Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Underpass & Retaining Wall”


Dosen Pengampu : AGUNG ISWANDI, S,T.

DESSY RAMADHANTI

NIM : 4062017126

JURUSAN TEKNIK SIPIL VI A


PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena atas berkat dan
anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Underpass & Retaining Wall ini
dengan baik dan tepat waktu . Makalah ini disusun guna untuk memenuhi syarat mata
kuliah Underpass & Retaining Wall.

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar
mengajar mata kuliah Underpass & Retaining Wall, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang
berkaitan dengan pembelajaran tersebu

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam


penulisan makalah ini. Oleh sebab itu , kritik dan sarannya sangat diharapkan saya
selaku penulis . semoga makalah ini berguna dan bermanfaat untuk masa yang akan
datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Manfaat .............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
2.1 Pengertian Underpass ........................................................................ 6
2.1.1 Perencanaan konstruksi underpass ............................................ 7
2.1.2 Komponen underpass ................................................................ 8
2.1.3 Perancangan perkerasan struktur ............................................... 10
2.2 Pengertian Retaining Wall .................................................................. 10
2.2.1 Jenis – jenis konstruksi dinding penahan tanah ........................ 12
2.2.2 Manfaat dinding penahan tanah ................................................. 19
2.2.3 Jenis Retaining wall yang sering digunakan.............................. 20
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 22
3.2 Saran ................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam
perencanaan underpass. Geologi adalah faktor terpenting dalam menentukan jenis,
bentuk dan biaya terowongan, pelaksanaan terowongan akan menemui tingkat
ketidak pastian yang tinggi jika data kondisi batuan atau tanah disekitar terowongan
tidak lengkap. Sebelum pelaksanaan terowongan, pada umumnya akan dilakukan
penyelidikan geologi teknik menggunakan metode pemboran, insitu testing, adits
maupun pilot tunnel. Adits untuk ekplorasi umumnya tidak dilakukan kecuali suatu
bagian terowongan dianggap berbahaya. Pada pemboran inti, core sampel harus
selalu disimpan untuk membantu jika ditemui masalah geoteknik saat pelaksanaan.
Terowongan adalah lubang bukaan yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi
tambang bawah tanah. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di
kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Konstruksi dinding penahan merupakan salah satu jenis konstruksi sipil yang
berfungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh
karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang
agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan
struktur. Pada prinsipnya dinding penahan menerima gaya-gaya berupa momen
guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah/air aktif -pasif, gaya
gelincir/sliding dan gaya angkat (uplift). Dengan demikian kestabilan suatu
konstruksi dinding penahan harus dirancang agar dapat menahan gaya-gaya
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa pengertian Underpass serta fungsinya?
- Apa saja perencanaan konstruksi underpass?
- Apa saja komponen underpass?
- Apa saja perancangan perkerasan struktur?

4
b) Apa pengertian retaining wall serta fungsinya?
- Apa saja jenis dari konstruksi retaining wall?
- Apa saja manfaat dinding penahan tanah?
- Apa jenis retaining wall yang sering digunakan?

1.3 Manfaat
a) Dapat mengetahui pengertian serta fungsi dari konstruksi underpass.
- Mengetahui apa saja perencanaan dari konstruksi underpass.
- Dapat mengetahui apa saja komponen dari konstruksi underpass.
- Mengetahui perancanagan perkerasan struktur.
b) Dapat mengetahui pengertian serta fungsi dari konstruksi Retaining wall.
- Mengetahui jenis-jenis dari konstruksi dinding penahan tanah.
- Dapat mengetahui apa saja manfaat dari dinding penahan tanah
- Dapat megetahui apa jenis retaining wall yang sering digunakan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Underpass

Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian dari jalan atau
jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
underpass sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang
kurang dari 0.1 mil atau 1.60934 km. Biasanya digunakan untuk lalu lintas kendaraan
(umumnya mobil atau kereta api ) maupun para pejalan kaki atau pengendara
sepeda.Fungsi penggunaan underpass diantaranya adalah memperbaiki geometrik
jalan sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara bermotor
atau pejalan kaki. Underpass masuk dalam kategori terowongan yang dibuat melalui
berbagai jenis dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode konstruksi
tergantung dari keadaan tanah. Metode potong-tutup, adalah metode yang paling
simpel untuk terowongan dangkal di mana area diatas lokasi yang akan dijadikan
terowongan harus digali dan terowongan dibangun dengan atap diatasnya.Setelah itu,
area ditutup agar terlihat seperti sebelum digali.Mesin bor merupakan salah
satucontoh alat untuk pembatan underpass.Mesin bor memungkinkan underpass
dibuat tanpa harus menggali area di atas lokasi yang akan dijadikan
terowongan.Mesin bor melubangi tanah sepanjang lokasi terowongan. Mesin bor bisa
dioperasikan secara otomatis selama proses konstruksi terowongan, dan dapat
menembus hampir seluruh jenis bebatuan.

6
2.1.1 Perencanaan Konstruksi underpass

Konstruksi yang akan dipakai harus mempertimbangkan faktor lokasi


bangunan, karena lokasi ini akan berpengaruh besar pada aspek kemudahan
pelaksanaan dan pengeluaran / biaya pembngunannya. Ada beberapa macam
konstruksi yang dipakai untuk perencanaan sebuah underpass yaitu:

- Konstruksi Box Culvert yaitu salah satu jenis beton precast yang sering
digunakan pada konstruksi saluran air, sehingga kerap disebut juga dengan
gorong-gorong. Beton ini berbentuk persegi atau kotak dengan ukuran yang
sudah ditentukan.Berfungsi :
1. Sebagai material konstruksi bawah tanah
2. Kedap terhadap air tanah
3. Mempercepat proses konstruksi
- Konstruksi Abutment /gelegar merupakan bangunan bawah jembatan yang
terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul
seluruh beban hidup (angin,kendaraan dll).

Desain konstruksi underpass ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

1. Desain bangunan atas

Pada desain bangunan atas parameter yang digunakan untuk


perencanaan menggunakan jalan rel sesuai dengan fungsinya sebagai
jalur perkeretaapian. Pemilihan suatu tipe jembatan dilakukan agar
dicapai biaya jembatan seminimum mungkin baik pelaksanaan
konstruksi, perbaikan, dan pemeliharaan. Dengan pertimbangan tersebut,
maka penulis memilih mempergunakan tipe jembatan baja dengan
konstruksi terbuka.

7
Gambar desain bangunan atas underpass

2.Desain bangunan bawah

Pada desain bangunan bawah hal dapat dilakukan dengan melakukan analisa
tanah atau pengujian tanah yaitu aktivitas menganalisis sampel tanah untuk
mengetahui kondisi dan karakteristik tanah.
Penyelidikan tanah ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan
atau informasi secara menyeluruh mengenai daya dukung tanah dan
nilai kekuatan tanah dengan melakukan tes sondir dan Boring

3.Desain jalan baru underpass

Pada desain bangunan jalan baru hal yang dapat dilakukan dengan
menentukan klasifikasi jalan underpass dengan besarnya Pertumbuhan Lalu
Lintas , Volume Lalu Lintas Harian Dan Koefisien Kendaraan, Penentuan
Klasifikasi Jalan, Penentuan Jumlah Lajur Dan Dimensi Jalan.

2.1.2 . Komponen Underpass

Menurut Supriyadi (1997) bagian pokok underpass dapat dibagi dalam


2 bagian utama;
1. Struktur Atas

8
Struktur atas jembatan dapat diasumsikan sebagai struktur atas

underpass yang dapat didefinisikan sebagai bagian dari struktur yang

meneruskan beban lantai underpass ke tumpuan. Lantai underpass

adalah bagian dari suatu underpass yang menerima beban kendaraan,

pejalan kaki, dan beban yang membebaninya secara langsung. Secara

umum struktur atas underpass dapat dilihat seperti di bawah ini.

a. Gelagar induk atau gelagar utama

b. Plat lantai

c. Perletakan atau andas

d. Plat injak

2. Struktur Bawah
Struktur bawah suatu underpass adalah pengelompokan komponen
jembatan yang menahan jenis beban yang sama dan meneruskan ke
tanah dasar. Struktur bawah underpass dapat dilihat seperti dibawah
ini.

a. Fondasi
b. Abutment
c. Pilar
3. Bangunan pelengkap underpass
Bangunan yang merupakan pelengkap underpass adalah sebagai
berikut.

a. Saluran drainase

b. Jalan pendekat atau oprit underpass

c. Talud

d. Guide post atau patok penuntun

e. Lampu penerangan

9
4. Trotoar

Trotoar berfungsi sebagai tempat pejalan kaki yang dapat memberi


rasa aman baik bagi pejalan kaki maupun pengguna jalan lain.

