Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI KELOMPOK

KOLEKSI PHOTO IKAN DI PASAR


MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
SELASA 13.30-16.30 WIB
LULU MAYNA NABILLA
KELOMPOK 6

Oleh :
MARTA ULI (2104125072)
MUHAMMAD OGI SEFTENDRI (2104124226)
PUTRI MAHARANI (2104113990)
TITIN VALENSIA PRASTIKA SIMATUPANG (2104125068)
VIOLA ULTRIMAHREZA (2104113988)
YOSI WULANDARI SILABAN (2104114012)
YULI RONA TAMARIA SIANTURI (2104114086)

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kelompok yang
berjudul “Koleksi Photo Ikan di Pasar” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada asisten dosen
Lulu Mayna Nabilla karena telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga
laporan ini dapat disusun dan dibuat dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan


baik dari segi penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan datang. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Senin 25 Maret 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. ii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. iii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 1


1.2 Tujuan ………………………………………………………..…..……...
Error! Bookmark not defined.
1.3 Manfaat………….……………………………………………………….

Error! Bookmark not defined.

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………. 3


2.2 Alat dan Bahan………………………………………………………....... 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil…………………………………………………………………….... 4
3.2 Pembahasan………………………………………………………………

Error! Bookmark not defined.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………..
13
4.2 Saran……………………………………………………………………….

13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Jens-Jenis Ikan………………….……………………………………… 2
iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat…………………………………………………………………….. 3
2. Bahan…………………………………………………………………... 4
v
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air
tawar dan ikan air asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan
salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya.
Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan
menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan
diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan
habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali (Moyle, 1982).
Ikan air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan air asin dalam beberapa
aspek. Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam
dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga
memainkan peran penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan
mendapatkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan
kematian pada ikan (Ommaney, 1982).
Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang
berkembang dengan baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air
yang melewatinya. Banyak spesies bereproduksi di air tawar namun menghabiskan
sebagian besar kehidupannya di laut. Mereka dikenal dengan nama ikan
anadromous, meliputi salmon, trout, dan stickleback. Beberapa ikan, secara
berlawanan, lahir di laut dan hidup di air tawar, misalnya belut (Munshi, 1996).
Spesies yang bemigrasi antara air laut dan air tawar membutuhkan adaptasi
pada kedua lingkungan. Ketika berada di dalam air laut, mereka harus menjaga
konsentrasi garam dalam tubuh mereka lebih rendah dari pada lingkungannya.
Sedangkan ketika berada di air tawar, mereka harus menjaga kadar garam berada
di atas konsentrasi lingkungan sekitarnya. Banyak spesies yang menyelesaikan
masalah ini dengan berasosiasi dengan habitat berbeda pada berbagai tahapan
2

hidup. Belut, bangsa salmon, dan lamprey memiliki toleransi salinitas di berbagai
tahap kehidupan mereka (Moyle, 1982).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara identifikasi ikan adalah:
Mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu spesies ikan tertentu dan memberikan
klasifikasinya.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ikhtiologi ini adalah mengembangkan


pengetahuan sebagai mahasiswa perikanan secara ilmiah mengenai struktur tubuh
dan sistem organ yang ada pada jenis-jenis ikan.
3

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kelompok Ikhtiologi ini dilaksanakan pada hari Jumat 22 Maret
2022 pukul 13.30 WIB yang dilaksanakan di Pasar Selasa di jalan HR. Soebrantas,
Simpang Baru, Kec.Tampan.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan :

No Alat Kegunaan

1 Buku Tulis Hasil kesimpulan dari wawancara

2 Alat Dokumentasi Mengambil foto dokumentasi jenis-jenis ikan

3 Pulpen Menulis/mencatat hasil wawancara dengan


pedagang ikan

2.3 Metode
Ikan di identifikasi dengan melihat struktur dan jenis ikan-ikan tersebut dan
memfoto ikan-ikan tersebut.
4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatlah hasil sebagai
berikut :

Gambar 1. Kembung

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Scomberidae
Genus : Rastrelliger
Spesies : Rastrelliger sp

