Oleh:
Nama : Muhamad Qoshmal Nurafiq
NIM : L1B022089
Kelompok :7
Asisten : Elsa Meilan A.
2023
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM
Oleh:
NIM. L1B022089
Soedirman
Disetujui,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
“Iktiologi” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada para asisten praktikum Iktiologi karena
telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun
dengan baik.
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat
Penulis
ACARA I
IDENTIFIKASI IKAN
Oleh:
Muhamad Qoshmal Nurafiq
NIM. L1B022089
2023
I. PENDAHULUAN
(vertebrata) yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum
mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan
hampir dapat ditemukan hampir di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk
dan karakter yang berbeda-beda (Fitrah et al., 2016). Ikan sebagai hewan air
dengan kondisi lingkungannya, misalnya sebagai hewan yang hidup di air, baik
itu perairan tawar maupun perairan laut menyebabkan ikan harus mengetahui
kekuatan maupun arah arus, karna ikan dilengkapi dengan organ yang disebut
Identifikasi jenis ikan memiliki arti penting bila ditinjau dari sudut ilmiah
identifikasi yang benar dari suatu spesies. Berbagai wilayah Indonesia memiliki
(Kurniawan et al., 2019). Dalam mengetahui keberagaman ikan yang ada di suatu
hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan
sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur
individu, maupun kondisi fisiologis dari ikan tersebut. Selain itu, untuk
mengetahui suatu identitas nama spesies ikan dengan cara mengamati beberapa
Ikan dapat diidentifikasi dengan 2 (dua) cara, yakni identifikasi ikan secara
ex-situ dan in situ. Identifikasi ikan secara exsitu atau secara taksonomi adalah
suatu usaha untuk mengidentifikasi ikan dengan mengambil sampel ikan, dilihat
ciri-ciri meristik dan morfometriknya (atau dilihat sampel DNA nya) serta
secara in situ atau secara hidroakustik adalah suatu usaha untuk mengenali atau
mengidentifikasi ikan dengan gelombang suara pada suatu area tertentu, dan
1.2. Tujuan
2.1. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu alat bedah, baki parafin,
buku kunci identifikasi, jarum penusuk, kamera, pensil. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan yaitu air tawar (ikan Nila, ikan Nilem, dan ikan Lele), air payau (ikan
Bandeng dan ikan Belanak) dan air laut (ikan Kembung dan ikan Banyar).
2.2. Metode
Ambil ikan yang akan diidentifikasi kemudian amati dan gunakan buku
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2023 pukul 07.00
3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Ikan Air Tawar, Ikan Air Payau, dan Ikan Air Laut
Ikan sebagai salah satu organisme yang menjadi kajian ekologi, sehingga
yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Selain itu
untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara mengamati
ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi (Fitrah et al., 2016). Identifikasi
morfologi ikan yang diamati pada saat identifikasi adalah ciri-ciri morfologi ikan
secara umum yaitu: tipe mulut, badan (sirip, sisik, linea lateralis), dan bentuk
dan tidak ambigu tentang taksonomi ikan (Asiah et al., 2018). Studi morfometrik
ikan ini penting karena akan mempelajari hubungan dan perubahan morfologi
antara spesies ikan yang satu dengan spesies lainnya (Khayra et al., 2016).
komponen terukur. Ukuran mutlak berbeda untuk setiap spesies ikan. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin dan lingkungan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
yang diperoleh menurut Arifin (2016). Ikan nila termasuk kedalam Filum
Sp (Arifin, 2016).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Family : Cryppinidae
Genus : Osteochilus
yang diperoleh menurut Setyaningrum et al. (2019). Ikan Nilem termasuk kelas
sudut mulutnya serta bibir tertutup oleh lipatan kulit. Warna perut kemerahan
dan warna punggung coklat kehijauan. Warna sirip caudal, sirip anal dan sirip
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Family : Cryppinidae
Genus : Osteochilus
Hasil klasifikasi ikan nilem betina sama dengan klasifikasi yang diperoleh
oleh ikan nilem jantan karena merupakan masih satu spesies dan sudah sesuai
dengan referensi yang diperoleh menurut Setyaningrum et al. (2019). Ikan Nilem
peraba pada kedua sudut mulutnya serta bibir tertutup oleh lipatan kulit. Warna
perut kemerahan dan warna punggung coklat kehijauan. Warna sirip caudal,
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ostroriophysi
Family : Claridae
Genus : Clarius
yang diperoleh menurut Manik et al. (2022). Phillum Chordata, kelas Pisces, Sub
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Molocopterygii
Family : Chanidae
Genus : Chanos
yang diperoleh menurut Wijayanti et al. (2016). Bandeng (Chanos chanos sp)
merupakan salah satu jenis ikan air payau yang memiliki rasa yang spesifik dan
telah dikenal di Indonesia bahkan di luar negeri. Ikan ini merupakan satu-
satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae. Produksi Bandeng
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Mugiliformis
Family : Mugilidae
Genus : Crenimugili
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percamopy
Family : Scombridae
Genus : Rastrelliger
yang diperoleh menurut Puspitasari (2013) ikan Kembung memiliki nama ilmiah
Rastrelliger Sp. Ikan Kembung merupakan ikan dari kingdom animalia, filum
(Puspitasari,2013)
3.2.4.2. Ikan Banyar (Rastrelliger kanagurta)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percamory
Family : Scombridae
Genus : Rastrelliger
yang diperoleh menurut Sarasati et al. (2016). Hasil klasifikasinya pun mirip
dengan ikan kembung, karena ikan Banyar merupakan ikan kembung jantan.
