Asisten :
1
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
TOPIK DOSEN
KOMPETENSI DASAR SUB POKOK MINGGU SUMBER
POKOK BAHASAN PRAKTIKUM PENGAM
BAHASAN KE BACAAN
PU
1 2 3 4 5 6 7
Mahasiswa mampu Morfologi, 1. Bagian-bagian Morfologi ikan I 1,2,3,4,5 RH, IR,
menyebutkan bagian- identifikasi & tubuh ikan SR, WD,
bagian tubuh ikan Taksonomi IW, AD
Mahasiswa mampu Identifikasi & 3. Klasifikasi & Taksonomi I 1,2,3,4,5 RH, IR,
melakukan Taksonomi taksonomi ikan SR, WD,
mengklasifikasikan ikan IW, AD
ikan dalam sistem
taksonomi ikan
3
MODUL I. MORFOLOGI, IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI IKAN
Ikan cucut dan pari merupakan ikan bertulang rawan yang termasuk ke dalam kelas Chondrichthyes atau
Elasmobranchii. Tercatat setidaknya 900 sampai 1100 jenis cucut dan pari di dunia yang termasuk ke dalam
kelompok ini. Kini tercatat sekitar 1200 jenis ikan cucut dan pari (Chondrichthyes) yang ada di dunia, baik yang
sudah teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi. Kelas Chondrichthyes ini terbagi menjadi dua sub kelas
yaitu sub kelas Holocephalii dan sub kelas Elasmobranchii. Ikan cucut termasuk ke dalam sub kelas
Elasmobranchii, yang merupakan kelompok yang dominan dan ikan-ikan bertulang rawan.
Umumnya ikan-ikan bertulang rawan hidup di perairan yang memiliki salinitas tinggi atau dengan kata
lain cenderung hidup di laut, dan hanya sekitar 5% saja yang hidup di perairan tawar. Selain
itu, ukuran ikan cucut pun bermacam-macam mulai dari yang memiliki panjang tubuh hanya puluhan sentimeter
pada saat dewasa sampai pada yang memiliki ukuran mencapai belasan meter, tergantung dari jenis dan habitat
ikan cucut tersebut. Pada umumnya, rata-rata panjang maksimum tubuh ikan cucut dapat mencapai 1,5m.
Walaupun demikian, sebagian besar ikan bertulang rawan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari tubuh
manusia. Diduga sekitar 100 jenis atau bahkan lebih ikan-ikan elasmobranch mencapai berat maksimum hanya
sekitar 70 kg, sedangkan ukuran terbesar jenis cucut mungkin dapat mencapai berat lebih dari 2000 kg.
Jenis ikan cucut atau hiu yang ada di dunia sekarang ini diperkirakan sekitar 375 – 500 jenis, dan
dikelompokkan ke dalam delapan bangsa (order), 30 famili dan 100 genus. Pembagian kelompok jenis cucut
tersebut umumnya didasarkan pada perbedaan bentuk morfologi yang mudah dikenali. Adapun klasifikasi ikan
cucut
Menurut Compagno (2002) adalah sebagai berikut:
Phillum : Vertebrata
Sub Phillum : Craniata
Super Kelas : Gnathustomata
Kelas : Chondrichthyes (cartilaginous fishes)
Sub Kelas : Holocephali (chimaeras and fossil relatives)
Ordo : Chimaeriformes (chimaeras or silver sharks)
Sub Kelas : Elasmobranchii (sharks)
Cohort : Euselachii (modern sharks and fossil relatives)
Subcohort : Neoselachii (modern sharks)
Superorder : Squalomorphi squalomorph sharks)
Ordo : Hexanchiformes (cow and frilled sharks)
Ordo : Squaliformes (dogfish sharks)
Ordo : Squatiniformes (angel sharks)
Ordo : Pristiophoriformes (sawsharks)
Ordo : Rajiformes (batoids) — Pari
Superorder : Galeomorphi (galeomorph sharks)
Ordo : Heterodontiformes (bullhead sharks)
Ordo : Lamniformes (mackerel sharks)
Ordo: Orectolobiformes (carpet sharks)
Ordo : Carcharhiniformes (ground sharks)
Ke-sepuluh ordo dari kelas Chondrichthyes tersebut dapat ditemukan di Indonesia, akan tetapi hingga
saat ini belum ada jumlah yang pasti mengenai jumlah jenis ikan cucut dan ikan-ikan bertulang rawan lainnya
yang hidup di perairan Indonesia.
Sebagai ikan bertulang rawan, cucut memiliki ciri-ciri morfologi yang amat berbeda dengan ikan-ikan
bertulang sejati (Teleostei). Ciri yang paling mencolok terlihat adalah dari bentuk insangnya yang tidak berkatup,
bentuk sirip, serta bentuk sisiknya yang placoid. Seperti telah disebutkan di atas, umumnya orang
mendeskripsikan bentuk ikan cucut sebagai sosok ikan raksasa yang mengerikan dan ketika berenang
menyembulkan sirip punggungnya ke permukaan air, sehingga orang selalu berharap tidak menjumpainya ketika
berenang di laut. Gambaran tersebut hanyalah mewakili sebagian dari beragam jenis ikan cucut atau hiu yang
ada di dunia, karena sebenarnya masih banyak bentuk ikan cucut yang tidak seperti gambaran di atas. Akan
tetapi, secara umum ikan cucut memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membedakannya dari jenis ikan-ikan lainnya.
