Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkonstribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................(i)

DAFTAR ISI.....................................................................................................(ii)

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................(1)

A. LATAR BELAKANG......................................................................(1)

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................(2)

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................(3)

I. DEFINISI LIFT / ELEVATOR..........................................................(3)

II. JENIS-JENIS LIFT / ELEVATOR...................................................(4)

III. KOMPONEN PAD LIFT/ ELEVATOR.........................................(6)

IV. PROGRAM PEMELIHARAAN LIFT / ELEVATOR...................(11)

V. KEBUTUHAN LIFT........................................................................(16)

BAB III PENUTUP...........................................................................................(19)

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................(19)

ii
BAB

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembuatan makalah ini dilatarbelakangi penugasan pada mata kuliah


Utilitas Bangunan yang membahas mengenai sistem transportasi pada sebuah bangunan
yaitu lift dan cara menentukan kebutuhan pada lift. Utilitas Bangunan merupakan salah
satu hal yang paling penting dari sebuah bangunan karena sistem utilitas mengatur
kenyamanan dan kelangsungan aktivitas dalam sebuah ruangan, sehingga dibutuhkan
penerapan sistem utilitas yang baik dan tepat guna agar aktivitas dalam bangunan dapat
berjalan dengan sebagaimana mestinya. Sedangkan apabila penerapan sistem utilitas
tersebut tidak dioperasikan dengan baik, maka akitivitas / kegiatan dalam sebuah
bangunan tersebut juga akan terhambat. Maka dari itu diperlukan kesadaran mengenai
penerapan sistem dan jaringan utilitas pada sebuah bangunan dengan baik dan tepat.

Kesulitan dalam memahami sistem pengoprasian sistem transportasi yang


digunakan sebagai penunjang aktivitas dalam sebuah bangunan merupakan hal yang
sering terjadi dalam perencanaan sebuah bangunan. Seperti pemilihan jenis sistem
transportasi dalam bangunan dengan luas bangunan dan tinggi bangunan tertentu, maka
dari itu dalam makalah ini akan dibahas dan dipelajari lebih dalam mengenai
pengoprasian sistem transportasi pada bangunan / gedung dan cara menentukan
kebutuhan pada lift tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1
1. Apa definisi lift ?

2. Apa saja jenis-jenis dari lift

3. Apa saja komponen-komponen pada lift ?

4. Bagaimana cara pemeliharaan lift ?

5. Bagaimana cara menentukan kebutuhan lift ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. DEFINISI LIFT/ELEVATOR

Lift atau Elevator adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia yang
berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering
berada didalam gedung-gedung bertingkat. Fungsi elevator yaitu sebagai angkutan
transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang yang
memiliki pergerakan naik dan turun. Pada umumnya lift difungsikan atau
dipergunakan pada gedung-gedung bermasa besar dan tinggi atau bertingkat,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Berkat adanya angkutan transportasi
seperti lift atau elevator dengan sistem oprasional yang modern dan mempunyai
tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka,selain
itu juga manusia dapat atau mampu menciptakan bangunan raksasa yang memiliki
bentuk massa yang besar dan tinggi. Pada lift terdapat tiga jenis mesin yang
dipergunakan salah satunya yaitu Hedraulic,Traction atau katrol tetap, dan Hoist
atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi menjadi dua bagian , yaitu hoist dorong
dan tarik.

Mengenai sejarahnya lift awalnya adalah sebuah derek yang terbuat dari tali. Pada
tahun 1853, salah seorang pionir dalam bidang lift yaitu Elisha Graves Otis
memperkenalkan sebuah lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya
terputus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih
digunakan hingga kini.
1. 23 Maret 1857 - Lift Otis pertama dipasang di New York City.
2. 1880 - Lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
3. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei 101 di
Taipei, Taiwan. Kecepatannya adalah 1.010 meter per menit atau 60,6 km per jam.

3
II. JENIS-JENIS LIFT/ELEVATOR

1. LIFT PENUMPANG
Lift/Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas transportasi vertikal
manusia pada gedung berlantai banyak,dengan perhitungan keselamatan bagi
penumpang yang sangan tinggi.

2. LIFT BARANG
Elevator barang ini biasa dipakai pada bangunan bengkel, industri, gudang dan
gedung parkir. Sistim penggerak dapat memakai sistem traction ataupun hydraulic,
car dibuat dari logam dan lapisan kayu pada lantainya serta telah dipersiapkan
sedemikian rupa untuk menerima benturan ataupun gesekan dengan barang yang
diangkut. Penerangan pada car mutlak diperlukan. Pada fasilitas elevator barang, car
harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang otomatis. Terutama dalam
pengaturan penaikan ke lantai dengan menggunakan automatic levelling. Pintu
masuk pada elevator barang, umumnya dapat dibuka secara vertikal dan minimum
mempunyai ketinggian 6 (enam) kaki atau sekitar 2 meter. Komposisi yang
dipersyaratkan, setiap lima lift penumpang diperlukan satu lift barang. Kapasitas lift
barang berkisar antara 1-5 ton. Ukuran dalam lift barang berkisar antara 1,60x2,10
meter sampai 3,10x4,20 meter, dengan kecepatan bergerak maksimum 1,50-2,0

4
meter/ detik, sedangkan kecepatan rata-rata yang ideal 0,25-1 meter/detik. Pada
umumnya lift barang bergerak dengan kecepatan 22,50-60 m/menit.

3 LIFT MAKANAN (DUMB WAITER)


Dumbwaiters atau Ejection Elevator berfungsi sebagai pengantar. Elevator
jenis ini ukurannya kecil dan biasa dipakai untuk mengantar makanan, minuman dll.
pada bangunan berlantai banyak, seperti pada hotel, rumah sakit, dll. Kecepatan
elevator ini berkisar antara 300 fpm (Feet per-minute) dengan kapasitas angkutnya
sebesar 100 Pounds (Lbs) atau sekitar 50 kg, dan penggeraknya menggunakan
sistem traction dengan motor kecil.

5
4.LIFT RUMAH SAKIT

Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien, oleh karena itu
ukurannya disesuaikan dengan ukuran tempat tidur standar rumah sakit.

III. KOMPONEN PADA LIFT / ELEVATOR

1 Mesin Lift
• Control Panel ( Lemari Kontrol )
Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari pada lift tersebut. Permintaan
baik dari luar maupun dari dalam kereta dicatat dan diolah, kemudian memberikan
intruksi-intruksi agar lift bergerak, dan berhenti sesuai dengan permintaan.
• Geared Machine Atau Mesin Penggerak
Di dalam raung mesin terdapat satu mesin penggerak jenis geared. Pada mesin ini,
perputaran dari motor penggerak ditransformasikan oleh roda gigi sehingga dari
putaran motor tinggi dapat berubah ke putaran rendah. Kecepatan maximum dari
kereta lift dengan sistem geared adalah 150mpm. Pada mesin penggerak ini terdapat
brake (rem) dimana rem ini akan berkeerja jika motor penggerak tidak dialiri listrik.

6
• Primary Velocity Tranducer / Encoder
Terdapat satu alat dengan mesin lift pada mesin penggerak gunanya untuk mendeteksi
putaran motor atau kecepatan dari lift.
• Governor
Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift melebihi batas-batas yang
telah ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan kereta akan berhenti baik oleh
elektrik maupun maupun mekanik.
• Automatic Rescue Drive
Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati dan lift akan berhenti
disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan bekerja untuk
menjalankan lift ke lantai terdekat. Setelah lift sampai pada lantai otomatis lift akan
mati. Lift akan normal kembali setelah listrik PLN hidup kembali.

7
2. JALUR LIFT (HOISTWAY) DAN RUANG MESIN DIATASNYA
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik
dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan
langsung ke ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan.

• Guide Rail Atau Rel Pemandu


Profil baja khusus pemandu jalanya kereta (car) dan bobot pengimbang
(Counterweight). Ukuran rel untuk kereta/ car biasanya lebih besar dari pada rel
bandul pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang tegak lurus dari dasar
pit sampai di bawah slap ruang mesin.

• Limit Switch / Saklar Batas Lintas


Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik arah direction switch dan final
switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta, dipasang dibagian bawah dan
dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak menabrak pit atau
lantai kamar mesin.