2.1.3 Perancangan Perkerasan Struktur


Struktur underpass yang tidak hanya mendukung beban vertikal,
tetapi juga harus menahan gaya lateral dan longitudinal. Untuk
mendapatkan kekakuan arah lateral dan longitudinal dari struktur
dibuthkan batang pengikat horisontal dan transversal. Analisis
perencanaan jembatan disederhanakan dengan anggapan sebagai bentuk
planar (bidang) dan komponen linier, seperti rangka utama, balok lantai,
balok hubung, dan batang pengikat rangka.
Perancangan bagian – bagian underpass direncanakan untuk mengetahui
kekuatannya dalam menopang beban yang bekerja karena beban mati berat
sendiri struktur dan beban hidup akibat lalu lintas, serta beban rem dan
beban angin yang menimbulkan beban vertikal, gaya arah lateral dan
longitudinal

2.2 Pengertian Retaining Wall

Retaining wall adalah struktur yang memegang atau menahan tanah di


belakangnya. Ada banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat
dinding penahan seperti balok beton, beton tuang, kayu olahan, batu biasa atau

10
batu-batuan besar. Beberapa ada yang mudah digunakan, namun memiliki rentang
hidup lebih pendek, tetapi semua jenis tersebut mampu mempertahankan
tanah.Selama bertahun-tahun banyak jenis bahan dinding penahan yang berbeda
telah digunakan untuk mengubah lanskap di berbagai tempat. Yang biasa kita
jumpai ialah landasan kereta api atau kayu yang diolah, batu dinding, batu alam,
batu bata, juga blok beton.Di satu sisi kayu seringkali menjadi pilihan yang murah
dan sederhana untuk dinding penahan, namun di sisi lain umur yang pendek
membuatnya menjadi pilihan yang relatif buruk. Ketika kayu membusuk,
demikian juga dengan dinding penahannya dan diikuti dengan integritas ruang
yang semula dapat digunakan. Kerikil atau batu besar bisa juga dijadikan bahan
membuat dinding penahan yang indah, tetapi pemasangan material ini bisa
terbilang mahal dan juga membutuhkan banyak tenaga. Selain itu, pemeliharaan
dinding batu juga sulit, karena seiring waktu mereka bisa terkikis sehingga
menjadi rumah bagi tikus dan gulma.
Konstruksi dinding penahan merupakan salah satu jenis konstruksi sipil yang
berfungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air. Oleh
karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan dirancang
agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan
struktur. Pada prinsipnya dinding penahan menerima gaya-gaya berupa momen
guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah/air aktif -pasif, gaya
gelincir/sliding dan gaya angkat (uplift). Dengan demikian kestabilan suatu
konstruksi dinding penahan harus dirancang agar dapat menahan gaya-gaya
tersebut.

11
Dinding penahan dalam praktik konstruksi sipil memiliki banyak jenis
tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan
tekanan tanah pada tebing/slope, timbunan/embankment, konstruksi sub structure
/basement, kolam tampungan retensi/pond, konstruksi pembendung air, penahan
transpor sedimen pada sungai
Pada dasarnya dinding penahan memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Menahan tekanan lateral tanah aktif (Active Lateral Force Soil) yang dapat
berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah misalnya
longsor/landslide.
b. Menahan tekanan lateral air (Lateral Force Water) yang dapat berpotensi
menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air yang besar.
c. Mencegah terjadinya proses perembesan air/seepage secara lateral yang
diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam
hal ini juga berfungsi dalam proses dewatering yaitu dengan memotong
aliran air (Flow net) pada tanah (Cut Off).

2.2.1 Jenis – jenis konstruksi dinding penahan tanah


jenis-jenis konstruksi dinding penahan yang umumnya digunakan dalam praktek
rekayasa konstruksi sipil antara lain:
1. Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall), jenis dinding
penahan tanah ini banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral
pada timbunan tanah maupun pada tebing-tebing yang landai sampai terjal.
Prinsip kerja dari dinding penahan ini cukup unik yaitu mengandalkan bobot
massa dari badan konstruksinya dengan demikian kestabilan dari struktur

12
dapat lebih stabil dikarenakan bobotnya yang berat dalam menahan tekanan
tanah lateral. Material penyusun yang digunakan pada jenis konstruksi ini
biasanya berupa material pasangan batu ataupun beton bertulang (Reinforced
Concrete).

2. Dinding penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall), Jenis


konstruksi dinding penahan tanah tipe ini umumnya digunakan untuk
menahan tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing. Prinsip kerja dari
jenis dinding penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya
jepit/fixed pada dasar tubuh strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari dinding
penahan jenis kantilever yaitu berupa model telapak/spread memanjang pada
dasar strukturnya yang bersifat jepit untuk menjaga kestabilan dari struktur
penahan. Umumnya konstruksi dinding penahan tipe jepit dibuat dari
pasangan batu maupun dengan konstruksi beton bertulang.