4
Kelompok ikan pari (Elamobranchii) memberikan andil yang tidak kalah penting dengan ikan-ikan hiu
(Shark) bagi perikanan dunia karena tinggi harga sirip dari beberapa jenis tertentu dari kelompok pari gitar dan
pari kekeh (suku Rhynchobatidae dan Rhinobatidae). Selain itu, juga karena kulit pari (Elamobranchii) merupakan
komoditi penting yang bernilai tinggi di pasar luar negeri sebagai bahan dasar dalam industri kerajinan kulit.
Umumnya cucut memiliki bentuk tubuh yang ' stream-line‘ atau aerodinamis, dengan didukung oleh
rangka tubuh yang terdiri dari tulang rawan yang bersifat ringan dan elastis. Tubuh cucut cenderung lentur dan
dapat bergerak dengan fleksibel dan cepat. Berdasarkan bentuk tubuhnya apabila dipotong melintang di tiga
bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Dean cucut memiliki bentuk potongan tubuh yang beibeda-beda di ketiga
bagian tersebut, tidak seperti halnya ikan-ikan bertulang sejati yang memiliki bentuk potongan tubuh yang sama
(seperti bentuk tubuh yang compress atau depress). Bentuk potongan tubuh cucut apabila dipotong di bagian
kepala memiliki bentuk yang cenderung depress (elips), sedangkan dibagian badannya berbentuk bulat, dan di
bagian ekor memiliki bentuk seperti kepala hanya berukuran lebih kecil (Gambar 1).
Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat
dimana ikan hidup atau berada. Habitat atau lingkungan dimana ikan hidup akan banyak menentukan bentuk
tubuh, macam-macam alat tubuh dan cara bergerak maupun tingkah lakunya. Sebagai ilustrasi, ikan yang hidup
di dasar perairan seperti ikan Pari, akan mempunyai bentuk bagian perut yang datar dan bagian punggung yang
cembung. Ikan perenang cepat seperti ikan tengiri dan tongkol akan mempunyai bentuk tubuh yang stream line.
Penyesuaian bentuk tubuh, cara bergerak, tingkah laku maupun kebiasaan hidupnya terhadap habitat
dimaksudkan untuk menyesuaikan diri dari predator maupun mempertahankan diri dari bahaya yang mengancam
hidupnya.
SIRIP PUNGGUNG D1
SIRIP
EKOR
SIRIP
GILL DUBUR
SLIT SIRIP
DADA
SIRIP PERUT ( V )
Penamaan bagian bagian tubuh untuk sistem klasifikasi dengan kode – kode tersebut adalah sebagai
berikut :
SIRIP PUNGGUNG ( Dorsal ) D
PADA IKAN YANG BERSIRIP PUNGGUNG DUA BUAH :
SIRIP PUNGGUNG PERTAMA ( YANG DIMUKA ) D1
SIRIP PUNGGUNG KEDUA ( YANG DIBELAKANG ) D2
Ikan pari (rays) termasuk dalam ikan bertulang rawan dan grup Cartilaginous. Ikan pari
mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya
melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya
terlihat bundar atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang)
menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat sehingga disebut
‗sting-rays‘, mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya
adalah terminal(terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang
5
(gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian
bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut ―clasper‖ letaknya di
pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak
antara 5-6 ekor. Gambar 1, menyajikan ilustrasi ikan pari dengan bagian-bagiannya.
Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang relatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan
panjang 10 cm (famili Narkidae) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan panjang 700
cm (pari Manta, famili Mobulidae). Jumlah jenis ikan pari yang mendiami perairan di seluruh dunia belum
ada informasi yang tepat. Adapun yang pernah teridentifikasi secara akurat di Indonesia (Samudera
Hindia) sebanyak 16 spesies, di Laut Cina Selatan sebanyak 4 spesies. Distribusi geografis ikan pari
adalah sangat luas, ikan pari ditemukan diperairan tropis, subtropis dan perairan di antartika yang dingin
Di Indonesia dikenal beberapa jenis ikan pari, diantaranya:
Pari Burung (Rhinoptera javanica)
Pari Kelapa (Trygon sephen)
Pari Kembang (Amphostistius kuhlii)
Pari Kampret (Gymnura micrura)
Pari Totol (Himantura varnak)
Pari Kekeh (Rhinobatus djiddensis)
Pari Ayam (Dasyatis sephen)
LEMBAR KERJA
1. MORFOLOGI IKAN CONDRICHTHYES/ELASMOBRANCHII
Hasil Pengamatan
8
WORKSHEET CONDRICHTHYES/ ELASMOBRANCHII
Nama Ikan : Clearnose skate
Nama Ilmiah : ……………………………………
Famili ………………………………. Ordo …………………………………….
Bentuk Tubuh …………………………………… Tipe mulut ………………………………..
Bentuk ekor …………………………………… Jenis sisik …………………………………..
Morfometri (cm) TL …………………. FL ……………………. SL ……………………………
Ciri unik lain ………………………………….. Lateral line …………………………………….
9
Pembahasan (Bahas hasil pengamatan saudara dan jawab pertanyaan ini)
1. Apakah ikan elasmobranchii memiliki linea lateralis? Dan apa fungsi dari linea lateralis pada ikan
elasmobranchii ? (bandingkan dengan literatur)
2. Bagaimana nilai ekonomis ikan hiu dan ikan pari? Bagaimana status konservasi ikan tersebut, apakah ada
species yang dilindungi ? jelaskan.
3. Di Indonesia ikan skate dan rays disebut sebagai ikan Pari tetapi sebenarnya secara morfologi ikan tersebut
berbeda. Apakah perbedaan dan persamaan ikan jenis skate dan rays?
10