• Vane Plate / Pelat Bendera


Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian kereta pada lantai
yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door).

• Landing Door / Pintu Pendaratan


Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door sill, dan door panel.
Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat
pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka lift tidak akan
bisa dijalankan.

• Buffer
Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban
pengimbang / counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan
bobot pengimbang pada saat jatuh.

• Governor Tensioner

8
Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope governor yang terletak di pit.
3. KOMPONEN DI CAR / KERETA
A. CAR / KERETA
Car / Kereta adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun.
Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot pengimbang (Counterweight)
dengan tali baja lewat pully penggerak di ruang mesin, Merupakan bagian yang
paling dilihat oleh para pemakai, karenanya harus aman, nyaman dan didesain
sedemikian agar indah dan sesuai dengan ‘prestige’ bangunan, tahan lama dan
mudah dalam perawatannya . Bagian ini merupakan bagian yang paling bebas
didesain oleh arsitek. Keamanan kabin, dicerminkan dengan adanya perlengkapan
pintu otomatis, alarm kebakaran dan kelebihan beban, interchome, bahan-bahan
yang tahan api, dan lubang escape. Kenyamanan, dinyatakan dengan adanya
pengkondisian udara, ventilasi, peralatan pengendali otomatis, gerakan kabin yang
halus, tidak terguncang pada saat akan bergerak maupun berhenti, tidak berisik,
indicator tingkat lantai, pencahayaan yang lembut bahkan Pada pertemuan antara
kabin dan rel ini dipasangkan sepatu rem. Sedangkan pada jarak tertentu pada rel
(tergantung pada jarak lantai pada gedung) dipasangkan saklar-saklar pengirim
sinyal ke alat pengendali mesin penggerak untuk mengatur putaran roda penggerak
(mempercepat, memperlambat, atau berhenti).

9
B. CAR DOOR / PINTU KERETA

Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door panel
dan door mekanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk menutup
kereta dari luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman secara seri
dengan pintu pendaratan / landing door sehingga apabila pintu terbuka maka lift
tidak dapat dijalankan.Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini
menggunakan pintu-pintu otomatik elektris yang sinkron dengan leveling control.
Dengan demikian maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat berhenti
ditiap lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung pada tipe pintu dan
lebar bukaan pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya disyaratkan hanya boleh
menggunakan daya gerak maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule). (1 ft. lb = 1,365 joule).

C. COP ( CAR OPENING PANEL )


Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta (front return
panel). Pada panel tersebut terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur buka
tutup pintu.

D. Interphone
Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi
untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta, kamar mesin
(Machine Room) dan ruang kontrol gedung.

E. Alarm Buzzer
Yang berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda lain.

F. Switching box
Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak dibagian bawah COP
secara tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat
tombol-tombol pengatur.

G. Floor Indicator

10
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak disisi atas
pintu kereta (transom) atau pada COP.

H. Lampu Darurat atau Emergency Light


Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk menerangi kereta dalam
keadaan darurat (listrik mati) dengan sumber battery.

I. Saklar Pintu Darurat (Emergency Exit Switch)


Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk memastikan agar
kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.

J. Safety Link
Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang
dihubungkan dengan governor
di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed ke bawah (dalam keadaan
darurat).

IV. PROGRAM PEMELIHARAAN LIFT/ ELEVATOR

1. Secara praktis pemeliharaan dikerjakan oleh ahlinya yaitu produsen atau


agennya. Walaupun begitu pihak pengelola bangunan harus mendapat jaminan
bahwa pesawat lif berfungsi baik sebagaimana mestinya. Jaminan lif itu dapat
berupa sebagai berikut :
a. Tiap-tiap kemacetan harus sudah selesai diperbaiki dalam satu jam,
atau dua jam dengan alasan yang wajar.
b. Jumlah kemacetan dalam setahun tiap-tiap satuan pesawat, rata-rata
tidak lebih dari 3 kali.
c. Jumlah jam lift berhenti (tidak jalan) karena dilakukan perawatan dan
perbaikan ialah maksimal 5% dari jumlah jam tugasnya setahun. Lihat
box ilustrasi.
d. Setahun sekali diadakan audit atas pekerjaan fisik dan administrasi
oleh pihak ketiga (ahli bidang lift, kesehatan dan keselamatan kerja)
untuk menilai mutu dan hasil pelaksanaan pemeliharaan.

11
2. Sangsi atas jaminan harus jelas tersebut dalam kontrak (surat perjanjian). Biaya
inspeksi atau audit dipikul bersama agar auditur jujur tidak memihak siapapun.

Catatan :
Jumlah jam operasi lift dalam suatu bangunan kantor kira-kira 3000 jam. Jumlah
waktu lift diizinkan istirahat untuk dirawat ialah 5% atau 150 jam, terdiri atas 100
jam pemeriksaan berkala dan 50 jam cadangan untuk reparasi dan penyetelan
ulang (readjustment). Jika dalam satu tahun dilakukan 32 kali pemeriksaan (rata-
rata 3 kali per bulan), maka tiap-tiap kunjungan memakan waktu 3,2 jam diluar
jam perjalanan.

3. Kontrak perawatan harus lengkap mencakup semua aspek, termasuk jadwal


pemeriksaan. Table dibawah ini adalah contoh jadwal untuk satu tahun pemeliharaan
lift. Jadwal ini merupakan lampiran dri kontrak pemeliharaan, dan mengikat untuk
dilaksanakan.

Catatan :
Ada satu bulan dalam satu tahun dikosongkan, untuk mengulang pekerjaan
yang dirasa tertunda, dan atau reparasi yang direncanakan dalam rangka
pemeliharaan
A.PEMELIHARAAN pencegahan (preventive
PENCEGAHAN maintenance).
( PREVENTIVE MAINTENANCE )

Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance = PM ) dirancang dengan


maksud menghindari (dan juga menunda) kerusakan dari peralatan atau komponen
yang vital, yang lambat atau cepat pasti terjadi. Ada dua (2) aspek yang dapat kita
kemukakan dalam pelaksanaan Pemeliharaan pencegahan :

1. Pemeriksaan (Inspection).
Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas bagian-bagian peralatan kritis.
Pemeriksaan seringkali memberi petunjuk adanya keharusan mengganti suku cadang
(atau cukup reparasi), jauh-jauh hari sebelum terjadi kerusakan, dan biasanya sesuai
dengan jadwal yang dirancang oleh pabrikan. Waktu yang diperlukan untuk

12
pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak mengganggu pelayanan
(operasi) lift.

2. Pemeliharaan berkala.
Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali peralatan yang senantiasa berfungsi.
Jadwal yang dianjurkan oleh pabrikan harus diikuti, disamping juga pengalaman
sendiri selama bertahun-tahun. Preventive Maintenance tidak beda dengan Planned
Maintenance.

B.KARAKTERISTIK DARI PEMELIHARAAN PENCEGAHAN

1. Check list buat khusus untuk individual unit (planning).


2. Dedikasi dan mekanik, teknisi dan adjuster saat memeriksa peralatan.
3. Kecakapan dan keterampilan (skill and competent) teknisi dengan pengetahuan up to
date, melalui field education (pelatihan lapangan).
4. Quality control oleh supervisor untuk memperoleh quality assurance.
5. Tiap-tiap trouble (call back) harus dianalisa sebab-musabahnya dengan dasar teori,
dan disimpulkan oleh suatu tim (bukan perorangan). Kemungkinan diperlukan
perbaikan rencana.
6. Suku cadang dibawah standard (mutu rendah) harus dicari substitusinya dan diuji
lebih dulu (improvement of quality design).
7. Jumlah jam pemeriksaan dan pemeliharaan berkala tidak harus sama seragam untuk
semua unit lift, melainkan harus seimbang menurut work-load, umpama 12 kali
setahun untuk lift VIP dan 15 kali setahun untuk lift penumpang pegawai (umum).
8. Kontraktor sebaiknya agen tunggal pabrikan atau pabrikan sendiri, karena dia
mempunyai pengalaman yang luas dan paham sifat-sifat lift tertentu.
9. Jadwal reparasi dapat dilaksanakan pada waktu-waktu yang ditentukan oleh
manajemen, setelah keputusan atas laporan evaluasi. Reparasi dilaksanakan tanpa
tergesa-gesa sehingga diharapkan hasil mutu yang baik.
Catatan :
a. Check list : Tiap-tiap suku ada umurnya, dan saat kapan mulai diperiksa, ditest
atau di re-adjust (stel ulang) dan terakhir kapan diganti baru (replacement).
b. Tiap-tiap lift mempunyai ‘jam terbang’yang berbeda, sehingga ramalan umur
suku/komponen berbeda.

