Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

IMBIBISI

Disusun oleh:
Nama: Friska Aprilliana
NIM: 19032068
Dosen Pembimbing:
Dr. Linda Advinda, M.Kes

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
PRAKTIKUM II
IMBIBISI

A. Tujuan
Untuk mengetahui penyerapan berbagai biji kacang-kacangan pada waktu
perendaman.
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin/22 Maret 2021
Pukul : 8:50- 10:30 WIB
Tempat : Kediaman pribadi, Jl. Banyu Lincir Desa Air Batu, Kecamatan
Tabir Ilir, Merangin, Jambi
C. Dasar Teori
Transportasi tumbuhan adalah proses pengeluarn zat-zat ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Padatumbuhan tingkat rensah (misal, ganggang) penyeranpan air dan zat hara
yang terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat
tinggi (misal, spermathopyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut
yang terdiri dari xylem dan phloem. Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk
hidup berupa O2, CO2, air, dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2, zat diserap dalam
bentuk larutan ion. Mekanisme penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses
difusi, osmosis, transport aktif, dan imbibisi (Wazza, 2010).
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik,
seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, dan lainnya yang menyebabkan zat
tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air
misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan
imbibisi. Proses imbibisi bergantung pada membran sel yang selektif mengatur keluar
masuknya zat karena pada membrane inilah yang menjadi filter atau menyeleksi zat yang
dapat masuk atau keluar dari sel. Banyak sedikitnya air dapat di imbibisi oleh suatu zat
yang sangat bergantung pada nilai potensial air di sekitarnya (Siregar, 2003).
Penambahan volume dalam peristiwa imbibisi lebih kecil daripada penjumlahan
volume zat mula-mula dengan zat yang diimbibisikan apabila dalam keadaan bebas.
Perbedaan ini diduga karena zat atau molekul yang diimbibisikan harus menempati ruang
di antara molekul-molekul zat yang mengimbibisi, sehingga volume zat yang
diimbibisikan tertekan lebih kecil daripada dalam keadaan bebas (Anna, 2012).
Air yang masuk kedalam biji (imbibisi) akan mengaktifkan enzim-enzim yang ada
di dalam biji, yang sangat membantu dalam proses pembentukan energi yang ditransfer
ke bagian embrionik axis, untuk membantu proses terjadinya perkecambahan biji.
Imbibisi air menyebabkan embrio di bawah kulit benih akan memproduksi sejumlah kecil
hormon (giberelin). Penyerapan air juga membuat jaringan dalam benih akan terhidrasi
membentuk enzim (termasuk di dalamnya adalah hormon sitokinin dan auksin) (Sari,
2007).
Adapun faktor yang mempengaruhi imbibisi dibedakan menjadi faktor dalam
dan faktor luar, yaitu: (Yusuf, 2009)
1) Faktor Dalam
a) Kecepatan transpirasi. Semakin cepat transpirasi, makin cepat pula
penyerapan dan proses imbibisi.
b) Sistem perakaran. Tumbuhan yang memiliki sistem perkaran berkembang
baik, akan mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena bulu akar
semakin banyak.
c) Kecepatan metabolism. Penyerapan memerlukan energy, maka semakin cepat
metabolism (terutama respirasi) akan mempercepat penyerapan.
2) Faktor Luar
a) Ketersediaan air tanah. Tumbuuhan dapat menyerap air apabilaair tersedia
antara kapsitas lapang dan konsentrasi layutetap. Bila melebihi kapasitas
lapang penyerapan terhambat karena akan berada dalam lingkungan anaerob.
b) Konsentrasi air tanah. Air tanah bukan air murni, tetapi larutan yang berisi
berbagai ion dan molekul. Semakin pekat laritan tanah semakin sulit
penyerapannya.
c) Temperatur tanah. Temperatur mempengaruhi metabolisme, dan metabolism
mempengaruhi proses penyerapan.
d) Aerasi tanah. Aerasi mempengaruhi respirasi anaerob. Apabila aerasi tanah
tidak baik, maka akan mengakibatkan kenaikan kadar CO2 yang selanjutnya
menyebabkan penurunan Ph. Penurunan pH ini berakibat terhadap
permeabilitas membrane sel.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a) Timbangan
b) Wadah
c) Stopwatch/Hp

2. Bahan
a) Kacang hijau
b) Kacang kedelai
c) Tissue
d) Air
E. Cara Kerja
1. Menimbang masing-masing biji sebanyak 100 gram, memasukkannya ke dalam gelas
plastik akua
2. Memasukkan air ke dalam gelas plastik akua tersebut, sampai biji terendam (jumlah air
yang digunakan harus sama banyak), tunggu hingga 3 jam.
3. Mengeluarkan biji dari dalam gelas plastik akua dan mengusap kelebihan air
dengan menggunakan kertas tissue.
4. Menimbang kembali berat masing-masing biji.
5. Membandingkan jumlah air yang dapat diserap oleh masing-masing jenis biji
tersebut.
F. Hasil Pengamatan
BERAT AWAL BERAT AKHIR
KACANG HIJAU

