Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK IRIGASI

OLEH:

Nama : Margaretha Apolonia

NIM : 022200027

Kelas : Sipil 4A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan Makalah tentang TEKNIK IRIGASI tanpa halangan suatu apapun.
Dengan tersusunya makalah ini saya berharap bisa mendapatkan nilai yang baik dan juga semoga
tugas ini dapat berguna dalam proses perkuliahan dan berguna bagi pembacanya.
Mengingat bahwa manusia memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam mengerjakan sesuatu
hal, maka saya mengharapkan pembaca bersedia untuk memberika koreksi terhadap makala ini.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca
semua dan juga mudah mudahan makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca
semua dan dapat meningkatkan prestasi penyusun dan pembaca .

Maumere, 9 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... 3
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 4
Latar Belakang ......................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ....................................................................................................................................... 4
BAB 11 ......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................. 5
SEJARAH PERKEMBANGAN IRIGASI ......................................................................................................... 5
PENGERTIAN, JARINGAN, TUJUAN IRIGASI ............................................................................................. 5
KUALITAS AIR IRIGASI .............................................................................................................................. 7
BAB 111 ..................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................................... 13
PUSTAKA DAFTAR ...................................................................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha
tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan
sistem irigasi.
Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persedian air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain
dipengaruhi oleh tata cara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai
kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan
bahan pangan, sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan terpenuhi walaupun daerah
irigasi tersebut berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidakterlepas
dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan
tepat waktu dengan cara yang efektif dan ekonomis.
Daerah irigasi (D.I.) adalah suatu wilayah daratan yang kebutuhan airnya
dipenuhi oleh sistem irigasi. Daerah irigasi biasanya merupakan areal persawahan yang
membutuhkan banyak air untuk produksi padi. Untuk meningkatkan produksi pada areal
persawahan dibutuhkan sistem irigasi yang handal, yaitu sistem irigasi yang dapat
memenuhi kebutuhan air irigasi sepanjang tahun.

Rumusan Masalah
a) Bagaimana sejarah perkembangan irigasi?
b) Apa pengertian dan tujuan dari irigrasi?
c) Bagaimana kualitas air irigasi?
d) Bagaimana sistem irigasi dan klasifikasi jaringan?
e) Jelaskan jenis jenis irigasi berdasarkan status jaringan!
BAB 11
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN IRIGASI

Bangunan dan saluran irigasi sudah dikenal orang sejak zaman sebelum Masehi. Hal
ini dapat dibuktikan oleh peninggalan sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah dunia.
Keberadaan bangunan tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa sumber makanan
nabati yang disediakan oleh alam sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Segi teknis dari persoalan pertanian ini menimbulkan permasalahan dari yang
paling sederhana sampai yang paling sulit. Air tunduk pada hukum gravitasi, sehingga air
dapat mengalir melalui saluran-saluran secara alamiah ke tempat yang lebih rendah. Untuk
keperluan air irigasi, dengan cara yang paling sederhanapun telah dapat dicapai hasil yang
cukup memadai. Kemajuan ilmu dan teknologi senantiasa memperluas batas-batas yang
dapat dicapai dalam bidang keirigasian. Manusia mengembangkan ilmualam, ilmu fisika
dan juga hidrolika yang meliputi statika dan dinamika benda cairosemua ini membuat
pengetahaun tentang irigasi bertambah lengkap.

B. PENGERTIAN, JARINGAN, TUJUAN IRIGASI

Ilmu Pengairan atau Teknik Irigasi adalah suatu cabang dari pengetahuan Teknik Sipil
yang khusus mempelajari tentang pengairan atau teknik penguasaan air. Dalam arti umum
pengairan adalah suatu usaha untuk mengatur air yang mencakup bidang irigasi, drainasi,
reklamasi, pengaturan banjir dan pengendalian banjir.

Sedangkan dalam arti khusus pengairan adalah suatu usaha untuk mengatur dan
memanfatkan air yang tersedia baik di sungai ataupun di sumber lain, dengan menggunakan
jaringan-jaringan irigasi untuk kepentingan pengairan pertanian.

