Milenial
Kita jug harus ingat, dalam proses penyampaian ajaran aswaja An-Nahdliyyah
kita harus menjaga silaturahmi (komunikasi) terhadap orang yang kita kader.
Bahwasanya silaturrahmi harus disesuaikan terhadap siapa berkomunikasi
(tergantung objek). Kita mengetahui bahwa kita hidup di abad 20, dimana banyak
menyebut bahwa orang-orang yang terlahir pada abad ke-20 ini dengan sebutan
kalangan ‘milenial’. Kata milenial sendiri sebenarnya berasal dari kata ‘milenium’
yang artinya jangka waktu seribu tahun. Artinya generasi milenial adalah
sekolompok orang-orang yang melewati milenium kedua (2000). Menurut Wikipedia,
karakteristik generasi milenial umumnya ditandai dengan adanya peningkatan
penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi. Kaum milenial
juga dapat dilihat dimana dunia modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik.
Milenial datang usia dalam waktu dimana industri hiburan mulai terpengaruh oleh
internet dan perangkat seluler.
Konsep silaturrahmi tidak hanya bida dilakukan secara face to face, namun
bisa melalui jejaring media internet dan media sosial. Untuk saat ini media sosial
menjadi kebutuhan bagi kaum milenial, baik untuk kegiatan pembelajaran,
pendidikan maupun untuk hubungan sosial. Maka kita sebagai pengkader harus lebih
pintar dalam menggunakan media sosial untuk menyebarkan ajara-ajaran ahlus
sunnah wal jama’ah. Caranya, dengan sering-sering membuat konten positif media
sosial, atau bisa juga dengan live streaming disaat melakukan NGOPI, sehingga tidak
hanya kader yang mengikuti kegiatan NGOPI yang mendapatkan ajaran ahlsus
sunnah wal jamaah, namun orang-orang yang melihatnya juga mampu mengambil
pelajaran dari live streaming tersebut.