Ikan kembung memiliki nama lokal Rumahan, Temenong, Mabong, Pelaling,


Banyar, Kembung jantan. Habitat ikan kembung tersebar membentuk gerombolan
(schooling) besar di wilayah perairan pantai. Ikan ini sering ditemukan bersama dengan
ikan famili Clupeidae seperti Lemuru dan Tembang. Jenis makanannya adalah
Phytoplankton (Diatom), Zooplankton (Cladocera, Ostracoda, Larva Polychaeta). Ikan
dewasa memakan Makroplankton seperti larva udang dan ikan (Wiadnya, 2012). Ukuran
ikan kembung jantan berkisar antara 18,4 cm - 30 cm dan ikan kembung jantan memiliki
tapis insang yang lebih besar karena plankton yang dimakannya memiliki ukuran yang
besar, sedangkan ikan kembung betina berukuran 19,0 cm - 22,4 cm (Nontji, 2005 dalam
Astuti 2007). Ikan kembung betina memiliki tapis insang yang halus karena plankton yang
5

dimakannya berukuran kecil (Nontji 2005 dalam Astuti, 2007). Ikan kembung jantan
biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam
lebih dari 32% (Syahrir, 2011).

Gambar 2. Sardin
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Subfamili : Incertae sedis
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella

Mеnurut Susilo (2015), Ikan lemuru tergolong ikan pelagis kecil


dalam famili Clupeidae, pemakan penyaring (filter feeder) dеngаn makanan
utama berupa fitoplankton dan zooplankton (Carpenter and Niem, 1999). Ikan іnі
memiliki tubuh elongated dеngаn warna kuning keemasan pada linea lateralisnya.
Memiliki 13 – 21 jari-raji lunak sirip punggung dan 12 – 23 jari-jari lunak sirip
anal. Yаng membedakan dеngаn satu famili dі ikan clupeidae іnі аdаlаh memiliki
8 jari-jari sirip perut. Penyebarannya berada dі Samudera Hindia sebelah timur,
Thailand, pantai Selatan Jawa timur dan Bali, Laut Jawa hіnggа Selatan Jepang.
6

Gambar 3. Ikan Maco


Klasifikasi : Ikan Maco (Leiognathus splendens)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
Spesies : Leiognathus splendens (Cuvier, 1829)

Dari pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:


Panjang total 110,60 mm, panjang standar 0,81 bagian dari panjang total, tinggi
batang ekor 0,05 bagian dari panjang total, panjang batang ekor 0,05 dari panjang
total, panjang dasar sirip dorsal 0,4 bagian dari panjang total, panjang dasar sirip
anal 0,21 bagian dari panjang total, tinggi badan 0,32 bagian dari panjang total,
panjang sirip pectoral 0,14 bagian dari panjang total, panjang sirip dorsal terpanjang
0,14 bagian dari panjang total, panjang kepala 0,27 bagian dari panjang total, lebar
kepala 0,28 bagian dari panjang total, panjang moncong 0,13 bagian dari panjang
total, diameter mata 0,11 bagian dari panjang total. Jumlah duri dorsal 17 buah,
jumlah duri anal 10 buah.
Ikan maco sering dijumpai di lingkungan dasar (demersal) perairan payau
ataupun laut. Bentuk tubuhnya pipih ramping dengan warna tubuhnya silver (terang
polos). Tipe mulut ikan ini terminal, sehingga terdapat di bagian tengah perairan
dengan jenis makanannya berupa ikan-ikan kecil, kepiting, dan kerang. Menurut
7

Kimura (2005), ikan maco hidup dilaut pada kedalaman 10-100 m di daerah tropik
dan tersebar mulai dari India, Papua, Jepang, dan Australia. tipe ekor forked dan
memiliki sisik tipe ctenoid (Kimura, 2005)

Gambar 4. Ikan Kakap Merah


Klasifikasi : Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
bOrdo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus sp

Menurut Saanin (1984), ikan kakap merah (Lutjanus argntimaculatus) yaitu


mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala
cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak
menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua
baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan. Bagian
bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam.
sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3
lemah 8-9. Sirip punggung umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian
8

antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya
agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul.
Warna sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu
hingga kecoklatan. Ada yang mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang
dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal
sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya berukuran panjang antara 25 – 50 cm,
walaupun tidak jarang mencapai 90 cm (Gunarso, 1995). Ikan kakap merah
menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa
inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba,
linea lateralis dan sebagainya.