13
C.PEMELIHARAAN LIFT TERPADU

1. Segera setelah lift dijalankan melayani penumpang, pemeliharaan berkala sudah


harus dimulai. Kewajiban manajemen untuk membuat program atau kontrak
pemeliharaan dengan ahlinya mencakup pelumasan sebagaimana mestinya,
pemeriksaan, penyetelan kembali secara teratur dan bekala dan test-tahunan alat-alat
keamanan.

2. Penggantian bagian suku-suku cadang yang aus sebelum rusak dan tidak berfungsi,
yang pasti akan menyebabkan operasi (kerja lif) gagal, harus (tercantum) masuk
dalam kontrak.

3. Manajemen harus waspada terhadap isi kontrak. Apa yang tertulis tidak selalu
menjangkau apa-apa yang kita maksud/kehendaki, dan apa-apa yang terjadi di luar
dugaan semu pihak.

4. Pokok-pokok isi kontrak pemeliharaan terpadu harus paling sedikit meliputi hal-hal
Sebagai berikut :
a. Lingkup pekerjaan
b. Penggantian suku cadang yang termasuk/ tidak termasuk dalam harga kontrak
c. Reparasi – suku cadang pinjaman
d. Call – back sevice (24 hours service)
e. Jadwal jam-jam pekerjaan pemeliharaan
f. Orang yang bertanggung jawab dilapangan & penggantinya
g. Laporan bulanan (macet dan sebab-sebabnya)
h. Laporan tahunan (termasuk rencana kerja tahun berikut)
i. Testing tahunan atau rutin (safeties)
j. Pemeriksaan (inspection) 2 tahun sekali (quality audit)
k. Tanggung jawab dan kewajiban manajemen
l. Biaya, penyesuaian dan denda
m. Jangka waktu kontrak dn perpanjangannya
n. Kecelakaan

14
o. Arbitrasi
p. Penyelesaian hukum
q. Legalitas

5. Satu hal yang harus disadari oleh management jika telah siap masuk dalam kontrak
perawatan terpadu ialah : bahwa kita yakin kontraktor mempunyai pengalaman dan
reputasi (citra) yang baik selama jangka waktu yang panjang (± 15-20 tahun), suatu
perusahaan yang sehat danback-up technology dari pabrikan. Terlampir daftar
unsure-unsur yang diperlukan atas suatu bentuk perawatan yang dinamakan
guaranteed maintenance.

6. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah kesediaan kontraktor untuk dievaluasi
kerjanya oleh pihak ketiga paling lambat 2 tahun sekali untuk meyakinkan bahwa
hasil kerjanya selama ini bagus dan betul.

7. Pihak ketiga ialah seorang ahli lapangan dibidang lift yang tidak memihak

8. Juga kesediaan kontraktor untuk di penalty (didenda), jika melakukan kesalahan atau
melalaikan tugas, sehingga lift menjadi rusak ataupun tidak berfungsi selama jangka
waktu yang ditetapkan. Berganti-ganti kontraktor untuk merawat lift tidak bijak. Jika
kontraktor tahun lalu banyak berbuat kesalahan, sebaiknya diberi kesempatan satu
tahun lagi, dengan perjanjian baru dan menambah pasal-pasal dimana diperlukan,
agar kontraktor lebih bertanggung jawab. Jika terpaksa harus ganti/tukar kontraktor,
tentunya kontraktor baru akan melakukan survey atas kelalaian perawatan

V. KEBUTUHAN LIFT

1. Jumlah Kepadatan orang di setiap bangunan, dibandingkan dengan luas


bangunan.