Jaringan irigasi tersebut meliputi antara lain:

1. Saluran-saluran dan bangunan-bangunan untuk menyadap air dari suatu sumber air.
2. Saluran-saluran dan bangunan-bangunan pelengkap untuk mengalirkan dan membagikan
air ke lahan pertanian.
3. Saluran-saluran dan bangunan-bangunan pelengkap untuk menunjang terlaksananya irigasi.
Tujuan pokok irigasi yaitu
1. Membasahi tanah
2. Mengatur suhu tanah
3. Membersihkan tanah
4. Memberantas hama
5. Memupuk tanah
6. Mempertinggi permukaan tanah
7. Mengatur kebutuhan air sesuai tingkat kebutuhan hidup
8. Kolmatasi / penimbunan tanah rendah dengan jalan mengalirkan air berlumpur

Tujuan lain dari irigasi yaitu

1. Untuk industri
2. Untuk air minum
3. Untuk perikanan dan peternakan
4. Untuk pembangkit listrik

Sumber air pengairan dibagi menjadi 3 golongan yaitu

1. Mata air yaitu air yang terdapat di dalam tanah seperti air sumur dan air tanah
2. Air sungai yaitu air yang terdapat diatas permukaan tanah
3. Air waduk

Cara pemberian air pengairan dibagi menjadi 3 cara yaitu

1. Pemberian air lewat permukaan

• Perluapan penggenangan bebas


• Perluapan penggenangan terkendali
• Sistem kalenan
• Dengan petak penggenangan

2. Pemberian air melalui bawah permukaan atau resapan

• Peresapan dengan sistem terbuka


• Peresapan dengan saluran tertutup
3. Pemberian air dengan penyiraman

• Pemberian air dengan pancaran


• Pemberian air dengan cara tetesan

Sistem pengairan yang ada yaitu

1. Sistem konvensional
2. Sistem pasang surut
3. Sistem pengairan pantai
4. Sistem pengairan polder

Kebutuhan Air Pengairan

Kebutuhan air pengairan ini diutamakan untuk pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan pengairan :

1. Struktur tanah dan tinggi muka air tanah


2. Cara pengolahan tanah
3. Tujuan pengairan dan cara pemberian air
4. Bentuk tanah dan topografi
5. Peraturan pengairan
6. Faktor besarnya petak sawah
7. Iklim
8. Macam tanah
9. Umur tanaman
10. Jenis tanaman.

C. KUALITAS AIR IRIGASI

Tidak semua air cocok untuk dipergunakan bagi kebutuhan air irigasi. Air yang dapat
dinyatakan kurang baik untuk air irigasi biasanya mengandung :
a. bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang makan tanaman itu.
b. bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik,
c. tingkat keasaman air (Ph) yang tinggi.
d. tingkat kegaraman air
e. bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang makan tanaman yang diairi dengan air.

Sebenarnya yang menentukan besarnya bahaya adalah konsentrasi senyawa dalam larutan
tanah. Dengan demikian, kriteria yang didasarkan pada kegaraman air irigasi hanyalah
merupakan suatu pendekatan saja. Pada awal pemakaian airyang kurang baik dalam jaringan
irigasi, bahaya tersebut tidak akan terlihat. Namun dengan bergulirnya waktu, konsentrasi garam
di dalam tanah akan meningkat. Sejumlah unsur dapat merupakan racun bagi tanaman atau
binatang. Misalnya kandungan boron sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun
konsentrasi lebih dari 0,05 mg/liter akan dapat menggangu sitrus, kacang-kacangan dan buah
musiman. Untuk kandungan boron yang lebih dari 4 mg/liter, semua tanaman dianggap akan
mendapatkan gangguan. Boron terkandung dalam sabun sehingga dapat merupakan faktor yang
kritis dalam penggunaan limah bagi irigasi. Selenium, walaupun dalam konsentrasi rendah,
sangat beracun bagi ternak dan harus dihindari, Garam-garam yang berupa kalsium, magnesium
dan potasium dapat juga berbahaya bagi air irigasi. Dalam jumlah yang berlebihan, garam garam
ini akan mengurangi kegiatan osmotik tanaman, mencegah penyerapan zat giri dari tanah. Di
samping itu, garam-garam ini dapat mempunyai pengaruh kimiawi tidak langsung terhadap
metabolisme tanaman dan mengurangi kelulusan air dari tanah yang bersangkutan dan mencegah
drainase atau aerasi yang cukup. Konsentrasi kritis di dalam air irigasi tergantung dari berbagai
faktor, namun jumlah yang melebihi 700 mg/liter akan berbahaya bagi beberapa jenis tanaman
dan konsentrasi yang melebihi 2000 mg/liter akan berbahaya bagi hampir seluruh tanaman.