2016).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah didapatkan
klasifikasi dari masing-ikan air tawar, payau dan laut. Ikan air tawar yang
Oreochromis; Spesies Oreochromis niloticus. Ikan Nilem jantan dan betina dengan
hasselti. Terakhir ikan air tawar ada ikan lele dengan klasifikasi Kingdom
4.2. Saran
Arifin, M. Y. 2016. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp)
Strain Merah dan Strain Hitam yang Dipelihara pada Media Bersalinitas.
Fitrah, S. S., Dewiyanti, I., dan Rizwan, T. 2016. Identifikasi Jenis Ikan di Perairan
Ghazali, T. M., et al. 2020. Identifikasi Jenis Ikan Disepanjang Pesisir Kelurahan
Primawati, S. N., Efendi, I., dan Marnita. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Hasil
73-78
Airlangga, Surabaya.
Samdani, M., Restu, I. W., dan Ekawaty, R. 2021. Inventarisasi Ikan Ekonomis
Penting pada Musim Barat di PPI Kedonganan, Bali. Journal of Marine and
Sarasati, W., Boer, M., dan Sulistiono. 2016. Status Stok Rastrelliger spp. Sebagai
18(2): 73-81
Sinaga, I., Sihombing, N. S., Sitinjak, L., dan Siregar, T. S. 2022. Identifikasi Jenis
Sugara, A., et al. 2022. Identifikasi Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan
13(1): 51-62
Ikan Bandeng
Ikan Banyar
Ikan Nila
Ikan Lele
Ikan Belanak
Ikan Kembung
Ikan Banyar
Ikan Belanak
Ikan Nila
Ikan Lele
Ikan Bandeng
Ikan Kembung
ACARA II
MORFOLOGI IKAN
Oleh:
Muhamad Qoshmal Nurafiq
NIM. L1B022089
2023
I. PENDAHULUAN
klasifikasi spesies. Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu
bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
meliputi studi morfometrik dan meristik dari ikan. (Putri dan Maduppa, 2020).
taksonomi dengan melihat pada komponen yang dapat diukur (yaitu mengukur
panjang atau jarak antara ciri-ciri fisik atau landmark) anatomi ikan seperti
ukuran bagian tubuh dan sirip dan rasio panjang tubuh. Selama sekitar 50 tahun
bagian dari tubuh ikan mulai dari berapa jumlah sirip ikan (dorsal, dada, perut,
anal dan ekor), jumlah sisik pada ikan (Apriani et al., 2021).
untuk mengukur efek genetik terhadap suatu spesies (Akmal et al., 2018). Faktor
kecepatan aliran. Ini termasuk toleransi spesies yang berhasil terhadap faktor
Maulana, 2020).
1.2. Tujuan
2.1. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafn, pensil dan
buku gambar. Sedangkan bahan yang dibutuhkan air tawar (ikan Nilem, ikan
Nila, ikan Lele), air payau (ikan Bandeng dan ikan Belanak) dan air laut (ikan
2.2. Metode
1. Ikan yang telah mati (diawet dengan formalin atau dirusak saraf pusatnya)
diletakkan pada baki bedah dengan posisi, kepala di sebelah kiri dan punggung
di atas.
3. Gambarkan ikan yang telah disiapkan tadi dan agar gambar yang dibuat mirip
5. Setelah sketsa terbentuk periksa posisi bagian tubuh ikan, misal letak sirip,
7. Setelah gambar selesai berilah nama daerah dan nama ilmiah gambar
tersebut.