13
3. Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan
tipe turap merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan
tekanan tanah aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air
(coverdam). Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material
beton pra tegang (Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun
dari material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping
dengan mengandalkan tahanan jepit pada kedalaman tancapnya dan dapat pula
dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil
perancangan. Dalam pelaksanaannya kedalaman tancap sheet pile dapat
mencapai elevasi sampai tanah keras.

14
4. Dinding Penahan Bronjong (Gabion), konstruksi dinding penahan tanah jenis
ini merupakan konstruksi yang berupa kumpulan blok- blok yang dibuat dari
anyaman kawat logam galvanis yang diisi dengan agregat kasar berupa batu batu
kerikil yang disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai
terasering/tanga-tangga. Kelebihan dari dinding penahan jenis gabion selain
berfungsi untuk menahan tekanan tanah juga berfungsi untuk memperbesar
konsentrasi resapan air ke dalam tanah (Infiltrasi).

5. Dinding Penahan Tipe Blok Beton (Block Concrete), jenis dinding penahan
tanah tipe blok beton merupakan kumpulan blok-blok beton masif padat yang
disusun secara vertikal dengan sistem pengunci/locking antar blok yang disusun.
Umumnya blok beton dibuat secara modular di fabrikasi berupa

15
beton precash dan kemudian proses pemasangannya di lakukan di lokasi - in
situ.

6. Dinding Penahan Tanah Tipe Diaphragm Wall, jenis konstruksi dinding penahan
tanah tipe dinding bertulang (Diaphragm Wall) merupakan jenis konstruksi dinding
penahan yang terbuat dari rangkaian besi beton bertulang yang dicor di tempat atau
dengan sistem modular yang dibuat untuk membendung (cover) suatu konstruksi
bawah tanah (sub-strucure) khusunya pada konstruksi basement suatu
bangunan. Diaphragm wall dapat dikombinasikan dengan sistem anchord untuk
menambah daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah juga berfungsi dalam
proses dewatering untuk memotong aliran muka air tanah (Cut-Off Dewatering).

16
7. Dinding Penahan Tanah Continguous Pile dan Soldier Pile, jenis konstruksi
penahan continguous pile dan soldier pile merupakan konstruksi dinding
penahan tanah yang digunakan untuk menahan tekanan lateral tanah aktif pada
konstruksi bawah tanah seperti pada konstruksi basement suatu bangunan sama
seperti jenis konstruksi dinding penahan diaphragm wall. Continguous

17
pile dan soldier pile juga biasanya dikombinasikan dengan sistem
ankur/anchord untuk meningkatkan daya dukung terhadap tekanan aktif lateral
tanah dan berfungsi sebagai pemutus aliran air bawah tanah (Cut
Off). Continguous pile dibuat di tempat in-situ dengan sistem bored pile berupa
rangkaian besi beton bertulang maupun menggunakan profil baja serta
dikombinasikan dengan bentonited dan dirangkai membentuk dinding penahan
yang padat.

18
8. Revetment, jenis konstruksi sederhana yang berfungsi untuk perkuatan
lereng/tebing maupun untuk melindungi dari gerusan aliran sungai dan ombak
pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada dasarnya tidak memiliki fungsi utama
dalam menahan tekanan aktif lateral tanah namun lebih pada fungsi proteksi
terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul yang
tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya longsor/land slide.

2.2.2 Manfaat Dinding Penahan Tanah


Secara umum, semua jenis retaining wall memiliki fungsi dan manfaat yang
sama. Hanya saja, setiap pengaplikasian praktik konstruksi pasti
memperhatikan latar belakang kasusnya terlebih dahulu.

Itu sebabnya, mengapa tidak semua lahan memakai jenis dinding penahan
tanah yang sama. Untuk mengetahui apa manfaat dari pengaplikasian dinding
penahan tanah, berikut penjabarannya:

1. Seperti yang telah disebutkan di awal, fungsi utama dari dinding


penahan tanah adalah menahan tekanan lateral tanah aktif (Active
Lateral Force Soil) yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya
keruntuhan lahan, misalnya seperti tanah longsor;
2. Selain tanah, retaining wall juga berguna untuk menahan tekanan lateral
air (Lateral Force Water) yang berpotensi menyebabkan terjadinya
keruntuhan tanah, terutama akibat tekanan air yang besar; serta

19
3. Mencegah terjadinya proses perembesan air yang diakibatkan oleh
elevasi air tanah yang cukup tinggi. Terlebih, dinding penahan tanah
juga berfungsi dalam proses dewatering yaitu dengan memotong aliran
air pada tanah.

