Anda di halaman 1dari 42

LAPANGAN TERBANG

KULIAH 2
13 Maret 2023
Ratih Sekartadji

RATIH - ITATS
Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang
landasan pacu adalah :

1. Persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang


rencana yang telah ditetapkan,
2. Lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh
terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas-
fasilitas utama pada lapangan terbang seperti landasan
pacu dan landasan penghubung,
3. Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi
pesawat terbang dalam melakukan proses operasional
yakni lepas landas dan pendaratan.

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah sebagai


berikut :

a. Hal teknis pesawat terbang :


Jika kondisi pesawat terbang baik maka dalam proses
operasional lepas landas maupun pendaratan akan berjalan
secara normal, sebaliknya jika pesawat terbang melakukan
proses operasional lepas landas ataupun pendaratan dengan
kondisi kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan
perencanaan landasan pacu yang memenuhi untuk dilakukan
pendaratan darurat (emergency landing).

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

b. Hal non teknis :


hal non teknis dalam proses operasional pesawat terbang
banyak dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor) seperti
terjadinya kondisi poor approaches landing (pendekatan pada
proses pendaratan pesawat terbang yang kurang sempurna)
yang menyebabkan overshoot landing (pendaratan yang
melebihi jarak yang ditentukan) maupun kondisi overshoot take
off (lepas landas yang dilakukan melampaui persyaratan jarak
normal lepas landas pesawat terbang di landasan pacu atau
lepas landas yang terlambat)

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Komponen-komponen pada landasan pacu yang


diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses
operasional pesawat terbang secara aman adalah :

1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang


direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan
lepas landas secara normal. Ukuran panjang take off
distance adalah 115% dari jalur landasan pacu
dengan perincian 100% yaitu panjang jalur landasan
pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak tambahan
yang direncanakan untuk mengatasi kemungkinan
overshoot take-off dari pesawat terbang.

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan


pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara
sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni
sepanjang 100% dari landasan pacu.

3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan


bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan
pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak
pendaratan (landing distance / LD) dan stop distance
direncanakan menggunakan perkerasan dengan
kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak


di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan
pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda yang
menyilang kecuali penempatan lampu-lampu dari
landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan
pacu. Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang
diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi :
overshoot take-off, dan overshoot landing.

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di luar


jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway
dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah
(centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi
sebagai jalur landasan untuk memperlambat laju
pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas
landas (take-off failure) dan untuk pendaratan darurat
(emergency landing).

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan


oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas
secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan
mesin. Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang
jalur landasan pacu. Take-Off Run direncanakan
menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-
strength hardening pavement).

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang


diperlukan oleh pesawat terbang dengan
karakteristik tertentu untuk melakukan
pengangkatan setelah kecepatan pesawat
terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Komponen-komponen pada landasan pacu

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya harus


dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang sebagai
berikut :

a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi


normal:

Untuk operasional lepas landas (take-off):


- Take-Off Distance Available (TODA) or Take-Off Distance (TOD)
= 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of
runway design) dari pesawat terbang rencana
- Take-Off Run Available (TORA) or Take-Off Run (TOR)
= panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway
design)
- Lift-Off Distance Available (LODA ) or Lift-Off Distance (LOD)
= 0,55 x Take-Off Distance
RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(lepas landas)

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Untuk operasional pendaratan (landing):

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway = 0,05 x LD

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full
strength hardening) yang dibutuhkan adalah :

Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) +


Clearway
= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(pendaratan)

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan


kondisi overshoot take-off :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway (SW) = 0,05 x LD

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

c. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan


kondisi kegagalan mesin :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance

- Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan


pacu yang dibutuhkan :

Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length


Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi kegagalan mesin (lepas landas)

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

d. pesawat terbang melakukan pendaratan (landing)


dengan kondisi ‘poor-approaches landing’ :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,15 x LD
- Stopway (SW) = 0,05 x LD

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi ‘poor approaches landing’

RATIH - ITATS
CONTOH SOAL
DESAIN LANDASAN PACU

Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani


pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk
take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance
available (LODA/LOD), field length (FL), landing distance
(LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway
(SW) dengan kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal
b. poor-approaches landing
c. overshoot take-off
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang
sehingga harus melakukan ‘emergency landing’

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Jawab :
Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang
landasan pacu rencana dasar (basic length runway)
adalah 3506,50 m
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana
B-747-300
= 1,15 x 3.506,50 m
= 4.032,475 m
= 4.032,475 x 3,281 ft
= 13.230,55 ft
RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Take-off Run = panjang landasan pacu rencana


= 3.506,50 m
= 3.506,50 x 3,281 ft
= 11.504,83 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m
= 2.217,86 x 3,281 ft
= 7.276,80 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Untuk operasional pendaratan (landing) :


Landing Distance (LD) = TOD
= 4.032,475 m
= 13.230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4.032,475 m
= 2.419,485 m
= 2.419,485 x 3,281 ft
= 7.938,33 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))


= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))
= 907,30 m
= 907,30 x 3,281 ft
= 2.976,876 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4.032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh


(full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))
= 3506,50 m + 907,30 m
= 4413,80 m
= 4413,80 x 3,281 ft
= 14481,67 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

b. Poor-approaches landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

c. overshoot take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft
Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance
LOD = 0,75 x 4032,475 m
= 3024,356 m
= 3024,356 x 3,281 ft
= 9922,91 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)


= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
= 504,059 m
= 504,509 x 3,281 ft
= 1653,82 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi


kegagalan mesin, sehingga harus melakukan
emergency landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang,


panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,50 m + 201,624 m
= 3708,124 m
= 3708,124 x 3,281 ft
= 12166,35 ft
Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m
= 12166,35 ft

RATIH - ITATS
DESAIN LANDASAN PACU

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi


kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi
operasional pesawat terbang normal, maka yang
memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah
panjang landasan pacu untuk kondisi operasional
pesawat terbang normal yaitu 4413,8 m atau
144810,953 ft

RATIH - ITATS
Runway Layout
Soekarno-Hatta

RATIH - ITATS
Runway Layout
Soekarno-Hatta

RATIH - ITATS
Runway Layout
Soekarno-Hatta

RATIH - ITATS
Runway Layout
I Gusti Ngurah Rai

RATIH - ITATS
Runway Layout
I Gusti Ngurah Rai

RATIH - ITATS
Runway Layout
Juanda

RATIH - ITATS
Runway Layout
Juanda

RATIH - ITATS
Daftar Pustaka

• Wardhani Sartono, Dewanti, Taqia Rahman, 2016, Bandara Udara,


Gadjah Mada University Press
• Heru Basuki, 2014, Merancang, Merencana Lapangan Terbang, PT
Alumni, Bandung
• Horonjeff, 2010, Planning & Design of Airports, 5th Edition, Mc Graw
Hill, New York, USA
• Airliners.net

RATIH - ITATS

Anda mungkin juga menyukai