Rumusnya adalah :

JUMLAH KEPADATAN
LUAS BANGUNAN

15
DI DAPAT STANDAR:
a. Untuk bangunan KANTOR , rata2. 1 orang = 11 M2 x luas netto bangunan
b. Untuk bangunan HOTEL, rata2. 1 orang = 15 M2 x luas netto bangunan
c. Untuk banguna APARTEMEN, rata2. 1 orang = 15 M2 x luas netto bangunan
d. Untuk bangunan SHOPPING CENTRE, rata2. 1 orang = 11 M2 x luas netto bangunan

2. Standar rata-rata jumlah orang yang bisa diangkut dalam 1 menit adalah 13℅ dari
jumlah penghuni maka,

Rumusnya adalah :

13℅ x jumlah penghuni

Misalnya : 1000 orang, 1 lantai, 1 menit ----- bisa diangkut

13℅ x 1000 = 130 orang

3. Kapasitas lift dalam 1 menit

Rumusnya adalah :

H = 300 X P
RT
H = Kapasitas lift (orang)
P = Jumlah orang yang di angkut 1 kali jalan
RT = Waktu perjalanan (detik)

4. Cara menentukan jumlah pemakai bangunan, yaitu:

Jumlah lantai x luas tiap lantai


Jumlah kepadatan orang tiap lantai

5. Jumlah lift yang dibutuhkan ditentukan dengan cara:

Jumlah orang yang di angkut


Kapasitas lift
Perhatikan contoh soal menghitung jumlah lift yag dibutuhkan pada sebuah gedung di bawah
ini :

DIKETAHUI LUAS TOTAL LANTAI UNTUK BANGUNAN KANTOR 8 LANTAI, TIAP


LANTAI LUASNYA 1500 M2. ( Luas keseluruhan bangunan 1.500 x 8 = 12.000 m2)

16
Perhitungan kapasitas x luas netto = 11 m2

Kecepatan lift 0,5 m/detik. Tinggi bangunan 32 meter

Jumlah penumpang dalam 1 lift = 6 orang


Pertanyaan :

HITUNG JUMLAH LIFT ?

Jawaban:

A.Jarak satu siklus lift = 2 x jumlah tinggi bangunan

2 x 32 meter = 64 meter

Waktu perjalanan satu siklus (RT) =

Jarak Siklus
Kecepatan Lift

64 meter
0,5 m/detik

128 detik

B. Jumlah pemakai bangunan =

Luas keseluruhan bangunan


Standar kepadatan orang

12.000 m2
11 m2

1.091 orang

C. Jumlah orang yang diangkut = 13% x 1.091 orang = 141,83 orang

Kapasitas lift dalam 1 menit ( h ) = 300 X P


RT

17
300 X 6
128

14,06 orang

F. JUMLAH LIFT YANG DIBUTUHKAN =

Jumlah orang yang di angkut


Kapasitas lift

141,83 org
14,06 org

10,07 lift

Jadi lift yang dibutuhkan adalah 10 LIFT

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah menyimak dan memahami uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
sistem transportasi Lift/ Elevator merupakan system yang menunjang atau
memberikan fasilitas sirkulasi dalam bangunan, serta merupakan sarana
prasarana yang memperlancar jalannya pergerakan manusia yang ada di
dalam gedung / bangunan. Sistem transportasi mekanik merupakan alat
transportasi pada bangunan yang dikenal juga sebagai sistem transportasi
dengan mesin penggerak.
Sistem transportasi mekanik pada bangunan khususnya Lift / Elevator, sangat
penting dalam perencanaan akses pada bangunan bertingkat dan memiliki
luasan dari yang kecil, sedang hingga yang besar. Suatu bangunan yang
bertingkat tinggi memerlukan suatu alat transportasi untuk memberikan
kemudahan dan kenyamanan akses dalam bangunan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/23724033/Lift_fix
http://area-tekniksipil.blogspot.com/2019/03/konstruksi-elevatorlift-dan-
cara.html
https://elevatorescalator.wordpress.com/2011/05/26/traffic-analysis-
menghitung-kebutuhan-lift-pada-sebuah-gedung/
http://intelligent-63.blogspot.com/2016/12/makalahoperasi-teknik-
kimia-elevator.html
https://id.scridb.com/doc/218393478/Menghitung-Kapasitas-jumlah-lift

19

Anda mungkin juga menyukai