2.2.3 Jenis retaining wall yang sering digunakan


Pada umumnya, retaining wall diaplikasikan pada tanah berpermukaan
miring, agar tanah tersebut tidak mudah goyah dan tahan terhadap
guncangan.Ada banyak sekali jenis dinding penahan tanah yang bisa kita
aplikasikan pada saat membuat konstruksi bangunan. Akan tetapi, hanya
adadua jenis retaining wall yang paling sering digunakan oleh masyarakat.
Kedua jenis dinding penahan tanah tersebut adalah Turap dan Bronjong. Selain
kuat, turap dan bronjong dipilih karena cara pengaplikasiannya yang mudah
(dibandingkan jenis lainnya).

1. Dinding penahan tanah Turap

Turap merupakan dinding vertikal (relatif tipis) yang berfungsi untuk menahan tanah
ataupun menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Dinding penahan tanah ini

20
terdiri dari beberapa lembaran turap yang dipacakkan ke dalam tanah.Formasinya
sendiri membentuk seperti dinding vertikal, yang gunanya untuk menahan timbunan
tanah atau tanah yang berlereng.Turap sendiri dipercaya memiliki bobot yang lebih
ringan dan tipis, sehingga pengaplikasian turap juga relatif lebih cepat dan lebih
stabil dibandingkan dinding penahan tanah lainnya.

2. Dinding penahan tanah Bronjong

Bronjong atau biasa disebut gabion adalah sebuah konstruksi dasar untuk sebuah
bangunan atau tanggul. Itu sebabnya, konstruksi ini biasanya dapat dengan mudah
kita temui di daerah tepian sungai. Secara bentuk, bronjong terbentuk dari anyaman
kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. Anyaman kawat baja ini
kemudian terikat satu dengan yang lain, hingga terbentuk seperti kotak/balok.
Teknik di atas juga dikenal sebagai teknik lilitan ganda, anyaman diikat secara kuat
hingga membentuk pola segi enam. Hal ini dimaksudkan agar bronjong tidak mudah
terurai dan mampu menahan erosi. Meski berada dekat dengan air sungai, namun
anyaman kawat yang digunakan untuk mengikat bronjong tidak mudah berkarat,
sebab bahan dasar kawat tersebut berupa baja berlapis galvanis yang anti air.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian dari jalan
atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki. Beberapa ahli teknik sipil
mendefinisikan underpass sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang
memiliki panjang kurang dari 0.1 mil atau 1.60934 km. Biasanya digunakan
untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta api ) maupun para
pejalan kaki atau pengendara sepeda.Fungsi penggunaan underpass diantaranya
adalah memperbaiki geometrik jalan sehingga dapat memberikan rasa nyaman
dan aman bagi pengendara bermotor atau pejalan kaki. Sedangkan Retaining
wall adalah struktur yang memegang atau menahan tanah di belakangnya. Ada
banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat dinding penahan
seperti balok beton, beton tuang, kayu olahan, batu biasa atau batu-batuan besar.
Beberapa ada yang mudah digunakan, namun memiliki rentang hidup lebih
pendek, tetapi semua jenis tersebut mampu mempertahankan tanah.Selama
bertahun-tahun banyak jenis bahan dinding penahan yang berbeda telah
digunakan untuk mengubah lanskap di berbagai tempat. Yang biasa kita jumpai
ialah landasan kereta api atau kayu yang diolah, batu dinding, batu alam, batu
bata, juga blok beton.Di satu sisi kayu seringkali menjadi pilihan yang murah
dan sederhana untuk dinding penahan, namun di sisi lain umur yang pendek
membuatnya menjadi pilihan yang relatif buruk

3.2 Saran
Mungkin saat proses pengerjaan konstruksi undepass dan retaining wall
dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan dan aturan pengerjaannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/349567695/Underpass

http://e-journal.uajy.ac.id/7109/4/TS213549.pdf

https://docplayer.info/72857256-Dinding-penahan-tanah-retaining-wall.html
https://www.arsitur.com/2019/04/dinding-penahan-tanah-retaining-wall.html
http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/dindingpenahan-retaining-wall-kamis.html

23

Anda mungkin juga menyukai