8. Berilah keterangan di bawah gambar tentang : - bentuk tubuh, bentuk mulut,
letak sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada, bentuk-bentuk sirip ekor,
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2023 pukul 07.00
3.1. Hasil
Parameter
Nama Ikan Bentuk Bentuk Bentuk Ekor Letak Sirip Perut
Letak Mulut
Tubuh Mulut Sirip terhadap Dada
Ikan Nila Compressed Dapat Terminal Truncate Thoracic
disembulkan
Ikan Nilem Compressed Dapat Terminal Forked Abdominal
Betina disembulkan
Ikan Nilem Compressed Dapat Terminal Forked Abdominal
Jantan disembulkan
Ikan Lele Depressed Tidak dapat Interior Rounded Abdominal
Compressed disembulkan
Fusiform
Parameter
Nama Ikan Bentuk Bentuk Bentuk Ekor Letak Sirip Perut
Letak Mulut
Tubuh Mulut Sirip terhadap Dada
Ikan Fusiform Dapat Terminal Forked Abdominal
Bandeng disembulkan
Ikan Compressed Dapat Terminal Homocercal Abdominal
Belanak disembulkan
Parameter
Nama Ikan Bentuk Bentuk Bentuk Ekor Letak Sirip Perut
Letak Mulut
Tubuh Mulut Sirip terhadap Dada
Ikan Compressed Dapat Terminal Forked Abdominal
Kembung disembulkan
Ikan Banyar Fusiform Dapat Inferior Forked Abdominal
disembulkan
3.2. Pembahasan
ikan jantan dan betina. Bentuk luar jenis ikan seringkali mengalami perubahan
sejak ikan menetas hingga menjadi dewasa. Perubahan bentuk ini ada yang
sangat mencolok dan ada pula yang tidak, bergantung spesiesnya. Bentuk tubuh
ikan ada hubungannya dengan tempat dan cara hidup ikan (Suryaningsih et al.,
2019).
molekuler. Salah satu teknik yang kerap dijadikan acuan dalam identifikasi
bentuk sirip ekor adalah truncate dan bentuk sisiknya adalah stenoid
Morfologi ikan nila yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah
vertikal dengan profil empat persegi panjang ke arah posterior. Posisi mulut
terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor
tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut
kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal
berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal
(ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan
Sisik ikan nila adalah tipe stenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal
yang keras, begitu pun bagian analnya (Mutia dan Razak, 2018). Sudah sesuai
dengan referensi.
3.2.2.2. Ikan Nilem Jantan (Osteochillus hasselti)
Bentuk tubuh ikan nilem memanjang dan pipih, terdapat dua pasang
sungut peraba pada kedua sudut mulutnya serta bibir tertutup oleh lipatan kulit.
Warna perut kemerahan dan warna punggung coklat kehijauan. Warna sirip
caudal, sirip anal dan sirip ventral kemerahan (Setyaningrum et al. 2019).
Morfologi pada ikan nilem betina hampir sama dengan ikan nilem jantan
mulutnya bertipe terminal, bentuk sirip ekornya forked, dan sisiknya berupa
stenoid.
Bentuk tubuh ikan nilem memanjang dan pipih, terdapat dua pasang
sungut peraba pada kedua sudut mulutnya serta bibir tertutup oleh lipatan kulit.
Warna perut kemerahan dan warna punggung coklat kehijauan. Warna sirip
caudal, sirip anal dan sirip ventral kemerahan (Setyaningrum et al. 2019).
Hasilnya susah sesuai dengan referens karena masih dalam satu spesies hanya
Morfologi yang dapat diidentifikasi dari ikan lele adalah memiliki bentuk
tubuh terdiri dari depressed; compressed; dan fusiform, bentuk mulutnya tidak
dapat disembulkan, letak mulut interior, bentuk sirip ekornya rounded dan ciri
bersisik, agak bulat pada bagian tengahnya, dan bagian belakang berbentuk
pipih. Kepala lele pipih dengan memiliki panjang yang hampir mencapai
peraba yang berfungsi sebagai alat peraba saat mencari makan atau saat
bergerak. Dekat sungut terdapat pula alat olfaktori yang berfungsi untuk
perabaan dan penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi dengan
baik (Saputri dan Razak, 2018). Hasil sudah sesuai dengan referensi
3.2.3. Morfologi Ikan Air Payau
mulutnya dapat disembulkan, letak mulutnya terminal, bentuk sirip ekor forked,
dan bentuk sisiknya cycloid, serta letak sirip perut terhadap dadanya abdominal
Ikan bandeng dapat dibedakan dengan khas yang ada pada tubuhnya
yaitu bentuknya memanjang, ramping, padat dan pipih. Ikan ini mempunyai
sirip dada berbentuk seperti lilin dengan bentuk segitiga yang posisinya di
belakang insang dan dekat dengan perut ikan. Sirip yang terdapat di punggung
ikan bandeng memiliki lapisan, letak dari sirip punggung ada di belakang tutup
insang dan tersusun oleh tulang sebanyak 14 batang. Sirip punggung berfungsi
referensi.
