuhkan adalah operasi pesawat terbang normal
Field Length (FL) = Take-off Run + (0.5 .(TOD – LOD))
= 3506,5 m + (0.5 .(4032,475 m – 2217,86125 m))
= 4413,80 m
Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh
pesawat erbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan sebaliknya dari
landasan pacu menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron menuju landasan
pacu disebut ‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut exit taxiway’.
Kedua jalur akses ini merupakan by-pass axiway.
Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung digunakan referensi perencanaan
dari FAA :
Ukuran wing span B - 747 - 200 : 59,64 m maka pesawat terbang rencana B - 747 - 200 termasuk
dalam Airplane Design Group-V (Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)
Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA tentang desain
landasan pacu pada tabel berikut :
B - 740 - 200 termasuk Airplane Design Group V (lihat tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)
sehingga dari tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group diperoleh:
Lebar runway : 45 m
Lebar bahu runway : 10,5 m
Lebar Blast pad : 66 m
Panjang Blast Pad : 120 m
Lebar Daerah aman : 150 m
Panjang Daerah aman : 300 m
Lebar bebas Landasan pacu : 240 m
Panjang bebas Landasan pacu : 300 m
`
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan(fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) ini yang perlu untuk
diperhatikan adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat akan memasuki
area sistem landasan penghubung.
Untuk pesawat terbang rencana B - 747 - 200, maka ukuran wheel base (B) = 20,52 m
Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway
(D) = 5,13 m
R=
( ) ( )