100 gram 170 gram


KACANG
KEDELAI

100 gram 190 gram


G. Pembahasan
Pada praltikum kedua ini, kami masih mengamati tentang hubungan air dengan
tumbuuhan. Setalah mengamati proses difusi dan osmosis, pada praktikum yang lalu, kali ini
kami akan mengamati proses imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa dimana perpindahan
molekul-molekul air didalam suatu zat lain lewat lubang (pori) yang cukup besar dan
molekul air itu menetap didalam zat tersebut. Imbibisi adalah tahap pertama yang sangat
penting dalam masa perkecambahan karena menyebabkan peningkatan kandungan air benih
yang diperlukan untuk memicu perubahan biokimiawi dalam benih sehingga benih akan
bertambah (Widyawanti, 2009).
Imbibisi juga merupakan transport zat yang tidak memerlukan zat. Oleh karena itu,
proses pengamatannya pun tidak rumit dan terbilang sangat sederhana. Objek pengamatan,
yaitu kacang kedelai dan kacang hijau dengan berat masing-masing sebesar 100 gram,
direndam dalam air selama 3 jam. Setelah direndam selama 3 jam, massa kacang kedelai dan
kacang hijau kembali ditimbang dan dibandingkan dengan massa awal perendaman.
Setelah melakukan serangkaian kerja tersebut, di dapatkan data penambahan massa
masing-masing objek pengamatan. Kcang hiaju mengalami penambahan massa sebesar 70%,
menjadi 170 gram, bertambah 70 gram dari massa mula-mula. Sedangkan kacang kedelai,
dengan banyak air dan massa yang sama, mengalami kenaikan massa lebih banyak yaitu
sebanyak 90%, menjadi 190 gram.
Perbedaan penambahan massa ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah perbedaaan potensial imbibisi yang dimiliki oleh biji. Ukuran biji juga
mempengaruhi. Semakin besar biji tersebut, maka semakin lama kesepatan imbibisinya
(dalam hal ini, massanya akan lebih sedikit), dan sebaliknya. Namun, dalam percobaan ini
faktor ukuran biji tertutupi oleh faktor sifat kulit biji. Jika sifat kulit kacang hijau lebih lunak
daripada kacang kedelai, pun ukurannya lebih kecil daripada kacang kedelai, maka dalam
waktu yang sama, massa kacang hijau akan lebih berat daripada kacang kedelai. Tetapi
seperti yang bisa dilihat dari hasil pengamatan, massa kacang kedelai bertambah lebih
banyak daripada kacang hijau. Ini dikarenakan, walaupun ukuran kacang kedela lebih besar,
namun sifat kulit kacang kedelai lebih lunak sehingga air lebih mudah masuk ke dalam biji
kacang kedelai daripada kacang hijau yang sifat kulitnya lebih keras.
Adapun proses imbibisi dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor dalam dan faktor-faktor
luar. Faktor dalam meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, donnansi, dan penghambat
perkecambahan. Sedangkan faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji
meliputi air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Semakin tinggi suhunya, semakin tinggi juga
kecepatan imbibisinya. Apabila tekanan difusi air pada medium luar lebih tinggi dari pada
tekanan difusi air dalam imbibiban maka akan terjadi imbibisi. Jadi tekanan osmosis akan
berpengaruh terhadap kecepatan imbibisi pada waktu. Sifat kulit biji dan jumlah air yang
tersedia pada lingkungan sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Pada saat
perkecambahan, respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan
pelepasan karbondioksida, air dan Biji. Pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat
menghasilkan biji yang akan mengalami etiolasi.
H. Kesimpulan
1. Imbibisi adalah penyerapan air ke dalam rongga jaringan melalui pori-pori secara
pasif, terutama karena daya serap senyawa polisakarida , seperti hemiselulosa, pati,
dan selulosa.
2. Imbibisi pada kacang kedelai lebih cepat daripada kacang hijau.
3. Hal ini disebabkan oleh potensial imbibisi pada kacang kedelai lebih besar dan sifat
kulit kacang kedelah lebih lunak daipda kacang hijau.
4. Faktor lain yang mempengaruhi imbibisi adalah kemasakan biji, dormansi, dan
penghambat perkecambahan, air, temperatur, oksigen, aerasi tanah, dan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Anna. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press


Sari, M. M. (2007). Pengaruh sarcostesta dan kadar air benih terhadap kandungan total fenol
dan daya simpan benih pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Buletin Agronomi.
35(1): 44-49
Siregar, Arbaya. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Direktorat Jendral Pendidikan Tingkat
DEPDIKBUD. Bandung.
Wazza, A. 2010. Biologi Punya Blog: Potensial Air. http://agushome.blogspotcom
Diakses 25 Maret 2020
Yusuf, 2009. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
LAMPIRAN

Alat dan Bahan


Berat awal kacang kedelai Memasukkan air ke dalam wadah objek

Berat awal kacang hijau

Melakukan proses penimbangan


Objek yang telah direndam air
Kacang kedelai setelah 3 jam
perendaman
Proses mengurangi kadar air dari objek. Objek setelah direndam selama 3 jam.

Pengukuran massa objek setelah 3 jam. Pengukuran massa objek setelah 3 jam.

Anda mungkin juga menyukai