Gambar 5. Ikan Nila


Klasifikasi : Ikan Nila (Tilapia nilotica)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Tilapia
Spesies : Tilapia nilotica

Dari pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:


Panjang total 195 mm, panjang standar 0,82 bagian dari panjang total, tinggi batang
ekor 0,115 bagian dari panjang total, panjang batang ekor 0,103 dari panjang total,
9

panjang dasar sirip dorsal 0,51 bagian dari panjang total, panjang dasar sirip anal
0,156 bagian dari panjang total, tinggi badan 0,36 bagian dari panjang total, panjang
sirip dorsal terpanjang 0,15 bagian dari panjang total, panjang kepala 0,26 dari
panjang total, panjang moncong 0,061 bagian dari panjang total, diameter mata
0,045 bagian dari panjang total. jumlah duri dorsal 17, jumlah duri dorsal lunak 12,
jumlah duri anal 3, jumlah duri lunak anal 8, jumlah duri pektoral total 12, jumlah
sisik gurat sisi 26.
Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri
lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang
makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah.
Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan
warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak. Tipe mulut
terminal, tipe sisik cycloid, bentuk tubuh pipih datar dan tipe ekor truncates
(Munshi, 1996).
Ikan nila adalah pemakan plankton dan pemakan tumbuhan (omnivora)
sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Habitat hidup diair tawar yang berlumpur (Djuhanda, 1980).

Gambar 6. Ikan Tongkol


Klasifikasi : Ikan Tongkol (Sarda orientalis)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
10

Ordo : Perciformes
Famili : Scrombidae
Genus : Sarda
Spesies : Sarda orientalis (Temminck dan Schlegel, 1844)

Dari pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:


Panjang total 180,70 mm, panjang standar 0,89 bagian dari panjang total, tinggi
batang ekor 0,17 bagian dari panjang total, panjang batang ekor 0,05 dari panjang
total, panjang dasar sirip dorsal 0,18 bagian dari panjang total, panjang sirip anal
0,06 bagian dari panjang total, tinggi badan 0,22 bagian dari panjang total, panjang
sirip pectoral 0,105 bagian dari panjang total, panjang sirip pelvic 0,09 bagian dari
panjang total, panjang sirip dorsal terpanjang 0,09 bagian dari panjang total,
panjang kepala 0,80 bagian dari panjang total, lebar kepala 0,19 bagian dari panjang
total, panjang moncong 0,09 bagian dari panjang total, diameter mata 0,44 bagian
dari panjang total. Jumlah duri dorsal 11 buah, jumlah duri dorsal lunak 11 buah,
jumlah duri anal 5 buah, jumlah duri lunak anal 6.
Ikan tongkol ini bentuk tubuhnya mirip torpedo, sehingga pergerakan di air
meluncur dengan cepat. Dengan tipe mulut terminal, ikan ini tersebar di bagian
oceandromus dengan kedalaman 1-167 m, sehingga jenis makanannya berupa ikan-
ikan kecil, cumi-cumi, dan kepiting (Collette, 1983). Tipe ekor forked. Bagian
tubuhnya tidak ditutupi oleh sisik dilihat secara sekilas, ternyata ikan ini memiliki
sisik yanga sangat tipis. Jenis ikan ini tidak berbahaya sehingga banyak di buru oleh
manusia (Collette, 1983).

3.2 Pembahasan
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu
tubuhnya berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm).
Bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip
dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang
memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru-paru. Ikan
apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk
tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya.
11

Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput),
badan (truncus), dan ekor (caudal) (Aninomous, 2010).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang
berfungsi sebagai penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya sirip ekor dibedakan
atas tipe rounded, truncate, emerginate, lunate dan forked. Berdasarkan bentuk sisik
dibedakan atas sisik placoid, ganoid, ctenoid dan cycloid. Tipe mulut berdasarkan
letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal dan sub terminal. Bentuk umum
tubuh ikan juga bervariasi seperti fusiform, compresiform, depressiform,
anguiliform, sagititiform dan globiform. (Tim Taksonomi Hewan Vertebrata,
2010).
Bentuk ikan bermacam-macam. Perubahan bentuk yang paling luar biasa
terjadi pada ikan yang hidup pada dasar perairan, tubuh ikan tersebut menjadi
gepeng. Ada juga yang menelungkup sehingga bagian permukaan tubuhnya bagian
bawah menjadi rata. Ada pula yang terletak miring pada sisinya sehingga tubuhnya
rata sebelah (Ommaney, 1982).
Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air
tawar dan ikan air asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan
salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya.
Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan
menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan
diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan
habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali (Moyle, 1982).
Ikan air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan air asin dalam beberapa
aspek. Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam
dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga
memainkan peran penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan
mendapatkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan
kematian pada ikan (Ommaney, 1982).
Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang
berkembang dengan baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air
12