3.2.3.2. Ikan Belanak (Crenemugil seheli)
bentuk sirip ekor dari ikan belanak yaitu homocercal serta sisiknya yang
berbentuk stenoid.
belanak memiliki letak mulut terminal. Memiliki bentuk tubuh compressed dan
tipe sisik stenoid. Selain itu ikan belanak juga memiliki keunikan pada bibir
bagian atas lebih tebal daripada bagian bawah. Karakter morfologi juga dapat
mulutnya dapat disembulkan, letak mulut dari ikan kembung adalah terminal,
lunak (total): 12 – 12; tidak ada duri anal, sirip anal lunak: 12. Kepala lebih
panjang dari tinggi tubuh. Maxilla sebagian tidak nampak ditutupi dengan
tulang lachrymal tetapi memanjang hingga batas belakang mata. Bristles pada
gill raker terpanjang adalah 105 untuk ukuran panjang fork lngth 12.7 cm, 140
pada 16 cm, dan 160 pada 19 cm. Terdapat titik hitam pada bagian bawah dekat
pectoral fin. Terdapat gelembung renang (Heriyanto et al., 2020). Hasil sudah
Morfologi dari ikan ini adalah bentuk tubuhnya fusiform, bentuk mulut
dapat disembulkan, letak mulutnya inferior, bentuk sirip ekornya forked dan
kembung jantan memiliki genus yang sama dengan ikan kembung bentina. Ciri
yang membedakannya adalah adanya satu bintik atau totol hitam dekat sirip
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum morfologi ikan adalah bentuk tubuh ikan yang
Bagian-bagian tubuh ikan meliputi caput (kepala), truncus (badan), dan cauda
(ekor). Ciri-ciri tubuh luar ikan ada yang bersisik dan juga ada yang berlendir
pada tubuhnya.
4.2. Saran
Akmal, Y., Saifuddin, F., dan Zulfahmi, I. 2018. Karakteristik Morfometrik dan
Studi Osteologi Ikan Keureling. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 6(1): 579-
587
Apriani., et al. 2021. Analisis Morfometrik dan Meristik Ikan Genus Oreochromis
Fadhil, R., Muchlisin, Z. A., dan Sari, W. 2016. Hubungan Panjang – Berat dan
Pantai Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah,
1(1): 146-159
Morfologi Ikan Belanak dari TPI Tegal Kamulyan, Cilacap Jawa Tengah.
Heriyanto, T., Limbong, I., dan Ariani, F. 2020. Studi Morfometrik Ikan Kembung
Isti’anah, I., dan Maulana, R. 2020. Karakterisasi Morfologis Ikan Tongkol Komo
Tenggara dan Kota Tual. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 8(1): 287-292
Larasati, M. C. P., dan Budijastuti, W. 2022. Morfometri dan Meristik Ikan
Mutia, A., dan Razak, A. 2018. Effect of Giving Fermented Liquid Areca Cathecu
NurAsiah., Junianto., Yustiati, A., dan Sukendi. 2018. Morfometrik dan Meristik
13(3): 168-175
Saputri, W., dan Razak, A. 2018. The Effect of Giving Fermentation Flows of
Pinang Leaf (Areca Cathecu L.) and Surian Leaves (Toona sinensis ROXB.)
to Lele Fish Paint (Clarias gariepinus Var.). BIO SAINS, 1(1): 31-40
57
Susanti, E., Setyanto, A., Setyohadi, D., dan Jatmiko, I. 2019. Studi Aspek
Ikan Bandeng
Ikan Banyar
Ikan Nila
Ikan Lele
Ikan Kembung
Ikan Belanak
Oleh:
Muhamad Qoshmal Nurafiq
NIM. L1B022089
2023
I. PENDAHULUAN
Alat pencernaan merupakan salah satu organ tubuh yang penting untuk
ini berkaitan dengan perilaku makan dan jenis pakan yang biasa dimakannya.
variasi disebabkan karena ikan memiliki perilaku makan, jenis pakan dan habitat
sangat berkaitan dengan penyerapan nutrisi didalam tubuh ikan, kinerja usus
yang baik dapat menyebabkan penyerapan pakan menjadi lebih optimal. Salah
satu organ yang berfungsi dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi
yang paling bagus terdapat pada usus, usus yang memiliki tinggi vili, lebar vili
dan jumlah vili yang banyak dapat meningkatkan penyerapan nutrisi masuk
Secara umum alat pencernaan pada ikan terdiri atas saluran pencernaan dan
mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan anus. Struktur
histologi esofagus, lambung, dan usus ikan secara umum tersusun atas empat
mukosa terdiri dari lamina epitelia, lamina propria, dan muskularis mukosa.
