Anda di halaman 1dari 4

ACARA PRAKTIKUM 5.

PEMBUATAN LARUTAN STOK DAN PENGENCERAN EKSTRAK

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami cara menyiapkan larutan stok dan pengenceran ekstrak

B. Dasar Teori
Prinsip dasar dalam pembuatan media ialah penyediaan larutan stok yang akan digunakan
untuk membuat berbagai media uji. Adanya larutan stok yang tersedia, pembuatan media dapat
dilakukan dengan teknik pengenceran dan pencampuran. Dalam pembuatan larutan stok,
dibutuhkan ketelitian dalam melakukan penimbangan dan pencampuran bahan kimianya. Bahan
kimia yang ditimbang harus sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, serta tidak boleh
dikurangi maupun dilebihkan karena akan berpengaruh terhadap hewan uji (Syahid dan
Hadipoentyanti, 2017). Pembuatan larutan stok bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dalam
membuat media uji. Larutan stok dibuat sesuai dengan komposisi media uji, namun dalam
konsentrasi yang lebih pekat (Harahap et al., 2013).
Dalam analisis umumnya peneliti memerlukan suatu zat dalam konsentrasi yang berbeda-
beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya tinggi harus diencerkan. Hal ini
dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah larutan yang akan dibuat kemudian
menghitung banyaknya larutan awal yang akan diencerkan. Pengenceran merupakan
penambahan pelarut ke dalam suatu larutan. Pada prinsipnya jumlah mol zat sebelum dan
sesudah diencerkan tetap, dalam artian jika larutan yang telah diencerkan maka volume akan
meningkat dan nilai konsentrasi akan berkurang (Purwiyanto dan Si, 2013).
C. Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum pemekatan ekstrak sebagai berikut.
1. Labu Erlenmeyer
2. Gelas ukur
3. Corong
4. Magnetic Stirer
5. Timbangan analitik
6. Pipet ukur
7. Pipet tetes
8. Mikropipet
9. Spatula
10. Botol vial

Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum pemekatan ekstrak sebagai berikut.
1. Ekstrak Spirulina platensis, daun mangrove, Sargassum sp.
2. Air laut

D. Metode
Larutan ekstrak sampel berupa ekstrak metanol Sargassum sp., ekstrak daun mangrove
yaitu ekstrak metanol dan metanol-aseton, serta ekstrak Spirulina platensi ialah ekstrak metanol
dan metanol-aseton yang akan diuji masing-masing dibuat dengan konsentrasi 100, 200, 400,
600 dan 1000 ppm. Untuk setiap konsentrasi dilakukan 3 kali pengulangan (triplikat). Larutan
diaduk sampai homogen. Untuk kontrol dilakukan tanpa penambahan ekstrak sampel.
Cara membuat larutan stok 1000 ppm yaitu dengan cara melarutkan masing-masing 80
mg ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana Sargassum sp., ekstrak metanol dan ekstrak
pigmen kasar (metanol-aseton dan dietil eter) Spirulina platensis dan daun mangrove ke dalam
80 mL pelarut (air laut). Pastikan semua ekstrak terlarut secara homogen. Pembuatan larutan
dilakukan dengan konsentrasi bertingkat yaitu 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm yang
dilakukan dengan cara pengenceran. Cara menentukan volume larutan yang dibutuhkan dengan
rumus:
V1 x N1 = V2 x N2
Keterangan : V1 = volume larutan stok yang dibutuhkan
V2 = volume larutan yang akan dibuat
N1 = Konsentrasi larutan stok
N2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat (Permatasari, et al., 2013)
Daftar Pustaka

Harahap, E.R., Siregar, L.A.M. and Bayu, E.S. 2013. Pertumbuhan Akar pada Perkecambahan
beberapa Varietas Tomat dengan Pemberian Polyethylene Glikol (PEG) Secara IN
VITRO. Jurnal Agroekoteknologi, 1(3).

Permatasari, G.A.A.A., Besung, I.N.K. and Mahatmi, H., 2013. Daya hambat perasan daun
sirsak terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Indonesia Medicus Veterinus, 2(2),
pp.162-169.

Purwiyanto, A. and Si, M., 2013. Modul Praktikum Oseanografi Kimia.

Syahid, S.F. and Hadipoentyanti, E. 2017. Protokol Perbanyakan Benih Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) Secara In Vitro. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai