OLEH:
LIONA DWI SARISA
0855011025
Latar Belakang
Tuntutan kualitas perkerasan beton aspal dalam melayani
intensitas beban lalu lintas yang semakin tinggi dan pengaruh
lingkungan yang bisa ekstrim menuntut para rekayasawan bidang
perkerasan jalan biasanya menambahkan material material
tambahan (aditif) dan material pengganti ke dalam campuran
beraspal panas.
Manfaat Penelitian :
Dapat memberikan gambaran tentang adanya kemungkian
pemakaian bahan-bahan limbah tersebut pada campuran
aspal panas dan mengurangi limbah material yang ada
sebagai bahan perkerasan jalan.
Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Fraksi agregat menggunakan
agregat yang berasal dari
Laboratorium inti jalan raya
2. Menggunakan penambahan aditif
serbuk ban bekas sebesar 5%.
3. Menggunakan variasi penambahan
filler limbah marmer 50%, 75%,
100%.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh penambahan limbah ban
bekas sebagai bahan aditif dan limbah marmer
sebagai bahan filler terhadap kekuatan
campuran Lapis Aspal Beton Lapis Antara (AC-
BC)
LASTON
Menurut Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Laston merupakan
suatu lapisan pada kontruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras
merata mulai dari ukuran yang terbesar sampai ukuran yang terkecil.
Pada penelitian kali ini lapisan yang akan ditinjau adalah lapisan
perantara (AC-BC).
Bahan Campuran
Adapun bahan campuran aspal beton, yaitu :
1. Agregat
khusunya pada konstruksi perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan ditentukan
sebagian besar oleh karakteristik agregat yang digunakan. Dengan pemilihan agregat
yang tepat dan memenuhi syarat akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan
jalan
berdasarkan ukuran butirannya, agregat dapat dibedakan atas agregat kasar, agregat
Agregat kasar adalah material yang tertahan pada saringan no.8 (2,36 mm).
Agregat kasar untuk campuran aspal harus terdiri dari batu pecah yang bersih,
b. Agregat Halus
Agregat halus pasir alam merupakan hasil pengayakan batu pecah atau pasir
yang dihasilkan oleh industri pemecah batu yang lolos saringan no.8 (2,36mm).
Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan
merupakan bahan yang 75 % lolos ayakan no.200 dan mempunyai sifat non
plastis.
Filler yang digunakan pada percobaan ini adalah limbah
marmer.
Limbah marmer adalah limbah yang dihasilkan pada
saat proses pengolahan batu marmer menjadi macam-
macam bentuk kerajinan. Ada yang diproses menjadi
meja, patung,tegel, dan juga berbagai macam kerajinan
yang lain. Dalam proses pembuatan kerajinan itulah batu
marmer yang semula berukuran besar dipotong menjadi
berbagai ukuran menurut kebutuhan dengan
menggunakan gergaji. Selama melakukan penggergajian
inilah di peroleh limbah marmer yang berlimpah.
Adapun kandungan kimia yang terkandung pada limbah
marmer adalah sebagai berikut :
Stabilitas
kemampuan lapisan perkerasan menerima beban lalu lintas
tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur
ataupun bleeding
Durabilitas (Keawetan/Daya Tahan)
kemampuan dari suatu lapisan untuk menahan pengaruh udara,
air, perubahan suhu dan keausan akibat gesekan roda
kendaraan
Fleksibilitas (Kelenturan)
kemampuan lapisan perkerasan untuk dapat mengikuti
deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas berulang tanpa
timbulnya retak dan perubahan volume
Skid Resistance (Kekesatan)
kekesatan yang diberikan oleh perkerasan sehingga kendaraan
tidak mengalami slip baik di waktu hujan (basah) maupun di
waktu kering
Fatique Resistance (Ketahanan Kelelehan)
ketahanan dari lapis aspal beton dalam
menerima beban berulang tanpa terjadinya
kelelahan yang berupa alur (rutting) dan
retak
Kedap Air
Kemampuan beton aspal untuk tidak dapat
dimasuki air ataupun udara lapisan beton
aspal
Workability (Kemudahan Pelaksanaan)
mudahnya suatu campuran untuk dihampar
dan dipadatkan sehingga diperoleh hasil
yang memenuhi kepadatan yang diharapkan
Tahapan pengerjaan Lapis
Permukaan Beton Aspal di
laboratorium Jalan:
Persiapan alat dan material bahan.
Pengujian bahan dengan melakukan pemeriksaan
material yang digunakan mengikuti prosedur
pemeriksan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Perencanaan campuran, rencana campuran adalah
analisa perhitungan komposisi campuran material
agregat dari tiap nomor saringan, sehingga didapat
komposisi campuran agregat yang diharapkan.
Menyiapkan sampel uji dengan kebutuhan agregat
yang dibutuhkan.
Melakukan pengujian dengan alat marshall.
Menghitung parameter aspal dan melakukan
pengolahan data
Tahapan pengerjaan Lapis
Permukaan Beton Aspal di Lapangan:
1. Lapis Pondasi Atas (LPA) sudah selesai dikerjakan sehingga siap
untuk diberi lapisan permukaan.
2. Tentukan lebar jalan yang akan diberi Lapisan Beton Aspal (LBA)
3. Permukaan LPA disemprot dengan hembusan angin dari Air
Compresor. Tujuannya agar debu yang ada tidak menyelimuti
permukaan batuan pada LPA.
4. Permukaan LPA diberi lapisan aspal cair (Prime Coat) sebagai bahan
ikat antara LPA dengan LBA.
5. Beton Aspal panas disebarkan dengan alat asphalt power/finisher.
Dalam hal ini temperatur campuran harus di perhatikan/dicek.
6. Kemudian dilakukan pemadatan awal (breakdown rolling) dengan
alat Smooth Steel Drum Roller (SSDR).
7. Kemudian dilakukan pemadatan tengah (intermidiate rolling)
dengan mengunakan alat Pneumatic Tire Rolling.
8. Pemadatan akhir (Finish Rolling) dengan menggunakan alat SSDR.
9. Kemudian masa pendinginan Beton Aspal sampai mencapai sama
dengan suhu udara sekitarnya. Biasanya sekitar 2 4 jam.
10. Jalan sudah siap dipakai.
Gambar diagram alir
SEKIAN
TERIMAKASIH