Lapisan submukosa terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, pembuluh
darah, limfe dan saraf. Lapisan muskularis tersusun atas otot memanjang
(longitudinal) dan melingkar (sirkuler). Lapisan serosa terdiri dari jaringan ikat
longgar, pembuluh darah dan sel adiposa (Nafis et al., 2017). Dalam proses
lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan masuk ke
beberapa faktor yaitu, sifat kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran, umur ikan,
kandungan gizi pakan, frekuensi pemberian pakan, sifat fisika dan kimia pakan
serta jumlah dan macam enzim pencernaan yang terdapat dalam saluran
dapat tiga kali panjang tubuhnya. Dari pengamatan panjang usus ikan motan,
panjang saluran pencernaannya bahkan mencapai 5,9 kali panjang tubuh ikan
tersebut (Koniyo dan Juliana, 2018). Perbedaan habitat dan jenis makanan yang
1.2. Tujuan
2.1. Materi
Alat yang digunakan adalah gunting bedah, pinset, baki plastik, kertas
adalah beberapa spesies ikan yang mewakili kelompok herbivora, carnivora dan
omnivora.
2.2. Metode
1. Pada bagian anus ditusukkan bagian yang runcing dari gunting bedah bentuk
lubang kecil kemudian dengan bagian tumpul gunting bedah gunting kearah
2. Setelah gunting mencapai ujung terdepan rongga perut bagian atas ( belakang
Buka daging yang telah tergunting sehingga organ tubuh bagian dalam terlihat
3. Untuk melihat alat pencernaan dari mulai pharinx sampai ke anus, gunting
bagian bawah kepala hingga terbelah dua. Sehingga alat pencernaan bagian
depan dapat terlihat dan gunting bagian rectum yang menempel pada otot
nama organ-organnya.
5. Untuk melihat apakah spesimen ikan termasuk dalam kelompok herbivora,
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2023 pukul 07.00
3.1. Hasil
Panjang
Panjang Spesialisasi
Total
No. Nama Ikan Total RLG (cm) Sistem
Tubuh
Usus (cm) Pencernaan
(cm)
1 Ikan Nila 18,3 85 4,64 Herbivora
2 Ikan Lele 21,5 12,8 0,59 Karnivora
3 Ikan Nilem 15,7 98 6,24 Herbivora
Jantan
4 Ikan Nilem 15,9 92,5 5,81 Herbivora
Betina
3.2. Pembahasan
Tingkat metabolisme ikan akan meningkat ketika suhu air berada pada keadaan
dipengaruhi oleh peningkatan suhu media pada batas tertentu juga dapat
sederhana yang mampu diserap oleh tubuh. Pakan diserap oleh dinding usus
dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Sisa pakan yang tidak dapat
diserap akan dikeluarkan kembali dari tubuh dalam bentuk feses. Dengan
kemampuan cerna pakan oleh ikan itu sendiri. Semakin baik kemampuan cerna
ikan maka akan semakin sedikit sisa makanan yang dibuangnya (feses). Sistem
memiliki gigi sehingga pencernaan mekanik di rongga mulut tidak terjadi. Ikan
bakteri sebagai pencerna biologis. Sehingga salah satu faktor yang paling
Urutan sistem pencernaan dari ikan nila secara berurutan adalah rongga
mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan juga anus. Ikan nila yang
diidentifikasi memiliki panjang tubuh 18,3 cm dan panjang ususnya 85 cm. Hasil
praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu sistem pencernaan pada
ikan nila melalui proses sebagai berikut : dari mulai anggota mulut,
penyederhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi
perhitungan nilai RLG yang dihitung dari panjang usus dibagi panjang total ikan
didapatkan nilai RLG sebesar 4,64, nilai tersebut termasuk kedalam kelompok
ikan herbivora. Hasil praktikum sesuai dengan referensi yaitu ikan nila termasuk
belas kali panjang tubuh ikan tersebut (Setiawati dan Pangaribuan, 2017).
dapat mencapai lima kali panjang tubuhnya, sedangkan panjang usus ikan
karnivora lebih pendek dari panjang total badannya dan panjang usus ikan
omnivora hanya sedikit lebih panjang dari total badannya. Panjang usus relatif
untuk ikan karnivora adalah 1, untuk ikan omnivora yaitu antara 1-3, sedangkan
dan panjang ususnya 12,8 cm. Urutan sistem pencernaan ikan lele yaitu rongga
mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan berakhir di anus. Hasil praktikum
sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu sistem pencernaan ikanlele seperti
kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut,
rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur (Erian et al., 2018).