yang melewatinya. Banyak spesies bereproduksi di air tawar namun menghabiskan


sebagian besar kehidupannya di laut. Mereka dikenal dengan nama ikan
anadromous, meliputi salmon, trout, dan stickleback. Beberapa ikan, secara
berlawanan, lahir di laut dan hidup di air tawar, misalnya belut (Munshi, 1996).
Kelas ikan (pisces) terbagi atas 3 sub kelas yaitu agnatha (ikan tak berahang),
Osteichtyes (ikan bertulang sejati), dan chondriochtyes (ikan bertulang rawan).
Agnatha adalah vertebrata pertama yang ditemukan sebagai fosil. Hewan ini adalah
ikan pipih yang relatif kecil yang mungkin hidup dengan menghisap zat-zat organik
dari dasar sungai tempat mereka hidup. Air masuk melalui mulut dan setelah itu
melalui insang dan keluar melalui serangkaian kantung insang yang bermuara
dipermukaan. Ikan ini tidak mempunyai sirip dan berenang dengan gerakan
undulasi satu-satunya. Ikan tak berahang yang sekarang masih hidup adalah
lamprey dan ikan hag (hag fish) (Kimbal, 1992).
13

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:


• Tilapia nilotica (ikan nila) mempunyai ciri yang khas yaitu mempunyai sirip
dorsal yang panjang dan memiliki tulang keras yang banyak.
• Ikan maco kecil (Leiognathus spelndens) memiliki tipe mulut terminal dan bisa
disembulkan. Tipe ekor forked dan tubuh berwarna perak mengkilat
• Ikan tongkol (Sarda orientalis) memilkiki tipe mulut terminal, tipe ekor forked.
Mempunyai finlet serta tubuh berwarna abu – abu
• Dengan menggunakan kunci determinasi pisces, bisa di lihat perbedaan dan
ciri-ciri tertentu yang memisahkan antara kunci identifikasi pada ikan air laut
dan ikan air tawar.

4.2 Saran

Dalam melaksanakan pengamatan dalam identifikasi ikan di pasar ini


sebaiknya praktikan teliti dalam melakukan pengamatan dan pengukuran morfologi
ikan tersebut. Setelah selesai melakukan pengamatan, praktikan harus mencari tahu
informasi tentang ikan yang ada di pasar kepada penjual ikan serta memberikan
informasi yang akurat terhadap laporan praktikum yang akan di lampirkan.
Sehingga laporan praktikan dapat terpenuhi dan akurat.
14

DAFTAR PUSTAKA

Agus Rochdianto, 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper


(Cyprinus carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.
Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan: Bali
Anonimous. 2010. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup. http: //www. Edukasi. Net.
Diakses tanggal 9 Maret 2010.
Collette, B. B. And C. E. Nauen. 1983. Sarda orientalis, http://fishbase.org, diakses
pada tanggal 4 Maret 2009.
Djuhanda, Tatang. 1980. Analisa struktur Vertebrata Jilid I. Armico: Bandung.
Kimbal, Jhon W. 1992. Biologi Edisi ke V. Erlangga : Jakarta
Kimura, S. T. 2005. Leiognathus splendens, http://fishbase.org, diakses pada
tanggal 15 Maret 2010.
Kumaran, M. And J. E. Randell. 1984. Upeneus sulphureus, http://fishbase.org,
diakses pada tanggal 15 Maret 2010.
Moyle, Peter B and Joseph J. Cech, Jr. 1982. Fishes An Introduction to Ichtiology.
Practice Hall Inc: New jerney.
Munshi, Datta. 1996. Fish Morfology Science Publisher. Inc: USA.
Nakamura, I. and N. V. Parin. 1993. Trichiurus lepturus, http://fishbase.org,
diakses pada tanggal 4 Maret 2009.
Ommanney, F. D. 1982. Ikan Edisi II. Tira Pustaka:Jakarta.
Saanin, Hasanudin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I. Bina
Cipta: Bogor.

Soesono, R, dkk. 1968. Diktat Asistensi Preparat. UGM : Yogyakarta


Tim Taksonomi Hewan Vertebrata. 2009. Penuntun Praktikum Taksonomi
Vertebrata. Universitas Andalas: Padang.

Anda mungkin juga menyukai