D.SISTEM IRIGASI DAN KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :


1. Irigasi Sistem Gravitasi Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama. dikenal
danditerapkan dalam kegiatan usashatani. Dalam sistem irigasi ini, sumber airdiambil dari air
yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dahdanau di dataran tinggi. Pengaturan
dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan, dilakukan secara
gravitatif.
2. Irigasi Sistem Pompa Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan,apabila
pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik. Cara ini
membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar. Sumber air yang
dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Setasiun Pompa
Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air tanah, seperti
pompa air suplesi di DI simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
3. Irigasi Pasang-surut Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe
irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut.
Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung
dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa
mencapai panjang km memanjang pantai dan km masuk ke darat. Air genangan yang berupa
air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan
dibuang pada saat air laut surut.

Berdasarkan status jaringannya, irigasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Irigasi Pemerintah, irigasi yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah pusat
ataupun pemerintah daerah;
2. Irigasi Desa, irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa; dan
3. Irigasi Swasta, irigasi yang dibangun dan dikelola oleh swasta atau perseorangan
untuk keperluannya sendiri.

Berdasarkan tingkat teknisnya, irigasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Irigasi Teknis, merupakan jaringan irigasi dimana airnya diatur dan dapat diukur;
2. Irigasi Setengah Teknis, merupakan jaringan irigasi yang airnya dapat diatur tetapi
tidak dapat diukur;
3. Irigasi Sederhana, merupakan jaringan irigasi yang tidak dilengkapi bangunan
ukur maupun pintu.

Berdasarkan aplikasi air, irigasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Irigasi Genangan, merupakan cara pemberian air dengan cara menggenangi lahan
tempat tanaman tumbuh;
2. Irigasi Springkler, merupakan cara pemberian air dengan cara menyiram tanaman;
3. Irigasi Tetes (drip), merupakan cara pemberian air dengan cara meneteskan.

Berdasarkan sumber air, irigasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Irigasi Air Permukaan, merupakan irigasi yang sumber airnya dari air yang
mengalir diatas permukaan tanah seperti sungai, danau atau waduk. Irigasi air
permukaan terbagi menjadi lima golongan yaitu, irigasi alur, irigasi gelombang,
irigasi penggenangan petak,jalur, irigasi genangan, dan sistem irigasi di bawah
permukaan tanah;
2. Irigasi Air Tanah, merupakan irigasi yang sumber airnya dari air yang berada di
bawah permukaan tanah;
3. Sawah Tadah Hujan, merupakan irigasi yang sumber airnya dari air hujan yang
sengaja ditampung dalam waktu yang lama pada pemantang-pemantang sawah
untuk memberikan air ke lahan yang memerlukan air sebagai pelengkap
pemberian air oleh hujan.
Berdasarkan teknis pemberian air, irigasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Gravitasi Air Permukaan, merupakan sistem irigasi yang pengaliran air dan
sumbernya ke lapangan menggunakan metode gravitasi, dan sumber airnya
berasal dari air permukaan yang pengambilan airnya menggunakan bending,
waduk, bangunan penangkap, pengambilan bebas atau pompa air; dan
2. Bertekanan, merupakan sistem irigasi yang pengaliran airnya dilakukan dengan
cara disiram atau ditetes. Sistem irigasi bertekanan dilakukan dengan tiga cara
yaitu, dilakukan dengan gembor, dilakukan dengan springkel, dan dilakukan
dengan tetesan air.

Berdasarkan tujuan penggunaan air, irigasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Irigasi Persawahan, merupakan irigasi untuk memberi air ke sawah atau lahan
tanaman lainnya;
2. Irigasi Tambak, merupakan jaringan irigasi untuk mengalirkan air bagi
pertambakan. Irigasi mikro merupakan sistem irigasi yang mengaplikasikan air
disekitar perakaran tanaman. Irigasi mikro terdiri dari tiga jenis, yaitu: irigasi
tetes, microsprray, dan mini-sprinkler.
BAB 111
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada
saat persedian air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga
tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh
tata cara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang
dibutuhkan tanaman.
Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan pangan,
sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan terpenuhi walaupun daerah irigasi tersebut
berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik
irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan
cara yang efektif dan ekonomis.
PUSTAKA DAFTAR

https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/247/pengetahuan-umum-teknik-irigasi

https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/teknik-
irigasi#:~:text=Ilmu%20Pengairan%20atau%20Teknik%20Irigasi,pengairan%20atau%20teknik%20pen
guasaan%20air.&text=

Anda mungkin juga menyukai