Gambar 3. Usus Ikan Lele (Clarius brathacus)
dibagi panjang total ikan, didapatkan nilai RLG ikan lele sebesar 0,59 cm. Hal
tersebut mengakibatkan ikan lele menjadi ikan karnivora karena memiliki nilai
RLG relatif 1. Hasil praktikum sesuai dengan referensi yaitu usus yang dimiliki
ikan Lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis
ikan karnivora. Sementara itu, lambungnya relatif besar dan panjang. Selain itu
karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air,
belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air. Tidak
seperti ikan herbivora yang memiliki usus yang panjang, ikan lele memiliki usus
yang pendek, sehingga makanan yang masuk akan diserap dalam waktu yang
Apabila panjang usus relative memiliki nilai 1 maka ikan tergolong ikan
karnivora, nilai antara 1-3 maka ikan tergolong ikan omnivora, sedangkan nilai
Panjang tubuh ikan nilem jantan yang diukur adalah 15,7 cm sedangkan
panjang ususnya adalah 98 cm. Sistem pencernaan ikan nilem secara berurutan
yaitu rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan berakhir di anus. Hasil
praktikum sudah sesuai dengan referensi sistem pencernaan pada ikan nilem
dimulai di usus bagian depan bukan di bagian rongga mulut, sebab ikan nilem
tidak memiliki kelenjar air liur yang dapat menghasilkan enzim saliva. Proses
Hasil perhitungan RLG ikan nilem jantan didapatkan sebesar 6,24 cm.
herbivora karena memiliki nilai RLG lebih dari 3. Panjang saluran pencernaan
untuk ikan karnivora adalah 0,5-2,4 kali panjang tubuhnya, ikan omnivora 0,8-5
kali panjang tubuhnya dan ikan herbivora memiliki panjang saluran pencernaan
antara 2-21 kali panjang tubuhnya. Hal tersebut terjadi karena kadar serat yang
Selain usus, lambung juga dapat menentukan jenis ikan apakah herbivora,
atau lambung sebenarnya, dengan rasio panjang usus dan panjang tubuh lebih
pendek atau sama panjang seperti ikan betutu. Lambung ikan omnivora
berbentuk sifon, dengan rasio panjang usus ikan dan panjang tubuh 1-1,5 kali
lebih besar. Lambung ikan herbivora memiliki lambung yang semu yang
memanjang seperti usus. Rasio panjang usus dan panjang tubuhnya beberapa
kali lipat lebih panjang sehingga posisi usus ini dalam rongga perut menjadi
Dari hasil praktikum didapatkan panjang total ikan nilem betina sepanjang
15,9 cm dan panjang usus 92,5 cm. Sistem pencernaan ikan nilem yang diamati
secara berurutan adalah rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan
berakhir di anus. Hasil praktikum sudah sesuai dengan referensi, karena ikannya
sama dan hanya berbeda jenis kelaminnya saja maka untuk sistem pencernaan
sama dengan sistem pencernaan ikan nilem jantan. Bagian mulut, rongga mulut,
Hasil perhitungan RLG ikan nilem betina didapatkan sebesar 5,81 cm yang
antara panjang usus dan panjang total (RLG) diperkirakan untuk membagi
panjang usus dengan panjang total dari tubuh. Pengukuran rasio panjang usus
terhadap panjang total tubuh ikan dilakukan untuk menentukan ikan termasuk
pada golongan ikan herbivora, ikan karnivora atau ikan omnivora. Jika jumlah
RLG kurang dari 1, ikan akan karnivora (pemakan daging) dan jika lebih dari 1,
dapat mencapai lima kali panjang tubuhnya, sedangkan panjang usus ikan
karnivora lebih pendek dari panjang total badannya dan panjang usus ikan
omnivora hanya sedikit lebih panjang dari total badannya. Panjang usus relatif
untuk ikan karnivora adalah 1, untuk ikan omnivora yaitu antara 1-3, sedangkan
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari paktikum ini acara tiga adalah bahwa ikan bisa dibedakan
dan juga omnivora. Ikan yang sudah diidentifikasi dari praktikum masuk
kedalam kelompok herbivora dan karnivora, ikan tersebut antara lain ikan lele
yang masuk kedalam karnivora, sedangkan ikan nila dan nilem tergolong ikan
adalah dengan menghitung RLG, jika nilainya 1-3 maka karnivora, nilai sama
4.2. Saran
Ardianto, L. S., Kurniawan, G., dan Saputro, A. C. 2019. Analisis Isi Usus dan
Lambung Untuk Menentukan Food and Feeding Habit Ikan Kepek Sirip
143
Astriana, W., et al. 2021. Kebiasaan Makan dan Fekunditas Ikan Lele Lokal
(Clarias batrachus) Di Perairan Sawah SP. Padang Kab. Ogan Komering Ilir
434-445
Erian, V., Zainuddin., dan Balqis, U. 2018. Gambaran Luas Permukaan Vili Usus
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) Jantan Dewasa. JIMVET, 2(3): 283-287
Haraningtias., Utami, S., dan Primiani, C. N. 2018. Anatomi dan Biometri Sistem
Koniyo, Y., dan Juliana. 2018. Aspek Biologis dan Ekologis Ikan Manggabai.
5(2): 113-121
Nafis, M., Zainuddin., dan Masyitha, D. 2017. Gambaran Histologi Saluran
Nasution, M. A., Mahendra., dan Suprizal. 2018. Kebiasaan Makan Ikan Layur
Pencernaan Ikan.
Puspasari, A. A., Setyaningrum, N., dan Lestari, W. 2020. Morfologi Guild Ikan
Rahmatia, F. 2016. Evaluasi Kecernaan Pakan Ikan Nila Orechomis niloticus Pada
Rahmatia, F. 2016. Evaluasi Kecernaan Pakan Ikan Nila Orechomis niloticus pada
Tiga Stadia yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Satya Mina Bahari, 1(1) : 43-51.
Randi. 2014. Sistem Pencernaan dan Reproduksi Ikan Lele. Jurnal Perikanan, 2(3)
: 3-15.
Reva, M., Syahrir, M., dan Abdunnur. 2019. Studi Kebiasaan Makanan Ikan
Risna, F., Handayani, L., dan Nurhayati. 2020. Pengaruh Penambahan Arang
Aktif Tulang Ikan Dalam Pakan Terhadap Histologi Usus Ikan Nila
Zidni, I., et al. 2018. Laju Pengosongan Lambung Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan
Ikan Nila (Oreochoromis niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 9(2): 147-
151
Ikan Nila
Ikan Lele
Usus Ikan Lele
Ikan Nila
Ikan Lele
Ikan Nilem Jantan
Oleh:
Muhamad Qoshmal Nurafiq
NIM. L1B022089
2023
I. PENDAHULUAN
Pada ikan sistem urogenital dibangun oleh dua sistem, yaitu sistem urinaria
(sistem uropoetika) dan genitalia. Sistem urinaria bisa disebut sistem ekskresi.
air dengan perantara ginjal dan salurannya. Sistem urinaria atau ekskresi pada
ikan terdiri dari mesonepros (ginjal), ureter yang terjadi dari duktus
memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari linea
tetapi fungsi utamanya pada hewan tingkat rendah seperti ikan adalah untuk
osmoregulasi (Azani et al., 2017). Ginjal ikan merupakan organ yang terdiri dari
Ginjal juga memiliki peran dalam proses sekresi produk metabolisme seperti
lingkungan. Reproduksi ikan merupakan salah satu aspek penting dari biologi
ikan untuk menentukan keadaan stok sumber daya ikan (Laia, 2021). Organ
reproduksi dibedakan menjadi dua yaitu eksternal dan internal. Organ
yang mempunyai fungsi utama yaitu menghasilkan sel gamet dan hormon seks
terbentuk pada masa embrional, yaitu pada saat fetus masih berada di dalam
jenis seks (diferensiasi seks), di mana penentuan jenis seks ini sangat dipengaruhi
oleh kromosom seks (pada mamalia) dan faktor lingkungan (pada ikan dan
kelaminnya dan pada tahap pematangan produk seksual (gamet). Siklus hidup
ukuran pertama kali matang gonad, agar dapat memberi keterangan tentang
biologi reproduksi ikan (Muis, 2021). Ukuran pertama kali matang gonad
berbeda untuk spesies jenis ikan, bahkan pada spesies yang sama dengan habitat
yang berbeda (posisi lintang dan bujurnya) dapat matang gonad pada ukuran
berbeda. Setiap spesies ikan pada waktu pertama kali matang gonad juga tidak
1.2. Tujuan
2.1. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum acara sistem urogenital ikan adalah
gunting bedah, baki parafin, pinset, milimeter blok, dan buku gambar.
2.2. Metode
1. Lakukan pembedahan.
rusak.
4. Testis ataupun ovarium dapat diletakkan di luar tubuh ikan dengan cara
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2023 pukul 07.00 WIB
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
dan saluran kemih. Badan malphigi terdiri dari glomerolus dan kapsul bowman.
penting mengalir keluar dari tempat ini. Ginjal mengalami kerusakan oleh
substansi beracun dan infeksi penyakit glomerolus yang rusak tidak dapat
(Safratilofa, 2017).
ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya.
Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan
urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel
telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang
urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau
di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan
Ikan nilem jantan memiliki sistem urogenital yaitu sistem ekskresinya ada
insang yang berfungsi sebagai organ respirasi pada ikan (Solikhah dan
dan tempat penyimpanan berbagai unsur termasuk polutan seperti logam berat
menghantarkan urin dari ginjal menuju ke vesika urinaria (Utami et al., 2017).
Sedangkan alat reproduksinya ada gonad yaitu organ reproduksi pada ikan yang
menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan (Tarigan et al.,
2017), vasdeferensi yaitu saluran untuk mengalirkan sperma dari testis menuju
lubang genital (Hayati, 2019), lubang genital adalah muara tempat keluarnya
Perbedaan yang mencolok dari alat reproduksi ikan nilem jantan dan
ukuran lebih kecil daripada ovarium, terletak menggantung pada bagian dorsal
ikan, berat dapat mencapai 12 % dari berat tubuh atau lebih. Kemudian ada
saluran untuk mengalirkan sperma pada ikan jantan disebut vas deferens
(Hayati, 2019). Terakhir jumlah lubang genital pada ikan jantan berupa satu
lubang di papilla yang berfungsi sebagai muara urin dan sperma (urogenital
Ikan nilem betina memiliki sistem urogenital yaitu sistem ekskresinya ada
dan tempat penyimpanan berbagai unsur termasuk polutan seperti logam berat
menghantarkan urin dari ginjal menuju ke vesika urinaria (Utami et al., 2017).
Sedangkan alat reproduksinya ada gonad yaitu organ reproduksi pada ikan yang
menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan (Tarigan et al.,
2017), oviduk yaitu saluran untuk mengalirkan sperma dari testis menuju lubang
genital (Hayati, 2019), lubang genital adalah muara tempat keluarnya sel telur
Perbedaan yang mencolok dari alat reproduksi ikan nilem jantan dan betina
adalah terletak pada gonad, saluran untuk mengalirkan sperma/telur, dan juga
jumlah lubang genital. Gonad betina (ovarium) berfungsi menghasilkan sel telur
perut dan digantung pada bagian atas rongga perut oleh jaringan pengikat
dan kanan antara gelembung renang dan usus. Ovarium ikan banyak
ikan air tawar beragam sesuai tingkat perkembangannya, pada usia juvenil
berbentuk granular halus dan pada usia dewasa berbentuk granular (Sary et al.,
2017). Kemudian ada saluran untuk mengalirkan sel telur pada ikan betina yang
disebut oviduk (Hayati, 2019). Alat kelamin betina terdiri dari dua lubang di
papilla. Lubang yang satu untuk muara urin (ureter) dan yang lain untuk
4.1. Kesimpulan
berperan dalam ekskresi dan reproduksi ikan nilem jantan dan betina adalah
ginjal, ureter, dan insang berperan dalam system ekskresi. Sedangkan organ
reproduksi pada ikan nilem jantan adalah gonad, vas deferens, dan lubang
genital. Organ reproduksi pada ikan nilem betina hamper mirip dengan ikan
nilem jantan, hanya berbeda pada bagian vas deferens betina bernama oviduk.
4.2. Saran
Hapsari, L. P., et al. 2022. Gambaran Histopatologi Ginjal Benih Ikan Kakap Putih
111 hal
Laia, R. E., Restu, I. W., dan Pratiwi, M. A. 2021. Aspek Reproduksi Ikan Lemuru
Muis, K. F. 2022. Biologi Reproduksi Ikan Karper (Cyprinus carpio) di Waduk Batu
Safitri, A. 2016. Sistem Reproduksi pada Kelompok Vertebrata. Jurnal Biologi, 2(3)
: 124-126.
Sandra, D., Aliza, D., dan Nazaruddin. 2021. Gambaran Histopatologis Ginjal
Sary, R., Zainuddin., dan Rahmi, E. 2017. Struktur Histologis Gonad Ikan Gabus
248-255
Suhendra, C., Utami, E., dan Umroh. 2017. Biologi Reproduksi Ikan Keperas
Tarigan, A., Bakti, D., dan Desrita. 2017. Tangkapan dan tingkat kematangan
Utami, A. R. A., Iskandar, C. D., dan Zainuddin. 2017. Histologi Ureter dan
Vesika Urinaria Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus). JIMVET, 1(2): 125-129
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Ikan